Bab I Pendahuluan I.1 Latarbelakang
|
|
- Hamdani Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latarbelakang Pada tahun 1996 diketahui bahwa kapasitas terpasang dari industri pulp dan kertas di Indonesia 5,5 juta ton dan terus mengalami peningkatan pesat. (Directory 2001 dalam Rosita, 2003) Berdasarkan catatan terakhir, pada tahun 2006 produksi pulp dan kertas Indonesia telah mencapai 16,5 juta ton dengan 6,45 juta ton pulp dan 10,05 juta ton kertas (Tambunan, 2006). Saat ini di Indonesia, sedikitnya terdapat 34 industri produsen utama pulp dan kertas dan 15 proyek baru industri pulp dan kertas (Visdatin, 2007). Perkembangan industri pulp dan kertas diketahui telah meningkatkan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Diantara bahan polutan yang sangat penting dari effluent industri pulp dan kertas adalah senyawa organik terklorinasi (Adsorbable Organic Halides, AOX), yang terbentuk sebagai hasil reaksi antara residual lignin dari serat kayu dan bahan pemutih klorin beserta turunannya. AOX merupakan polutan spesifik yang berasal dari effluent bleaching industri pulp, dan hingga saat ini lebih dari 300 jenis senyawa AOX telah teridentifikasi dari effluent industri pulp (Australianpaper, 2007). AOX merupakan kumpulan dari senyawa organik yang mengandung halida yaitu unsurunsur dari golongan halogen seperti fluorida, klorida, bromida dan yodida. AOX menunjukkan karakteristik beracun, hidrofobik, bioakumulatif, karsinogen, dan persisten (Rosita, 2003). AOX dapat terbioakumulasi pada tubuh ikan, sehingga dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan manusia jika mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi dalam jumlah besar. Chloroform, sebagai salah satu senyawa yang tergolong AOX, bersifat karsinogen yang pada pemaparan singkat dapat menyerang sistem syaraf dan menyebabkan sakit kepala, sedangkan pada pemaparan yang lama akan menyerang organ hati, menyebabkan hepatitis dan penyakit kuning. Dioxin dan furan dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit, kanker, gangguan pada sistem reproduksi, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh (US EPA, 1997). Bahkan dengan frekuensi pemaparan hanya 10 kali level
2 2 rendah, dioxin juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes (Australianpaper, 2007). Studi yang terkait dengan stabilitas AOX terhadap serangan mikrobiologi dilakukan oleh Holmbom menunjukkan bahwa 80% AOX masih terbawa arus sepanjang 16 km aliran sungai, padahal sungai tersebut memberikan pengenceran, hidrodinamika, adanya proses biodegradasi atau fotokimia (Carlberg dalam Pratomo, 2003). Hasil penelitian Brunner dan Pullian menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengurangi beban AOX oleh IPAL hanya berkisar antara 27-29% saja, sehingga diperlukan pencegahan timbulnya AOX sejak awal proses (Pratomo, 2003). Sebagian besar AOX yang berasal dari effluent bleaching memiliki berat molekul yang tinggi. Senyawa dengan berat molekul tinggi biasanya tahan terhadap degradasi biologis (Graves, 1993). Hasil penelitian Verta memberi harapan baru, yaitu bahan-bahan yang kimia yang digunakan tidak berbahaya apabila konsentrasinya rendah dan proses bleaching menggunakan klorine dioksida. Hasil penelitian Verta ini dalam perkembangannya dijadikan acuan untuk menekan atau mereduksi AOX pada industri pulp. Kemudian, penelitian Servos mengembangkan proses pengelantangan pulp yang baru seperti penggunaan H 2 O 2, Ozone dan Enzyme, yang memberi tingkat toksisitas yang rendah (Pratomo, 2003). Telah ditemukan beberapa cara untuk mengurangi bahkan menghindari terbentuknya AOX, yang paling efektif adalah dengan cara mengurangi dan bahkan menghindari penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan AOX (substitusi bahan). Substitusi bahan yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengganti penggunaan bleaching agent yang mengandung elemental chlorine (Cl 2 ) dengan bleaching agent yang tidak mengandung elemental chlorine (elemetal chlorine free, ECF) misalnya ClO 2. Penggantian ini akan mengurangi konsentrasi AOX pada effluent sekitar
3 3 80% (jika menggunakan Cl 2 maka konsentrasi AOX pada air limbah akan berada pada kisaran 3,7-6,8 kg/adt, sedangkan jika menggunakan ClO 2 konsentrasi AOX-nya akan berkisar pada 0,9-1,7 kg/adt). 2. Menggunakan proses bleaching yang bebas klorin dengan cara menggantinya dengan non chlorinated bleaching agent (Total Chlorine Free, TCF) seperti O 2 atau H 2 O 2. Dengan cara ini, maka timbulan AOX di air limbah dapat dihindari. Hingga saat ini, secara nasional baku mutu untuk parameter AOX sendiri belum diterapkan di Indonesia. Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang khusus mengatur tentang AOX hingga saat ini belum ada. KepMen LH No. KEP- 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri yang dijadikan oleh industri pulp dan kertas sebagai acuan pemenuhan baku mutu sejumlah parameter juga belum memuat parameter AOX (Rosita, 2003). Beberapa negara sudah menerapkan baku mutu AOX seperti: Amerika Serikat (0,623 kg/adt), Brasil (0,2-1,0 kg/adt), Finlandia (HW:1,0 kg/adt, SW: 2,0 kg/adt), Kanada (1,5 kg/adt), Prancis (HW:1,0 kg/adt, SW: 2,0 kg/adt), Selandia Baru (0,34 kg/adt) dan Swedia (0,2 kg/adt) (Johnson, 2007). Di Indonesia, penerapan baku mutu AOX baru dilakukan secara sukarela di beberapa industri pulp dan kertas, misalnya di PT. Indah Kiat Pulp and Paper di Perawang Riau, dimana berkisar pada 0,2-0,4 kg/adt untuk non ECF dan 0,1-0,25 untuk ECF. Sedangkan di PT. Tanjung Enim Lestari berada pada kisaran 3,7-6,8 kg/adt untuk non ECF dan 0,9-1,7 kg/adt untuk ECF (Rosita, 2003). Mengingat bahwa baku mutu AOX belum diterapkan di Indonesia, sementara potensi pencemaran senyawa tersebut cukup tinggi, maka sudah seharusnya dilakukan pengendalian melalui reduksi timbulannya dan dibatasi pemaparannya ke lingkungan. Kandungan senyawa AOX pada perairan di Indonesia perlu diamati sebelum menentukan baku mutu secara nasional. Secara umum, prosedur bagaimana menentukan baku mutu senyawa kimia di badan air mengikuti langkah-langkah berikut:
4 4 1. Pengumpulan informasi. 2. Penyusunan draft baku mutu (teknis dan legal) 3. Pembahasan draft, meliputi: pembahasan internal (aspek teknis dan legal), pembahasan teknis dengan pihak assosiasi, pembahasan aspek teknis dan legal dengan instansi pembina dan dihadiri oleh assosiasi. 4. Penyusunan draft final baku mutu (teknis dan legal). 5. Penetapan baku mutu (Rosita, 2003). AOX merupakan parameter penting yang menjadi fokus perhatian dalam dekade terakhir. AOX merupakan suatu parameter kuantitas senyawa organik terklorinasi yang terdapat dalam effluent industri pulp dan kertas. Secara spesifik dapat dikatakan bahwa AOX diukur sebagai jumlah senyawa terhalogenasi per ton pulp (Johnson, 2007). Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang kandungan senyawa AOX pada perairan di sekitar industri pulp dan kertas sebagai usaha untuk perlindungan lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan konsentrasi AOX pada 2 (dua) sungai yang menerima effluent industri pulp dan kertas, serta evaluasi resiko terhadap kehidupan aquatik dan manusia. I.2 Maksud dan tujuan I.2.1 Maksud Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang kandungan senyawa organik terklorinasi (AOX) pada air permukaan (sungai) yang menerima effluent pabrik pulp dan kertas sebagai upaya untuk mengendalikan senyawa organik terklorinasi yang bersumber dari kegiatan industri pulp dan kertas.
5 5 I.2.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis kandungan senyawa AOX pada perairan di sekitar industri pulp dan kertas. 2. Mengetahui pengaruh keberadaan industri pulp dan kertas terhadap kandungan senyawa AOX di perairan. 3. Evaluasi resiko kandungan AOX terhadap kehidupan aquatik dan manusia. I.3 Ruang lingkup penelitian I.3.1 Ruang lingkup wilayah studi Wilayah studi penelitian ini adalah: 2 (dua) sungai terbesar di provinsi Riau yaitu: a. Sungai Siak, di Kabupaten Siak, Riau, menerima effluent industri pulp & kertas (PT. I) b. Sungai Kampar, di Kabupaten Pelalawan, Riau, menerima effluent industri pulp & kertas (PT. R) I.3.2 Ruang lingkup waktu Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan pada bulan November I.3.3 Ruang lingkup parameter Parameter utama yang dianalisa adalah senyawa AOX. Parameter lain yang diukur dan dianalisa adalah: ph, DO, temperatur, dan kelembaban. I.3.4 Ruang lingkup pembahasan Dalam penelitian ini, evaluasi dilakukan terhadap hasil pengukuran kandungan senyawa AOX di Laboratorium AOX Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung. Sementara metoda pengambilan sampel mengacu pada standar SNI
6 6 Pembahasan lebih lanjut dihubungkan dengan analisis kandungan AOX yang diperoleh pada sungai Siak dan Kampar sebagai obyek penelitian, pengaruh keberadaan industri pulp dan kertas (PT. I dan R) terhadap kehadiran senyawa AOX di sungai Siak dan Kampar termasuk metoda bleaching, proses dan bahan baku yang digunakan pada kedua industri pulp dan kertas tersebut, serta evaluasi resiko AOX terhadap kehidupan aquatik dan manusia. I.4 Sistematika penulisan tesis Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri dari : BAB I Pendahuan Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Memuat tentang landasan teoritis yang diambil dan dirangkum dari berbagai sumber. BAB III Metodologi Penelitian Menjelaskan tentang metodologi penelitian yang dilakukan. BAB IV Profil Daerah Studi Memberikan gambaran tentang kondisi fisik daerah studi yang menjadi obyek penelitian. BAB V Hasil Dan Pembahasan Menguraikan hasil-hasil penelitian disertai data dan pembahasannya. BAB VI Kesimpulan Dan Saran Menjelaskan kesimpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan analisisnya.
Bab V Hasil Dan Pembahasan
61 Bab V Hasil Dan Pembahasan V.1 Kandungan AOX di perairan V.1.1 Perubahan kandungan AOX di sungai Siak dan Kampar beserta perbedaannya Tabel V.1 di bawah ini menunjukkan lokasi dan kondisi pengambilan
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN SENYAWA ORGANIK TERKLORINASI (AOX) PADA PERAIRAN DI SEKITAR INDUSTRI PULP DAN KERTAS TESIS
No.: 395/S2-TL/TML/2008 ANALISIS KANDUNGAN SENYAWA ORGANIK TERKLORINASI (AOX) PADA PERAIRAN DI SEKITAR INDUSTRI PULP DAN KERTAS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
7 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Industri pulp dan kertas II.1.1 Proses pembuatan pulp Kayu sebagai bahan baku pembuatan pulp terdiri dari 2 (dua) komponen utama yakni: selulosa (serat) dan lignin (getah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan
Lebih terperinciPERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI
KULIAH UMUM 2010 29 Desember 2010 PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI Oleh: Ir. Yusup Setiawan, M.Eng. Balai Besar Pulp dan Kertas-Bandung
Lebih terperinciTINGKAT TOKSISITAS AKUT AIR LIMBAH PROSES PEMUTIHAN PULP HASIL PENGOLAHAN BIOLOGI
TINGKAT TOKSISITAS AKUT AIR LIMBAH PROSES PEMUTIHAN PULP HASIL PENGOLAHAN BIOLOGI Krisna Adhitya W a, Rina S. Soetopo a, Djumhana a, Enung Fitri M a a Balai Besar Pulp dan Kertas Jl. Raya Dayeuhkolot 132
Lebih terperinciPada bagian ini diuraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian.
Bab I Pendahuluan Pada bagian ini diuraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. I.1 Latar belakang Industri Pulp dan Kertas Indonesia merupakan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
35 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan mengikuti langkah-langkah yang dimulai dari identifikasi masalah, studi literatur, survey lokasi, pengumpulan data, analisa data, hingga kesimpulan
Lebih terperinciKlorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, khususnya di bidang kehutanan dan tersedianya tenaga keqa, Indonesia tetap menarik minat investor asing untuk menanamkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak akhir 1980-an, Industri pulp dan kertas di Indonesia telah berkembang pesat dan mendorong negara Indonesia masuk ke dalam jajaran top 10 produsen dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami
Lebih terperinciPerlakuan dan pembuangan limbah kimia dari pekerjaan laboratorium sehari-hari
Perlakuan dan pembuangan limbah kimia dari pekerjaan laboratorium sehari-hari Pengantar Apakah yang dimaksud dengan limbah? Limbah menurut Recycling and Waste Management Act (krw-/abfg) didefinisikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah atau kepuasan batiniah saja akan tetapi juga keseimbangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
Lebih terperinciPENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C
PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciTINGKAT TOKSISITAS AIR LIMBAH PROSES PEMUTIHAN PULP KERTAS TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)
TINGKAT TOKSISITAS AIR LIMBAH PROSES PEMUTIHAN PULP KERTAS TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Rina S. Soetopo *), Sri Purwati; Yusup Setiawan, Krisna Septiningrum *) Peneliti Balai Besar Pulp dan Kertas
Lebih terperinciPEDOMAN PENETAPAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2010 Tanggal : 14 Januari 2010 PEDOMAN PENETAPAN BAKU MUTU AIR LIMBAH I. LATAR BELAKANG Penetapan baku mutu air limbah (BMAL) dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sejumlah produk barang dan jasa mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU, SUHU DAN KOMPOSISI CHELATING AGENT PADA PROSES PELEPASAN METAL IONS DI DALAM PULP
Simposium Nasional RAPI VIII 9 ISSN : 4-96 PENGARUH WAKTU, SUHU DAN KOMPOSISI CHELATING AGENT PADA PROSES PELEPASAN METAL IONS DI DALAM PULP A.M.Fuadi, Kusmiyati, Deny Vitasari 3,,3 Jurusan Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di lndonesia, khususnya di kota-kota besar masalah pencemaran sungai akibat buangan limbah cair industri semakin meningkat, di sisi lain pertumbuhan
Lebih terperinciPENYISIHAN SENYAWA KLOROLIGNIN OLEH Phanerochaete chrysosporium DALAM BIOREAKTOR UNGGUN TERFLUIDISASI
PENYISIHAN SENYAWA KLOROLIGNIN OLEH Phanerochaete chrysosporium DALAM BIOREAKTOR UNGGUN TERFLUIDISASI Dwina Roosmini 1), Wisjnuprapto 2), Reski Dian Diniari 3), Junianti Roslinda S 3) 1) Kelompok Keahlian
Lebih terperinciPENGARUH PEMUTIHAN OKSIGEN DUA TAHAP TERHADAP KUALITAS PULP Acacia mangium
Pengaruh Pemutihan Oksigen Dua Tahap Kualitas Pulp Acacia mangium : Paryono PENGARUH PEMUTIHAN OKSIGEN DUA TAHAP TERHADAP KUALITAS PULP Acacia mangium Paryono Balai Besar Pulp dan Kertas Jl. Raya Dayeuhkolot
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan industri yang dapat mengubah kulit mentah menjadi kulit yang memiliki nilai ekonomi tinggi melalui proses penyamakan, akan tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era industrialisasi dan perdagangan bebas ini, perlu adanya pengembangan dalam perindustrian di Indonesia. Oleh karena itu, perlu didirikan suatu industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tadi tidak
Lebih terperinciALTERNATIF PENGGUNAAN HIDROGEN PEROKSIDA PADA TAHAP AKHIR PROSES PEMUTIHAN PULP TESIS HASNAH ULIA /TK
ALTERNATIF PENGGUNAAN HIDROGEN PEROKSIDA PADA TAHAP AKHIR PROSES PEMUTIHAN PULP TESIS OLEH HASNAH ULIA 047022007/TK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 ALTERNATIF PENGGUNAAN HIDROGEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber air minum sehari-hari. Berkembangnya industri baik dalam skala besar
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sebahagian besar penduduk di Indonesia menggunakan air tanah sebagai sumber air minum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan pakaian menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin besarnya permintaan pasar terhadap produk
Lebih terperinciKimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i
Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman ii ISBN: 978-979-16240-1-5 KIMIA LINGKUNGAN Manihar Situmorang Penerbit: FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga Indonesia disebut sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar pada urutan ke-2 di kawasan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri yang sangat pesat dewasa ini membawa dampak baik positif atau negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif diharapkan dapat menaikkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil selain menghasilkan suatu produk juga menghasilkan produk sampingan berupa air limbah, yang sering kali mencemari lingkungan terutama perairan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang besar, yaitu berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS) (Naibaho, 1999) atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan manusia terhadap barang barang keperluan sehari hari termasuk diantaranya kertas. Kertas diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan suatu barang sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari beranekaragam
Lebih terperinciPERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS Jakarta, 27 Mei 2015 Pendahuluan Tujuan Kebijakan Industri Nasional : 1 2 Meningkatkan produksi nasional. Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah Sakit / Rumah Sakit Khusus merupakan tempat-tempat umum dimana didalamnya berinteraksi antara pengelola, klien / orang sakit dan masyarakat /
Lebih terperinciPROSES PEMUTIHAN BERTINGKAT PADA PULP DARI TKKS HASIL PROSES ALKALI-METHANOL DENGAN KATALIS MgSO 4
PROSES PEMUTIHAN BERTINGKAT PADA PULP DARI TKKS HASIL PROSES ALKALI-METHANOL DENGAN KATALIS MgSO 4 Susila Arita Dosen Jurusan Teknik Kimia FT-Unsri Dosen Pasca Sarjana PS Pengelolaan Lingkungan Unsri Indralaya-Palembang,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas manusia dan lingkungan yang sudah tidak diinginkan lagi keberadaannya. Sampah sudah semestinya dikumpulkan dalam suatu tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar misalnya pencemaran oleh limbah industri dimana limbah
Lebih terperinciNama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.
Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2006, Indonesia telah menggeser Malaysia sebagai negara terbesar penghasil kelapa sawit dunia [1]. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI)
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciPemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi
Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN Di sususn oleh 1. Intan Rosita Maharani (P27834113004) 2. Burhan Handono (P27834113013) 3. Amalia Roswita (P27834113022) 4. Fitriyati Mukhlishoh (P27834113031) 5. Moch.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang alamiah. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan hidup
Lebih terperinciPENDAHULUAN. oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari dipakai sebagai air minum, air untuk
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi ini sebagian besar terdiri atas air. Makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini tidak akan dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi NO3- pada air lindi sampah organik Pada simulasi pembentukan air lindi, dekomposisi sampah organik
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konsentrasi NO3 pada air lindi sampah organik Pada simulasi pembentukan air lindi, dekomposisi sampah organik menghasilkan air lindi dengan konsentrasi NO 3 yang tinggi. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat yang terdapat di dalam kubis. Kubis dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas perairan sungai sangat tergantung dari aktivitas yang ada pada daerah alirannya. Berbagai aktivitas baik domestik maupun kegiatan Industri akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Lebih terperinciISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting
Pemakaian Bahan Baku Exploitasi dan Explorasi Sumber Daya Alam 100% Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbaharui 10-15% Polutan Udara Pencemaran Udara Emisi Gas (CO, CO2, Sox, NOx) Penipisan Lapisan Ozon
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. b. c. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan. Masing masing kelurahan di kecamatan Kota Timur adalah
Lebih terperinciPemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat
Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat Paryanto, Ir.,MS Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Bimbingan Teknis Pengendalian B3 Pusat Pelatihan
Lebih terperinciTeknik Bioremediasi Hidrokarbon
MATERI KULIAH BIOREMEDIASI TANAH Prodi Agroteknologi UPNVY Minat Sumber Daya Lahan Pertemuan ke 11 Teknik Bioremediasi Hidrokarbon Ir. Sri Sumarsih, MP Sumarsih_03@yahoo.com Sumarsih07.wordpress.com Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Water bath Kertas Saring Vacum Pump Oven Setrika Brightnes Meter (TECHNIDYNE) Neraca Stop Wach Erlenmeyer Vacum Plastik ph Meter (METTER TOLEDO) Penyaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan alami dan lingkungan telah meningkat. Dari segi lingkungan barangbarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia ini semakin pesat. Perhatian masyarakat akan bahan-bahan alami dan lingkungan telah meningkat. Dari segi lingkungan barangbarang dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air limbah dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai bahan baku utama dari perindustrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciPENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS
PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS Padil, Silvia Asri, dan Yelmida Aziz Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau, 28293 Email : fadilpps@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun volume kebutuhan terhadap kertas terus mengalami peningkatan. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto
Lebih terperinciTEKNOLOGI BLEACHING RAMAH LINGKUNGAN
KARYA TULIS TEKNOLOGI BLEACHING RAMAH LINGKUNGAN Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP. 132 296 841 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006 KATA PENGANTAR Pertama-tama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, sektor perekonomian di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pola perekonomian yang ada di Indonesia juga berubah, dari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam air. Air yang telah tercemar sangat sulit untuk dipulihkan kembali menjadi air bersih, meskipun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
46 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Eksisting Kualitas Air Sungai Ciujung Evaluasi kualitas air Sungai Ciujung dilakukan dengan cara membandingkan hasil kualitas air dari contoh air sungai yang diambil dengan
Lebih terperinciFORUM IPTEK Vol 13 No. 03. PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *)
Intisari PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *) Salah satu penyebab penyakit kanker adalah senyawa trihalomethan senyawa ini bisa terbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air. Bahan pencemar air yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciPenyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)
Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y) Oleh: Komala Sari (Dibawah bimbingan Prof. Dr. Hamzar Suyani, M.S dan Dr. Tesri Maideliza, MS) RINGKASAN Limbah percetakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah), yang kehadirannya
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014
LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014 1. Kebijakan Pelayanan Publik A. Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Pelayanan Publik BBPK sebagai berikut:
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
PARAMETER BIOLOGIS BADAN AIR SUNGAI NGRINGO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI TEKSTIL Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: nanikdn@uns.ac.id ABSTRAK Berbagai bakteri
Lebih terperinciPENGARUH ph PENCUCIAN TERHADAP EFISIENSI BLEACHING PULP AKASIA DENGAN HIDROGEN PEROKSIDA
i Bidang Rekayasa LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PENGARUH ph PENCUCIAN TERHADAP EFISIENSI BLEACHING PULP AKASIA DENGAN HIDROGEN PEROKSIDA Oleh: Denny Vitasari, ST, MEngSc Tri Widayatno, ST, MSc FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan
Lebih terperinciBab IV Profil Daerah Studi
46 Bab IV Profil Daerah Studi IV.1 Gambaran umum Daerah Aliran Sungai IV.1.1 Daerah Aliran Sungai Siak Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia, dengan bagian yang terdalam bisa mencapai 30 meter,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri enzim telah berkembang pesat dan berperan penting dalam dunia industri. Kesadaran masyarakat akan kondisi lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya permintaan mie instant di pasaran menjadikan Indonesia sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994,
Lebih terperinciPENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN
PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN Pengumpulan data aspek abiotik (geofisik kimia), biotik dan sosial Tabel 1. Metode Pengumpulan dan Analisis Aspek Geofisik Kimia Iklim Hidrologi Kualitas Air (Sifat fisik
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR Indonesia termasuk negara produsen CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan iklim di Indonesia yang sangat cocok dan disertai tersedianya lahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan
Lebih terperinci