BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Estate Arus Sungai Deras Perkebunan Kelapa Sawit PT. Mitra Aneka Rezeki (MAR) yang secara administratif berada di Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis lokasi penelitian berada pada koordinat '14.53" Bujur Timur (BT) dan 0 17'13.50" Lintang Selatan (LS). Lokasi penelitian berada pada ketinggian 4-11 m di atas muka air laut (Lampiran 1) Berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman, lokasi percobaan dikategorikan ke dalam kelompok iklim tropis dengan tipe iklim Afa, yang didasarkan pada klasifikasi suhu rata-rata pada bulan terdingin di atas 18 C, tidak ada bulan kering (intensitas hujan lebih rendah dari 60 mm per bulan), dan tingkat curah hujan tahunan lebih dari 2500 mm per tahun. Perkebunan kelapa sawit PT. MAR memiliki lahan gambut yang diklasifikasikan kelas S3 atau "marginal congruous ". Tingkat curah hujan tercatat 2611 mm per tahun dengan 153 hari hujan dengan 5 bulan basah (CH> 200 mm per bulan) dan 5 bulan kering. Curah hujan dan hari hujan rata-rata di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2013 adalah 281,8 mm dan 19 hari. Curah hujan dan hari hujan rata-rata di Kecamatan Teluk Pakedai pada tahun 2013 adalah 146,42 mm dan 12 hari. Suhu atmosfer rata-rata, maksimum, dan minimum di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2013 adalah 26,9 C dan, 32,4 C, dan 23,5 C berturutturut. Kelembaban atmosfer relatif rata-rata, intensitas cahaya matahari, dan tekanan atmosfer, masing-masing berturut-turut adalah 85%, 62% dan 1010,3 milibar (BMKG, 2014). B. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian lapang, percobaan lapangan, dan percobaan laboratorium. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan model pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang rendah emisi CO2 di lahan gambut dengan pendekatan pengaturan kedalaman muka air gambut yang optimum dan penerapan tanaman penutup tanah Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides. Untuk mencapai tujuan dilakukan 3 (tiga) tahap penelitian seperti yang dirangkum dalam Tabel 14 sebagai berikut:

2 44 Tabel 14. Gambaran umum rancangan penelitian Tahapan Penelitian Pra-Penelitian Penelitian Tahap I Pertanyaan Penelitian Pra-Survey 1) Bagaimanakah sebaran variasi tanah gambut berdasarkan jenis gambut, ketebalan dan umur kelapa sawit? Penelitian Lapang 1) Bagaimanakah karakteristik gambut dan lingkungan pada setiap SPL? 2) Bagaimanakah fluks CO 2 heterotropik aktual pada SPL terpilih? Keterangan: Kategori terpilih adalah 4 variasi tingkat umur kelapa sawit. Pendekatan Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Keluaran 1) Melakukan overlai dari peta umur kelapa sawit sehingga dapat ditentukan satuan peta lahan (SPL) 2) Melakukan pengamatan jenis gambut berdasarkan kedalaman. 1) Melakukan pengambilan contoh dan analisa laboratorium karakteristik gambut masing-masing SPL sebanyak 3 kali ulangan, untuk mengetahui karakteristik gambut dan melakukan pengukuran lapangan karakteristik lingkungan (kedalaman muka air gambut, suhu, Eh, dan ph permukaan gambut), 2) Penelitian ini melakukan pengamatan fluks CO 2 heterotropik aktual pada SPL terpilih menggunakan sungkup tertutup dan analisa gas dengan gas chromatography (GC). 1) Untuk mendapatkan satuan peta lahan (SPL) gambut di lokasi penelitian yang ditentukan berdasarkan ketebalan gambut, jenis gambut, dan umur kelapa sawit; 2) Untuk mengetahui varaiasi sebaran tanah gambut dan penggunaan lahan pada berbagai umur kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik gambut, kedalaman muka air gambut, suhu, Eh dan ph permukaan gambut dengan fluks CO 2 heterotropik aktual pada masing-masing SPL terpilih. 1) Umur kelapa sawit. SPL dengan kesamaan karakteristik 1) Fluks CO 2 heterotropik; 2) Kedalaman muka air gambut. 3) Kandungan bahan organik gambut (BO) 4) Berat volume (BV) 5) C-organik 6) N-total 7) Nisbah C/N 8) ph H 2O dan ph KCl 9) Eh gambut 10) Asam humat 11) Asam fulvat 12) Nisbah asam humat/fulvat 13) Suhu permukaan gambut 14) Eh permukaan gambut 15) ph permukaan gambut 1) Data fluks CO 2 heterotropik pada SPL terpilih. 2) Karakteristik fisik dan kimiawi gambut pada SPL terpilih 3) Karakteristik kedalaman muka air gambut.

3 45 Lanjutan Tabel 14 Penelitian Tahap II Penelitian Tahap III Percobaan Lapangan 1) Bagaimanakah peran LCC dalam memitigasi emisi CO 2 heterotropik? 2) Berapa besaran penurunan fluks CO 2 heterotropik setelah penanaman Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides? Percobaan Laboratorium Bagaimanakah hubungan antara fluks CO 2 heterotropik dengan kedalaman muka air gambut Berapa tingkat fluks CO 2 heterotropik berdasarkan tinggi muka air: 10 cm tergenang, dalam keadaan jenuh (macakmacak), -10 cm, -20 cm, dan - 30 cm di bawah permukaan gambut? Penelitian ini melakukan pengamatan besaran fluks CO 2 heterotropik yang dihasilkan dari lahan gambut yang telah ditanam Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides. Penanaman tersebut dilakukan pada lahan terbuka dan lahan dibawah kelapa sawit yang berumur sama. Penelitian ini akan melakukan pengamatan besaran fluks CO 2 heterotropik yang diperoleh dari beberapa kolom percobaan terbuat dari pipa PVC silinder berukuran 3 inci dan panjang 50 cm berisi gambut dari lokasi penelitian (SPL 1) dan dengan variasi tinggi muka air genangan gambut: 10 cm tergenang, macak-macak, -10 cm, -20 cm, dan -30 cm di bawah permukaan gambut. Untuk mengetahui perbandingan besaran fluks CO 2 heterotropik lahan gambut yang dapat diturunkan oleh tanaman penutup tanah kacangkacangan jenis Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides pada lahan gambut terbuka dan lahan gambut di bawah kelapa sawit dengan umur yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fluks CO 2 heterotropik dan tinggi/kedalaman muka air gambut. 1) Fluks CO 2 heterotropik; 2) Suhu permukaan gambut; 3) Eh permukaan gambut; 4) ph permukaan gambut. 1) Fluks CO 2 heterotropik; 3) Kandungan bahan organik gambut (BO) 4) Berat volume (BV) 5) C-organik 6) N-toral 7) Nisbah C/N 8) Asam humat 9) Asam fulvat 10) Nisbah asam humat/fulvat 11) ph permukaan gambut 12) Eh permukaan gambut 13) Suhu permukaan gambut 1) Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides terbukti mampu memitigasi emisi CO 2. 2) Persentase penurunan fluks CO 2 dengan penanaman Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides. 1) Bentuk dan keeratan hubungan antara fluks CO 2 heterotropik dengan tinggi/ kedalaman muka air gambut. 2) Besaran fluks CO 2 heterotropik pada tinggi/ kedalaman muka air gambut yang berbeda-beda.

4 46 1. Pra Penelitian a. Pertanyaan Penelitian Bagaimanakanh sebaran variasi tanah gambut berdasarkan umur kelapa sawit? b. Tujuan Penelitian 1) Untuk menentukan satuan peta lahan (SPL) lahan gambut di lokasi penelitian yang ditentukan berdasarkan umur kelapa sawit; 2) Untuk menentukan variasi sebaran tanah gambut dan penggunaan lahan pada berbagai umur kelapa sawit. c. Pendekatan Penelitian 1) Melakukan overlay peta umur kelapa sawit sehingga dapat ditentukan satuan peta lahan (SPL); d. Variabel Penelitian 1) Umur kelapa sawit. e. Keluaran Penelitian Satuan peta lahan (SPL) berdasarkan umur kelapa sawit 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun, dan 8 tahun. f. Langkah Penelitian Melakukan overlay umur kelapa sawit sehingga dapat ditemukan satuan peta lahan (Gambar 3). Gambar 3. Salah satu satuan peta lahan saat penelitian lapang

5 47 2. Penelitian Tahap I Penelitian ini melakukan pengukuran lapangan dan laboratorium fluks CO2 heterotropik aktual, karakteristik gambut dan beberapa karakteristik lingkungan yang terkait di masingmasing SPL terpilih. a. Pertanyaan Penelitian 1) Bagaimanakah tingkat fluks CO2 heterotropik aktual pada SPL terpilih? 2) Bagaimanakah karakteristik fisik dan kimiawi gambut pada SPL terpilih? 3) Bagaimanakah karakteristik kedalaman muka air gambut pada SPL terpilih? 4) Bagaimanakah karakterisitk suhu permukaan gambut pada SPL terpilih? 5) Bagaimanakah karakterisitk Eh permukaan gambut pada SPL terpilih? 6) Bagaimanakah karakterisitk ph permukaan gambut pada SPL terpilih? b. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besaran fluks CO2 heterotropik aktual di perkebunan kelapa sawit lahan gambut pada masing-masing SPL terpilih dan hubungannya dengan karakteristik gambut dan lingkungan. c. Pendekatan Penelitian 1) Pengamatan fluks CO2 heterotropik gambut a) Penelitian ini melakukan pengamatan fluks CO2 heterotropik aktual sebanyak 4 ulangan pada masing-masing SPL terpilih menggunakan sungkup tertutup statis dengan ukuran 50 x 50 x 30 cm di tengah-tengah jarak antara pohon kelapa sawit pada posisi di jalan mati (Gambar 4). b) Pada setiap kali ulangan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 kali dengan interval waktu 1, 5, 10, 15, dan 20 menit. c) Teknik pengambilan sampel gas CO2 didasarkan pada pedoman dari IAEA (1993). d) Pengambilan sampel gas CO2 dari dalam sungkup tertutup statis menggunakan suntikan 10 ml kemudian dipindahkan ke dalam botol vial 10 ml yang telah divakum. e) Konsentrasi sampel gas CO2 dianalisis di Laboratorium Balingtan Pati Jawa Tengah menggunakan GC dengan detektor thermal conductivity detector (TCD). f) Hasil analisis gas CO2 dalam satuan ppm di konversi kepada satuan mg m -2 jam -1 menggunakan persamaan IAEA (1993) sebagai berikut:

6 48 Keterangan: E = Fluks CO2 (mg m -2 menit -1 ) = h h 271,2 273,2+ dc/dt = Perbedaan konsentrasi (ppm menit -1 ) atau (mg kg -1 menit -1 ) Vch = Volume sungkup tertutup (m 3 ) Ach = Luas bidang sungkup tertutup (m 2 ) mw = berat molekul senyawa CO2 (g) mv = Konstanta volume molekul (22,41 L) T = Suhu rata-rata dalam sungkup ( C) g) Pengukuran suhu udara dalam sungkup tertutup dilakukan dengan membaca level air raksa dalam termometer. Gambar 4. Sungkup tertutup yang digunakan dalam penelitian lapang 2) Pengamatan karakteristik gambut a) Sampel gambut diambil menggunakan bor Ejkelkamp (Gambar 5) pada setiap 0,5 m kedalaman gambut hingga mencapai stratum. b) Karakteristik fisik dan kimia gambut dianalisis di lapangan dan laboratorium. c) Sampel gambut yang diambil pada kedalaman kurang dari 50 cm dianalisis secara komposit vertikal, sedangkan pada kedalaman 0-50 cm secara individual. d) Pengukuran Eh gambut dilakukan di lapangan pada sampel yang telah diambil.

7 49 Gambar 5. Bor gambut Eijkelkamp yang digunakan dalam penelitian lapang 3) Pengamatan karakteristik lingkungan a) Pengukuran karakteristik lingkungan dilakukan langsung di lapangan. b) Pengukuran suhu permukaan gambut dilakukan menggunakan peralatan digital 4 in 1 Environment Meter KW Krisbow (China) sebanyak 4 ulangan (Gambar 6) dengan cara memasukan probe ke dalam permukaan gambut sedalam ±5 cm. Gambar 6. Peralatan pengukur suhu permukaan gambut (4 in 1 Environment Meter KW Krisbow) c) Pengukuran Eh dan ph permukaan gambut dilakukan menggunakan peralatan digital ph-eh meter 208 Lutron (Australia) (Gambar 7) dengan cara memasukan probe ke dalam permukaan gambut sedalam ±5 cm.

8 50 Gambar 7. Peralatan pengukur ph dan Eh permukaan gambut (ph-eh meter 208 Lutron) d) Pengukuran kedalaman muka air gambut dilakukan dengan menanam pipa PVC berpori berukuran diameter 3 inci sedalam 1,2 m (Gambar 8). Gambar 8. Pipa PVC berpori berukuran diameter 3 inci untuk pengamatan kedalaman muka air gambut e) Pembacaan level kedalaman muka air menggunakan sebilah batang kayu berukuran 1,5 m. f) Kedalaman permukaan air gambut diukur menggunakan meteran dari permukaan gambut ke garis air yang terbaca. d. Variabel Penelitian 1) Fluks CO2 heterotropik (metode sungkup tertutup statis dan gas chromatography

9 51 [GC]). 2) Kedalaman muka air gambut (metode kolom perkolasi dan meteran) 3) Kandungan BO (metode pengabuan). 4) Berat volume (BV) (metode bor Eijkelkamp) 5) C-organik (metode Walkley and Black). 6) N-total (metode Kjeldahl). 7) Nisbah C/N. 8) ph H2O (metode ph-meter). 9) ph KCl (metode ph-meter). 10) Potensial redoks (metode Eh-meter). 11) Asam humat (metode spectrometer infrared). 12) Asam fulvat (metode spectrometer infrared). 13) Eh permukaan gambut (metode Eh-meter). 14) ph permukaan gambut (metode ph-meter). 15) Suhu permukaan gambut (metode termometer digital) e. Keluaran Penelitian 1) Data fluks CO2 heterotropik pada SPL terpilih. 2) Karakteristik fisik dan kimiawi gambut pada SPL terpilih. 3) Karakteristik kedalaman permukaan air gambut pada SPL terpilih. 4) Karakterisitk Eh, ph, dan suhu permukaan gambut pada SPL terpilih. f. Langkah Penelitian 1) Pengamatan fluks CO2 Heterotropik a) Sungkup tertutup dipasang pada permukaan lahan gambut dengan rapat sehingga tidak terdapat celah yang memungkinkan gas CO2 keluar. b) Emisi gas CO2 yang telah terperangkap didalam sungkup tertutup kemudian diambil menggunakan jarum suntik berkapasitas 1 0 m L dengan interval 1, 5, 1 0, 1 5, d a n 2 0 m e n i t, kemudian dipindahkan ke dalam botol vial berkapasitas 10 ml yang telah divakum. c) Sampel gas CO2 yang telah berada didalam botol vial dianalisis menggunakan GC di Laboratorium Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan Pati Jawa Tengah. a) Pengukuran suhu udara dalam sungkup tertutup dilakukan menggunakan

10 52 termometer merkuri yang dipasang pada bagian atas sungkup tertutup. e) Pembacaan pada batang termometer dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval 1, 5, 10, 15, dan 20 menit masing-masing sesaat sebelum pengambilan sampel gas CO2 dalam sungkup tertutup. 2) Pengamatan Karakteristik Gambut a) Pengambilan sampel gambut dilakukan menggunakan metode grab sampling berdasarkan kedalaman tiap 50 cm gambut menggunakan bor gambut Eijkelkamp. b) Bor gambut dan batang besi penyambung (extension rod) digunakan untuk mengambil sampel gambut dari permukaan sampai ke dasar (substratum). c) Pengambilan sampel gambut dimulai pada lapisan paling atas sedalam 0,5 m dan berikutnya pada lapisan di bawahnya sedalam 0,5 m hingga mencapai substratum. d) Sampel gambut yang telah diambil per kedalaman 0,5 m masing-masing ditempatkan didalam plastik. Sampel-sampel gambut tersebut kemudian dianalisis di laboratorium sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Kecuali parameter Eh gambut dilakukan pengukuran di lapangan. 3) Pengamatan kedalaman muka air gambut a) Pengukuran kedalaman muka air di masing-masing SPL terpilih dilakukan pada pos-pos pengamatan yang sudah dipasang kolom pipa PVC berpori. b) Sebilah batang kayu berukuran 1,5 m dimasukan ke dalam pipa PVC berpori yang telah ditanam selama ±10 detik. c) Bagian batang yang sejajar dengan tinggi pipa tambahan (30 cm) diberi tanda. d) Batang kemudian diangkat dan tanda bekas air pada batang kayu dan pada pipa ekstension dicatat adalah kedalaman muka air gambut. e) Kedalaman permukaan air gambut dalam kolom pipa PVC berpori adalah nilai pembacaan dikurangi tinggi kolom pipa PVC berpori di atas permukaan gambut (30 cm). 3. Penelitian Tahap II a. Pertanyaan Penelitian 1) Bagimanakah peran tanaman penutup tanah Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides dalam memitigasi fluks CO2 heterotropik?

11 53 2) Berapa besaran penurunan fluks CO2 heterotropik setelah penanaman Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides? 3) Bagaimanakah perbandingan penurunan fluks CO2 heterotropik antara Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides? b. Tujuan Penelitian Untuk mengukur besaran fluks CO2 heterotropik yang dapat diturunkan oleh tanaman penutup Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides pada lahan gambut di luar tajuk dan di bawah tajuk kelapa sawit. c. Pendekatan Penelitian Penelitian ini melakukan pengamatan fluks CO2 heterotropik lahan gambut tanpa ditanami dan yang ditanami Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides. Penanaman tanaman tersebut dilakukan pada lahan di luar tajuk dan di bawah tajuk kelapa sawit yang berumur 5 tahun. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada 2 lokasi dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. d. Variabel Penelitian 1) Fluks CO2 heterotropik. 2) Suhu permukaan gambut. 3) ph permukaan gambut. 4) Eh permukaan gambut. e. Keluaran (output) Penelitian 1) Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides terbukti mampu memitigasi emisi gas CO2. 2) Fluks CO2 heterotropik pada penanaman tanaman penutup tanah jenis Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides. f. Langkah Penelitian Lapangan 1) Bibit tanaman Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides menggunakan polyback kecil (Gambar 9) disemai selama ±4 minggu, satu polyback untuk satu bibit tanaman. 2) Menyiapkan petak percobaan di lahan gambut dengan luas 6 m x 8 m dan dibagi menjadi 12 plot di luar tajuk dan di bawah tajuk pohon kelapa sawit seperti yang ditunjukkan pada skema pada Gambar 10 dan Lampiran 3. 3) Setelah berumur ±4 minggu tanaman Mucuna bracteata dan Calopogonium

12 54 mucunoides ditanam dalam masing-masing plot percobaan dan dilakukan perawatan. 4) Pengamatan fluks CO2 heterotropik dilakukan pada umur tanaman 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan menggunakan sungkup tertutup statis dengan ukuran 50 x 50 x 30 cm (Gambar 4). Gambar 9. Pembibitan Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides Keterangan: No: Tidak ditanami LCC, Mb: Ditanami Mucuna bracteata, Cm: Ditanami Calopogonium mucunoides Gambar 10. Skema petak percobaan peran LCC saat penelitian lapangan

13 55 d) Pengamatan fluks CO2 dilakukan masing-masing perlakuan menggunakan sungkup tertutup statis dengan ukuran 50 x 50 x 30 cm di dalam masing-masing plot percobaan. e) Setiap pengamatan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 kali dengan interval waktu 1, 5, 10, 15, dan 20 menit, kemudian dipindahkan ke dalam botol vial yang telah divakum berkapasitas 10 ml. f) Teknik pengambilan sampel gas CO2 didasarkan pada pedoman dari IAEA (1993). g) Sampel gas CO2 yang telah berada di dalam botol vial dianalisis di Laboratorium Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan Pati Jawa Tengah menggunakan GC dengan detektor thermal conductivity detector (TCD). b) Pengukuran suhu dalam sungkup tertutup dilakukan menggunakan termometer merkuri yang dipasang pada bagian atas sungkup tertutup. 5) Pembacaan pada batang termometer dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval 1, 5, 10, 15, dan 20 menit masing-masing sesaat sebelum pengambilan sampel gas CO2 dalam sungkup tertutup. 4. Penelitian Tahap III a. Pertanyaan Penelitian 1) Bagaimanakah hubungan antara fluks CO2 heterotropik dengan kedalaman muka air kolom percobaan gambut? 2) Berapakah besaran fluks CO2 heterotropik berdasarkan tinggi muka air: 10 cm tergenang, dalam keadaan jenuh (macak-macak), 10 cm, 20 cm, dan 40 cm di bawah permukaan tanah pada kolom percobaan gambut? b. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kedalaman muka air dengan fluks CO2 heterotropik gambut. c. Pendekatan Penelitian Penelitian ini melakukan pengamatan besaran fluks CO2 heterotropik gambut dalam kolom percobaan yang terbuat dari pipa PVC silinder berukuran 3 inci dengan tinggi 50 cm yang diambil dari lokasi penelitian (SPL 1), dan 5 perlakuan variasi kedalaman muka air genangan yaitu 10 cm di atas permukaan gambut, 0 cm (macak-macak), -10 cm, -20

14 56 cm, dan -30 cm di bawah permukaan gambut dengan 5 kali ulangan. d. Variabel Penelitian 1) Fluks CO2 heterotropik. 2) Eh permukaan gambut. 3) ph permukaan gambut. 4) Suhu permukaan gambut. e. Keluaran Penelitian 1) Bentuk hubungan antara fluks CO2 heterotropik dengan kedalaman muka air. 2) Besaran fluks CO2 heterotropik pada kedalaman muka air gambut yang berbedabeda. f. Langkah Penelitian 1) Sampel gambut tak terganggu diambil menggunakan bor yang didisain khusus (Gambar 11) dan pipa PVC berdiameter 3 inci dan panjang 50 cm yang diberi beberapa lubang dengan diameter 1 mm dan jarak antar lubang 2 cm (Gambar 12). Gambar 11. Bor untuk pengambilan sampel gambut tak terganggu kolom percobaan

15 57 Gambar 12. Kolom percobaan yang berisi gambut yang diambil pada lokasi yang sama 2) Bor untuk pengambil contoh gambut terdiri dari 2 bagian yaitu bagian utama yaitu sebuah kolom pipa dari baja berdiameter 3 inci dan panjang 50 cm yang dilengkapi dengan pisau penetrasi pada salah satu ujung dan ujung lainnya yang berfungsi untuk memasukan kolom PVC penyimpan contoh gambut, dan tangkai bor yang berfungsi untuk membantu melakukan penetrasi bagian utama ke dalam lapisan gambut (Lampiran 7). 3) Kolom PVC berdiameter 3 inci dan panjang 50 cm tersebut dimasukan ke dalam bagian utama bor, kemudian tangkai bor disambungkan menggunakan sekerup. 4) Bor yang sudah siap dimasukan ke dalam gambut dengan posisi tegak lurus untuk mengambil contoh gambut sedalam 50 cm, kemudian ditarik ke atas permukaan. 5) Sekerup pada bagian sambungan dilepaskan dan kolom PVC yang berisi contoh gambut (kolom percobaan) kemudian diangkat. 6) Kolom percobaan tersebut kemudian disambung dengan pipa PVC tambahan yang berukuran sama (3 inci) dan panjang 20 cm yang berfungsi sebagai ruang bebas untuk pengumpulan gas emisi CO2. 7) Masing-masing kolom percobaan yang telah terpasang pipa PVC tambahan diletakkan simetris pada tengah-tengah pipa PVC berdiameter 4 inci yang kedap air dan dibiarkan bagian atasnya terbuka. a) Pipa bagian luar (4 inci) diisi dengan air suling secara perlahan. Batas kedalaman muka air ditentukan secara otomatis oleh lubang yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan perlakuan.

16 58 b) Kolom yang telah siap dibiarkan selama 4 minggu untuk proses aklimatisasi dan adaptasi (Gambar 13). Gambar 13. Kolom percobaan gambut yang digunakan dalam penelitian laboratorium c) Pengamatan fluks CO2 heterotropik kolom percobaan dilakukan pada minggu ke-4, ke-5, dan ke-6. d) Pada saat pengamatan fluks CO2 heterotropik masing-masing kolom percobaan ditutup dengan dop PVC yang telah dilengkapi septum dan termometer merkuri. h) Pengamatan dilakukan sebanyak 5 ulangan pada masing-masing perlakuan. Setiap kali ulangan dilakukan sebanyak 5 kali pengambilan sampel dengan interval waktu 1, 5, 10, 15, dan 20 menit, kemudian dipindahkan ke dalam botol vial berkapasitas 10 ml yang telah divakum. i) Sampel gas CO2 yang telah berada di dalam botol vial dianalisis menggunakan GC di Laboratorium Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan Pati Jawa Tengah. j) Hasil analisis konsentrasi gas CO2 dalam satuan ppm di konversi kepada satuan mg per m 2 per jam menggunakan persamaan IAEA (1993) (Hal 51). k) Pengukuran suhu udara dalam sungkup tertutup dilakukan menggunakan termometer merkuri yang dipasang pada bagian atas tutup pipa. l) Pembacaan pada batang termometer dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval 1, 5, 10, 15, dan 20 menit masing-masing sesaat sebelum pengambilan sampel gas CO2 dalam pipa.

17 59 D. Analisis Statistik Data Data-data yang diperoleh dalam penelitian dilakukan analisis statistik menggunakan Minitab 14. Adapun analisis statistik yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Uji-t digunakan untuk menganalisis perbandingan rata-rata dan keragaman dari dua kelompok data penelitian. 2. Analisis Varian Satu Arah (Anova) dan Tukey Test digunakan untuk melihat perbandingan rata-rata lebih dari dua kelompok data penelitian. Anova satu arah digunakan pada kelompok data penelitian yang digunakan berasal dari sampel yang berbeda tiap kelompok. 3. Analisis Korelasi Sederhana digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel penelitian dan juga untuk mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel penelitian tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. 4. Uji Mann-Whitney adalah uji statistik non parametrik untuk menguji perbedaan rata-rata dua kelompok sampel independen atau tidak terkait (mandiri). 5. Analisis Regresi Stepwise digunakan untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi. 6. Analisis Regresi digunakan untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel bebas dengan variabel terikat. E. Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka berpikir penelitian yang dilakukan dituangkan dalam diagram alir seperti terlihat pada Gambar 14.

18 60 LATAR BELAKANG Ekspansi perkebunan kelapa sawit di lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat akan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca, jika perubahan penggunaan lahan terus pada level saat ini, maka luas perkebunan kelapa sawit diperkirakan mencapai sepertiga tanah provinsi pada tahun 2020 (Carlson et al., 2012a) PERMASALAHAN Sampai saat ini, kebanyakan studi memperhatikan muka air gambut sebagai faktor paling penting untuk menjelaskan besaran emisi heterotrofik (Furukawa et al., 2005; Jatinen et al., 2008; Hooijer et al., 2010; Berglund and Berglund, 2011; Manzoni et al., 2013). Perubahan suhu permukaan gambut juga merupakan faktor penting, terutama pada hutan gambut yang telah dibuka sehingga permukaan gambut mengalami peningkatan radiasi matahari (Jauhiainen et al., 2014). Radiasi matahari merupakan faktor utama peningkatan suhu permukaan gambut dan dapat diredam dengan mengupayakan tutupan lahan. Zona aerob lahan gambut dapat dikurangi melalui pengaturan kedalaman permukaan air yang optimal untuk menekan fluks CO 2 heterotropik. Bagaimana karakteristik gambut dan lingkungan di lokasi penelitian Bagaimana hubungan antara kedalaman muka air gambut dan peran tanaman Mucuna bracteata dan Calopogonium mucunoides dalam menekan fluks CO 2 heterotropik BAGAIMANA MODEL PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG RENDAH EMISI DI LAHAN GAMBUT MELALUI PENGATURAN MUKA AIR DAN TANAMAN PENUTUP TANAH Gambar 14. Kerangka berpikir penelitian

19 61 PERSIAPAN Kajian Pustaka yang Relevan Pengurusan Perizinan Masuk Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Survey Laboratorium untuk Analisis Tanah dan Gas Rumah Kaca Persiapan Peralatan Survey Tanah Gambut (bor Eijkelkamp) Persiapan sungkup tertutup (closed chamber) PENGUMPULAN DATA SEKUNDER 1) Peta perkebunan kelapa sawit PT.MAR 2) Peta umur tanam kelapa sawit dan ketebalan gambut 3) Data iklim di lokasi penelitian terakhir (curah hujan, hari hujan, suhu udara, kelembaban udara, lama penyinaran, kecepatan dan arah angin); 4) Data dan informasi studi dan penelitian terdahulu yang terkait. SATUAN PETA LAHAN (SPL) PENELITIAN LAPANG Pengamatan fluks CO 2 heterotropik aktual pada SPL terpilih Pengamatan Kaeraktersitik gambut, kedalaman muka air gambut, Eh, ph, dan suhu permukaan gambut Percobaan Laboratorium Hubungan Kedalaman Muka Air dengan fluks CO 2 Heterotropik Percobaan Lapangan peran Mucuna bracteata & Calopogonium mucunoides terhadap fluks CO 2 heterotropik MODEL PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG RENDAH EMISI DI LAHAN GAMBUT MELALUI PENGATURAN MUKA AIR DAN TANAMAN PENUTUP TANAH Gambar 15. Langkah penelitian tahun

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. Ekstraksi, analisis sifat kimia ekstrak campuran bahan organik dan analisis

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM. Gambar 52. Hubungan antara nisbah C/N dengan fluks CO 2. Fluks CO2. (mg CO2 kg tanah -1 harī 1 )

PEMBAHASAN UMUM. Gambar 52. Hubungan antara nisbah C/N dengan fluks CO 2. Fluks CO2. (mg CO2 kg tanah -1 harī 1 ) PEMBAHASAN UMUM Dari kajian pengaruh pupuk N terhadap fluks CO 2 hasil respirasi bahan gambut menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara dosis urea dengan tingkat kematangan gambut. Penambahan dosis urea

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK N PADA BAHAN GAMBUT DENGAN TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA TERHADAP FLUKS CO 2. Rasional

PENGARUH DOSIS PUPUK N PADA BAHAN GAMBUT DENGAN TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA TERHADAP FLUKS CO 2. Rasional PENGARUH DOSIS PUPUK N PADA BAHAN GAMBUT DENGAN TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA TERHADAP FLUKS CO 2 Rasional Penambahan pupuk N pada lahan gambut dapat mempengaruhi emisi GRK. Urea merupakan pupuk N inorganik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan Juni 2011. Lokasi penelitian terletak di Desa Bantar Kambing, Kecamatan Ranca Bungur,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April tahun 2011 di lahan gambut yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 sampai Januari 2012. Lokasi penelitian yaitu di RPH Jatirejo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Karakteristik Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di agroekosistem kelapa sawit yang berada pada 2 (dua) lokasi yang berbeda yaitu Kebun Meranti Paham

Lebih terperinci

Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta

Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta menjelaskan metode-metode dan alat untuk pengukurannya secara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Waktu, Lokasi Pengambilan Tanah Gambut dan Tempat Penelitian Bahan gambut berasal dari Kabupaten Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, dan Kampar, Provinsi Riau dari

Lebih terperinci

BAB 111 BAHAN DAN METODE

BAB 111 BAHAN DAN METODE BAB 111 BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Tanah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jl. Bina Widya Km

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 9 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi kebun kelapa sawit pada bulan Agustus dan November 2008 yang kemudian dilanjutkan pada bulan Februari,

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber (DRT), Sei. Sinepis, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung. Lokasi percobaan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari Januari sampai April 2010, dilakukan dengan dua tahapan, yaitu : a. pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah pada bulan Maret

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di perkebunan rakyat Desa Huta II Tumorang, kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi A. Deskripsi Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan Klimatologi, untuk menunjang keterampilan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami selama 35 tahun dan kebun campuran di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif, Desa Cipadang

III. METODOLOGI PENELITIAN. tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif, Desa Cipadang 23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survai, yaitu pengambilan sampel semut pada tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di Greenhouse dan Ruang Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut

HASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut 4 perbedaan antar perlakuan digunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisis regresi digunakan untuk melihat hubungan antara parameter yang diamati dengan emisi CH 4. HASIL a. Fluks CH 4 selama

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang dikumpulkan melalui dua percobaan yang telah dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah Blora Indah Kelurahan Segala Mider, Tanjung Karang Barat, Bandar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat penelitian Tempat penelitian adalah kebun campur Sumber Tirta Senjoyo Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Oktober

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Analisis Tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN Tanah sulfat masam merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di desa Kleseleon, kecamatan Weliman, kabupaten Malaka, proinsi Nusa Tenggara Timur pada lahan sawah bukaan baru yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung pada September 2014 sampai Januari 2015. Identifikasi jumlah spora

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Desember 2011 dan terbagi menjadi 2 tempat yakni lapang dan laboratorium. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. Percobaan penanaman dilakukan di lahan alang-alang di daerah Blora

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 35 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari penelitian survei dan penelitian pot. Penelitian survei pupuk dilaksanakan bulan Mei - Juli 2011 di Jawa Barat, Jawa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. penelitian terletak pada punggung bukit yang relatif datar. Total hujan tahunan di

III. BAHAN DAN METODE. penelitian terletak pada punggung bukit yang relatif datar. Total hujan tahunan di III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di Desa Bodongjaya Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat pada ketinggian 735 di atas permukaan laut (dpl). Lokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Gambar 3.1 Titik Lokasi Pengukuran (Sumber: Google Earth) Daerah penelitian terletak di Desa Kayu Ambon, Lembang tepatnya di jalan Pangragajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang mempunyai tanaman jati pada hutan rakyat di Desa Karanglayung, Desa Babakan Asem dan Desa Conggeang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013. III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013. Pengambilan sampel tanah dilakukan di tiga lokasi yakni: hutan gambut skunder,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk BAHAN DAN METODE 9 Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2007 sampai Juni 2007 di rumah kaca Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca berukuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Pebruari 2012 di lahan agroforestri Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2). A. Bagan Alir Penelitian III. METODE PENELITIAN Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian Strata I (100-199 m ) Strata VII (700-799 m ) Strata II (200-299 m ) Strata VI (600-699 m ) Strata III (300-399

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL), Jurusan Teknik Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil No Jenis Analisis Nilai Metode 1. C-Organik (%) 1,53 Spectrophotometry 2. N-Total (%) 0,16 Kjeldahl 3. P-Bray I (ppm) 16,31 Spectrophotometry

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2011 di beberapa penutupan lahan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Gambar 1). Pengolahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di rumah kaca areal kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

Gambar 3. Peta lokasi penelitian 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2009 di kawasan pesisir Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten, lokasi penelitian mempunyai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di PT

III. BAHAN DAN METODE. Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di PT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai Pebruari 2006. Tempat penelitian di Kebun Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB Unit Kegiatan Pusat Kajian

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum Bab ini berisi tentang metodologi yang akan dilakukan selama penelitian, di dalamnya berisi mengenai cara-cara pengumpulan data (data primer maupun sekunder), urutan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2010 sampai Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap persiapan, pengamatan laju pertumbuhan Kappaphycus

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia Sampai tahun 2004, Indonesia berada pada urutan ke 15 negara penghasil gas rumah kaca tertinggi di dunia dengan emisi tahunan 378 juta ton

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komponen tinja tanpa air seni... 6 Tabel 2.2 Perkiraan hasil biogas dalam sehari... 7 Tabel 2.3 Polutan utama air

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komponen tinja tanpa air seni... 6 Tabel 2.2 Perkiraan hasil biogas dalam sehari... 7 Tabel 2.3 Polutan utama air DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x INTISARI...

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Metode Penelitian Pengumpulan Data

BAHAN DAN METODE Metode Penelitian Pengumpulan Data 13 BAHAN DAN METODE Metode Penelitian Kecamatan Nanggung kabupaten Bogor merupakan area penelitian dalam program Agroforestry and Sustainable Vegetable Production in Southeast Asia Watershed atas kerjasama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus 20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011. Percobaan dilakukan di lahan pertanaman tebu PT. Gunung Madu Plantations

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian 5 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas: 1) Pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, 2) Pengaruh pemupukan terhadap

Lebih terperinci

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji 13 3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitiaan telah dilaksanakan di perairan Teluk Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Gambar 2). Jangka waktu pelaksanaan penelitian terdiri

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. 17 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. Penelitian dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung dengan perlakuan sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987

Lebih terperinci