BAB 2 LANDASAN TEORI. logistik multinomial yang merupakan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. logistik multinomial yang merupakan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Regresi Pada sub bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan regresi dan regresi logistik multinomial yang merupakan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini Pengertian Regresi Regresi adalah studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang diketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel independen (Widarjono, 2010, p9). Misalkan ingin menganalisis pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Berdasarkan teori, semakin besar (kecil) pengaruh iklan maka volume penjualan akan naik (turun). Asumsikan terdapat hubungan yang linear antara pengeluaran iklan dan volume penjualan. Hubungan linear keduanya dapat dituliskan dalan persamaan regresi berikut ini : Y i = β 0 + β 1 X i + e i (2.1) Dimana Y i adalah volume penjualan, X i adalah pengeluaran iklan, dan i adalah observasi ke 1 hingga ke n. Dalam persamaan (2.1) tersebut variabel Y merupakan

2 10 variabel dependen, sedangkan variabel X adalah variabel independen. Variabel e i adalah variabel gangguan atau error terms. Variabel ini mencerminkan faktor-faktor selain pengeluaran iklan yang mempengaruhi volume penjualan tetapi tidak dimasukkan ke dalam persamaan regresi. β 0 dan β 1 merupakan koefisien regresi. β 0 merupakan intersep dan β 1 adalah slope atau kemiringan (Widarjono, 2010). Sementara itu Walpole (1982, p340) menyatakan bahwa persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah dependen dari nilai-nilai satu atau lebih peubah independen disebut persamaan regresi. Bila hubungan linear, maka kita berusaha menyatakan secara sistematik dengan sebuah persamaan garis lurus yang disebut dengan garis linear regresi Variabel Kualitatif dalam Regresi Seperti yang diungkapkan Widarjono (2010, p49) model regresi yang digunakan dalam persamaan (2.1) merupakan persamaan yang dikembangakan untuk model regresi yang menggunakan variabel-variabel independen yang bersifat kuantitatif. Namun banyak penelitian dimana variabel independen yang digunakan adalah variabel kualitatif. Misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Variabel di dalam analisis regresi bisa dibedakan menjadi dua yaitu variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Bagaimana agar variabel kualitatif dapat dioperasionalkan dalam regresi sementara regresi hanya bisa dilakukan jika data bersifat kuantitatif? Metode untuk mengkuantitatifkan variabel kualitatif tersebut adalah dengan cara membentuk variabel

3 11 yang sifatnya artificial (dummy) ke dalam model persamaan regresi. Variabel dummy ini dibentuk dengan memberi nilai 1 atau 0. Angka 1 menunjukkan adanya atribut, sementara angka 0 menunjukkan tidak adanya atribut. Misalkan ingin menguji benarkah bahwa jenis media untuk iklan memang mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Model persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut : Y i = β 0 + β 1 D i + e i (2.2) Dimana : Y = Volume penjualan Di = 1 ; jika media televisi = 0 ; jika media bukan televise (surat kabar) Banyak kasus dalam analisis regresi dimana variabel dependennya bersifat kualitatif. Variabel dependen ini bisa mempunyai dua kelas atau kategori (binary) dan lebih dari dua kelas (multinomial). Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan variabel dependen bersifat kualitatif adalah dengan model probabilitas logistik atau disingkat logit (Widarjono, 2010, p133) Regresi Logistik Agresti (2007, p173) menyatakan bahwa variabel dalam regresi logistik dapat berupa kategori dan atau kuantitatif. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai regresi logistik khususnya multinomial.

4 Regresi Logistik Multinomial Ada keadaan dimana investigator telah mengumpulkan data dalam multiple level untuk sebuah hasil variabel dependen (outcome). Bentuk dan karakteristik untuk sebuah model dengan multiple level variabel dependen disebut dengan model regresi logistik polytomous (Kleinbaum & Klein, 2010, p432). Jika kita ingin mendikotomkan variabel dependen pada permasalahan yang ingin kita selesaikan, maka ada kerugian yang dapat kita alami, seperti yang diungkapkan oleh Kleinbaum dan Klein (2010) The disadvantage of dichotomizing a polytomous outcome is loss of detail in describing the outcome of interest (p 433). Variabel yang digunakan untuk regresi logistik multinomial dapat berupa skala nominal atau ordinal. Nominal secara sederhana mengidikasikan kategori yang berbeda. Sementara ordinal memiliki urutan dalam tingkatan-tingkatan. Jika variabel dependen berskala nominal, maka dapat dimodelkan dengan regresi logistik multinomial. Sementara jika berskala ordinal, maka dapat dimodelkan dengan regresi logistik multinomial dan regresi logistik ordinal (Kleinbaum & Klein, 2010). a. Baseline-Category Logits Misalkan J dinotasikan sebagai jumlah kategori untuk Y atau variabel dependen { π1,, π J } dengan j π j = 1. Dengan n independent observasi, peluang distribusi untuk J disebut dengan multinomial (Agresti, 2007, p173). Agresti (2007) menyatakan ketika kategori terakhir (J) adalah baseline, maka baselinecategory logits adalah :

5 13, j = 1,, J-1 (2.3) Sementara model persamaan baseline-category dengan prediktor x adalah :,,, (2.4) Model akan membentuk J-1 persamaan dengan masing-masing parameter yang berbeda. b. Persamaan Regresi Logistik Multinomial Model yang digunakan pada regresi logistik multinomial adalah : Logit P(Y=1) = (2.5) Ini didapat dari melakukan rumus sebagai berikut : LogitP(Y=1) = ( ) (2.6) Dimana P adalah peluang terjadinya suatu kejadian, dengan rumus sebagai berikut : dimana : P = probabilitas terjadinya terjadinya suatu kejadian e = bilangan natural β = nilai koefisien tiap variabel X = nilai variabel bebas Y= nilai variabel terikat (2.7)

6 Likelihood Ratio Test Widarjono (2010) menyatakan bahwa terdapat dua cara untuk mengestimasi model regresi logistik, yaitu secara menyeluruh dan secara bertahap. 1. Secara menyeluruh Masukkan semua variabel independen kemudian baru dievaluasi variabel independen mana yang berpengaruh (signifikan) terhadap variabel dependen. 2. Secara bertahap (stepwise) Metode ini dilakukan dengan memilih secara otomatis kepada variabel-variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Likelihood Ratio Test bertujuan untuk menentukan apakah salah satu variabel bebas yang terdapat di dalam model dapat memberikan hubungan dibandingkan jika tidak menggunakan variabel tersebut, rumus dari uji Likelihood Ratio Statistic sebagai berikut (Agresti, 2007) : -2 log (2.8) Sementara Hosmer & Lemeshow (2000, p37) menyatakan jika P-value lebih kecil dari pada level signifikan, maka tolak H 0 dan dapat disimpulkan paling tidak ada satu atau semua variabel independen tidak sama dengan nol Uji Wald Untuk menguji signifikansi masing-masing variabel independen yang terdapat dalam model dapat dilakukan menggunakan Uji Wald. Uji Wald didapat dengan

7 15 membandingkan estimasi maximum likelihood dari parameter,,, dengan estimasi dari standard error (Hosmer dan Lemeshow,2000). Perbandingan ini dapat dibandingkan dengan distribusi normal. Dalam kasus ini uji statistiknya adalah (2.9) Dimana SE( ) adalah standard error dari estimasi maximum likelihood. H 0 : β h = 0, dengan h = 1, 2, 3,., k (variabel bebas ke-h tidak berpengaruh terhadap variabel terikat) H 1 : β h 0, dengan h = 1, 2, 3,., k (variabel bebas ke-h berpengaruh terhadap variabel terikat) Nilai dari Uji Wald akan diubah kedalam P value dengan melihat dari tabel Z. Hosmer & Lemeshow (2000, p37) menyatakan jika P-Value lebih kecil daripada level signifikan, maka tolak H 0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan 2.2. Statistik Deskriptif Walpole (1982) mengungkapkan bahwa statistika adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (p.2). Statistika deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai dan bukan sama sekaili menarik kesimpulan apapun

8 16 tentang gugus data induknya yang lebih besar. Penyusunan table, diagram, grafik, termasuk dalam kategori statistika deskriptif ini Tanda-Tanda Anak Sehat Dalam buku pemantauan kesehatan ibu dan anak yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), tanda-tanda anak sehat dinyatakan sebagai berikut (p.28): 1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau naik ke pita warna merah di atasnya 2. Anak bertambah tinggi 3. Kemampuannya bertambah sesuai umur 4. Jarang sakit 5. Ceria, aktif, dan lincah 2.4. Pertumbuhan Berikut ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan termasuk indeks yang digunakan untuk pemantauan pertumbuhan anak.

9 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Narendra et.al (2002) menjelaskan pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat kita ukur dengan suatu panjang atau satuan berat. Sementara itu, perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sehingga bersifat kualitatif dan pengukurannya jauh lebih sulit dibandingkan dengan pertumbuhan. Dr. Soetjiningsih, DSAK (1998) mengungkapkan hal yang hampir serupa tentang perbedaan pertumbuhan dan perkembangan. Istilah tumbuh kembang mencakup 2 peristiwa yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut : a) Pertumbuhan (Growth), berkaitan dengan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu, yang bisa diukur dengan berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (sentimeter, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). b) Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skill). Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

10 Tujuan Pengukuran dan Pemantauan Pertumbuhan Anak Pertumbuhan pada anak, baik secara statistik maupun secara medis harus dipantau dan diperhatikan secara seksama. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memastikan anak tersebut tumbuh secara normal atau tidak. Sementara arti pemantauan sendiri merupakan penilaian secara teratur terhadap proses tumbuh kembang setiap anak yang meliputi pertumbuhan fisik dan perkembangannya dengan menggunakan parameter atau tolak ukur tertentu (Narendra, et. al, p95). Narendra, et.al (2002) juga mengungkapkan bahwa pemantauan pertumbuhan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum tersebut adalah menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, emosi, dan sosial sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia dewasa yang berguna. Sementara tujuan khusus pemantauan adalah untuk mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat mengatasi permasalahannya. Dr. Soetjiningsih, DSAK (1998) mengungkapkan bahwa terdapat ilmu tumbuh kembang anak yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik secara fisik, mental, maupun sosial. Hal ini juga berguna untuk mendiagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, mencari penyebab, maupun mencegah keadaan tersebut.

11 19 Dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (1997, p28) disebutkan cara yang dapat dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara-cara tersebut adalah: 1. Timbang berat badan anak setiap bulan di Posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan lain, atau Pos Pelayanan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Rangsang perkembangan anak sesuai umur 3. Ajak anak bermain dan bercakap-cakap 4. Bawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 5. Minta kader untuk mencatat pada Kartu Menuju Sehat (KMS) Pada penelitian ini yang difokuskan hanya pada pertumbuhan saja dan bukan pada perkembangan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan memiliki satuan ukur yang jelas, bersifat kuantitatif, dan mudah untuk pengukurannya Indeks Antropometri Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Indonesia tentang status gizi anak, maka untuk menilai standar gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu pada standar World Health Organization (Indonesia, 2010). Narendra, et.al (2002, p95) menyatakan bahwa terdapat ukuran atau indeks antropometri yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik, yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm span),

12 20 proporsi tubuh / perawakan, dan panjang tungkai. Berikut ini adalah beberapa indeks antropometri yang lazim digunakan Berat Badan Menurut Soetjiningsih (1998, p38) berat badan adalah ukuran antropometri yang terpenting dan dipakai pada setiap pemeriksaan kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan menunjukkan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Saat ini berat badan digunakan sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Berat badan sangat sensitif terhadap sedikit saja perubahan pada pertumbuhan anak, pengukurannya bersifat objektif dan dapat diulangi. Alat untuk mengukur indeks antropometri ini relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan waktu yang lama. Indikator berat badan dimanfaatkan untuk : a. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis pada pertumbuhan dan kesehatan anak b. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit c. Dasar pertimbangan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan Pengukuran dapat menggunakan timbangan maupun timbangan elektronik. Pengukuran berat badan untuk bayi dilakukan dalam keadaan telanjang, sementara anakanak dengan menggunakan pakaian dalam saja. Jika menggunakan timbangan injak atau timbangan dacin, maka usahakan agar jarum penunjuk selalu pada angka 0 setiap melakukan penimbangan (Narendra, et.al, 2002).

13 Tinggi Badan Soetjiningsih (1998, p38) menyatakan bahwa tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan terus meningkat sampai tinggi maksimal tercapai. Kenaikan tinggi badan ini berfluktuatif. Tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali, selanjutnya melambat kembali sampai akhirnya berhenti pada usia delapan belas hingga dua puluh tahun. Keuntungan indikator tinggi badan ini adalah pengukurannya obyektif dan dapat diulang, alat bantu dapat dibuat sendiri, mudah dibawa, dan murah. Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan yang tepat, dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga jika akan mengukur tinggi badan anak. Pengukuran tinggi badan terhadap kelompok umur anak pun dilakukan dengan alat dan cara yang berbeda. Untuk anak sampai usia dua tahun menggunakan alat yang disebut dengan infantometer. Badan anak harus diluruskan lalu diukur dari ubun-ubun kepala hingga telapak kaki. Sementara untuk anak diatas dua tahun menggunakan stadiometer atau microtoise. Tujuannya agar mendapat catatan tentang jarak tinggi dari permukaan puncak kepala sampai telapak kaki. Posisi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi hasilnya. Subyek diharuskan untuk menarik nafas dalam-dalam dan berdiri tegak, untuk meluruskan terhadap kyfosis atau lordosis (Narendra, et.al, 2002).

14 Lingkaran Kepala Lingkaran kepala dipakai untuk memperkirakan pertumbuhan otak. Apabila pertumbuhan otak tidak normal maka lingkar kepala akan kecil. Apabila ada penyumbatan pada aliran cairan maka lingkar kepala akan meningkat. Pertumbuhan lingkar kepala yang paling besar adalah pada usia 6 bulan pertama, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan (Soetjiningsih, 1998). Narendra (2002) mengungkapkan penting sekali melakukan pengukuran lingkar kepala untuk mendeteksi kecurigaan adanya hydrocephalus Lipatan Kulit Tebalnya lipatan kulit mencerminkan kecukupan energi. Lipatan kulit akan menipis dalam keadaan defisiensi dan akan menebal jika masukan energy berlebihan. Indeks antropometri ini digunakan untuk mengidentifikasi terdapatnya keadaan gizi lebih khususnya pada kasus obesitas (Soetjiningsih, 2002) Lingkaran Lengan Atas Soetjiningsih (1998) mengungkapkan lipatan lengan atas (LLA) mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot. Indeks antropometri ini dapat dipakai untuk mengukur pertumbuhan atau menilai kedaan gizi anak kelompok pra sekolah. Indeks antropometri ini memiliki laju tumbuh yang lambat dan hanya digunakan untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi atau pertumbuhan yang berat. Tetapi

15 23 keuntungan dari lipatan lengan atas ini adalah murahnya alat yang dapat digunakan, alat dapat dibuat sendiri dan dapat digunakan meskipun oleh tenaga yang tidak terdidik Umur Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Indonesia tentang standar anropometri penilaian status gizi anak, usia yang digunakan untuk melakukan pemgukuran atau pemantauan adalah anak umur 0 sampai 60 bulan. Penghitungan umur anak ini pun dilakukan dengan bulan penuh. Misalnya anak berumur 2 bulan 29 hari, maka umur anak anak tersebut akan dihitung sebagai 3 bulan. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks pun dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1. Berat badan menurut umur (BB/U) anak 0-60 bulan 2. Panjang badan menurut umur (PB/U) atau Tinggi badan menurut umur (TB/U) anak 0-60 bulan 3. Berat badan menurut panjang badan (BB/PB) anak 0-60 bulan 4. Indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U) anak 0-60 bulan 5. Indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U) anak 5-18 tahun Penelitian ini menggunakan status gizi anak 0-60 bulan berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U). Kategori dan ambang status gizi anak dapat dilihat pada lampiran satu.

16 Baku Klasifikasi Menentukan status gizi anak tidak dapaat dilakukan secara sembarangan, namun harus berdasarkan standar baku yang telah disepakati baik secara nasional maupun global Pola Tumbuh Kembang Soetjiningsih (1998) menyatakan pola tumbuh kembang menunjukkan variasi normal yang luas sehingga perlu cara dan istilah statistik untuk menilainya. Ada tiga mmacam cara yang menunjukkan suatu variasi normal yaitu : 1. Menggunakan Mean atau SD Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu : a) Mean +/- 1 SD mencakup 66,6 % b) Mean +/- 2 SD mencakup 95% c) Mean +/- 3 SD mencakup 97,7% 2. Menggunakan persentil Besarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar. 3. Menggunakan persentasi

17 25 Besarnya variasi normal berada diantara persentasi tertentu terhadap suatu nilai yang diangggap 100 %. Misalkan variasi normal berada pada % Baku Antropometri Gizi Terdapat beberapa baku antropometri yang pernah dibuat yaitu sebagai berikut (Soetjiningsih, 1998) : 1. Baku Boston atau Harvard Data ditunjukkan dalam persentil untuk berat badan terhadap umur dan tinggi badan terhadap umur. Dari data tersebut juga dihitung nilai median dari BB terhadap TB. Baku Harvard ini digunakan secara luas di Amerika Latin dan Asia. 2. Baku Tanner Pertama kali dibuat dengan data yang diperoleh di Perancis, Belanda, Swiss, Swedia, dan Inggris. Data di Inggris dikumpulkan oleh Tanner dari populasi yang homogen. Baku ini banyak digunakan di Afrika. 3. Baku NCHS (National Center for Health Statistic) Baku ini pertama kali dibuat pada tahun World Health Organization (WHO) menggunakan NCHS sebagai patokan baku karena interpretasi perbandingan NCHS adalah lebih berguna dan lebih jelas bagi individu atau kelompok. Sejak tahun 1975, Indonesia telah menggunakan baku NCHS untuk menggantikan baku Harvard yang digunakan sebelumnya. Disepakati pula bahwa nilai median -2SD sebagai batas antara gizi baik dan gizi kurang.

18 Kartu Menuju Sehat Kartu menuju sehat adalah suatu alat sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memantau kesehatandan pertumbuha anak. Baku yang digunakan adalah berdasarkan NCHS-WHO (Narendra, et.al, 2002). Contoh Kartu Menuju Sehat yang digunakan di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran Kemiskinan Berbagai indikator menunjukkan sejumlah masalah yang terjadi sebagai dimensi kemiskinan, salah satunya adalah angka kekurangan gizi atau malnutrisi (World Bank). Pada sub bab ini akan dibahas mengenai definisi dan faktor penentu kemiskinan Definisi Kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur kemiskinan, dimana pada pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan dibawah garis kemskinan. Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2010 kilokalori

19 27 perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur, susu, sayuran, kacangkacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lain-lain). GKNM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan Indikator Kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan indikator kemiskinan di Indonesia. Indikator tersebut adalah sebagai berikut. 1. Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8m 2 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal adalah tanah, bambu, atau kayu murahan 3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal adalah bambu, rumbia, atau tembok tanpa plester 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar 5. Sumber penerangan utama tidak menggunakan listrik 6. Sumber air minum berasal dari sumur, mata air tidak terlindung, sungai atau air hujan 7. Bahan bakar untuk memasak adalah kayu bakar, arang, atau minyak tanah 8. Mengkonsumsi daging, ikan, telur, susu satu kali dalam seminggu 9. Makan kurang dari dua kali dalam sehari 10. Tidak mampu berobat ke sarana kesehatan modern 11. Tidak mampu membeli pakaian baru minimal satu stel setahun

20 Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga adalah sekolah dasar ke bawah 13. Kepemilikan tabungan atau asset kurang dari Rp Luas sawah kurang dari 5 ha atau pendapatan kurang dari Rp per bulan Sementara itu Bappeas menyatakan dari berbagai faktor penyebab masalah gizi, kemiskinan dinilai memiliki peranan penting dan bersifat timbal balik. Hubungan timbal balik tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.1 Keterkaitan Kemiskinan dan Status Gizi

21 Unified Modelling Language (UML) Menurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004,p430) UML adalah satu set dari ketentuan modeling yang digunakan untuk menspesifikasi atau mendeksripsikan sebuah sistem software dalam suatu kondisi dari objek. Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p441) juga menyatakan bahwa UML memberikan sembilan diagram yang dikelompokkan ke dalam lima perspektif yang berbeda untuk memodelkan sebuah sistem. Ini seperti sebuah blueprint dalam membangun rumah, setiap diagram UML menyediakan tim pembangunan yang terdiri dari perspektif yang bebeda dari sebuah sistem informasi. Macam-macam diagram UML dan tujuannya akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Use-Case Model Diagram Use Case Model Diagram menjelaskan ineteraksi sistem, sistem eksternal, dan pengguna. Dengan kata lain, akan menjelaskan siapa yang akan menggunakan sistem dan bagaimana cara pengguna akan berinteraksi dengan sistem. 2. Static Structure Diagrams UML memberikan dua diagram untuk memodelkan static structure dari sebuah sistem. Diagram-diagram tersebut adalah : a. Class Diagram, menunjukkan kelas objek yang dibangun oleh sistem dan hubungan antara kelas-kelas tersebut. b. Object Diagram, hampir mirip dengan class diagram tetapi diagram ini tidak sesering class diagram penggunaannya. Tapi jika digunakan akan membantu developer mengerti dengan lebih baik struktur dari sebuah sistem.

22 30 3. Interaction Diagram Diagram ini akan memodelkan interaksi, isi dari set sebuah objek, hubungan, dan pesan yang dikirimkan. UML terdiri dari dua diagram untuk tujuan-tujuan ini : a. Sequence Diagram, menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui pesan dalam sebuah operasi. Diagram ini juga mengilustrasikan bagaiaman pesan dikirim dan diterima antar objek dan peristiwa. b. Collaboration Diagram, hampir serupa dengan sequence diagram tapi tidak difokuskan pada waktu, peristiwa, atau pesan. Diagram ini memberikan interaksi atau kolaborasi antar objek dalam sebuah format jaringan. 4. State Diagram Diagram ini terdiri dari dua bagian yaitu : a. Statechart Diagram, digunakan untuk memodelkan kegiatan yang dinamis dari sebuah objek. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup dari sebuah objek. b. Activity Diagram, menggambarkan alur yangberurutan dari aktivitas use case atau proses bisnis. Diagram ini juga dibuat untuk memodelkan logika dalam suatu sistem. Activity diagram memiliki komponen sebagai berikut : 1. Titik solid, menggambarkan awal sebuah proses 2. Segi empat dengan sudut tumpul, menggambarkan tugas yang perlu dilakukan 3. Panah, menggambarkan sasaran yang mengawali kegiatan 4. Garis hitam solid, adalah garis sinkronisasi. Garis ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan secara paralel 5. Teks di dalam [ ], menggambarkan sasaran yang menjadi hasil dari sebuah keputusan kegiatan 6. Diamond, menggambarkan sebuah kegiatan keputusan

23 31 7. Titik solid di dalam lingkaran, menggambarkan akhir dari sebuah proses 5. Implementation Diagram Diagram ini juga memodelkan struktur dari sistem inforamsi dan terdiri sebagai berikut : a. Component Diagram, digunakan untuk menggambarkan organisasi dan ketergantungan dari komponen perangkat lunak yang dimiliki oleh sistem. Dapat pula digunakan untuk menunjukkan bagaimana kode-kode pemrograman dibagi ke dalam modul-modul. b. Deployment Diagram, menggambarkan arsitektur fisik untuk perangkat keras dan perangkat lunak dalam sistem Sistem Konsep Use-Case Modelling Ada dua hal yang dibahas dalam pemodeln use-case, yaitu use-case diagram dan use-case narrative. Use-case Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi sistem dengan sistem eksternak dan pangguna. Dengan kata lain, secara grafik akan menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan bagaimana caranya untuk berinteraksi dengan sistem. Sementara use-case narrative adalah deskripsi tekstual dari suatu kejadian bisnis dan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem sehingga dapat menjalankan tugas (Whitten, 2004, p271). Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam memodelkan use-case diagram.

24 32 1. Use Case Use-case akan menggambarkan fungsi sistem dari sudut pandang pengguna dan terminologinya supaya dapat dimengerti. Ini juga berguna untuk memenuhi tujuan dari sebuah proses bisnis. Use-case merupakan hasil dari penggabungan ruang lingkup sistem ke dalam kalimat yang lebih kecil dari sistem tersebut. Use-case Gambar 2.2 Simbol Use-Case 2. Aktor Aktor adalah segala sesuatu yang perlu untuk berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Aktor memulai jalannya aktivitas sebuah sistem, use-case, dengan tujuan untuk memenuhi tugas bisnis yang akan menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai. Gambar 2.3 Simbol Aktor

25 33 3. Hubungan Hubungan digambarkan dengan sebuah garis antara dua simbol dalam use-case diagram. Arti dari hubungan ini bisa berbeda tergantung bagaimana garis tersebut digambar dan jenis symbol apa yang dihubungkan. Contoh use-case diagram dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.4 Contoh Use-case Diagram Sequence Diagram Kita dapat menggambarkan model yang terperinci tentang bagaimana objek dapat berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan fungsi yang spesifik pada setiap desain use-case. UML menyediakan dua diagram yang dapat menggambarkan interaksi ini. Salah satunya adalah sequence diagram. Sequence diagram menunjukkan dengan sangat detail bagaimana objek berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah contoh sequence diagram untuk Place New Order Use Case.

26 34 Gambar 2.5 Sequence Diagram untuk Use Case Place New Order Memodelkan Use-Case Activity Menurut Whitten (2007), UML menyediakan diagram tambahan yang disebut dengan Activity Diagram untuk memodelkan langkah proses atau aktivitas dari sistem. Hampir serupa dengan flowchart yang menggambarkan alur aktivitas dari proses bisnis atau use-case. Activity Diagram berbeda dengan flowchart karena menyediakan mekanisme untuk menggambarkan aktivitas yang dapat terjadi secara paralel. Contoh Activity Diagram dapat dilihat pada gambar berikut ini.

27 35 Gambar 2.6 Activity Diagram Pengertian Perangkat Lunak Menurut Pressman (2001,p6), perangkat lunak adalah instruksi (program komputer) yang ketika dieksekusi menyediakan fungsi dan kinerja, struktur data yang

28 36 memungkinkan program untuk memberikan informasi, dan dokumen yang menggambarkan operasi dari kegunaan sebuah sistem. Perangkat lunak memiliki karakteristik yang membedakannya dengan perangkat keras, yaitu : 1. Perangkat lunak dikembangkan dan tidak diproduksi 2. Tidak terpengaruh dengan penyakit perangkat keras 3. Terus menerus dibangun dan dikembangkan Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak menurut Pressman (2001, p20) adalah penetapan pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan perangkat lunak yang ekonomis, terpercaya, dan bekerja efisien pada mesin komputer. Rekayasa perangkat lunak mencakup tiga elemen yang mampu mengontrol proses perkembangan perangkat lunak, yaitu : 1. Proses Proses seperti lem yang akan merekatkan lapisan teknologi secara bersamaan dan pengembangan dari perangkat lunak komputer. Proses mendefinisikan suatu set dari key process area (KPA). 2. Metode Metode merupakan cara-cara teknis membangun perangkat lunak yang terdiri dari perancangan proyek dan estimasi, analisis kebutuhan sistem dan perangkat lunak, perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur algoritma, pengkodean, pengujian, dan pemrograman.

29 37 3. Alat-alat bantu Menyediakan dukungan otomatis atau semi otomatis untuk metode-metode seperti Computer Aided Software Engineering (CASE) yang mengkombinasikan perangkat lunak dan perangkat keras dan software engineering database (tempat penyimpanan yang mengandung informasi penting tentang analisis, perancangan, pembuatan program, dan pengujian) untuk pengembangan piranti lunak yang sejalan dengan Computer Aided Design Engineering (CAD/E) Model Proses Perangkat Lunak Menurut Pressman (2001), dalam perancangan perangkat lunak dikenal classical life cycle atau waterfall model. Model ini menyarankan pendekatan yang sistematik dan berurutan dalam pengembangan perangakat lunak yang melalui pemodelan, analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan support. Waterfall model ini meliputi serangkaian aktivitas, yaitu : 1. System Engineering (Rekayasa dan Pemodelan Sistem) Perangkat lunak merupakan sebuah bagian dari sistem yang besar yang bekerja sesuai ketersediaan kebutuhan dari sistem tersebut. maka yang perlu dilakukan adalah menetapkan kebutuhan seluruh elemen sistem dan mengalokasikan kebutuhan tersebut. 2. Software Requirement Analysis (Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak) Untuk dapat mengerti inti dari program yang dibangun, pengembang perangkat lunak harus mengerti akan informasi yang diperlukan oleh perangkat lunak. 3. Design (Perancangan)

30 38 Perancangan perangkat lunak sebenarnya merupakan sebuah proses yang terdiri dari banyak kegiatan yang menitikberatkan pada 4 atribut dari program, yaitu : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi tampilan, dan detail prosedur. 4. Coding (Pengkodean) Perancangan harus diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa mesin yang dapat dibaca. Tahap pengkodean merupakan langkah yang akan melakukan tugas ini. 5. Testing (Pengujian) Setelah pengkodean, maka pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. 6. Support Dukungan atau pemeliharaan perangkat lunak diaplikasikan untuk setiap fase yang ada pada program ada. Gambar 2.7 Waterfall Model

31 Basis Data Pada penelitian ini diperlukan adanya basis data yang akan menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Basis data ini berguna untuk menyimpan hasil pengukuran terhadap anak dan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Definisi Basis Data Connolly (2002, p14) menyatakan bahwa basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan, sebuah deskripsi dari data, dan dirancang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sementara data adalah fakta atau informasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Data merupakan ukuran objektif atribut dari entitasentitas. Data juga merupakan representasi yang mewakili suatu objek (Indrajani, 2011). Indrajani (2011, p.2) juga memberikan definisi tentang basis data. Basis data merupakan kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan dan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Artinya basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar, dimana data tersebut digunakan oleh banyak pengguna Database Management System (DBMS) Kompenen pada DBMS adalah sebagai berikut (Connolly, 2002) :

32 40 1. Perangkat keras Perangkat keras ini diperlukan oleh DBMS dan aplikasi. Contoh perangkat keras tersebut adalah personal computer, notebook, mainframe, sampai sebuah jaringan komputer. 2. Perangkat lunak Perangkat lunak mencakup perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk jaringan perangkat lunak jika DBMS digunakan dengan jaringan. 3. Data Data merupakan jembatan antara mesin dan manusia. 4. Prosedur Prosedur menunjukkan instruksi dan aturan dalam memerintah sebuah rancangan dan penggunaan basis data. 5. Manusia Komponen terakhir adalah pengguna atau manusia yang terlibat dalam sistem. Menurut Indrajani (2011, p13), manusia dapat dibedakan menjadi beberapa fungsi menurut peranannya. a. Data dan Database Administrator Merupakan orang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab pada manajemen dan pengendalian basis data. b. Database Designer Dibedakan menjadi perancang basis data secara logika dan fisik. Perancang secara logika berhubungan dengan identifikasi data, sementara perancang

33 41 secara fisik berhubungan dengan bagaimana desain basis data tersebut dapat direalisasikan. c. Application Developers atau Programmer Merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi untuk mengembangkan program-program aplikasi yang diperlukan dalan manajemen basis data. d. End User Merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam penggunaan basis data. End user dibedakan menjadi Naive user dan Sophisticated user. Naive user adalah pengguna yang tidak peduli akan DBMS, sementara Sophisticated user adalah para pengguna canggih sehingga mereka dapat menulis program untuk kebutuhan mereka sendiri.

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur. Karang Kitri merupakan salah satu dari 18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur. Karang Kitri merupakan salah satu dari 18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah anak-anak yang berada di Kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur. Karang Kitri merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN_TEORI. aktivitas pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas

BAB II LANDASAN_TEORI. aktivitas pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas BAB II LANDASAN_TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Menurut Indrajani (2011), aplikasi adalah suatu program yang menentukan aktivitas pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas khusus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc Pendahuluan Pernahkah anda mengamati hal-hal penting apa sajakah yang ditulis oleh dokter pada saat

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pemantauan pertumbuhan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pemantauan pertumbuhan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pemantauan pertumbuhan anak di Kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur. Anak yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan adanya persoalan yang melibatkan dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang penting bagi setiap orang. Dari tahun ke tahun berbagai upaya telah dikembangkan untuk mendapatkan mutu kesehatan yang lebih baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering BPR Tahap 1 (Persiapan) Telaahan Business Process Reengineering (BPR) Tahap 1 - Persiapan Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering Apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi merupakan teknologi yang menggabungkan antara komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus informasi dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language) L1 Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language) Latar belakang UML merupakan suatu bahasa penyatuan yang memungkinkan para professional IT untuk menggambarkan aplikasi computer. Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di ruang Perawatan Bayi Sehat (R. X) dan

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Disusun O L E H Elsita S.N 04.05.2569 Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta 2006/2007 Bagian-bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element,

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Makanan Sehat Makanan yang sehat yaitu makanan yang higienis dan bergizi. Makanan yang higienis adalah makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan tindakan(actionresearch). Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2005:234) : Penelitian

Lebih terperinci

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014 No. 05/01/75/Th.IX, 2 Januari 2015 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014 Pada September 2014 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,41 persen. Angka ini turun dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Penulis mengadakan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Rancang Bangun, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Mal Puri Indah, merupakan Perusahaan Perseroan (Persero) yang bergerak di bidang jasa perbankan dengan misi umum untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B)

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B) PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH 09560018 (KELAS 5 B) LABORATORIUM RPL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan )

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) BEDA DFD DAN UML DFD ORIENTASI DATA UML INTERAKSI AKTOR O Kotak/Entitas O, Aktor Entitas

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016 No. 05/01/75/Th.XI, 3 Januari 2017 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016 Berdasarkan survei pada September 2016 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,63 persen. Angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau yang biasa dikenal masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat hingga memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak perusahaan yang berusaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Azhar Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Management ( hal.18 bag.1 konsep dasar SIM ). Bahwa sistem adalah kumpulan dari subsistem/ komponen/ bagian

Lebih terperinci

2.4.4 Activity Diagram... II Sequence Diagram... II Collaboration Diagram... II Implementasi... II PHP...

2.4.4 Activity Diagram... II Sequence Diagram... II Collaboration Diagram... II Implementasi... II PHP... DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR SIMBOL... xii BAB I... I-1 PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2

Lebih terperinci

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Oleh : Renanthera Puspita N. Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. 1

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai penunjang keberhasilan penelitian. Alat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Artificial Intelligence (AI) agen adalah fitur standar game komputer modern, baik sebagai lawan, teman atau tutor dari pemain. Agar tampil otentik, agen tersebut

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 64 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pengertian Sistem Aplikasi Sistem yang akan dibangun merupakan sistem aplikasi mobile web yang bernama Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit. Aplikasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PARADIGMA SOFTWARE ENGINEERING Krisis mengenai Perangkat Lunak (Software) tidak akan hilang hanya dalam waktu satu malam. Mengenali permasalahan dan penyebabnya dan pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dalam menentukan model rumusan masalah perlu serangkaian hipotesis yang membantu alir pemikiran untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

Materi 1. 1 Rekayasa Perangkat Lunak

Materi 1. 1 Rekayasa Perangkat Lunak 1 Rekayasa Perangkat Lunak Materi 1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak telah berkembang sejak pertama kali ddiciptakan pada tahun 1940-an hingga kini. Focus utama pengembangannya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan Kebutuhan Data Yang Digunakan Mengumpulkan Data Yang Akan Digunakan Mempersiapkan Alat Dan Bahan Wawancara Studi Literatur Desain Penelitian

Lebih terperinci

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017 No. 37/07/75/Th.X. 17 Juli 2017 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017 Berdasarkan survei pada Maret 2017 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,65 persen. Dibandingkan persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memugkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Yakub menuliskan dalam bukunya (Yakub, 2012) bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA Ruri Hartika Zain, S. Kom, M. Kom*) Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi Sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi Sistem BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak

Lebih terperinci

II.3.5 Statechart Diagram... II-14 II.3.6 Activity Diagram... II-15 II.3.7 Component Diagram... II-16 II.3.8 Deployment Diagram... II-16 II.3.

II.3.5 Statechart Diagram... II-14 II.3.6 Activity Diagram... II-15 II.3.7 Component Diagram... II-16 II.3.8 Deployment Diagram... II-16 II.3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan suatu sistem ialah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. variabel respon dengan variabel prediktor. Menurut Eubank (1988), f(x i ) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. variabel respon dengan variabel prediktor. Menurut Eubank (1988), f(x i ) merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode regresi merupakan metode statistika untuk mengetahui hubungan antara variabel respon dengan variabel prediktor. Menurut Eubank (1988), f(x i ) merupakan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang. berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.

BAB II LANDASAN TEORI. tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang. berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Presensi dan Absensi Karyawan Menurut Dessler (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi

Lebih terperinci

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Disusun Oleh : M Ikhsan Ariya Girinata 41813120052 Dosen : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI Mata Kuliah : REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir manusia mulai berpikir untuk memperoleh sumber energi baru sebagai pengganti sumber energi yang banyak dikenal dan digunakan, seperti minyak

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas Waluran merupakan salah satu Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi yang memiliki 12 bidan dengan 17% diantaranya sudah bisa mengoperasikan Microsoft

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci