BAB I PENDAHULUAN. adanya penyebaran informasi, dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. adanya penyebaran informasi, dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kehidupan manusia dari waktu ke waktu terjadi berkat adanya penyebaran informasi, dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran informasi tersebut pada umumnya melalui majalah, surat kabar, buku, radio, televisi, internet maupun film. Film merupakan salah satu media penyebaran informasi yang perkembangannya sulit dihambat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) film merupakan salah satu bentuk hiburan yang digemari banyak orang, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa; (2) pada film terdapat tokohtokoh yang sebagian besar memiliki keunikan tersendiri dengan daya tarik yang berbeda-beda pula; (3) film merupakan sarana hiburan yang mudah sekali diakses tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak, misalnya melalui program unduh gratis di internet, acara-acara film di televisi atau di bioskop maupun dengan pembelian DVD. Setiap film mengandung suatu cerita. Cerita tersebut pada umumnya berasal dari kisah fiktif, namun tidak sedikit juga yang berdasarkan kisah nyata. Cerita pada film merupakan buah karya seorang sutradara, yang dipresentasikan oleh para tokoh. Tokoh-tokoh tersebut memerankan karakter sesuai dengan alur cerita. Melalui cerita film tersebut, penonton dapat melihat sikap, cara berbicara, cara berbusana, bahasa, dan budaya para tokoh sesuai dengan konteks cerita dan 1

2 budaya yang dimiliki oleh daerah dimana film tersebut diproduksi. Hal tersebut selaras dengan pendapat Hoed (2006:11) yang menyatakan bahwa: Di samping dampak visual, film memberikan dampak verbal melalui bahasa yang prosesnya lambat, seperti halnya dampak melalui bacaan. Akan tetapi dampak verbal dari film dapat bertahan lama karena yang ditangkap adalah bahasa dengan konsep-konsep di dalamnya yang dipadu dengan tayangan gambar. Melalui bahasanya penonton dapat lebih mengerti tema film dan moral yang tersimpan dalam film tersebut. Penontonpun dapat melihat tingkah laku tokoh-tokoh dalam film dan pakaian serta adat kebiasaannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa, melalui film dapat diperoleh informasi secara kontekstual, nyata dan jelas bagaimana bahasa digunakan dengan oleh penutur aslinya, karena film merupakan refleksi dan representasi dari masyarakat, bahasa dan budaya asli film itu tersebut. Pada saat sekarang ini, banyak sekali film yang diproduksi oleh satu negara, namun ditayangkan bukan hanya di negara tempat produksinya tetapi juga di negara yang berbeda. Ketika film asing tersebut ditayangkan bukan di negara tempat produksinya, maka naskah cerita film tersebut akan diterjemahkan. Penerjemahan cerita film tersebut, dapat berupa penerjemahan lisan maupun tulisan. Hoed (2006: ) menyatakan bahwa: penerjemahan teks lisan dalam dialog sebuah film terbagi atas dua jenis yakni penerjemahan teks lisan dialog film dalam bentuk sulih suara (dubbing) atau penerjemahan teks lisan film dalam bentuk teks tulisan (subtitling). Film merupakan salah satu dokumen audio-visual yang bersifat resmi karena melalui proses sensor yang dilakukan oleh lembaga resmi bernama badan sensor film dan pada umumnya ditujukan bagi khalayak ramai. Seperti yang tercantum dalam UU No. 02 Tahun 2009 dalam Trianton tentang perfilman pasal 1 bahwa: Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan

3 media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film merupakan salah satu media komunikasi yang banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat. Film juga dapat menjadi acuan atau pedoman gaya hidup masyarakat pada saat sekarang ini. Hoed (2006:101) menyatakan bahwa: Film Asing di Indonesia cenderung sering menjadi acuan moderenisasi. Trianton (2013:ix) menambahkan bahwa: Film merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai alat culture education atau pendidikan budaya. Berdasarkan pendapat ahli tersebut terlihat jelas bahwa penerjemahan teks lisan film yang dilakukan, khususnya di Indonesia, harus benar-benar memilah unsur budaya yang dapat ditampilkan dan tidak ditampilkan pada subtitle. Hal tersebut karena, ditemukannya perbedaan budaya yang ditampilkan pada sebuah film, dapat menimbulkan efek negatif bagi penonton film dengan budaya yang berbeda pula. Maksudnya adalah, budaya yang tidak tabu dalam budaya bahasa sumber, merupakan hal yang tabu dalam budaya bahasa sasaran. Masalah perbedaan budaya tersebut menjadi penting, karena film pada umumnya menjadi salah satu acuan gaya hidup, dan sarana penyebaran informasi serta budaya. Contoh nyata pengaruh film sebagai acuan gaya hidup dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia misalnya: pada zaman dahulu sekitar era tahun 60-an dan 70-an para remaja belum mengenal gaya potongan rambut demimor, namun ketika film berjudul Ghost yang diperankan oleh Demi Moore, dimana potongan rambutnya begitu pendek, banyak orang yang mengganti model rambut mereka menjadi seperti potongan rambut pemeran film perempuan dalam film ghost tersebut, setelah penayangannya di bioskop atau televisi.

4 Contoh lain, ketika film berbahasa Prancis Taxi 3 diluncurkan, pada film tersebut penonton dapat melihat begitu banyak mobil-mobil sport atau mewah yang dilengkapi mesin berteknologi canggih. Bagi masyarakat kelas atas, memiliki mobil seperti yang ditampilkan dalam film tersebut memiliki nilai prestise tersendiri. Sehingga banyak masyarakat kelas atas pada saat itu cenderung ingin memiliki dan akhirnya membeli mobil sport dengan harga fantastis. Film Prancis merupakan salah satu jenis film yang berpengaruh besar dalam perkembangan perfilman dunia. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui keberhasilan film-film Prancis dan sineas-sineasnya dalam berbagai penghargaan kelas dunia seperti Festival Film de Cannes Oscar Awards, Festival du Film Américains, dsb. Penyebaran film Prancis, sudah sejak lama sampai di Indonesia. Beberapa film Prancis terkenal yang sudah pernah ditayangkan di Indonesia yakni: Taxi 1, 2 dan 3, Plan Parfait, Intouchable, Le guetteur, Mobius, Zarafa, L amour et Turbulance, L écume du Jour dan "Comme un Chef". "Comme un Chef" merupakan salah satu film yang sangat populer di Prancis. Film ini telah diterjemahkan ke beberapa bahasa. Pada film ini juga banyak ditemukan pesan pendidikan karakter seperti: kerja keras, idealisme, jujur, bertanggung jawab, cerdas, sabar, dan kesetiakawanan. Namun, ketika peneliti menonton film tersebut dengan subtitle berbahasa Indonesia, peneliti menemukan hal-hal yang ganjil dan tidak sesuai dengan pesan moral yang dikandung oleh film tersebut. Keganjilan tersebut berupa kalimat yang dianggap kurang berterima baik dari aspek budaya atau aspek kebahasaan dalam bahasa sasarannya, yakni bahasa Indonesia.

5 Misalnya: Tsu.: Bocuse, je m en tape. Nom pron. verbe Bocuse, saya ku nya memukul. Tsa. : Bocuse bisa meniup keluar dari pantatnya. (Comme un Chef : 00:03:26,088 --> 00:03:28,397) Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa subtitle pada kalimat "Bocuse, je m en tape" menjadi "Bocuse bisa meniup keluar dari pantatnya". Penerjemahan ini tampak sukar untuk dipahami, karena orang Indonesia tidak mengenal siapa tokoh Bocuse tersebut. Kemudian kata "pantat" juga terasa tabu dan berbenturan dengan budaya Indonesia. Karena, kata tersebut merupakan ungkapan yang sering disebutkan untuk menghardik atau menghina orang lain. Dari terjemahan di atas peneliti menganggap penerjemah subtitle itu menggunakan metode penerjemahan bebas (free translation) dimana teks dalam bahasa sumber diterjemahkan secara bebas je m en tape ini pada dasarnya berasal dari subjek Je (saya) dan verba s en taper (memukul/ acuh/ mengejek/ tidak tertarik). Dalam penerjemahan tersebut terlihat jelas bahwa tata bahasa Prancis yakni subjek "je" dan verba pronominal (dalam hal ini, verba yang bermakna bahwa pelaku dan objek kata kerjanya adalah sama) "s en taper" sama sekali tidak tampak dalam teks sasaran yakni menjadi "bisa meniup keluar dari pantatnya". Mengapa kalimat ini diterjemahkan demikian karena pada saat itu pemilik restoran sedang marah terhadap Jacky Bonnot dan menganggap kemampuan Jacky Bonnot tidak sebanding dengan kemampuan Bocuse yang merupakan juru masak yang sangat terkenal dan handal, karena Jacky Bonnot mengatakan bahwa kemampuan memasaknya sama hebatnya dengan kemampuan

6 Bocuse. Kemudian Jacky Bonnot juga telah mengecewakan pelanggan restoran tersebut dengan cara mengganti menu yang dipesannya dengan menu yang dipilih oleh sang koki. Penggantian menu tersebut terjadi karena Jakcy Bonnot merasa menu yang dipilih oleh pelanggan tersebut tidak berkualitas dan tidak sesuai dengan jenis anggur yang diminumnya. Dalam budaya Prancis anggur putih diminum jika mengkonsumsi daging yang berwarna putih misalnya daging ikan atau unggas dan anggur merah jika mengkonsumsi daging yang berwarna merah misalnya daging sapi, babi, domba, kambing dsb. Menurut peneliti kalimat tersebut sebaiknya diterjemahkan menjadi Bocuse, aku tidak perduli, karena sebenarnya kata kerja s en taper juga masih memiliki arti lain yakni tidak menarik namun untuk tetap menjaga unsur sintaksis yang terdapat dalam bahasa sasaran maka subjek je yang sepadan dengan kata aku dalam bahasa Indonesia masih dapat dipertahankan. Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa dalam penerjemahan subtitle "Comme un Chef" tersebut masih terdapat hal yang tidak jelas, kemudian tabu, dan bahkan tidak berterima dalam bahasa Indonesia. Ketidakberterimaan tersebut pada hakekatnya disebabkan oleh ketidaktepatan metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Machali (2009:78): metode penerjemahan berkenaan dengan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan yang meliputi 3 tahap yaitu analisis, pengalihan, dan penyerasian dimana ketiga tahapan tersebut harus dilalui oleh seorang penerjemah. Jika ketiga hal tersebut dilalui dengan baik maka tidak akan muncul terjemahan yang tidak berterima. Puteri juga menambahkan (2013:78):

7 " Thereby, the quality of a text can be assessed by two features: 1) Its inteligibility (the translation is understandable) and 2) its fidelity (the message transmitted by the translation corresponds exactly to the original message). Yang artinya adalah kualitas terjemahan dapat dinilai melalui dua hal yaitu mudah dipahami dan pesan yang disampaikan benar sesuai dengan pesan yang terkandung dalam bahasa sumber dengan tetap menghormati budaya sasaran. Selain contoh di atas, pada subtitle film tersebut juga ditemukan istilahistilah kulinari dan nama masakan dalam bahasa Prancis yang terkadang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia namun tidak sedikit yang tetap ditulis dalam bahasa Prancis dalam versi terjemahan berbahasa Indonesia dari teks cerita film Comme un Chef tersebut. Misalnya : Tsu: La blanquette pour la 11. " Art. nom pré. Art. Adj. de quantité. Itu blanquette untuk sebuah 11 Tsa: Blanquette untuk 11. (Comme un Chef: 00:02:17,140 --> 00:02:18,774) Pada teks di atas dapat diketahui bahwa metode penerjemahan yang digunakan adalah metode harafiah (literal traslation) dimana kata "la blanquette" dipadankan dengan "Blanquette" kata "pour" diterjemahkan dengan "untuk" dalam bahasa Indonesia dan "11" dengan "11". Metode Penerjemahan harafiah (literal traslation) juga dibuktikan melalui tata urutan kata yang sama sekali tidak mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Machali (2009:78) yakni: " Metode penerjemahan harafiah (literal translation) adalah «jenis ini biasanya Tsa langsung diletakkan di bawah versi Tsu, kata-kata dalam Tsu biasanya diterjemahkan di luar konteks, dan kata-kata yang bersifat kultural dipindahkan

8 apa adanya". Jika dianalisis lebih jauh Blanquette adalah salah satu makanan Prancis yang sangat terkenal yakni berupa daging (unggas, sapi muda, atau ikan, domba) yang direbus dengan menggunakan krim putih dan telur. Jenis masakan ini masih dapat dipadankan dengan daging gulai putih (daging gulai kurma), yang memang masih ada dalam jenis masakan indonesia. Hal tersebut dapat dipadankan karena untuk blanquette dan memasak daging dalam tradisi kulinari indonesia tradisional tidak pernah menggunakan krim tetapi pada umumnya menggunakan santan, dalam hal ini santan dapat dipadankan dengan krim. Berdasarkan pengalaman pribadi peneliti yang pernah tinggal selama 1 bulan di Prancis dalam rangka mengikuti pelatihan bagi pengajar bahasa Prancis bagi penutur Asing (Fle), peneliti pernah mencicipi hidangan Blanquette tersebut, dan telah membuktikan bahwa cita rasa masakan Blanquette tersebut sama dengan cita rasa hidangan daging gulai putih atau sering disebut dengan daging gulai kurma. Berdasarkan fakta tersebut belum dapat diketahui mengapa penerjemah teks lisan pada film "Comme un Chef" tersebut masih tetap menggunakan bahasa aslinya, padahal sebenarnya nama jenis masakan tersebut dapat dipadankan dengan salah satu masakan Indonesia. Jika penerjemah tetap menggunakan kata "Blanquette" pada terjemahannya, dapat diketahui bahwa kata "Blanquette" itu akan mengaburkan pemahaman penonton terhadap pesan yang dikandung oleh bahasa sumbernya, karena penonton hanya akan mengetahui bahwa itu nama makanan namun tidak mengetahui makanan apa. Hal ini bertentangan dengan teori yang diutarakan oleh Dolet dalam Munday (2001:26) yakni: "La manière de bien traduire une langue en autre c est d avoir bien compris l intention de

9 l auteur afin d éviter l obscurité." Yang artinya penerjemah harus memahami betul makna yang dimaksudkan oleh penulis, dan oleh sebab itu dia harus menghindari kerancuan atau ketidakjelasan dalam terjemahannya. Sementara penggunaan kata "Blanquette" tersebut sama sekali tidak jelas bagi penonton yang dalam hal ini berbahasa Indonesia. Hal tersebut yang menjadi pertanyaan bagi peneliti mengapa metode penerjemahan harafiah (literal translation) digunakan oleh penerjemah, padahal metode tersebut merupakan metode yang berbasis pada teks sumber dan biasanya tidak lazim digunakan. Dari segi pergeseran (shifts) tidak ditemukan karena seluruh unsur kata dan tata bahasa dalam kalimat ini tidak mengalami pergeseran. Contoh lain : Tsu.: "Dans ce cas, on va se replier vers l' entrecôte -frites." Pré. Adj. nom Pron. Verbe verbe pré. Art. Nom compose. Dalam ini hal, kita pergi melipat kearah itu steak -kentang goreng Tsa.: Dalam hal ini, steak dan kentang goreng akan menjadi lebih baik. (Comme un Chef: 00:02:58,530 --> 00:03:02,980) Metode penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan teks di atas adalah metode penerjemahan adaptasi (adaptation translation). Penggunaan metode tersebut dapat dilihat dari penerjemahan yang mengacu pada makna dan budaya yang dimaksudkan oleh teks sumber yang dipadankan ke dalam teks bahasa sasaran dengan mempertimbangkan keberterimaan dan kelaziman dalam teks sasaran. Maksud keberterimaan dan kelaziman dalam hal ini adalah makna kata kerja va se plier itu sebenarnya mengandung makna cocok atau sesuai karena konteks kalimat pada teks ini adalah pelanggan memadukan menu yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga koki Bonnot menggantinya dengan

10 menu steak dan kentang goreng. Kemudian proses adaptasi juga terlihat melalui pemadanan frasa l'entrecôte-frites dengan steak dan kentang goreng yang memang masih terdapat dalam ranah kulinari Indonesia modern. Kemudian penghilangan kata vers dan kata sandang l juga merupakan bukti penerapan metode adaptasi dalam penerjemahan subtitle film ini. Dianalisis dari segi pergeseran (shifts), dapat diketahui bahwa pada penerjemahan subtitle film berbahasa Prancis di atas terjadi pergeseran kelas kata yakni kata kerja va (future proche) bergeser menjadi akan yang merupakan adverbia dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya kata se plier diterjemahkan menjadi lebih baik yakni merupakan adjektiva dalam bahasa Indonesia. Seluruh keganjilan dan ketidakkonsistenan penerjemah dalam menerjemahkan dialog film berbahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia tidak akan terjadi jika penerjemahan menggunakan metode penerjemahan dan pergeseran penerjemahan (shifts) yang tepat. Oleh sebab itu, peneliti menganggap bahwa penelitian tentang metode dan pergeseran penerjemahan pada film Comme Un Chef tersebut penting untuk dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Pada umumnya penelitian dilakukan karena adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, yang akan ditemukan penyelesaiannya. Masalah tersebut penting untuk dirumuskan agar penelitian yang dilakukan terarah, ilmiah dan sistematis, sehingga dapat diketahui mana masalah yang harus dipecahkan terlebih dahulu dan mana yang akan diselesaikan berikutnya. Oleh sebab itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

11 1. Metode penerjemahan apa saja yang ditemukan pada subtitle film berbahasa Prancis Comme un Chef dalam bahasa Indonesia? 2. Metode penerjemahan apa saja yang efektif pada subtitle film berbahasa Prancis Comme un Chef dalam bahasa Indonesia? 3. Pergeseran penerjemahan apa saja (shifts) yang terjadi pada subtitle film berbahasa Prancis Comme un Chef dalam bahasa Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan dalam sub-bab sebelumnya. Tujuan penelitian ini terdiri atas : 1. Menjelaskan metode penerjemahan yang ditemukan pada subtitle film berbahasa Prancis "Comme un Chef" dalam bahasa Indonesia. 2. Menjelaskan metode penerjemahan yang efektif, pada subtitle film berbahasa Prancis "Comme un Chef" dalam bahasa Indonesia. 3. Menjelaskan pergeseran (shifts) penerjemahan yang terjadi pada subtitle film berbahasa Prancis "Comme un Chef" dalam bahasa Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini diselesaikan, maka hasil penelitian tersebut memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis merupakan manfaat yang dapat memperkaya kajian penerjemahan. Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat disaksikan langsung secara kasat mata karena dapat digunakan secara langsung oleh khalayak pembaca penelitian ini. Adapun manfaat penelitian tersebut dijelaskan pada bagian berikut ini.

12 1.4.1 Manfaat Teoretis 1. Sebagai pedoman bagi penerjemah pemula khususnya mengenai metode dalam penerjemahan ujaran dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia. 2. Sebagai acuan atau pedoman bagi penerjemah pemula khususnya mengenai pergeseran (shifts) dalam penerjemahan kata, atau frasa dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia. 3. Sebagai pedoman bagi penerjemah khsususnya pada penerjemahan teks kulinari dalam bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia. 4. Menambah referensi penerjemahan teks kulinari dalam bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia Manfaat Praktis 1. Sarana promosi kebudayaan Prancis yang tercermin melalui kehidupan masayarakat Prancis yang ditampilkan dalam bentuk film yang dalam hal ini menyangkut gastronomi/kulinari Prancis. 2. Mempresentasikan metode penerjemahan secara lebih fokus, teknis dan praktis bagi para pembelajar atau penerjemah pemula, dalam menerjemahkan ujaran berbahasa Prancis ke dalam teks tulis bahasa Indonesia. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sebuah penelitian yang baik, harus memiliki ruang lingkup yang jelas. Ruang lingkup merupakan batasan kajian dan objek dari sebuah penelitian. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah subtitle film berbahasa Prancis "Comme un

13 Chef" dalam bahasa Indonesia yang terdiri atas 1555 ujaran dengan durasi film selama 1 jam 25 menit karya Daniel Cohen dengan pemutaran perdana pada tanggal 7 Maret Proses pengumpulan, penganalisisan dan pengolahan data berbasis pada produk terjemahan. Objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah metode penerjemahan menurut teori Newmark (1988), serta pergeseran (shifts) yang terdapat pada subtitle film berbahasa Prancis "Comme un Chef" dalam bahasa Indonesia berdasarkan teori Catford (1965). Dari beberapa teori tentang metode penerjemahan, teori yang dikemukakan oleh Newmark, merupakan teori yang dianggap paling lengkap dan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengkaji pergeseran (shifts) dalam penerjemahan, peneliti menggunakan teori Catford, karena teori tersebut mendeskripsikan dengan lugas, lengkap dan luas tentang pergerseran tingkatan maupun kelas kata yang terjadi dalam penerjemahan bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. 1.6 Klarifikasi Makna Istilah Setelah menjelaskan ruang lingkup penelitian pada bagian sebelumnya, langkah selanjutnya adalah klarifikasi makna istilah. Hal ini disebabkan karena ragam makna yang dikandung oleh setiap istilah bervariasi. Variasi tersebut menyebabkan terjadinya pemahaman yang beragam pula, walaupun dari satu istilah yang sama. Atas dasar tersebut peneliti mengklarifikasikan setiap istilah dalam penelitian ini, agar setiap istilah yang dimaksudkan menjadi jelas, utuh dan konsekuen maknanya. Klarifikasi makna istilah dalam penelitian ini antara lain:

14 1. Subtitle adalah teks yang merupakan hasil terjemahan dialog sebuah film, teks terjemahan tersebut ditayangkan secara bersamaan sesuai dengan urutan kejadian dan gambar dalam film, yang lazimnya diletakkan di bagian bawah layar, Hoed (2006: ). 2. Film adalah media komunal, perpaduan dari berbagai teknologi dan unsurunsur kesenian baik secara rupa, teater, sastra, arsitektur dan musik. Film merupakan perpaduan dari perkemabangan teknologi fotografi dan rekaman suara, Trianton (2013:2) 3. Teks sumber dan teks sasaran; teks sumber adalah teks awal berupa kata, frasa, atau kalimat yang memiliki makna kontekstual yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa lain (bahasa sasaran), artinya teks akan diterjemahkan, sementara teks sasaran adalah teks berupa kata, frasa atau kalimat yang memiliki makna kontekstual yang sepadan dan merupakan hasil terjemahan dari bahasa, (Baker: 20-26) 4. Penerjemahan adalah pengkonstruksian ulang kalimat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan menggunakan padanan kata yang dianggap paling lazim dan berterima dengan bahasa sasaran agar penerjemahan sempurna dalam segala aspek baik aspek sintaksis, semantik, gaya bahasa dan pragmatik, Nida &Taber (1982). 5. Metode penerjemahan adalah cara yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan kalimat secara utuh, dan bukan cara yang digunakan penerjemahan dalam menerjemahkan kata atau frasa yang menyusun suatu kalimat, artinya metode itu diterapkan secara makro pada satu kalimat utuh

15 dan bukan secara mikro atau pada satuan kata atau frasa yang terdapat dalam satu kalimat, Newmark (1988). 6. Pergeseran (Shifts) dalam hal ini terbagi atas dua jenis yakni, yaitu pergeseran tingkatan (level shifts) dan pergeseran kelas kata (category shifts), (Catford 1965). 7. Efektif dalam penelitian ini bermakna bahwa metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah tepat guna dalam memadankan makna yang dikandung oleh bahasa sumber dengan bahasa sasaran serta pemahaman yang sama baik pada penonton film dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran.

Kajian Linguistik, Februari 2015, Copyright 2015, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN

Kajian Linguistik, Februari 2015, Copyright 2015, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN Kajian Linguistik, Februari 2015, 170-188 Copyright 2015, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1693-4660 Tahun ke-12, No 1 SUBTITLE FILM BERBAHASA PRANCIS COMME UN CHEF DALAM BAHASA INDONESIA Wahyuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : FILM Sebagai Media Belajar Oleh : Teguh Trianton Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebanyakan orang mendefinisikan karya sastra sebagai karangan dalam bentuk prosa tertulis yang hanya terdiri dari puisi, novel, cerpen, naskah drama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memaknai wacana atau suatu gagasan kita tidak hanya terpaku pada tuturan yang disampaikan, namun juga konteks yang mengikuti dan bagaimana pengaruhnya. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku dalam masyarakat. Ini menunjukkan bahwa masyarakat dan budaya merupakan hal yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inti dari suatu proses komunikasi adalah penyampaian pikiran, gagasan, konsep, perasaan dari penutur (pembicara) kepada lawan tutur. Dalam proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Kerangka teoretis merupakan kajian tentang referensi teoritis dan pendapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Kerangka teoretis merupakan kajian tentang referensi teoritis dan pendapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka Kerangka teoretis merupakan kajian tentang referensi teoritis dan pendapat para ahli yang dijadikan dasar ilmiah dalam sebuah penelitian.

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

menyukai tokoh animasi kartun Spongebob karena

menyukai tokoh animasi kartun Spongebob karena BAB IV TINJAUAN PERSEPSI VISUAL ANAK-ANAK DAN PESAN MORAL PADA FILM ANIMASI KARTUN SPONGEBOB SQUAREPANTS 1.1. Deskripsi Penemuan Pada Penelitian Deskriptif Berdasarkan pengamatan melalui metode analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media saat ini baik elektronik maupun cetak banyak disorot oleh banyak kalangan sebagai salah satu penyebab utama hancurnya moral umat manusia termasuk golongan remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film, 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film, menanggapi fenomena sosial tentang nasionalisme yang disinyalir mulai memudar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat ini umumnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 A. Dasar Pemikiran Pada dasarnya film dapat dimaknai atau dilihat memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai media ekspresi seni Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Perancis merupakan bahasa yang populer saat ini. Sudah banyak orang yang ingin belajar bahasa Perancis dan mengetahui kebudayaannya. Bahasa Perancis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi masa modern dinilai memiliki pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh itu sesungguhnya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijabarkan tentang jenis metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks terjemahan diciptakan dalam bingkai kondisi yang berlainan dengan bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan mengatasi sejumlah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Pada era digital seperti sekarang, film dapat disaksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang setiap jamannya. Film adalah sebuah produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi, juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film adalah sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film yang dibuat untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang, komunikasi sudah banyak cara penyaluran pesannya kepada masyarakat, salah satunya adalah film, disamping menggunakan media lain, seperti koran, televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penyampaian pesan dan komunikasi, di zaman sekarang manusia tidak lagi harus bersusah payah untuk bertemu atau menggunakan alat komunikasi telegram.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur pokok musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan sekarang sudah menjadi sebuah industri. Media massa terdiri dari media masa cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan aspek yang paling penting dan memegang peranan besar dalam kehidupan manusia. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Manusia mengungkapkan pikirannya melalui bahasa sehingga mitra tuturnya dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan primer manusia, sama seperti kebutuhan terhadap sandang, pangan, papan, air dan udara. Manusia sebagai mahluk sosial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci