BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini digunakan resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran (65x10x2,5) mm untuk mengukur kekuatan transversal (ADA Spec no.12). 10mm 65 mm 2,5 mm Gambar 2. Ukuran batang uji kekuatan transversal Besar Sampel Penelitian Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus sebagai berikut: (t-1)(r-1) 15 Keterangan : t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan Dalam penelitian ini, terdapat 6 kelompok perlakuan yaitu resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 2 jam, 6 jam, 8 jam dan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam, 6 jam, 8 jam. Maka t = 6 dan jumlah sampel (r) setiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut: ( t 1 ) ( r 1 ) 15

2 (6 1 ) ( r 1 ) 15 r 4 r = 5 Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok adalah 5 buah. Maka total sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 buah (untuk 6 kelompok), yang terdiri dari 2 kelompok untuk perendaman selama 2 jam (ekstrak biji pinang dan kontrol), 2 kelompok untuk perendaman selama 6 jam (ekstrak biji pinang dan kontrol), 2 kelompok untuk perendaman selama 8 jam (ekstrak biji pinang dan kontrol). 3.3 Variabel Penelitian Klasifikasi Variabel Variabel Bebas : Resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Variabel Terikat Kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas Variabel Terkendali 1. Ukuran sampel 2. Lama peredaman 3. Perbandingan powder dan liquid resin akrilik polimerisasi panas 4. Perbandingan powder gips keras dan air 5. Waktu pegadukan gips 6. Suhu dan waktu kuring 7. Tekanan pengepresan 8. Teknik pemolesan 9. Pembuatan ekstrak biji pinang 10. Suhu dan waktu perendaman

3 3.3.2 Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Bebas No Variabel Bebas Definisi Operasional Alat Ukur 1 Resin akrilik Bahan basis gigitiruan yang terdiri atas bubuk dan - polimerisasi panas cairan yang setelah pencampuran dan pemanasan membentuk suatu bahan padat yang kaku (QC 20, England). Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Terikat No Variabel Terikat Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1 Kekuatan Ketahanan resin akrilik setelah polimerisasi Ratio Torsee s transver- terhadap suatu beban vertikal yang Sal dikenakan pada sebuah batang uji yang Universal ditumpu pada kedua ujungnya sampai Testing batang uji tersebut patah Machine,Jap an Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Terkendali No Variabel Terkendali Definisi Operasional 1 Ukuran sampel Resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran 65 mm x 10 mm x 2,5 mm untuk pengujian kekuatan transversal. Alat Ukur Penggaris besi 2 Perbandingan adonan gips keras 3 Waktu pengadukan gips keras 4 Perbandingan polimer : monomer Perbandingan jumlah gips keras dan air yang digunakan untuk menanam sampel dalam kuvet, yaitu 300 gram gips keras : 90 ml air. Waktu yang diperlukan untuk mengaduk gips dengan menggunakan spatula, yaitu selama 15 detik. Perbandingan jumlah polimer : monomer resin akrilik polimerisasi panas yang digunakan pada penelitian, yaitu 2 gr : 1 ml. Sendok takar dan wadah air Stopwatch Sendok takar dan wadah air

4 5 Tekanan pengepresan 6 Suhu dan waktu kuring 7 Teknik pemolesan 8 Suhu dan waktu perendaman 9 Ekstrak biji pinang 10 Waktu perendaman sampel dalam ekstrak biji pinang Tekanan yang digunakan untuk mengepres kuvet yang telah berisi resin akrilik polimerisasi panas yaitu 1000 psi untuk pengepresan pertama dan 2200 psi untuk pengepresan kedua. Suhu dan waktu yang diperlukan untuk polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas, yaitu fase I 70 o C selama 90 menit dan fase II 100 o C selama 30 menit, lalu kuvet dibiarkan sampai dingin pada suhu kamar. Cara pemolesan sampel agar diperoleh permukaan yang rata dan halus. Pada penelitian ini digunakan teknik pemolesan mekanis dengan menggunakan kertas pasir waterproof berukuran 600 di bawah aliran air. Suhu dan waktu yang digunakan untuk merendam sampel dalam akuades pada suhu 37 o C, yaitu selama 48 jam. Biji pinang yang telah diekstrak menggunakan teknik maserasi disertai pengadukan dengan pelarut metanol Lamanya sampel direndam dalam ekstrak biji pinang, yaitu selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Press hidrolik (OL57 Manfredi, Italy) Termometer, stopwatch - Termometer, stopwatch Timbangan dan Erlenmeyer Stopwatch 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Pembuatan Ekstrak Biji Pinang Laboratorium Obat Tradisional IPB Tempat Pembuatan Sampel 1. Unit Uji Laboratorium Dental FKG USU 2. Laboratorium Prostodonsia FKG USU

5 3.4.3 Tempat Pengujian Sampel Laboratorium Penelitian FMIPA USU Waktu Penelitian Penelitian dilakukan bulan Februari-Maret Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian Alat yang Digunakan Untuk Menghasilkan dan Merendam Sampel a. Kuvet logam (Smic. China) b. Rubber bowl dan Spatula c. Timbangan digital (Sartorius AG Gottingen, Jerman) d. Unit Kuring (Filli Manfredi Pulsar-2, Italia) e. Vacuum mixer (Whip USA) f. Vibrator (Filli Manfredi Pulsar-2, Italia) g. Hydraulic press (OL 57 Manfredi, Italia) h. Portable dental engine (maraton, Jepang) i. Straight handpiece (Maraton, Jepang) j. Lekron (Smic, China) k. Model induk logam dengan ukuran (65x10x2,5) mm (ADA spec. no.12) l. Gelas beker, pot porselen, pipet m. Mata bur fresser n. Masker o. Pinset p. Tisu q. Wadah kaca

6 Alat yang Digunakan Untuk Menguji Sampel Alat uji kekuatan transversal Torsee s Electronic System Universal Testing Machine (2tf senstar, SC-2-DE Tokyo-Japan) Bahan Penelitian a. Resin Akrilik Polimerisasi Panas (QC-20, England) b. Ekstrak Biji pinang (Areca catechu L) c. Gips Keras (Moldano, Germany) d. Vaselin e. Plastik Selopan f. Cold Mould Seal (QC-20, England) g. Akuades h. Air i. Kertas pasir waterproof nomor Cara Penelitian Persiapan Pembuatan Sampel Pembuatan Mold a) Membuat adonan gips keras, perbandingan gips dengan air adalah 300gram: 90 ml air untuk kuvet atas dan bawah b) Adonan diaduk dengan spatula selama 15 detik sampai tercampur homogen selama 30 detik c) Adonan dimasukkam ke dalam kuvet yang telah disiapkan diatas vibrator

7 Gambar 3. Vibrator (Fili Manfredi Pulsar-2, Italy) d) Model induk diletakkan pada adonan gips yang mulai mengeras di dalam kuvet, masing-masing kuvet berisi 3 model induk. e) Setelah agak mengeras, gips dirapikan dan didiamkan sampai mengeras selama 60 menit f) Permukaan gips diolesi dengan vaselin kemudian kuvet atas dipasangkan dan diisi dengan adonan gips keras di atas vibrator g) Setelah gips mengeras, kuvet dibuka, model induk diangkat, cetakan model yang didapat dituang untuk membuang sisa vaselin sampai bersih h) Setelah kering olesi dengan cold mould seal, tunggu selama 20 menit (sesuai petunjuk pabrik) Gambar 4. Mold pembuatan sampel resin akrilik polimerisasi panas

8 Pengisian Resin akrilik pada Mold a) Polimer dan monomer diaduk dalam pot porselen dengan perbandingan 2 gr : 1 ml sesuai petunjuk pabrik dan ditunggu hingga adonan mencapai stadium dough b) Mold yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik c) Plastik selopan diletakkan di antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan press hidrolik dengan tekanan 1000 psi (70 kg/cm 2 ) d) Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan dengan tekanan 2200 psi (154 kg/cm 2 ) kemudian baut dipasang Gambar 5. Press Hidrolik Kuring Kuring unit diisi dengan air, suhu dan waktu diatur pada fase I 70 0 C selama 90 menit dan fase II C selama 30 menit. Kuvet dikeluarkan dari kuring unit dan dibiarkan dingin sampai suhu kamar.

9 Gambar 6. Waterbath (Fili Manfredi, Italy) Penyelesaian Akhir Batang uji dikeluarkan dari kuvet, kemudian dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur frasser. Batang uji kemudian dihaluskan dengan kertas pasir waterproof dengan nomor 600 di bawah air mengalir sampai memperoleh ukuran yang di inginkan Pembuatan Ekstrak Biji Pinang 1. Pembuatan ekstrak biji pinang dilakukan dengan metode maserasi disertai pengadukan. 2. Sebanyak 100 gram biji pinang dimasukkan ke dalam 1 liter metanol, kemudian diekstrak dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer (150 rpm) pada suhu kamar selama 3 jam. 3. Campuran disaring dua kali berturut-turut menggunakan kertas saring whatman No. 4, kemudian No.1 filtrat yang diperoleh dari ekstraksi I dan II dikumpulkan 4. Pelarutnya (metanol) dilarutkan dengan rotary vacum evaporator pada suhu 45 0 C, sampai tidak terjadi lagi pengembunan pelarut pada kondensor (menunjukkan semua pelarut telah teruapkan). Hasil ini menunjukan 100% ekstrak.

10 5. Selanjutnya dibuat ekstrak biji pinang dengan konsentrasi sebesar 20% dengan cara 20 ml ekstrak biji pinang dilarutkan di dalam 80 ml aquades Perendaman Sampel a) Sampel direndam dalam akuades selama 48 jam sebelum dilakukan penelitian agar sampel menjadi jenuh. b) Sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : - Sampel yang direndam dalam akuades selama 2 jam (Kelompok A) - Sampel yang direndam dalam akuades selama 6 jam (Kelompok B) - Sampel yang direndam dalam akuades selama 8 jam (Kelompok C) - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam (Kelompok D) - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam (Kelompok E) - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam (Kelompok F) c) Setelah 48 jam dimulai penelitian dengan cara merendam sampel dalam larutan ekstrak biji pinang sesuai waktu yang ditetapkan pada masing-masing kelompok. d) Setelah itu, sampel dikeluarkan, dicuci dan dibiarkan sampai kering, lalu dilakukan pengujian kekuatan transversal untuk kelompok A, B, C, D, E dan F Pengukuran Kekuatan Transversal Pengukuran kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan alat uji kekuatan transversal Torsee s Electronic System Universal Testing Machine (2tf Senstar, SC-2-DE Tokyo Japan) dengan kecepatan cross head 1/10 mm/detik. Jarak antar kedua penyangga adalah 50 mm. Batang uji diberi nomor pada kedua ujungnya dan garis pada bagian tengah serta ditempatkan pada alat sedemikian rupa sehingga

11 alat menekan batang uji tepat pada garis tersebut. Pada monitor akan terlihat nilai yang didapat dari hasil uji. Cara pengukuran kekuatan transversal digunakan rumus : S = Keterangan : S : kekuatan transversal (kg/cm 2) I : jarak pendukung (cm) P : Beban (kg) b : Lebar batang uji (cm) d : Tebal batang uji (cm) Gambar 7. Alat Uji Kekuatan Transversal (Torsee s Electronic Universal Testing Machine, Japan) 3.7 Analisis Data a. Uji t untuk mengetahui perbedaan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang dan kontrol pada masing-masing kelompok waktu.

12 b. Uji Anova satu arah untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman ekstrak biji pinang terhadap kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas

13 3.8 Kerangka Operasioal Pembuatan model induk Pembuatan mold dalam kuvet Pengisian resin akrilik pada mold Kuring Penyelesaian akhir dan Sampel penelitian Perendaman sampel penelitian dalam Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L) konsentrasi 20% selama Uji kekuatan transversal Pengumpulan data Analisis data Hasil

14 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Uji kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan beban sampai patahnya batang uji RAPP, besar beban dinyatakan dengan kg/cm 2. Untuk kelompok A kekuatan transversal terkecil bahan basis gigitiruan RAPP adalah 948 kg/cm 2 dan terbesar adalah 993,60 kg/cm 2 dengan nilai rerata ± SD 975,38 ± 22,52. Untuk kelompok B, kekuatan transversal terkecil bahan basis gigitiruan RAPP adalah 873,76 kg/cm 2 dan terbesar adalah 993,60 kg/cm 2 dengan nilai rerata ± SD 935,57 ± 42,42. Untuk kelompok C, kekuatan transversal terkecil bahan basis gigitiruan RAPP adalah 853,77 kg/cm 2 dan terbesar adalah 953,75 kg/cm 2 dengan nilai rerata ± SD 916,90 ± 37,87. Untuk kelompok D, kekuatan transversal terkecil bahan basis gigitiruan RAPP adalah 804 kg/cm 2 dan terbesar adalah 980,40 kg/cm 2 dengan rerata ± SD 907,68 ± 65,29. Untuk kelompok E, kekuatan transversal terkecil bahan basis gigitiruan RAPP adalah 872,40 kg/cm 2 dan terbesar adalah 909,6 kg/cm 2 dengan nilai rerata ± SD 895,84 ± 14,51. Untuk kelompok F, kekuatan transversal terkecil bahan basis gigitiruan RAPP adalah 846 kg/cm 2 dan terbesar adalah 902,4 kg/cm 2 dengan nilai rerata ± SD 877,96 ± 20,81. Nilai dari seluruh kelompok sampel, nilai kekuatan transversal terkecil ditemukan pada kelompok D dengan kekuatan tranversal terdapat pada sampel nomor 4 yaitu 804 kg/cm 2. Nilai kekuatan transversal terbesar ditemukan pada kelompok A dengan nilai kekuatan transversal terbesar terdapat pada sampel nomor 3 yaitu 993,6 kg/cm 2.

15 Tabel 4. Kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam beserta kontrol No 2 jam 6 jam 8 jam Sampel Akuades (A) Pinang (D) Akuades (B) Pinang (E) Akuades (C) Pinang (F) 1 992, ,4 904,8 853,77* 885, ,01 898,8 937,2 892,8 953,75** 846* 3 993,6** 919,2 934,92 899, , ,75 804* 993,6** 872,4* , * 980,4** 873,76* 909,6** 921,98 902,4** X 975,38 907,68 935,57 895,84 916,9 877,96 ± ± ± ± ± ± ± SD 22,52 65,29 42,42 14,51 37,87 20,84 Keterangan: * = Nilai Terkecil, ** = Nilai Terbesar 4.2 Perbedaan Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Pada Perendaman dalam Ekstrak Biji Pinang Dengan Konsentrasi 20% dan Kontrol Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Perbedaan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dan kontrol pada masing-masing kelompok waktu dianalisis dengan menggunakan uji t-independen. Hasil uji t pada penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada 2 kelompok, yaitu pada kelompok yang direndam selama 2 jam dalam akuades (kelompok A) dan ekstrak biji pinang (kelompok D) dengan nilai p = 0,060 (p > 0,05), kelompok yang direndam selama 6 jam dalam akuades (kelompok B) dan ekstrak biji pinang (kelompok E) dengan nilai p = 0,083 (p > 0,05) menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Pada kelompok yang direndam selama 8 jam dalam akuades (kelompok C) dan ekstrak biji pinang (kelompok F) dengan nilai p = 0,079 (p > 0,05) juga menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan.

16 Tabel 5. Perbedaan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam kelompok waktu perendaman n P Akuades (A) 5 2 jam Pinang (D) 5 0,060 Akuades (B) 5 6 jam Pinang (E) 5 0,083 Akuades (C) 5 8 jam Pinang (F) 5 0, Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Terhadap Kekuatan Transversal Pengaruh waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang terhadap kekuatan transversal dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah. Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data. Hasil uji homogenitas ekstrak biji pinang menunjukkan nilai 2,697 dengan tingkat signifikansi p = 0,108 (p > 0,05) Setelah uji homogenitas, dilakukan uji ANOVA satu arah. Hasil uji menunjukkan hasil yang tidak signifikan, yaitu p = 0,523 (p > 0,05). Nilai ini menunjukkan tidak adanya pengaruh waktu yang signifikan waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal.

17 Tabel 6. Pengaruh waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal Kelompok Perendaman dalam X±SD p Ekstrak Biji Pinang 20 % 2 jam (D) 907,68 ± 65,29 6 jam (E) 895,84 ± 14,51 0,523 8 jam (F) 877,96 ± 20,84

18 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Metodologi Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mempelajari suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat adanya perlakuan tertentu. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis post test only group control design yaitu nilai kekuatan transversal sampel penelitian berperan sebagai variabel terikat yang diberikan post test (perlakuan akhir) tanpa terlebih dahulu diberikan pre test (perlakuan awal). Desain ini digunakan karena tidak mungkin dilakukan pengujian kekuatan trasnversal pada tahap awal pada sampel. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok perlakuan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok perlakuan, kemudian hasil dari kelompok-kelompok perlakuan tersebut dibandingkan satu sama lain. 5.2 Hasil Penelitian Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Direndam Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Pada Tabel 4 terlihat kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam akuades selama 2 jam (kelompok A) adalah 948 Kg/cm 2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 993,60 Kg/cm 2. Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam akuades selama 6 jam (kelompok B) adalah 873,76 Kg/cm 2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 993,60 kg/cm 2 Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam akuades selama 8 jam (kelompok C) adalah 853,77 Kg/cm 2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 953,75 Kg/cm 2. Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak

19 biji pinang selama 2 jam (kelompok D) adalah 804 Kg/cm 2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 980,4 Kg/cm 2. Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam (kelompok E) adalah 872,40 Kg/cm 2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 909,6 Kg/cm 2. Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam (kelompok F) adalah 846 Kg/cm 2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 902,4 Kg/cm 2. Hasil yang bervariasi tersebut kemungkinan dapat disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembuatan sampel yang tidak dapat dikendalikan selama penelitian, antara lain kandungan monomer sisa dan teknik pengadukan yang manual. 33 Menurut Pavarina (2003) proses kuring yang digunakan untuk QC 20 mungkin memiliki kandungan monomer sisa yang tinggi. Pavarina mengatakan besar kemungkinan kandungan monomer sisa yang tinggi dapat mempengaruhi sifat mekanis bahan. 34 Combe (1992) juga menyatakan bahwa kandungan monomer sisa yang tinggi dapat mempengaruhi sifat fisik polimer dan membuat resin akrilik menjadi fleksibel dan kekuatan menurun. 37 Pada Tabel 4 juga dapat terlihat nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades mengalami penurunan seiring dengan semakin lamanya perendaman. Hal ini disebabkan karena resin akrilik menyerap air secara perlahan dalam jangka waktu tertentu. Pamungkas (2011) menyatakan bahwa mekanisme penyerapan molekul air sesuai dengan hukum difusi. Difusi diduga terjadi di antara makromolekul, hal ini akan memisahkan makromolekul yang satu dengan yang lain, akibatnya kekuatan resin akrilik berkurang. 36 Pada Tabel 4 juga dapat terlihat nilai kekuatan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ektrak biji pinang menunjukan nilai yang lebih rendah dibanding yang direndam dalam akuades untuk waktu perendaman yang sama. Hal ini disebabkan karena ekstrak biji pinang mengandung fenol. Menurut pendapat Kursdajanti (2003) bahwa resin akrilik memiliki sifat menyerap bahan cair maupun bahan kimia sehingga bahan yang mengandung fenol akan bereaksi secara kimia dengan resin akrilik. Resin akrilik merupakan polimer berbentuk poliester panjang

20 yang terdiri dari unit metilmetakrilat yang berulang dengan kepolaran rendah, sedangkan fenol bersifat asam dengan kepolaran tinggi. Poliester dalam suasana asam akan terhidrolisis membentuk asam karboksilat dan alkohol. Poliester yang terpecah menyebabkan degradasi pada ikatan kimia resin akrilik. Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan transversal resin akrilik tersebut. Semakin lama waktu kontak antara resin akrilik dan senyawa fenol akan semakin menurunkan kekuatan resin akrilik Perbedaan Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Pada Perendaman dalam Ekstrak Biji Pinang Dengan Konsentrasi 20% dan Kontrol Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Hasil uji t pada Tabel 5 menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan, yaitu kelompok yang direndam selama 2 jam dalam akuades (kelompok A) dan ekstrak biji pinang (kelompok D) dengan nilai p = 0,060 (p > 0,05), kelompok yang direndam selama 6 jam dalam akuades (kelompok B) dan ekstrak biji pinang (kelompok E) dengan nilai p = 0,083 (p > 0,05), kelompok yang direndam selama 8 jam dalam akuades (kelompok C) dan ekstrak biji pinang (kelompok F) dengan nilai p = 0,079 (p > 0,05) Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Savira (2014) yang melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam infusa daun salam yang mengandung fenol menunjukkan adanya penurunan kekuatan transveral resin akrilik polimerisasi panas tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna. Tidak adanya penurunan kekuatan transversal yang bermakna kemungkinan dapat disebabkan karena kandungan fenol dalam ekstrak biji pinang rendah. Menurut Shen (1989) mikroporositas akan terbentuk pada permukaan resin akrilik yang direndam dalam suatu larutan yang mengandung fenol 5%. Bila resin akrilik yang direndam dalam suatu larutan yang memiliki konsentrasi fenol lebih rendah dari 5%, kemungkinan mikroporositas tidak akan terbentuk sehingga tidak terjadi penurunan kekuatan transversal yang signifikan. Sifat asam senyawa fenol yang terdapat dalam

21 ekstrak biji pinang tidak sekuat fenol murni sehingga ikatan kimiawi resin akrilik yang terdegradasi tidak signifikan. Menurut Billmeyer (1984) dan Craig (1997) resin akrilik memiliki ketahanan yang baik terhadap asam lemah. 37 Hasil penelitian Ni Kadek (2011) menyimpulkan bahwa ekstrak biji pinang yang paling efektif dalam menurunkan jumlah koloni candida albicans pada basis gigitiruan resin akrilik adalah ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam. Semakin lama basis gigitiruan direndam dalam ekstrak biji pinang maka akan semakin menurunkan jumlah koloni candida albicans. Jika dilihat dari hasil penelitian ini didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada perendaman ekstrak biji pinang dan akuades, sehingga ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dapat digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan karena kandungan fenolnya dapat menurunkan jumlah koloni candida albicans tetapi tidak menyebabkan penurunan kekuatan transversal secara signifikan untuk perendaman 2 jam, 6 jam dan 8 jam. Rerata kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang 20% selama 8 jam adalah 877,96 kg/cm 2. Menurut ISO 1567 : 1999 kekuatan transversal yang dibutuhkan resin akrilik polimerisasi panas adalah 662 kg/cm 2. Walaupun resin akrilik polimerisasi panas sudah direndam selama 8 jam dalam ekstrak biji pinang, nilai kekuatan transversalnya tetap memenuhi syarat yang dibutuhkan Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% Selama 2 Jam, 6 Jam, dan 8 Jam Terhadap Kekuatan Transversal Hasil uji ANOVA satu arah pada Tabel 6 terlihat bahwa tidak terdapat pengaruh waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal dengan nilai p = 0,523 ( p > 0.05). Walaupun tidak ada pengaruh yang signifikan tetapi dapat terlihat secara deskriptif bahwa semakin lama basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas direndam dalam ekstrak biji pinang maka kekuatan

22 transversalnya semakin menurun. Ekstrak biji pinang yang mengandung senyawa fenol digunakan sebagai bahan pembersih, fenol tersebut akan menyebabkan terjadinya penyerapan ke dalam resin akrilik. Hasil penelitian Shen (1989) menunjukkan bahwa resin akrilik yang berkontak dengan substansi fenol, akan menunjukkan peningkatan berat dan terjadi reaksi dengan ester dari polimetilmetakrilat, sehingga ikatan rantai polimer resin akrilik akan semakin lemah yang menyebabkan penurunan kekuatan transversal. 35 Tidak adanya pengaruh waktu yang signifikan ini dapat disebabkan karena sedikitnya konsentrasi fenol. Semakin sedikit konsentrasi fenol, maka semakin sedikit fenol yang bereaksi dengan resin akrilik sehingga semakin kecil kemungkinan ikatan kimiawi resin akrilik yang terdegradasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Feni Wulandari (2012) yang melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak eugenol kayu manis 0,4% yang mengandung fenol selama 4 hari, 12 hari dan 19 hari. 11 Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak eugenol kayu manis 0,4% tidak berpengaruh terhadap penurunan kekuatan transversal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Damai (2011) yang melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam teh hijau yang mengandung fenol selama 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam teh hijau yang mengandung fenol tidak mempengaruhi kekuatan transversal secara signifikan. 35 Hal ini kemungkinan disebabkan konsentrasi fenol dalam ekstrak biji pinang, ekstrak eugenol kayu manis dan teh hijau lebih rendah dari 5%. Shen (1989) menyatakan bahwa fenol bila berkontak dengan resin akrilik akan merusak permukaan resin akrilik. 35 Shen (1989) juga menyatakan bahwa akan terbentuk mikroporositas pada permukaan resin akrilik yang direndam dalam suatu larutan yang mengandung fenol 5%. Bila resin akrilik direndam dalam larutan yang memiliki konsentrasi fenol lebih rendah dari 5%, kemungkinan mikroporositas tidak akan terbentuk sehingga tidak terjadi penurunan kekuatan transversal yang signifikan. Dari hasil tersebut ada kemungkinan kandungan fenol dalam minuman teh hijau dan

23 ekstrak eugenol minyak kayu manis lebih besar dari ekstrak biji pinang karena nilai rerata kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang lebih besar dibandingkan dengan nilai rerata penelitian yang lain. Selain itu juga mungkin karena waktu perendaman yang lebih lama pada penelitianpenelitian tersebut bila dibandingkan dengan penelitian ini. Kelemahan pada penelitian ini adalah dikarenakan teknik pengadukan yang manual sehingga tidak dapat mengendalikan jumlah monomer sisa pada setiap sampel akibat pengadukan yang kurang sempurna. Kelemahan yang lain adalah sampel seharusnya direndam selama 17 hari didalam akuades agar sampel menjadi jenuh.

24 Kg/cm 2 2. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kekuatan transversal basis BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Nilai rerata kekuatan transvesal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 2 jam adalah 975,38 Kg/cm 2, direndam dalam akuades selama 6 jam adalah 935,57 Kg/cm 2, direndam dalam akuades selama 8 jam adalah 916,90 Kg/cm 2 dan yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam adalah 907,68 Kg/cm 2, direndam dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam adalah 895,84 Kg/cm 2, direndam dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam adalah 877,96 gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 2 jam dengan p = 0,060 (p > 0,05), pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 6 jam dengan p = 0,083 (p > 0,05), pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 8 jam dengan p = 0,079 (p > 0,05) 3. Tidak ada pengaruh waktu yang signifikan pada perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal dengan nilai p = 0,523 (p > 0,05). Ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% yang mengandung fenol dapat digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan karena fenol memiliki efek untuk menurunkan jumlah koloni candida albicans dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas.

25 6.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan pembersih ekstrak biji pinang dengan konsentrasi dan waktu perendaman yang berbeda-beda terhadap kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak biji pinang terhadap stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pada penelitian ini merupakan jenis eksperimental laboratoris dengan desain post test group only control. 3.2 Sampel dan Besar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Post test with control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. B. Sampel Penelitian Sampel pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin Lampiran 1 Kerangka Teori PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN KOPI Bahan basis gigitiruan resin Resin akrilik Polimerisasi panas Swapolimerisasi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis penelitian Analitik eksperimen laboratoris 4.2 Populasi Sampel yang dibuat sesuai kriteria 4.3 Sampel penelitian a. Bentuk dan ukuran Lempeng akrilik berbentuk persegi

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30%

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN SODA SKRIPSI

PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN SODA SKRIPSI PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN SODA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental Laboratoris.Kegiatan percobaan yang memiliki tujuan untuk mengungkapkan suatu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat. guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: CHRISTO B.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat. guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: CHRISTO B. PERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSAL BAHAN BASISGIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANASDENGAN KETEBALAN YANG BERBEDA DENGANDAN TANPA PENAMBAHAN SERAT KACA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai

Lebih terperinci

KEKUATAN IMPAK RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGITIRUAN

KEKUATAN IMPAK RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGITIRUAN KEKUATAN IMPAK RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGITIRUAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak yang tidak meliputi anasir gigitiruan. 1 Resin akrilik sampai saat ini masih merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitan the post test only control group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA

COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). B. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini besifat eksperimental dengan rancangan penelitian the post test only controlled group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Resin akrilik adalah derivatif dari etilen dan mengandung gugus vinynl dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah golongan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

Perubahan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dalam perendaman larutan cuka apel

Perubahan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dalam perendaman larutan cuka apel Suguh B. Pribadi dkk: Perubahan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas 13 Perubahan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dalam perendaman larutan cuka apel *Suguh Bhaktiar Pribadi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KACA POTONGAN KECIL DENGAN UKURAN BERBEDA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KACA POTONGAN KECIL DENGAN UKURAN BERBEDA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KACA POTONGAN KECIL DENGAN UKURAN BERBEDA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Daya tahan, penampilan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Daya tahan, penampilan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Daya tahan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. 14 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. group design. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BABffl METODOLOGIPENELITIAN BABffl METODOLOGIPENELITIAN 3.1. Baban dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah CPO {Crude Palm Oil), Iso Propil Alkohol (IPA), indikator phenolpthalein,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian dimulai dari September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium. B. Lokasi Penelitian Ekstraksi dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan uji daya hambat ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan jamur Botryodiplodia

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BUAH LERAK 0,01% TERHADAP KEKUATAN IMPAK

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BUAH LERAK 0,01% TERHADAP KEKUATAN IMPAK 274 dentika Dental Journal, Vol 18, No. 3, 2015: 274-279 PENGARUH WAKTU PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BUAH LERAK 0,01% TERHADAP KEKUATAN IMPAK (EFFECTS OF SOAKING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada penghambatan pertumbuhan jamur (Candida albicans) dan tingkat kerusakan dinding

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas Lampung dari bulan Februari-Juni 2015. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris yang dilakukan dengan rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Januari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1. Penyusun:

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1. Penyusun: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1 Topik : Manipulasi Resin Akrilik Aktivasi Panas (Heat Cured) Grup : A2a Tgl. Pratikum : Selasa, 20 Maret 2012 Pembimbing : Sri Yogyarti,drg., MS Penyusun: 1. Ivan Indra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel. BAB V METODOLOGI 5. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :. Tahap Perlakuan Awal (Pretreatment) Tahap perlakuan awal ini daging kelapa dikeringkan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigitiruan adalah alat untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Karena dalam penelitian mempunyai tujuan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah Posttest design 3.3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Eksperimen Fisika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Gambar 7 Desain peralatan penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pemucat bekas yang diperoleh dari Asian Agri Group Jakarta. Bahan bahan kimia yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Menurut Sugiyono (2015, hlm 2) mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap EKSTRAKSI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jaring, bambu, pelampung, hand refraktometer,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian uji kekerasan email dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Flavonoid Dari 100 g serbuk lamtoro diperoleh ekstrak metanol sebanyak 8,76 g. Untuk uji pendahuluan masih menggunakan serbuk lamtoro kering,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon 43 Lampiran 1. Kerangka Teori Resin akrilik Pengertian Klasifikasi Polimerisasi kimia Polimerisasi panas Polimerisasi sinar Komposisi Waterbath Manipulasi microwave Metil metakrilat Kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Bidang Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester terdiri

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan hand sanitizer ini memiliki beberapa tahapan proses yaitu pembuatan ekstrak, pembutan hand sanitizer dan analisa hand sanitizer, adapun alat dan bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Polimerisasi Panas Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan polimer yang proses polimerisasinya dengan pengaplikasian panas. Energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kimia Medik, Ilmu Mikrobiologi, dan Ilmu Farmakologi. 3.1.2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci