BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai metode penelitian yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai metode penelitian yang"

Transkripsi

1 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan sesuai dengan topik penelitian. Sistematika penulisan pada bab ini terbagi menjadi tujuh bagian. Bagian pertama menjelaskan tentang jenis dan metode penelitian, bagian kedua menggambarkan tentang indikator dan variabel penelitian, bagian ketiga menjelaskan tentang populasi dan sampel penelitian, bagian keempat menjelaskan tentang teknik pengumpulan data, bagian kelima tentang alat dan bahan pengumpulan data, bagian keenam menggambarkan tentang teknik analisis data yang digunakan, dan pada bagian terakhir menggambarkan tentang alur pemikiran penelitian. A. Jenis Penelitian Untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang penulis ketengahkan, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, melalui metode survei terhadap fenomena-fenomena yang terkait dengan topik penelitian. Menurut Tika (2005 : 4) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah: Penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi dan analisis. Penelitian deskriptif ini perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. 25

2 26 Adapun yang dimaksud dengan metode survei dalam penelitian ini Menurut Tika (2005 : 6) adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti. Sesuai dengan ungkapan di atas, penelitian ini lebih difokuskan untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimiliki Kelurahan Jelekong, untuk selanjutnya dianalisis bagaimana strategi yang tepat dalam mengembangkan daerah penelitian menjadi desa wisata. B. Variabel Penelitian Sutrisno Hadi dalam Arikuto (2005:116) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi, sedangkan yang dimaksud dengan gejala disini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Dalam mengembangkan desa wisata ada beberapa indikator perwujudan desa wisata yang harus harus dipenuhi, diantaranya aspek fisik, sosial, biotis, tipologis, tata ruang, tata bangunan, budaya, kerajinan, cerita rakyat dan upacara, serta indikator penunjang pariwisata lain seperti aksesibilitas, amenities, masyarakat, wisatawan dan pengelola pariwisata Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel tunggal yaitu potensi pengembangan desa wisata di Kelurahan Jelekong beserta indikatornya yang mengacu pada ungkapan di atas. Adapun indikator dan variabel penelitian ditampilkan pada tabel 3.1.

3 27 Tabel 3.1 Variabel Penelitian No Indikator Indikator Aspek 1 Kriteria a. Aspek fisik: tanah, air, iklim Perwujudan b. Sosial: penduduk, pola usaha Desa Wisata c. Biotis: hewan dan tumbuhan d. Tipologis: letak, luas dan batas desa e. Tata ruang f. Tata bangunan g. Budaya: pola hidup, kesenian h. Kerajinan i. Cerita rakyat j. Upacara 2 Aksesibilitas a. Kualitas jalan raya b. Lebar jalan aya c. Frekuensi transportasi umum d. Kualitas jalan akses e. Lebar jalan akses f. Kelengkapan fasilitas lalu lintas g. Jenis angkutan ke tempat wisata 3 Amenitis (Fasilitas Wisata) a. Sarana : Jenis sarana yang boleh ada di lokasi dan jenis sarana yang boleh tidak ada di lokasi b. Prasarana : Listrik, Air bersih, komunikasi, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan. 4 Masyarakat a. Pengetahuan masyarakat b. Sikap masyarakat dalam pengembangan desa wisata c. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata 5 Wisatawan a. Karakteristik wisatawan b. Motivasi wisata c. Aktivitas wisata yang sering dilakukan 6 Pemerintah dan Pengelola pariwisata a. Kebijakan b. Promosi c. Event Pariwisata d. Kendala pengembangan e. Upaya pengembangan oleh pengelola Variabel Potensi Kelurahan Jelekong dalam mendukung perwujudan desa wisata

4 28 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di daerah penelitian (Sumaatmadja, 1988 : 112). Adapun populasi dalam penelitian ini, meliputi seluruh gejala yang berada di Kelurahan Jelekong yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, populasi terbagi menjadi dua, yaitu populasi wilayah yang meliputi seluruh gejala lingkungan fisik, aksesibilitas, sarana dan prasarana di Kelurahan Jelekong, sedangkan populasi manusianya meliputi seluruh masyarakat di Kelurahan Jelekong Tabel 3.2 Jumlah populasi wilayah dan manusia di Kelurahan Jelekong No Populasi Wilayah Jumlah Penduduk Jumlah Kepala (Jiwa) Keluarga 1 RW 01 : Giriharja RW 02 : Cikadu RW 03 : Nanggrang RW 04 : Batu Gajah RW 05 : Gugunungan RW 06 : Sartembong RW 07 : Cangkring RW 08 : Kampung Lio RW 09 : Lembur Tengah RW 10 : Giri Harja Indah RW 11 : Komp. GBA RW 12 : Sukajadi RW 13 : Sukajadi RW 14 : Margaluyu RW 15 : Cangkring Jumlah Sumber : Monografi Kelurahan Jelekong Tahun 2011

5 29 2. Sampel Seperti halnya populasi, sampel dalam penelitian yang penulis lakukan terbagi menjadi dua, yaitu sampel wilayah dan sampel manusia. a. Sampel Wilayah Sampel wilayah dalam penelitian ini yaitu RW 01 Giriharja dan RW 14 Margaluyu-Gentong, alasan pemilihan daerah-daerah ini sebagai sampel wilayah karena di daerah tersebut memiliki keunikan atraksi wisata yang meliputi kondisi lingkungn fisik, sosial dan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain di Kelurahan Jelekong. Sampel wilayah penelitian disajikan dalam tebel 3.3 dan gambar 3.1 Tabel 3.3 Sampel wilayah di Kelurahan Jelekong No Sampel Wilayah Jumlah Penduduk Jumlah KK 1 RW 01 : Giriharja RW 14 : Margaluyu Jumlah Sumber : Data Monografi ) Giriharja sebagai lokasi pengembangan wisata seni-budaya Daerah ini terkenal dengan produk unggulan masyarakatnya yaitu berupa lukisan dan wayang golek yang sangat menarik, selain itu pola kehidupan masyarakat yang unik dan beragam atraksi wisata yang dapat disuguhkan, sehingga menambah daya tarik daerah ini. 2) Margaluyu-Gentong sebagai lokasi pengembangan agrowisata Daerah Gentong memiliki daya tarik melalui potensi alamnya yang unik seperti gua dan curug. Di daerah ini pun kita dapat menikmati kesejukan dan keindahan alam serta beragam aktivitas outboand.

6 30

7 31 b. Sampel Manusia Pada penelitian ini, metode pengambilan sampel penduduk yang digunakan adalah melalui sampel proporsional (proporsional sampling). Menurut Arikunto (2002:116), sampel proporsional merupakan pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah yang ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah. Adapun untuk menentukan banyaknya sampel manusia dari setiap sampel wilayah penulis menggunakan persamaan yang dikemukakan Dixon dan B. Leach dalam Tika (2005 : 25) untuk menentukan besarnya sampel. Persamaannya adalah sebagai berikut: =... (1) Keterangan : n : Jumlah sampel Z : Tingkat Kepercayaan (confidence level) dinyatakan dalam persen dan nilai conversinya dapat dicari dalam tabel statistik pada lampiran V : Variabilitas (dalam persen) dihitung dengan rumus: = 100 Dimana p = persentase karakteristik sampel yang dianggap benar C : Batas kepercayaan (confidence limit) dalam persen. Confidence limit adalah perbedaan rata-rata sampel dengan ratarata yang diharapkan untuk memperoleh nilai populasi. Jumlah seluruh sampel penduduk dari enam sampel wilayah dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan persamaan di atas, melalui langkah-langkahnya sebagai berikut:

8 32 a) Menentukan persentase karakteristik (P) = h 100%= 863 h % =27,33 % b) Menentukan variabilitas (V) = 100 = 27, ,33 = 27,33 72,67 = 1986,0711 =44,565 c) Menentukan jumlah sampel (n), dimana Z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% besarnya 1.96, dan C = Conviden limit atau batas kepercayaan, besarnya 10. = 1,96 44,565 = 10 =76,296 d) Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi dengan rumus: n = n 1+ n N Keterangan: n : Jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan) n : Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan persamaan (1) N : Jumlah populasi (Kepala Keluarga) n = n 1+ n = 76,296 N 1+ 76, n = 76, ,0884 = 76,296 1,0884 n =70,099 = 70 (dibulatkan)

9 33 Sampel proporsional digunakan karena jumlah kepala keluarga di setiap wilaya sampel tidak sama, hal ini bertujuan agar tidak ada penumpukan pengambilan sampel dalam satu wilayah. Jumlah sampel manusia dari tiap sampel wilayah ditunjukan pada tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Jumlah sampel wilayah dan manusia di Kelurahan Jelekong Sampel Manusia No Sampel Wilayah Jumlah Jumlah Besar penduduk KK Sampel (KK) 1 RW 01 : Giriharja RW 14 : Margaluyu Jumlah Sumber : Data Monografi dan Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 3.4 di atas, kita dapat melihat bahwa besarnya sampel manusia dari setiap sampel wilayah dalam penelitian ini, berjumlah 70 KK, hal tersebut sesuai dengan teori sampling yang diungkapkan dalam Tika (2005 : 25), yang menyatakan bahwa: Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Kendati demikian, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30 Apabila melihat besarnya sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 70 KK, penulis rasa besarnya sampel sudah dapat mewakili distribusi normal, sesuai dengan pernyataan di atas. Selain sampel penduduk, penulis pun mengambil sempel wisatawan sebanyak 30 orang, menggunakan metode accidental sampling, dan sampel responden pengelola pariwisata.

10 34 D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui teknik sebagai berikut: 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang berkaitan dengan atraksi, fasilitas dan aksesibilitas Kelurahan Jelekong dalam pengembangannya sebagai desa wisata, adapun instrument penelitian yang digunakan adalah cheklist. 2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara tanya jawab yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden untuk melengkapi data yang telah ada mengenai atraksi, fasilitas dan aksesibilitas desa wisata di Kelurahan Jelekong. 3. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan digunakan untuk melengkapi data sekunder yang mendukung terhadap permasalahan yang diteliti melalui litelatur dari buku-buku, internet, media cetak maupun dari sumber lain. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data berupa visualisasi yang diambil dari fenomena yang ada pada objek penelitian. Studi dokumentasi ini digunakan untuk memberi gambaran dan memperkuat data mengenai fenomena yang diteliti, berdasarkan keadaan nyata di lapangan.

11 35 E. Alat dan Bahan Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, yang menjadi alat dan bahan pengumpul data antara lain: 1. Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Pakutandang 2. Peta Geologi, Geomorfologi dan Tanah Kelurahan Jelekong 3. Alat survei lapangan (alat pengukur jarak dan kamera) 4. Pedoman wawancara, adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan wawancara terhadap responden. 5. Angket, adalah alat untuk mengumpulkan data dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada responden tentang objek yang diteliti. 6. Cheklist lapangan, adalah alat untuk mengecek kondisi atraksi, fasilitas dan aksesibilitas pariwisata. F. Teknik Analisis Data Menurut Nasution (2002 : 126), Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, thema atau kategori. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara beberapa konsep. Seperti yang telah diungkapkan oleh Nasution, bahwa analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan, maka seluruh data yang telah diperoleh harus diolah terlebih dahulu agar mudah untuk dianalisis. Adapun analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

12 36 1. Teknik Pengharkatan (scoring) Untuk menganalisis potensi Kelurahan Jelekong dalam pengembangannya sebagai desa wisata, penulis menggunakan teknik pengharkatan, teknik ini digunakan untuk memberikan nilai pada masingmasing karakteristik parameter dari indikator-indikator agar dapat dihitung nilainya serta data ditentukan peringkatnya. Adapun parameter yang dinilai adalah indikator perwujudan desa wisata yang meliputi aspek fisik, sosial, biotis, tipologis, tata ruang, tata bangunan, budaya, kerajinan, cerita rakyat dan upacara, serta indikator penunjang pariwisata lain seperti aksesibilitas, sarana dan prasarana wisata. Peringkat masing-masing indikator diurutkan menjadi beberapa kategori, mulai nilai harkat tertinggi yang bernilai 5 hingga nilai harkat terendah yang bernilai 1, pengharkatan tersebut akan menentukan potensi pengembangan desa wisata di Kelurahan Jelekong. Kriteria pengharkatan diperoleh melalui adaptasi dari berbagai sumber diantaranya kriteria perwujudan desa wisata dari Wiendu dan daftar penilaian objek wisata yang dikeluarkan oleh Disbudpar. Adapun kriteria pengharkatan tiap parameter dari variabel dalam penelitian ini ditunjukan dalam tabel berikut.

13 37 Indikator Fisik Sosial Biotis Tipopogis Tata Ruang Tata Bangunan Budaya Kerajinan Cerita Rakyat Upacara Adat Sub Indikator Kesuburan tanah Kemiringan lereng Tabel 3.5 Harkat Kriteria Perwujudan Desa Wisata Harkat Kurang Subur Sedang 26% % 16-25% 40% Sangat Subur 0-8% Tidak > 41% Kondisi Air Sangat Sangat Melimpah Sedang Sulit Melimpah Sulit Iklim Panas Sedang Sejuk Dingin Kutub Pola Usaha: Menggarap sawah, kebun, bercocok tanam, membuat Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada kerajinan tangan, lainnya Jenis-jenis hewan domba, ayam, itik, bebek, kuda, kerbau, sapi, burung Penghijauan/ Tumbuhan hutan, perkebunan, ladang, semak belukar, sawah, lainnya Ada 7 Ada 5-6 Ada 3-4 Ada 1-2 Tidak ada Baik merata Ada >3 dalam perkampungan Cukup baik Ada 3 Sedang Ada 2 Kurang Ada 1 Tidak ada Letak dekat perkampungatengah perkotaan perkotaan ditengah- dekat dgn di dalam Luas ha ha ha ha >100 ha Letak desa wisata dari fasilitas Sangat Sangat Jauh Cukup Dekat perkotaan modern Jauh dekat Keberadaan dan dominasi bentuk rumah: rumah panggung, rumah gebyog, rumah semi permanen, Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada rumah permanen Elemen penunjnag rumah: saung, lisung, lumbung padi, kolam dan pancuran, kandang Kekhasan pakaian: ikat kepala, celana pangsi dan kampret, terumpah, kebaya dan karembong Adat istiadat adat perkawinan, adat khitanan, adat kematian, adat tujuh bulanan, adat menjelang dewasa, adat membuat rumah, adat mengolah sawah, adat panen Kesenian: calung, jaipong, ronggeng, wayang golek, lainnya Arena kesenian: padepokan, sanggar seni, lapangan terbuka, gedung pertunjukan, lainnya Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Ada 7 Ada 5-6 Ada 3-4 Ada 1-2 Tidak ada Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Makanan olahan khas Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Home Industry Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Produk pertanian segar Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Legenda benih padi, Legenda upacara adat, Legenda penanaman padi, Legenda waditra, lainnya Rayagung akbar, Upacara hajat bumi, Upacara labuh bumi, Upacara bubur suro, lainnya Sumber : Wiendu Nuryati 1993 dan hasil pengolahan 2011 Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Ada > 3 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada

14 38 Tabel 3.6 Harkat kelas dan kriteria aksesibilitas No Indikator Harkat Kualitas jalan raya Sangat Baik Baik Sedang Rusak Sangat Rusak Hotmix Aspal Berbatu Berbatu Tanah '2 Lebar jalan raya >10 m 8 10 m 6 8 m 6-3 m < 3 m 3 Frekuensi transportasi umum Sangat Tinggi Sedang Kurang Tidak ada Tinggi kali 9 16 kali < 9 kali >25 kali 4 Kualitas jalan akses Sangat Baik Baik Sedang Rusak Sangat Rusak Hotmix Aspal Berbatu Berbatu Tanah 5 Lebar jalan akses >10 m 8 10 m 6 8 m 6-3 m < 3 m Kelengkapan fasilitas Sangat Kurang Tidak 6 (meliputi rambu-rambu Lengkap Sedang Lengkap Lengkap Lengkap lalulintas dan marka jalan) 7 No 1 2 Jenis angkutan ketempat wisata (Bus, Angkot, Angkutan Pedesaan, Ojeg, Becak, Delman, lainnya) Sumber: Disbudpar dan hasil pengolahan 2011 Indikator Sarana yang boleh ada di lokasi Akomodasi (penginapan), Tempat parkir, Rumah makan, Pintu gerbang, Kios Makanan dan Minuman, WC Umum, Pos Keamanan, Pos P3K, Toko Cinderamata, Gallery, Padepokan/Tempat Pementasan Saran yang boleh tidak ada di lokasi Akomodasi (hotel berbintang), Restoran besar, Tourist information center, Shelter Sumber: Disbudpar dan hasil pengolahan 2011 > Tidak ada Tabel 3.7 Harkat kelas dan kriteria sarana Harkat Ada > 7 Ada 5-6 Ada 3 4 Ada 1-2 Tidak ada Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada Tabel 3.8 Harkat kelas dan kriteria prasarana No Indikator Parameter penilaian dan harkat kelas Listrik Sangat Baik, Baik, Sedang Kurang PLN PLN Genset Genset Tidak ada 2 Air bersih Baik, PAM Baik, Sedang, sumber lain agak jauh Kurang Tidak ada 3 Telekomunikasi Ada, baik Ada, Cukup Ada, Sedang Kurang Tidak ada 4 Fasilitas kesehatan Tersedia baik Tersedia Tersedia Tersedia dekat cukup dekat sedang Jauh Tidak ada 5 Fasilitas keamanan Tersedia baik Tersedia Tersedia Tersedia dekat cukup dekat sedang Jauh Tidak ada Sumber: Disbudpar dan hasil pengolahan 2011

15 39 Nilai tiap kriteria dalam penelitian ini ditetapkan dengan scoring, skor terendah untuk keseluruhan aspek yaitu 1 dan tertinggi 5. Sedangkan skor (harkat) berkisar antara 1 sampai 5 dimana besarnya nilai masingmasing kriteria merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap parameter yang berkaitan. Setelah dilakukan pengharkatan terhadap potensi kawasan wisata langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap pengembangan desa wisata sesuai indikator yang telah ditentukan. Tabel 3.9 Nilai kesesuaian untuk Kriteria Perwujudan Desa Wisata No Skor (Harkat) Indikator Sub Indikator Rendah Tinggi Kesuburan tanah dan kemiringan Aspek Fisik Kondisi air 1 5 Iklim Sosial Pola usaha Biotis Jenis-jenis hewan 1 5 Penghijauan/ Tumbuhan Tipologis Letak 1 5 Luas Tata Ruang Tata Ruang Tata Bangunan Keberadaan dan bentuk rumah 1 5 Elemen penunjnag rumah 1 5 Kekhasan pakaian Budaya Adat istiadat 1 5 Kesenian 1 5 Arena kesenian 1 5 Makanan olahan khas Kerajinan Home Industry 1 5 Produk pertanian segar Cerita Rakyat Berbagai Cerita Rakyat Upacara Adat Berbagai Upacara Adat 1 5 Jumlah Sumber : Data Hasil Pengolahan 2011

16 40 Tabel 3.10 Nilai kesesuaian untuk Faktor Aksesibilitas No Indikator Skor (Harkat) Rendah Rendah 1 Kualitas jalan raya Lebar jalan raya Frekuensi transportasi umum Kualitas jalan akses Lebar jalan akses Kelengkapan fasilitas Lalu lintas Jenis angkutan ketempat wisata 1 5 Jumlah 7 35 Sumber : Data Hasil Pengolahan 2011 No Tabel 3.11 Nilai kesesuaian untuk Faktor Sarana Wisata Indikator 1 Jenis sarana yang boleh ada di lokasi Akomodasi (penginapan), Tempat parkir, Rumah makan, Pintu gerbang, Kios Makanan dan Minuman, WC Umum, Pos Keamanan, Pos P3K, Toko Cinderamata, Galeri, Padepokan/Tempat Pementasan 2 Jenis saran yang boleh tidak ada di lokasi Akomodasi (hotel berbintang), Restoran Harkat Rendah Tinggi besar, Tourist information center, Shelter Jumlah 2 10 Sumber : Data Hasil Pengolahan 2011 Tabel 3.12 Nilai kesesuaian untuk Faktor Prasarana Wisata No Indikator Harkat Rendah Tinggi 1 Listrik Air bersih Telekomunikasi Fasilitas kesehatan Fasilitas keamanan 1 5 Jumlah 5 25 Sumber : Data Hasil Pengolahan 2011

17 41 Selanjutnya untuk mengetahui kelas potensi pengembangan desa wisata dari tiap-tiap kriteria perwujudan desa wisata dilakukan dengan menentukan panjang interval dari hasil perhitungan skor masing-masing variabel dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan Subana dalam Riki (2010:45) sebagai berikut: Ketarangan: P : Panjang Interval = R K : Rentang Jangkauan : Banyaknya Kelas Kelas I II III Berdasarkan persamaan di atas kemudian ditentukan kelaskelas potensi pengembangan desa wisata dengan ketentuan yang ditunjukan pada tabel berikut. Tabel 3.13 Kriteria Penentuan Kelas Potensi Pengembangan Desa Wisata Berdasarkan Kriteria Perwujudan Desa Wisata Tingkat Penilaian Tinggi/Sangat Sedang/Cukup Rendah/Kurang Rentang Skor 73, ,7 73, ,6 Sumber : Sunarto dan hasil pengolahan 2011 Pemerian Suatu daerah yang memiliki kondisi lingkungan alam, sosial dan budaya yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi lingkungan alam, sosial dan budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi lingkungan alam, sosial dan budaya yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan.

18 42 Kelas I II III Tabel 3.14 Kriteria Penentuan Kelas Potensi Pengembangan Desa Wisata Berdasarkan Faktor Aksesibilitas Tingkat Penilaian Tinggi/Sangat Sedang/Cukup Rendah/Kurang Rentang Skor 25, ,4 25,6 7 16,3 Sumber : Sunarto dan hasil pengolahan 2011 Pemerian Suatu daerah yang memiliki kondisi aksesibilitas yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi aksesibilitas yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi aksesibilitas yang kurang potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Kelas I II III Kelas I II III Tabel 3.15 Kriteria Penentuan Kelas Potensi Pengembangan Desa Wisata Berdasarkan Faktor Sarana Wisata Tingkat Penilaian Tinggi/Sangat Sedang/Cukup Rendah/Kurang Rentang Skor 7,4-10 4,7 7,3 2 4,6 Sumber : Sunarto dan hasil pengolahan 2011 Pemerian Suatu daerah yang memiliki kondisi sarana wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi sarana wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi sarana wisata yang kurang potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Tabel 3.16 Kriteria Penentuan Kelas Potensi Pengembangan Desa Wisata Berdasarkan Faktor Prasarana Wisata Tingkat Penilaian Tinggi/Sangat Sedang/Cukup Rendah/Kurang Rentang Skor 18, ,7 18,3 5 11,6 Sumber : Sunarto dan hasil pengolahan 2011 Pemerian Suatu daerah yang memiliki kondisi prasarana wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi prasarana wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan. Suatu daerah yang memiliki kondisi prasarana wisata yang kurang potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan parameter yang ditetapkan.

19 43 2. Analisis Persentase Analisis persentase digunakan untuk mengetahui kecenderungankecenderungan dari jawaban responden, terutama untuk menganalisis sikap dan partisipasi masyarakat untuk menghitung perolehan nilainya, digunakan persamaan sebagai berikut: = % Keterangan : P : Persentase jawaban responden f : Frekuensi tiap kategori jawaban N : Jumlah keseluruhan responden 100% : Bilangan konstanta Setelah perhitungan telah selesai, maka hasil perhitungan tersebut dikategorikan dalam kriteria sebagai berikut : 0 % : tidak ada % : sebagian kecil % : hampir setengahnya 50 % : setengahnya % : sebagain besar % : hampir seluruhnya 100 % : seluruhnya (Sumber : Arikunto dalam Riki (2011:37)) 3. Analisis SWOT Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas.

20 44 Dengan metode analisis ini penulis berusaha untuk mengkaji potensi geografis yang mendukung keberadaan wisata serta berusaha mempertemukan seluruh aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat di kawasan tapak pengembangan desa wisata. Formula SWOT dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan masukan, petunjuk, dan pengarahan bagi pengambilan keputusan atau kebijakan dalam pengembangan desa wisata di Kelurahan Jelekong. Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil skoring dari faktorfaktor strategis yang dianggap dapat mewakili unsur-unsur yang dinilai dalam pengembangan desa wisata Jelekong, sehingga akan melahirkan 4 alternatif strategi yang dapat disarankan, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT, yang ditunjukan dalam tebel Tabel 3.17 Matrik SWOT EFAS IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W) STRATEGI SO STRATEGI WO OPPORTUNIES (O) TREATHS (T) Sumber : Rangkuti 2009:31 Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI TW Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

21 45 G. Alur Prosedur Penelitian Kelurahan Jelekong sebagai salah satu daerah pengembangan desa wisata Masalah Penelitian Metode Deskriptif Populasi dan Sampel RW 01. Giriharja RW 14. Margaluyu (Gentong) Atraksi Wisata Aksesibi litas Sarana Prasarana Sikap dan Partisipasi Segmentasi Wisatawan Pengelola Wisata Pengharkatan dan Pembobotan Persentase Potensi Pengembangan Desa Wisata Dukungan, kendala dan upaya pengelolaan SWOT Strategi Pengembangan Desa Wisata Kesimpulan dan Rekomendasi Gambar 3.2 Alur Prosedur Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008:

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa 37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan sebuah pedoman untuk merancang penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa metode merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Subang dengan dua tempat yang berbeda, dimana Desa Wisata Wangunharja terletak di Desa Sanca Kecamatan Ciater

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode survey. Pabundu (1996, hlm. 9) menjelaskan bahwa metode survey bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya 43 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneletian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan Taman Budaya Jawa Barat Dago Tea House, yang merupakan suatu lembaga penampung apresiasi budaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tika (2005:4) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel 1. Desain lokasi Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang berada di Jalan Yos Sudarso No

Lebih terperinci

perkampungan Setu Babakan dengan jumlah penduduk 2564 jiwa dan jumlah KK 743

perkampungan Setu Babakan dengan jumlah penduduk 2564 jiwa dan jumlah KK 743 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Faktor lokasi merupakan salah satu bagian penting yang perlu dibahas dalam penelitian geografi dalam hal ini lokasi penelitian yaitu Perkampungan Setu Babakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di kampung panaruban desa cicadas, kecamatan sagalaherang, Kabupaten Subang adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot, yang merupakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot, yang merupakan 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot, yang merupakan salah satu kecamatan yang berada di, tepatnya di Bandung Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 4 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya. Menurut Surackhmad (1990:40)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber Alam Resort Cipanas Garut yang terletak dikecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi potensi ekowisata yang ada di Desa Aik Berik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, 41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Baleendah dipilih karena merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 30 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Tika (2005:2) metode penelitian dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang yang secara administratif saat ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan survei. Menurut Tika (2005: 4) metode deskriptif adalah penelitian yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, yaitu Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Sukajadi. Kecamatan Sukajadi merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Ruang lingkup wilayah atau lokasi penelitian ini adalah Desa Cintaasih yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian memerlukan metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan pada pemecahan

Lebih terperinci

: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang

: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di wilayah Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Berdasarkan wilayah pemangkuan hutan termasuk rph Sukaraja, bkph

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. memperoleh data penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. memperoleh data penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini 22 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, memperoleh data penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis deskriptif. Metode survey menurut Tika (2005:06) adalah Suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada pengungkapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk 45 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Menurut Tika (2005 : 1) penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Singarimbun (1985 : 3) mengenai penelitian deskriptif yaitu : Penelitian deskriptif biasanya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie (100-101) suatu konsepsi ke arah penerbitan bidang filsafat secara luas mengemukakan pengertian metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini tentunya mengacu pada judul yang diangkat, yaitu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini tentunya mengacu pada judul yang diangkat, yaitu BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini tentunya mengacu pada judul yang diangkat, yaitu Respon Masyarakat terhadap Pemanfaatan Energi Alternatif (Biogas), maka lokasi mengacu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016) PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016) A. Latar Belakang Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pemilihan dan penggunaan metode sangatlah berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010 : 3) secara umum metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 60 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif eksploratif yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subyek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Sungailiat merupakan salah satu kecamatan yang berada

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode 30 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih mengarah

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian berada di Kawasan Perkotaan Cianjur yang terdiri dari 6 Kelurahan dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan 41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung, tepatnya di Bandung Selatan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer dan data sekuder. Adapun langkah-

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis menggunakan metode yang akan membantu penulis untuk mempermudah pengerjaan penulisan skripsi ini maka penulis

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2002:1) menyatakan bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Menurut BPS Kabupaten Limapuluah Kota (2014) Nagari Tarantang adalah daerah yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini, yang mana Nagari Tarantang merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi potensi budaya yang ada di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Ari Kunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya. Sedangkan pengertian penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode 37 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung yang secara astronomis terletak di 6 50 38-6 58 50 LS dan 107 33 34-107 43 50 BT. Secara khusus penelitian ini

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL Rattih Poerwarini 1, Indung Sudarso 2, I Nyoman Lokajaya 3 1,2 Magister Teknik Industri ITATS, Surabaya, Jl. Arief Rahman Hakim No. 100

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. 6 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2009, hlm.2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Lokasi Penelitian Kecamatan Dawuan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Letak geografis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sejalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN Agar penelitian ini lebih terarah, maka diperlukan adanya metode penelitian. Menurut Menurut Arikunto, (1988:14) Metode penelitian adalah cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. astronomis terletak pada lintang LS LS dan pada bujur

BAB III METODE PENELITIAN. astronomis terletak pada lintang LS LS dan pada bujur 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Lokasi penelitian terdapat di Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon yang secara astronomis terletak pada lintang 6 42 50 LS - 6 44 00 LS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Secara astronomis lokasi penelitian berada pada 0 00 00 LU - 0º10 30 LU dan 111º28 30

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Menurut Tika

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Menurut Tika A. Metode Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Menurut Tika Pabundu ( 1999;91) survey adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar 43 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri, metode yang digunakan dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Nawawi dalam Tika (2005, hlm. 2) mendefiniskan bahwa metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Lokasi Lokasi penelitian berada di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa Sukasari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang memiliki prospek dan potensi cukup besar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak di Desa Mayangan Kecamatan Legonkulon Kabupaten Subang. Jarak dari kota Pamanukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai Daerah Tujuan Wisata Belanja adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di desa Cibinong salah satu desa di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Luas desa Cibinong adalah 201,245 Ha. Dengan luas perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kabupaten Ketapang tepatnya di Kecamatan Muara Pawan, Desa Sungai Awan Kiri, di lokasi Obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat terlaksana secara efektif dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai objek atau subjek yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance Performance Analysis (IPA) serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peta 3.1 Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Peta 3.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu. Peta 3.1 Lokasi Penelitian Sumber: Google Map 2011 Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian yang berjudul mobilitas penduduk di Kecamatan Bungbulang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian yang berjudul mobilitas penduduk di Kecamatan Bungbulang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul mobilitas penduduk di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci