BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geofisika merupakan ilmu yang sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip fisika. Diantaranya adalah pemanfaatan hukum Biot-Savart pada interaksi medan magnet terhadap konduktivitas lapisan tertentu dibawah permukaan bumi. Adanya anomali menyebabkan munculnya variasi konduktivitas terhadap perubahan komponenkomponen medan magnet. Perubahan-perubahan komponen medan tersebut dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan bumi. Oleh karena itu, Metode elektromagnetik merupakan salah satu metode dalam eksplorasi geofisika yang umumnya digunakan untuk pencarian bahan-bahan yang memiliki sifat konduktif yang tinggi. Metode elektromagnetik sangat berguna dan praktis karena data dapat diperoleh dengan cepat untuk daerah yang luas sekalipun. Survei elektromagnetik tidak memerlukan elektroda yang ditancapkan ke tanah seperti pada survei resistivitas. Gelombang elektromagnetik yang ada di alam baik yang berasa dari lapisan ionosfer, gelombang radio komunikasi militer, dan gelombang elektromagnetik yang di kontrol sumbernya oleh manusia diyakini akan merambat ke bawah permukaan bumi dan menginduksi material konduktif sehingga menghasilkan gelombang elektromagnetik sekunder, ini merupakan prinsip dasar kerja metode elektromagnetik Salah satunya adalah metode Turam, metode Turam merupakan salah satu metode aktif dimana daerah yang diobservasi akan dibangkitkan medan magnet oleh seperangkat koil pemancar dan penerima yang terintegrasi dalam compensating network. 1.2 Rumusan Masalah Dengan latar belakang tersebut di atas, dibuat dua rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja konsep dasar dalam metode elektromagnetik turam? 2. Bagaimana cara akuisisi data dalam metode elektromagnetik turam secara umum? 3. Bagaimana Prosesing dan interpretasinya? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah untuk menginformasikan kepada pembaca tentang konsep dasar metode geofisika elektromagnetik turam, serta cara akuisisi datanya secara umum

2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Basic Concept Pada umumnya metode geofisika dibagi menjadi 2 macam yaitu metode aktif dan metode pasif. Pada metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan sendiri kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi, sedangkan pada metode pasif dilakukan pengukuran dengan menggunakan medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Medan alami disini dapat berupa radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan medan elektromagnetik bumi serta radioaktivitas bumi. Kemudian medan buatan ini dapat berupa ledakan dinamit atau pemberian getaran kepermukaan bumi melalui besi, pemberian arus listrik kedalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya. Bermacam-macam metode geofisika yang digunakan untuk identifikasi bawah permukaan bumi, misalnya metode geolistrik, seismik, gravitasi, radar, polarisasi terinduksi, potensial diri, magntik dan elektromagnetik. Dalam hal ini lebih di signifikasikan dalam pembelajaran metode elektromagnetik. Metode ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda konduktif. Perubahan yang terjadi pada komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dapat dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja membangkitkan medan elektromagnetik didaerah sekitar observasi, pengukuran ini disebut sebagai teknik pengukuran aktif. Contohnya adalah metode Turam Elektromagnetik, akan tetapi pada dasarnya metode ini kurang praktis digunakan dan daerah observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat pada survei pengukuran. (Suprihatin, 2011). Metode Turam lebih diklasifikasikan dalam observasi eksplorasi mineral, seperti singkapan sulfida, uranium dan lain sebagainya. Medan elektromagnetik yang berupa gelombang elektromagnetik berasal dari interaksi medan listrik dan medan magnet. Ketika sebuah gelombang berjalan mencapai suatu bidang batas atau bidang antarmuka pada dua daerah yang berbeda, maka sebagian dari gelombang tersebut akan dipantulkan dan sebagian lainnya lagi akan diteruskan. Basarnya gelombang yang diteruskan atau yang dipantulkan ditentukan dari konstanta kedua daerah yang saling berbatasan tersebut.

3 Bagan 1 refleksi dan transmisi gelombang elektromagnetik Besarnya gelombang elektromagnetik datang dirumuskan: Besarnya gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dirumuskan: Sedangkan pada gelombang elektromagnetik yang diteruskan dirumuskan: Perlu diingat bahwa ketika suatu gelombang elektro magnetik menumbuk suatu material, maka gelombang tersebut akan mengalami pergerakan sejajar dan tegak lurus terhadap materi yang ditumbuk. 2.2 Metode Pengambilan data

4 Bagan 2 tampilan saat pengambilan data saat dilapangan dengan metode turam Bagan 2 menunjukan gambaran kasar dari survey dengan metode turam. Transmiternya terdiri dari kotak segiempat besar dengan panjang kawat sekitar 600m-1200m yang membawa satu atau lebih arus AC dengan frekuensi antara 100Hz sampai 2000 Hz. Arus ini diberikan oleh motor generator. Pengukuran dilakukan sepanjang garis lintang tegak lurus terhadap sisi kotak dengan menggunakan 2 koil receiver yang terpisah oleh jarak yang telah ditentukan (umumnya antara 30m-120m). medan gradient kuat dekat dengan arus sumber mencegah untuk pembacaan pada jarak kurang dari 120m dengan kotak. Untuk jarak yang lebih besar (>600m dari kotak), sinyal rendah ke rasio noise dikarenakan oleh sinyal yang mencegah pembacaan. Saat ini system pengukuran untuk komponen vertical menggunakan medan magnet Hz meskipun pada prakteknya komponen horizontal Hx atau Hy telah diukur. Pengukuran dilakukan untuk mencari FSR dan beda fase antara dua buah koil. Field strength ratio (FSR) merupakan perbandingan amplitude pada medan dalam dua kumparan (coils), sedangkan perbedaan beda fase merupakan perbedaan sudut fase pada medan dalam dua kumparan (coils). Bagan 3 FSR dan beda fase dari medan magnet vertikal dan horisontal 2.3 Konsep metode turam Sistem Turam adalah keterangan/fakta yang tepat untuk menganalisis dengan lembaran semi tak hingga, saat sumber sudah dipastikan dan mutual induktansi telah efektif antara dua kabel panjang parallel, puncak dari konduktor dan sisi dekat dari putaran pengirim. Saat panjang kabel sama, keduanya =, dimana lebih besar dari pemisahan antara kabel-kabel secara sederhana membentuk: M, Dimana I, jika 0

5 Pada pengukuran Turam, bentuk komponen adalah normal dan komponen vertikal dibentuk dari pengurangan perbandingan, saat dua gulungan dan kuadratur adalah berbeda pada bentuk sudut antara dua gulungan. Sehingga kita mengukur total daerah vertikal pada dua gulungan, dan,pada perbandingan: = Dan perbedaan bentuk sudut, bervariasi diberikan ;. Untuk bentuk komponen dengan area yang Selanjutnya, setelah disusun ulang, pengabaian syarat pada ( dan mengambil x dengan bentuk x/c=x kita mendapat

6 Rumus diatas dapat ditulis dalam bentuk lebih sederhana jika kita mengasumsikan dan,jadi dan Untuk perbandingan R/p perkiraan persamaannya; Pada sistem turam, bagaimanapun mengukur perbedaan bentuk antara dua gulungan penerima dari komponen imajinair. Jadi masing-masing bentuk sudut mungkin ditemukan dari perbandingan imajinair dan bagian real dari H z untuk setiap gulungan penerima dimana Dimana, Persamaan untuk sudut adalah lebih sederhana jika kita mempunyai Sehingga,

7 kita dapat menulis Ciri khas dari Turam adalah sedikit asimetri dikarenakan oleh lokasi kabel pemancar. Hal tersebut memungkinkan sebuah gagasan panjang lateral dari konduktor dengan cara mengeluarkan garis melintang yang sama sebanyak dua kali, dimana kabel ditempatkan pada arah berlawanan dari kondutor dan tidak ada perbedaan penempatan antara ujung positif. Untuk mengurangi rasio dapat diperoleh dengan memisahkan pembacaan rasio field dengan normal rasio pada tiap stasiun. Nilai dari Φ = Φ dapat ditemukan dengan memasukkan pembacaan fasa suksesif dan dengan memasukkan kebalikan dari lokasi rear koil. Total nila field pada baris yang sama dapat ditemukan dari rasio V/RR; misalnya, V 300 =V 200 /RR 250 = 1 00 / 1 01 = 0 99,V 400 = V 300 /RR 350,etc. Komponen riil dan imaginer dikalkulasikan dari R = V cos Φ dan I = V sin Φ berturut turut, dimana Φ adalah sesuai dengan nilai Φ untuk setiap V. dengan catatan R selalu positif sementara I bisa positif ataupun negatif. Metode Turam memberitahu kita banyak informasi yang berguna saat kedua komponen real dan imajiner diukur, sehingga diperoleh hasil yang seimbang dari proses tersebut. Sebagai tambahan permasalahan mekanik untuk panjang kabel, yang diperlukan unit pemberi ganti tidak dipergunakan dalam metode ini. 2.4 Pemodelan sederhana dalam penerapan metode turam Aplikasi persamaan Maxwell untuk turam untuk konductivitas yang tidak homogeny di bumi adalah sulit. Sehingga perhitungan menggunakan asumsi: 1. Konduktivitas yang tidak homogeny mempunya panjang strike (sasaran) tak terhingga (2 dimensi), artinya properti elektromagnetik dari kebanyakan yang tidak homogeny dapat diperoleh hanya tegak lurus terhadap strike (sasaran) dengan kata lain arah garis strike sepanjang sumbu y. 2. Pengiriman yang tak terhingga merupakan pendekatan dari arus parallel yang tak terhingga dengan arah strike. Hal ini penting untuk mencatat ketika menggunakan model garis bengkok (kurva)untuk memprediksi respon dari turam. Pada pengolahan data mengindifikasikan bahwa pengaruh dari sisi jarak pada kotak pada model kurva adalah relative kecil, sehingga dapat diabaikan. Pendapat yang rasional antara medan dan teori garis kurva turam diharapkan jika panjang dari conductive yang tidak

8 homogen adalah lebih besar dari satu setengah dari sisi panjang pada kotak dan pengukuran hanya dapat dilakuakn disepanjang garis tengah ketiga pada sisi panjang. Solusi perhitungan pada persamaan Maxwell menggunakan pendekatan secara tehnik perhitungan yang dijelaskan melalui swift. Ini merupakan suatu program perhitungan medan gelombang EM untuk arus garis yang tak terhingga pada geologi struktur dua dimensi dengan strike parallel terhadap arah arus garis yang telah ditetapkan dari Geoscience Incorporated of Cambridge, Massachusetts. Bagan 4 model konduktor dalam bumi Untuk outputnya, pada pengukuran spesifik menunjukan bahwa ketiga komponen bidang EM tidak nol., medan elektrik yang pararel searah dengan strike (Ey) dan medan magnet yang tegak lurus terhadap arah strike (Hx, Hz). Kurva turam diperoleh dengan menyisipkan pengukuran pertama dan kemudian menghitung FSR dan beda fase seperti yang dirumuskan pada bagan 2 dan 3 yang terlihat. FSR didefinisikan oleh Hz1 / Hz2 dimana Hz1 dan Hz2 adalah besar dari medan magnet vertical pada receiver 1 dan 2. Pada definisi ini diasumsikan bahwa receiver2 dekat dengan salah satu sumber. Perbedaan fase untuk untuk Hz didefinisikan oleh Z1 dan Z2 dimana Z1 dan Z2 adalah fase vertical pada receiver posisi 1 dan posisi 2. 1/FSR beberapa penulis seperti bosscart dan duckworth menyatakan bahwa perhitungan berkebalikan dengan definisinya. Perbedaan fase ini juga berkebalikan dengan tanda aljabar. Dalam definisi ini dipilih yang jauh dari sumber

9 Bagan 5 perbandingan kurva normalised dengan unnormalised untuk kedua-duanya vertikal dan horisontal 1/FSR FSR dan perbedaan fase garis kurva dihitung menggunakan medan magnet total. Tetapi kurva FSR dapat berkurang. Pengurangan garis kurva bengkok diperoleh dari pengambilan nilai FSR (1/FSR) pada partisipasi titik. Pengurangan ini merupakan keuntungan dari perpindahan gradient medan magnet dari garis kurva FSR dan 1/FSR. Gambar 2.4 adalah suatu perbandingan kurva normalised dengan kurva unnormalised untuk kedua-duanya horisontal dan vertical 1/FSR. Dyke (Tanggul/pematang) di bawah permukaan tanah vertikal Puncak komponen vertikal dan titik modulasi pembengkokan komponen horisontal dari FSR dapat digunakan untuk menandai adanya poros konduktor. Bagaimanapun,puncak_ maupun titik modulasi pembengkokan terjadi secara langsung di atas konduktor. Posisi puncak komponen vertical dari FSR dipindah-pindah 50 sampai 60 meter menjauh dari sumber sedang titik modulasi pembengkokan komponen yang horisontal FSR digeser sekitar 10 meter ke arah sumber. Karena suatu separasi kumparan tetap, peningkatan pergeseran ini ketika dyke-source separasi dikurangi. Di dalam bidang, suatu separasi pengulangan konduktor khas bervariasi antar 250 m dan 350 m, yang mana adalah kira-kira dua kali lebih jarak dipilih untuk kebanyakan dari kurva model ini. sebagai konsekwensinya, pergeseran di

10 atas puncak dan titik modulasi pembengkokan adalah lebih sedikit ditekankan. Model Studi juga telah menunjukkan bahwa pergeseran dikurangi dapat diharapkan untuk frekwensi yang lebih tinggi dan separasi coil lebih pendek. Jika separasi coil dibagi dua(yaitu., pembacaan diambil berselang-seling 30,5 meter sebagai ganti 61 meter), kemudian nilai FSR untuk suatu separasi coil 61 m dapat diperoleh dari yang 30,5 m pembacaan dengan perkalian keduanya 30,5 m membaca. Tahap Diference dapat diperoleh dengan menambahkan beda fase keduanya pada 30,5 m. hasil ini adalah tepat dan telah dibuktikan pada penggunaan kurva model. Haruslah dicatat, bagaimanapun, bahwa di dalam sistim medan maknit, dua hasil ini akan berbeda oleh karena adanya noise pada lapisan tanah. Perbandingan kekuatan Bidang (FSR) Dan Beda fase berkurang dengan penurun separasi coil. Oleh karena itu signal untuk perbandingan noise tergantung pada separasi coil. Bagan 6 perbandingan kekuatan bidang (FSR) dan beda fase berkurang dengan penurunan separasi coil Gambar di atas menunjukan kurva turam yang dihasilkan dengan separasi coil 61 m dan 30,5 m. Suatu penurunan pergeseran puncak keganjilan sehubungan dengan poros konduktor adalah jelas dengan separasi coil yang lebih kecil. Kelebihan Turam dibanding metode survey elektromagnetik yang lain Area survey luas, sehingga kemungkinan pengamatan lebih detail Spasi receiver coils yang besar, sehingga dapat menembus kedalaman yang lebih dalam

11 Penurunan konduktivitas Host-Rock dan overburden effect, karena pemancar dan penerima diparalel Indikasi target dip konsisten Tidak diperlukan konversi pembacaan beda fase dan rasio amplitudo, karena akan selalu nol dan konstan kecuali jika terdapat anomali Alat alat yang digunakan dalam turam : Kompensator Turam 2 Koil Penerima Sumber Arus Kabel Panjang Scintrex dhp Bagan 7 kompensator turam,koil, scintrex dhp 2.2 Processing Metode TURAM Sebagai Contohnya maka digunakan studi kasus yang Lokasi observasi dilakukan di daerah Galena Hill Area, Yukon Territory.Toronto, Ontario. Pada bulan september 1962 oleh perusahaan KPO Group. Studi kasus yang diambil pada pembahasan metode Turam kali ini adalah laporan survei elektromagnetik metode Turam pada tahun 1962 oleh Silver Titan Mines ltd. Informasi survei lapangan yang didapatkan pada studi kasus ini diantaranya :

12 Bagan 8 daerah survei lapangan Prosedur Lapangan Peralatan yang digunakan adalah Unit Turam tipe A.B.E.M 1182 dengan komposisi 2 koil horizontal pencari yang dipisahkan dengan jarak 100 kaki (30,4 meter) yang bertugas untuk merekam distorsi dari perubahan medan magnet yang dibangkitkan oleh arus bolak-balik pada kabel yang tertanam pada daerah survei tersebut. Pembacaan yang dilakukan dengan plot jarak dari pusat pemancar sebesar 100 kaki (30,48 meter). Survei lapangan dilakukan dengan menggunakan metode turam untuk mencari anomali bawah permukaan bumi dengan desain survei secara umum yaitu:

13 Bagan 9 desain survei secara umum Karakteristik dari lapangan observasi tersebut diketahui dengan menempatkan sepasang koil penerima (SE-77F), sumber tegangan terhubung dengan kablel pada setiap koilnya. Besarnya dapat diketahui dengan perbandingan rasio serta beda fase hantaran listrik pada permukaan vertikal setiap koil. Luasan daerah yang diobservasi mencapai 3 mil. Studi kasus metode Turam yang diambil kali ini adalah lokasi yang menjadi klaim dari suatu perusahaan pada Grup KPO (pada gambar 2). Secara regional, struktur geologi pada daerah observasi ini terletak dibawah formasi Precambrian yang terbagi menjadi tiga komponen utama, dimana: Upper Schist Central Quartzites Lower Schist : terdiri dari batuan mika, batuan kapur, dan kuarsa. : kuarsit dengan ciri-ciri berwarna biru, abu-abu, dan putih : terdiri dari schist yang tebal Formasi Precambrian ini diketahui memiliki strike ke arah timur-barat dan dip 20 o - 40 o ke selatan. Informasi geologi sangat penting diketahui mengingat pada informasi struktur geologi kemudian dapat diketahui lokasi lapisan mineral terkonsentrasi. Terutama dengan keterkaitan adanya patahan pada daerah survei studi kasus ini. Terjadinya mineral tidak lepas kaitannya dengan aktivitas pergerakan lempeng dan gunung api. Celah-celah akibat aktivitas lempeng bumi yang kemudian diisi oleh material lava membentuk dyke dan sill. Demikian pada studi kasus ini, mineralisasi diduga berada pada komponen Central Quartzites dimana terdapat urat patahan yang cenderung curam ke arah selatan. Konsentrasi mineral ditemukan pada sebelumnya adalah pirit, siderit, sfalerit, dan galena. Galena kaya akan perak sehingga pada laporan ini diharapkan ada anomali konduktivitas dari galena pada Galena Hill, Yukon Territory. Anomali konduktivitas terlihat di beberapa titi k observasi yang seluas 3 mil (sekitar 4,82 kilometer) dari intensitas lemah-sedang yaitu pada line E dan E (gambar 3). 4.2 Interpretasi Data dari Studi Kasus Metode Turam Hasil dari studi kasus di Galena Hill, Yukon Territory, Ontario dapat dilihat pada gambar 3. Simbol menunjukkan bahwa terdapat anomali yang kuat,sedangkan garis

14 yang adalah patahan berdasarkan struktur geologi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada titik lokasi E dan E cocok untuk dilakukan observasi lebih lanjut yaitu dengan drilling. Bagan 10 hasil survei elektromagnetik metode turam Skala yang ditunjukkan seperti L E menunjukkan bahwa L adalah line, E adalah skala dari desain survei E adalah 124 o persis dari arah timur lokasi survei. Kuantitas survei dengan metode Turam Field Strength Ratio (FSR) dan Phase Difference

15 Bagan 11 kurva FSR dan beda fase (garis lurus untuk FSR dan garis putus-putus untuk beda fase) Rasio kuat medan (FSR) dan beda fase (Phase Difference ) dapat dirumus-kan dengan persamaan matematis, (Spasi koil vertikal) Dimana Hz1 dan Hz2 adalah medan magnetik yang diter ima oleh masing-masing koil yang dipisahkan oleh jarak 100 kaki pada studi kasus ini. (Spasi koil horizontal)

16 Dapat diilustrasikan sebagai berikut; Apabila tidak terdapat konduktivitas di bawah permukaan bumi maka respon beda fase yang didapatkan adalah nol. Namun yang terlihat pada gambar 5 bahwa tidak ada beda fase yang bernilai nol untuk titik lokasi E dan E. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan hasil survei elektromagnetik metode Turam pada titik lokasi E dan E terlihat amplitudo yang dominan dibandingkan respon FSR dari titik lokasi lain. 1/FSR dan FSR Survei elektromagnetik dengan metode Turam selalu disertai dengan inverse dari FSR yaitu 1/FSR dimana digunakan ketika koil penerima dipisahkan pada jarak yang jauh. Selain itu juga untuk lebih teliti terhadap kemungkinan dyke yang arahnya vertikal seperti gambar dibawah ini,

17 Gambar 6. Contoh lapisan bawah permukaan bumi yang deposit mineral memiliki arah Hubungan FSR terhadap kedalaman dan dip Field Strength Ratio digambarkan dalam bentuk kurva. Respon medan magnetik ini memiliki beragam informasi diantaranya adalah kedalaman lapisan konduktor dan arah strike. Jika terdapat anomali konduktivitas maka dip dari lapisan mineral tersebut dapat diperhitungkan seperti penjelasan gambar dibawah ini, Gambar 7. Dip dari lapisan mineral dapat diketahui dengan landai/curamnya puncak kurva dari Field Strength Ratio Kurva FSR menunjukkan fungsi dari kedalaman dan konduktivitas dengan persilangan antara sudut dip dari peak dan slope dari kurva FSR. Pada Telford (1990) dijelaskan bahwa kedalaman dari lapisan mineral dapat dicari dengan hubungan z=k l sinα seperti pada gambar 8..

18 Gambar 8. Kedalaman dapat diketahui dengan interpolasi sudut dip dengan dip-angle system

19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem Turam adalah keterangan/fakta yang tepat untuk menganalisis dengan lembaran semi tak hingga, saat sumber sudah dipastikan dan mutual induktansi telah efektif antara dua kabel panjang parallel, puncak dari konduktor dan sisi dekat dari putaran pengirim. Pada pengukuran Turam, bentuk komponen adalah normal dan komponen vertikal dibentuk dari pengurangan perbandingan saat dua gulungan dan kuadratur adalah berbeda pada bentuk sudut antara dua gulungan. Pada sistem turam, bagaimanapun mengukur perbedaan bentuk antara dua gulungan penerima dari komponen imajinair Metode Turam memberitahu kita banyak informasi yang berguna saat kedua komponen real dan imajiner diukur, sehingga diperoleh hasil yang seimbang dari proses tersebut. Sebagai tambahan permasalahan mekanik untuk panjang kabel, yang diperlukan unit pemberi ganti tidak dipergunakan dalam metode ini. 4.2 Saran Untuk kedepannya diharapkan metode turam ini lebih banyak diterapkan dalam survey elektromagnetik, metode ini sebenarnya sangat bagus dan kompleks dibanding metode elektromagnetik lainnya seperti AMT, MT, CSAMT hanya saja kurang populer

20 Daftar Pustaka Telford, W.M. dkk Applied Geophysics. London: Cambridge University Press.

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi Pengertian Geofisika Geofisika: bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi melalui kaidah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan sumber daya alam yang berlimpah. Kondisi sumber daya alam Indonesia saat ini, sangat

Lebih terperinci

PEMETAAN SUNGAI BAWAH PERMUKAAN DI WILAYAH KARS SEROPAN GUNUNGKIDUL DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOFISIKA VLF-EM-vGRAD

PEMETAAN SUNGAI BAWAH PERMUKAAN DI WILAYAH KARS SEROPAN GUNUNGKIDUL DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOFISIKA VLF-EM-vGRAD PEMETAAN SUNGAI BAWA PERMUKAAN DI WILAYA KARS SEROPAN GUNUNGKIDUL DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOFISIKA VLF-EM-vGRAD WAYU SUGENG MULIYOTO NRP 1105 100 009 JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

MODUL METODE MAGNETOTELLURIK

MODUL METODE MAGNETOTELLURIK MODUL METODE MAGNETOTELLURIK Asnin Nur Salamah, Rizandi Gemal Parnadi, Heldi Alfiadi, Zamzam Multazam, Mukhlis Ahmad Zaelani, Nanda Tumangger, Surya Wiranto Jati, Andromeda Shidiq 10210045, 10210001, 10210004,

Lebih terperinci

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK Yeremias K. L. Killo 1, Rian Jonathan 2, Sarwo Edy Lewier 3, Yusias Andrie 4 2 Mahasiswa Teknik Pertambangan Upn Veteran Yogyakarta 1,3,4

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan 2/3 wilayahnya adalah lautan dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di darat

Lebih terperinci

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus),

Lebih terperinci

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan Garut-Pangalengan, Jawa Barat ini menggunakan metode deskriptif analitik, hal

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 5 BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian imformasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB V DESAIN SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V DESAIN SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA BAB V DESAIN SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA 5.1 Desain Survey Pengukuran data VLF dilakukan 4 8 November 2007 di daerah Semanu, pada sistem sungai bawah permukaan Bribin, meliputi 2 lokasi pengukuran, yakni:

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Secara umum geofisika atau fisika bumi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena-fenomena fisika yang terjadi di lapisan-lapisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul.... i Lembar Pengesahan.... ii Abstrak.... iii Kata Pengantar.... v Daftar Isi. vii Daftar Gambar.... ix Daftar Tabel.... xi BAB 1 : PENDAHULUAN.... 1 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara Ahmad Zarkasyi, Yadi Supriyadi, Sri Widodo Pusat Sumber Daya Geoogi, Badan Geologi,

Lebih terperinci

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS V. INTERPRETASI DAN ANALISIS 5.1.Penentuan Jenis Sesar Dengan Metode Gradien Interpretasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan anomali gayaberat akan memberikan hasil yang beragam. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi panas bumi di sekitar daerah Tegal dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Data sekunder yang

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

Sponsored by : Presentasi Tengah Sesi FC 2014,Gedongsongo 14 Juni 2014

Sponsored by : Presentasi Tengah Sesi FC 2014,Gedongsongo 14 Juni 2014 AMT FC 2014 Sponsored by : Presentasi Tengah Sesi FC 2014,Gedongsongo 14 Juni 2014 1. Astya Brilliana 2. Adytia Laksamana Putra 3. Dwi Noviyanto 4. Dwiky Perdana Susanto 5. Mochammad Husni Rizal 6. Setyarini

Lebih terperinci

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP) Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP) Ariski Juli Pramana 1 ; Muhammad Akbar K. S.Si. 2, Dr. Sunaryo, S.Si.M.Si. 3 (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA BEBERAPA JENIS MATERIAL DENGAN METODE POTENSIAL JATUH. Said, M.

ANALISIS SIFAT KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA BEBERAPA JENIS MATERIAL DENGAN METODE POTENSIAL JATUH. Said, M. ANALISIS SIFAT KONDUKTIITAS LISTRIK PADA BBRAPA JNIS MATRIAL DNGAN MTOD POTNSIAL JATUH ISSN : 1858-330X Said, M. Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri Makassar ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran konduktivitas

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfer Daya Nirkabel 2.1.1 Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel Gambar 2.1 Tesla duduk di laboratorium dengan temuan "Tesla Coil" yang menghasilkan jutaan volt [5]

Lebih terperinci

Transmisi Signal Wireless. Pertemuan IV

Transmisi Signal Wireless. Pertemuan IV Transmisi Signal Wireless Pertemuan IV 1. Panjang Gelombang (Wavelength) Adalah jarak antar 1 ujung puncak gelombang dengan puncak lainnya secara horizontal. Gelombang adalah sinyal sinus. Sinyal ini awalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penerapan ilmu geofisika, geologi, maupun hidrografi dalam survey bawah laut menjadi suatu yang sangat krusial dalam menggambarkan keadaan, detail objek,

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data apparent resistivity dan apparent chargeability dengan menggunakan perangkat lunak Res2dInv dan Rockwork 15 sehingga

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1 TOPIK 12 MESIN ARUS SEARAH Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: (1) kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; (2) kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Koordinat Titik Pengukuran Audio Magnetotellurik (AMT)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Koordinat Titik Pengukuran Audio Magnetotellurik (AMT) BAB III METODE PENELITIAN A. Koordinat Titik Pengukuran Audio Magnetotellurik (AMT) Pengukuran audio magnetotellurik (AMT) dilakukan pada 13 titik yang berarah dari timur ke barat. Titik pengukuran pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumberdaya mineral di Indonesia khususnya di pulau Jawa banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai penyelidikan yang dilakukan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (04), Hal. 74 78 ISSN : 337-804 Pendugaan Potensi Bijih Besi di Dusun Sepoteng Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang Dengan Metode Geomagnet Apriyanto Ramadhan * ),

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam BAB III TEORI DASAR 3.1 Seismik Refleksi Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon. Telah diketahui bahwa dalam eksplorasi geofisika, metode seismik

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel Wahyu Pamungkas 1,, Eka Wahyudi 2, Andy Wijaya 3 Prodi D3 Teknik Telkom, STT Telematika Telkom Purwokerto wahyu@st3telkomacid, 1 ekawahyudi@st3telkomacid, 2

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

STUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK

STUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK STUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK Muhammad Syukri Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Syiah Kuala m.syukri@gmail.com ABSTRAK Struktur bawah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2 GEOMAGNETIK Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

Magnet Rudi Susanto 1

Magnet Rudi Susanto 1 Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB III GROUND PENETRATING RADAR

BAB III GROUND PENETRATING RADAR BAB III GROUND PENETRATING RADAR 3.1. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terdiri dari medan elektrik (electric field) dan medan magnetik (magnetic field) yang dapat

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan kemajuan suatu negara, bilamana suatu negara kekurangan energi maka akan memperlambat perkembangan kemajuan

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Data geomagnet yang dihasilkan dari proses akusisi data di lapangan merupakan data magnetik bumi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis) Metode Geolistrik (Tahanan Jenis) Kata kunci : Pemodelan Inversi, Resistivitas, Tahanan Jenis. Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang mempelajari sifat kelistrikan di bawah permukaan Bumi untuk

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi

Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi Advisor: Irwan M.Sc Author: Lucky Kriski Muhtar (125090700111002) Lutfi Aditya Rahman (125090702111001) Program Studi Geofisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI MASSA BANDUL TERHADAP POLA GERAK BANDUL DAN VOLTASE BANGKITAN GENERATOR PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBAN LAUT SISTEM BANDUL KONIS Lely Etika Sari (2107100088)

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang. Alam menyediakan sumber daya untuk keperluan kehidupan manusia, manusia modern membutuhkan sumber daya alam tersebut untuk menunjang kemajuan tehnologi, dengan tehnologi

Lebih terperinci

Medan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur

Medan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur Magnetometer. Medan magnet bumi mempunyai arah utara-selatan dan besarnya 45000 gama ( 1 gama = 1 nano Tesla), untuk posisi di katulistiwa. Medan ini disebut juga dengan medan normal. Keberadaan mineral

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal

Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal Stefanus Agus Haryono (13514097) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Teknologi radar telah menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating

Lebih terperinci

MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer.

MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer. MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet merupakan suatu benda yang dapat menimbulkan gejala berupa gaya, baik gaya tarik maupun gaya tolak terhadap jenis logam tertentu), misalnya : besi dan baja. Istilah

Lebih terperinci

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH 1. Tutik Annisa (H1E007005) 2. Desi Ari (H1E00700 ) 3. Fatwa Aji Kurniawan (H1E007015) 4. Eri Widianto (H1E007024) 5. Puzi Anigrahawati

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yudi Aziz. M., A.Md., Reza Marza. D., ST. Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya

Lebih terperinci