PENGEMBANGAN LIFE SKILL (KECAKAPAN HIDUP) SISWA DI SMA NEGERI 3 GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN LIFE SKILL (KECAKAPAN HIDUP) SISWA DI SMA NEGERI 3 GORONTALO"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN LIFE SKILL (KECAKAPAN HIDUP) SISWA DI SMA NEGERI 3 GORONTALO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang (1) Pengembangan Kecakapan Personal Siswa. (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa. (3) Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa. (4) P engembangan Kecakapan Vokasional Siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan kecakapan personal siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri dan program kecakapan berpikir siswa. (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi dan program kecakapan bekerja sama bagi siswa (3) Pengembangan kecakapan akademik siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui pembinaan debat bahasa inggris, program kelas akselerasi, penelitian ilmiah remaja, dan pelaksanan praktikum pada mata pelajaran IPA. (4) Pengembangan kecakapan vokasional yakni (a) pengembangan kecakapan vokasional siswa diintegr asikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ekstrakurikuler kepramukaan dan kesenian. Untuk itu disarankan: (1) Untuk siswa harus selalu mengkoordinasikan program Life Skill dengan pihak guru dan kepala sekolah. (2) Untuk Kepala sekolah dapat memberikan sebuah informasi bahwa pengembangan Life Skill siswa di sekolah harus dijalankan sebagaimana mestinya. (3) Bagi peneliti dapat dijadikan pedoman untuk penelitian dimasa mendatang. Kata Kunci : Pengembangan, Life Skill, Kecakapan Personal, Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik, Kecakapan Vokasional 1 1 David Lasaba, Asrin*, Novianty Djafri**, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

2 2 PENDAHULUAN Pendidikan harus kembali pada tujuan asalnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang tersurat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pada Pasal 3 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggug jawab. Makna yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional tersebut adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan. Melalui pendidikan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan serta wawasan menjadi lebih luas, sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup peserta didik. Intinya, kecakapan hidup perlu dikembangkan dalam pendidikan sehingga peserta didik mampu mengatasi berbagai persoalan hidupnya dalam kehidupan nyata. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Di antara tanggung jawab lembaga pendidikan adalah membina siswa supaya berani berdiri sendiri dan berusaha sendiri serta memiliki kacakapan untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupannya. Sekolah sebagai agen perubahan dan tempat berkembangnya aspek intelektual (head-on), moral (heart-on), dan keterampilan (hand-on) tidak dapat direduksi hanya untuk satu tujuan belajar saja. (Hidayanto dalam Marwiyah, 2012:92). Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah bergantung pada seberapa besar pengembangan potensi siswa yang dilakukan. Potensi tersebut pada akhirnya akan menjadikan siswa memiliki kecakapan hidup yang diperlukannya ketika berada di masyarakat. Kecakapan hidup adalah suatu hal yang sangat penting bagi tercapainya tujuan hidup. Kecakapan ini bukan hanya menyangkut aspek pengetahuan, tetapi

3 3 juga sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik, sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dan kehidupan. Fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pendidikan kecakapan hidup (Life Skill Education) di sekolah sekolah formal terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas ( SMA) masih terdapat perbedaan pandangan baik secara konsep maupun pengimplementasiannya, sehingga kecakapan hidup diartikan terbatas kepada satu kegiatan pembekalan dalam keterampilan tertentu yang sifatnya vokasional saja. Sehingga hakekat pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran yang sebenarnya kecenderungan minim sekali bahkan menjadi hilang. Kontribusi kecakapan hidup siswa terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangatlah penting, sebab SDM yang berkualitas merupakan wujud dari pengembangan kecakapan hidup siswa yang dilakukan secara optimal. Konsep kecakapan hidup bukan hanya menekankan pada aspek keterampilan kerja atau vokasional, akan tetapi juga kecakapan hidup lainnya yang diperluan oleh seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brolin (Anwar, 2006:20) menjelaskan bahwa Kecakapan Hidup yang perlu dikembangkan mencakup Kecakapan Personal, Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik atau Kecakapan Intelektual, dan Kecakapan Vokasional. Kecakapan personal tersebut dimaksudkan agar siswa mampu menghayati serta memahami diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepribadian yang baik serta mampu mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya dalam konteks hidup di masyarakat. Adapun Kecakapan Sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan pekerajaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kecakapan hidup dapat meningkakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

4 4 Pengembangan Kecakapan Hidup Siswa 1. Pengembangan Kecakapan Personal Siswa Anwar (2006:20), mengemukakan bahwa Kecakapan Personal mencakup kecakapan dalam mengenali diri ( self awareness skill ) dan kecakapan berpikir (thinking skill ). Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam dirinya untuk meningkatkan sebagai individu yang bermamfaat bagi lingkungannya. Kecakapan berpikir mencakup antara lain kecakapan mengenali dan menemukan informasi, mengolah dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. 2. Pengembangan Kecakapan Sosial Siswa Pengembangan adalah membangun, memperluas, mentransformasi, dan beradaptasi dengan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kerja yang telah ada (Kaswan, 2011:4). Adapun pengembangan kecakapan sosial Siswa dimaksudkan agar siswa mampu menunjukkan sikap berinteraksi secara baik dengan orang lain, serta memiliki kepekaan terhadap sesama, seperti mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain, serta mampu bekerja sama secara baik. Hal ini didukung oleh Anwar (2006:20), bahwa Kecakapan Sosial mencakup kecakapan berkomunikasi ( communications skill) dan kecapakapan bekerjasama (collaboration skill). Menurut Yusuf (2014:50), bahwa komunikasi yang paling indah adalah bila hati dan jiwa kita membuat kesepakatan untuk hidup bermakna dan berguna. Kesepakatan dari dua kekuatan besar, yaitu kekuatan jiwa (power of soul) dan kekuatan hati (power of heart) akan membuat seseorang menjadi pahlawan, menjadi tokoh yang berpengaruh, serta seseorang yang kelak menjadi inspirasi. Namun, yang terpenting adalah menjadi seseorang yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan dunia, serta alam raya.

5 5 3. Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa Peran guru sangat penting terutama dalam pengembangan kecakapan akademik siswa di sekolah. Husamah dan Setyaningrum (2013:175), mengemukakan bahwa guru sebagai seorang pendidik perlu membangun kreativitas peserta didik. Hal ini sesuai dengan Djamarah (2005:1) mengemukakan bahwa guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Kecakapan Akademik siswa dapat diwujudkan dalam pelaksanaan program atau kegitan sekolah yang mendukung penguasaan bidang ilmu yang diajarkan secara formal di lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anwar (2006:20), mengemukakan bahwa kecakapan akademik berkenaan dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Program pengembangan kecakapan Akademik dapat berupa Pembinaan debat bahasa inggris, serta pelaksanakaan praktikum pada mata pelajaran. Sudrajat (2008), mengemukakan bahwa pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, teratur, dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas atas pengembangan dirinya 4. Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa Kecakapan vokasional terkait dengan pekerajaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Kecakapan Vokasional yang dilaksanakan berbeda dengan apa yang diajarkan pada tingkat SMK. Pengembangan Kecakapan Vokasional siswa di SMA dapat diintegrasikan kedalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan bakat dan minat siswa dengan maksud mengembangkan kecakapan hidup siswa. Sidi dalam Karomah dkk (2007:19),

6 6 mengemukakan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah mengfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang. Ali (2008:5), menyatakan bahwa kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan;maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar. Pendapat tersebut juga didukung oleh Coyle (2013:45), bahwa salah satu cara menuju kesuksesan adalah meningkatkan kemahiran. Metode Penulisan Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus hal ini dilakukan karena penulis berfokus untuk mengidentifikasi secara lansung mengenai pengembangan kecakapan hidup siswa. Alasan penggunaan metode kualitatif adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan kecakapan hidup siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini diambil data yang berkaitan dengan pengembangan kecakapan hidup siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Data yang dijaring dalam penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yakni (1) Pengembangan kecakapan personal siswa; (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa; (3) Pengembangan kecakapan akademik siswa; (4) Pengembangan kecakapan vokasional siswa. Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data hasil observasi dan wawancara dengan sumber data adalah manusia atau informan yang disesuaikan dengan fokus penelitian. Penentuan informan atau responden pada penelitian ini mengacu pada pertimbangan sebagai berikut: (1) informan telah berada cukup lama dan selalu menyatu dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi fokus penelitian, (2) informan masih bersifat aktif ditempat penelitian serta selalu ada ditempat kegiatan yang menjadi fokus penelitian, (3) informan yang aktif memiliki waktu

7 7 sangat banyak untuk dimintai data seputar fokus penelitian, (4) informan yang dapat dipercaya dan (5) informan yang bersifat asing. Dengan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu akhirnya ditetapkan sampel yang menjadi sumber data adalah: (1) Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan sebagai informan kunci, (2) Wakil Kepala Sekolah bagian Hubungan Masyarakat (3) Koordinator Bimbingan Konseling, (4) Pembina OSIS, (5) Guru Agama, (6) Pembina Pramuka, (7) Koordinator Ekstrakurikuler Seni, (8) Guru Fisika, (9) Guru Bahasa Inggris, (10) Ketua OSIS. Teknik sampling yang digunakan adalah Snowball sampling yang merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2011:127). Hasil dan Pembahasan Pengembangan Kecakapan Personal Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Adapun temuan di SMA Negeri 3 Gorontalo terkait pengembangan kecakapan personal siswa ialah ( diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri (self awarness skill) dan program kecakapan berpikir (thinking skill) siswa. (b) kebijakan yang melandasi program pengembangan kecakapan personal siswa antara lain mengacu pada dasar hukum Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Petunjuk Teknis (Juknis) suatu kegiatan, serta mengacu pada visi dan misi SMA Negeri 3 Gorontalo. (c) strategi yang dilakukan meliputi membina disiplin dan tata tertib siswa termasuk kebersihan lingkungan sekolah, membuat rencana kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), dsb. (d) Yang terlibat dalam pengembangan kemampuan siswa memahami diri ialah pimpinan institusi sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan wakil kepala sekolah terutama wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kemudian guru, Osis, orang tua, dan seluruh warga sekolah di SMA Negeri 3 Gorontalo.

8 8 Pengembangan Kecakapan Sosial Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Pengembangan kecakapan sosial siswa diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa. Kebijakan yang melandasi program pengembangan kecakapan sosial siswa antara lain mengacu pada visi dan misi SMA Negeri 3 Gorontalo, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dasar hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) suatu kegiatan, serta mengacu pada keputusan kepala sekolah terkait pembentukan program dan panitia. Strategi yang dilakukan untuk pengembangan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo antara lain membangun komunikasi yang baik dengan siswa serta pemberian motivasi bagi siswa untuk berani menyampaikan pendapat tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. seluruh stakeholder sekolah terlibat dalam proses pengembangan kecakapan sosial siswa, mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Program pengembangan kecakapan akademik siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo antara lain diperluas melalui pembinaan debat bahasa inggris yang didalamnya siswa terlibat secara aktif dengan pengembangannya yaitu siswa dibentuk kedalam dua kelompok utama yang terdiri atas government speech dan oposition speech dan kemudian dipandu oleh guru. Kebijakannya yakni disesuaikan dengan Kalender Pendidikan Tahun 2013/2014, visi misi dan tujuan sekolah, serta keputusan kepala sekolah terkait pelaksanaan program akademik sekolah. Untuk pelaksanaan program pembinaan debat bahasa inggris juga mengacu pada pedoman pelaksanaan pembinaan debat tersebut. Strategi tersebut meliputi (a) pendataan terhadap bidang studi yang akan diperdalam siswa, (b) pelaksanaan tes untuk kelas akselerasi, dsb, (d) yang terlibat dalam

9 9 pengembangan kecakapan akademik siswa ialah seluruh warga sekolah, mulai dari pimpinan institusi sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan wakil kepala sekolah terutama wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kemudian guru, Osis, dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Pengembangan kecakapan vokasional siswa diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ektrakurikuler kepramukaan dan kesenian. Dalam kepramukaan juga melatih siswa untuk mendaur ulang sampah. Sedangkan dalam ekstrakurikuler kesenian, mencakup kegiatan paduan suara, ekstrakurikuler band, pembinaan nasyid, tari, pentas seni, dan sebagainya. Temuan penelitian mengenai kebijakan yang menjadi landasan dalam pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni petunjuk teknis pelaksanaan program dan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo. strategi dan proses pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni bekerja sama dengan pihak luar sekolah atau instansi lain mengenai pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo, dengan melibatkan seluruh stakeholder sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dibantu oleh guru-guru dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pembahasan Pengembangan Kecakapan Personal Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Adapun jenis perluasan program pengembangan kecakapan personal yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri (self awarness skill) dan program kecakapan berpikir (thinking skill) siswa. Hal ini didukung oleh Anwar, (2006:20) menyatakan bahwa Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami diri (self awareness skill) dan kecakapan berpikir ( thinking skill ).

10 10 Perluasan program kecakapan siswa dalam mengenal diri yakni melalui kegiatan pembiasaan sholat zhuhur berjamaah di musholah dimana pengembangannya berupa kegiatan dilakukan secara terjadwal yang disesuaikan dengan daya tampung musholah, dan dikoordinir langsung oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kemudian dibantu oleh guru agama dan wali kelas. Program kecakapan berpikir siswa dijabarkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah, meliputi pelaksanaan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), pelaksanaan out bond, melalui identifikasi short functional text dalam pelajaran bahasa inggris, dan menelaah dasa dharma pramuka. Kebijakannya mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juknis kegiatan serta visi dan misi sekolah, dengan strategi (1) membina disiplin dan tata tertib siswa, (2) membuat rencana kegiatan LDK, dsb, serta melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sebagai pimpinan, kemudian dibantu oleh guru, Osis, dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pengembangan Kecakapan Sosial Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Sehol (2009:80) mengemukakan bahwa kecakapan sosial merupakan salah satu kecakapan yang perlu dikembangkan bagi siswa. Berkenaan dengan pengembangan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa. Program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dijabarkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah seperti kegiatan salam setiap pagi atau bersalaman dengan guru pada saat masuk ke lingkungan sekolah, Rapat Osis, diskusi kelas, dan latihan speaking (berbicara) dalam belajar berkomunikasi bahasa inggris. Untuk program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa dijabarkan melalui meeting class, kepramukaan yang didalamnya siswa diajarkan untuk memiliki nilai-nilai tanggung jawab dan kerja sama. Dalam pembentukan kelompok diskusi belajar, siswa dilatih untuk bekerja sama secara baik dalam kelompok, saling menghargai pendapat orang lain. Disamping itu, program

11 11 kecakapan siswa untuk bekerja sama dilakukan melalui pemilihan osis, dimana seluruh siswa berperan serta, bekerja sama. Kebijakannya mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juklak kegiatan dsb, dengan strategi yakni membangun komunikasi yang baik dengan siswa serta pemberian motivasi bagi siswa untuk berani menyampaikan pendapat tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Yang terlibat ialah seluruh stakeholder sekolah mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Mulyatiningsih (2012:110) mengemukakan bahwa program pada umumnya dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan. Program pengembangan kecakapan akademik di SMA Negeri 3 Gorontalo antara lain mencakup pembinaan debat bahasa inggris yang didalamnya siswa terlibat secara aktif, dengan pengembangannya yaitu siswa dibentuk kedalam dua kelompok utama yang terdiri atas government speech dan oposition speech dan kemudian dipandu oleh guru sebagai moderator. Disamping itu juga meliputi pelaksanaan kelas akselerasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riduwan (2013:87), bahwa Kecakapan hidup di sekolah dapat ditunjukkan dengan siswa yang bermutu, yaitu siswa yang memiliki kemampuan mengembangkan potensi dirinya serta mutu pembelajarannya di sekolah. Untuk kelas akselerasi, diperluas dengan melakukan tambahan jam pelajaran selama 2 jam setelah pembelajaran reguler selesai. Selain itu, ada juga penelitian ilmiah remaja, dan pelaksanaan praktikum pada mata pelajaran Sains atau IPA. Hal ini juga didukung oleh Anwar (2006:20) mengemukakan bahwa kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Adapun kebijakannya yakni disesuaikan dengan Kalender Pendidikan Tahun 2013/2014, visi misi dan tujuan sekolah, dan sebagainya. Strategi meliputi (a) pendataan terhadap bidang studi yang akan diperdalam siswa, (b) pelaksanaan tes untuk kelas akselerasi, dan sebagainya.

12 12 Yang terlibat mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontal Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Salah satu hal penting dalam pengembangan kecakapan hidup siswa ialah kecakapan vokasional bagi siswa. Anwar (2006:20) mengemukakan bahwa Kecakapan vokasional terkait dengan pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Adapun pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ektrakurikuler kepramukaan dan kesenian. Dalam kepramukaan juga melatih siswa untuk mendaur ulang sampah. Sedangkan dalam ekstrakurikuler kesenian, mencakup kegiatan paduan suara, ekstrakurikuler band, pembinaan nasyid, tari, Adapun pengembangannya melalui kegiatan kesenian berupa pentas seni yang mengambil tema Ansamble music. Khusus untuk ekstrakurikuler band, siswa dilatih untuk bermain band secara baik dan benar, sehingga setelah mereka memiliki kemampuan tersebut dapat membuka kursus atau les untuk anak-anak diluar. Kebijakan nya yakni mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan program dan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo. Strategi yang dilakukan yakni bekerja sama dengan pihak luar sekolah atau instansi lain mengenai pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo, membuat jadwal program ekstrakurikuler, dsb. Dalam kaitan dengan pemahaman tentang strategi, Akdon (2009:5), mengemukakan bahwa secara etimologis asal kata penggunaan kata strategi dalam manajemen sebuah organisasi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sisematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi dan rancangan bersifat sistematik disebut perencanaan strategik. Adapun yang terlibat ialah seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dibantu oleh guru-guru dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo.

13 13 Simpulan Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pengembangan kecakapan personal siswa yakni diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri dan program kecakapan berpikir siswa, yang mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juknis kegiatan serta visi dan misi sekolah, dengan strategi (1) membina disiplin dan tata tertib siswa, (2) membuat rencana kegiatan LDK, dsb, serta melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sebagai pimpinan, kemudian dibantu oleh guru, Osis, dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa yakni diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa, yang mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juklak kegiatan dsb, dengan strategi yakni membangun komunikasi yang baik dengan siswa serta pemberian motivasi bagi siswa untuk berani menyampaikan pendapat tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Yang terlibat ialah seluruh stakeholder sekolah. (3) Pengembangan kecakapan akademik siswa yakni diperluas melalui pembinaan debat bahasa inggris, program kelas akselerasi, penelitian ilmiah remaja, dan pelaksanaan praktikum mata pelajaran IPA, yang disesuaikan dengan Kalender Pendidikan Tahun 2013/2014, visi misi dan tujuan sekolah, dan sebagainya. Strategi meliputi (a) pendataan terhadap bidang studi yang akan diperdalam siswa, (b) p elaksanaan tes untuk kelas akselerasi, dan sebagainya. Yang terlibat mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. (4) Pengembangan kecakapan vokasional siswa diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ektrakurikuler kepramukaan dan kesenian, dengan mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan program dan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo. Strategi yang dilakukan yakni bekerja sama

14 14 dengan pihak luar sekolah atau instansi lain mengenai pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo, membuat jadwal program ekstrakurikuler, dsb, Yang terlibat ialah seluruh warga sekolah. SARAN Berdasarkan simpulan tersebut dapat dipaparkan beberapa saran sebagai berikut: (1) Untuk siswa dapat memberikan sumber informasi tentang pedoman pengembangan kecakapan hidup siswa secara baik dan harus selalu mengkoordinasikan setiap kegiatan atau program kecakapan hidup dengan pihak guru dan kepala sekolah. (2) Untuk Guru dapat dijadikan sumber panduan untuk dapat menerapkan pengembangan kecakapan hidup siswa agar lebih bermanfaat. (3) Untuk Kepala sekolah dapat memberikan sebuah informasi bahwa pengembangan kecakapan hidup siswa di sekolah harus dijalankan sebagaimana mestinya serta tidak hanya terfokus disatu pengembangan kecakapan hidup siswa saja namun diharapkan pengembangan kecakapan hidup yakni pengembangan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional dijalankan bersama-sama. (4) Untuk masyarakat khususnya orang tua siswa perlu mendorong anaknya agar mengembangkan kecakapan hidup terutama melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. (5) Untuk Dinas Dikbud dapat dijadikan masukan serta pertimbangan terutama dalam pembuatan kebijakan pengembangan kecakapan hidup siswa di jenjang sekolah SMA. (6) Untuk peneliti dapat dijadikan pedoman untuk penelitian dimasa mendatang agar lebih dalam lagi akan hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Akdon Manajemen Strategi untuk Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta Ali, Muhammad Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

15 15 Anhar, Nurastrid Pengembangan Budaya Madrasah ( Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Muhamammadiyah Unggulan Kota Gorontalo).Skripsi. Gorontalo : Fakultas Ilmu Pendidikan. Anwar Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta Coyle, Daniel Bakat Sukses. Tangerang Selatan: Gemilang Djamarah, Syaiful Bahri Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Husamah dan Setyaningrum, Yanur Desain Pembelajaran berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka Karomah, Prapti dkk Kesiapan Masyarakat code Untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup dengan Memanfaatkan Limbah Industri Sebagai Cinderamata Khas Yogyakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta. Kaswan Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta Marwiyah, Syarifatul Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup. Jurnal Falasifa. Jember: Sekolah Tinggi Al-Falah As-Sunniyyah (STAIFAS) Riduwan Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Sehol, Muhamad Pendidikan Kecakapan hidup (Life Skill Education ) dan kontribusinya untuk kemajuan bangsa. Yogyakarta. Wacana Indonesia. Jurnal Mahasiswa dan Alumni Pasca Sarjana se- Indonesia Sudrajat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta Yusuf, Nanang Qosim The 7 Awareness 7 Kesadaran Hati dan Jiwa Menuju Manusia diatas Rata-Rata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagai pondasi diri seseorang dalam kehidupan, mampu merubah kehidupan seseorang untuk berkembang. Pendidikan merupakan proses menuju perubahan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang unik. Keunikan tersebut karena melibatkan subjek berupa manusia dengan segala keragaman dan ciri khasnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar diperlukan usaha untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, juga diperlukan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat perubahan kepada para peserta didik agar lebih baik, cerdas, beriman, bertaqwa, serta mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan

Lebih terperinci

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan individu agar dapat mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Pendidikan juga merupakan dasar bagi kemajuan individu dan kelansungan

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa dampak kehidupan dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X DI SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat rentan dengan suatu kondisi dari sebuah masyarakat, baik itu masyarakat keluarga maupun masyarakat

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bab II Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara kreativitas dan persepsi peluang kerja dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2006/2007 Oleh : Sri Admawati K7403187 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan salah satu upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang begitu pesat seperti sekarang ini dikenal dengan sebutan era globalisasi. Berbagai perubahan tatanan kehidupan seharihari terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan. Agar

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 957, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tingkat Satuan Pendidikan. Dasar. Menengah. Kurikulum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut: Pendidikan

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa, yaitu untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang mencipakannya guna membelajarkan anak didik. guru yang mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dengan perkembangan, oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang seiring berputarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisis dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani, oleh dan daya dukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya (hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga). Dengan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem pendidikan selama ini lebih menekankan pentingnya nilai akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku sekolah dasar sampai bangku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia yang

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal paling penting untuk menunjang kemajuan bangsa di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensi

Lebih terperinci

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 1 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 2 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS XI DI SMK GAJAH MADA O1 MARGOYOSO PATI TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah merupakan jenjang pendidikan formal yang memiliki fungsi membina dan mengembangkan kemampuan siswa. Sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dengan disertai berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menuntut manusia untuk menguasai berbagai bidang yang ada di kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses transfer pengetahuan, perilaku, moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan penting bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS

PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2009/ 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan seseorang karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi : latar belakang masalah, fokus penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan

Lebih terperinci