BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Yanti Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan dari Januari 2007 sampai September Sekalipun demikian persiapan penelitian telah dilakukan jauh sebelum pekerjaan turun ke lapangan dilakukan oleh peneliti. Persiapan penelitian meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan dinamika gerakan MS di Yogyakarta, melakukan sejumlah wawancara pendahuluan dengan beberapa narasumber, dan melakukan pencatatan terhadap berbagai informasi yang dianggap relevan dengan tema penelitian. Yogyakarta dipilih sebagai daerah penelitian karena beberapa alasan. Pertama daerah ini merupakan salah satu pusat pertumbuhan dan aktivitas gerakan masyarakat sipil anti Orde Baru. Alasan pertama ini dapat dilacak dari pertumbuhan gerakan mahasiswa dan ornop anti Orde Baru dalam berbagai literatur. Gerakan mahasiswa dan LSM muncul sporadis dan menjadi pondasi utama gerakan anti Orde Baru pada akhir Abad 20. Kedua, daerah ini memiliki komunitas MS yang menonjol, baik mahasiswa, ornop, agamawan, dan lain sebagainya. Aktivitas gerakan oposisi di kota ini cukup menonjol dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Di sinilah perlintasan gerakan masyarakat sipil di Jawa setelah Jakarta, Bandung, Surabaya, Salatiga dan Malang. Dari kota inilah embrio gerakan oposisi kaum muda era Orde Baru tumbuh, ditandai dengan pembentukan Partai Rakyat Demokratik sebagai salah satu sentral gerakan oposisi menjelang kejatuhan Soeharto. Penelitian ini dilakukan pada tahun Januari 2007 hingga September 2009, lima tahun sesudah pelaksanaan pemilu 2004 yang mengantarkan seorang Jenderal moderat ke puncak kepemimpinan nasional. Sekalipun penelitian ini dilakukan lima tahun sesudah kemenangan SBY, dan hampir sepuluh tahun sesudah gerakan 28
2 reformasi, seluruh dokumen, analisa dan narasumber difokuskan pada periode waktu penelitian yakni Paradigma dan Pendekatan Penelitian Terdapat beberapa pandangan yang dapat mempengaruhi peneliti dalam melakukan kajian di lapangan, terutama pandangan yang sangat mendasar mengenai penelitian yang dilakukan. Secara teoritis, permasalahan yang pokok dalam penelitian ini adalah pilihan filosofi dan pendekatan yang dilakukan. Hal ini berdampak pada dualisme pilihan pendekatan, kualitatif atau kuantitatif. Dalam disiplin sosiologi, perdebatan ini menarik dikaji untuk menentukan pilihan atas pendekatan mana yang kita gunakan untuk melihat suatu realitas sosial yang taken for granted. Sebagaian berpandangan bahwa rasionalitas atas suatu fenomena yang objektif merupakan suatu kajian disiplin ilmu yang dapat dihitung berdasarkan rumusan yang matematis (Hartanto, 2007). Pandangan yang lain lebih melihat bahwa suatu realitas tidak harus dihitung secara matematis seperti pendapat pertama, melainkan lebih menakankan pada bagaimana suatu kajian disiplin ilmu dapat menjelaskan suatu realitas sosial secara mendalam (beyond reality) Pandangan pertama biasanya menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana seorang peneliti sangat dipengaruhi oleh paradigma formalis bahwa realitas sosial adalah suatu yang tidak berbeda dengan barang (things ) yang dapat diukur dan dapat digeneralisir dengan hukum-hukum yang bersifat positivistik, seperti yang dilakukan oleh ilmu-ilmu alam (Poloma, 2003;4). Artinya, peneliti dan tineliti adalah suatu yang sama sekali berbeda dan tidak terkait atau tanpa ada hubungan, interaksinya hanya sebatas perolehan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Tineliti atau responden hanya berperan sebagai sumber data dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengaktualisasikan semua potensi yang ada di balik fenomena atau realitas yang dikaji. Dalam perkembangan awal sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan (science) hal ini disebut sebagai fisika sosial (Dortier, 2004;3-14). Responden atau subjek kajian (subject matter) diakui sebagai objek penelitian yang tidak memiliki kreatifitas dalam menciptakan realitas yang dimiliki. Masyarakat dianggapnya 29
3 sebagai suatu organisme. Penelitian kuantitatif menekankan pada análisis dan hubungan kausalitas antar variable, bukan menekankan pada prosesnya. Pada kondisi seperti ini, peneliti kuantitatif jarang menangkap perspektif subjek karena mereka kurang handal, karena tidak memahami pikiran aktor sosial dengan perspektif yang terbuka dan mendalam. Penelitian ini tidak mempergunakan pandangan positifistik yang biasa digunakan oleh banyak peneliti kuantitatif. Ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kontruktivisme. Kontruktivisme berkembang ditandai dengan hilangnya kepercayaan terhadap positivisme yang para pendukungnya di sebut dengan kaum fondasionalis, dengan demikian kaum kontruktivisme disebut antifondalis. Kaum fondalisme berpendapat bahwa tidak ada justifikasi absolud, karena menurut kaum antifondasionalisme perbedaan paradigma, kerangka konsepstual dan istilah ilmiah akan berpengaruh pada permasalahan metodologi dan hasil penelitian yang akan dicapai 1. Kontruktivisme menurut Kenneth J. Gergen muncul dari refleksi atas pertanyaan, apakah mungkin kita mengembangkan ilmu pengetahuan tentang semesta yang terbebas dari pengamat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut para kaum kontruktivisme lalu berpaling ke belakang pada basis sosial historis ilmu pengetahuan yang luput dari pendukung kaum positivisme. Pasca positivisme, teori kritis dan kontruktivisme berangkat pada asumsi mengenai penelitian yang tidak semata-mata pada objektivitas, namun terdapat sejumlah asumsi yang mendasari khususnya mengenai sejarah ilmu pengetahuan diciptakan. Paradigma kontruktivisme memiliki banyak persamaan dengan pasca empirisme dan teori kritis. Semesta menurut Kuhn (konsep paradigma) dan kontruktivis adalah hasil kontruksi sosial. Pada tataran ini semesta adalah hasil kontruksi dan bukan suatu yang diketemukan 2. Kontruktivisme mengemukakan setidaknya empat prinsip dasar, pertama, antifondasional. Artinya, tidak ada fondasi archimedean, tidak ada satu fondasi atau satu metode ilmiah yang terpercaya dan mantap bagi dunia ilmu pengetahuan. Salah satu kritik yang sering ditujukan pada 1 Dony Gahral Adian [2002], Menyoal Objektivisme Ilmu Pengetahuan; Dari David Hume sampai Thomas Kuhn, Yogyakarta, Teraju hal ibid hal
4 kontruktivisme adalah bahwa kontruktivisme jatuh pada relativisme, bahkan dituduh sebagai nihilisme. hal ini karena penolakannya pada kebenaran objektif dan tidak adanya nilai-nilai universal yang dapat dijadikan sebagai pegangan sehingga semua pengetahuan dan nilai-nilai menjadi sama absahnya dan bersifat relatif 3. Kedua, badan ilmu pengatahuan (body of knowledge) terdiri dari fragmenfragmen penafsiran dan bukannya suatu kenyataan yang terintegrasi dalam suatu sistem yang utuh. Ketiga, ilmu pengetahuan dikontruksi di atas semesta yang didasarkan atas skema-skema intelektual yang didalamnya melekat bagaimana pandangan ilmuwan dan interaksi ilmuwan dengan lingkungannya. Keempat, tes pernyataan ilmiah lebih bersifat pragmatis dengan perimbangan asas kemamfaatan dan penyempurnaan tugas dan bukan hal yang sepenuhnya ditentukan oleh aturan metodologis. Dengan pandangan diatas, maka pendekatan kritis dapat dimasukkan dalam payung kontruktivisme, karena pemilihan masalah penelitian, instrumen dan metode analisis, interpretasi, kesimpulan yang dibuat sangat tergantung pada nilai-nilai yang dianut peneliti. Ada dua alasan yang mendukung teori kritis dimasukkan dalam payung kontruktivisme; pertama, ilmu pengetahuan disituasikan secara historis dan bukan sesuatu yang bersifat universal. Kedua, karena pandangan realisme kritisnya, maka objektifitas tidak secara langsung dirujukkan pada fakta eksternal 4. Pandangan kontruktivisme menempatkan gagasan pada pikiran (ide) melalui teori pengetahuan ilmiah) disatu sisi, dan kenyataan (empiris) disisi yang lain, dan bukan merupakan hubungan langsung 5. Teori Kontruktivisme membantah bahwa sebuah teori dapat dibuktikan begitu saja tanpa pengujian-pengujian dilapangan. Apa yang disebut teori dan empiris dalam pandangan ini adalah merupakan kenyataan yang hanya dapat di kontruksi dalam pikiran. Asumsi pokok dari pandangan kontruktivisme adalah bahwa tujuan pertama dan terutama ilmu pengetahuan adalah mempelajari gagasan dalam pemikiran, tidak saja untuk pemahaman akan sifat 3 ibid hal Paul Suparno (1997) Filsafat Kontruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta; Kanisius 5 JJJM Wuisman (1996) Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid 1Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI hal 71 31
5 pengetahuan ilmiah, tetapi juga cara pengetahuan ilmiah dapat berkembang dan peranan metode penelitian di dalamnya 6. Gambar 4. Hubungan Antara Teori dan Empirisme Dengan mendasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan sebagai sebuah ilmu pengetahuan, maka kontruktivism adalah bagian dari teori kritis dalam dalam pendekatan social research. Dalam pandangan kontruktivism, proses penelitian ilmiah dibagi menjadi 6 tahapan; pertama adalah tahap pembatasan ilmiah. Menurut pandangan kontruktivisme kritis, proses penelitian ilmiah berawal dari adanya suatu masalah pengetahuan. Ilmuwan menghadapi pertentangan atau penyimpangan antara gagasan dalam pikiran dan keterangan empiris yang diperoleh. Kedua, tahap pembuatan teori. Setelah masalah pengetahuan yang hendak dipecahkan melalui proses penelitian ditegaskan, maka gagasan yang akan diuji untuk mencapai tujuan tersebut kemudian dideskripsikan secara rinci dan disajikan dalam bentuk suatu teori (pernyataan umum). Ketiga, perancangan pengujian. Pada tahap ini ditetapkan metode atau teknik dimana pengujian gagasan yang telah dikembangkan dan diterangkan dalam bentuk teori akan dilakukan. Pengujian gagasan terjadi berdasarkan penentuan ketidakbenaran masing-masing hipotesis atau pernyataan spesifik lain dalam teori. Keempat, pengumpulan data. Setelah operasionalisasi selesai dan dibuat suatu skema (rencana kerja) untuk melaksanakan praktis pengujian, ilmuwan menghubungkan diri secara langsung dengan apa yang ditunjuk sebagai dasar pengujian dengan maksud mengumpulkan data (keterangan empiris). Dalam rangka tersebut berbagai macam cara dan metode diterapkan. Kelima, pengolahan data. Pengolahan data baru dapat dilaksanakan setelah keterangan tentang dasar pengujian empiris (data) yang diperlukan berhasil dikumpulkan. Pengolahan data 6 ibid hal 72 32
6 berangkat langsung dari himpunan data tersebut dan dilakukan dengan memadatkan menjadi pernyataan ringkas dan terbatas jumlahnya. Keenam, penilaian. Menyusun kembali teori dapat dinilai apakah gagasan yang diajukan pada awal proses penelitian tepat atau tidak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan sejumlah langkah langkah antara lain : 1. Sumber Data Media Massa dan Dokumen Analisis media adalah serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan berita-berita mengenai kejadian lokal yang berkaitan dengan berbagai peristiwa politik yang dianggap penting di Yogyakarta selama kurun waktu Surat kabar yang digunakan untuk mendapatkan berita-berita seputar peristiwa sosial politik penting di Yogyakarta adalah Kedaulatan Rakyat, Yogyapost, Solo Pos, Gatra, Tempo, Radar Yogya, D&R, Yogya Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Kontan, Bernas, Surya, dan sejumlah Jurnal, siaran radio, media massa gerakan seperti X Pos, Pembebasan, Kabar Dari Pijar, Surat kabar kampus dan lain sebagainya (lihat lampiran). Berbagai media tersebut dianalisis, disusun berdasarkan kronik, serta dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai gerakan MS di Yogyakarta. 2. Wawancara dengan Informan Terpilih Setelah mendapatkan dokumen awal mengenai situasi lokal gerakan MS, dilakukan serangkaian wawancara mendalam kepada para informan atau tokoh yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam dinamika politik lokal. Wawancara meliputi 29 orang pelaku dan pengamat gerakan protes di Yogyakarta ataupun di Indonesia (lihat lampiran). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan umpan balik mengenai gerakan MS di Yogyakarta pada periode-periode awal post Soeharto. 7 ibid hal lihat juga perbandingannya dalam Tim May (2001), Social Reasearch; Issues, Methods and Process, Edisi Ke 3, Open University Press, khususnya Bab 1. 33
7 Wawancara akan dilakukan kepada para aktivis, penggiat, pemerhati, pimpinan lembaga, politisi, yang berkaitan secara langsung ataupun tidak langsung dengan gerakan MS di Yogyakarta. Wawancara dilakukan secara informal dan beberapa kali untuk topik-topik tertentu yang dianggap penting 3. Diskusi Tematik Diskusi tematik merupakan penggalian data secara kelompok pada subjek penelitian. Metode ini sedikit berbeda dengan Focus Group Discussion (FGD) yakni dengan mengundang mereka yang dipandang menjadi representasi gerakan MS di Yogyakarta pada sebuah forum diskusi tematik dan dilakukan eksplorasi atas tematema diskusi yang dibicarakan. Diskusi tematik dilakukan dua kali pada tanggal 22 November 2008 dan 3 April 2009 dengan dihadiri rata-rata 17 orang peserta dari aktifis LSM, aktivis mahasiswa, intelektual muda dan aktivis partai politik. Pemilihan peserta diskusi dilakukan secara acak dengan mengundang para individu yang dianggap memiliki minat, aktivis, dan mantan aktivis gerakan masyarakat sipil di Yogyakarta 4. Analisis Dokumen Analisis meliputi berbagai dokumen yang dapat dijadikan data bagi aktivitas gerakan MS di Yogyakarta. Dokumen yang dimaksud adalah berbagai penerbitan MS di Yogyakarta seperti leaflet, kertas posisi, poster, manual kursus, buku, buletin, dan lain sebagainya. Analisa juga akan dilakukan terhadap berbagai keputusan rapat, hasil-hasil seminar, lokakarya, laporan, catatan pribadi peneliti dan lain sebagainya. Data dan informasi yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan mendiskripsikan kondisi dan peristiwa sosial politik yang terjadi di Yogyakarta pada periode Strategi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus. Strategi studi kasus adalah suatu proses pengkajian dan pengumpulan data secara 34
8 mendalam dan detail terhadap seputar peristiwa sebagai kasus yang dipilih (Newman, 1994). Kasus yang diambil dalam studi ini adalah mengangkut pilihan lokasi (Yogyakarta) yang sesungguhnya dipilih secara sengaja. Menurut Yin (1996), studi kasus adalah studi aras mikro yang bersifat multi metode, dengan titik berat pada metode non survei. Penelitian ini memadukan metode pengamatan, wawancara mendalam (indepth interview), analisis data dokumen. Informasi diperoleh dari responden melalui wawancara dan kajian dokumen atau data sekunder yang relevan. Metode kualititaif dipilih karena dengan menggunakan metode ini, gerakan masyarakat sipil di Yogyakarta dapat dijelaskan dengan spesifik. 35
PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian
PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada
Lebih terperinciBAB III. Metodologi Penelitian
BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Selo Ngisor dan Dusun Kaliduren yang terletak di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah Analisis Penelitian ini dilakukan pada beberapa wilayah kajian analisis. Kajian utama yang dilakukan adalah mencoba melihat bagaimana respon pesantren terhadap berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 1 Sedangkan
3.1 Paradigma Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Guba dan Lincoln mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan keyakinan dasar (basic Beliefs) atau metafisika yang berhubungan dengan prinsip
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan implikasi logis dari nilai-nilai, asumsi-asumsi, aturan-aturan, dan kriteria yang menjadi bagian tak terpisahkan dari paradigma. Oleh karena
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai
41 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai
Lebih terperinciGagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial
Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma yang menentukan pandangan dunia peneliti sebagai bricoleur, atau menentukan world view yang dipergunakan dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Pradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berfikir : basis dari ontologi, epistemologi dan metodelogi. Dalam pandangan filsafat, paradigma
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani
Lebih terperinciBab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti
Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif sangat bergantung pada pandangan dan cara pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti informasi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiono (1992:1) Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu, dimana cara ilmiah ini
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan analisis dan bahasan terhadap suatu persoalan penelitian, ada berbagai alternatif metode penelitian yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian. Oleh sebab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Peneliti menggunakan pendekatan Psikologi Indigenous (Indigenous
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan Psikologi Indigenous (Indigenous Psychology), yaitu pendekatan yang dilihat dari sudut pandang budaya lokal (makna, nilai
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan alur sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian
Lebih terperinciBagan 3.1 Desain Penelitian
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciMetode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan sebagaimana peneliti menjawab pertanyaan dalam permasalahan penelitian seperti diuraikan pada bab pertama, yakni bahwa penelitian
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciStrategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology
Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology DOSEN PEMBIMBING BAPAK MUHAMMAD ADIB, M.Si Nama kelompok : VII B 1. Andik Setiawan (071311333020) 2. Firman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus yang didefinisikan secara tegas oleh Robert Yin
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dari paparan diatas, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian studi kasus yang didefinisikan secara tegas oleh Robert Yin bahwa studi kasus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang bertitik
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana strategi studi kasus dipilih dan bersifat multi metode. Strategi studi kasus ini dianggap memadai dengan tiga dasar pertimbangan:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus mengetahui dan memahami paradigma yang memayungi metode yang dipergunakannya tersebut. Dengan
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology. oleh:
FILSAFAT ILMU ( PHS 101 ) Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology oleh: Hendrysan Krisna K. 071211131008 Fransiska Tanuwijaya 071211132014 Pratika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bungin menyebutkan sasaran pendekatan kualitatif adalah pola-pola yang berlaku sebagai prinsipprinsip
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengamatan fenomena sosial yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang tidak menggunakan prosedur statistik atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Menurut Thomas Kuhn 22, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism
BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat.
BAB IV ANALISA GPIB adalah sebuah gereja yang berasaskan dengan sistem presbiterial sinodal. Cara penatalayanan dengan sistem presbiterial sinodal selalu menekankan: 1. Penetapan kebijakan oleh presbiter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai masalah yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini merupakan suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun
BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk memahami dan memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun masalah manusia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa atau yang disebut dangan nama lainnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah suatu kesatuan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen). Obyek
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Strategi Kajian Batas-batas kajian atau penelitian menurut Spradly (dalam Sugiyono, 2005) terdiri dari yang paling kecil, yaitu situasi sosial (single social
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan konstruktivis, dengan riset studi kasus (case study) dengan tipe penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu memperoleh data empiris saat penelitian dilakukan.
Lebih terperinciTinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.
Tinjauan Buku Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman. Tesis utama Plantinga dalam buku ini ialah bahwa konflik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Atau Sifat Penelitian Tipe sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Setiap karya ilmiah yang dibuat sesuai dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan seperangkat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Pengantar Pada bab ini, penulis akan menggambarkan seluruh proses pengalaman penelitian yang dijalani oleh peneliti selama berada di lokasi penelitian. Berawal dari tugas mata
Lebih terperinciBAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode
BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode dalam fokus, yang melibatkan pendekatan, interpretif naturalistik dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat
Lebih terperinciPosisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran Paradigma Memandang Realitas : Sebuah Fondasi Awal Pemahaman semiotika tidak akan mudah terjebak pada urusan-urusan yang teknik metodologi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2000:3), menyatakan: Prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berkisar pada formulasi kebijakan Border Pass di perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia yang akan dianalisis berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
86 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Setiap kegiatan yang bersifat ilmiah itu harus didasarkan pada sistem dan metode tertentu karena sistem dan metode tersebutlah yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian di dalam kajian budaya selalu mengikuti polapola sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara garis besar,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif digunakan jika
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANG
21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pelaksanaan tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 26 Surabaya ini menggunakan paradigma alamiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
77 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian. Adapun metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Maksud dari deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk melukiskan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
Lebih terperinciINDEKS DEMOKRASI INDONESIA PAPUA BARAT
ht tp :// pa pu ab ar at.b p s. go.id Katalog: 4601006.91 KATALOG Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Papua Barat 2015 ISSN/ISBN: - No. Katalog: 4601006.91 No. Publikasi: 91520.16.13 Ukuran Booklet:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma dapat dikatakan sebagai cara pandang seseorang dalam menilai sesuatus secara khusus. Deddy Mulyana dalam Tahir 1 mendefinisikan paradigma sebagai suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Perlu dibedakan antara metodologi dengan metode penelitian agar tidak terjadi kerancuan dalam analisisnya. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang dikutip Dedy Mulyana, menurut Patton paradigm tertanam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Konstruktivis Komunikasi di pahami, di atur, dan dihidupkan oleh pernyataanpernyataan yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan
Lebih terperinci