SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Oleh. Bambang Wijanarko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Oleh. Bambang Wijanarko"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Oleh Bambang Wijanarko PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 SARI Bambang Wijanarko Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Drs. Bambang Priyono, M.Pd. (2) Drs. Uen Hartiwan, M.Pd. Kata kunci : Hasil belajar, Lempar tangkap, Sasaran keranjang. Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditemukan beberapa masalah yang kompleks, khususnya pada pembelajaran lempar tangkap bola kecil. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor 1.Siswa terlihat kurang tertarik pada pelajaran Penjas, 2.Siswa cepat bosan pada saat mengikuti pelajaran Penjas, 3.Belum adanya metode yang pas. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: Apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SDN Sokatengah 02 kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal dengan subyek penelitian kelas V dengan jumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi motivasi belajar siswa, lembar observasi minat belajar siswa, angket respon siswa dan tes praktek. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan melalui hitungan rumus yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal berdampak positif, hal ini terlihat pada hasil belajar siswa yang melebihi KKM yang ditetapkan yaitu 75 mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II sebesar 4,4 % yaitu dari 74,8% (siklus I) menjadi 79,2% (siklus II) dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan 27% yaitu dari siklus I 70% menjadi silus II 97%. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola. Berkaitan dengan simpulan, maka peneliti dapat mengajukan saran : 1) Guru terus berusaha meningkatkan kemampuannya sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat. 2) Kepada guru yang belum mengembangkan model pembelajaran bermain hendaknya mencoba teknik tersebut 3) Siswa senantiasa rajin mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan jangan takut mencoba permainan baru. ii

3 Yang bertanda tangan dibawah ini : PERNYATAAN Nama : Bambang Wijanarko NIM : Fakultas Jurusan/ Prodi Judul Skripsi : Ilmu Keolahragaan : PJKR/ PGPJSD : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2012/2013 menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi hukum akademika dari Unnes dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia. Semarang, Juli 2013 Bambang Wijanarko iii

4 HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Nama : Bambang Wijanarko NIM : Program Studi: S1 PGPJSD Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2012/2013 Pada Hari : Sabtu, Tanggal : 27 Juli 2013 Ketua Panitia Ujian Sekretaris Dr. H. Harry Pramono, M.Si. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd. NIP NIP Dewan Penguji 1. Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes. ( Penguji Utama ) NIP Drs. Bambang Priyono, M.Pd. ( Penguji 1) NIP: Drs. Uen Hartiwan, M.Pd. ( Penguji 2) NIP iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Segala sesuatu akan dapat terwujud jika kita yakin pada kemampuan diri dan melakukannya dengan serius dan kerja keras. 2. Jangan menunda pekerjaan sampai besok, apa yang bisa kau kerjakan, kerjakanlah sekarang (Penulis). PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada : 1. Istriku, Kristin Natalia, A.Ma. tercinta atas doa dan kasih sayangnya yang selalu mengalir. 2. Anakku Yose dan Angel tercinta yang selalu menyayangi aku. 3. Kedua orang tua (alm) dan mertuaku, yang selalu memberi semangat dalam setiap langkahku dengan restu dan doanya. 4. Teman-teman yang selalu mendukungku v

6 KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan BerkahNya sehingga skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diselesaikan dengan baik. Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rasa rendah hati saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Dr. H. Harry Pramono, M.Si yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd yang telah memberi dorongan dan semangat serta ijin penelitian untuk menyelesaikan skripsi. 4. Pembimbing Utama Bapak Drs. Bambang Priyono, M.Pd. yang telah memberikan petunjuk, dorongan dengan sabar dan teliti dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Pembimbing Pendamping Bapak Drs. Uen Hartiwan, M.Pd. yang telah memberikan petunjuk, dorongan dan motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaian skripsi ini. vi

7 6. Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi atas ilmu pengetahuannya selama kuliah. 7. Kepala SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal yang telah memberi kemudahan dalam penelitian ini. 8. Dewan Guru SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa yang telah membantu dan memberi motivasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian 10. Siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini 11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam penelitian skripsi ini. Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya. Semarang, Juli 2013 Penulis vii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SARI... ii PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sumber Pemecahan Masalah Penegasan Istilah... 9 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Pengertian Pendidikan Jasmani Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Tujuan Pendidikan Jasmani Fungsi Pendidikan Jasmani Pengertian Belajar Pengertian Hasil Belajar Pengertian Belajar Gerak Gerak Dasar viii

9 Pengertian Minat Karakteristik Anak Sekolah Dasar Pengertian Metode Pembelajaran Bermain Permainan dan Pendidikan Jasmani Lempar Tangkap Bola Kecil Permainan Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Kerangka Berpikir Hipotesis Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Prosedur dan Rancangan Tindakan Variabel Penelitian Teknik dan Alat Pengumpulan Data Validasi Data Analisa Data Indikator Keberhasilan Belajar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Hasil Belajar Pra Siklus Lembar Observasi Hasil Belajar Siklus I Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II Hasil Belajar Siklus II Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Rekapitulasi Angket Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Rekapitulasi Angket Minat Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1. Lapangan Permainan Alat Permainan Dua Siklus PTK Diagram Ketuntasan Siklus I Diagram Ketuntasan Siklus II Grafik Hasil Angket Motivasi Siswa Grafik Hasil Angket Minat Siswa xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Surat Keputusan Pembimbing Surat Ijin Penelitian ke Sekolah Surat Keterangan dari Sekolah Daftar Nama Siswa Kelas V Silabus Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Angket Minat Siswa Angket Motivasi Siswa Lembar Penilaian Kognitif Siswa Siklus I Lembar Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus I Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Siklus I Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lembar Penilaian Kognitif Siswa Siklus II Lembar Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus II Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Siklus II Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Dokumentasi Foto Siklus I dan II xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistim Pendidikan Nasional). Undang undang tersebut memberikan isyarat bahwa pembangunan pendidikan nasional diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang memilki kepribadian yang kuat, sehat jasmani dan rohani, memiliki ilmu pengetahuan, demokratis dan bertanggung jawab, yang di landasi oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmaniah yang disalurkan melalui suatu proses pembelajaran, dengan mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai ialah bemacam-macam 1

14 2 mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekedar mengembangkan ketrampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktifitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktifitas fisik, siswa dapat menguasai ketrampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis,mengembangkan ketrampilan generik serta nilai dan sikap yang posittif, dan memperbaiki kondisi fisik tubuh untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan

15 3 program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajarannya, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama yaitu psikomotor, afektif dan kognitif. Namun ada kekhasan dari program pendidikan jasmani yang tidak dimiliki program pendidikan lainnya, yaitu dalam hal mengembangkan wilayah psikomotor, yang biasanya dicapai dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian ketrampilan geraknya. Kondisi belum efektifnya kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah kurangnya sarana dan prasarana olahraga, kurangnya variasi pengembangan model pembelajaran dalam memberikan materi pelajaran sehingga membuat siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran olahraga karena materi yang terlalu monoton dan tidak menjadikan pelajaran olahraga menjadi bagian pelajaran yang digemari dan dinanti-natikan. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga dan permainan yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu permainan bola kecil. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar kelas V di tuliskan Standar Kompetensi 1: Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olah raga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan Kompetensi dasar 1.1: Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai

16 4 kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran. Lempar tangkap bola kecil ada di dalam permainan bola kecil. Lempar tangkap bola kecil ini dapat meningkatkan ketangkasan, kekompakan dan keakuratan anak, sehingga melalui lempar tangkap dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik. Hasil pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Tegal pada umumnya dan di SD Negeri Sokatengah 02 Kabupaten Tegal pada khususnya, menunjukkan bahwa teknik yang digunakan pada pembelajaran penjasorkes relatif sama, yaitu untuk pembelajaran lempar tangkap bola masih kurang siswa menguasai pelajaran itu. Guru masih senantiasa memberi materi pembelajaran lempar tangkap bola dengan mengacu pada hasil yang dicapai siswa, tidak memperhatikan proses yang dilakukan, yang lebih disayangkan bahwa cara yang digunakan sangat membosankan dan menjenuhkan, sehingga yang seharusnya anak sudah terbiasa dengan lempar tangkap bola menjadi kurang bersemangat dalam mengikutinya. Guru mengalami kesulitan menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran lempar tangkap bola kecil, padahal untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam lempar tangkap bola kecil dibutuhkan metode yang sifatnya menarik, dan tidak membosankan, yaitu dengan metode bermain sesuai dengan karakter siswa yang tergolong anak-anak yang masih suka bermain sehingga bisa direspon baik oleh siswa.

17 5 Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan pembelajaran lempar tangkap bola kecil, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus dicapai. Kenyataan di lapangan banyak siswa kurang senang dan kurang suka ketika guru menyampaikan materi lempar tangkap bola kecil, terlebih lagi setelah melihat sarana dan prasarana yang digunakan merupakan alat pembelajaran yang sesungguhnya anak akan merasa cepat bosan dan malas untuk mengikuti. Selain itu materi lempar tangkap merupakan materi yang membosankan dan menjenuhkan. Sejauh ini hasil pembelajaran siswa masih jauh dari hasil yang diharapkan. Hal ini diketahui dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu 75. Dari permasalahan diatas dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ditemukan beberapa masalah yang kompleks pada saat proses pembelajaran lempar tangkap bola kecil. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut siswa terlihat bosan dan malas serta kurang senang dalam mengikuti pelajaran agar bisa melakukan lempar tangkap bola kecil yang baik dan benar. Seorang guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia sekolah seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, afektif dan psikomotor mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok

18 6 adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran. (Husdarta, dkk : 35 ). Pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang bertujuan untuk merangsang siswa terhadap peningkatan penguasaan melempar dengan daya keakurasian yang baik dan menangkap bola dengan tepat. Namun dari model pembelajaran tersebut belum diketahui keefektivitasnya, karena pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui apakah pembelajaran tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar. Untuk itu perlu adanya penelitian yang menggunakan model tersebut.

19 7 Pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang diharapkan dapat menjadi rangsangan siswa terhadap penguasan melempar dan menangkap bola dengan baik. Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar Penjasorkes khususnya materi permainan bola kecil penulis mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/ Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri

20 8 Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/ Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis : Dapat memperluas cakrawala dan khasanah ilmu pengetahuan. 2. Manfaat praktis : Bagi siswa a. Dapat meningkatkan kompetensi peserta didik khususnya lempar tangkap bola kecil. b. Dapat belajar dengan model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi melalui metode pembelajaran Bagi guru Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan penerapan media sasaran keranjang dalam pembelajaran lempar tangkap bola pada pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat meningkatkan hasil belajar.

21 Sumber Pemecahan Masalah Mensikapi kurikulum yang sekarang (KTSP) dimana sekolah berhak menentukan sendiri materi yang diajarkan dan tentunya materi tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah, maka model pembelajaran dalam bentuk alat bantu sangatlah diperlukan, dalam penelitian ini bentuk model pembelajarannya adalah lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. Pemecahan permasalahan yang terkait pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang ini diharapkan dapat pula meningkatkan motivasi guru agar dapat membuat solusi pembelajaran melalui alat bantu olahraga lainnya, agar pembelajaran yang diselenggarakan dapat lebih bervariasi dan tidak membosankan Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran Belajar Belajar menurut Gagne dan Berliner dalam Achmad Rifa,i RC, dkk (2009:82), belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Slavin dalam Rifa I (2000:82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

22 10 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu atau yang tidak terampil menjadi terampil Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar (Chatarina Tri Anni, dkk, 2007:5). Bloom dalam Rifa I (2009:86), menyatakan bahwa hasil belajar meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Jadi yang dimaksud hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan belajar Media Pembelajaran Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar (arsyad, 2000). Media dapat berupa sesuatu bahan atau alat (dalam bukunya Agus Kristiyanto, 2006:126). Jadi yang dimaksud media adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.

23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan sosial (H.Abdulkadir Ateng, 1992). Menurut Pangrazi Dauger (1992) dalam Adang Suherman (2000:20) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa, (Samsudin, 2008:2) Menurut Supandi (1992:1), pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola 11

24 12 melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa. Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai pengertian pendidikan jasmani dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif siswa. a. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum Penjas, 2004). b. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. c. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan seimbang.

25 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani a. Permainan dan olahraga : olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak keterampilan lokomotor non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, bola voli, bola basket, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan dan bela diri serta aktivitas lainnya. b. Aktivitas pengembangan: mekanika sikap tubuh komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. c. Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, serta aktivitas lainnya. d. Aktivitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya. e. Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. f. Pendidikan luar kelas meliputi : piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung Tujuan Pendidikan Jasmani a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan peeliharan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis lebih baik. c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. d. Meletakkan landasan karakter moral kuat melalui internalisasi nilai nilai yang ada dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

26 14 e. Mengembangkan sikap positif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis Fungsi Pendidikan Jasmani a. Aspek Organik 1. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan ketrampilan. 2. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot. 3. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama. 4. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas berat secara terus menerus dalam waktu lama. 5. Meningkatkan fleksibilitas, yaitu: rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan efisien dan mengurangi cidera. b. Aspek Neuromuskuler 1. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot. 2. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/ mencongklang, bergulir, dan menarik. 3. Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti: mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok.

27 15 4. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif seperti: memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir. 5. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti: ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan. 6. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti: sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain-lain c. Aspek Perseptual 1. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. 2. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya. 3. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu: kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, atau kaki. 4. Mengembangkan keseimbangan tubuh yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis. 5. Mengembangkan dominansi yaitu : konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang. 6. Mengembangkan lateralitas yaitu : kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri.

28 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Sri Rumini,dkk, 1993:59). Lebih lanjut Wasty Soemanto (1998:104) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Menurut Sugihartono, dkk (2007:74) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya. Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Oemar Hamalik (2008:29) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia dalam mencapai sebuah tujuan dengan belajar manusia melakukan perubahanperubahan dalam hidupnya, aktifitas dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar.

29 Pengertian Hasil Belajar Pengertian hasil belajar menurut Hamalik (2002: 155): tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne mengungkap ada lima kategori hasil belajar, yaitu: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara belum mengungkap tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dapat dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana,1990:22) Dari beberapa pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar Pengertian Belajar Gerak Menurut Rusli Lutan (1988:57) bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap, pertama tahap orientasi, yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh. Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu keterampilan itu dapat dilakukan secara otomatis.

30 18 Menurut Schmidt (dalam Amung Mataun dan Yudha M. Saputra, 2004:45) mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relative permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Menurut Gagne (dalam Ari Asnaldi,2008) mengatakan bahwa belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen. Penyampaian informasi dalam belajar gerak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh gerakan Gerak Dasar Pada dasarnya gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992:24). Bentuk gerakan dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar. Gerak dasar lempar merupakan gerak dasar Iokomotor yang perlu dikembangkan di sekolah dasar di samping gerak dasar yang lainnya. Gerak dasar lokomotor merupakan dasar macam-macam keterampilan yang sangat perlu adanya

31 19 bimbingan, latihan dan pengembangan agar anak-anak dapat melaksanakan dengan benar dan baik. Sebagian besar gerak dasar lokomotor berkembang sebagai hasil dari beberapa tahap kematangan, namun yang menjadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana cara menanamkan dan mengembangkan bentuk-bentuk gerak dasar yang telah dimiliknya itu, agar dapat dilakukan dengan benar dan baik. Rusli Lutan (1988: 21) menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar dapat diterapkan dalam aneka permainan, olahraga, dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui aktivitas bermain, sangatlah tepat untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar anak di sekolah dasar, karena pada dasarnya dunia anak-anak adalah bermain. Untuk itulah penulis pada kesempatan ini akan mencoba menyajikan pembelajaran lempar tangkap bola untuk anak-anak kelas V di sekolah dasar menggunakan sasaran keranjang dalam permainan Pengertian Minat Minat merupakan masalah yang paling penting di dalam pendidikan. Apalagi bila dikaitkan dengan aktifitas seseorang ddalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam aktifitas untuk mencapai suatu tujuan. Beberapa pengertian minat antara lain :

32 20 Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (Mohamad Surya, 2004:100). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu objek. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003:180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Dari pendapat para ahli diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa minat merupakan aspek psikis yang dimiliki oleh individu. Timbulnya minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor rasa tertarik atau rasa senang, faktor perhatian dan aktifitas.

33 21 Menurut Saiful Bahri Djamarah (2002: ), seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan rasa senang. Selain itu dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati tanpa menghiraukan sesuatu yang lain. Sedangkan Hurlock (1993:139), mengemukakan bahwa kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah yaitu : 1) Pengalaman dini sekolah, 2) Pengaruh orang tua, 3) Sikap saudara kandung, 4) Sikap teman sebaya, 5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya, 6) Keberhasilan akademik, 7) Sikap terhadap pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi adanya minat sebagai berikut: Faktor intrinsik atau faktor dari dalam yaitu minat dipengaruhi oleh kekuatan kekuatan yang mendorong dari dalam diri seseorang yang terdiri dari rasa tertarik, rasa senang, adanya perhatian dan ada kemauan untuk melakukan suatu kegiatan Faktor ekstrinsik atau faktor dari luar diri seseorang. Dalam pembelajaran penjasorkes pengaruh dari luar tersebut adalah guru penjasorkes, alat dan fasilitas, metode yang digunakan guru dan materi yang diberikan guru kepada anak didik Karakteristik Anak Sekolah Dasar Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga kira-kira 11 atau 12 tahun. Usia ini

34 22 ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar. Masa usia sekolah dianggap sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. (Suryobroto, 1990:119) Pada saat umur anak antara 7 sampai 12 tahun dimasukan oleh para ahli kedalam tahap perkembangan intelektual. Dalam tahap ini perkembangan intelektual dimulai ketika anak sudah dapat berpikir atau mencapai hubungan antar kesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis. Perkembangan intelektual ini biasanya dimulai pada masa anak siap memasuki usia sekolah dasar. Dengan berkembangnya fungsi pikiran anak, maka anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Masa perkembangan intelektual ini meliputi masa siap bersekolah dan masa anak bersekolah yaitu umur 7 sampai 12 tahun. (Dalyono, 1997:96) Dalam belajar yang terlihat bukan hanya kegiatan fisik, tetapi diikuti oleh proses mental. Kegiatan fisik mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar. Sisi ini tidak hanya sebagai penopang kegiatan belajar tetapi juga berperang untuk mendapatkan ketrampilan tertentu. Keberhasilan anak melewati fase pertumbuhan fisik membuat anak menjadi orang yang siap secara fisik. Sehingga pada usia 7 sampai 12 tahun gerakan fisiknya beraneka ragam dan dengan kekuatan, daya tahan dan rasa percaya diri yang berlainan. (Muhibbin Syah, 1993:13) Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak usia sekolah dasar dianggap sebagai masa intelektual.

35 23 Dengan berkembangnya fungsi pikiran anak, maka anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Sisi ini tidak hanya sebagai penopang kegiatan belajar tetapi juga berperang untuk mendapatkan ketrampilan tertentu Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar sesorang yaitu, profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang baik. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan metode pembelajaran Nana Sudjana (2005: 76) bahwa, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan M. Sobry Sutikno (2009:88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

36 24 Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukaan dua ahli tersebut dapat disimpulkan, metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi suatu proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan proses pembelajaran menurut Benny A. Pribadi (2009:11) adalah, agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sitematik dan sistemik Bermain Pendidikan modern berpendapat bahwa bermain merupakan alat pendidikan. Menurut Theodore Roosvelt Jr (dalam Soemitro : 3) bahwa keinginan bermain bagi anak-anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak, yang merupakan kodrat bagi anak-anak. Naluri atau dorongan bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal yang menggembirakan dan menarik bagi anak. Adanya naluri untuk bergerak inilah yang menjelma menjadi perbuatan yang disebut Bermain yang sesuai dengan kebutuhan anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Menurut W.R. Smith (dalam Soemitro :1992) bermain adalah dorongan langsung dari dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai

37 25 kegemaran. Soekintaka mengatakan bahwa bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa senang. Bermain adalah suatu bagian yang penting bagi setiap orang dan merupakan media yang memungkinkan untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani. Tokoh pendidikan Friederich Wilhelm Froebel ( ) mendefinisikan; Play is what we do when we do whatever we want to do. Secara garis besar dapat disimpulkan yang disebut bermain adalah Dorongan bergerak mengikuti pola kegitan yang membantu anak berkembang menjadi manusia dan tidak untuk memenuhi tuntutan orang dewasa. Faktanya saat ini kegiatan bermain kemudian disematkan dalam aktivitas pembelajaran, misalnya, mendisain permainan yang bertujuan agar anak dapat mengenal huruf atau angka, dsb. Pada dasarnya kita tidak pernah rela membiarkan anak bermain secara natural. Bermain secara natural, esensinya adalah bermain yang sesuai dengan natur anak dan harus mampu menjadi sarana mengekspresikan diri. Seorang anak harus diberi kesempatan dalam mengekspresikan diri secara tuntas dan total dalam bermain agar ia kemudian cukup siap untuk belajar dan menerima segala sesuatu yang datang dari luar dirinya. Pada saat bermain anak akan mengeluarkan dan membersihkan segala sesuatu yang membebani diri (psikis) nya. Pada dasarnya semua orang mempunyai keinginan untuk bermain, tertutama bagi anak-anak.

38 26 Aktivitas bermain sangat mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mengutamakan gerak aktif dari anak. Wall dan Murray (1994), mengemukakan, masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh karena itulah, anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja. Aktivitas bermain bertujuan agar anak memiliki efesiensi dan koordinasi dalam gerak, serta agar aspek sosial siswa berkembang dengan baik. Dalam bermain anak belajar untuk mematuhi peraturan yang telah disepakati, belajar bekerja sama dan bertanggung jawab serta dengan bermain anak akan terlatih untuk meningkatkan daya kreatifitasnya dan belajar untuk memecahkan suatu masalah. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermain dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan anak dapat belajar untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya dimasa depan. Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang

39 27 pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka. Sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya imajinasi tentang permainan yang akan dilakukannya. Keunikan dari kegiatan bermain terletak pada proses yaitu pemain memberikan keputusan untuk melakukan dan menerapkan suatu teknik secara tepat dalam situasi yang berubah-ubah. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil secara tepat dalam situasi bermain merupakan faktor yang penting. Apabila siswa kurang memahami kondisi permainan, hal itu akan berdampak terhadap kemampuannya dalam mengidentifikasi teknik yang benar pada situasi tertentu dalam permainan. Menurut Endang Komara Hakekat pembelajaran bermain terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat: a. Mengeksplorasi perasaannya b. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya c. mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi d. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai macam cara. Fenomena yang diungkapkan secara filosofis tentang ciri hakiki manusia sebagai makhluk bermain atau Homo Ludens, kurang mendapat

40 28 perhatian dari guru-guru pendidikan jasmani, dalam kegiatan mengajar atau membina. Kenyataan ini merupakan kendala sekaligus menjadi tantangan bagi para guru pendidikan jasmani. Bagaimana membangkitkan motivasi siswa, bagaimana mengemas perencanaan tugas ajar dalam permainan bola kecil yaitu lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang dapat diterima dan mendapat perhatian serta antusias siswa dalam mengikutinya. Kegiatannya didominasi oleh pendekatan eksplorasi dalam suasana kegembiraan dan diperkuat oleh pemenuhan dorongan berkompetensi, sesuai dengan perkembangan anak, baik yang menyangkut perkembangan kognitif, emosional maupun perkembangan geraknya Permainan dan Pendidikan Jasmani Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani. Jika anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pelajaran pendidikan jasmani, maka anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang. Karena rasa senang inilah maka anak akan mengungkapkan keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan perilaku. Dari situasi yang timbul ini maka seorang guru pendidikan

41 29 jasmani dapat melaksanakan kewajibannya. Sebab dari situasi itu, bilamana perlu, guru dapat memberi pengarahan, koreksi, saran, latihan, atau dorongan yang tepat agar anak didiknya berkembang lebih baik, dan dapat mencapai kedewasaan yang diharapkan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia (Sukintaka, 1992:11-12). Bermain mempunyai peranan dalam aspek jasmani pribadi manusia. Sasaran jasmani tersebut sebagai berikut : a. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Aktivitas bermain pada anak-anak banyak dilakukan dengan aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani ini sangat penting bagi anak-anak dalam masa pertumbuhannya. Gerak mereka berarti berlatih tanpa disadarinya. Dasar gerak mereka menjadi lebih baik, karena kekuatan otot, kelentukan, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskuler menjadi baik. Di samping itu bertambah panjang dan bertambah besar otot-otot mereka. Dari pertumbuhan mereka, berarti semakin baik pula fungsi organ tubuh nereka, sehingga dapat dikatakan, bahwa dari pertumbuhan mereka, akan terjadi perkembangan yang lebih baik (Sukintaka, 1992:12). b. Kemampuan Gerak Kemampuan gerak sering juga disebut gerak umum (general motor ability). Kemampuan gerak itu merupakan kemampuan

42 30 seseorang dalam melakukan tugas gerak yang spesifik yang agak luas terhadap keterampilan gerak (motor skill) yang banyak. Kemampuan gerak dalam berolahraga biasanya juga akan memberi pengaruh kepada gerak dan sikap gerak sehari-hari. Kemampuan gerak akan didasari oleh gerak dasar yang baik. Adapun dasar gerak itu ialah, kekuatan otot, kelentukan otot, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskuler (Sukintaka, 1992:16). Bergerak tidak hanya merupakan kebutuhan alami peserta didik usia sekolah dasar, melainkan dari sisi lain juga dapat membentuk, membina dan mengembangkan individu peserta didik. Sementara itu dari sisi lain aktivitas geraknya dapat meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik (Yanuar Kiram, 1992:4). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kemampuan gerak di dalamnya terdiri beberapa macam unsur kondisi fisik yaitu, koordinasi mata-tangan, koordinasi mata-kaki, kekuatan, kecepatan, power, kelentukan, daya tahan dan kelincahan. Unsur-unsur kondisi fisik tersebut sangat menunjang tampilan motor ability seseorang. c. Kesegaran Jasmani Anak yang bermain secara terus menerus, dalam jangka waktu yang lama, merupakan keadaan yang dapat diharapkan berkembangnya kesegaran jasmaninya. Sehingga dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan kuat, tanpa kelelahan yang berarti, dan dengan energi

43 31 yang besar mendapatkan kesenangan dalam menggunakan waktu luang (Sukintaka, 1992:27). Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. Dengan kata lain Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. Jadi Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. d. Kesehatan Kesehatan merupakan karunia Tuhan yang amat berharga namun tidak akan diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui usaha. Tidak ada yang meragukan bahwa kesehatan itu bukanlah segalagalanya, namun segala sesuatu tidak akan ada artinya tanpa kesehatan (Rothing & Prohl, 1991).

44 Lempar Tangkap bola kecil Gerak dasar terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar. Lempar adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas (Djumidar,1997:2) sedangkan tangkap adalah suatu gerakan menerima suatu benda yang bergerak baik dari atas, depan maupun bawah. Melempar bisa menggunakan benda apa saja, akan tetapi di dalam pelajaran penjasorkes di sekolah dasar diajarkan lempar tangkap menggunakan bola kasti atau bola tenis. Gerakan melempar diawali dengan menggenggam sebuah bola kasti atau tenis, baik menggunakan tangan kanan maupun kiri, kemudian tariklah tangan kebelakang, luruskan tangan yang tidak memegang bola kedepan, letakkan kaki sesuai dengan tangan apa yang ditarik kedepan. Condongkan badan kearah sesuai dengan tangan yang ditarik kebelakang atau yang memegang bola. Pandangan mata lurus, seakan-akan siap melempar sasaran, siap! Lemparkan bola sekuat tenaga. Demikian menangkap bola, arahkan kedua tangan menyatu kearah datangnya bola, begitu bola menyentuh, masuk ke tangan, maka tangan segera menutup dan tangan ditarik kearah bawah AKURASI Dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, keakuratan dalam melempar agar dapat melewati keranjang sangat dibutuhkan, termasuk juga saat melempar mematikan lawan, jadi

45 33 konsentrasi anak dalam melempar sangat dibutuhkan agar akurasi dalam melempar bola dapat terarah dengan baik. Akurasi atau sering juga diartikan sebagai ketepatan merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh anak yang bermain dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, sedangkan pengertian akurasi atau ketepatan dari beberapa ahli adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Artinya saat tubuh melakukan suatu gerakan seperti melempar bola tentu sangat membutuhkan akurasi, sebab kalau tidak akurat maka hasilnya tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan.(wahjoedi (2001)), sedangkan menurut Sikumbang, dkk (1982) mengemukakan bahwa ketepatan (akurasi) adalah kemampuan seseorang mengontrol gerakan volunter untuk tujuan, seperti dalam pelaksanaan lempar bola ke arah sasaran keranjang. Hal senada diungkapkah oleh Moeslim (1986) mengatakan bahwa ketepatan atau akurasi diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan volunter untuk suatu tujuan. Gerakan volunter dimaksudkan disini adalah gerakan merubah arah untuk menempatkan posisi yang pas sehingga sasaran yang diharapkan tercapai. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akurasi adalah kemampuan anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu dengan melakukan dan mengontrol gerakan yang bersifat mengubah arah sehigga mencapai sasaran yang dikehendaki. Artinya bahwa untuk mencapai sasaran yang dikehendaki maka seseorang harus menempatkan

46 34 dirinya pada posisi yang pas yang kira-kira hasil dari apa yang dilakukan akan tepat pada tujuan Permainan Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pembelajaran lempar tangkap bola kecil diajarkan di sekolah, sebab ini merupakan suatu dasar untuk menuju ke permainan kasti, bola bakar, rounders, keepres dan soft-ball. Karena unsur lempar tangkap paling utama didalam permainan itu. Permainan ini adalah permainan beregu yang terdiri dari 12 pemain atau lebih, bahkan bisa kurang dari 12 pemain, bisa disesuaikan dengan jumlah anak di kelas. Tujuan dari lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang adalah masing-masing regu berusaha mematikan kelompok lawan dengan keakuratan, ketrampilan dan ketepatan dalam waktu yang cepat. Lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang merupakan permainan beregu yang memerlukan dasar kerjasama antar sesama anggota regu dengan peraturan yang dapat dimodifikasi sendiri. 1. Ukuran lapangan a. Persegi dengan panjang 10 m, lebar 10 m b. Diantara dua sudut yang berhadapan ditarik garis diagonal 2. Aturan permainan a. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok

47 35 b. Kelompok yang menang pada undian awal atau main dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok menempatkan diri di dalam segitiga yang sudah ada. c. Kelompok yang kalah pada undian awal atau jaga diambil 4 anak untuk memegang keranjang dan menempatkan diri pada garis diagonal yang telah ada, kemudian sisanya ditempatkan di garis persegi. d. Setelah semua siap guru memulai dan menghentikan permainan dengan bunyi peluit. e. Setelah peluit berbunyi tanda mulai permainan anak yang berjaga mematikan lawannya harus melempar terlebih dahulu melalui keranjang yang dipegang temannya di garis diagonal ke teman yang digaris seberang, baru boleh memukulkan bola ke lawan, jadi setiap akan mematikan satu orang lawan bola harus dilempar melalui keranjang ditangkap kemudian baru bisa mematikan lawan dengan dilempar atau dipukulkan sampai lawan habis, kemudian bergantian. f. Anak yang memegang keranjang boleh bergerak searah garis diagonal. g. Bola yang telah dilempar melalui keranjang boleh dilemparkan atau diumpankan ke teman yang lebih dekat kearah pemain lawan atau untuk mendekatkan musuh. h. Jumlah bola bisa divariasikan, agar anak belajar siap dan melatih konsentrasi

48 36 10 meter 10 meter Keterangan : Tanda Tanda : Main : Jaga 3. Alat a. Bola tenis Gambar 2.1. Lapangan permainan b. Keranjang ukuran 30 x 40 cm yang dilobangi diberi peganggan kayu panjang 1 meter c. Bendera dan tali pembatas Kerangka Berpikir Gambar 2.2. Alat Permainan Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan umum yang dihadapi dalam pembelajaran penjas adalah

49 37 kurangnya sarana prasarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif dan minat siswa. Modifikasi merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan guru berupa rancangan model pembelajaran yang baru dan lebih variatif untuk menarik minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat menciptakan perubahan, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap dengan topik materi yang akan dipelajari, seperti dalam penelitian ini lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. Dengan modifikasi ini anak dapat merasa lebih senang, aktif bergerak dan lebih bergairah pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah, karena pembelajaran ini menggunakan permainan dan alat yang lebih menarik Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah disusun, maka diajukan hipotesis terhadap penelitian sebagai berikut : Dengan menggunakan sasaran keranjang, hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Sokatengah 02 kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal pada materi lempar tangkap bola dapat meningkat.

50 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pertanggungjawaban metode penelitian. Dalam penggunaan metode penelitian diharapkan dapat tepat sasaran dan dapat bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penggunaan metode penelitian ini yaitu dengan penelitian tindakan kelas (PTK). 3.1 Subyek Penelitian Sebagai subjek penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2013 sebanyak 30 siswa. 3.2 Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Juni Pra Siklus Pelaksanaan kegiatan ini berupa persiapan, pengamatan dan perumusan masalah yang ditemukan. Dalam kegiatan pra siklus ini mendasari dilakukannya kegiatan siklus I dan siklus II Tindakan Siklus I dan Siklus II 38

51 39 Kegiatan ini berupa persiapan dan penerapan permainan dan alat yang dilaksanakan Penyusunan Laporan Dalam kegiatan ini peneliti mengumpulkan semua data yang telah diperoleh selama penelitian dan melengkapinya, serta menyusun laporan berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian. 3.3 Lokasi penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini di pilih yaitu di SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. 3.4 Prosedur dan Rancangan Tindakan Prosedur Tindakan Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection), (Agus Kristiyanto, 2010:55). Adapun langkah yang dilakukan penelitian ini sebagai berikut: Perencanaan (planning) Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan metode discovery serta menyiapkan permainan dan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan Pelaksanaan Tindakan (action) Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

52 Pengamatan (observing) Observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran yang dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Refleksi (reflection) Refleksi merupakan suatu kegiatan perenungan secara kritis apa yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk peningkatan dan perbaikan layanan profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar (PBM). Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Agus Kristiyanto (2010:55 ) yang setiap siklus/ penelitiannya terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan dalam gambar berikut ini : Gambar Dua siklus PTK

53 Rancangan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan penelitian terhadap prestasi belajar siswa melalui pemberian evaluasi. Siklus akan dikatakan berhasil apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator kinerja. Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari : Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan penerapan modifikasi alat, seperti identifikasi masalah, pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa, pembuatan lembar pengamatan siswa dan guru, penyediaan alat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh guru adalah membuat dan mempersiapkan permainan lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang dan peralatannya, serta memberikan tes di akhir siklus Pengamatan Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan tindakan untuk memantau sejauh mana efektifitas tindakan pembelajaran dengan penerapan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran

54 42 keranjang. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi data nilai hasil belajar siswa dan data observasi Refleksi Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan. Dengan data observasi, guru dapat merefleksi apakah dengan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada siklus selanjutnya (Rochiti Wiriaatmaja, 2005:66) Langkah-langkah Tindakan Siklus I Perencanaan a) Permasalahan diidentifikasi melalui pengambilan data hasil ulangan dan pengamatan aktivitas belajar siswa. b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi alat meliputi rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, dan lembar pengamatan. c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik. d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan siswa dan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru.

55 Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dengan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan d. Guru memperagakan teknik melempar dan menangkap e. Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru f. Siswa melakukan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang g. Guru menilai ketrampilan permainan siswa Pengamatan a) Guru mengamati permainan siswa dalam lemparan dan tangkapan. b) Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan c) Guru menganalisis data hasil pengamatan Refleksi a) Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus ke - 1. b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus I dengan guru maupun observer.

56 Siklus II Perencanaan a) Merancang tindakan siklus II. b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi bola meliputi rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, dan lembar pengamatan. c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik. d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru mitra atau observer secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan. e) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan siklus I Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dengan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan d. Guru memperagakan teknik melempar dan menangkap

57 45 e. Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru f. Siswa melakukan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang g. Guru menilai ketrampilan permainan siswa Pengamatan a) Guru mengamati permainan siswa dalam lemparan dan tangkapan. b) Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan c) Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi Refleksi a) Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II. b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II. c) Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II bersama teman sejawat. d) Menyusun laporan hasil tindakan perbaikan pembelajaran 3.5. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Pada dasarnya variabel adalah suatu kunci yang sangat mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut.

58 46 Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel penyebab, variabel terikat adalah variabel akibat. Yang menjadi variabel bebas adalah lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar penjasorkes dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasran keranjang pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal tahun Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Observasi selama proses pembelajaran berlangsung Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti minta bantuan teman sejawat untuk menjadi pengamat. Dengan tujuan agar pelaksanaan tindakan ada perbaikan dalam pembelajaran bagi peneliti selaku guru yang menerapkan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dalam pembelajaran penjasorkes Tes setelah proses pembelajaran selesai Menurut Suharsimi Arikunto (2010:194), tes adalah instrumen yang digunakan oleh untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Pengadaan tes dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk mengetahui ketrampilan siswa dalam permainan lempar tangkap

59 47 bola menggunakan sasaran keranjang setelah dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran sebagai barometer pengukuran apakah lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak Dokumentasi Data yang diperoleh berupa foto dan gambar-gambar pada saat pembelajaran berlangsung Alat Pengumpulan Data Lembar Evaluasi Berupa lembaran untuk menilai ketangkasan dan ketrampilan siswa dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masig RPP berisi kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. 3.7.Validasi Data Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil observasi langsung selama proses pembelajaran dan hasil tes setelah proses belajar berakhir.

60 Analisa Data Penilaian Tes Setelah data terkumpul, penulis dalam menganalisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menganalisa gambaran data nilai hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun Berapa jumlah siswa yang mengalami nilai ketuntasan 75 dan berapa jumlah siswa yang belum tuntas serta bagaimana hasil observasi teman sejawat tentang pelaksanaan proses belajar mengajar baik dari siklus I maupun siklus II. Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masingmasing siswa digunakan rumus : Nilai jawaban benar x100 seluruh soal Untuk menentukan nilai rata-rata kelas yaitu nilai yang diperoleh siswa dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah siswa sehingga diperoleh rata-ratanya. Nila rata-rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, 2009: 40): X x N Keterangan: x = nilai rata-rata

61 49 X N = jumlah semua nilai siswa = jumlah siswa Penilaian Ketuntasan Belajar Dari hasil nilai tes yang diperoleh siswa maupun hasil observasi teman sejawat dirangkum dan dibuat tabel pengelompokan ketuntasan serta hasil observasi teman sejawat. Hal ini dilakukan pada setiap siklus dan dilihat bagaimana gambaran ketingkatan efektivitas belajar siswa serta bagaimana proses belajar mengajar yang berlangsung yaitu penerapan upaya meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dalam permainan. Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Pada penelitian ini digunakan deskripsi persentase dengan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, 2009: 40): ketuntasanbelajar siswa yang tuntasbelajar x100% siswa Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut pada siklus selanjutnya. Adapun hasil dari perhitungan rumus tersebut masih harus dikonsultasikan dengan tabel kriteria tingkat keberhasilan siswa

62 50 untuk mengetahui kualitas keberhasilan yang diperoleh. Tingkat keberhasilan ini mengacu pada lima skala likert. Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Tingkat Keberhasilan (%) Tingkat Keberhasilan > 80% Sangat Baik 60% 79% Baik 40% 59% Cukup atau Sedang 20% 39% Buruk < 20% Sangat Buruk (Zainal Aqib, 2009: 40) 3.9. Indikator Keberhasilan Belajar Berdasarkan pengalaman guru dalam proses pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Sokatengah Kabupaten Tegal tahun 2013 sebelum penerapan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, nilai hasil belajar siswa relatif masih rendah, dengan rata-rata 70. Dengan kondisi tersebut tindakan yang dilakukan dengan penerapan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang diharapkan agar pembelajaran menyenangkan dan dapat menggali potensi siswa secara individu maupun kelompok sehingga mampu meningkatkan hasil belajar sama dengan atau di atas kriterian ketuntasan minimal (KKM) 75.

63 51 Dengan penerapan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang diharapkan siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar dari saat kondisi awal atau pada saat pra siklus sampai pada kondisi siklus II. Dengan tingkat hasil belajar siwa yang mengalami Kriteria Ketuntasan Minimal lebih dari 75%.

64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN Deskripsi Pra Siklus Prestasi dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran Penjasorkes. Siswa kelas V SD Negeri 1 Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2013 sejumlah 30, saat pra siklus mata pelajaran Penjasorkes mengalami ketidak berhasilan dalam prestasi belajar sebelum diadakan tindakan perbaikan dengan menggunakan sasaran keranjang pada lempar tangkap bola kecil dalam permainan lempar sasaran. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara, dalam pra siklus ini peneliti juga memperoleh data hasil ulangan. Berdasarkan hasil ulangan tersebut diperoleh data tentang tingkat penguasaan siswa dalam pembelajaran penjasorkes materi lempar tangkap. Data tersebut dinyatakan dalam bentuk angka yaitu dalam bentuk nilai atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjasorkes materi lempar tangkap bola kecil yang dapat di lihat dari tabel pra siklus di bawah ini : Tabel 4.2. HASIL BELAJAR PRA SIKLUS No. Nama Siswa Penilaian Jumlah Ket. Psikomotor Afektif Kognitif Skor 1 Arpan zaki T 2 Suleman TT 52

65 53 3 Khaerul U TT 4 Irmatianasari TT 5 Irpanudin TT 6 Mastukhi TT 7 Slamet TT 8 Siti Atikal Maya TT 9 Rikhanah T 10 Milatun Napidoh TT 11 Ahla Maufiqotul H TT 12 Ali Muhaimin TT 13 Ayuni Lestari TT 14 Epa Nailatul M T 15 II Krisna Saputri TT 16 Kusnaedi T 17 M. Abdul Malik S T 18 M. Ihya Ulumudin TT 19 Moh. Fajar M TT 20 Muhamad Junaedi T 21 Mutiara TT 22 Nurhikmah TT 23 Opi Nuralpiya TT 24 Rindi Monasari T 25 Silfa Aryani TT 26 Siti Hapidotul M TT 27 Siti Malikhatun K T 28 Siti Nadiyatun Nisa TT 29 Siti Rahayu TT 30 Ulipatul Hidayah TT Jumlah Jadi deskriptif prosentase ketuntasan siswa: Siswa yang tuntas (%) = 8 / 30 x 100% = 26,7 %. Siswa yang tidak tuntas (%) = 22 / 30 x 100% = 73,3 % Nilai rata-rata kelas = 2124/3000 x 100% = 70,8 % Dari hasil refleksi pada pra siklus tersebut maka penulis membuat penelitian tindakan kelas.

66 Deskripsi Siklus I Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah : 1. Merancang skenario pembelajaran. 2. Menyusun alat evaluasi. 3. Menyiapkan lembar observasi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan tindakan, yaitu : Siswa dibariskan tiga bersaf, guru memimpin berdoa, setelah itu dilakukan presensi, kemudian guru menjelaskan materi pelajaran lempar tangkap bola dengan tangan kanan dan tangan kiri cara melemparnya, kegiatan ini dilakukan selama 15 menit. Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, waktu yang digunakan untuk Pemanasan adalah 15 menit. Kegiatan pertama siswa melakukan peregangan statis kemudian dilanjutkan pemanasan dinamis. Memasuki kegiatan inti selama 80 menit, siswa melakukan lemparan dengan tangan kanan dan tangan kiri dari mulai tanpa bola dengan hitungan, sampai dengan bola dengan sasaran keranjang dengan ketinggian keranjang 1 meter, 1,5 meter sampai dengan kurang lebih 2,5 meter. Kemudian setelah selesai semua dilakukanlah lempar tangkap bola dalam permainan lempar sasaran.

67 55 Kegiatan penutup dialokasikan waktu 30 menit yang terdiri dari 20 menit untuk koreksi menyeluruh mengenai cara lempar tangkap dengan benar, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab. Setelah selesai, 10 menit berikutnya untuk pendinginan dan penutupan Pengamatan Tindakan Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola kecil siswa kurang berminat dan termotovasi, kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola kecil. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, pengadaan alat dan fasilitas yang digunakan selama pembelajaran. Tabel 4.3. Lembar Observasi No Objek yang diamati Skala Penilaian Minat siswa ketika melakukan tindakan V 2. Motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran V 3. Kesungguh-sungguhan siswa V 4. Keseriusan siswa melakukan kegiatan V 5. Keaktifan selama pembelajaran V

68 56 6. Kehangatan suasana pembelajaran V 7. Kelancaran langkah-langkah pembelajaran V 8. Ketertiban siswa selama pembelajaran berlangsung V 9. Ketepatan selesainya proses pembelajaran V 10. Antusias siswa dalam pembelajaran V Jumlah Skor Tiap Butir 30 Prosentase = skor yang diperoleh x 100% skor maksimal Keterangan : = 30 x 100% = 75% 40 1 = Tidak baik 3 = Cukup baik 2 = Kurang baik 4 = Baik Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil prosentase sebesar 75%, masih ada aspek-aspek yang mendapat kriteria kurang baik diantaranya memotivasi siswa, pengelolaan pembelajaran, antusias siswa. Ketiga aspek yang mendapat nilai kurang baik diatas merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian refleksi pada revisi yang akan dilakukan pada siklus II Pada siklus I secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pemebelajaran dengan sasaran keranjang sudah dilaksanakan dengan cukup baik, walaupun peran guru masih sangat dominan untuk

69 57 memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa Refleksi Tindakan Refleksi adalah perenungan secara kritis apa yang terjadi selama pembelajaran dalam hal ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan siklus I. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa sehingga minat ddan motivasi siswa kurang. 2. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung. 3. Kemampuan tehnik tolakan pada siswa masih kurang sehingga hasil yang dicapai belum maksimal Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus I Dibawah ini deskripsi data hasil belajar lempar tangkap bola kecil dan kriteria ketuntasan hasil belajar siklus I siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013. Tabel 4.4. HASIL BELAJAR SIKLUS I No. Nama Siswa Penilaian Jumlah Ket. Psikomotor Afektif Kognitif Skor 1 Arpan zaki T 2 Suleman TT 3 Khaerul U T 4 Irmatianasari T 5 Irpanudin T

70 58 6 Mastukhi T 7 Slamet TT 8 Siti Atikal Maya TT 9 Rikhanah T 10 Milatun Napidoh T 11 Ahla Maufiqotul H T 12 Ali Muhaimin T 13 Ayuni Lestari T 14 Epa Nailatul M T 15 II Krisna Saputri T 16 Kusnaedi T 17 M. Abdul Malik S T 18 M. Ihya Ulumudin TT 19 Moh. Fajar M TT 20 Muhamad Junaedi T 21 Mutiara T 22 Nurhikmah TT 23 Opi Nuralpiya T 24 Rindi Monasari T 25 Silfa Aryani T 26 Siti Hapidotul M TT 27 Siti Malikhatun K T 28 Siti Nadiyatun Nisa TT 29 Siti Rahayu TT 30 Ulipatul Hidayah T Jumlah Prosentase ketuntasan siswa Siswa yang tuntas = 21/30 x 100% = 70 % Siswa yang tidak tuntas = 9/30 x 100% = 30 % Rata-rata kelas = 2243/3000 x100% = 74,8 %

71 59 Gambar 4.4. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I Berdasarkan data diatas bahwa 30% dari jumlah siswa belum mencapai ketuntasan dan rata-rata kelas hanya 77,5 hal ini menunjukkan bahwa target yang diinginkan peneliti yaitu 85% dari jumlah siswa belum tercapai sehingga harus ditingkatkan lagi dengan siklus II. Untuk mengurangi hambatan yang muncul pada siklus I, peneliti merencanakan tindakan siklus II yaitu : 1. Siswa diminta untuk mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola kecil dengan sasaran keranjang lebih serius dan memperhatikan penjelasan dan peragaan, sehingga fokus dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai target yang ditentukan. 2. Peneliti dan kolaborator lebih fokus dalam melaksanakan observasi sehingga dapat menguasai kelas dengan baik agar kualitas hasil belajar dapat tercapai dengan optimal.

72 60 Tabel 4.5. Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I Pra Siklus Siklus I Kenaikan 70.8 % 74,8 % 4 % Setelah diadakan refleksi lebih mendalam dapat disimpulkan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I. Adapun penyebab peningkatan tersebut adalah karena adanya modifikasi pembelajaran dalam lempar tangkap bola kecil dengan menggunakan sasaran keranjang. Sedangkan yang menyebabkan kurang berhasilnya penerapan modifikasi pembelajaran dalam lempar tangkap bola kecil menggunakan sasaran keranjang antara lain : masih ada siswa yang belum memahami cara bermain, masih ada sebagian siswa yang belum termotivasi, Guru kurang mengkoordinasi permainan, Guru kurang memberikan penghargaan, dan kurang memotifasi siswa. Kelemahan dan kekurangan pada kondisi Siklus I ini menjadi bahan masukan dan pertimbangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu pada kegiatan perbaikan Siklus II Deskripsi siklus II Perencanaan Tindakan Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah : 1. Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I. 2. Meyusun alat evaluasi. 3. Menyiapkan lembar observasi.

73 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan tindakan, yaitu : 1. Melaksanakan Pembelajaran. 2. Melakukan pengamatan. 3. Melakukan tes evaluasi. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan tindakan, yaitu : Siswa dibariskan tiga bersaf, huru memimpin berdoa, setelah itu dilakukan presensi, kemudian guru menjelaskan materi pelajaran lempar tangkap bola dengan tangan kanan dan tangan kiri cara melemparnya, kegiatan ini dilakukan selama 15 menit. 4. Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, waktu yang digunakan untuk Pemanasan adalah 15 menit. Kegiatan pertama siswa melakukan peregangan statis kemudian dilanjutkan pemanasan dinamis. 5. Memasuki kegiatan inti selama 70 menit, siswa melakukan lemparan dengan tangan kanan dan tangan kiri dari mulai tanpa bola dengan hitungan, sampai dengan bola dengan sasaran keranjang dengan ketinggian keranjang 1 meter sampai dengan kurang lebih 2,5 meter. 6. Kemudian setelah selesai semua dilakukanlah lempar tangkap bola dalam permainan lempar sasaran. 7. Kegiatan penutup dialokasikan waktu 40 menit yang terdiri dari 20 menit untuk koreksi menyeluruh mengenai cara lempar tangkap dengan benar, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk

74 62 tanya jawab. Setelah selesai, 15 menit berikutnya untuk pendinginan dan diakhir 5 menit untuk penutupan Pengamatan Tindakan Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dan diadakan evaluasi maka diperoleh hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola kecil dengan menggunakan sasaran keranjang minat dan motivasi siswa sudah mengalami peningkatan. Secara umum kehangatan suasana dalam pembelajaran siswa cukup aktif ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dari pemanasan sampai akhir. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, pengadaan alat dan fasilitas yang digunakan selama pembelajaran. Tabel 4.6. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II No Objek yang diamati Skala Penilaian Minat siswa ketika melakukan tindakan V 2. Motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran V 3. Kesungguh-sungguhan siswa V 4. Keseriusan siswa melakukan kegiatan V

75 63 5. Keaktifan selama pembelajaran V 6. Kehangatan suasana pembelajaran V 7. Kelancaran langkah-langkah pembelajaran V 8. Ketertiban siswa selama pembelajaran berlangsung V 9. Ketepatan selesainya proses pembelajaran V 10. Antusias siswa dalam pembelajaran V Jumlah Skor Tiap Butir 36 Prosentase = skor yang diperoleh x 100% skor maksimal Keterangan : = 36 x 100% = 90% 40 1 = Tidak baik 3 = Cukup baik 2 = Kurang baik 4 = Baik Berdasarkan tabel diatas tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh kolaborator (peneliti) mendapat penilaian baik dari pengamat. Ini terbukti dengan hasil prosentase 90%. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dalam penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah motivasi siswa, minat siswa dan kesungguhan siswa.

76 64 Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam pembelajaran lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang siswa dapat lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal Refleksi Tindakan Refleksi adalah perenungan secara kritis apa yang terjadi selama pembelajaran dalam hal ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan siklus II. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (siklus II) diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut ; 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna misalnya suasana pembelajaran yang kurang, tetapi presentasi pelaksanaanya setiap aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa semangat dan aktif selama proses belajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan Deskripsi data Hasil Pembelajaran Siklus II Dibawah ini deskripsi data hasil belajar lempar tangkap bola dan kriteria ketuntasan hasil belajar siklus II siswa SD Negeri Sokatengah 02 kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

77 65 Tabel 4.7. HASIL BELAJAR SIKLUS II No. Nama Siswa Penilaian Jumlah Ket. Psikomotor Afektif Kognitif Skor 1 Arpan zaki T 2 Suleman TT 3 Khaerul U T 4 Irmatianasari T 5 Irpanudin T 6 Mastukhi T 7 Slamet T 8 Siti Atikal Maya T 9 Rikhanah T 10 Milatun Napidoh T 11 Ahla Maufiqotul H T 12 Ali Muhaimin T 13 Ayuni Lestari T 14 Epa Nailatul M T 15 II Krisna Saputri T 16 Kusnaedi T 17 M. Abdul Malik S T 18 M. Ihya Ulumudin T 19 Moh. Fajar M T 20 Muhamad Junaedi T 21 Mutiara T 22 Nurhikmah T 23 Opi Nuralpiya T 24 Rindi Monasari T 25 Silfa Aryani T 26 Siti Hapidotul M T 27 Siti Malikhatun K T 28 Siti Nadiyatun Nisa T 29 Siti Rahayu T 30 Ulipatul Hidayah T Jumlah

78 Prosentase ketuntasan siswa Siswa yang tuntas = 29/30 x 100% = 97 % Siswa yang tidak tuntas = 1/30 x 100% = 3 % Rata-rata kelas = 2376/3000 x 100 % = 79,2 % 3% Tuntas tidak tuntas 97% Gambar 4.5. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II Data diatas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang pada siklus II nilai rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas, yaitu 97 % siswa (29 siswa) dari jumlah keseluruhan 30 siswa memiliki nilai sama dengan atau diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Tabel 4.8. Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II Kenaikan 70,8 % 74,8 % 79,2 % 4,4 % Setelah diadakan refleksi secara menyeluruh dengan adanya perbaikan-perbaikan tindakan yang di lakukan pada siklus II dapat disimpulkan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus

79 67 sampai siklus II. Adapun penyebab peningkatan tersebut adalah karena adanya penggunaan sasaran keranjang dalam permainan lempar sasaran, adanya perbaikan kinerja guru dan pemberian motivasi pada siklus II. Dengan penggunaan sasaran keranjang pada permainan lempar sasaran, siswa menjadi lebih bersemangat, senang dan pada siklus II ini mereka sudah terbiasa dan mengerti permainannya Analisa Data Angket Angket Motivasi Angket yang diberikan pada siswa setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran dengn metode demontrasi (siklus II) dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir dan jumlah responden 30 siswa.untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang. Berdasarkan hasil angket siswa pada lampiran diperoleh hasil analisis angket motivasi pada table berikut : Tabel 4.9. Rekapitulasi Angket Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran keranjang No SOA L SS S TS STS JM JM JML % JML % % % L L JUM LAH % 18 60% 0 0% 0 0% % 12 40% 0 0% 0 0% % 20 67% 0 0% 0 0% 30

80 % 11 37% 0 0% 0 0% % 20 67% 0 0% 0 0% 30 Rata-rata 45,8 54, SS S TS STS Series 3 Series 2 Series 1 Gambar 4.6. Grafik Hasil Angket Motivasi Siswa Keterangan : SS S TS STS : Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Dari table diatas menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaran lempar tangkap dengan sasaran keranjang adalah positif. Berdasarkan jumlah rata-rata dalam persen menunjukkan bahwa 45,8 % siswa sangat setuju dengan kegiatan pembelajaran tersebut, 54,2 % siswa setuju dan 0 % untuk tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa menyukai metode pembelajaran yang disajikan guru.

81 Angket Minat Angket yang diberikan pada siswa setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran dengn metode demontrasi (siklus II) dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir dan jumlah responden 30 siswa.untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang. Berdasarkan hasil angket siswa pada lampiran diperoleh hasil analisis angket minat pada table berikut : Tabel Rekapitulasi Angket Minat Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran keranjang No SOAL SS S TS STS JM JM JML % JML % % % L L JUM LAH % 15 50% 0 0% 0 0% % 11 37% 0 0% 0 0% % 13 43% 0 0% 0 0% % 10 33% 0 0% 0 0% % 16 53% 0 0% 0 0% 30 Rata-rata 56,8 43,2 0 0

82 SS S TS STS Series 3 Series 2 Series 1 Gambar 4.7. Grafik HasilAngket Minat Siswa Keterangan : SS S TS STS : Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Dari table diatas menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaran lempar tangkap dengan sasaran keranjang adalah positif. Berdasarkan jumlah rata-rata dalam persen menunjukkan bahwa 56,8 % siswa sangat setuju dengan kegiatan pembelajaran tersebut, 43,2 % siswa setuju dan 0 % untuk tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa tertarik dan senang mengikuti metode pembelajaran yang disajikan guru PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan prestasi belajar yang diraih siswa ini berdasar temuan yang dilakukan peneliti saat melaksanakan tindakan perbaikan terhadap 30

83 71 siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal pada mata pelajaran Penjasorkes. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran tidak terlepas dari evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dan dalam pembelajaran lempar tangkap dengan sasarn keranjang yang telah peneliti laksanakan, berdasar temuan dan refleksi dapat dikemukakan beberapa perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil tindakan siklus I dan diskusi dengan teman sejawat menyatakan bahwa pembelajaran yang sudah dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keberhasilan siswa yang dapat menguasai materi pelajaran penjasorkes lebih dari 85%. Hal ini didasarkan dari siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan mendapatkan nilai minimal 75. Siswa yang semula tidak bisa melempar bola dengan akurasi yang baik, setelah melempar dengan sasaran keranjang menjadi lebih terarah. Siswa yang sebelumnya menangkap bola kurang konsentrasi sehingga tidak bisa menangkap bola dengan baik menjadi lebih baik dan konsentrasi lebih baik karena ada keranjang yang menjadi daya tariknya. Prestasi belajar ini dapat terlihat ddari peningkatan hasil belajar dari Pra siklus ke siklus I kemudian siklus II yaitu dari 70,8 % menjadi 74,8% pada siklus I kemudian menjadi 79,2%. Dalam proses belajar mengajar siswa terlihat semangat, mendengarkan, atau memperhatikan penjelasan guru, melakukan kegiatan

84 72 dengan sungguh-sungguh. Jadi dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa sangat aktif mengikuti pembelajaran dengan media. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu, bila mereka melihat bahwa sesuatu itu menguntungkan, mereka juga berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minatpun akan berkurang (Elizabet B. Hurlock;114) Begitu pula untuk belajar sangat diperlukan adanya minat dan motivasi. Motivation is an essential condition of learning ( dalam bukunya Sardiman, 2010;84). Bahwa hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi dan motivasi dapat muncul jika ada minat. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu. Pada analisis angket siswa motivasi dan minat menunjukkan hal positif, hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon yang positif terhadap metode pembelajaran lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa modifikasi alat menggunakan sasaran keranjang pada pembelajaran lempar tangkap bola mata pelajaran penjasorkes pada siswa Kelas V Semester II SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan keterampilan siswa.

85 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi pada setiap siklus, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan mengemukakan saran sebagai berikut : 5.1. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Upaya meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : Model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola. Aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang pada siklus I mencapai 75%, sedangkan pada siklus II setelah melakukan perubahan skenario pembelajaran di RPP, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 90%, hal ini berarti ada kenaikan sebesar 15% pada pelaksanaan siklus II. Lempar tangkap bola dengan menggunakan sasaran keranjang memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 70%, sedangkan pada siklus II mencapai 97%, hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar sebesar 27% pada siklus II. 73

86 74 Pembelajaran lempar tangkap bola dengan menggunakan sasaran keranjang memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran tersebut sehingga mereka menjadi suka dan termotivasi untuk belajar. Ini ditunjukkan dengan 45,8 pada angket motivasi menjawab sangat setuju dan 54,2 pada angket motivasi menjawab setuju dengan pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang bisa meningkatkan minat dan motivasi siswa. Dari hasil data yang diperoleh melalui lembar observasi siswa setelah pembelajaran pada siklus kedua selesai, kebanyakan siswa merasa senang dengan adanya pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, siswa juga sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran lempar tangkap bola lebih baik dibanding sebelumnya SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti paparkan di atas agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka peneliti sampaikan beberapa saran antara lain: 1. Untuk Guru a. Guru terus berusaha meningkatkan kemampuannya memodifikasi alat pembelajaran sesuai dengan pembelajaran penjasorkes. Karena hal ini telah peneliti buktikan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar.

87 75 b. Guru yang belum mengembangkan model pembelajaran bermain hendaknya mencoba tehnik ini dan dapat mengembangkan permainan sesuai dengan materi yang diajarkan. c. Guru hendaknya bukan hanya menjadi orang yang hanya dapat bebicara tentang peningkatan mutu penidikan tetapi lebih berupaya melakukan tindakan nyata dalam perbaikan pembelajaran. 2. Untuk Siswa a. Siswa senantiasa rajin mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan jangan takut mencoba permainan. b. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk berolahraga demi menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

88 76 DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir, Ateng Asaz dan landasan pendidikan jasmani. Semarang. Departemen pendidikan dan kebudayaan. Achmad Rifa i RC dan Catharina Tri Anni, Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Pres. Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran. Semarang :UPT MKK UNNESS Adang, Suherman, prinsip prinsip perkembangan dan modifikasi permainan. Semarang, Depdiknas Agus Kristiyanto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. UNS Press. Aip Syarifudin dan Muhadi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Alvian, Nur Achmad Pengembangan Model Pembelajaran Gerak Dasar Keseimbangan Melalui Pendekatan Permainan Si Bolang. Skripsi UNNES. Amung Ma mun dan Yuda M. Saputra Perkembangan gerak dan belajar gerak : Depdikbud. Arikunto, Suharsimi Prossedur penelitian. Jakarta : PT rineka cipta. Djumidar,1997. Dasar-dasar Atletik. Jakarta Departemen pendidikan dan kebudayaan. Eko, Ariyanto Upaya Meningkatkan Minat, Motivasi, Dan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Hang Style Dengan Media Bola Gantung. Skripsi UNNES. Elizabeth B. Hurlock,1993. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, Cukup Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari Jarak PendekMelalui Metode Pembelajaran Pendekatan Bermain. Skripsi UNS.

89 77 Kurikulum Penjas, 2004 Standar Kompetensi Penjas SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Muhammad Surya Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Bandung. Pustaka Bani Quraisy. Rusli Lutan, Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Departemen P&K Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Rusli Lutan & Sumardianto Filsafat Olahraga : Depdikbud. Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Sikumbang, M dkk Kesegaran Jasmani. Padang Silabus Pendidikan Olahraga SD N Sokatengah 02, tahun Soemitro Permainan kecil. Jakarta :Depdiknas Sukintaka Teori Bermain untuk D2 PGSD : Depdikbud Sutrisno, Hadi Metodologi research. Yogyakarta : Andi offset. Tim Abdi Guru Penjasorkes untuk SD kelas V. Semarang : Erlangga. Wahjoedi Landasan Evaluasi Pendidikan jasmani. Jakarta: Raja Grafindo Persada Pengertian Hasil belajar (dicetak: ) Widyastuti Akhmadan, Teori Belajar Gagne dan Ausubel. widyastutiakhmadan@ymail.com. (dicetak: ) Zaenal Aqib, 2008: (dicetak: )

90 78 Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Nomor : 466M/FIK/2013 Tentang PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI/TUGAS AKHIR SEMESTER GASAL/GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Menimbang : Bahwa untuk memperlancar mahasiswa Jurusan/Prodi Jasmani Kes. & Rekreasi/Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar) Fakultas Ilmu Keolahragaan membuat Skripsi/Tugas Akhir, maka perlu menetapkan Dosen-dosen Jurusan/Prodi Jasmani Kes. & Rekreasi/Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar) Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES untuk menjadi pembimbing. Mengingat : 1. SK. Rektor UNNES No. 164/0/2004 tentang Pedoman penyusunan Skripsi/Tugas Akhir Mahasiswa Strata Satu (S1) UNNES; 2. SK Rektor UNNES No. 162/0/2004 tentang penyelenggaraan Pendidikan UNNES: 3. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Tambahan Lembaran Negara RI No.4301, penjelasan atas Lembaran Negara RI Tahun 2003, Nomor 78) Memperhatikan : Usulan Ketua Jurusan/Prodi Jasmani Kes. & Rekreasi/Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Tanggal 01 Januari1970 Menetapkan : PERTAMA : Nama MEMUTUSKAN : Drs. Bambang Priyono, M.Pd. NIP : Pangkat/Golongan : IV/b - Pembina Tk. I Jabatan Akademik : Lektor Kepala Sebagai Pembimbing I Nama : Drs. Uen Hartiwan, M.Pd NIP : Pangkat/Golongan : IV/b - Pembina Tk. I Jabatan Akademik : Lektor Kepala Sebagai Pembimbing II Untuk membimbing mahasiswa penyusun skripsi/tugas Akhir : Nama : BAMBANG WIJANARKO NIM :

91 79 Jurusan/Prodi : Jasmani Kes. & Rekreasi/Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Topik : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2012/2013 KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan 21 MEI 2013 Tembusan 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan 3. Dosen Pembimbing 4. Pertinggal

92 80 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ke Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Gedung F I Lt. 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang Telepon: Lamar: surel: fik unnes(ckelkom.net No Lamp Hal : 1782/UN /PP/13 : : Ijin Penelitian Kepada Yth. Kepala SDN 2 Sokatengah Tegal di SDN 2 Sokatengah Tegal Dengan Hormat, Bersama ini, kami mohon ijin pelaksanaan penelitian untuk menyusun skripsi/tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut: Nama : BAMBANG WIJANARKO NIM : Prodi Topik : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi : PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2012/2013 Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

93 81 Lampiran 3. Surat Keterangan dari Sekolah PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA UPTD DIKPORA KECAMATAN BUMIJAWA SD NEGERI SOKATENGAH 02 Alamat : Jl. Raya Sokatengah Km. 7 Desa Sokatengah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal SURAT KETERANGAN Nomor : 800 / 156 / 2013 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : JATNO, S.Pd NIP : Pangkat, Gol Ruang : Pembina, IV/a Jabatan : Kepala Sekolah Menerangkan dengan Sesungguhnya bahwa : Nama : BAMBANG WIJANARKO NIM : Jabatan : Mahasiswa UNNES Jurusan PJKR SI Telah melaksanakan penelitian di SD Negeri Sokatengah 02 Kec. Bumijawa Kab. Tegal dengan Judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Sokatengah, 3 Juni 2013 J A T N O, S.Pd NIP

94 82 Lampiran 4 DAFTAR NAMA SISWA KELAS V Nomor Urut Induk Nama Siswa Keterangan Arpan zaki L Suleman L Khaerul Umamudin L Irmatianasari P Irpanudin L Mastukhi L Slamet L Siti Atikal Maya P Rikhanah P Milatun Napidoh P Ahla Maufiqotul Hidayah P Ali Muhaimin L Ayuni Lestari P Epa Nailatul M. P II Krisna Saputri P Kusnaedi L M. Abdul Malik S. L M. Ihya Ulumudin L Moh. Fajar Mutaqin L Muhamad Junaedi L Mutiara P Nurhikmah P Opi Nuralpiya P Rindi Monasari P Silfa Aryani P Siti Hapidotul M. P Siti Malikhatun K. P Siti Nadiyatun Nisa P Siti Rahayu P Ulipatul Hidayah P

95 83

96 84

97 85 Lampiran 6 Rencana Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SD Negeri Sokatengah 02 Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : V (lima) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olah raga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya Kompetensi Dasar : 1.1 Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Hari / tanggal : Senin, 27 Mei 2013 A. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat melakukan gerakan - Melambungkan bola - Melempar bola - Menangkap bola - Menghindar - Berlari b. Siswa dapat bermain lempar sasaran dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery ) B. Materi Pembelajaran a. Permainan lempar sasaran - Melambungkan bola

98 86 - Melempar bola - Menangkap bola - Menghindar - Berlari b. Bermain lempar sasaran dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi menggunakan 1 bola dan 2 keranjang C. Metode Pembelajaran - Ceramah - Demonstrasi - Penugasan - Latihan - Tanya jawab D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1(4x35 menit) Kegiatan Awal (30 menit) Dalam kegiatan Awal, guru: Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan Inti Memberikan motivasi Melakukan gerakan melambungkan/melempar bola tanpa bola dengan hitungan Kegiatan Inti (80menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Melambungkan bola menggunakan tangan kanan dan kiri Melakukan lempar tangkap dari berbagai arah dan kecepatan : melempar bola lurus, melempar bola lambung, melembar menyusur tanah dilakukan secara berpasangan Melambungkan bola dengan berbagai arah dan kecepatan berpasangan atau perorangan Menjelaskan dan mempraktekkan peraturan main yang terdapat dalam permainan lempar sasaran Mendemonstrasikan tekhnik kerjasama dan permainan yang sportivitas melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan

99 87 Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Membagi kelompok yang seimbang untuk persiapan main Bermain lempar sasaran dengan peraturan yang dimodifikasi memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 10 meter 10 meter Keterangan : Tanda Tanda : Main : Jaga

100 88 a. Keranjang ukuran 30x40 cm dilubangi diberi peganggan kayu panjang 1 meter ( 2 buah ) b. Bendera dan tali pembatas c. Bola tenis ( 1 buah ) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup (30 menit) Dalam kegiatan penutup, guru: Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi, proses pembelajaran, berdoa dan bubar E. Sumber Belajar - Buku Penjasorkes SD - Buku referensi bermain rounders - Tim Abdi Guru (Erlangga) F. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal Melakukan gerakan: Melempar bola Test lesan Test praktik Praktikkanlah melempar bola

101 89 Menangkap bola Melempar sasaran Menghindar Berlari 1. Rubrik Penilaian UNJUK KERJA PERMAINAN LEMPAR SASARAN ASPEK YANG DINILAI KUALITAS GERAK Melempar bola 2. Menangkap bola 3. Melempar sasaran 4. Menghindar 5. Berlari JUMLAH JUMLAH SKOR MAKSIMAL FORMAT KRITERIA PENILAIAN PERFORMANSI No. Aspek Kriteria Skor 1. Pengetahuan * Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan Praktek * aktif Praktek * kadang-kadang aktif * tidak aktif Sikap * Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap 4 2 1

102 90 Keterangan Skor Penilaian : Kurang skor = 1 Cukup Skor = 2 Baik Skor = 3 Sangat Baik = 4 LEMBAR PENILAIAN No Nama Siswa Performan Pengetahuan Praktek Sikap Jumlah Skor Nilai CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Sokatengah, Mei 2013 Mengetahui Kepala SDN Sokatengah 02 Guru Penjasorkes J a t n o, S.Pd Bambang Wijanarko NIP NIM

103 91 Lampiran 7 Angket Minat Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013 Data Responden Nama :... Kelas :... Jenis Kelamin :... Umur :... Petunjuk pengisian angket Isilah identitas diri anda dengan jelas dan lengkap Berilah tanda centang (V) pada kolom jawaban Harap diisi sesuai dengan keadaan yang anda temui dan anda yakini kebenarannya Keterangan pilihan jawaban sebagai berikut : SS S TS STS : Sangat setuju : Setuju : Tidak setuju : Sangat tidak setuju Setelah mengisi angket, serahkan pada petugas! No Pertanyaan SS S TS STS 1. Anda tertarik mengikuti pelajaran penjasorkes

104 92 karena dapat meningkatkan kesehatan badan 2. Anda senang mengikuti pelajaran penjasorkes karena dapat membuat badan terasa segar dan bugar 3. Anda selalu memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan materi pelajaran khususnya lempar tangkap bola 4 Guru yang selalu membimbing dan memberikan contoh gerakan yang baik akan membantu anda dalam melakukan gerakangerakan 5. Alat dan fasilitas yang diubah atau dimodifiksi guru dalam pembelajaran penjasorkes membuat anda lebih tertarik

105 93 Lampiran 8 Angket Motivasi Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013 Data Responden Nama :... Kelas :... Jenis Kelamin :... Umur :... Petunjuk pengisian angket Isilah identitas diri anda dengan jelas dan lengkap Berilah tanda centang (V) pada kolom jawaban Harap diisi sesuai dengan keadaan yang anda temui dan anda yakini kebenarannya Keterangan pilihan jawaban sebagai berikut : SS S TS STS : Sangat setuju : Setuju : Tidak setuju : Sangat tidak setuju Setelah mengisi angket, serahkan pada petugas! No Pertanyaan SS S TS STS 1. Pelajaran penjasorkes dapat memelihara

106 94 kesehatan badan 2. Pelajaran penjasorkes dapat membuat tubuh terasa segar dan bugar 3. Apabila saya tidak mengerti selama pembelajaran, saya langsung menanyakan ke guru 4 Saya selalu sungguh-sungguh dalam mengikuti poses pembelajaran agar dapat melakukan gerakan yang benar 5. Pembelajaran dengan alat yang bervariatif membuat saya selalu gembira dan tidak cepat bosan

107 95 Lampiran 9 Lembar Penilaian Kognitif Pada siklus I No Nama Siswa Nomor Soal Nilai 1 Arpan zaki Suleman Khaerul Umamudin Irmatianasari Irpanudin Mastukhi Slamet Siti Atikal Maya Rikhanah Milatun Napidoh Ahla Maufiqotul Hidayah

108 96 12 Ali Muhaimin Ayuni Lestari Epa Nailatul M II Krisna Saputri Kusnaedi M. Abdul Malik S M. Ihya Ulumudin Moh. Fajar Mutaqin Muhamad Junaedi Mutiara Nurhikmah Opi Nuralpiya Rindi Monasari Silfa Aryani Siti Hapidotul M Siti Malikhatun K

109 97 28 Siti Nadiyatun Nisa Siti Rahayu Ulipatul Hidayah Nilai = skor yang diperoleh x 20 skor maksimal

110 98 Lampiran 10 Lembar Penilaian Aspek Afektif Siswa Pada Siklus I Aspek Afektif Jml Nilai No Nama Siswa max Nilai 1 Arpan zaki Suleman Khaerul Umamudin Irmatianasari Irpanudin Mastukhi Slamet Siti Atikal Maya Rikhanah Milatun Napidoh Ahla Maufiqotul Hidayah

111 99 12 Ali Muhaimin Ayuni Lestari Epa Nailatul M II Krisna Saputri Kusnaedi M. Abdul Malik S M. Ihya Ulumudin Moh. Fajar Mutaqin Muhamad Junaedi Mutiara Nurhikmah Opi Nuralpiya Rindi Monasari Silfa Aryani Siti Hapidotul M Siti Malikhatun K

112 Siti Nadiyatun Nisa Siti Rahayu Ulipatul Hidayah Nilai = skor yang diperoleh x 30 skor maksimal Ket : 1 = Sungguh-sungguh 3 = Antusias 2 = Semangat 4 = Keaktifan 5 = Kerjasama

113 101 Lampiran 11 Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Pada Siklus I Aspek Psikomotor Jml Nilai No Nama Siswa Max Nilai 1 Arpan zaki Suleman 1 1 0,5 0,5 0, Khaerul Umamudin 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Irmatianasari 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Irpanudin 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Mastukhi 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Slamet 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Siti Atikal Maya 1 1 0,5 3,5 0,5 3, Rikhanah 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Milatun Napidoh 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Ahla Maufiqotul Hidayah 1 1 0,5 0,5 0,5 3,5 35

114 Ali Muhaimin 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Ayuni Lestari 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Epa Nailatul M II Krisna Saputri 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Kusnaedi 1 1 0,5 0,5 0,5 3, M. Abdul Malik S M. Ihya Ulumudin Moh. Fajar Mutaqin Muhamad Junaedi 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Mutiara 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Nurhikmah 1 1 0,5 0 0, Opi Nuralpiya 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Rindi Monasari 1 1 0,5 0 0, Silfa Aryani 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Siti Hapidotul M ,5 0 0,5 3 30

115 Siti Malikhatun K ,5 0,5 0,5 3, Siti Nadiyatun Nisa 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Siti Rahayu 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Ulipatul Hidayah 1 1 0,5 0,5 0,5 3,5 35 Nilai = skor yang diperoleh x 50 skor maksimal Ket : 1 = Melempar 3 = Melempar sasaran 2 = Menangkap 4 = Menghindar 5 = Berlari

116 104 Lampiran 12 HASIL KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I KELAS V No. Nama Siswa Penilaian Jumlah Ket. Psikomotor Afektif Kognitif Skor 1 Arpan zaki T 2 Suleman TT 3 Khaerul U T 4 Irmatianasari T 5 Irpanudin T 6 Mastukhi T 7 Slamet TT 8 Siti Atikal Maya TT 9 Rikhanah T 10 Milatun Napidoh T 11 Ahla Maufiqotul H T 12 Ali Muhaimin T 13 Ayuni Lestari T 14 Epa Nailatul M T 15 II Krisna Saputri T 16 Kusnaedi T 17 M. Abdul Malik S T 18 M. Ihya Ulumudin TT 19 Moh. Fajar M TT 20 Muhamad Junaedi T 21 Mutiara T 22 Nurhikmah TT 23 Opi Nuralpiya T 24 Rindi Monasari T 25 Silfa Aryani T 26 Siti Hapidotul M TT 27 Siti Malikhatun K T 28 Siti Nadiyatun Nisa TT 29 Siti Rahayu TT

117 Ulipatul Hidayah T Jumlah

118 106 Lampiran 13 EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PETUNJUK UMUM : 1. Tulis nama, kelas, nomor soal, anda pada lembar jawab. 2. Berilah tanda (x) pada huruf A, B, C atau D yang menurut anda merupakan jawaban yang paling tepat. 3. Gunakan bolpoin untuk mengisi jawaban anda. Berilah tanda (x) untuk mengisi jawaban yang kalian anggap tepat! 1. Permainan lempar sasaran yang dimainkan anda menggunakan berapa keranjang pada siklus I a. 1 b. 2 c. 3 d Apabila kita akan melempar bola dengan tangan kiri kaki yang berada di depan adalah kaki a. Kanan b. Kiri c. Keduannya sejajar d. Jawaban semua salah 3. Untuk menangkap bola apa yang harus diperhatikan a. Posisi kaki b. Posisi keranjang

119 107 c. Posisi tangan d. Posisi badan 4. Sebelum mematikan lawan dalam permainan lempar sasaran, bola harus a. Melalui keranjang dahulu b. Dilemparkan keteman dahulu c. Langsung dipukulkan lawan d. Tidak perlu melalui keranjang 5. Permainan lempar sasaran selesainya bagaimana? a. Dalam waktu 15 menit b. Setelah seluruh pemain terkena pukulan bola c. Tidak ada peraturannya d. Terserah sendiri Mengetahui Sokatengah, 3 Juni 2013 Kepala Sekolah Pengamat J a t n o, S.Pd. Abidin, S.Pd NIP NIP

120 108 Lampiran 14 Rencana Pembelajaran Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SD Negeri Sokatengah 02 Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : V (lima) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olah raga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya Kompetensi Dasar : 1.1 Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran Alokasi Waktu : 4 x 35 menit ( pertemuan ke 2) Hari / tanggal : Senin, 3 Juni 2013 G. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat melakukan gerakan - Melambungkan bola - Melempar bola - Menangkap bola - Menghindar - Berlari b. Siswa dapat bermain lempar sasaran dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery ) H. Materi Pembelajaran a. Permainan lempar sasaran

121 109 - Melambungkan bola - Melempar bola - Menangkap bola - Menghindar - Berlari b. Bermain lempar sasaran dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi I. Metode Pembelajaran - Ceramah - Demonstrasi - Penugasan - Latihan - Tanya jawab J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1(4x35 menit) Kegiatan Awal (30 menit) Dalam kegiatan Awal, guru: Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan Inti Memberikan motivasi Melakukan gerakan melambungkan/melempar bola tanpa bola dengan hitungan Kegiatan Inti (80menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Melambungkan bola menggunakan tangan kanan dan kiri Melakukan lempar tangkap dari berbagai arah dan kecepatan : melempar bola lurus, melempar bola lambung, melembar menyusur tanah dilakukan secara berpasangan Melambungkan bola dengan berbagai arah dan kecepatan berpasangan atau perorangan Menjelaskan dan mempraktekkan peraturan main yang terdapat dalam permainan lempar sasaran Mendemonstrasikan tekhnik kerjasama dan permainan yang sportivitas melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

122 110 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Membagi kelompok yang seimbang untuk persiapan main Bermain lempar sasaran dengan peraturan yang dimodifikasi memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 10 meter 10 meter Keterangan : Tanda Tanda : Main : Jaga

123 111 a. Keranjang ukuran 30x40 cm dilubangi diberi peganggan kayu panjang 1 meter ( 4 buah ) b. Bendera dan tali pembatas c. Bola tenis ( 2 buah ) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup (30 menit) Dalam kegiatan penutup, guru: Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi, proses pembelajaran, berdoa dan bubar K. Sumber Belajar - Buku Penjasorkes SD - Buku referensi bermain rounders - Tim Abdi Guru (Erlangga) L. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal Melakukan gerakan: Melempar Test lesan Test praktik Praktikkanlah melempar bola

124 112 Menangkap bola Menghindar Melempar sasaran Berlari 1. Rubrik Penilaian UNJUK KERJA PERMAINAN LEMPAR SASARAN ASPEK YANG DINILAI KUALITAS GERAK Melempar bola 2.Menangkap bola 3.Melempar sasaran 4.Menghindar 5.Berlari JUMLAH JUMLAH SKOR MAKSIMAL FORMAT KRITERIA PENILAIAN PERFORMANSI No. Aspek Kriteria Skor 1. Pengetahuan * Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan Praktek * aktif Praktek * kadang-kadang aktif * tidak aktif Sikap * Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap 4 2 1

125 113 Keterangan Skor Penilaian : Kurang skor = 1 Cukup Skor = 2 Baik Skor = 3 Sangat Baik = 4 LEMBAR PENILAIAN No Nama Siswa Performan Pengetahuan Praktek Sikap Jumlah Skor Nilai CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Sokatengah, Mei 2013 Mengetahui Kepala SDN Sokatengah 02 Guru Penjasorkes J a t n o, S.Pd Bambang Wijanarko NIP NIM

126 114 Lampiran 15 Lembar Penilaian Kognitif Pada siklus II No Nama Siswa Nomor Soal Nilai 1 Arpan zaki Suleman Khaerul Umamudin Irmatianasari Irpanudin Mastukhi Slamet Siti Atikal Maya Rikhanah Milatun Napidoh Ahla Maufiqotul Hidayah

127 Ali Muhaimin Ayuni Lestari Epa Nailatul M II Krisna Saputri Kusnaedi M. Abdul Malik S M. Ihya Ulumudin Moh. Fajar Mutaqin Muhamad Junaedi Mutiara Nurhikmah Opi Nuralpiya Rindi Monasari Silfa Aryani Siti Hapidotul M Siti Malikhatun K

128 Siti Nadiyatun Nisa Siti Rahayu Ulipatul Hidayah Nilai = skor yang diperoleh x 20 skor maksimal

129 117 Lampiran 16 Lembar Penilaian Aspek Afektif Siswa Pada Siklus II Aspek Afektif Jml Nilai No Nama Siswa max Nilai 1 Arpan zaki Suleman Khaerul Umamudin Irmatianasari Irpanudin Mastukhi Slamet Siti Atikal Maya Rikhanah Milatun Napidoh Ahla Maufiqotul Hidayah

130 Ali Muhaimin Ayuni Lestari Epa Nailatul M II Krisna Saputri Kusnaedi M. Abdul Malik S M. Ihya Ulumudin Moh. Fajar Mutaqin Muhamad Junaedi Mutiara Nurhikmah Opi Nuralpiya Rindi Monasari Silfa Aryani Siti Hapidotul M Siti Malikhatun K

131 Siti Nadiyatun Nisa Siti Rahayu Ulipatul Hidayah Nilai = skor yang diperoleh x 30 skor maksimal Ket : 1 = Sungguh-sungguh 3 = Antusias 2 = Semangat 4 = Keaktifan 5 = Kerjasama

132 120 Lampiran 17 Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Pada Siklus II Aspek Psikomotor Jml Nilai No Nama Siswa Max Nilai 1 Arpan zaki , Suleman 1 1 0,5 0 0, Khaerul Umamudin ,5 0, Irmatianasari ,5 0, Irpanudin 1 1 0,5 1 0, Mastukhi 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Slamet 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Siti Atikal Maya 1 1 0,5 3,5 0,5 3, Rikhanah ,5 0,5 4, Milatun Napidoh ,5 4, Ahla Maufiqotul Hidayah ,5 0,5 4,0 40

133 Ali Muhaimin 1 1 0,5 1 0,5 4, Ayuni Lestari 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Epa Nailatul M II Krisna Saputri ,5 0, Kusnaedi 1 1 0,5 0,5 0,5 3, M. Abdul Malik S M. Ihya Ulumudin Moh. Fajar Mutaqin Muhamad Junaedi 1 1 0,5 0, Mutiara 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Nurhikmah 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Opi Nuralpiya 1 1 0,5 1 0, Rindi Monasari 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Silfa Aryani ,5 0, Siti Hapidotul M ,5 0,5 0,5 3, Siti Malikhatun K ,5 0,5 4 40

134 Siti Nadiyatun Nisa 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Siti Rahayu 1 1 0,5 0,5 0,5 3, Ulipatul Hidayah 1 1 0,5 0,5 0,5 3,5 35 Nilai = skor yang diperoleh x 50 skor maksimal Ket : 1 = Melempar 3 = Melempar sasaran 2 = Menangkap 4 = Menghindar 5 = Berlari

135 123 Lampiran 18 HASIL KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II KELAS V No. Nama Siswa Penilaian Jumlah Ket. Psikomotor Afektif Kognitif Skor 1 Arpan zaki T 2 Suleman TT 3 Khaerul U T 4 Irmatianasari T 5 Irpanudin T 6 Mastukhi T 7 Slamet T 8 Siti Atikal Maya T 9 Rikhanah T 10 Milatun Napidoh T 11 Ahla Maufiqotul H T 12 Ali Muhaimin T 13 Ayuni Lestari T 14 Epa Nailatul M T 15 II Krisna Saputri T 16 Kusnaedi T 17 M. Abdul Malik S T 18 M. Ihya Ulumudin T 19 Moh. Fajar M T 20 Muhamad Junaedi T 21 Mutiara T 22 Nurhikmah T 23 Opi Nuralpiya T 24 Rindi Monasari T 25 Silfa Aryani T 26 Siti Hapidotul M T 27 Siti Malikhatun K T 28 Siti Nadiyatun Nisa T 29 Siti Rahayu T

136 Ulipatul Hidayah T Jumlah

137 125 Lampiran 19 Foto-foto Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas V dan peneliti Alat-alat penelitian

138 126 Berdoa Presensi

139 127 Peregangan Pemanasan dalam permainan

140 128 Lempar tangkap bola dengan tangan kanan Lempar tangkap bola dengan tangan kiri

141 129 Lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang dengan ketinggian 1 meter Lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang dengan ketinggian 2 meter

142 130 Peneliti dan pengamat mengamati permainan lempar sasaran Permainan lempar sasaran

143 131 Peneliti sedang mengevaluasi dilanjutkan pendinginan Siswa mengisi angket/lembar observasi

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS Tujuan Pendidikan Jasmani Pengembangan kebugaran jasmani. Pengembangan keterampilan motorik. Pengembangan kognitif. Pengembangan afektif. Physically Educated Person Memiliki keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH

KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH Oleh: Danang Wicaksono Staff Pengajar Prodi PKL Jurusan PKO FIK UNY danangvega@uny.ac.id PENDAHULUAN Olahraga milik semua orang dan semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI MENGGUNAKAN PERMAINAN KASBOL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MARGADANA 8 KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI MENGGUNAKAN PERMAINAN KASBOL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MARGADANA 8 KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI MENGGUNAKAN PERMAINAN KASBOL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MARGADANA 8 KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Program

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI KURIKULUM PENJAS Tujuan PENJASORKES 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang memerlukan proses, waktu dan melibatkan banyak faktor serta

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta untuk

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah - sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut biasa dimulai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Melalui proses tersebut, pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting dalam keberlangsungan dan perkembangan hidup manusia, karena di dalam proses pendidikan setiap orang akan mendapatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang wajib diikuti dalam kehidupan setiap individu dan memiliki fungsi serta peranan penting bagi pembentukan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian program Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh DARYO

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian program Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh DARYO UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU DENGAN MEDIA TOLAK SASARAN BOLA BEREKOR PADA KELAS V SD NEGERI MUNCANGLARANG 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita, sehingga pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang cukup banyak karena tidak hanya dapat mengembangkan aspek psikomotor saja melainkan dapat mengembangkan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari berbagai macam mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN HITAM HIJAU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PADAMENAK KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Andreas Juhara Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*) PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Munzir*) Abstrak:Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

Lebih terperinci

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

GUMELAR ABDULLAH RIZAL, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip, atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sawal NIM

SKRIPSI. Oleh: Sawal NIM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI MEDIA PIRING PLASTIK SISWA KELAS V SD NEGERI NGLENGKING MINGGIR SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Namun selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan jasmani (penjas) dan olahraga di sekolah diarahkan pada potensi aspek-aspek pembangunan utuh peserta didik. Prosesnya lebih mengutamakan pada

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE DEMONSTARSI PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 2 SATU ATAP PATUMBAK TAHUN AJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang sangat kompleks sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu di dalam kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu sedini mungkin. Anak usia dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu rumusan tentang arti pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu berkembang dan menyesuaikan diri sebaik mungkin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks penelitian Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan apsek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian integral dari pendidikan keseluruhan tentu saja memusatkan semua usahanya untuk dapat membantu

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI PERMAINAN LEMPAR BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TUKSARI KLEDUNG TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : PARJONO X 4712595 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING JURNAL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOARDBALL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SAWAHAN KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki tugas yang unik yaitu menggunakan gerak sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa.pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61) menjelaskan bahwa Pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Kebijakan pemerintah meningkatkan mutu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER Sularmi 40 Abstrak. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci