BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 3 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Sumber Data Data-data pembelajaran Bahasa Jerman untuk pemula ini didapat dari berbagai macam media yaitu, buku, artikel internet, contoh lembar tugas latihan Bahasa Jerman, atau pun video referensi yang sudah ada. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang dapat memperkuat isi dari Karya Animasi Edukatif ini sehingga tujuan dan manfaat yang penulis harapkan dapat tercapai. Data-data ini tidak hanya sebagai dasar dari isi materi saja, melainkan menjadi acuan penulis dalam mempertimbangkan aspek lainnya, mulai dari psikologis dan selera target market. 1. Buku - Kamus Universal Langenscheidt - Themen Neu 1 - Color Basic - Children s Thinking 2. DVD - SO smart! Baby s first-word stories We eat! 3. Internet detikhealth Deklrasi Masyarakat pencinta buah dan sayuran Teori Warna - Goethe Institut Jakarta 3

2 Animasi Edukasi Animasi berasal dari bahasa Yunani anima yang berarti hidup, adalah film yang berasal dari pengolahan beberapa gambar sehingga menjadi gambar yang bergerak dan berjiwa. Sementara edukasi adalah proses pembelajaran tentang cara atau pengetahuan tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, animasi edukasi adalah suatu karya pengolahan gambar gerak yang memuat tema mengedukasi tentang cara atau pun pengetahuan. Seiring perkembangan jaman dan teknologi, animasi edukasi sering kali digunakan untuk mengedukasi masyarakat. Indonesia. Salah satu karya animasi edukasi di Indonesia adalah Si Unyil. Walau pun berupa wayang, namun Si Unyil telah memenuhi prinsip yang diperlukan dalam karya animasi, yaitu latar, gerak benda, karakter, dan jalan cerita Pengaruh Jerman di Indonesia Budaya dan Bahasa Jerman sebenarnya tidak begitu asing di Indonesia. Budaya Jerman masuk ke Indonesia dalam bentuk teknologi. Kemudian relasi kedua negara semakin terasa ketika salah satu mantan presiden Indonesia yaitu B. J. Habibie yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman berhasil ikut serta dalam menelurkan sebuah pesawat Airbus A- 300B. Hal yang sangat fenomenal, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Jerman. Kesuksesan B. J. Habibie ikut mempelopori para pelajar Indonesia untuk melanjutkan studinya di Jerman dan sebaliknya Jerman semakin membuka kesempatan untuk para pelajar Indonesia. Budaya Jerman di Indonesia tidak hanya dimediasikan oleh Kedutaan Besar Jerman saja. Sekitar tahun 1960-an, di Jakarta dibuka pusat pembelajaran Budaya dan Bahasa Jerman, Goethe Institut. Goethe Institut berhasil menarik minat orang-orang Indonesia untuk mempelajari Bahasa Jerman dan tidak sedikit pula sekolah swasta mau pun negeri yang memasukkan mata pelajaran atau pun ekstrakulikuler Bahasa Jerman. Hingga tahun 2014, Goethe Institut dibuka di tiga kota besar di Indonesia yaitu, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

3 5 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat pembelajaran Bahasa Jerman terus meningkat. Bahasa Jerman tidak lagi begitu asing dan perkembangannya terus meningkat dari masa ke masa Data Pembendaharaan Kata yang Dimuat Materi pembelajaran memuat pembendaharaan kata dalam Bahasa Jerman tentang buah-buahan. Penulis memilih 4 macam buah-buahan yang sering kali masuk dalam pembuatan Obstsalat atau salad buah dan tidak lupa ditunjang dengan pemilihan buah berdasarkan warna yang berbeda dan menarik. Berikut kelima buah-buahan yang dimuat: - Der Apfel : Buah Apel - Die Mango : Buah Mangga - Die Orange : Buah Jeruk - Die Banane : Buah Pisang Selain tentang buah-buahan, penulis menyelipkan dialog-dialog sederhana yang dipakai sehari-hari untuk menunjang esensi pembelajaran, seperti: - Hallo, wie geht s? : Hallo, apa kabar? - Ich bin... : Saya adalah... - Wilkommen : Selamat datang - Sehr gut! : Bagus sekali! - Obstsalat : Salad buah - Fertig! : Selesai - Auf Wiedersehen! : Sampai jumpa! Data Observasi dan Penunjang Tema Berdasarkan data pendidikan global UNESCO, terdapat orang Indonesia yang melanjutkan studinya di Jerman pada tahun Data dari DAAD perwakilan Jakarta pun mencatat sejak tahun 1990 alumni yang berasal dari Indonesia mencapai orang. Ini merupakan bukti bahwa Jerman telah menjadi salah satu negara paling difavoritkan pelajar Indonesia. Setidaknya, ada kurang lebih orang Indonesia yang

4 6 mampu berbahasa Jerman dalam 20 tahun terakhir ini, belum termasuk orang-orang yang hanya sekedar mempelajari bahasa tersebut di tempat kursus atau otodidak. Para alumni yang telah berkeluarga biasanya akan mengajarkan bahasa yang mereka kuasai kepada anak-anaknya. Data ini dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan penulis melalui tentang kebutuhan pembelajaran Bahasa Jerman di Indonesia. Target responden sengaja penulis arahkan pada orang-orang yang tengah belajar atau pun pernah belajar di negeri Jerman, beberapa mahasiswa yang pernah melakukan kerja praktek di Jerman, dan beberapa orang yang pernah mendapatkan pelajaran bahasa ini sebelumnya. Survey diadakan sejak tanggal 20 Februari 2014 dan hingga 26 Februari 2014 dan telah direspon oleh 40 orang dengan hasil berikut: Tabel 1: Apa Alasan Anda Tertarik Mempelajari Bahasa Jerman?

5 7 Tabel 2: Di Mana Anda Mendapatkan Pembelajaran Bahasa Jerman Pertama Kali?

6 8 Tabel 3: Pada Usia Berapa Anda Mempelajari Bahasa Jerman?

7 9 Tabel 4: Apakah Anda Merasakan Manfaat dari Mempelajari Bahasa Jerman? Beberapa responden mengutarakan pendapatnya tentang manfaat mempelajari Bahasa Jerman. Mayoritas mengungkapkan kebanggaannya dapat menguasai lebih dari satu bahasa atau dua bahasa. Tidak hanya itu, ada juga yang berpendapat dengan mempelajari Bahasa Jerman dapat memperkaya diri dengan budaya-budaya lain, khususnya Jerman, dan memperluas komunikasi lintas negara.

8 10 Tabel 5: Apakah Anda Merasakan Pembelajaran Bahasa Jerman Sebaiknya Dimulai Sejak Usia Dini? Mayoritas responden berpendapat sama tentang rumitnya strutktur yang dimiliki Bahasa Jerman sehingga sebaiknya pembelajaran sudah dimulai sejak usia dini agar lebih mudah untuk ke depannya. Sementara responden yang merasa pembelajaran bahasa ini tidak perlu dimulai di usia dini berpendapat bahwa bahasa ini belum terlalu eksis seperti Bahasa Inggris dan Mandarin sehingga pembelajarannya dapat ditunda.

9 11 Tabel 6: Pada Usia Berapa yang Anda Anggap Ideal untuk Mempelajari Bahasa Jerman?

10 12 Tabel 7: Apakah Anda Berniat Mengajarkan Bahasa Jerman ke Anak-anak Anda Nantinya?

11 13 Tabel 8: Media Apa yang Anda Anggap Paling Menarik dan Mudah untuk Dijadikan Sarana Pembelajaran Bahasa Jerman?

12 14 Tabel 9: Jika Terdapat Animasi Bertajuk Pembelajaran Bahasa Jerman untuk Anak-anak, Apakah Anda Tertarik Menontonnya?

13 15 Tabel 10: Apa yang Paling Anda Utamakan dari Sebuah Animasi Pendidikan? Beberapa responden merasa diperlukan keseimbangan isi materi pembelajaran dengan tema yang lucu dan menarik untuk anak-anak sehingga tidak membuat bosan dan jenuh. Tidak hanya melalui survei secara online, penulis melakukan wawancara khusus dengan mantan Sekretaris KMKI regional Rhein Ruhr, Jerman periode 2005/2006, yaitu Daniel Ari Trisnadi. Sebelumnya Daniel pernah mengenyam pendidikan di Fachhochschule Dortmund pada tahun 2002 hingga Daniel berujar bahwa proses pembelajaran Bahasa Jerman di Indonesia terasa sangat minim dan cukup terlambat, sementara ketika hendak memasuki masa perkuliahan tidak sedikit yang tertarik melanjutkan studinya di Jerman. Penulis tidak hanya melihat dari sisi kebutuhan mempelajari Bahasa Jerman. Tema yang penulis angkat, yaitu tentang pengenalan buah-buahan juga didasarkan oleh alasan masih kurangnya minat masyarakat Indonesia

14 16 dalam mengonsumsi buah. MPBSN menyatakan konsumsi rakyat terhadap buah dan sayuran masih rendah karena belum mencapai 40 kg per kapita per tahun. Sementara seharusnya 65 kg per kapita per tahun seperti negaranegara maju. Hal ini turut ditunjang dengan adanya pernyataan Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Media Workshop Nutrisi Terjangkau untuk Membantu Penanganan Masalah Gizi Kurang pada Anak Usia Sekolah di Indonesia dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2014 bahwa hampir 93% anak-anak Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Pernyataan tersebut dilansir oleh detikhealth pada tanggal 27 Februari Karakter Binatang Dilansir oleh BBC New Education & Family, 92% orang tua menganggap karakter hewan lebih pas bagi anak-anak dalam menyampaikan rasa kemanusiaan, pengalaman hidup, dan hubungan sosial. Juga 9 dari 10 orang tua berpendapat karakter binatang dapat membantu meningkatkan ketertarikan anak-anak pada alam. Tidak hanya itu, National Council of Teachers of English juga mengutarakan bahwa karakter hewan yang memiliki karakteristik manusia, sebagian besar membuat anak-anak penasaran dan meningkatkan kecintaannya dengan hewan. Relasi anak dan hewan dapat terjalin karena sering kali anak-anak sudah berbagi rumah dan hatinya kepada hewan peliharaan Semiotika Karakter Semiotika adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Dalam karya animasi ini, penulis mencoba pola berpikir pembuatan karya-karya animasi di Jerman. Pada animasi-animasi Jerman, tokoh binatang juga sering kali menjadi karakter utama dan difavoritkan masyarakat.

15 17 Gambar 1: Schnappi Sumber: Gambar 2: Die Sendung mit der Maus Sumber: Walau pun Jerman memiliki binatang khas yaitu anjing jenis German Shepherd atau yang biasa disebut anjing Herder, ini tidak menjadikan Jerman monoton dalam memilih karakter. Contoh karakter di atas merupakan bukti bahwa dalam memperkenalkan tentang Jerman, gaya yang dipakai selalu dinamis. Karakter binatang selalu disesuaikan dengan tema dan konsep yang akan dicapai. Bukti lainnya adalah ikon karakter World Cup 2006 yang sangat ternama dan justru tidak menggambarkan binatang khas Jerman, melainkan singa bernama Goleo.

16 18 Gambar 3: Goleo & Pille Sumber: Dasar pemikiran dalam karakter Goleo ini tidak semata-mata hanya menunjukkan identitas Jerman, melainkan identitas tema yang diangkat, yaitu ajang sepak bola dunia. Dasar pengarakteran Goleo sendiri yaitu dari suatu permainan kata dalam Bahasa Inggris yang terdiri dari Gol- Ole- O. Susunan kata tersebut disesuaikan dengan teriakan para pendukung sepak bola yang biasa meneriakkan Gol..!! atau Ole.. ole... dari sinilah dicetuskan nama Goleo. Sementara di sisi lain, Goleo terdengar sama seperti Go Leo atau Pergilah Leo yang pada akhirnya tercetuslah karakter singa yang biasa disebut juga Leo. Dengan kata lain, cara berpikir pencipta karakter ini lebih menyusaikan kepada tema yang diangkat terlebih dahulu tanpa terkekang keharusan mengusung identitas yang terlalu Jerman. Goleo berhasil mempresentasikan tema piala dunia dari segi nama dan cara berpakaiannya. Walau pun, karya ini tetap menjadi pro kontra karena dianggap tidak mewakilkan identitas Jerman, Goleo berhasil menjadi karakter yang lucu dan diingat banyak orang. Cara pemikiran ini membuat karya-karya animasi Jerman menjadi dinamis dan mampu masuk ke segmen mana pun tanpa harus kehilangan esensinya. Bahwa suatu karya akan disukai dan menarik tidak semata-mata hanya dari karakternya saja, melainkan faktor-faktor pendukung yang kuat

17 19 dalam menyajikan karakter tersebut. Cara pemikiran ini lah yang dipakai oleh penulis dalam pemilihan karater animasi edukasi ini. Di awal, penulis mengonsentrasikan tema dan isi materi yang setelahnya disusul oleh pembuatan karakter. Tentunya tanpa kehilangan esensi dari Jerman yang ingin penulis sampaikan. Penulis terlebih dahulu mengonsentrasikan tema, yaitu buah-buahan. Buah-buahan memiliki warna yang menarik yang mampu menstimulasi proses pembelajaran anak-anak khususnya dalam mengingat kata baru. Karakter yang mampu mepresentasikan isi dari tema yaitu, monyet. Karakter monyet dekat sekali dengan manusia sehingga mampu diarahkan sesuai target market yang penulis tuju. Gambar 4: Topeng Monyet Sumber: Gambar 5: Anak Naik Sepeda Sumber: Monyet memiliki tingkah laku yang tidak jauh berbeda dengan manusia. Hal ini akan membuat pribadi karakter dalam karya akan lebih

18 20 mudah diterima sesuai target market. Alasan lainnya yaitu, kebiasaan anak kecil yang suka menyontoh perilaku, akan lebih mudah ditirukan oleh karakter humanis seperti monyet. Karakter utama adalah seekor monyet bernama Poldi. Poldi mengandung dua suku kata yang akan lebih mudah diingat oleh penonton. Arti nama Poldi sendiri adalah berjiwa patriot. Nama ini juga dipakai sebagai nama panggilan oleh pesepakbola ternama asal Jerman yaitu Lukas Podolski. Nama ini merupakan nama yang populer di Jerman dan nama yang jarang di Indonesia. Dengan pengaplikasian nama ini pada karakter karya Animasi di Indonesia, penulis berharap nama Poldi akan memberi rasa baru. Karakter pendukung lainnya adalah peliharaan yang dimiliki Poldi, yaitu seekor ulat bernama Miu. Ulat sering kali dipandang negatif karena merusak buah-buah yang telah ranum. Namun di sini, penulis sengaja memberi citra positif pada ulat dan menempatkannya sebagai pemeran hiburan dan tidak menonjol. Poldi dan Miu mengenakan baju Bavarian, salah satu suku di daerah Munich, Jerman Selatan yang terkenal akan festival yang sering digelar di bulan Oktober setiap tahunnya, Oktober Fest. Di festival ini, masyarakat Jerman mengenakan kostum Bavarian yang sangat khas dan juga topi Bavarian. Gambar 6: Bavarian Sumber:

19 21 Kostum ini dipilih oleh penulis untuk menjadi kostum karakter utama dan pendukung sehingga identitas Jerman tetap terasa. Poldi mengenakan pakaian Bavarian versi pria, dan Miu mengenakan topinya Pembanding dan Referensi 1. Karya Pembanding Ide pembuatan Karya Animasi Edukasi Bahasa Jerman ini sangat dipengaruhi oleh serial animasi anak-anak yang sudah ada terlebih dahulu yaitu Dora the Explorer dan Peppa Pig. Kedua serial animasi ini terbukti sukses menjadi idola anak-anak pra-sekolah dasar dalam beberapa tahun ini. Karakter utama dibuat sangat menonjol dan terus-menerus berinteraksi dengan penonton melalui pertanyaan atau ajakan lainnya. Gambar 7: Dora The Explorer Sumber: Gambar 8: Peppa Pig Sumber: fanart.tv

20 22 2. Environment References Tema karya animasi ini berhubungan erat dengan alam, khususnya daerah Ubud, Bali. Environment ini diangkat untuk menunjukkan identitas tropis Indonesia, disesuaikan dengan target market. Berikut referensi yang digunakan penulis: Gambar 9: Ubud, Bali Sumber: baliweathermap.blogspot.com 3. Character References Jenis monyet atau kera yang dijadikan referensi adalah dari jenis Macaca fascicularis atau yang disebut juga long-tailed macaque. Di. Indonesia monyet atau kera ini biasa ditemui di kuil-kuil atau pun pura-pura di Bali. Hewan ini adalah primata asli yang menghuni Asia Tenggara. Gambar 10: Long tailed-macaque Sumber: poobalan.com

21 23 Monyet atau kera pada umumnya memiliki karakter yang cerdas, lincah, tidak bisa diam, humoris, dan jenaka. Hewan ini juga dikenal sebagai binatang pencinta buah-buahan. Karakter monyet atau kera terbukti disukai masyarakat dengan suksesnya karakter-karakter monyet yang sudah ada sebelumnya, seperti Yoyo & Cici dan juga Boots. Gambar 11: Yoyo & Cici Sumber: graphics.glig.com Gambar 12: Boots Sumber: dora.wikia.com Penulis lebih mendekatkan konsep karakter pada Indonesia agar lebih dekat dan mudah dipahami oleh anak-anak di Indonesia. Karakter Poldi memiliki telinga yang besar untuk menunjukkan sifat terbukanya. Poldi merupakan karakter yang bersahabat yang mau mendengarkan orang lain.

22 24 Gaya telinga besar ini juga banyak dipakai pada karya-karya animasi yang telah sukses sebelumnya seperti Stitch, Dumbo, dan tentunya karakter ternama Mickey Mouse. Gambar 13: Stitch Sumber: monopolystore.blogspot.com Gambar 14: Dumbo Sumber: merdicano.blogspot.com Gambar 15: Mickey Mouse Sumber: imagelist.com

23 25 4. Aesthetic & Style References Estetika dan gaya yang penulis pakai juga dipengaruhi oleh gaya visual animasi Peppa Pig. Ciri dari gaya visual Peppa Pig adalah keterbatasan warna yang dipakai namun memiliki kontras yang menarik, bentuk-bentuk yang sederhana dan tampilan yang tidak terlalu detil. Gambar 16: Peppa Pig Family Sumber: Sinopsis Berikut sinopsis singkat: Poldi adalah seekor monyet yang lincah dan ceria. Dia berbahasa Jerman dan sangat ramah. Dia hidup di alam bersama binatang peliharaannya yaitu seekor ulat bernama Miu. Di sekitarnya banyak sekali pohon buah dan Poldi dengan senang hati mengajarkan bagaimana membuat salad buah dengan melafalkan beberapa kata dalam Bahasa Jerman. 2.2 Landasan Teori Teori Pembelajaran Sosial dan Observational Learning Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada mengusulkan satu teori yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pembelajaran yaitu teori pembelajaran sosial. Bandura menyatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan dari orang lain. Aspek sosial yang tergabung

24 26 dalam teori ini dikenal sebagai modelling. Teori ini sangat berperan dalam mempelajari efek dari isi media massa pada khalayak media. Begitu banyak model yang ditampilkan oleh media dan sangat mampu mengubah perilaku anak-anak hingga orang dewasa. Oleh karena itu, diperlukan sosok model yang positif yang juga mempengaruhi secara positif untuk mengubah kognitif penontonnya Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Perkembangan kognitif antara orang dewasa dan anak-anak tentu saja berbeda, dikarenakan pengalaman visual dan psikologi yang berbeda pula. Terbentuknya suatu persepsi tidak hanya dikarenakan ransangan visual yang dihasilkan, melainkan proses perkembangan mental yang disertai dengan apa yang pernah dilihat, dialami, dan diingat. Dengan kata lain, kita lebih mudah memahami apa yang kita lihat dengan membandingkannya dengan apa yang sudah kita kenali sebelumnya. Teori ini dikembangan oleh Jean Piaget, seorang psikolog asal Swiss. Teori ini memberikan banyak konsep utama perkembangan dalam psikologi yang mempengaruhi perkembangan konsep kecerdasan. Terdapat 4 peringkat perkembangan kognitif yang diketahui: - Peringkat deria motor pergerakan (0 2 tahun) - Peringkat praoperasi prapelaksanaan ( 2-7 tahun) - Peringkat operasi kongkrit nyata (7-11 tahun) - Peringkat operasi formal (12 tahun ke atas) Menurut Piaget, tahapan praoperasi atau prapelaksanaan (2 7 tahun) merupakan tahapan pengembangan keterampilan berbahasa pada anak-anak. Anak-anak mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Dalam tahap ini pula, anak-anak masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Selain itu, anak-anak pada usia ini memiliki pikiran yang sangat imajinatif dan menganggap semua benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

25 27 Penulis mengarahkan target market pada usia 2 5 tahun, di mana merupakan tahap awal anak mampu mengembangkan kemampuan berbahasanya dan sangat imajinatif. Segmen usia ini juga merupakan segmen yang sepi akan pembelajaran Bahasa Jerman. Ini merupakan peluang yang baik karena sering kali pembelajaran Bahasa Jerman baru dimulai di usia remaja. Usia ini merupakan usia anak belajar dan bermain sehingga pembelajaran Bahasa Jerman yang terkesan asing dan sulit akan terasa lebih mudah dan menyenangkan Bloom s Taxonomy Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi adalah hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Taksonomi diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam pembuatan karya ini, penulis mengonsentrasikan pada Taksonomi Kognitif, yaitu sebagai berikut: Gambar 17: Bloom s Taxonomy 2 Sumber: Retno Utari

26 28 Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat berikutnya. Pembuatan karya animasi edukatif ini mengonsentrasikan pada level terbawah, yaitu knowledge. Knowledge atau pengetahuan yaitu kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali suatu tema. Di tahap ini diharapkan murid didik dapat mendefinisikan, menyusun daftar, menamai, menyatakan, menyebutkan, dan memilih. Karya animasi yang penulis persiapkan memiliki unsur dasar tersebut. Dengan membuat penonton yang khususnya anak-anak untuk memahami isi dari film secara luas tanpa terkendala bahasa karena didukung komunikasi visual yang mumpuni. Dari landasan ini, feedback yang diharapkan yaitu kemampuan menerima topik dan responsif dari penonton Teori Nirmana Nirmana atau ilmu tatarupa adalah pengorganisasian elemenelemen visual seperti titik, garis, warna, ruang, dan tekstur yang unity dan harmonis. Elemen-elemen seni rupa dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya: 1. Titik Titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak memiliki dimensi. Bentuk titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut, dan tanpa arah. 2. Garis Garis adalah sekumpulan titik yang memiliki alur. Garis juga dapat diartikan suatu hasil goresan nyata yang membatasi limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna.

27 29 3. Bidang Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar, dan luas; mempunyai kedudukan, arah, dan dibatasi oleh garis. 4. Gempal Gempal adalah bentuk bidang yang memiliki dimensi ketebalan dan kedalaman. Agar elemen-elemen ini unity, harmonis, dan memiliki nilai keindahan, dibutuhkan pola penyusunan. Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Walau penerapan sistem penyusunan tidak lah mutlak, ada beberapa aturan dalam penyusunannya agar tujuan visual komunikasi dapat efektif: 1. Ruang Kosong (White Space) Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu berhimpit dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan. 2. Kejelasan (Clarity) Kejelasan mempengaruhi penafsiran penonton akan suatu karya. Bagaimana sebuah karya dapat mudah dimengerti dan tidak ambigu. 3. Kesederhanaan (Simplicity) Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan yang baik dapat mendorong penikmat karya untuk menatap lebih lama dan tidak menjenuhkan. 4. Emphasis (Point of Interest) Emphasis atau pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang memiliki tujuan lebih menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik. Teori nirmana ini diterapkan penulis dalam Karya Animasi Edukasi ini. Penulis menggunakan bidang dan garis yang dikomposisikan dengan ruang kosong, kesederhanaan, dan komposisi lainnya agar menciptakan karya yang menarik.

28 Teori Warna Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek, dan observer (berupa mata atau pun alat ukur). Warna merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita dan bagian dari segala sesuatu yang kita anggap. Warna memiliki dampak yang kuat pada emosi dan perasaan. Ada hubungan secara langsung antara otak dan tubuh., dan reaksi warna memberi dampak secara independen atau termusyawarah melalui pikiran. Berikut adalah beberapa reaksi warna yang membentuk persepsi secara kontras: Gambar 18: Cool & Warm Color Sumber: Tiger Color Warna-warna dingin menimbulkan kesan menarik diri dan menjaga jarak, sementara warna-warna hangat memberi kesan kontak dengan lingkungan dan lebih ramah. Penulis memilih warna-warna hangat (warm) yang mampu memberi kesan bersahabat. Dan juga warna-warna yang memiliki hubungan kuat dengan tema, yaitu buah-buahan. Dengan demikian penulis meminimalisir pemakaian warna biru dan ungu agar hasil karya tidak memberikan kesan dingin, menghindar, beracun atau pun hal berbahaya lainnya. Dalam mencapai harmonisasi warna, penulis menggunakan metode Analogus di mana penggunaan Analogus untuk menghasilkan warna yang nyaman di mata.

29 31 Gambar 19: Warna Analogus Sumber: Tiger Color Warna analogus menggunakan warna yang bersebelahan pada color wheel. Ini cocok dipakai untuk membuat desain yang tenang dan nyaman. Skema warna analog sering ditemukan di alam dan sangat nyaman dipandang. Penggunaan warna analog harus disertai kontras yang cukup. Berikut beberapa penjabaran psikologis pada warna: 1. Merah : Memiliki arti cerah, berani, kehidupan, dan gairah. Warna merah adalah warna paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata. Warna merah biasanya merupakan warna pertama yang dikenali dan disukai anak-anak. 2. Kuning : Memiliki arti segar, cepat, jujur, adil, dan cerdas. Warna kuning merupakan warna yang dimiliki matahari sehingga memberikan efek energik dan memotivasi. Dalam psikologi, warna ini adalah warna yang sangat positif dan dapat dipakai untuk menghilangkan keragu-raguan. 3. Hijau : Memiliki arti harmonis, alami, stabil, dan toleran. Warna ini pun banyak ditemukan pada sayursayuran dan buah-buahan. 4. Cokelat : Memiliki arti stabilitas dan alami. Warna ini sangat identik dengan tanah dan kayu. Pemakaian warna ini dapat diterapkan dalam hal apa saja. 5. Orange : Memiliki arti muda, kreatif, dan keakraban. Warna ini menebarkan energi, menghangatkan

30 32 hati, sekaligus memaancarkan keceriaan. Secara psikologi warna ini dapat memecahkan kekakuan Prinsip Dasar Seni Rupa 1. Kesatuan (Unity) Merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat terecerai berai atau kacau balau yang mengakibatkan karya tidak nyaman dipandang. 2. Keseimbangan (Balance) Suatu karya harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam karya seni, keseimbangan tidak dapat diukur melainkan dirasakan. 3. Proporsi (Proportion) Proporsi merupakan prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Dalam karya desain, proporsi dibandingkan dengan ukuran kertas dan layout halaman. 4. Irama (Rhythm) Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk alam bisa kita ambil contoh gerakan ombak pada lautan, barusan semut, gerakan dedaunan, dan lainnya. 5. Dominasi (Domination) Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dalam dunia desain, dominasi sering disebut Center of Interest, Focal Point, dan Eye Catcher. Dominasi memiliki tujuan menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan memecah keberaturan Prinsip Dasar Animasi 1. Solid Drawing Pemahaman prinsip dasar dalam menggambar akan menghasilkan animasi yang lebih peka.

31 33 2. Time & Spacing Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari gerakan-gerakan. 3. Squash & Stretch Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur pada objek atau figur sehingga seolah-olah memuai atau menyusut, efek ini memberikan efek yang lebih hidup dan dinamis pada objek hidup mau pun mati. 4. Anticipation Anticipation merupakan persiapan/ awalan gerak atau ancangancang. Seperti contoh, kita tidak langsung berdiri dari posisi duduk, akan ada anticipation terlebih dahulu yang kita lakukan guna menyeimbangkan gerakan. 5. Slow in, Slow out Sama seperti spacing yang berbicara tentang akselerasi dan deselerasi. Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. 6. Arcs Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/ jalur (maya) yang disebut Arcs atau lengkungan, Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara smooth dan lebih terlihat realis. Apabila pola gerakan tidak berupa Arcs atau terkesan patah-patah. Pola yang akan terbentuk adalah pola gerakan robotik. 7. Secondary Action Secondary Action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik 8. Follow Through & Overlapping Action Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meski pun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari.

32 34 Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk di dalamnya. 9. Straight Ahead & Pose to Pose Yang pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara frame by frame. Yang kedua adalah Pose to pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator pada keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/ dilanjutkan oleh asisten/ animator lain. 10. Staging Seperti halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana lingkungan dibuat untuk mendukung suasana atau mood yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene. 11. Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan gaya visual dalam animasi. Setiap karya animasi atau pun cara ber-animasi memiliki kekhasan gaya masing-masing. Ada juga yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan kharisma seorang tokoh atau karakter dalam animasi. 12. Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedi Prinsip Dasar Desain Karakter Salah satu yang perlu diingat dalam pembuatan karakter adalah bagaimana karakter tersebut akan bergerak nantinya. Berikut prinsipprinsip dalam desain karakter:

33 35 1. Function Karakter harus logis dan mudah dimengerti oleh otak manusia. Bentuk sederhana seperti lingkaran atau oval sering kali menjadi pilihan terbaik untuk rangka pada karakter. 2. Style/ Aesthetic Yang dapat memperkuat atau pun menghancurkan sebuah karakter adalah gaya dan estetika yang dipakai oleh pembuat. Terlepas dari bentuk dasar pada karakter, gaya dan estetika desain karakter dapat dicapai dari bentuk-bentuk lain yang membaur dan saling memberi rangsangan visual. Beberapa bagian pada karakter dapat dibuat exaggerating atau berlebihan sehingga memberikan kontras visual yang ekstrem dan memperkaya daya tarik karakter. Contoh, mata yang kecil, telinga yang besar, dan sebagainya. 3. Personality Kepribadian karakter dapat diperoleh dari berbagai aspek, tetapi sebagian besar berasal dari ciri-ciri fisik dan fitur karakter. Penampilan fisik adalah hal pertama yang ditangkap oleh mata. Bentuk bulat atau gemuk selalu menyiratkan kesan lucu karena secara umum bentuk ini dikaitkan dengan bayi dalam kesadaran visual kita. Mata yang bulat dan menuju pusat wajah juga memberikan efek yang sama. 2.3 Aspek atau Perspektif untuk Analisis Citra Visual Yongky Safanayong melalui bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu mengutarakan adanya delapan aspek atau perspektif untuk analisis citra visual. Delapan aspek tersebut yaitu: 1. Etis 2. Historis 3. Kultural 4. Personal 5. Kritikal 6. Estetis

34 36 7. Pragmatis 8. Nilai Tambah Dalam karya animasi ini, penulis menggunakan tiga dari delapan aspek yang ada yaitu etis, historis, dan nilai tambah. 1. Etis Dari bahasa Yunani ethikos, ethos (adat, kebiasaan, praktek). Sebagaimana digunakan Aristoteles, istilah ini mencakup ide karakter dan disposisi (kecondongan). - Etika Normatif Sistem-sistem yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik dan buruk, benar dan salah. - Mataetika Menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah. - Utilitarianis Teori kebahagiaan terbesar (the greater happiness theory), sebagai teori etis sistematis. Secara umum, harkat atau nilai moral tindakan dinilai menurut kebaikan dan keburukan akibatnya. - Hedonis Mencari kesenangan semata-mata. Diartikan juga sebagai konsep moral yang menyamakan kebaikan dengan kesenangan. - Golden Rule Kepedulian, tenggang rasa, mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri. - Golden Mean Pencarian jalan tengah dengan cara kompromi atau negoisasi guna menjembatani dua kepentingan yang bersaing. Aksi yang tepat dengan situasi dan saatnya. - Veil of Ignorance Menutup ketidaktahuan atau kebodohan, mempertimbangkan bahwa semua orang adalah sederajad, tidak berprasangka dan tidak diskriminatif.

35 37 Dalam karya animasi ini, penulis mengonsentrasikan pada beberapa point dalam aspek etis. Seperti etika normatif yang dapat dilihat dari perilaku Poldi si karakter utama yang bersikap manis dan ramah, tidak menunjukkan perilaku-perilaku tidak menyenangkan atau mencelakakan. Point lainnya yaitu, hedonis yang terlihat juga dari perilaku Poldi yang jenaka dan selalu tersenyum. Mengajak penonton untuk melupakan hal-hal buruk. Terakhir golden mean, karena sangat kebetulan sekali karya ini lahir di kala Tim Nasional Jerman memenangkan kejuaraan World Cup Ajang ini merupakan kesempatan emas untuk menarik perhatian orang-orang Indonesia agar lebih mengenal Bahasa Jerman. 2. Histori Berdasarkan sumber sejarah dan fakta sejarah, belajar agar mengenal proses awal atau asal-usul. Walau tidak mengulik tentang sejarah, karya ini berdasarkan sejarah relasi Jerman dengan Indonesia. Pengaruh Jerman masuk melalui teknologi yang kemudian semakin terasa ketika B. J. Habibie menjadi sosok fenomenal di antara kedua negara. Dari sini Indonesia semakin mengenal tentang Jerman sehingga perkembangannya semakin terasa dari tahun ke tahun. 3. Pragmatis Dari bahasa Yunani pragma (fakta, benda, materi, sesuatu yang dibuat, kegiatan, menyangkut akibat). Berkenaan dengan teknis dan praktis. Dalam karya animasi ini, penulis menekankan tentang bagaimana mengucapkan beberapa jenis buah dalam Bahasa Jerman. Tidak hanya ditonjolkan dari visual buahnya dan tulisan saja, karakter utama dalam karya akan memberi penekanan dalam pengucapannya agar dapat diikuti oleh penonton. 4. Nilai Tambah Pendekatan desain yang ada muatan tambahan diluar fungsi praktis atau fungsi estetis, direpresentasikan melalui: pesan-pesan

36 38 yang mengajak khalayak sasaran. Nilai tambah akan menghasilkan nilai beda dan nilai baru. Dalam karya animasi ini, penulis menyisipkan nilai tambah dengan suatu ajakan untuk membuat salad buah bersama-sama. Pendekatannya dengan menggunakan kekhasan suara dari karakter utama. Suara yang penulis gunakan berintonasi cukup tinggi disamakan seperti suara anak-anak yang belum pecah. Suara anakanak yang berintonasi tinggi ini memberikan kesan lucu dan menggemaskan. Penulis menyesuaikan dengan target market agar target market dapat mengerti dan merasa bahwa karakter utama memiliki keunikannya dan seusia dengan target market. Berdasarkan aspek-aspek visual di atas. Penulis bermaksud agar karya visual dapat merepresentasikan secara tepat maksud dari pembuatan karya ini. Tidak hanya itu, karya visual yang tepat dimaksudkan agar sesuai dengan selera target market, khususnya anak-anak.

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM 1 of 5 11/5/2010 7:37 AM Meski nirmana dipahami sebagai sebuah bentuk yang tidak berbentuk. Dalam konteks desain komunikasi visual, nirmana memegang peranan penting perihal bagaimana menata dan menyusun

Lebih terperinci

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi 12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN Matakuliah Dasar Animasi Oleh: 1. Bayu Sedono 702012601 2. Dany Caesar 692013004 3. Rex Fritz Sidupa 682012027 4. Andrie Adriansyah 692012058 Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 3.1 Strategi Kreatif Fakta Kunci Hal-hal yang Dikomunikasikan Target Audience Primer

BAB 4 KONSEP DESAIN 3.1 Strategi Kreatif Fakta Kunci Hal-hal yang Dikomunikasikan Target Audience Primer 41 BAB 4 KONSEP DESAIN 3.1 Strategi Kreatif 3.1.1 Fakta Kunci - Tanpa disadari, relasi Jerman dan Indonesia sudah terjalin sejak dulu dan begitu dekat hingga sekarang. - Banyak pelajar ingin melanjutkan

Lebih terperinci

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan )

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Animasi dapat dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

04FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

04FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Dasar Dasar Desain 2 Fakultas 04FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

Dasar Dasar Desain 1

Dasar Dasar Desain 1 MODUL PERKULIAHAN Dasar Dasar Desain 1 Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan dan

Lebih terperinci

Titik Suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran seder-hana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah

Titik Suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran seder-hana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah Elemen Desain Elemen elemen tata rupa dapat dikelompokan menjadi 5 bagian Titik Suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran seder-hana, mampat, tak bersudut

Lebih terperinci

SMAN 1 Garut DASAR DASAR NIRMANA SENI RUPA. XI IPA 6 Kelompok 4

SMAN 1 Garut DASAR DASAR NIRMANA SENI RUPA. XI IPA 6 Kelompok 4 SMAN 1 Garut SENI RUPA DASAR DASAR NIRMANA XI IPA 6 Kelompok 4 Prakata Alhamdullilah ya, Subhannalah Sekali, Kelompok kamu selesai mengerjakan Tugas Membuat Buku tentang Dasar Dasar Nirmana Tidak lupa

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis A. Estetika Dalam Grafis Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu Menyampaikan Pesan

Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu Menyampaikan Pesan Paper Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu Menyampaikan Pesan Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Desain Media 3 Dimensi I Disusun oleh : GUNAWAN SUJANA NIM. 8410118053

Lebih terperinci

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L 3404100122 Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada pada bimbingan belajar Bright n

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 1 PENDAHULUAN Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Animasi Sudah ada semenjak 15.000 tahun yang lalu, dengan ditemukannya lukisan bergambar pada dinding gua zaman

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI No 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak dalam usia dini mempunyai proses perkembangan tahap yang mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses perkembangan yang unik dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Animasi Edukasi Animasi Edukasi adalah animasi yang berisikan jalan cerita berupa pengetahuan informasi yang dbaut bertujuan untuk menambah pengetahuan pada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan 21 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori PSA Menurut buku Advertising by Design, iklan layanan masyarakat adalah iklan yang melayani ketertarikan public. Menurut Ad Council, tujuan dari iklan ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis

BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis A. Prinsip Seni Grafis Ilmu Grafis Tutorial Desain Prinsip-Prinsip dalam Tata Rupa & Desain Grafis berkaitan dengan Nirmana. Meski nirmana dipahami sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul The Grammar Gear, penulis menggunakan jenis huruf Optimus Princeps karena font tersebut mencerminkan petualangan, keberanian, dan keagungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cerita Rakyat Leungli Cerita ini berasalah dari Jawa Barat. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh bersaudara.

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Gambaran Media Produksi Berdasarkan data dan berbagai informasi lapangan yang penulis dapat, maka penulis kemudian menggunakan beragam elemen desain grafis ( unsur grafis, ilustrasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru 1A Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR Oleh Erwin Janssen / 1200976655 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi 1. Pose to pose 2. Timing and Spacing 3. Stretch and Squash 4.

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi 1. Pose to pose 2. Timing and Spacing 3. Stretch and Squash 4. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Teori Prinsip Dasar Animasi : Dalam teori dasar animasi mempunyai 12 prinsip yang dipakai para animator sebagai pegangan untuk mengeksploitasi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis memilih font Cheeseburger yang berkarakter tebal dan besar untuk melambangkan besarnya kekuatan karakter monster. Bertekstur dan menggunakan outline

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org) BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori dan Komunikasi. A. Desain Komunikasi Visual Salah satu fungsi Desain Komunikasi Visual itu sendiri seperti yang pernah dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA SURYA UNIVERSITY TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP TAYANGAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUAREPANTS

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA SURYA UNIVERSITY TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP TAYANGAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUAREPANTS ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA SURYA UNIVERSITY TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP TAYANGAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUAREPANTS Makalah Bahasa Indonesia Oleh: NAMA : KAHLIL GIBRAN ARDA YASSIN NIM : 004138322374193

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)"

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial Dark Blood (Princess Odyssey) Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)" TUGAS AKHIR Oleh Gindu Siswo Kartapati / 1100011945 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 2012 Perancangan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Rough Show Window Gambar 5.1 Rough Show Window Dalam rough show window ada beberapa elemen yang dihadirkan dan dibuat terdiri dari bola, gawang, dan bendera negara-negara sepak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan What is Composition in Photography? Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan oleh Erwin Rizaldi Professional Photographer Indonesia erizaldi.multiply.com

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005 Pengertian Nirmana Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005 Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna,

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Dasar 12 Prinsip Animasi 12 Prinsip animasi pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1930 oleh animator Walt Disney. Prinsip ini digunakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Pada bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan dasar perancangan media iklan dan komunikasi visual, yang meliputi;

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI D4 ANIMASI SIKAP

PROGRAM STUDI D4 ANIMASI SIKAP PROGRAM STUDI D4 ANIMASI SIKAP a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1 I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Mainan edukasi adalah mainan yang dapat memberikan stimulasi perkembangan anak, seperti perkembangan fisik, motorik kasar dan halus, keberanian,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori / Metode 4.1.1. Prinsip Animasi Prinsip film animasi merupakan standar yang harus diketahui oleh para animator. Meskipun para animator punya hak untuk mengembangkan

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, proses perancangan dengan menggunakan huruf adalah tahapan

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November 2016, TVKU sebagai televisi edukasi memberikan informasi yang berkaitan dengan guru melalui

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis", Danton

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut kutipan dari buku Tipografi dalam Desain Grafis, Danton BAB 4 KONSEP DESAIN 3.1 Landasan Teori 1. Teori Tipografi Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis", Danton Sihombing. MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Dalam berbagai bangsa

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN

BAB 4. KONSEP DESAIN BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Dua Belas Prinsip Animasi Menurut Ollie Johnston dan Frank Thomas ada dua belas prinsip dasar dalam animasi. Squash & Stretch Memberikan kesan berat dan luwes

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Target audiens dalam publikasi buku ini difokuskan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun. Mengapa ditargetkan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun?

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu 14 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Psikologi Anak Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu pada buku yang berjudul Perkembangan Anak karangan Elizabeth B. Hurlock menjelaskan,

Lebih terperinci