Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan Tidore Kabupaten Kepulauan Sangihe. Oleh : Juliyanti lahabir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan Tidore Kabupaten Kepulauan Sangihe. Oleh : Juliyanti lahabir"

Transkripsi

1 Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan Tidore Kabupaten Kepulauan Sangihe Oleh : Juliyanti lahabir ABSTRAK Dalam penyelenggaraan pemerintahan kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin sangatlah menentukan keberhasilan dari organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran bahwa warga negara memiliki hak untuk dapat diberikan pelayanan. Penyediaan pelayanan publik merupakan kewajiban yang harus diselenggarakan pemerintah untuk masyarakat, namun dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut kenyataannya masih belum terlaksana secara maksimal. Di kelurahan Tidore Kecamatan Tahuna Timur efektivitas kerja aparatur kelurahan dalam pelayanan publik belum maksimal. Hal ini terlihat dari kurangnnya disiplin kerja yang ditunjukan aparatur yang ada dikelurahan Tidore. Berdasarkan hasil temuan tersebut kepemimpinan lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur yang ada di kelurahan Tidore belum maksimal. Key words : Kepemimpinan Lurah, Disiplin Kerja, Aparatur Kelurahan. PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan topik menarik yang sering dibicarakan oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam organisasi yang besar.setiap satuan organisasi, baik formal maupun informal selalu ada pemimpin yang memimpinnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Keberhasilan maupun kegagalan suatu organisasi, apakah perusahaan, lembaga pemerintah, ataupun lembaga sosial lainnyaakan selalu dikaitkan dengan pemimpin organisasi dimaksud. Kepemimpinan merupakan unsur kunci dalam menentukan keefektifan maupun tingkat produktifitas suatu organisasi. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya. Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.negara Republik

2 Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Lurah dalam hal ini sebagai pimpinan pada unit organisasi kelurahan sebagaimana dimaksud dalam PP No. 73 tahun 2005 Pasal 3 ayat (2) mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan urusan urusan tersebut tentu saja seorang lurah tidak dapat melalukannya seorang diri tapi di bantu oleh orang lain dalam hal ini perangkat kelurahan. Sebagai tingkatan pemerintahan terendah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah kelurahan merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional yang berada langsung dibawah pemerintah kabupaten, atau bisa dikatakan pemerintah kelurahan adalah ujung tombak pelaksanaan pemerintahan didaerah karena pemerintah kelurahan berhubungan atau bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah kelurahan setiap harinya selalu berinteraksi dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik, sebagai contoh, seperti pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), akta kelahiran, akta nikah, akta kematian, dan lain sebagainya membutuhkan surat keterangan dan pengantar dari kelurahan. Penyediaan pelayanan publik merupakan kewajiban yang harus diselenggarakan pemerintah untuk masyarakat, namun dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut kenyataannya masih belum terlaksana secara maksimal. Di kelurahan Tidore Kecamatan Tahuna Timur efektivitas kerja aparatur kelurahan dalam pelayanan publik belum maksimal. Hal ini terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang masih menemui berbagai kendala dalam proses pengurusan surat menyurat yang memakan waktu cukup lama, serta pelayanan yang sulit diakses karena aparatur kelurahan yang datang terlambat atau tidak berada di tempat pada jam jam kerja. Kurang maksimalnya kinerja dan pelayanan kepada masyarakat adalah akibat dari kurangnya disiplin yang dimiliki oleh para aparatur kelurahan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, salah satunya adalah disiplin kerja. Seorang lurah harus dapat memberikan motivasi dan dorongan serta teladan kepada para pegawainya untuk secara sadar melakukan tugas dan pekerjaannya sehingga dapat mempengaruhi disiplin kerja aparatur kelurahan untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang telah ditentukan dalam peraturan kedinasan atau undang - undang.

3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Bagaimana kepemimpinan Lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore KabupatenKepulauan Sangihe? Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja aparatur yang ada di kelurahan Tidore, serta bagaimana cara kepemimpinan lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur yang ada di kelurahan Tidore kabupaten kepulauan Sangihe. Manfaat Penelitian a. Diharapkan melalui penelitian ini akan memberikan kontribusi dan pemikiran yang positif berkaitan dengan pengembangan ilmu pemerintahan, terlebih khusus dalam kepemimpinan lurah. b. Sebagai masukan kepada lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur keluran. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal dari kata leader.pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Dari pimpin lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing dan menuntun. Beberapa pergertian kepemimpinan menurut pendapat para ahli, sebagaimana dikutip dari buku Pemimpin dan Kepemimpinan karya Dr. M. Sobry Suktino (2014:15&16) berikut ini : Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling). Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H. Koontz dan C. Donnell). Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (Ordway tead). Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun

4 diarahkan oleh orang yang memimpinnya. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut. Sobry Suktino (2014:16) Konsep Pemerintah Kelurahan Secara etimologi pemerintah berasal dari kata perintah yang memiliki dua pihak yang terkandung dan saling memiliki hubungan, yaitu pihak yang memerintah memiliki wewenang, dan pihak yang diperintah memiliki ketaatan.perintah berarti melakukan pekerjaan menyeluruh, dan terdiri dari dua unsur, yaitu rakyat dan pemerintah yang keduanya ada hubungan.setelah ditambah awalan pe- menjadi pemerintah yang berarti badan atau organisasi yang mengurus. Inu Kencana (2013:8). Pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya, W.S. Sayre (1960). Sedangkan menurut David Apter (1965) pemerintah itu merupakan satuan anggota yang paling umum yang (a) memiliki tanggungjawab tertentu untuk mempertahankan system yang mencangkupnya, itu adalah bagian dan (b) monopoli praktis mengenai kekuasaan paksaan. Inu Kencana (2001:22) Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan. Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Lurah adalah pimpinan di kelurahan yang merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil. Konsep Disiplin Kerja Disiplin berasal dari bahasa latin disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Veithzal Rivai (2 011:825) mengemukakan bahwa, disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para menejer untuk dapat berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesedian seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma norma sosial yang berlaku. Disiplin pegawai negeri sipil menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2010 adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk

5 menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas tugas yang diberikan kepadanya, hal ini mendorong gairah kerja dan mendukung terwujudnya tujuan. Salah satu tolok ukur kedisiplinan dapat dilihat dari kehadiran dan kepulangan pegawai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diberikan. Bentuk disiplin yang lain adalah ketepatan dalam melaksanakan tugas kerja atau lebih menekankan pada output. Pegawai dituntut untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai jadwal yang ditentukan. Miftah Thoha (2014:80) Konsep Pelayanan Publik Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sampara Lukman (2000:8). Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara.lijan Poltak Sinambela (2006:5). Publik juga didefinisikan sebagai sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai nilai norma yang mereka miliki. Inu Kencana (2004:17) Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Kurniawan (2005:4) dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin descriptivus yang berarti uraian. Penilaian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Fokus Penelitian

6 Fokus penelitian ini adalah, Kepemimpinan Lurah dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan yang dinilai dari penjabaran poin poin dalam Bab II pasal (3) PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dari poin poin tersebut diambil beberapa indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore, seperti : 1. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. 2. Memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada masyarakat. 3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. 4. Penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor. Selanjutnya dari 4 (empat) indikator tersebut akan diliha t bagaimana kepemimpinan lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore. Informan Informan dipilih untuk mendapatkan informasi yang jelas dari objek penelitian sesuai dengan masalah yang diamati. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahwa informan memiliki pemahaman terhadap masalah yang diamati.prosedur pengambilan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu peneliti menetapkan sendiri siapa saja yang menjadi informan berdasarkan pada pertimbangan tertentu.informan informan yang menjadi sumber data dalam penlitian ini adalah masyarakat kelurahan Tidore, aparatur kelurahan dan lurah. Berikut ini uraian dari informan yang menjadi sumber data : Masyarakat kelurahan 4 orang Aparatur kelurahan 4 orang Lurah 1 orang Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dikenal dengan data penelitian.pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode yang umumnya digunakan pada pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi (Mukhtar 2013 : 109). Observasi adalah proses keterlibatan peneliti dalam situasi sosial, kemudian dia mengungkapkan seluruh apa yang dilihat, dialami, dan dirasakan langsung oleh peneliti. Bagi peneliti sosial dan budaya, dirinya sendiri adalah instrument atau alat observasi secara langsung, karena seluruh indra peneliti pada hakekatnya adalah instrument observasi. Sedangkan wawancara adalah proses tanya jawab antara peneliti dengan subjek dalam situasi sosial untuk mendapatkan sejumlah informasi atau data yang dibutuhkan. Dokumentasi adalah data data tertulis atau gambar yang ada pada satu situasi sosial yang dibutuhkan peneliti, sebagai pendukung datanya dalam mengemas laporan penelitian.

7 Teknik Analisa Data Karena penelitian ini kualitatif deskriptif, maka teknik analisa data yang relevan adalah teknik analisa data yang deskriptif analisis yaitu hasil pengumpulan data direduksi.istilah dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai merangkum data, memilih hal hal yang pokok, dan mengfokuskan kepada hal hal yang penting. Maka secara rinci dapat digambarkan teknik analisa data yang dilakukan yaitu setelah data dikumpulkan, maka selanjutnya data akan dipadukan, digambarkan, dalam bentuk uraian kalimat dengan memberikan penafsiran berdasarkan hasil wawancara dan observasi di tempat penelitian. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang akan disajikan merupakan hasil yang diperoleh daripara informan yang terpilih sebagai sumber data melalui wawancara danpengamatan peneliti dilapangan. Pertanyaan pertanyaan yang disampaikan dalam wawancara penelitian oleh peneliti, sehubungan dengan Kepemimpinan Lurah dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur di Kelurahan Tidore Kabupaten Kepulauan Sangihe berpedoman pada rancangan panduan wawancara yang telah disusun terlebih dahulu. Berikut ini adalah empat indikator yang peneliti jadikan sebagai tolok ukur disiplin kerja aparatur kelurahan dikelurahan Tidore, yaitu : a. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. b. Memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada masyarakat. c. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. d. Penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor A. Masuk Kerja Dan Mentaati Ketentuan Jam Kerja Sudah keharusan bagi setiap pegawai negeri sipil untuk masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja, namun keadaan yang seharusnya terjadi tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. Setiap pegawai negeri sipil berkewajiban untuk masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, wajib datang, melakukan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas.berdasarkan penelitian yang dilakukan dilapangan, peneliti mendapati aparatur kelurahan Tidore belum sepenuhnya mentaati ketentuan jam kerja yang berlaku, hal tersebut terlihat dari adanya aparatur kelurahan yang datang terlambat ke kantor ataupun meninggalkan kantor sebelum waktunya pulang. Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dan benar, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa aparatur kelurahan yang ada di kelurahan Tidore. Berikut ini adalah penuturan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan aparatur kelurahan Tidore.

8 Dengan inisial, Ibu M. A Kedisiplinan dikantor Lurah Tidore pada dasarnya sudah cukup baik, hanya saja masih ada aparatur kelurahan yang datang ke kantor tidak sesuai jam masuk kantor atau terlambat. Tidak bisa dipungkiri adapulah aparatur kelurahan yang meninggalkan kantor sebelum jam pulang kantor karena alasan pribadi. Dari daftar hadir dapat dilihat bahwa ada juga aparatur kelurahan yang tidak masuk kantor tanpa adanya berita. Kedisiplinan di kantor lurah kelurahan Tidore sebenarnya sudah cukup baik tapi harus ditingkatkan guna pelayanan yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Dengan inisial Ibu S. M. M Sama halnya dengan yang disampaikan oleh informan pertama ibu S. M. M juga mengatakan bahwa ada aparatur dikelurahan Tidore yang sering datang tidak sesuai dengan jam masuk kantor atau dengan kata lain ada aparatur yang datang terlambat masuk kantor, baik dengan alasan yang jelas maupun tanpa alasan. B. Memberikan Pelayanan Yang Sebaik Baiknya Kepada Masyarakat Memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada masyarakat sudah menjadi tanggung jawab pemerintah yang tidak bisa ditawar tawar lagi.salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam hal ini pemerintah kelurahan Tidore dapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilapangan pelayanan yang diberikan oleh aparatur kelurahan di kelurahan Tidore sudah baik hanya saja ada beberapa kendala yang masih ditemui oleh peneliti dan masyarakat. Dengan inisial Bapak R. H Pelayanan yang diberikan belum cukup baik, karena saat dibutuhkan oleh masyarakat, aparatur kelurahan tidak berada di kantor padahal saat ini masih jam kerja. Seperti saat ini, bagaimana aparatur kelurahan dapat memberikan pelayanan sedangkan kantor saja dalam keadaan kosong, padahal ada masyarakat yang datang membutuhkan pelayanan. Dari keadaan ini dapat dikatakan pelayanan yang diberikan aparatur kelurahan belum cukup baik. Dengan inisial Ibu J. L. K Menurut pengalaman saya, pelayanan yang diberikan oleh aparatur kelurahan Tidore sudah baik. Hal ini saya katakan karena berdasarkan pengalaman saya yang sudah beberapa kali berurusan dengan aparatur kelurahan. Saat saya datang melakukan pengurusan seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga, saya langsung dilayani oleh aparatur kelurahan dan tidak perlu menunggu terlalu lama. C. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sangatlah penting agar pekerjaan dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan tidak terjadi penumpukan pekerjaan.berdasarkan penelitian dilapangan yang di lakukan oleh peneliti, ketika ada masyarakat yang datang membutuhkan pelayanan, aparatur kelurahan Tidore selalu cekatan dalam memproses perijinan, kependudukan atau dokumen lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

9 Walaupun ketepatan waktu aparatur kelurahan dalam menyelesaikan pekerjaannya sudah baik namun ada saja kendala kendala yang tidak terduga.kendala kendala yang sering terjadi menurut penuturan Lurah Tidore adalah padamnya aliran listrik dan terganggunya system komputer yang sangat mengganggu kelancaran pekerjaan dikelurahan Tidore. Kendala lainnya yang juga sangat berdampak pada ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan adalah keterlambatan atau ketidak hadiran aparatur kelurahan Tidore. D. Penggunaan Pakaian Dinas Dan Atribut Ketika Datang Kekantor Pakaian dinas adalah pakaian seragam yang dipakai untuk menunjukan identitas Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas. Atribut adalah tanda tanda yang melengkapi pakaian dinas. Pemakaian atribut pakaian dinas harian dilingkungan provinsi dan kabupaten/kota terdiri atas nama dan lambang daerah provinsi dan lambang daerah kabupaten/kota, lencana korpri, papan nama dan tanda pengenal. Adapun pemakaian atribut pakaian dinas harian lurah terdiri atas nama dan lambang kabupaten/kota, lencana korpri, papan nama, tanda pengenal, peci, tanda jabatan, tanda pangkat harian, dan pita tanda jasa. Berdasarkan pemantauan peneliti dilapangan mengenai pemakaian pakaian dinas dan atribut, baik lurah dan aparatur kelurahan Tidore terlihat beberapa kali tidak menggunkan pakaian dinas, dan hanya menggunakan pakaian biasa yang hanya dilengkapi dengan lencana korpri dan papan nama saja. Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya melalui 4 (empat) indikator yang peneliti jadikan sebagai tolok ukur disiplin kerja Aparatur kelurahan Tidore, peneliti akan membahas bagaimana kepemimpinan lurah menghadapi fenomena fenomena tersebut dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore. Masuk Kerja dan Mentaati Ketentuan Jam Kerja Berdasarkan penelitian yang dilakukanoleh peneliti, berikut ini kepemimpinan Lurah dalam menanggapi masalah keterlambatan dan ketidak disiplinan aparatur kelurahan di kelurahan Tidore yang sering datang terlambat : 1. Lurah dengan tegas mencoret daftar hadir yang ada. Jika aparatur datang terlambat, namun sebelumnya sudah menyampaikan terlebih dahulu kepada Lurah bahwa aparatur tersebut akan datang terlambat dengan alasan yang jelas, maka lurah akan memberikan keterangan isin pada daftar hadir tapi jika tanpa alasan maka Lurah tidak akan segan segan mencoret daftar hadir aparatur tersebut.

10 2. Tindakan disiplin lain yang dilakukan oleh Lurah adalah memanggil aparatur yang sering terlambat dan tidak masuk kantor, untuk menanyakan alasan mengapa mereka berbuat demikian dan selanjutnya di berikan teguran, arahan dan motivasi untuk bekerja lebih giat lagi. 3. Hal yang tak terelakan adalah pemotongan uang kinerja, melalui pemotongan ini diharapkan seluruh aparatur kembali tersadar akan setiap tanggung jawab dan tugasnya. Tindakan disiplin tersebut diberlakukan bagi seluruh aparatur di kelurahan Tidore tanpa terkecuali. Memberikan Pelayanan Yang Sebaik Baiknya Kepada Masyarakat Berdasarkan pantauan peneliti, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sudah baik dan cukup fleksibel, hal ini terlihat saat ada aparatur yang tidak masuk kantor dan ada salah satu seksi yang kosong maka aparatur yang lain dengan segera akan mengisi kekosongan tersebut agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak terganggu. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat kepemimpinan lurah dalam mempengaruhi serta menggiatkan aparatur untuk mencapai tujuan bersama dalam memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada masyarakat sudah baik. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Menurut hasil wawancara peneliti dengan aparatur kelurahan Tidore, hampir seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh aparatur kelurahan Tidore terselesaikan tepat pada waktunya tanpa ditunda tunda.hal tersebut terlihat dari respon yang diberikan aparatur kelurahan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan.dari penelitian yang dilakukan di lapangan lurah sudah dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan dengan baik. Penggunaan Pakaian Dinas Dan Atribut Ketika Datang Ke Kantor Tingkat kedisiplinan aparatur dalam penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang ke kantor masih sangat kurang. Hal tersebut terlihat saat peneliti berkunjung ke kantor kelurahan baik lurah maupun aparatur beberapa kali kedapatan hanya menggunakan pakaian biasa dilengkapi dengan lencana korpri dan papan nama saja. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa kepemimpinan lurah dalam mendisiplinkan diri sendiri maupun aparatur dalam penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor masih sangat kurang. PENUTUP Kesimpulan

11 Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Disiplin kerja aparatur kelurahan dalam hal masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja masih kurang. Kurangnya disiplin waktu aparatur kelurahan sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan. Hal tersebut peneliti sampaikan berdasarkan data yang didapat dilapangan dari hasil wawancara dengan masyarakat. Terbatasnya sumber daya manusia yang ada di kelurahan Tidore disertai dengan kurangnya kehadiran dari aparatur yang ada, membuat penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan Tidore menjadi kurang maksimal. b. Kepemimpinan lurah dalam mempengaruhi serta menggiatkan aparatur untuk mencapai tujuan bersama dalam memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada masyarakat sudah baik dan cukup fleksibel. Namun demikian, masih dibutuhkan ketegasan yang lebih lagi dari lurah dalam menyikapi persoalan persoalan yang terjadi dilingkungan pemerintah kelurahan Tidore terlebih khusus yang berhubungan dengan disiplin kerja. c. Ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan di kelurahan Tidore pada dasarnya sudah baik, hanya saja perlu ditingkatkan demi pelayanan yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. d. Pakaian dinas adalah pakaian seragam yang dipakai untuk menunjukan identitas Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas oleh sebab itu Penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang ke kantor sangatlah penting. Kurangnya perhatian lurah dalam penggunaan pakaian dinasdan atribut ketika datang kekantor sangat disayangkan. A. Saran Sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan didaerah, pemerintah kelurahan setiap harinya selalu berinteraksi dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Beberapa poin penting yang harus dibenahi sehubungan dengan disiplin kerja aparatur kelurahan dikelurahan Tidore yang perlu digaris bawahi oleh peneliti antara lain : 1. Aparatur kelurahan diharapkan menyadari betapa penting tugas dan tanggungjawab yang di embannya sebagai pelayan masyarakat,sehingga masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja adalah hal yang wajib dilakukan.lurah sebagai pimpinan dikelurahan Tidore, harus lebih tegas lagi terhadap disiplin kerja aparatur yang ada. Selain memberikan teguran dan arahan, sanksi yang tegas juga diperlukan agar aparatur yang tidak disiplin menjadi jerah. 2. Kepemimpinan lurah merupakan unsur kunci dalam menentukan tercapainya tujuan organisasi. Sebagai masyarakat tentunya menginginkan tersedianya pelayanan yang maksimal dari pemerintah, oleh karena itu diharapkan pemerintah kelurahan Tidore selalu berbenah dari masa kemasa dan bercermin dari kekurangan

12 kekurangan yang pernah terjadi guna suatu kemajuan dimasa yang akan datang. 3. Keberhasilan kepemimpinan lurah dapat dilihat secara jelas saat aparatur maupun lurah dapat menyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Oleh karena itu diharapkan lurah dan aparatur kelurahan harus lebih kreatif lagi dalam menghadapi kendala kendala yang terjadiagar pekerjaan terlaksana tepat pada waktunya. 4. Lurah maupun aparatur harus menyadari pentingnya penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor, karena pakaian dinas dan atribut adalah identitas bagi pegawai negeri sipil. Oleh sebab itu diharapkan lurah dapat mendisiplinkan aparatur yang ada dikelurahan tidore agar menggunakan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor. DAFTAR PUSTAKA 1. Ali, Eko Maulana Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan, Jakarta : Multicerdas Publishing, Cetakan ke-1 2. Badudu, J.S,. Sutan Mohammad Zain Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan 3. Kurniawan, Agung Transformasi Pelayanan Publik, Yokyakarta : Pembaruan 4. Lukman Sampara Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press 5. Mukhtar, Prof. Dr. M.Pd Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta : Referensi 6. Rivai Veithzal Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta : Rajawali Pers 7. Sinambela, Lijan, Poltak Dkk Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan dan Implementasi, Jakarta : Bumi aksara 8. Suradji, Gatot dan Martono, Engelbetus Ilmu dan Seni Kepemimpinan, Jakarta : Pustaka Reka Cipta 9. Sutikno, Sobry Pemimpin dan Kepemimpinan, Lombok : Holistica 10. Syafiie, Inu Kencana Ilmu Pemerintahan, Jakarta : Bumi Aksara 11. Syafiie, Inu Kencana Pengantar Ilmu pemerintahan, Jakarta : Refika Aditama 12. Syafiie, Inu Kencana Ilmu Administrasi, Jakarta : Binaman Pressindo 13. Thoha, Miftah Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Yokyakarta : Kencana 14. Widjaja, HAW Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, Jakarta : rajawali Pers 15. Wursanto, I, G Managemen Kepegawaian, Yogyakarta : Kenisisus Sumber Sumber Lain PP NO. 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan

13 PP NO. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Bandung : Intimedia PP NO. 43 Tahun 2014 tentang Desa Tidore Dalam Angka 2012, Tahuna : Kantor Kelurahan Tidore UU NO. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Bandung : Fokusmedia UU NO. 6 Tahun 2014 Tentang Desa UU NO. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA

PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA (Studi di kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) 1 Oleh : Royke Alfidi Gensa 2 ABSTRAK Peran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1998, namun hingga saat ini masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1998, namun hingga saat ini masih banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang. Reformasi birokrasi merupakan suatu upaya untuk melakukan perubahan terhadap sietem pemerintahan sehingga pemerintahan yang baik (good governance) dapat diwujudkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1 IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1 Oleh: Okie Mariana Claudia Salindeho 2 ABSTRAK Pegawai ASN dapat dikatakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE

EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE 090814005 ABSTRACT Efektivitas kinerja pelayanan pemerintah adalah penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan khususnya kelurahan, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatannya. Faktor manusia disini

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA A. Jenis Jenis Layanan Administrasi Kependudukan Pada Dinas kependudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seiring dengan reformasi yang berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998, berbagai tuntutan masyarakat selalu mengemuka agar kegiatan kenegaraan direformasi.

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO

PERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO PERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Oleh : Sri Timur Sari Ponto ABSTRAK Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kinerja secara umum dapat dipahami sebagai besarnya kontribusi yang diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan di lembaga tempat dia bekerja. Dengan demikian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai alat penggerak organisasi tersebut untuk mewujudkan maksud dan tujuannya. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh :

PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh : PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Oleh : Wulan Sari Moningkey Makatipude, ABSTRAK Sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 Tahun 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (3): 364-372 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang : NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG

Lebih terperinci

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP ABSTRAK Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesawaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesawaran 69 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesawaran Sejarah terbentuknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesawaran seiring dengan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti 22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan lapangan kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelayanan Publik menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penggunaan asas ini memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan Produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap

Lebih terperinci

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 1 SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 Latar Belakang : Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Lebih terperinci

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal llmu Administrasi Negara, 4 (2) 2014 : 1172-1181 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik kedisiplinan pegawai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2014 BAWASLU. Tata Tertib. Pegawai. Kinerja. Disiplin Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara harus memiliki Good Governance (Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik). Untuk mencapai Good Governance tersebut harus dimulai dari terwujudnya

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5581-5593 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG 1 of 17 8/18/2012 9:24 AM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu organisasi, baik pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) merumuskan bahwa, Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 28 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN JAM KERJA DAN PENGISIAN DAFTAR HADIR PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1313, 2014 KEMEN KUKM. Hari Kerja. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PER/M.KUKM/IX/2014 TENTANG HARI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu dari dinas daerah dan menjadi bagian dari Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Dinas daerah merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 25 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN KARAWANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimang : a. b. bahwa dalam upaya penegakan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS Ihda Zahrotustsany ihda.zahrotus.tsany@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1-7 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai pemasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks yang berusaha mengalokasi sumber daya manusia secara penuh demi tercapainya suatu tujuan. Apabila suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan negara tidak lepas dari peran birokrasi sebagai penggerak utama berjalannya roda pemerintah. Peran birokrasi selain melakukan pengelolaan pelayanan, juga

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014 BERITA DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG FUNGSI SEKRETARIAT, ASISTEN, BAGIAN DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN SERTA TATA KERJA PADA SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara keamanan dan ketertiban umum. Dengan demikian arti polisi tetap ditonjolkan sebagai badan atau lembaga

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini berkembang dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu. Lembaga pendidikan mulai banyak

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena disiplin harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orangorang yang berhasil

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada Daerah

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta dalam rangka mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna memerlukan adanya pembagian kerja, pelimpahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka di bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah satu perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama 1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pos Indonesia Cabang Limboto ini berada di Jln. Deliyana Hippy, Kelurahan Kayu Bulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang dalam kehidupan bernegara, berpemerintah dan bermasyarakat selalu mengacu kepada hukum yang

Lebih terperinci

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1679-1692 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (cetak), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Di dalam organisasi manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 54, 2017 KEMEN-KOMINFO. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai adalah sumber daya terpenting dalam manajemen organisasi, baik organisasi swasta atau organisasi publik. Pegawai atau sumber daya manusia (SDM) lah yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA No.1095, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prenhallindo, Jakarta, 1998, Hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prenhallindo, Jakarta, 1998, Hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang didirikan mempunyai beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah mencari laba, berkembang kearah yang lebih baik, memberi lapangan kerja,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 18 Undang Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa pembagian daerah-daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahnya ditetapkan

Lebih terperinci