DAMPAK LABELING PADA REMAJA DI SMP ISLAM RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK LABELING PADA REMAJA DI SMP ISLAM RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI"

Transkripsi

1 DAMPAK LABELING PADA REMAJA DI SMP ISLAM RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Manuscript OLEH : IKA RACHMAWATI G2A PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011

2 DAMPAK LABELING PADA REMAJA DI SMP ISLAM RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Ika Rachmawati 1 Ns. M.Fatkhul Mubin, S.Kep, M.Kep, Sp.Jiwa 2 Ns. Desi Ariyana Rahayu, S.Kep. 3 ABSTRAK Labeling adalah pemberian label kepada seseorang yang enjadi bagian dari konsep diri seseorang. Seseorang yang diberi label biasanya mengikuti label yang telah ditetapkan kepada dirinya dan akan menjadi dasar orang tersebut beradaptasi sepanjang hidupnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak labeling pada siswa di SMP Islam Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati. Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Populasi dari penelitian ini adalah beberapa siswi kelas VII dan VIII dari SMP Islam Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati yang mendapatkan label di sekolahnya. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan tidak terlalu memperdulikan pemberian label pada dirinya yang dilakukan oleh teman-temannya. Pemberian labeling tidak berpengaruh terhadap dampak spiritualnya, yaitu partisipan masih tetap melakukan aktivitas spiritual seperti biasa. Secara umum perasaan yang muncul akibat labeling adalah adanya rasa emosi atau marah, rendah diri, sedih dan pesimis. Akibat labeling secara kognitif para partisipan mengalami beberapa masalah seperti sering lupa, kadang-kadang tidak fokus, kadang-kadang terjadi salah faham, namun permasalahan-permasalahan tersebut perlu dikaji ulang apakah penyebabnya benar-benar hanya akibat dari labeling saja. Partisipan merasa bahwa labeling pada dirinya memiliki makna yang berbeda-beda, namun yang pasti ada makna tersendiri yang dirasakan akibat labeling tersebut, ada yang menganggap sebagai candaan, panggilan sahabat, dan ada yang mengartikan sebagai cemoohan. Berdasarkan hal tersebut maka diharapkan kepada Guru terutama guru BP hendaknya memberikan pengawasan kepada para siswanya sehingga tidak terjadi pemberian labeling yang negatif kepada anak didiknya. Kata Kunci : Labeling, Dampak labeling, Remaja

3 THE IMPACT OF LABELING TO ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL OF RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI ABSTRACT Labeling was giving labeling to someone who was a part of a person's self concept. Someone who was labeled usually follow the label had set for himself and will be the basis of that person to adapt all his life. Research purposes to determine the impact of labeling on the junior high school students in Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati. The design of this study used was qualitative research with a phenomenological approach. The population of this study was some of VII and VIII grade student of junior high school students in Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati who got labeling at the school. Sampling technique used was purposive sampling. Result observation to point out that participant not very cares by tag application on her that did by its friend. Giving labeling did not affect the spiritual impact, ie participants still perform spiritual activities as usual. In general the feelings that arise due to labeling were a sense of emotion or anger, low selfesteem, sad and pessimistic. As a result of cognitive labeling of participants experienced some problems such as forgetfulness, sometimes out of focus, sometimes the misunderstanding occurred, but these problems need to be re-examined whether the cause was really just a result of the labeling alone. Participants felt that the labeling on him to have different meanings, but certainly there was a distinct meaning that was felt due to labeling, there was consider as a joke, calling friends, and some interpret as an insult. On that basis it was expected that the teacher, especially the guidance counselor should provide supervision to the students so that no negative labeling provision to their students. Keywords : Labeling, Impact of labeling, Adolescents

4 PENDAHULUAN Labeling adalah pemberian label kepada seseorang yang menjadi bagian dari konsep diri seseorang. Label yang akan diberikan kepada seseorang itu akan cenderung melanjutkan penyimpangan tersebut (Henslin, 2007). Label tersebut dapat berasal dari ciri fisik yang menonjol (misalnya belang dan cacat), karakter (misalnya homoseksualitas), kelompok sosial (misalnya ras atau bangsa). Pemberian label tersebut biasanya didapat dari hasil interaksi sosialnya (Henslin, 2007). Terdapat tiga kategori labeling yaitu perbedaan-perbedaan tubuh manusia secara fisik dan penampilan seperti tinggi badan, status sosial serta label yang diberikan berdasarkan karakteristik yang dianggap lemah oleh masyarakat, sehingga memberi dampak bagi kehidupan sosialnya. Dampak dari labeling yaitu berupa peningkatan finansial, kekerasan dalam rumah tangga, penurunan kesehatan fisik dan mental pada keluarga pengasuh, aktifitas rutin keluarga terganggu, kekhawatiran menghadapi masa depan, stress, dan merasa tidak dapat menanggulangi masalah (Harper Collins, 1992). Dampak negatif juga disampaikan Kareen (2003) yaitu; menurunnya motivasi, kesulitan menyelesaikan tugas, menarik diri dari orang lain, ketidakmampuan mengatur keuangan, defisit perawatan diri, makan dan kebiasaan tidur yang kesemuanya dapat menguras konsentrasi dari keluarga. Konsentrasi keluarga yang terganggu ini menyangkut tentang beban keluarga, beban penyimpangan perilaku, hubungan keluarga dan aktivitas harian yang terganggu. Aktivitas harian akan terganggu, misalnya: anak yang diberi label nakal dan diperlakukan seperti anak nakal akan berubah menjadi anak yang nakal. Atau contoh lain, misalnya: anak yang diberi label bodoh dan diperlakukan seperti anak bodoh juga akan menjadi bodoh. Contoh lain yang bersifat positif, misalnya: anak yang diberi label pintar dan diperlakukan seperti anak pintar maka ia akan menjadi pintar. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar teori labeling yang biasa terjadi, ketika kita sudah melabel seseorang, kita cenderung memperlakukan seseorang sesuai dengan

5 label yang kita berikan, sehingga seseorang tersebut cenderung memandang dan merasakan dirinya sendiri mengikuti label yang telah ditetapkan kepadanya (Tasmin, 2002, diunduh pada tanggal 7 November 2010). Seseorang yang diberi label biasanya mengikuti label yang telah ditetapkan kepada dirinya dan akan menjadi dasar orang tersebut beradaptasi sepanjang hidupnya. Anak yang memandang dirinya baik akan mendekati orang lain dengan rasa percaya dan memandang dunia sebagai tempat yang aman, dan kebutuhankebutuhannya akan terpenuhi. Sementara anak yang merasa dirinya tidak berharga, tidak dicintai akan cenderung memilih jalan yang mudah, tidak berani mengambil resiko dan tetap saja tidak berprestasi (Biddulph, 2007). Penerimaan dan penolakan terhadap berbagai perubahan dalam tubuhnya akan sangat mempengaruhi kesiapannya memasuki dunia dewasa dalam masa remaja. Masa remaja adalah masa pencarian identitas dan pada masa ini remaja harus bisa melewati krisisnya agar tidak terjadi kebingungan identitas. Salah satu penyebab kebingungan identitas remaja adalah labeling. Bagi para remaja pengalaman mendapatkan label tertentu (terutama yang negatif) memicu pemikiran bahwa dirinya ditolak. Pemikiran bahwa dirinya ditolak dan kemudian dibarengi oleh sikap penolakan yang sesungguhnya, dapat menghancurkan kemampuan berinteraksi, mengurangi rasa harga diri, berpengaruh negatif terhadap kinerja seseorang dalam kehidupan sosial dan kehidupan kerjanya, dan yang lebih utama adalah menjadi beban pada dirinya sendiri (Nida, 2006, tanggal 1 november 2010). Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan labeling dengan prestasi belajar di SMA Muhammadiyah Gubug, responden yang mendapatkan labeling cukup besar dari 111 orang (33,7%) dari keseluruhan siswa yang berjumlah 329 orang yang terdiri dari 86 orang (77,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 25 orang (22,5%) berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden memiliki nilai

6 rapot kurang yaitu sejumlah 253 orang (76,9%), nilai rapot sedang sejumlah 73 orang (22,2%) serta nilai rapot baik sejumlah 3 orang (0,9%). Responden yang mendapat labeling memiliki nilai rapot yang kurang yaitu sejumlah 95 orang (28,9%), serta yang nilai rapotnya baik/sedang sejumlah 16 orang (4,9%) (Mulyati, 2010). Remaja sekarang banyak yang memanggil seseorang bukan nama yang sebenarnya yang diberikan kepada seseorang oleh teman sebayanya. Mereka cenderung berkelompok dan memberikan label kepada anggota kelompoknya. Beberapa diantara kelompok tersebut yang merasa terganggu dengan label yang diberikan, namun tetap diam saja dan ada juga yang memberontak. Sikap diam dan menerima serta kurang mampu mengeluarkan pendapat itu, banyak menyebabkan labeling semakin meluas dikalangan remaja terutama di lingkungan sekolah yang merupakan lingkungan tempat mereka bersosialisasi dan tempat membentuk interaksi yang kuat terhadap pengaruh teman sebayanya. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di SMP Islam Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati ada beberapa siswa yang pada awalnya terganggu di berikan label atau julukan negatif yang diberikan kepadanya sebanyak 48 murid dari 199 murid. Dari lima orang murid yang diberi label misalnya: cemek, prenjak, sireng, saykoji dan mr. bean, dua diantara mereka merasa label tentang nama bukan sebenarnya (nama panggilan) yang diberikan kepadanya merupakan bentuk penolakan terhadap nama dari pemberian orang tua. Mereka terkadang terbebani atas label yang diberikan kepadanya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pendekatan fenomenologi yang berusaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasisituasi tertentu (Moleong, 2005).

7 Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan dari murid SMP Islam Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati sebanyak 199 murid. Sampel ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan jumlah 5 orang setelah menemui titik kejenuhan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana dinyatakan bahwa makna labeling pada remaja memiliki beberapa dampak terhadap kehidupan remaja. Labeling yang sifatnya lebih mengarah pada arti negatif menjadi beban tersendiri bagi diri orang yang diberi label, namun apabila labeling yang diberikan bukan mengarah pada arti negative tidak terlalu berdampak pada diri orang yang diberikan label tersebut. Bidudulph (2007) menyebutkan bahwa seseorang yang diberi label biasanya mengikuti label yang telah ditetapkan kepada dirinya dan akan menjadi dasar orang tersebut beradaptasi sepanjang hidupnya. Anak yang memandang dirinya baik akan mendekati orang lain dengan rasa percaya dan memandang dunia sebagai tempat yang aman, dan kebutuhan-kebutuhannya akan terpenuhi. Sementara anak yang merasa dirinya tidak berguna, tidak berani mengambil resiko dan tetap saja tidak berprestasi. Penerimaan dan penolakan terhadap berbagai perubahan dalam tubuhnya akan sangat mempengaruhi kesiapannya memasuki dunia dewasa dalam masa remaja. Dampak sosial Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa labeling yang diberikan kepada partisipan memberikan pengaruh terhadap dampak sosialnya. Partisipan dapat merasa malu dan minder apabila pemberian label yang diberikan itu bermakna negatif. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pemberian label memberi dampak secara sosial pada diri partisipan. Partisipan yang mendapat pemberian label negatif merasa malu, minder, sebel dan bahkan lebih suka menyendiri. Pemberian label yang negatif ini ternyata memberi beban tersendiri bagi diri anak karena perasaannya tidak nyaman.

8 Namun demikian partisipan yang awalnya tertekan dengan pemberian label tersebut, lama kelamaan dapat menerima dan menganggap biasa, apalagi jika pemberian label tersebut tidak bersifat negatif. Lama kelamaan partisipan dapat menerima pemberian label dan menganggap sebagai hal yang biasa. Misalnya pada partisipan kedua yang dipanggil dengan Okto, telah merasa nyaman dengan panggilan tersebut bahkan jika dirinya dipanggil dengan namanya yang sebenarnya malah terasa asing. Pemberian label yang diberikan kepada para partisipan dalam penelitian ini sebenarnya hanya berdasarkan atas bentuk fisik atau berkaitan dengan nama saja sehingga secara sosial tidak berdampak ekstrim dan menyeramkan. Artinya labeling yang diberikan tidak memberi dampak dendam dalam diri partisipan sehingga melakukan seperti apa yang dilabelkan pada dirinya. Dampak spiritual Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pemberian label yang diterima oleh partisipan tidak terlalu berdampak terhadap aktifitas spiritual partisipan. Aktivitas spiritual partisipan ini tetap berlangsung seperti hari-hari biasa sebelum mendapat pemberian label. Hasil wawancara menunjukkan bahwa banyak remaja yang mendapat pelabelan dalam penelitian ini tetap melakukan aktivitas spiritual seperti sedia kala, artinya pemberian label tidak memberi dampak terhadap aktivitas spiritual partisipan. Hal ini terjadi karena pemberian label yang melekat pada diri partisipan hanya akibat dari bentuk tubuh atau nama partisipan. Dampak spiritual akan terjadi apabila pemberian label pada diri seseorang lebih dikaitkan dengan perilaku orang tersebut. Sebagaimana dinyatakan oleh Sudarsono (2004) bahwa menyebutkan bahwa pelabelan yang berkaitan dengan perilaku, misalnya seseorang yag melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama dan lupa akan perintah-perintah agamanya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada pada saat diberi label oleh masyarakat. Dengan demikian dapat dinyatakan

9 bahwa pemberian label yang terkait dengan bentuk fisik tidak memberi dampak secara spiritual. Dampak psikologis Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa secara psikologis para partisipan merasa terpengaruh. Secara psikologis partisipan merasa malu, emosi, rendah diri, pesimis dan sebagainya. Pemberian label yang diberikan kepada dirinya dianggap sebagai suatu keanehan atau kekurangan yang ada pada dirinya yang dimunculkan dalam bentuk pemberian label. Kekurangan-kekurangan ini yang seharusnya dapat ditutupi namun menjadi tersebar karena pelabelan yang dilekatkan pada dirinya. Sehingga pemberian label ini dianggap sebagai bahan olok-olok an dan sebagainya mengolok-olok negatif dirasa menjadi beban dalam kehipudan partisipan yang mendapat pemberi label yang sifatnya negatif. Pemberian label negatif tersebut membuat diri partisipan merasa rendah diri dan pesimis. Namun hal tersebut tidak lantas membuat partisipan penelitian merasa putus asa dan terus menyembunyikan diri. Pertama kali mendapat pemberian label tentunya membuat diri partisipan merasa sedih, jengkel, dan marah namun lama kelamaan sudah mulai terbiasa, bahkan jika pemberian label yang dilekatkan pada dirinya merupakan pemberian label yang baik dirinya merasa nyaman saja bahkan ketika dipanggil nama sebenarnya menjadi terasa asing. Sebagaimana dinyatakan oleh Rafif (2010) bahwa label atau predikat yang dimaksud adalah nama yang diberikan masyarakat atau individu terhadap anak yang mempunyai karakteristik tertentu. Kadang pemberian label tersebut ada yang merupakan penghargaan terhadap diri anak tersebut, tetapi ada juga yang dapat membuat seseorang mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan baik buat sendiri maupun keluarga. Sebaliknya buat anak yang berlabel negatif akan memberikan dampak psikologis bagi anak. Anak akan merasa rendah diri, merasa tidak berguna, merasa tidak mampu dan pesimis.

10 Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pelabelan yang negatif yang diterima oleh partisipan penelitian memberi dampak psikologis terhadap partisipan seperti emosi, pesimis, rendah diri dan sebagainya. Namun demikian pemberian label tersebut tidak menjadikan diri partisipan terkurung dalam problema tersebut namun tetap bergaul dan bersosialisasi dengan semua teman di sekolahnya. Dampak kognitif Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa secara kognitif memang terdapat hal-hal yang dirasakan oleh partisipan seperti sulit tidak konsentrasi, pelupa dan sebagainya. Namun demikian, hal-hal negatif seperti hal itu belum tentu dapat dikatakan sebagai dampak kognitif secara utuh. Artinya dapat juga dari awal partisipan memang sudah memiliki sikap yang seperti itu. Berdasarkan hasil jawaban wawancara dengan partisipan juga tidak disebutkan secara tegas bahwa akibat dari pemberian label tersebut membuat dirinya menjadi pelupa, tidak konsentrasi dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan partisipan penelitian dapat diketahui bahwa hal-hal yang terkait dengan kognitif subjek tidak secara tegas diakibatkan oleh pemberian label. Misalnya pada partisipan pertama dapat diketahui bahwa sifat pelupa terhadap pelajaran karena belajarnya hanya pada waktu menghadapi ulangan saja yaitu pada malam hari sebelum ulangan. Dengan hanya sekali belajar, sudah barang tentu sangat dimungkinkan banyak hal yang tidak dapat diingat. Hal ini tentunya berbeda dengan teori yang diungkapkan oleh (Stuart, 2007) bahwa pelabelan-pelabelan yang diterima oleh seseorang menyebabkan dirinya memiliki perkembangan kognitif negatif. Mereka cenderung menjerumuskan dirinya menjadi apa yang dilabelkan kepadanya. Sementara hasil dari penelitian ini tidak menunjukkan bahwa pelabelan yang diterima oleh partisipan tidak membuat diri partisipan menjerumuskan diri partisipan seperti apa yang dilabelkan. Partisipan tetap menjadi diri partisipan sendiri, sedangkan perilaku-

11 perilaku kognitif yang negatif pada diri partisipan lebih bukan diakibatkan oleh pemberian label. Makna pelabelan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemberian label yang dirasakan oleh partisipan penelitian tidak selamanya memberi dampak yang negatif. Pemberian label yang dilakukan oleh musuh atau saingan dalam bentuk pemberian label yang negatif memang membuat partisipan merasa marah, sedih, sebel dan sebagainya, namun pemberian label yang baik dianggap sebagai candaan atau bahwa panggilan persahabatan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tiap subjek memiliki pemaknaan sendiri mengenai pelabelan pada dirinya. Partisipan kedua dan partisipan keempat menganggap bahwa pelabelan pada dirinya dianggap sebagai hal yang tidak menyakitkan dan menerima pelabelan tersebut dengan biasa-biasa saja, namun berbeda dengan partisipan kesatu, tiga dan lima menganggap bahwa pemberian label pada dirinya dianggap sebagai sesuatu yang menyakitkan karena pemberian labelnya bersifat negatif. Partisipan yang memaknai pemberian labelnya sebagai hal yang positif mungkin tidak terpengaruh dalam kehidupannya, namun berbeda bagi partisipan yang memaknai pemberian labelnya sebagai hal negatif maka dianggap pemberian label tersebut sebagai hal yang menyakitkan dan menjadi beban. Bahkan ada upaya pembelaan diri pada diri partisipan yang mendapat pemberian label negatif dengan cara menyerang orang yang memberi label seperti mengancam atau kembali memberi label orang tersebut Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak dilakukan observasi secara mendalam terhadap partisipan sehingga tidak dapat mengetahui keseharian partisipan secara pasti. Dalam penelitian ini hanya membahas tentang pemberian label pada partisipan yang bersifat negatif saja tetapi pemberian label itu tidak mesti berdampak negatif. Peneliti juga tidak dapat melakukan wawancara dengan

12 orangtua partisipan untuk mengetahui kepribadian partisipan yang sebenarnya selama di rumah. Keterbatasan lain adalah panduan wawancara yang dibuat peneliti kurang dapat mengembangkan permasalahan sehingga hasil wawancara kurang dapat berkembang secara lebih luas dan lebih jelas. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian umumnya subjek tidak terlalu memikirkan pemberian label pada dirinya yang dilakukan oleh teman-temannya. Pertama kali mendapat pemberian label dirinya merasa sedih namun setelah lama kelamaan dianggap sebagai hal yang biasa. Pemberian labeling tidak berpengaruh terhadap dampak spiritualnya, yaitu subjek masih tetap melakukan aktivitas spiritual seperti biasa. Secara umum perasaan yang muncul akibat labeling adalah adanya rasa emosi atau marah, rendah diri, sedih dan pesimis. Akibat labeling secara kognitif para partisipan mengalami beberapa masalah seperti sering lupa, kadang-kadang tidak fokus, kadang-kadang terjadi salah faham, namun permasalahan-permasalahan tersebut perlu dikaji ulang apakah penyebabnya benar-benar hanya akibat dari labeling saja. partisipan merasa bahwa labeling pada dirinya memiliki makna yang berbeda-beda, namun yang pasti ada makna tersendiri yang dirasakan akibat labeling tersebut, ada yang menganggap sebagai candaan, panggilan sahabat, dan ada yang mengartikan sebagai semoohan. Berdasarkan hasil penelitian siswa hendaknya tidak telalu mudah memberikan label kepada temannya apalagi dengan label yang negatif, karena dampak memberikan dampak psikologis kepada orang yang bersangkutan. Orang yang mendapat labeling dari temannya hendaknya tidak terlalu memperdulikan pemberian label tersebut dan tetap focus kepada pelajaran serta tetap bersikap baik kepada semua orang. Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan observasi langsung terhadap orangtua sehingga dapat mengetahui kepribadian partisipan dengan benar.

13 1 Ika Rachmawati : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang Ns. M.Fatkhul Mubin, S.Kep, M.Kep, Sp.Jiwa : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Ns. Desi Ariyana Rahayu, S.Kep : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang DAFTAR PUSTAKA Biddulph S. & B. Steve, (2007). Raising a Happy Child. Dog Kindersley. Ganengwin, W. (2007). Labeling pada Anak. Artikel. Henslin, J. M. (2007). Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga. Horton, P. B & Hunt, C. L. (1999). Sosiologi. Edisi: 6. Jilid: 1. Jakarta: Erlangga. Irwanto, dkk. (2002). Psikologi Umum.Jakarta: PT. Gramedia. Karen, F.L.( 2003). Mental health Nursing. (5th ed). New Jersey. Pearson Education.Inc. Moleong LJ. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rodakarya. Mulyati, S. (2010). Hubungan Labeling dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Muhammadiyah Gubug. Penerbit: Tidak dipublikasikan. Nida, Q. (2006). Teori Labeling PI. Diunduh 1 november Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tasmin, Martina. (2002). Label menyebabkan individu menjadi devian. Diunduh 7 November 2010,

14 Utami, E.R. (2008). Labeling pada Anak. Lembaga Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Kasandra Persona. Yusuf, L.N.S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

15 PERNYATAAN PERSETUJUAN MANUSCRIPT DENGAN JUDUL DAMPAK LABELING PADA REMAJA DI SMP ISLAM RAUDHATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, Oktober 2011 Pembimbing I

16 Ns. M.Fatkhul Mubin, S.Kep, M.Kep, Sp.Jiwa Pembimbing II Ns. Desi Ariyana Rahayu, S.Kep.

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG ABSTRAK

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG ABSTRAK GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG 7 ABSTRAK Istilah labeling merupakan pemberian julukan kepada seseorang atau kelompok atas ciri-ciri yang melekat pada

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG Manuscript Oleh : Nunung Hidayatul Khoisiyah G2A211031 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 1 INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 Randi Gunola 1, Tri Umari 2, Raja Arlizon 3 E-mail:

Lebih terperinci

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 19/02/2013 Direvisi 26/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 EMOSI NEGATIF

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA DALAM MENGHADAPI KEMATIAN DI DESA TRIBUANA BANJARNEGARA TAHUN 2017

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA DALAM MENGHADAPI KEMATIAN DI DESA TRIBUANA BANJARNEGARA TAHUN 2017 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA DALAM MENGHADAPI KEMATIAN DI DESA TRIBUANA BANJARNEGARA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi SebagianSyarat MencapaiDerajatSarjana Oleh: HERMAWAN SUBIANTORO 1211020179

Lebih terperinci

THE PROBLEMS EXPERIENCED BY THE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL NUMBER XIII KOTO KAMPAR 2015/2016 YEAR

THE PROBLEMS EXPERIENCED BY THE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL NUMBER XIII KOTO KAMPAR 2015/2016 YEAR 1 THE PROBLEMS EXPERIENCED BY THE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL NUMBER XIII KOTO KAMPAR 2015/2016 YEAR Saripah 1,Elni Yakub 2, Zulfan Saam 3, Email: saripah.batubersurat@gmail.com, elni_yakub@yahoo.com,

Lebih terperinci

PENELITIAN PERILAKU REMAJA OBESITAS DALAM UPAYA PENURUNAN BERAT BADAN DI SMAN 3 PONOROGO

PENELITIAN PERILAKU REMAJA OBESITAS DALAM UPAYA PENURUNAN BERAT BADAN DI SMAN 3 PONOROGO PENELITIAN PERILAKU REMAJA OBESITAS DALAM UPAYA PENURUNAN BERAT BADAN DI SMAN 3 PONOROGO Oleh : RIRIS ERMAWATI NIM: 10611815 PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Lebih terperinci

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA SMA NEGERI 1 SALEM KABUPATEN BREBES TAHUN 2016

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA SMA NEGERI 1 SALEM KABUPATEN BREBES TAHUN 2016 HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA SMA NEGERI 1 SALEM KABUPATEN BREBES TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh: HEBI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

THE PROBLEMS EXPERIENCED BY STUDENTS OF NAUMBAI STATE ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL OF KAMPAR SUB DISTRICT

THE PROBLEMS EXPERIENCED BY STUDENTS OF NAUMBAI STATE ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL OF KAMPAR SUB DISTRICT 1 THE PROBLEMS EXPERIENCED BY STUDENTS OF NAUMBAI STATE ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL OF KAMPAR SUB DISTRICT Email: Erni 1, Tri Umari 2, Zulfan Saam 3 erniasrisalo@gmail.com,t.umari@yahoo.co.id, zulfan.saam@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Edu Elektrika Journal

Edu Elektrika Journal Edu Elektrika 3 (1) (2014) Edu Elektrika Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduel EFEKTIVITAS JOBSHEET PADA MATA DIKLAT INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

Lebih terperinci

THE PROBLEM EXPERIENCED BY JUNIOR HIGH SCHOOL NUMBER 3 RUMBIO JAYA

THE PROBLEM EXPERIENCED BY JUNIOR HIGH SCHOOL NUMBER 3 RUMBIO JAYA 1 THE PROBLEM EXPERIENCED BY JUNIOR HIGH SCHOOL NUMBER 3 RUMBIO JAYA Nurazmi 1, Tri Umari 2, Rosmawti 3 Email:nurazmicubadak@gmai.com, t.umari@yahoo.co.id, rosandi5658@gmail.com No HP:081365683085,08126858328,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK Manuscript Oleh Eko Sugianto G2A009115 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL YOLA MARDILA NPM. 10060157 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (4) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mengenal masyarakat di sekitarnya. Remaja mulai memahami

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB C Pertiwi Ponorogo Oleh: ZURISKA KUMALASARI NIM 13612536 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA berada pada usia remaja yaitu masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI Rhea Auliya Anggareni 1, Fitri Hartanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas

Lebih terperinci

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN SISWI DENGAN KESIAPAN SISWI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI DI MI SANGGRONG TEGALREJO PURWANTORO WONOGIRI Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK. Di SD Muhammadiyah Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK. Di SD Muhammadiyah Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK Di SD Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ANA DZAKARISMA ROBBI SHOLA NIM : 14612584 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DIRI MELALUI LAYANAN INFORMASI SISWA

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH

MASALAH-MASALAH INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 15/02/2013 Direvisi 04/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 MASALAH-MASALAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 4 PADANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PERILAKU KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 4 PADANG TAHUN 2012 SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 4 PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa Oleh : Sari Amini 0810321008 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. PENGALAMAN CAREGIVER KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN KANKER PAYUDARA (Studi dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar)

SKRIPSI. PENGALAMAN CAREGIVER KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN KANKER PAYUDARA (Studi dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar) SKRIPSI PENGALAMAN CAREGIVER KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN KANKER PAYUDARA (Studi dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar) OLEH: KADEK ANA DWIJAYANTI NIM. 1002105075 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga bisa menjadi sebuah impian setiap orang

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang rentang kehidupannya individu mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus dijalani untuk tiap masanya. Tugas perkembangan tersebut terbentang

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri bagi manusia, sehingga pada masa ini kepribadian individu cenderung berubah-berubah tergantung dari apa yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG 5 ABSTRAK Anak merupakan generasi unggul penerus suatu bangsa yang pada dasarnya tidak akan tumbuh

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH A. Faktor Penyebab Efikasi Diri Anak Rendah Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan pendidikan. Bagi

Lebih terperinci

STRES DAN KOPING KELUARGA DENGAN ANAK TUNAGRAHITA DI SLB C DAN SLB C1 WIDYA BHAKTI SEMARANG

STRES DAN KOPING KELUARGA DENGAN ANAK TUNAGRAHITA DI SLB C DAN SLB C1 WIDYA BHAKTI SEMARANG STRES DAN KOPING KELUARGA DENGAN ANAK TUNAGRAHITA DI SLB C DAN SLB C1 WIDYA BHAKTI SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan Oleh NOOR YUNIDA TRIANA NIM G2B006042

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) PERSEPSI GURU TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PERILAKU DALAM KEGIATAN SEKOLAH Oleh: Yuda Pramita Amelia Abstract This research background of differences in perception or perspective teachers of children

Lebih terperinci

PENGARUH BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 05 KEDIRI

PENGARUH BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 05 KEDIRI PENGARUH BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 05 KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah panti asuhan terbesar di dunia dengan perkiraan jumlah lembaga pengasuhan anak pada tahun 2007 sekitar 5.250 hingga 8.610 (Unicef

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 SEMARANG Dwi Heppy Rochmawati Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII Manuscript OLEH : Ayu Puspitasari G2A009026 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI Patmawati, Ibrahim Rahmat PROGRAM ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA Dewi Mey Lestanti Mukodri Universitas Padjajaran Bandung Jl. Prof. Eijkman No.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ilmu Psikologi mendefinisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi. Rehearsal adalah proses mengulang informasi secara sadar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berlangsung dari usia 10 atau 11 tahun. Pada masa ini seseorang mengalami

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GANGGUAN JIWA DI DESA KARANGSARI KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GANGGUAN JIWA DI DESA KARANGSARI KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GANGGUAN JIWA DI DESA KARANGSARI KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR. EDI MULYADIN

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR. EDI MULYADIN PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR EDI MULYADIN Edi.mulyadin@yahoo.com ABSTRACT : A learning process could be succeed while supported by correct learning

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS Saryatun, Ranto, Danar Susilo Wijayanto Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK ABILITY LONG A SERVE, LOB AND SMASH IN BADMINTON GAME IN BADMINTON

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU WANITA USIA SUBUR DALAM PERAWATAN PAYUDARA SENDIRI DI DESA PAKUNDEN KABUPATEN PONOROGO

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU WANITA USIA SUBUR DALAM PERAWATAN PAYUDARA SENDIRI DI DESA PAKUNDEN KABUPATEN PONOROGO KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU WANITA USIA SUBUR DALAM PERAWATAN PAYUDARA SENDIRI DI DESA PAKUNDEN KABUPATEN PONOROGO Oleh : NADIYA NURROHMAH NIM : 12612233 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BABl PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi pasangan suami istri, memiliki keturunan merupakan sesuatu yang dinantikan. Pasangan yang baru menikah ataupun sudah lama berkeluarga tapi

Lebih terperinci

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** *) Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan dan mengharapkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Anak-anak yang patuh, mudah diarahkan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH

PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH Isma Fitria 1, Fitria Kasih 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM :

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM : Analisis Perkembangan Bahasa Verbal Pada Anak kelas 1 Yang Tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (TK) Di SD Negeri 2 Semedo Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2015 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STUDI TENTANG DISIPLIN BELAJAR PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN STUDY ON LEARNING DISCIPLINE SANTRI IN COTTAGE BOARDING

STUDI TENTANG DISIPLIN BELAJAR PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN STUDY ON LEARNING DISCIPLINE SANTRI IN COTTAGE BOARDING STUDI TENTANG DISIPLIN BELAJAR PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN STUDY ON LEARNING DISCIPLINE SANTRI IN COTTAGE BOARDING Oleh : Dhini Ahadya Cahyaningsih *) Nur aeni **) ABSTRAK Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui motivasi berprestasi dalam bidang akademik pada siswa pecandu game online yang berusia 13-17 tahun di warnet X kota Y. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak TAHUN Penelitian Keperawatan Anak BP. 1311311011 DOSEN PEMBIMBING Ns. HERMALINDA, M.Kep, Sp.Kep.An Ns. RIKA SARFIKA, M.Kep BP.1311311011 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM UPAYA GURU DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN SISWA DI SMA NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Ince Deriansyah Syam Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 Arief Budiman, 2010; Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II : dr. Rimonta F. Gunanegara,

Lebih terperinci

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA.   Abstrak. GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Edwina Renaganis Rosida 1, Tri Puji Astuti 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

EMA SAFITRI

EMA SAFITRI 1 GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR S k r i p s i Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Disusun Oleh: EMA SAFITRI 051301056 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 RAHMAD ADI INDRA 11500076 Dra.Ismoyowati,S.Pd,M.Pd. PROGDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Numbered Heads Together, Student Team Achievement Division, hasil belajar

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Numbered Heads Together, Student Team Achievement Division, hasil belajar ABSTRAK Skripsi dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Togethet (NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD)

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG Oleh: Robi Syahputra * Asmaiwati Arief ** Ahmad Zaini ** *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Manuscript Oleh : MOHAMAD ROZIKIN NIM. G2A212018 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kenakalan di kalangan pelajar sekolah sedang hangat dibicarakan. Perilaku agresif dan kekerasan yang dilakukan pelajar sudah di luar batas

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT DARURAT. RSUD dr. Sayidiman Magetan

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT DARURAT. RSUD dr. Sayidiman Magetan KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD dr. Sayidiman Magetan Oleh : ANA INDRAWATI NIM : 12612238 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling. Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP

Jurnal Bimbingan Konseling. Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP JUBK 6 (1) (2017) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP Ardhaneswari Habiba

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Disusun Oleh TITIK ANDRIYANI 13612520 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK  Program Magister Psikologi  Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang dimana masa dalam masa peralihan ini remaja mengalami perubahan secara fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan masa terjadinya berbagai macam perkembangan baik dari segi fisik, emosi maupun kognitif. Fase perkembangan tersebut merupakan fase pencarian identitas

Lebih terperinci