INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN CHECKLIST TOOLKIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN CHECKLIST TOOLKIT"

Transkripsi

1 INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN CHECKLIST TOOLKIT Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan Pada Instansi Pemerintah Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Lembaga Administrasi Negara 2016

2 PENGANTAR Guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai profil kualitas kebijakan di Indonesia yang dapat digunakan untuk melakukan pembinaan bagi Analis Kebijakan, diperlukan sebuah instrumen penilaian yang berlaku nasional dan dapat dengan mudah digunakan oleh Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/Pemda). Instrumen ini berupa Indeks Kualitas Kebijakan (IKK). Sebagai sebuah instrumen baku, berbagai indikator di dalamnya dapat digunakan untuk membuat profil kualitas kebijakan masing-masing K/L/Pemda. Profil ini juga dapat digunakan sebagai acuan pengembangan program/kegiatan peningkatan kualitas kebijakan dan pembinaan Analis Kebijakan masing-masing K/L/Pemda sehingga dapat diarahkan pada prioritas yang tepat. Ketepatan kegiatan perbaikan ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas kebijakan di Indonesia. i analiskebijakan@gmail.com Komunitas Analis Acknowledgement Jl. Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Instrumen ini diinisiasi oleh Erna Irawati sebagai Proyek Perubahan Diklat PIM Tk. II dan dikembangkan oleh Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA), Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk menilai kualitas sebuah kebijakan. Tersusunnya Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) ini juga melalui dukungan para stakeholder LAN, antara lain Kementerian PAN dan RB, Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kemenkum HAM, Bappenas, serta AIPEG.

3 DAFTAR ISI ii Pengantar.. Daftar Isi. Latar Belakang Tujuan IKK. Manfaat IKK. Skema Penilaian IKK.. Tabel Instrumen IKK.. Bagian 1: Proses Perencanaan Kebijakan.. Bagian 2: Proses Pelaksanaan Kebijakan Panduan Akses Portal IKK.. Frequently Asked Questions. Penutup.. i ii

4 LATAR BELAKANG Sampai saat ini belum tersedia instrumen yang jelas untuk mengukur kualitas kebijakan. Dengan mudah kita dapat menjumpai pendapat, complaint, dan hasil penelitian tentang rendahnya kualitas kebijakan di Indonesia. Bahkan pengukuran terhadap kualitas kebijakan dilakukan oleh beberapa Kementrian/Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/Pemda), namun kegiatan tersebut dilakukan secara partial dan tidak menyeluruh. Beberapa inisiatif pernah dilakukan secara parsial oleh beberapa kementrian dalam rangka regulatory reform seperti dengan penggunaan Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Process and Ideology (ROCCIPPI), Regulatory Mapping and Review (Regmap), Regulatory Impact Analysis (RIA), Model Analisis Peraturan Perundang-undangan (MAPP/laws and regulations analytical model), dan Fishbone (Ishikawa Method). Namun inisiatif-inisiatif tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal dan cenderung memberikan informasi yang berbeda mengenai kualitas kebijakan. Kondisi ini menjadi permasalahan tersendiri bagi Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA) yang bertugas melakukan pembinaan terhadap analis kebijakan. Walaupun seorang analis kebijakan tidak memegang peran sebagai policy maker tetapi mereka bertanggungjawab dalam menentukan kualitas sebuah kebijakan. Hal ini dikarenakan seorang analis kebijakan bertugas untuk membuat, menilai secara kritis hingga mengkomunikasikan informasi-informasi kebijakan yang terkait kepada policy maker (pembuat kebijakan). 1 Gambar 1: Konsep perubahan penyusunan Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) Berbagai permasalahan dan alasan di atas memberikan penegasan pentingnya keberadaan sebuah instrument (Indeks Kualitas Kebijakan/Policy Quality Index) untuk mengukur kualitas kebijakan publik di Indonesia yang sederhana, efektif, dan mudah untuk digunakan, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Selanjutnya, Tujuan IKK Manfaat IKK

5 Manfaat Indeks Kualitas Kebijakan 2 Tujuan IKK Jangka Pendek: Adanya instrumen penilaian kualitas kebijakan (Indeks Kualitas Kebijakan/IKK) berbasis teknologi informasi yang dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk menilai kualitas kebijakan pada Instansi Pemerintah. Jangka Menengah: 1. Sistem Informasi Indeks Kualitas Kebijakan/IKK 2. Penilaian Mandiri Kualitas Kebijakan oleh Instansi Pemerintah 3. Profil Kualitas Kebijakan 4. Roadmap Pembinaan Analis Kebijakan Jangka Panjang: Peningkatan Kualitas Kebijakan a. Mengetahui kualitas kebijakan di Instansi Pemerintah. b. Profil Kualitas Kebijakan Publik Nasional. c. Peningkatan kualitas kebijakan. d. Acuan program peningkatan kualitas kebijakan Instansi Pemerintah. e. Instrumen untuk menilai sasaran RB, terkait dengan perbaikan kualitas kebijakan. f. Acuan pembinaan Analis Kebijakan. g. Peningkatan kualitas pembinaan Analis Kebijakan. h. Instrumen menilai kualitas kebijakan secara mudah dan cepat. i. Efisiensi sumber daya. Selanjutnya, Skema Penilaian IKK Tabel Instrumen IKK

6 SKEMA PENILAIAN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN No. Proses Persen (%) 1. Perencanaan Kebijakan Pelaksanaan Kebijakan 60 Tahapan Agenda Setting Formulasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Evaluasi Kebijakan 3 Persen (%) Pertanyaan Kunci Identifikasi Masalah Kajian Terhadap Isu Isu Aktual Konsultasi Publik Terhadap Isu dan Assesment Yang Dilakukan Forward Looking Outward Looking Learns Lessons Innovative Evidence-based Compliance Dimensi Perencanaan Dimensi Kelembagaan Dimensi Komunikasi Kebijakan Pelaksanaan Monitoring Evaluasi Kebijakan (Efektivitas, Efisiensi, Dampak, Sustainability)

7 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN Bagian 1: Penilaian Proses Perencanaan Kebijakan PROSES PERENCANAAN KEBIJAKAN (Persentase penilaian 40%) Tahapan / pertanyaan kunci Jawaban Keterangan Nilai A Penilaian Agenda Setting 1 Identifikasi Masalah a Sumber permasalahan kebijakan/policy problems a. Aturan perundangan 4 Penilaian agenda setting ini bertujuan untuk melihat kualitas isu kebijakan sebelum diformulasikan. Dalam agenda setting digunakan beberapa indikator penilaian untuk menguji isu-isu publik yang potensial menjadi isu kebijakan b. Program legislasi (Proleg) c. RPJM d. Renstra Jika menjawab a-d lanjut pada pertanyaan proses penilaian formulasi kebijakan (Part B) Persentase Penilaian 40% Dalam tahap ini dilihat apakah telah dilakukan identifikasi terhadap sumber permasalahan/ isu-isu public. Bobot 100% e. Isu-isu aktual Lanjut ke part A no 2 Bobot 0%

8 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN 2 Kajian terhadap isu-isu aktual. 5 Bobot 70% a Identifikasi isu kebijakan Bobot 60% a.1 Isu mendapatkan perhatian luas masyarakat/ stakeholder a.2 Pemecahan masalah adalah tanggung jawab Kementerian/Lembaga/Pemda a.3 Menimbulkan gerakan protes, kekerasan, dan mengancam keseimbangan antar kelompok. Policy problem/isu aktual yang telah dipilih harus melalui kajian permasalahan untuk memastikan urgensi permasalahan atau sudah melakukan studi dari persoalan yang ada. Tahap ini merupakan upaya untuk memastikan bahwa isu kebijakan memang layak, dengan didukung dengan ketersediaan bukti yang menjamin urgensitas policy problem. Ya Tidak Lampiran Bukti: Ada surat pembaca, surat keluhan, protes tertulis, quick survey isu. Ya Tidak Sesuai tupoksi K/L/ Pemda Ya Tidak Ada tuntutan yang bersifat gerakan massa untuk yang mengangkat sebuah isu kebijakan. a.4 Menarik media massa Ya Tidak Lampiran Bukti Copy berita media massa (masukkan dalam attachement, bukti melekat pada ya ) Bobot masingmasing 25%

9 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN 6 b Assessment Bobot 40% b.1 Apakah dilakukan assessment/analisis terhadap issue yang sudah diidentifikasi? Ya Tidak Lampiran Bukti: Dokumentasi hasil assesment. b.2 Metode apa yang digunakan untuk assessment? Isilah jenis metode yang digunakan dalam assessment. b.3 Indikator apa yang digunakan untuk assessment? Isilah indikator apa yang b.4 Hasil assessment memuat jenis intervensi atau kebijakan yang dipilih 3 Konsultasi Publik terhadap isu dan assesment yang dilakukan. a Apakah dilakukan konsultasi atau penginformasian hasil pemilihan isu dan assesment? Jika Ya, apa metode konsultasi yang digunakan? Tahap ini merupakan upaya untuk memastikan apakah Policy problem yang dipilih telah diuji dengan metode/alat/tools assessment yang tepat untuk memastikan urgensi permasalahan digunakan dalam assessment. Ya Tidak Pilihan intervensi dapat berupa UU/PP/lainnya. Tahap ini merupakan upaya untuk memastikan isu kebijakan yang dipilih telah melalui proses konsultasi dengan stakeholder. Dapat dibuktikan dengan research paper atau policy paper Ya Tidak Isilah dengan metode yang dipilih untuk melakukan assessment Bobot 35% Bobot 30% Bobot 35% Bobot 30% Bobot 10%

10 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN b Siapa stakeholder yang terlibat di dalam proses konsultasi? a. Internal 7 b. Internal dan Eksternal (K/L/ Pemda/SKPD lain terkait) c. Internal dan Eksternal (K/L/ Pemda/SKPD lain, dan masyarakat/ stakeholder) a < b < c a = 30% b = 50% c = 70% Bobot maksimal 70% c Tindak lanjut konsultasi Bobot 20% c.1 Apakah dilakukan tindak lanjut hasil konsultasi? Ya Tidak Tahap ini merupakan upaya untuk memastikan apakah catatan dan atau perubahan terhadap hasil assessment sesuai dengan hasil konsultasi

11 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN 8 LANJUTAN PROSES PERENCANAAN KEBIJAKAN Tahapan / pertanyaan kunci Jawaban Keterangan Nilai B Penilaian Formulasi Kebijakan 1 Persentase Penilaian 60% Forward Looking Bobot 15 % a Apakah tujuan kebijakan jelas? Ya Tidak Jelaskan tujuan dan indikator. b Apakah tujuan selaras dengan tujuan jangka menengah instansi Penilaian formulasi kebijakan ini bertujuan untuk melihat kualitas proses penyusunan kebijakan sebelum diimplementasikan. Dalam formulasi kebijakan digunakan beberapa indikator penilaian untuk menguji proses formulasi kebijakan. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah kebijakan memiliki tujuan yang jelas dan berorientasi jangka panjang. Ya Tidak Jelaskan tujuan kebijakan dan tujuan jangka menengah instansi. c Apakah tujuan kebijakan sesuai dengan tujuan nasional Ya Tidak Jelaskan tujuan kebijakan dan tujuan jangka menengah nasional. d Apakah kebijakan adaptif terhadap dinamika lingkungan Ya Tidak Jelaskan adaptabilitas terhadap dinamika lingkungan. Bobot 25% Bobot 25% Bobot 25% Bobot 25%

12 1) Tidak ada identifikasi stakeholder Bobot 0% 2) Ada identifikasi stakeholder Bobot 10% 3) Ada analisis dampak Bobot 30% 4) Ada analisis dampak dan uji publik Bobot 50% 1) Tidak ada identifikasi stakeholder Bobot 0% 2) Ada identifikasi stakeholder Bobot 50% 3) Ada analisis dampak Bobot 70% 4) Ada analisis dampak dan uji publik Bobot 100% c Keberadaan target dan indikator yang jelas dalam kebijakan. Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti 20% TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN 2 3 Outward Looking Bobot 15 % Keterlibatan stakeholder Internal Internal dan Eksternal Learns Lessons 15 % a Keberadaan evaluasi atas masalah dan/atau hasil kebijakan terdahulu. b Penggunaan hasil evaluasi atas masalah dan/atau hasil kebijakan terdahulu dalam pembuatan keputusan. d Keberadaan mekanisme monitoring dan evaluasi dalam kebijakan. e Kelengkapan risalah rapat penyusunan kebijakan untuk bahan pembelajaran di masa depan. 9 Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah kebijakan dibangun dengan mepertimbangkan berbagai perspektif (internal maupun eksternal organisasi, nasional maupun internasional) dan memperhatikan dampak yang akan ditimbulkannya kepada berbagai pihak memiliki tujuan yang jelas dan berorientasi jangka panjang. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah kebijakan disusun atas dasar evaluasi kebijakan terdahulu dan kebijakan memiliki instrumen evaluasi yang terintegrasi dengan kebijakan itu sendiri. Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti 20% 20% 20% 20%

13 a Apakah dilakukan riset untuk pengambilan keputusan? Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti 30% c Keberadaan uji coba/piloting dalam pembuatan keputusan. Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti 40% TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN Innovative 15 % a Apakah terdapat alternatif kebijakan dalam penyusunan kebijakan b Jika Ya, apakah dilakukan analisis risiko atas alternatif kebijakan? Ya Tidak Ya Tidak Sebutkan metode dalam analisis resiko atas alternatif kebijakan. Evidence-based 25 % b Apakah dilakukan konsultasi atau penginformasian hasil pemilihan alternatif kebijakan? Ya Tidak Jika Ya, sebutkan bukti Compliance 15 % a Apakah ada harmonisasi dalam penyusunan kebijakan. Ya Tidak b Keharmonisan substansi kebijakan dengan kebijakan pada tingkat setara. c Keharmonisan substansi kebijakan dengan kebijakan di tingkat yang lebih tinggi. d Kesesuaian kebijakan dengan kewenangan pembuat kebijakan. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah Kebijakan dibangun dengan mempertimbangkan sejumlah alternatif lainnya dan memperhitungkan risiko dari setiap alternatif. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah penyusunan kebijakan didukung oleh basis data dan informasi yang valid dan dapat diandalkan. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah penyusunan dan produk kebijakan tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan. Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Siapa dan hasilnya? 25% 100% 30% 25% 25% 25% 25%

14 Ya Tidak Jika Ya, lampirkan Ya Tidak Jika Ya, indikator Ya Tidak Jika Ya, lampirkan Ya Tidak Jika Ya, lampirkan TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN Bagian 2: Penilaian Proses Pelaksanaan Kebijakan PROSES PELAKSANAAN KEBIJAKAN (Persentase penilaian 60%) Tahapan / pertanyaan kunci Jawaban Keterangan Nilai C Implementasi Kebijakan C.1 Dimensi Perencanaan a 1) Apakah disusun rencana kerja untuk evaluasi? 2) Penjadwalan 3) Apakah digunakan Indikator/ukuran keberhasilan dalam evaluasi kebijakan b Apakah disusun pedoman/juknis pelaksanaan c Apakah disusun rencana alokasi sumber daya manusia dan kompetensi yang dibutuhkan (bentuk alokasi SDM) 11 Pengukuran implementasi kebijakan melalui evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan, dengan dibuktikan dalam bentuk nyata dari dokumen-dokumen resmi yang memiliki kekuatan hukum legal. Bentuk dokumen dapat berupa surat keputusan, peraturan, pedoman, atau bentuk dokumen resmi lainnya Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah dilakukan upaya perencanaan yang tepat untuk mendukung implementasi kebijakan. bukti dokumen yang terkait. Disusun jadwal monitoring dan evaluasi kebijakan apa yang digunakan bukti dokumen yang terkait. bukti dokumen yang terkait. Persentase penilaian 60% Persentase penilaian 40 % 20% 50% 50% 20% 15%

15 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN d Apakah dibutuhkan alokasi anggaran e f d.1 Bagaimana skema pembiayaan Apakah disusun Identifikasi potensi, kendala dan resiko (termasuk upaya adopsi inovasi atau penggunaan teknologi tepat guna). Apakah dilakukan perencanaan untuk monev (perubahan yang dilakukan sesudah implementasi) C.2 Dimensi Kelembagaan a b Apakah terdapat organisasi/unit kerja atau dibentuk Tim/Pokja yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap implementasi kebijakan? Apakah terdapat dokumen yang memberikan rumusan yang jelas mengenai tugas dan fungsi Organisasi/Unit kerja atau Tim/Pokja dalam implementasi kebijakan? 12 Ya Tidak Jika Ya, lanjut ke pertanyaan d.1 a. Instansi sendiri b. K/L/Pemda pelaksana c. Donor Ya Tidak Jika Ya, lampirkan bukti dokumen yang terkait. Ya Tidak Jika Ya, lampirkan bukti dokumen yang terkait. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah implementasi kebijakan didukung oleh aspek kelembagaan yang baik Ya Tidak Jika Ya, deskripsikan kelembagaan yang dibentuk atau lampirkan dokumen legal terkait kelembagaan Ya Tidak Jika Ya, lampirkan bukti dokumen yang terkait. 15% 15% 15% Persentase penilaian 20% 50% 50%

16 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN C.3 Dimensi Komunikasi Kebijakan a Apakah disusun Identifikasi kebutuhan partisipasi/ stakeholder? a.1. Siapa stakeholder yang terlibat di dalam proses konsultasi? b Apakah disusun rencana komunikasi kebijakan 13 Ya Tidak a. Internal b. Internal dan Eksternal (K/L/Pemda/SKPD lain terkait) c. Internal dan Eksternal (K/L/Pemda/SKPD lain, dan masyarakat/ stakeholder) Ya Tidak b.1. Media apa yang digunakan a. Kegiatan (sosialisasi, seminar, workshop, FGD) b. Media berbasis IT (milis, Website, wordpress) c. Media sosial c Bagaimana frekuensi penggunaan media komunikasi dalam 2 tahun pertama d Komunikasi kebijakan memberikan perbaikan terhadap implementasi kebijakan? Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah dilakukan komunikasi kebijakan yang cukup untuk mendukung implementasi kebijakan a. Tidak pernah b. 1-2 kali c. 3-5 d. 6-8 e. lebih dari 8 Jika Ya, lanjut ke pertanyaan a.1 a < b < c a = 30% b = 50% c = 70% Jika Ya, lanjut ke pertanyaan b.1 Ya Tidak Jika Ya, deskripsikan perbaikan apa yang dilakukan. Persentase penilaian 40% 25% 25% 25% 25%

17 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN Tahapan / pertanyaan kunci D Evaluasi Kebijakan 14 LANJUTAN PROSES PELAKSANAAN KEBIJAKAN Jawaban Keterangan Nilai D.1 Pelaksanaan Monitoring 50% a Bagaimana Intensitas pelaksanaan kegiatan monitoring? a. Tidak pernah b. 1-2 kali c. 3-5 d. 6-8 e. lebih dari 8 Dilihat frekuensi pelaksanaan monitoring pada suatu kebijakan yang telah diimplementasikan Persentase penilaian 40% (skenario 1) 20% 20% b Bagaimana implementasi dari penjadwalan yang telah disusun Sesuai Tidak sesuai 20% 20% c Bagaimana implementasi dari rencana alokasi SDM yang telah disusun d Bagaimana implementasi dari rencana alokasi anggaran yang telah disusun 0% 5% 10% 15% 100% (skneario 2) 0% 5% 10% 15% Sesuai Tidak sesuai 20% 20% Sesuai Tidak sesuai 20% 20% e Apakah terjadi konflik dalam implementasi kebijakan? Ada Tidak Jika Ada, lanjut ke pertanyaan e.1 e.1 Apakah konflik tersebut dapat dicegah? e.2 Apa strategi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik tersebut? Pengukuran evaluasi kebijakan dilakukan untuk menilai apakah evaluasi kebijakan telah dilakukan dengan cara dan indikator yang tepat serta terukur. Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah dilakukan evaluasi terhadap proses implementasi kebijakan (monitoring). dan e.2 20%

18 TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN D.2 Evaluasi kebijakan 1 Efektivitas a Apakah tujuan yang dicapai dapat terwujud? Ya Tidak Tujuan mengacu pada indikator yang telah disebutkan pada jawaban kolom C.1.a.2. b Apakah tujuan yang dicapai sebanding dengan dengan usaha (input)? c Apakah dilakukan perbandingan situasi setelah implementasi dan sebelum implementasi kebijakan? 15 Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah dilakukan evaluasi terhadap hasil dari kebijakan yang telah diimplementasikan. Ukuran efektivitas yang digunakan adalah tercapainya tujuan kebijakan. Ya Tidak Pengukuran dapat Ya Tidak Jika Ya, menggunakan CBA atau teknik lain yang dapat menggambarkan perbandingan antara hasil dengan pembiayaan yang dikeluarkan. gambarkan hasil perbandingan yang terjadi dengan baseline data. 50% 30% 70% 80% 100%

19 b Apakah tidak terjadi duplikasi kegiatan? Ya Tidak 30% TABEL INSTRUMEN INDEKS KUALITAS KEBIJAKAN 16 2 Efisiensi 30% a Apakah input (semua sumberdaya) yang digunakan telah menghasilkan output yang diharapkan? Ya Tidak Dibandingkan antara pembiayaan dan output dari kegiatan penyusunan kebijakan. Realisasi anggaran harus 80%- 100% 3 Dampak 20% a Apakah ada nilai tambah lain (ekonomi, politik, dll) baik pada level nasional, regional, dll? Ya Tidak 4 Sustainability 20% a Bagaimanakah keberlanjutan kebijakan? a. Dipertahankan Ukuran efisiensi yang digunakan adalah sebandingnya input (anggaran, sumber daya manusia, dll) dengan output dari kebijakan yang telah diimplementasikan. Ukuran dampak yang digunakan adalah adanya nilai tambah dari kebijakan yang telah diimplementasikan (tercapainya outcome kebijakan). b. Dihapuskan c. Direvisi Ukuran sustainability yang digunakan adalah keberlanjutan kebijakan setelah dilakukan evaluasi terhadap proses maupun hasil implementasi kebijakan 70% 20% 20%

20 PANDUAN AKSES PORTAL IKK Gambar 2: Tahapan dalam Portal IKK Akses Instrumen IKK di Setelah muncul homepage IKK (Gambar 3), klik untuk input data enumerator IKK. 17 Gambar 3: Homepage IKK

21 PANDUAN AKSES PORTAL IKK Setelah klik REGISTRASI untuk mendapatkan akun pada portal IKK, akan muncul tampilan web page seperti di bawah ini. Isilah data pribadi sesuai permintaan yang ada, dan klik DAFTAR. 18 Gambar 4: Halaman registrasi enumerator IKK Setelah berhasil melakukan registrasi, akun Anda telah dapat digunakan untuk melakukan penilaian IKK secara online. Selanjutnya Anda dapat masuk ke halaman utama IKK cukup melalui menu LOGIN yang berada di sudut kanan atas homepage IKK. Setalah halaman login muncul, masukkan alamat dan password yang telah Anda daftarkan ke sistem IKK. Gambar 5: Halaman Login IKK

22 PANDUAN AKSES PORTAL IKK Setelah berhasil login, akan muncul tampilan halaman utama IKK seperti di bawah ini. Di panel kiri terdapat menu utama IKK dan di panel kanan atas terdapat menu pribadi pengguna. Klik Tambah Survey untuk memulai penilaian IKK. Setelah itu muncul dialog box, isi sesuai dengan perintah yang tersedia. Menu untuk memulai penilaian IKK. Menu pribadi pengguna. Menu utama dalam tahapan penilaian IKK. Dialog box setelah klik Tambah Survey Gambar 6: Halaman utama untuk memulai penilaian IKK Memulai Penilaian IKK Bagian 1, Penilaian Proses Perencanaan Kebijakan 19 Gambar 7: Penilaian IKK Bagian 1, Tahap 1, Penilaian Agenda Setting Kebijakan Gambar 8: Penilaian IKK Bagian 1, Tahap 2, Penilaian Formulasi Kebijakan

23 PANDUAN AKSES PORTAL IKK Memulai Penilaian IKK Bagian 2, Penilaian Proses Pelaksanaan Kebijakan Gambar 9: Penilaian IKK Bagian 2, Tahap 1, Penilaian Implementasi Kebijakan 20 Gambar 10: Penilaian IKK Bagian 2, Tahap 2, Penilaian Evaluasi Kebijakan Gambar 11: Halaman rekap hasil penilaian kebijakan

24 FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQs) Siapa saja yang dapat berpartisipasi untuk mengisi instrumen IKK? Instrumen IKK dalam jangka panjang dikembangkan untuk dapat digunakan oleh semua pihak, baik internal instansi pemerintah maupun di luar instansi pemerintah. Namun dalam tahap awal pengembangannya, user IKK dibatasi hanya untuk K/L/Pemda, khususnya yang telah mendaftarkan diri sebagai pengguna IKK dalam portal online IKK di Jenis Kebijakan apa saja yang dinilai dalam penilaian IKK? Jenis kebijakan yang dinilai dalam penilaian IKK ini dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: 1) Kebijakan formal (by law) Keputusan-keputusan yang dikodifikasikan secara tertulis dan disahkan atau diformalkan agar dapat berlaku. Bentuk kebijakan publik dalam kategori ini yaitu UU, Hukum, dan Regulasi seperti diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, termasuk di dalamnya Perpres dan Perda. 2) Kebijakan berbentuk konvensi atau kesepakatan umum (by policy) Kebijakan ini biasanya muncul dari proses manajemen organisasi publik. Contoh kebijakan yang termasuk jenis ini misalnya Juklak/ Juknis, SOP tidak tertulis atau tertulis tetapi tidak diformalkan. 3) Kebijakan yang spontanitas dikeluarkan oleh pejabat publik (by administration) Kebijakan ini berbentuk pernyataan pejabat publik di depan publik dan mewakili lembaga publik yang dipimpinnya. Contoh kebijakan yang termasuk jenis ini misalnya pernyataan pimpinan institusi tentang suatu hal yang ditindaklanjuti dengan instruksi melalui surat edaran, dsb. 21 Berapa kebijakan yang dapat diajukan untuk dinilai dalam IKK? Jumlah minimal kebijakan yang dapat dinilai untuk menggambarkan kualitas kebijakan adalah 10 % dari jumlah kebijakan yang diproduksi selama 5 tahun terakhir. Flowchart Penetapan Kebijakan Untuk Dianalisis Identifikasi Semua Produk Kebijakan Selama 5 Tahun Terakhir List Kebijakan Menurut Sektor Tetapkan Jenis Kebijakan (By Law, By Policy, By Administration) Ambil 10 % Dari Jumlah Masing Masing Jenis Kebijakan Hasil : List Kebijakan Hasil : Kebijakan Per- Sektor Hasil : Jenis Kebijakan Hasil : 10 % Kebijakan

25 PENUTUP Buku panduan (toolkit) Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) ini disusun sebagai petunjuk bagi para pengguna (user/enumerator) IKK agar memudahkan untuk berpartisipasi dalam menilai kualitas kebijakan di setiap instansinya. Penyusun berharap buku petunjuk/toolkit IKK ini dapat menjembatani pemahaman pengguna terkait kualitas kebijakan di Indonesia dan bagaimana cara penilaiannya dengan menggunakan instrumen IKK yang dapat diakses secara online. Secara substansi dan teknis, instrumen IKK ini masih akan terus dikembangkan. Melalui partisipasi Bapak/Ibu dalam menggunakan instrumen IKK ini, kami sangat mengharapkan masukan dan saran Bapak/Ibu terkait substansi indikator penilaian kebijakan dalam instrumen IKK, maupun secara teknis terkait sistem IKK yang kami kembangkan. Berbagai saran, masukan, dan pertanyaan dapat disampaikan melalui berbagai media sosial PUSAKA LAN seperti yang tertera dalam box di bawah ini. Mari bersama-sama kita bangun kebijakan publik Indonesia yang lebih berkualitas Komunitas Analis Jl. Veteran No. 10, Jakarta Pusat, 10110

26 Komunitas Analis Jl. Veteran No. 10, Jakarta Pusat,

Deputi Bidang Kajian Kebijakan

Deputi Bidang Kajian Kebijakan Deputi Bidang Kajian Kebijakan *Foto dari kiri-kanan (ki-ka) : Riyadi (Kapus PKDOD), Tri Saksono (Kapus PKSANHAN), Muhammad Taufiq (Deputi Kajian Kebijakan), Erna Irawati (Kapus PUSAKA), dan Haris Faozan

Lebih terperinci

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PUSAT UNGGULAN IPTEK Panduan Teknis Nomor 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017

Lebih terperinci

Unggul, Inovatif dan Berdayasaing

Unggul, Inovatif dan Berdayasaing Unggul, Inovatif dan Berdayasaing Call Centre 0811 156 2656 Email : pui@ristekdikti.go.id - pui.ristekdikti@gmail.com Website : http://pui.ristekdikti.go.id 1 Instrumen SUPERVISI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN

Lebih terperinci

=== DOKUMENTASI WEBSITE SIDIKLAT ===

=== DOKUMENTASI WEBSITE SIDIKLAT === === DOKUMENTASI WEBSITE SIDIKLAT === Dafttar User baru Pilih menu Belum punya akun?, akan muncul menu dialog, isi data identitas diri, dengan email yang valid, karena akan ada konfimasi user lewat email.

Lebih terperinci

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ( No.879, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. RIA. Penggunaan.Metode. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017 MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam workshop ini adalah: Memahami makna dan filosofi pengaturan

Lebih terperinci

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Anggaran dan Penanggungjawab No PROGRAM/ KEGIATAN Output Tahapan Kerja Output Tahapan Kerja Kriteria Keberhasilan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI

LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI 15 MARET 2017 PENDAHULUAN PROGRAM QUICK WINS OUTPUT Program Quick Wins pada Pusat Perancangan Undang- Undang Badan

Lebih terperinci

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB Mataram, 10 12 April 2012 PMPRB 1. PerMENPANRB No. 1 Tahun 2012 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN

MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Ang garan

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 13.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Bali 13.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 13.3 Hasil Penilaian : 47,63

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PELAPORAN DAN EVALUASI RENJA (PP 39/2006 APLIKASI E MONEV BAPPENAS DAN EVALUASI RKA-KL (PMK 249/2011 APLIKASI SMART)

PENYUSUNAN PELAPORAN DAN EVALUASI RENJA (PP 39/2006 APLIKASI E MONEV BAPPENAS DAN EVALUASI RKA-KL (PMK 249/2011 APLIKASI SMART) KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL DALAM NEGERI POLITIK Sekretariat DAN PEMERINTAHAN Jenderal UMUM Biro Perencanaan PENYUSUNAN PELAPORAN DAN EVALUASI RENJA (PP 39/2006 APLIKASI E MONEV BAPPENAS DAN EVALUASI

Lebih terperinci

2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET.

2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET. No.225, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SETKAB. Hasil Sidang Kabinet. Pencabutan. PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK

Lebih terperinci

Pokok Pembahasan INOVATIF PROFESIONAL INTEGRITAS PEDULI

Pokok Pembahasan INOVATIF PROFESIONAL INTEGRITAS PEDULI Pokok Pembahasan 1. Dasar Hukum Akreditasi 2. Konsep & Kebijakan Akreditasi Lembaga Diklat (LD) Pemerintah 3. Alur Proses Akreditasi LD Pemerintah 4. Instrumen : Unsur Penilaian Akreditasi LD Pemerintah

Lebih terperinci

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan 1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Program, Kegiatan, dan hasil yang Diharapkan pada Tingkatan Mikro 3. Format Road Map 4. Langkah langkah Penyusunan Road Map 2 1 Road Map Road Map merupakan rencana

Lebih terperinci

Kuesioner Perspektif Stakeholders terhadap UU Nomor 25 Tahun 2004 (Untuk Kementerian/Lembaga) Biro Hukum Kementerian PPN/BAPPENAS [1]

Kuesioner Perspektif Stakeholders terhadap UU Nomor 25 Tahun 2004 (Untuk Kementerian/Lembaga) Biro Hukum Kementerian PPN/BAPPENAS [1] Kuesioner Perspektif Stakeholders terhadap UU Nomor 25 Tahun 2004 (Untuk Kementerian/Lembaga) Biro Hukum Kementerian PPN/BAPPENAS [1] DATA RESPONDEN NAMA : INSTANSI : JABATAN : TELEPON : TANGGAL PENGISIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan terwujudnya

Lebih terperinci

PMK No. 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga

PMK No. 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga PMK No. 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga 1 OUTLINE I. Tata Cara Monev Kinerja Penganggaran. II. Panduan Pengoperasian

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UJI PUBLIK KARYA TULIS ILMIAH BAGI ANALIS KEBIJAKAN

UJI PUBLIK KARYA TULIS ILMIAH BAGI ANALIS KEBIJAKAN UJI PUBLIK KARYA TULIS ILMIAH BAGI ANALIS KEBIJAKAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2016 PENDAHULUAN Analysis POLICY MAKING PROCESS Utilization POLICY INFORMATION POLICY ANAYST POLICY COMMUNICATIONS

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 17 A. Rincian Pelaksanaan Kegiatan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Rincian pelaksanaan kegiatankegiatan reformasi birokrasi pada tahun 2011 meliputi penanggung jawab, time frame per bulan, output /hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi REPUBLIK INDONESIA Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi e-planning - Direktorat Otonomi Daerah - REPUBLIK INDONESIA LANGKAH PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN FISIK TAHUN 2018 : PENGUSULAN FISIK TAHUN

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 18.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Sumatera Utara 18.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 18.3 Hasil Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN 0 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Nama Inovasi Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Produk Inovasi Penyelarasan Arsitektur

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD 9 AGUSTUS 201 1 EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD Dalam rangka pelaksanaan evaluasi kelembagaan pemerintah pada Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, sesuai permenpan dan RB Nomor 7 Tahun 2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 26.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Jawa Barat 26.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 26.3 Hasil Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan

Lebih terperinci

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS 1 REVIU Kewajiban pemerintah terhadap hak-hak anak? Memperluas layanan pendidikan Menyediakan pendidikan dasar yang bebas biaya Mempromosikan pembelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH 1 1 Program RB Grand Design RB Road Map RB 6 Program Makro 8 Area Perubahan 9 Program Percepatan RB 9 Program Mikro K/L & Pemda 2 Keterkaitan Program Makro Dengan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

PANDUAN OPERATOR KINERJA KELEMBAGAAN PENELITIAN PERGURURUAN TINGGI

PANDUAN OPERATOR KINERJA KELEMBAGAAN PENELITIAN PERGURURUAN TINGGI PANDUAN OPERATOR KINERJA KELEMBAGAAN PENELITIAN PERGURURUAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JAKARTA, OKTOBER 2017 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI Agenda Prioritas mempunyai agenda prioritas yang dibagi 3 (tiga) fase yang masing-masing berlangsung selama 12 (dua belas) bulan. Untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 15,44

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 15,44 HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 19.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Papua Barat 19.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 19.3 Hasil Penilaian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 16.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Lampung 16.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 16.3 Hasil Penilaian :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI AHMAD HENDRIANSYAH Email : hendriansyah79@gmail.com Web Blog : http://hendriansyah.web.id Ph : +6281373944479 Wakil Ketua DPD IAPI Prov.

Lebih terperinci

Pedoman Penggunaan Aplikasi e-monev Daerah

Pedoman Penggunaan Aplikasi e-monev Daerah Pedoman Penggunaan Aplikasi e-monev Daerah Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2013 Penanggung Jawab : Deputi Bidang

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam 10 BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengarusutamaan Gender (PUG) 1. Kebijakan Pengarusutamaan Gender Terkait dengan Pengarusutamaan Gender (PUG), terdapat beberapa isitilah yang dapat kita temukan, antara lain

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,59

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,59 HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 23.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Sulawesi Utara 23.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 23.3 Hasil Penilaian

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode. Koordinasi Terbuka/MKT)

Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode. Koordinasi Terbuka/MKT) Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode Koordinasi Terbuka/MKT) 2008 ALUR PAPARAN OMC (Open Method of Coordination) Isu Koordinasi Pengertian, Contoh, Manfaat Mekanisme, elemen

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERJANJIAN KINERJA

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERJANJIAN KINERJA 1 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJADAN TATA CARA REVIU

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,52

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,52 HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 27.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Riau 27.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 27.3 Hasil Penilaian : 39,93

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK Nomor : 17/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017 REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017 DAFTAR ISI LATAR BELAKANG DASAR HUKUM PROGRAM RB REVIEW KEG RB 2015/2016 KEGIATAN RB 2016/2017

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Pengembangan kapasitas aparatur merupakan hak bagi ASN untuk mendapatkan keahlian yang berguna dalam mendukung suatu organisasi sebagaimana yang tertuang

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL

RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2015-2040 Tim RIRN 2015-2040 Jakarta, 28 Januari 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN USER MANUAL. Sistem Informasi Deputi Bidang Pembiayaan

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN USER MANUAL. Sistem Informasi Deputi Bidang Pembiayaan KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN USER MANUAL Sistem Informasi Deputi Bidang Pembiayaan (Portal Website Publik) 1 Daftar Isi DAFTAR ISI... 2 DAFTAR GAMBAR... 3

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberi pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang / badan hukum / pimpinan kolektif

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN (Pemerintah Daerah)

BUKU PANDUAN (Pemerintah Daerah) BUKU PANDUAN (Pemerintah Daerah) Daftar Isi : I. Pendaftaran II. Pengisian Formulir Instrumen I. Panduan Pendaftaran Sebagai Pemerintah Daerah Untuk melakukan pengisian formulir Uji Petik, perwakilan setiap

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional/bappenas Juli 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL No.733, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 32.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 32.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 32.3 Hasil

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan

BAB I. PENDAHULUAN. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 17.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat 17.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 17.3 Hasil

Lebih terperinci

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc, PhD. DEPUTI BIDANG TATALAKSANA deddys@menpan.go.id

Lebih terperinci

Distribusi INDIKATOR KINERJA (2016)

Distribusi INDIKATOR KINERJA (2016) 1 Distribusi INDIKATOR KINERJA (2016) input process output outcome impact sourcing capacity indikator kinerja outcome - impact merupakan indikator lanjutan dari pencapaian output Fus Penguatan Indikator

Lebih terperinci

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN Tim RIRN Jakarta, 11 Maret 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi Menko PMK menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

APLIKASI PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU BERBASIS WEB

APLIKASI PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU BERBASIS WEB Petunjuk Pengoperasian APLIKASI PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU BERBASIS WEB KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) JAKARTA, 2012 1 PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.656, 2017 LIPI. Pembentukan Peraturan Perundangundangan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional - 1 - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 30.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Bengkulu 30.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/Field Evaluation 30.3 Hasil Penilaian :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH buku 3 PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 9 tahun 2011 kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Penggagas/Inovator Nama Editor : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DIY : A.A. Sri Astiti Permasalahan dalam Penyusunan Dokumen

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PEMBINAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016

PANDUAN TEKNIS SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PEMBINAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016 PANDUAN TEKNIS SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PEMBINAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016 Nomor : 13/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci