TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Padi (Oryza sativa L.)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Padi (Oryza sativa L.)"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk ke dalam: Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Monocotyledonae, Keluarga Gramineae (Poaceae), Genus Oryza, Spesies Oryza spp. Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan (Anonim, 2000). Gambar 1. Morfologi Tanaman Padi Sumber:

2 4 Padi termasuk tanaman berakar serabut. Akar primer tumbuh pada saat perkecambahan yang kemudian digantikan dengan akar adventif. Batang tanaman padi tersusun dari beberapa ruas. Setiap ruas batang dimulai dan diakhiri dengan buku. Setiap buku pada batang terdapat tunas yang tumbuh silih berganti (Siregar, 1981). Daun tanaman padi berbentuk lanset (sempit memanjang) dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Ujung pelepah daun pada buku bagian atas menunjukkan percabangan, cabang yang pendek adalah lidah daun (ligule) dan bagian terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun (auricle). Kelopak daun terpanjang adalah pelepah daun yang membalut ruas paling atas batang dan umumnya disebut daun bendera (flag leaf). Tepat pada pelepah daun teratas yang menjadi lidah daun dan daun bendera merupakan tempat munculnya ruas yang akan menjadi bulir padi (Siregar, 1981). Methylobacterium spp. Methylobacterium spp. merupakan bakteri fakultatif metilotrof. Bakteri ini diklasifikasikan sebagai α-proteobacteria dan mampu tumbuh pada senyawa berkarbon tunggal seperti formate, formaldehyde, metanol, dan metilamin sebaik pada senyawa C 2, C 3, dan C 4. Bakteri ini terkadang disebut Pink-Pigmented Facultative Methylotrophs (PPFM) karena memiliki warna pigmen merah muda yang khusus (Lidstrom dan Chistoserdova, 2002). Strain Methylobacterium banyak ditemukan di dalam tanah dan di permukaan daun pada beragam tanaman. Kemampuan untuk memanfaatkan senyawa karbon beratom tunggal yang diemisikan oleh stomata, seperti metanol, menyebabkan Methylobacterium mampu berkolonisasi di permukaan daun. (Lidstrom dan Chistoserdova, 2002). Riupassa (2003) menyatakan bahwa kelimpahan bakteri Methylobacterium spp. dari daun poh-pohan sebesar 6.62x10 4 cfu/g, daun kemangi sebesar 4.44x10 4 cfu/g, dan kecambah taoge sebesar 8.75x10 2 cfu/g.

3 5 Gambar 2. Methylobacterium spp Sumber: Widajati et al. (2008) menyatakan bahwa berdasarkan analisis 17 isolat Methylobacterium spp. yang ditumbuhkan pada media amonium mineral salt (AMS) yang dimodifikasi selama 7 hari dapat disimpulkan bahwa isolat-isolat tersebut berpotensi menghasilkan hormon indole-3-acetic acid (IAA), gibberillic acid (GA), dan trans zeatin dengan kadar beragam. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat Methylobacterium spp. pada tanaman. Santoso (2007) menyatakan bahwa perlakuan perendaman dalam suspensi Methylobacterium spp. pada tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) berpengaruh nyata untuk parameter jumlah daun namun tidak untuk parameter tinggi batang. Tanaman gaharu yang direndam dalam air (kontrol) memiliki rata-rata jumlah daun (0.95) paling kecil daripada tanaman yang direndam dengan Methylobacterium spp. strain TD-U2 (1.35), strain TD-TM3 (1.65), strain PPU-PK2 (2.15), dan strain TD-TB1 (2.20). Sadikin (2009) menyatakan bahwa perlakuan isolat Methylobacterium spp. TD-Tpb3, TD-J2, TD-J10, TD-L2, dan TD-J7 dapat meningkatkan viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.). Kelima isolat tersebut memberikan pengaruh yang sama, tetapi isolat TD-Tpb3 memberikan pengaruh terbaik dibanding

4 6 perlakuan isolat lainnya yang ditunjukkan oleh daya berkecambah (73.78 %), kecepatan tumbuh (0.2 %/etmal) dan bobot kering tajuk (4.27 g). Afifah (2009) menyatakan bahwa perlakuan invigorasi dengan strain TD- J2 meningkatkan daya kecambah dan indeks vigor benih cabai rawit (Capsicum frutescens L.) viabilitas rendah masing-masing sebesar 46 % dan 6.67 % dibanding dengan kontrol masing-masing sebesar % dan 2.67 %. Sedangkan pada benih viabilitas sedang, perlakuan tersebut meningkatkan indeks vigor benih sebesar 42 % dibanding dengan kontrol sebesar 20 %. Perlakuan invigorasi dengan strain TD-J10 meningkatkan bobot kering kecambah benih viabilitas rendah sebesar g dari kontrol g. Tabel 1. Kadar IAA, Asam Giberelin dan Trans Zeatin pada 17 Suspensi Kultur Methylobacterium spp. No. Isolat Asal Daun Konsentrasi (ppm) IAA GA Trans Zeatin 1 TD-Tpb1 Terong bulat TD-Tpb2 Terong bulat TD-Tpb3 Terong bulat TD-J2 Jagung 2.08 Ttd TD-J7 Jagung TD-J10 Jagung TD-K2 Kedelai PPU-K2 Kedelai PPU-K10 Kedelai Ttd 10 TD-P4 Padi 9.32 Ttd TD-P5 Padi TD-G2 Gambas TD-G3 Gambas TD-L2 Labu siam TD-Tm1 Tomat TD-T1 Terong ungu TD-B1 Buncis Ttd Sumber: Widajati et al., 2008 Yuningsih (2009) melaporkan bahwa coating isolat bakteri ini pada benih buncis (Phaseolus vulgaris L.) mampu mempertahankan nilai kecepatan tumbuh (K CT ) benih lebih tinggi (18.97 %/etmal) dibandingkan benih tanpa pelapis (16.22 %/etmal) sampai periode 8 minggu dan sampai dengan periode simpan 20 minggu mencapai nilai K CT tertinggi sebesar %/etmal. Isolat TD-L2 menunjukkan

5 7 nilai indeks vigor yang stabil selama penyimpanan dan mencapai nilai tertinggi pada minggu ke-20 sebesar %. Sari (2009) melaporkan bahwa benih kacang panjang (Vigna sinensis L.) dengan coating Arabic gum + isolat TD-L2 memiliki nilai indeks vigor tertinggi yaitu sebesar 85 % dan memiliki daya berkecambah sebesar % walaupun telah disimpan selama 12 minggu. Madhaiyan et al.. (2004) menyatakan bahwa inokulasi Methylobacterium meningkatkan perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman padi. Perlakuan Methylobacterium strain PPFM-Os-07 berpengaruh nyata meningkatkan daya berkecambah benih. Secara umum, perlakuan strain PPFM-Os-07 juga berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman yang terlihat pada peubah jumlah anakan, tinggi tanaman, dan hasil panen. Amin (2008) melaporkan bahwa pengaruh perlakuan isolat-isolat Methylobacterium spp. dapat meningkatkan nilai Potensi Tumbuh Maksimum, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, dan Indeks Vigor secara nyata pada minggu ke-3 after-ripening. Isolat PPU-K10 dapat meningkatkan nilai Potensi Tumbuh Maksimum pada minggu ke-2 after-ripening, isolat TD-Tpb3 meningkatkan Kecepatan Tumbuh dan Indeks Vigor, dan isolat TD-L2 meningkatkan indeks vigor secara nyata. Fitriarini (2008) menyatakan bahwa perlakuan invigorasi dengan isolat TD-G3 pada benih padi varietas IR-64 dengan viabilitas 70 % dapat meningkatkan kecepatan tumbuh sebesar 9.98 %. Perlakuan invigorasi pada benih dengan viabilitas 82 % dapat meningkatkan kecepatan tumbuh yaitu, dengan isolat TD-J %, TD-G %, TD-J %, TD-Tpb %, dan TD- L Invigorasi menggunakan isolat TD-G3 meningkatkan berat kecambah benih secara nyata pada benih dengan viabilitas 70 % sebesar % dan pada benih dengan viabilitas 82 % sebesar %. Isolat TD-Tpb3 meningkatkan berat kering kecambah benih secara nyata pada benih dengan viabilitas 87 % sebesar %. Kurniati (2009) menyatakan bahwa Methylobacterium spp. isolat TD-L2 dan TD-G3 dapat meningkatkan daya berkecambah benih padi (Oryza sativa L.) varietas Ciherang dari 96 % menjadi 100 % pada benih viabilitas tinggi. Isolat

6 8 TD-Tpb3 meningkatkan bobot kering kecambah pada benih viabilitas tinggi dengan delta g dan berpengaruh baik pada viabilitas potensial benih viabilitas sedang berdasarkan tolok ukur daya berkecambah dari % menjadi % dan bobot kering kecambah dengan delta g. Aplikasi perendaman benih dengan isolat TD-L2 dan TD-Tpb3 sangat nyata meningkatkan keserempakan tumbuh bibit sebesar % dan % dari kontrol dengan rata-rata % dan %. Aplikasi perendaman benih dengan isolat TD- Tpb3 yang dilanjutkan dengan penyemprotan di persemaian sangat nyata meningkatkan daya tumbuh bibit dari % menjadi % pada pengujian benih viabilitas sedang. Safariyah (2009) menyatakan bahwa isolat TD-L2 meningkatkan daya tumbuh bibit padi dari 67.2 % perlakuan kontrol menjadi 86.2 % perlakuan rendam dan semprot. Perlakuan perendaman dan penyemprotan dengan isolat TD- L2 dan TD-J7 menunjukkan keserempakan tumbuh tertinggi masing-masing sebesar 36.7 % dan 39.3 %. Sy et al. (2001) melaporkan bahwa Methylobacterium nodulans dapat membentuk bintil pengikat nitrogen pada akar tanaman kacang-kacangan. Bakteri ini mampu bersimbiosis dengan tanaman dengan mekanisme molekular yang sama dengan bakteri akar lainnya. Jourand et al. (2004) menambahkan bahwa dengan kemampuan memfiksasi nitrogen dan kemampuan untuk membentuk bintil akar, bakteri ini masih termasuk dalam genus Methylobacterium. Kemampuan fiksasi nitrogen ini dapat mengurangi pemberian pupuk pada tanaman. Peran Zat Pengatur Tumbuh Tanaman pada Tanaman Auksin Auksin merupakan istilah umum suatu kelompok senyawa yang mampu merangsang pemanjangan sel pucuk di daerah sub-apikal. Auksin bisa mempengaruhi proses lain, terutama dalam proses pemanjangan. Auksin biasanya merupakan asam dengan inti tidak jenuh. Walau masih banyak zat pengatur tumbuh (ZPT) tanaman alami, namun indole-3-acetic acid (IAA) yang paling memenuhi kriteria syarat ZPT. Saat ini, banyak auksin yang digunakan untuk

7 9 berbagai tujuan. Beberapa contoh dan kegunaan efek biologinya yaitu indole-3- butyric acid (IBA) untuk inisiasi akar, 2,4-D-acetic acid untuk herbisida gulma daun lebar, dan naphthalene acetic acid (NAA) untuk penjarangan buah apel (Harjadi, 2009). Auksin terlibat dalam banyak proses fisiologi dalam tumbuhan, antara lain pemanjangan sel, fototropisme, geotropisme, dormansi apikal, inisiasi akar, produksi etilen, pembentukan kalus, perkembangan buah, partenokarpi, absisi, dan ekspresi kelamin pada tumbuhan hermafrodit (Harjadi, 2009). Devilana (2005) menyatakan bahwa IAA dan NAA tidak berpengaruh terhadap daya multiplikasi tunas nenas (Ananas comosus (L) Merr) dalam perbanyakan kultur jaringan, tetapi berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas dan pertumbuhan akar. Penelitian Husniati (2010) menambahkan bahwa perlakuan konsentrasi auksin (0 ppm, 0.17 ppm, dan 0.34 ppm) tidak berpengaruh nyata terhadap tolok ukur persentase stek hidup, persentase stek bertunas, persentase stek berakar, tinggi tunas dan panjang akar tanaman nenas. Perlakuan IAA 0.3 ppm cenderung mendorong pertumbuhan tinggi tanaman dan pembentukan organ daun dan akar tanaman Anthurium andreanum dalam kultur in vitro (Syara, 2006). Pisesha (2008) menyatakan bahwa pemberian IAA 2.9 μm mampu menghasilkan jumlah planlet Poinsettia (Euphorbia pulcherrima Wild Et Klotzch) terbanyak (8.53) pada 7 Minggu Setelah Kultur (MSK). Muafidah (2008) menyatakan bahwa pertambahan cabang dan pertambahan tinggi tanaman salam (Eugenia polyantha (Wight.) Walp.) terbanyak dihasilkan pada perlakuan konsentrasi IBA 200 ppm, sedangkan pertambahan jumlah daun terbanyak dihasilkan pada perlakuan konsentrasi IBA 100 ppm. Sitokinin Sitokinin alami yang pertama diisolasi adalah zeatin dalam biji jagung muda. Zeatin merupakan sitokinin yang paling sering ditemukan pada hampir semua tumbuhan tinggi, lumut, cendawan patogenik dan nonpatogenik, bakteri, serta trna sel mikroorganisme dan sel hewan (Harjadi, 2009). Peran sitokinin dalam tumbuhan yang paling utama adalah mendorong pembelahan sel. Peran tersebut yang menjadi kriteria utama untuk

8 10 menggolongkan suatu zat ke dalam sitokinin (Wattimena, 1988). Sitokinin juga berperan dalam pembentukan organ, pembesaran sel dan organ, pencegahan kerusakan klorofil, pembentukan kloroplas, penundaan senescens, pembukaan dan penutupan stomata, serta perkembangan mata tunas dan pucuk (Harjadi, 2009). Intania (2005) menyatakan bahwa jumlah tunas terbanyak Alocasia suhirmaniana yang ditumbuhkan secara in vitro diperoleh pada media dengan penambahan BAP 2 mg/l yaitu sebanyak 3.03 tunas pada media MS dan 2.89 tunas pada media Hyponex. Khairunisa (2009) menyatakan bahwa rata-rata jumlah tunas adventif Binahong (Anredera cordifolia [Ten.] Steenis) secara in vitro terbanyak dihasilkan pada perlakuan kinetin (6-furfurylaminopurine) 1.50 mg/l yaitu 2.10 tunas, sedangkan tunas lateral terbanyak dihasilkan pada perlakuan BAP (6-benzylaminopurine) 1.50 mg/l yaitu 3.90 tunas. Konsentrasi kinetin 0.50 mg/l menghasilkan rata-rata pertambahan tinggi tanaman tertinggi dan jumlah daun terbanyak yaitu 4.33 cm dan 4.70 helai. Primawati (2006) menyatakan bahwa rata-rata pertambahan jumlah tunas, jumlah buku, dan tinggi eksplan cendana (Santalum album Linn.) terbaik terdapat pada perlakuan kombinasi BAP 1.5 mg/l dan kinetin 0.2 mg/l. Giberelin Respon sebagian besar tanaman terhadap pemberian giberelin adalah dengan pertambahan panjang batang. Pengaruh giberelin terutama di dalam perpanjangan ruas tanaman yang disebabkan oleh bertambah besar dan jumlah sel-sel pada ruas-ruas tersebut. Selain perpanjangan batang, giberelin juga memperbesar luas daun. Giberelin juga mendorong pembentukan buah partenokarpik (tanpa biji) pada beberapa tanaman buah (Wattimena, 1988). Giberelin juga terlibat dalam banyak proses fisiologi tumbuhan, antara lain: pembungaan/bolting, perkecambahan biji, dormansi, senescens, pembentukan buah, dan pematangan buah (Harjadi, 2009). GA 3 merupakan giberelin komersial pertama. Semula disebut asam giberelat dan digunakan sebagai standar dalam sistem bioassay. GA 3 merupakan wakil dari 90 jenis lebih giberelin yang dikenal dewasa ini (Harjadi, 2009).

9 11 Pramono (2007) menyatakan bahwa penggunaan GA 3 pada tomat cherry (Licopersicon esculentum var. Cerasiforme) tidak berpengaruh pada peubah tinggi tanaman dan jumlah daun, tetapi dapat mempercepat waktu bunga mekar 50 % dan buah masak 50 %. Konsentrasi optimum aplikasi GA 3 untuk meningkatkan produksi tomat cherry secara hidroponik berkisar antara ppm. Claudia (2009) menyatakan bahwa perlakuan GA 3 konsentrasi 150 ppm memberikan respon positif pada varietas daun kecil maupun varietas daun besar spatifilum (Spathiphyllum wallisii), yang ditunjukkan dari pertambahan jumlah daun yang lebih banyak, persentase berbunga yang lebih besar, rataan panjang tangkai bunga yang lebih tinggi, dan diameter seludung bunga yang lebih lebar dari perlakuan lainnya. Pemberian giberelin 1 dan 2 ppm pada tanaman padi nyata meningkatkan panjang tunas kecambah, panjang akar bibit, indeks luas daun, panjang malai dan jumlah gabah per malai. Aplikasi giberelin terutama perlakuan 2 ppm nyata mempercepat tanaman berbunga dan mendorong keserempakan berbunga. Waktu aplikasi saat perendaman benih, saat menganak dan saat inisiasi malai nyata meningkatkan indeks luas daun, sedangkan aplikasi saat inisiasi malai dan heading nyata meningkatkan panjang malai dan jumlah gabah per malai. Secara umum, aplikasi giberelin 2 ppm saat perendaman benih dan menganak memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan vegetatif, sedangkan aplikasi giberelin 2 ppm pada saat heading memberikan hasil terbaik terhadap hasil padi sawah (Sari, 2006). Supriyadi (2006) menyatakan bahwa aplikasi konsentrasi Gibgro 20 ppm berpengaruh terhadap peningkatan volume akar padi. Waktu aplikasi Gibgro saat perendaman benih meningkatkan indeks luas daun, sedangkan waktu aplikasi kombinasi saat inisiasi malai dan heading berpengaruh meningkatkan panjang malai. Lestari (2006) menyatakan bahwa aplikasi giberelin pada tanaman padi sawah dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah anakan produktif. Aplikasi giberelin lebih dari 30 ppm cenderung menurunkan indeks luas daun, bobot kering tajuk dan hasil ubinan tanaman padi.

10 12 Peranan Pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Tanaman Unsur nitrogen berperan sebagai menyusun semua protein, klorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan koenzim. Pupuk nitrogen berperan menonjol bagian vegetatif tanaman (dedaunan dan pucuk) (Hanafiah, 2005). Fosfor berperan dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan tanaman. Fungsi unsur ini antara lain: 1) menstimulasi awal pembentukan dan pertumbuhan akar, 2) mempercepat dan memperkuat tanaman pada awal pertumbuhan, 3) mempercepat pendewasaan, 4) menstimulasi pembungaan dan membantu dalam pembentukan biji, dan 5) sangat penting dalam perkecambahan benih (Sopher and Baird, 1982). Selain itu, unsur fosfor juga 1) berperan vital dalam penyediaan energi kimiawi, 2) sebagai aktivator enzim, dan 3) menentukan awal fase pematangan terutama untuk serealia. Respon tanaman terhadap unsur ini terutama terlihat pada sistem perakaran, pertumbuhan secara umum, mutu dan total produksi (Hanafiah, 2005). Secara fisiologis, unsur kalium berfungsi dalam: 1) metabolisme karbohidrat pada pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, 2) metabolisme nitrogen dan sintesis protein, 3) pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara, 4) netralisasi asam-asam organik penting, 5) aktivasi berbagai enzim, 6) percepatan pertumbuhan jaringan meristem (pucuk, tunas), dan 7) pengaturan buka-tutup stomata dan hal-hal yang terkait dengan penggunaan air (Hanafiah, 2005). Sianipar (2006) menyatakan dosis penuh pemupukan (225 kg Urea/ha, 250 kg SP-18/ha, dan 100 kg KCl/ha) pada padi varietas Way Apoburu menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dibanding dengan kontrol (tanpa dipupuk) tetapi tidak berbeda nyata dengan pemupukan dosis setengah saat tanaman berumur 6 MST hingga 9 MST. Namun, aplikasi pemupukan anorganik ini tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah anakan pada 6 MST hingga 9 MST. Hasil penelitian Fadillah (2007) menyatakan bahwa pemupukan dosis penuh (250 kg Urea/ha, 100 kg SP-36/ha, dan 100 kg KCl/ha) tidak berbeda nyata dengan pemupukan dosis setengah terhadap tinggi tanaman namun kedua perlakuan tersebut berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman dibandingkan dengan dengan kontrol (tidak dipupuk) padi varietas Way Apuburu dan Raja Bulu

11 13 pada 8 MST. Penelitian ini juga menyatakan bahwa aplikasi pemupukan NPK berpengaruh nyata meningkatkan jumlah anakan pada 5 MST dan 8 MST. Jumlah anakan terbanyak pada 5 MST dan 8 MST ditunjukkan oleh tanaman dengan aplikasi dosis pupuk setengah dan jumlah anakan paling sedikit tampak pada perlakuan kontrol. Penelitian Rochmah (2009) menyimpulkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang dan anorganik berpengaruh nyata pada tinggi tanaman padi varietas Menthik Wangi pada 5 MST hingga 9 MST. Pemberian pupuk kandang (dosis 10 ton/ha) tanpa penambahan pupuk anorganik menghasilkan tinggi tanaman paling rendah daripada perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi pupuk kandang dan satu dosis pupuk anorganik (200 kg Urea/ha, 100 kg SP-36/ha, dan 100 kg KCl/ha) tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk kandang dan setengah dosis pupuk anorganik terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan 6 MST. Perlakuan kombinasi pupuk kandang dan satu dosis pupuk anorganik menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik daripada kombinasi pupuk kandang dan setengah dosis pupuk anorganik pada 7 MST hingga 9 MST.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan 3, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB selama sembilan minggu sejak Februari hingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk dalam famili Solanaceae genus Capsicum dan spesies Capsicum annuum L. Cabai merupakan tanaman asli dari benua Amerika.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili Graminae dan subfamili Oryzae.Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, Japonica,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi 4.1.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 4 MST dan 8 MST masingmasing perlakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Pisang Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat populer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya seperti

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik dan cukup popular. Bunga gladiol memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan menduduki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit disebut dengan nama latin Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak. Guineensis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahap kultur in vitro dan aklimatisasi. Tahap kultur in vitro dilakukan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas atau Pineapple bukan tanaman asli Indonesia Penyebaran nanas di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pengisi di lahan pekarangan, lambat laun meluas

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM

PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp TERHADAP VIGOR BIBIT CABAI BESAR The Effect of Application Methylobacterium

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bunga adalah salah satu komponen aspek estetika yang merupakan bagian dari hidup manusia. Salah satu bunga yang telah menarik perhatian adalah anggrek. Bunga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropika yang menempati urutan ke dua terbesar setelah pisang. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Jones dan Luchsinger (1979), tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari sekian banyak tumbuhan berbunga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk Bahan tanam awal (eksplan) merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro. Eksplan yang baik untuk digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Benih Kedelai Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaharu merupakan produk hasil hutan non kayu bernilai komersial tinggi berupa gumpalan padat, berwarna cokelat kehitaman hingga hitam dan memiliki bau harum pada bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) Tanaman jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) termasuk ke dalam famili Rutaceae. Famili Rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L) Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang dibudidayakan dan merupakan sebagai tanaman pangan yang meliputi lebih kurang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Anggrek Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili tanaman terbesar yang terdiri dari 900 Genus dan 25.000 spesies (La Croix, 2008).

Lebih terperinci

Tipe perkecambahan epigeal

Tipe perkecambahan epigeal IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013). PENDAHULUAN Latar Belakang Tebu adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu sumber karbohidrat. Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jati ( Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk. KDS.) merupakan tanaman obat asli Indonesia yang keberadaannya telah langka dan berdasarkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi sebelum masa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Salisilat 1. Struktur Kimia Asam Salisilat Struktur kimia asam salisilat dan turunannya dapat dilihat pada Gambar 2 : Gambar 2. Struktur kimia asam salisilat dan turunannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tebu Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu rumput-rumputan. Saccharum officinarum merupakan spesies paling penting

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya. Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)

Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya. Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Effect Application Methylobacterium spp isolate on Growth and Yield of Red Pepper (Capsicum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya Brasil (Lingga dkk., 1986 ; Purwono dan Purnamawati, 2007). Ubi kayu yang juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA Padi Hibrida 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Hibrida Padi hibrida merupakan persilangan dari dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Hasil persilangan tersebut akan menghasilkan benih generasi pertama (F1). Satoto et al.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

APLIKASI Methylobacterium spp. UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT PADI (Oryza sativa L.) ERA KURNIATI A

APLIKASI Methylobacterium spp. UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT PADI (Oryza sativa L.) ERA KURNIATI A APLIKASI Methylobacterium spp. UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT PADI (Oryza sativa L.) ERA KURNIATI A24050540 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Tanaman padi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu bagian vegetatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke dalam kelas monocotyledoneae,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh petani, diantaranya; beras putih, beras merah, dan beras hitam. Akan tetapi, beras hitam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang diyakni merupakan anggrek terbesar yang pernah ada. Anggrek ini tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki tingkat keanekaragaman anggrek yang sangat tinggi dan diperkirakan ada sekitar 6 000 jenis

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Pertama) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Hormon tumbuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil pangan utama di Asia. Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil pangan utama di Asia. Padi 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil pangan utama di Asia. Padi tergolong tanaman C3 dan toleran terhadap kondisi pengairan. Padi bisa ditanam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh rata-rata tinggi tanaman jagung vareitas bisi-2 pada pengamatan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-8 disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika

I. PENDAHULUAN. lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia adalah padi. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan puluh lima persen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Nangka Terhadap Penambahan Panjang Akar Semai Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Analisis

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini

III. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini 10 III. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Kontribusi Anggrek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia, karena ubi kayu memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian tanaman pangan merupakan sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain mengandung

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS

EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis

Lebih terperinci

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Pepaya Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. spesies) Indonesia yang ditetapkan sebagai maskot Sumatera Barat. Sumatera Barat erat kaitannya dengan budaya dan adat istiadat

I. PENDAHULUAN. spesies) Indonesia yang ditetapkan sebagai maskot Sumatera Barat. Sumatera Barat erat kaitannya dengan budaya dan adat istiadat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Andalas ( Morus macroura Miq.) merupakan salah satu tanaman asli ( indigenous spesies) Indonesia yang ditetapkan sebagai maskot Sumatera Barat. Syamsuardi, Jamsari dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun tanaman hias bunga. Tanaman hias yaitu suatu tanaman yang bagian akar, batang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Berasal dari genus Oryza, famili Graminae (Poaceae) dan salah satu spesiesnya adalah Oryza

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut; Kingdom : Plantae; Divisio : Spermatophyta; Sub divisi : Angiospermae; Kelas : Monocotyledonae; Ordo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Gladiol Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis (Herlina, 1991). Tanaman gladiol berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia dan

Lebih terperinci