SISTEM PROTEKSI GENERATOR TURBIN GAS PADA UNIT OPERASI KALTIM 2 MENGGUNAKAN G60 UNIVERSAL RELAY PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PROTEKSI GENERATOR TURBIN GAS PADA UNIT OPERASI KALTIM 2 MENGGUNAKAN G60 UNIVERSAL RELAY PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 SISTEM PROTEKSI GENERATOR TURBIN GAS PADA UNIT OPERASI KALTIM 2 MENGGUNAKAN G60 UNIVERSAL RELAY PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR Eko Wuri Handoyo 1, Susatyo Handoko, ST., MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto SH Tembalang, Semarang handoyo_e@yahoo.com Abstrak - PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan agrokimia dengan hasil produksi utama adalah ammonia dan urea. PT Pupuk Kalimantan Timur memiliki 5 unit operasi yaitu unit operasi Kaltim1, Kaltim2, Kaltim3, Kaltim4, dan POPKA. PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan pabrik pupuk terbesar di dunia dalam satu lokasi dengan kapasitas produksi ammonia 1,85 juta ton/tahun dan urea 2,98 juta ton/tahun. Proses produksi pabrik didukung oleh sistem tenaga listrik menggunakan pola integrasi 33 kv. Setiap unit operasi memiliki satu generator utama dan satu generator cadangan, terkecuali unit POPKA. Sumber tenaga listrik pada unit operasi Kaltim2 menggunakan GE brush excitation turbin gas generator 38.6 MW 11 kv. Generator Turbin Gas ini mensuplai unit ammonia, unit urea, dan unit utility operasi Kaltim2. Kegagalan operasi Generator Turbin Gas Kaltim2 dapat berakibat rugi biaya secara ekonomis akibat berhentinya proses produksi karena pengaruh gangguan pada proses kimia yang berlangsung dan rugi teknis akibat kerusakan komponen-komponen penyusun proses produksi. Sistem proteksi pada Generator Turbin Gas Kaltim2 berfungsi untuk menjaga kehandalan operasi generator dengan melindungi generator terhadap gangguan elektrik maupun mekanis generator. Sistem proteksi Generator Turbin Gas Kaltim2 menggunakan G60 Universal Relay. G60 Universal Relay merupakan suatu relay yang mampu melakukan seluruh fungsi-fungsi relay proteksi generator dalam satu package. G60 Universal Relay termasuk jenis relay digital yang menggantikan relay generasi sebelumnya yaitu relay-relay mekanik dan statik. Kehandalan sistem proteksi generator Kaltim2 sudah memadai, berdasarkan kondisi operasi di lapangan bahwa generator breaker Kaltim2 tidak pernah trip. Kata Kunci : PT Pupuk Kalimantan Timur, Generator Turbin Gas Kaltim2, G60 Universal Relay I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses produksi PT. Pupuk Kalimantan Timur didukung oleh sistem tenaga listrik sebagai pendukung utama proses produksi dengan kehandalan operasi tinggi. Hal ini dikarenakan keberlangsungan proses kimia saling berkelanjutan dan bertahap antara satu dengan yang lain, serta tidak boleh terganggu. Terganggunya proses yang berlangsung dapat menyebabkan kerugian teknis dan ekonomis. Ketersediaan tenaga listrik dikelola di bawah wewenang Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen. Sebagai sumber energi listrik utama pada sistem tenaga listrik, kehandalan kerja generator harus dijaga dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem, utamanya yang bersifat permanen. Oleh karena itu diperlukan perancangan sistem proteksi dengan kehandalan tinggi yang mampu melokalisir gangguan agar tidak menyebar ke sistem yang sehat. Peralatan proteksi harus mampu mencegah kerusakan generator, karena kerusakan generator selain membutuhkan biaya perbaikan yang mahal, secara ekonomis pasti merugikan karena menghentikan proses produksi suatu pabrik. Proteksi generator harus mempertimbangkan pula proteksi pada sistem penggerak mula, sistem eksitasi, dan kapasitas generator. Pengetahuan dasar yang baik serta pengalaman teknis mengenai bagaimana pertimbangan teknis dan ekonomis untuk merancang sistem proteksi generator yang tepat diperlukan agar tercipta sistem proteksi generator dengan kehandalan tinggi. 1.2 Tujuan Tujuan pelaksanaan kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek ini adalah : 1 Mengenal lebih dekat dunia kerja di perusahaan. 2 Memahami kondisi aktual sistem tenaga listrik sebagai bagian utama pendukung proses produksi pada PT Pupuk Kalimantan Timur.

2 3 Mengembangkan, memperdalam pengetahuan serta pengalaman teknis bidang sistem proteksi dan relay, terkhusus implementasi sistem proteksi generator pada PT Pupuk Kalimantan Timur. 1.3 Pembatasan Masalah 1. Relay yang dibahas adalah relay mikroprosesor tipe G60 buatan General Electric. 2. Tidak membahas relay elektromekanis atau jenis relay lain. 3. Tidak membahas prinsip sistem mikroprosesor pada relay. 4. Tidak membahas cara setting relay menggunakan software Enervista. 5. Membahas pada fokus masalah : Proteksi stator generator Proteksi gangguan tanah stator Proteksi gangguan fasa stator Proteksi rotor generator Proteksi gangguan tanah rotor Proteksi hilang eksitasi 6. Sistem proteksi kontrol eksitasi (GE EX 2100) dan proteksi kontrol turbin (GE MarkVIe) tidak dibahas. II. DASAR TEORI 2.1 Prinsip Kerja Generator AC Generator AC terdiri dari komponen tidak bergerak (stator) dan komponen bergerak (rotor). Bagian rotor berupa magnet sedangkan bagian stator berupa kumparan/lilitan (kumparan jangkar). Jika suatu magnet permanen bergerak dalam kumparan maka akan timbul tegangan bolak balik pada kedua ujung kumparan, sesuai rumusan : dϕ pn V = ϕ = N. A. B. I f = dt 120 Injeksi arus DC pada rotor berfungsi untuk membuat magnet permanen. Turbin berfungsi untuk menggerakkan magnet permanen. Pada operasi normal tegangan dan frekuensi output generator harus dijaga tetap. Pengaturan tegangan melalui pengaturan besar arus eksitasi dengan Automatic Voltage Regulator yaitu dengan mengatur sudut pemicuan thyristor. Sedangkan pengaturan frekuensi melalui pengaturan kecepatan turbin dengan perangkat governor yaitu dengan mengatur valve turbin. Pengaturan tegangan maupun frekuensi dilakukan secara otomatis dan manual namun umumnya dalam keadaan normal dilakukan secara otomatis. 2.2 Dasar Proteksi Suatu sistem proteksi akan merasakan keadaan yang abnormal pada bagian dari sistem tenaga dan memberikan peringatan atau mengisolasi keadaan tersebut dari sistem yang sehat. Setiap sistem proteksi akan memiliki komponen-komponen dasar yaitu Current Transformer, Potensio Transformer, Relay, dan Circuit Breaker. Masukan sebuah relay adalah besaran tegangan dan arus yang dapat diolah menjadi besaran lain, diantaranya frekuensi, daya, impedansi, dan admitansi. Rating standar arus sekunder yang digunakan adalah 5A dan 1A, sedangkan rating standar tegangan sekunder pada basis phasa ke phasa adalah 110 V. Gambar 1 Dasar Sistem Proteksi Relay membawa informasi yang disediakan CT dan PT sesuai dengan logika prapenentu yang menghasilkan sebuah penentu dan membandingkan dengan setting untuk menentukan keputusan trip atau tidak trip. Rangkaian trip pada circuit breaker ditunjukkan gambar 2 berikut : Gambar 2 Rangkaian Trip Breaker 2.2 Jenis Relay Proteksi Over Current Relay (OCR) Relay arus lebih berfungsi untuk mendeteksi arus lebih yang disebabkan karena gangguan antar fasa ataupun pembebanan berlebih, arus lebih yang dideteksi OCR

3 merupakan arus urutan negatif. OCR memiliki beberapa tipe karakteristik waktu berikut ini : A. Karakteristik Instantaneous Relay arus lebih waktu Instantaneous adalah relay arus lebih yang tidak memiliki waktu tunda. Gambar 3 Karakteristikk OCR Instantaneous B. Karakteristik Inverse Relay arus lebih waktu Inverse merupakan relay arus lebih dengan waktu tunda. Jika arus gangguan yang terbaca relay semakin besar, maka dengan karakteristik semakin invers, akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk trip. Sebaliknya semakin kecil arus gangguan terbaca (melebihi setting) semakin lama waktu trip/operate Ground Fault Relay (GFR) Ground Fault Relay merupakan relay arus lebih (OCR) yang digunakan untuk mendeteksi arus urutan nol. Arus urutan nol hanya muncul pada saat terjadi gangguan yang melibatkan tanah yaitu gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah dan dua fasa ke tanah. GFR terletak pada sisi netral dimana pada titik inilah arus urutan nol mengalir. Karakteristik GFR dapat sama dengan karakteristik OCR Mho Relay Prinsip mho relay adalah mendeteksi gangguan berdasarkan besaran admitansi yang terukur. Jika admitansi terukur (I/V) melebihi batas setting maka relay mendeteksi adanya gangguan. Jenis mho relay yang digunakan pada proteksi hilang eksitasi adalah jenis offset mho relay dengan karakteristik berdasarkan diagram R-X berikut : Gambar 5 Diagram karakteristik offset mho relay Relay hanya boleh beroperasi pada saat gangguan hilang eksitasi. Pemberian sifat offset pada relay bertujuan memberikan selektivitas & sensitivitas proteksi hilang eksitasi terhadap kondisi abnormal lain yang sifatnya sementara seperti ayunan daya (power swing). Pada saat terjadi power swing offset mho relay tidak boleh mendeteksi sebagai gangguan hilang eksitasi. Pertimbangan besar offset berdasarkan kemungkinan nilai lokus impedansi terbesar sebelum eksitasi hilang yaitu sebanding dengan nilai reaktansi subtransient rata-rata (X d/2). Offset mho relay elektromekanis membutuhkan dua macam setting yaitu setting offset tap dan setting diameter lingkaran. Gambar 4 Karakteristik Relay Arus Standard Inverse, Very Inverse, dan Extremely Inverse Kurva karakteristik relay extremely inverse time memiliki slope paling curam (paling inverse) dibandingkan karakteristik lainnya. 2.4 Proteksi Generator Proteksi generator menggunakan relayrelay dengan jumlah paling banyak daripada proteksi komponen sistem tenaga yang lain. Jenis relay yang umum digunakan pada sistem pengaman elektris generator yang memiliki kapasitas daya output besar adalah :

4 Tabel 1 Relay proteksi pada generator secara umum Kode Fungsi Tipe Relay 24 Proteksi eksitasi berlebih Volt/hertz relay 32 Proteksi daya balik Reverse power relay 40 Proteksi hilang eksitasi Offset mho relay 46 Proteksi arus tidak Negative sequence seimbang relay 59 Proteksi tegangan lebih Overvoltage relay 60 Proteksi tegangan tidak Voltage balance relay seimbang 78 Proteksi lepas sinkron Offset mho relay 81 Proteksi frekuensi kurang/berlebih 87G Proteksi winding generator 50G Proteksi satu fasa-tanah stator Frequency relay Proteksi differential Ground fault Relay 50/51 Proteksi fasa-fasa stator Over Current Relay diambil dari output generator, tegangan diturunkan menggunakan PPT (Power Potensio Transformer). 3.2 Konsep Umum G60 Relay G60 Relay merupakan mikroprosesor relay yang memiliki kemampuan melakukan fungsifungsi relay pada generator (multi function relay) dan terkemas dalam satu package. Perangkat keras G60 Relay menggunakan konsep modular yaitu dibuat dalam beberapa modul yang dapat dipindah-pasang. G60 Relay memiliki enam modul perangkat keras yaitu Power Supply, Main Microprocessor/CPU, Digital Signal Processor, Digital I/O, Analog I/O, Modul Komunikasi (RS232, RS485, dan fiber optik). Seluruh modul terhubung dengan High- Speed Data Bus yang berfungsi menjadi media penyampaian data dari dan ke CPU. III. ISI 3.1 Generator Turbin Gas Unit Kaltim-2 Pembangkit tenaga listrik unit Kaltim-2 menggunakan generator penggerak mula turbin gas dengan sistem eksitasi memakai sikat/brush 38.6 MW 11 kv. Satu cabin generator ini terdiri dari enam kompartemen yaitu turbine control, auxiliary, turbine, load gear, generator, generator auxiliary, exciter control panel compartment. Kompartemen kontrol turbin terdiri dari motor control center, turbine control panel, dan generator control panel. Sistem proteksi generator terdapat di dalam generator control panel. Generator cabin ditunjukkan pada gambar 6 berikut : Gambar 6 Generator Cabin Brush pada exciter menggunakan 12 karbon pada cincin positif dan 12 karbon pada cincin negatif dengan besar rating tegangan eksitasi 250 V. Tegangan DC eksitasi diperoleh dengan menyearahkan tegangan AC yang Gambar 7 Arsitektur perangkat keras G60 Relay Untuk membantu kontrol dan pengaturan G60 Relay digunakan perangkat lunak Enervista UR Set Up. Enervista memiliki fitur diantaranya berikut ini : 1. Dapat diprogram sesuai kebutuhan. 2. Memori non volatile, sehingga dapat diprogram ulang. 3. Komunikasi cepat karena menggunakan fiber optik hingga 250 us. 4. Dapat diprogram ulang dengan mudah menggunakan pushbutton sehingga meningkatkan keamanan manusia dan meningkatkan keandalan. G60 Relay mampu melakukan multi-fungsi relay-relay proteksi generator dengan menggunakan mekanisme Object-Oriented Design (OOD). Teknik OOD menggunakan konsep murid dan kelas dimana keduanya merupakan kumpulan data dan kode dalam bentuk logika. Pada fungsi proteksi, sistem proteksi disebut sebagai kelas. Over/under voltage relay, time overcurrent relay, under/over

5 frequency relay, dan relay lain merupakan murid-murid dari kelas proteksi. Teknik yang sama berlaku pada fungsi monitor, pengukuran, kontrol I/O, dan komunikasi. Banyaknya murid dan kelas dapat difungsikan sesuai kebutuhan pengguna dengan menggunakan modul software. Penggunaan G60 memiliki keuntungan dibandingkan relay elektromekanik yang digunakan sebelumnya, diantaranya yaitu : 1. Sistem proteksi menjadi lebih praktis/sederhana yaitu memiliki sistem kontrol yang mudah diubah pengaturan operasinya, memiliki kemampuan memonitor setiap gangguan dan mampu melakukan beberapa fungsi relay. 2. Relay modular mengurangi biaya sparepart. 3. Menghemat tempat dan pengkabelan. 4. Mudah pemeliharaan, karena didesain dengan bentuk modul yang dapat dipindah. 5. Fleksibel, kompatibel pada semua jenis I/O. 6. Upgradeable yaitu spare-part dapat diupgrade dan direpair dengan teknologi baru. 7. Mudah diakses dengan menggunakan fasilitas transfer data dan Human-Machine Interface. 3.3 Proteksi Generator Menggunakan G60 Relay Fungsi-fungsi relay G60 meliputi relay pada tabel berikut ini : Tabel 2 Relay proteksi generator G60 Code Function Code Function 24 Volt per Hertz 59N Neutral Overvoltage 25 Synchrocheck 59P Phase Overvoltage 27P Phase Undervoltage 59_2 Negative Sequence Overvoltage 32 Sensitive Direct. 64TN 100% Stator Ground Power 40 Loss of Excitation 67_2 Negative Sequence Directional OC 46 Generator Unbalance 50G 50N 50P Ground Instantaneo OC Neutral Instantaneous OC Phase Instantaneous OC 51G Ground Time Overcurrent 67P Phase Directional Overcurrent 68/78 Power Swing Detection 81O Overfrequency 51P Phase Time Overcurrent 81U Underfrequency 87S Stator Differential 87G Restricted Ground Fault Proteksi Stator A. Gangguan Fasa Stator Gangguan fasa ke fasa pada stator baik gangguan dua fasa maupun tiga fasa dideteksi menggunakan relay arus lebih (OCR). OCR harus mampu mendeteksi arus urutan negatif, karena setiap gangguan fasa-fasa akan timbul arus urutan negatif. Jika tidak diisolir, arus lebih akibat gangguan pasti menyebabkan overheat pada lilitan stator. Jika panas berlebih yang timbul melebihi batas kemampuan isolasi dan winding stator maka dapat terjadi kegagalan pada stator. Gambar 8 Rangkaian proteksi gangguan fasa-fasa stator OCR memperoleh sinyal masukan dari tiga buah CT. Pada kondisi normal, arus masingmasing fasa (urutan positif) memiliki besar yang sama namun berbeda sudut Gangguan dua fasa atau tiga fasa akan menyebabkan besar arus setiap fasa tidak sama. Gangguan tiga fasa dapat mengakibatkan besar arus yang mengalir mencapai 6-7 kali arus nominal. Seting relay berdasarkan pada kemungkinan arus gangguan fasa-fasa yang paling kecil yaitu gangguan dua fasa. Pada kenyataan di lapangan, menggunakan nilai setting arus sekitar 12,8% nilai nominal per fasa atau dengan kata lain lebih kecil dari nilai gangguan satu fasa ke tanah. Fungsi proteksi fasa-fasa stator G60 memiliki tiga jenis elemen yaitu : satu elemen Phase Time Overcurrent dua elemen Phase Instantaneous Overcurrent satu elemen Phase Directional Overcurrent B. Gangguan Tanah Stator Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat yang melibatkan tanah pada stator digunakan Ground OCR. Ground OCR harus mampu mendeteksi arus urutan nol, karena setiap gangguan hubung tanah pasti menghasilkan arus urutan nol Ganguan hubung tanah adalah gangguan yang paling banyak terjadi. Arus lebih

6 yang ditimbulkan dapat mencapai 70% arus nominal. Gambar 9 Rangkaian proteksi gangguan fasa-tanah stator Relay ini akan mendeteksi gangguan hubung tanah yang terjadi pada lilitan stator dari generator. Untuk membatasi pendeteksian gangguan hubung tanah yang terjadi pada stator generator saja, dipakai relay arus lebih hubung tanah, dimana setting arus didasarkan pada besar arus gangguan tanah terkecil yaitu gangguan satu fasa ke tanah. Pada kenyataan di lapangan, menggunakan setting arus sekitar 12,5 % arus nominalnya. Fungsi proteksi fasa-tanah stator G60 memiliki tiga jenis elemen yaitu : satu elemen Ground Time Overcurrent satu Ground Instantaneous Overcurrent empat elemen Restricted Ground Fault Proteksi Rotor A. Gangguan Hilang Eksitasi Pada kondisi hilang eksitasi, generator masih beroperasi dan turbin masih berputar. Hilangnya medan penguat pada rotor akan mengakibatkan generator menarik daya reaktif dari beban walaupun generator masih mengirimkan daya aktif ke beban. Jika gangguan hilang eksitasi tidak diisolir, dapat mengakibatkan sudut phasa arus mendahului terhadap tegangan sehingga generator akan berubah menjadi generator asinkron/induksi. Pada tahap ini generator dikatakan kehilangan sinkronisasi dan berputar di luar kecepatan sinkronnya (kecepatan rotor mencapai 105% kecepatan nominal). Daya output generator turun menjadi 20%-30% daya nominal. Jika hilang sinkronisasi tidak segera diisolasi maka generator akan berada pada kondisi reverse power. Daya reaktif yang diambil dari sistem ini dapat melebihi rating generator sehingga menimbulkan kerusakan mekanis yaitu kerusakan turbin diikuti kerusakan generator yang berakibat fatal. Hilang eksitasi dapat terjadi karena terbukanya saklar medan (field circuit breaker), hubung singkat (short circuit), open circuit dalam rangkaian medan atau gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator). Untuk menghindari ini generator harus trip apabila rangkaian medan terbuka. Prinsip pendeteksian gangguan hilang eksitasi berdasarkan perubahan pada impedansi terminal generator dan berada pada stator. Perubahan besaran impedansi terminal generator adalah karena perubahan arus stator (naik), maka tegangan terminal akan turun. Untuk mendeteksi gangguan hilang eksitasi digunakan offset mho relay. Dua offset mho relay biasa digunakan sebagai proteksi hilang eksitasi. Relay 1 digunakan sebagai alarm peringatan sedangkan relay 2 digunakan sebagai sinyal trip pada kondisi hilang eksitasi. Gambar 10 Rangkaian proteksi gangguan hilang eksitasi Masukan relay berupa besaran arus diukur pada pada masing-masing fasa dan besaran tegangan yang dideteksi oleh dua VT. Pada saat impedansi terukur lebih kecil dari nilai setting maka relay akan mengirim sinyal ke circuit breaker generator untuk trip. Relay yang digunakan umumnya bersifat instantaneous dengan setting sudut phasa θ. Prinsip kerja deteksi hilang eksitasi G60 sesuai dengan karakteristik kurva offset mho relay berikut ini : Gambar 6.14 Karakteristik Operasi Proteksi Hilang Eksitasi G60

7 Proteksi hilang eksitasi menggunakan dua buah mho relay dengan karakteristik operasi berikut ini Karakteristik 1 digunakan sebagai proteksi hilang eksitasi dengan setting kondisi beban lebih tinggi dari 30%. Digunakan Mho Relay dengan setting berikut : CENTER 1 = Zb + X ' d ; RADIUS 1 = 2 Zb 2 Karakteristik 2 digunakan sebagai proteksi hilang eksitasi dengan setting pada seluruh kondisi beban. Digunakan Mho Relay dengan setting berikut : CENTER 2 = Xd + X ' d ; RADIUS 2 = 2 Xd 2 B. Gangguan Tanah Rotor Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat antara konduktor rotor dengan badan (body) rotor yang berakibat menimbulkan ketidakseimbangan fluksi yang dihasilkan rotor dan selanjutnya dapat menimbulkan getaran (vibrasi) berlebihan dalam generator dan dapat merusak rotor secara fatal. Gangguan ini dideteksi oleh relay rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus searah, maka gangguan rotor hubung tanah tidak dapat dideteksi dengan Ground Fault Relay. Gangguan ini dideteksi menggunakan relay impedansi. Berikut rangkaian proteksi gangguan satu fasa ke tanah pada rotor : Gambar 11 Rangkaian proteksi gangguan satu fasa-tanah rotor Relay rotor hubung tanah merupakan serangkaian komponen yang terdiri dari sumber tegangan kotak frekuensi rendah dan relay impedansi. Sumber tegangan kotak dengan amplitudo 40 V AC, frekuensi 4 Hz. Impedansi diukur berdasarkan perbandingan antara tegangan sumber gelombang kotak dengan arus rotor. Pada saat terjadi terjadi gangguan rotor ke tanah maka impedansi terukur akan berubah menjadi lebih kecil. Relay gangguan ini umumnya digunakan setting 2000 Ω, jika impedansi terukur > 2000 Ω maka relay akan mengirimkan sinyal trip kepada breaker generator. Kapasitor pada rangkaian diperlukan untuk blocking arus dari stator agar tidak mengalir ke relay sehingga dideteksi sebagai gangguan. Proteksi gangguan tanah pada rotor menggunakan G60 terdapat pada sistem kontrol eksitasi (EX2100) yaitu Field Ground Detector, terpisah dengan G60 Relay. Seting yang digunakan berdasarkan besaran impedansi terukur yaitu hasil perbandingan tegangan sumber dan aliran arus. Nilai yang terbaca akan dikirim kepada processor (DSP) melalui fiber optik untuk diolah berdasarkan program ataupun setting. Saat prosessor mendeteksi adanya gangguan hubung singkat tanah pada rotor maka prosessor akan mengirmkan sinyal kepada breaker exciter untuk trip. IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Sistem tenaga listrik PT. Pupuk Kalimantan Timur menggunakan pola integrasi 33 kv dengan frekuensi 50 Hz. 2. G60 Universal Relay merupakan mikroprosesor relay, yaitu relay digital dengan topologi desain berupa modul-modul yang mampu melakukan seluruh fungsifungsi relay proteksi pada generator dalam satu package. 3. Biaya instalasi dan pemeliharaan UR G60 secara keseluruhan lebih murah. 4. UR G60 dapat diprogram sesuai keinginan user. 5. Proteksi stator generator menggunakan phase over current relay untuk mendeteksi gangguan antar fasa, dengan tiga current transformer sebagai sinyal input relay. 6. Ground over current relay digunakan untuk mendeteksi gangguan yang melibatkan tanah, dengan satu current transformer sebagai sinyal input relay. 7. Proteksi rotor generator menggunakan ground over current relay untuk mendeteksi gangguan rotor ke tanah. Prinsip pendeteksian gangguan menggunakan basis parameter impedansi. 8. Gangguan hilang eksitasi dideteksi menggunakan dua buah offset mho relay.

8 4.2 Saran 1. Relay-relay lama (elektromekanik) yang masih digunakan sebaiknya diganti dengan relay digital agar pengontrolan mudah. 2. Evaluasi berkelanjutan terhadap sistem tenaga listrik PT. Pupuk Kaltim mutlak dilakukan sebab peningkatan kapasitas produksi harus menyesuaikan sistem proteksi yang diterapkan baik mengenai jenis peralatan maupun setingnya. 3. Studi pembahasan berikutnya perlu diperluas mencakup seluruh fungsi proteksi generator menggunakan G60 dan koordinasi operasi antar relay. DAFTAR PUSTAKA 1. G60 Generator Protection System UR Series Instruction Manual, General Electric, Ontario, EX2100 Excitation Control Instruction Manual, General Electric, Ontario, Grigsby, Leonard L, Power System Stability and Control, Second Edition, CRC Press, New York, Trickey, Cliff, Protective Relays Application Guide, GECALSTHOM, London, Warrington A.R. van C., Protective Relay their Theory and Practice, Chapman and Hall, W.K. Sonnemann, Directional Element for Phase Relays, Transaction A.I.E.E, ,CT Accuracy Classification,GE Protection & Control. PENULIS Eko Wuri Handoyo, mahasiswa Fakultas Teknik UNDIP Jurusan Teknik Elektro bidang konsentrasi Teknik Tenaga Listrik. Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Pupuk Kalimantan Timur, Bontang pada tanggal 20 April sampai 18 Juni Semarang, Oktober 2010 Dosen Pembimbing Susatyo Handoko, ST., MT. NIP

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II 1 Mahasiswa dan 2 M. Hasbi Hazmi B. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya dan semakin majunya teknologi yang ada saat ini tidak akan lepas dari kebutuhan akan tenaga listrik. Kehandalan sistem tenaga listrik untuk dapat

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR PLTU UNIT 1 DAN 2 TAMBAK LOROK

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR PLTU UNIT 1 DAN 2 TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR PLTU UNIT 1 DAN 2 TAMBAK LOROK, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Email

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 3.1 RELE JARAK Pada proteksi saluran udara tegangan tinggi, rele jarak digunakan sebagai pengaman utama sekaligus sebagai pengaman cadangan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia   Abstrak Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Turbin Gas Berbasis REG 216 Pada PLTGU Muara Tawar Bekasi

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Turbin Gas Berbasis REG 216 Pada PLTGU Muara Tawar Bekasi Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Turbin Gas Berbasis REG 216 Pada PLTGU Muara Tawar Bekasi Tri Hutomo 1, Yuningtyastuti 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK Nama : Sandi Agusta Jiwantoro NRP : 2210105021 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 2. Dr. Dedet Candra Riawan, ST.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Proteksi Panel Tegangan Menegah Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TEGANGAN LEBIH PADA GENERATOR MENGGUNAKAN OVER VOLTAGE RELAY sebagai laporan akhir, sebagai salah satu syarat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. TEGANGAN LEBIH PADA GENERATOR MENGGUNAKAN OVER VOLTAGE RELAY sebagai laporan akhir, sebagai salah satu syarat menyelesaikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring

Lebih terperinci

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Nama : Frandy Istiadi NRP : 2209 106 089 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara,

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas Sandi Agusta Jiwantoro, Margo Pujiantara, dan Dedet Candra Riawan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum [1] Generator ialah mesin pembangkit tenaga listrik, pembangkitan diperoleh dengan menerima tenaga mekanis dan diubah menjadi tenaga listrik, tenaga mekanis untuk generator

Lebih terperinci

KONDISI TRANSIENT 61

KONDISI TRANSIENT 61 KONDISI TRANSIENT 61 NAMEPLATE GENERATOR GENERATOR SET SALES MODEL RATING 1000 KVA 800 KW 0.8 COSΦ 50 HZ CONTINUOUS XXX PRIME STANDBY STANDBY GENERATOR DATA 3 PHASE 12 WIRE XXX WYE DELTA CONNECTION XXX

Lebih terperinci

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2 Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia

Lebih terperinci

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI MOTOR BERBASIS MOTOR MANAGEMENT RELAY WDZ-430EX DI PLTU PACITAN

SISTEM PROTEKSI MOTOR BERBASIS MOTOR MANAGEMENT RELAY WDZ-430EX DI PLTU PACITAN Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI MOTOR BERBASIS MOTOR MANAGEMENT RELAY WDZ-430EX DI PLTU PACITAN Anggun Purnomo 1), Susatyo Handoko 2) Mahasiswa 1) dan Dosen 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan Satrio Wibowo (21060110141099), Ir. Yuningtyastuti, MT (195209261983032001) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI Oleh ADRIAL MARDENSYAH 04 03 03 004 7 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI 4.1 Prinsip Kerja Sinkronisasi Genset di PT. ALTRAK 1978 Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng. Rifgy Said Bamatraf 2207100182 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng. Latar Belakang Masalah Batasan Masalah Sistem Kelistrikan PLTU dan PLTG Unit Pembangkit

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama

Lebih terperinci

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41 Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 01, April 2014 ISSN 1693-4024 KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM 1000+ SERI M41 Heri Sungkowo 1 Abstrak SEPAM (System Electronic Protection Automation Measurement)1000+

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Generator Sinkron Generator adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah energy mekanik dalam bentuk putaran menjadi energi listrik. Generator yang umum digunakan dalam unit

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ANALISIS TRIP GENERATOR AKIBAT DARI GANGGUAN (POHON TUMBANG) DI JALUR QUARRY FEEDER STUDI KASUS DI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK PLANT 12 TARJUN

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI GENERATOR TURBIN UAP (Studi Kasus: Pabrik Gula Camming)

SISTEM PROTEKSI GENERATOR TURBIN UAP (Studi Kasus: Pabrik Gula Camming) SISTEM PROTEKSI GENERATOR TURBIN UAP Nurhani Amin* * Abstract This study aims to determine the extent of the protection system reliability steam turbine generator at Camming Sugar Factory in Bone regency

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah sub sistem dari sistem penyaluran (tranmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran, gardu induk memiliki peran yang

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK Mahasiswa dan Dionisius Vidi N., Karnoto, ST, MT. Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Fitrizawati 1, Siswanto Nurhadiyono 2, Nur Efendi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teorema Thevenin (1) Pada teorema ini berlaku bahwa : Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang dihubungserikan dengan

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Prinsip Dasar Proteksi a). Proteksi Sistem Tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Prinsip Dasar Proteksi a). Proteksi Sistem Tenaga BAB I PENDAHULUAN Keandalan dan keberlangsungan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem

Lebih terperinci

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA 3 BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA 2. PENGERTIAN SALURAN TRANSMISI Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun

Lebih terperinci

RELE. Klasifikasi Rele

RELE. Klasifikasi Rele RELE Berasal dari teknik telegrafi, dimana sebuah coil di-energize oleh arus lemah, dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak. Rele merupakan jantung dari proteksi sistem TL, dan telah berkembang

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir berada di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Gambar

Lebih terperinci

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU)

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU) Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU) Rifgy Said Bamatraf; Margo Pujiantara, Dedet Chandra Riawan Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Abstrak - Proteksi terhadap sistem kelistrikan

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Nama : Luqman Erwansyah NRP : 2210 105 027 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 2. Dr. Eng. Rony Seto Wibowo, ST. MT. Sidang Tugas Akhir (Genap 2011-2012) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Tampak bahwa besarnya arus hubung singkat tersebut menurun sebagai fungsi waktu. Pada 3-4

Tampak bahwa besarnya arus hubung singkat tersebut menurun sebagai fungsi waktu. Pada 3-4 Arus Hubung Singkat Generator Gambar 9.26 memperlihatkan arus hubung singkat yang terjadi pada stator generator sinkron. Tampak bahwa besarnya arus hubung singkat tersebut menurun sebagai fungsi waktu.

Lebih terperinci

1. Proteksi Generator

1. Proteksi Generator 1. Proteksi Generator Generator merupakan sumber energi listrik didalam sistem tenaga listrik, maka perlu diproteksi dari semua gangguan jangan sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR 28 BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR 3.1 Karakteristik Generator Sinkron Terdapat dua metode untuk dapat mengetahui karakteristik generator sinkron, yaitu Analisis grafis dan pengukuran

Lebih terperinci

DIGITAL LOAD CONTROLLER (DLC)

DIGITAL LOAD CONTROLLER (DLC) DIGITAL LOAD CONTROLLER (DLC) FOR INDUCTION GENERATOR (IGC) & SYNCHRONOUS GENERATOR (ELC) DESKRIPSI ELC berfungsi sebagai pengatur speed turbin (governor) untuk system pembangkit dengan generator sinkron.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port PROCEEDING TUGAS AKHIR, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port Adam Anas Makruf, Margo Pujiantara 1), Feby Agung Pamuji 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara induksi medan magnet. Perubahan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR GANGGUAN PADA GENERATOR Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : 1. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Generator sinkron adalah mesin pembangkit listrik yang mengubah energi mekanik sebagai input menjadi energi listrik sebagai output. Tegangan output dari generator sinkron

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah berupa Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Lebih terperinci

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1 ANALISIS SISTEM PROTEKSI DIRECTIONAL OVER CURRENT RELAYS (DOCR) DENGAN INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (DG) PADA PENYULANG JOLOTUNDO Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1 Abstrak:

Lebih terperinci

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Mesin AC. Dian Retno Sawitri Mesin AC Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin AC terdiri dari Motor AC dan Generator AC Ada 2 tipe mesin AC yaitu Mesin Sinkron arus medan magnet disuplai oleh sumber daya DC yang terpisah Mesin Induksi

Lebih terperinci

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.2 Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit

Lebih terperinci

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA Erni Noviyani 1), Junaidi 2), Purwo Harjono 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail:

Lebih terperinci

RELE ARUS LEBIH (OVERCURRENT RELAY)

RELE ARUS LEBIH (OVERCURRENT RELAY) RELE ARUS LEBIH (OVERCURRENT RELAY) Nomor NEMA 51 50 Rele arus lebih digunakan untuk melindungi saluran, transformator, generator dan motor. Prinsip Proteksi Arus Lebih Ada dua jenis rele arus lebih: -

Lebih terperinci

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK 22 BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK 3.1 KONTROL RELE JARAK Input Proteksi Jarak Sinyal Kontrol S W Saluran Transmisi Output Gambar 3.1 Skema kontrol rele jarak Sistem kontrol untuk proteksi jarak dapat

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak

Lebih terperinci

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gangguan-Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sangat beragam besaran dan jenisnya. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Konstruksi Generator

Gambar 2.1 Konstruksi Generator BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Generator [3] Generator adalah sebuah mesin yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga mekanik. Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi elektromagnetik,

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Peran penting ini terlihat dimana penggunaan energi listrik dibutuhkan dimana-mana seperti di rumah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan

Lebih terperinci