Landasan Teori dan Hipotesis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Landasan Teori dan Hipotesis"

Transkripsi

1 Sistem Kepemimpinan dan Sarana Prasarana Sekolah terhadap Kinerja Guru Oleh: Joshua H. L. Tobing, Ph.D Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Advent Indonesia, Bandung. Indonesia Pendahuluan Organisasi adalah merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi terbagi pada dua kelompok besar berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu: (1) Organisasi Sosial yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya; (2) Organisasi Bisnis yaitu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai/memperoleh keuntungan. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan; komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan; komitmen organisasi secara positif dan signifikan memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan; dan komitmen organisasi secara positif dan signifikan juga memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan (Baihaqi, 2010). Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, jaminan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas pemimpin (Wahyuddin dan Djumino, 2010). Departemen Pendidikan Nasional (2000) menjelaskan bahwa unsur-unsur kepemimpinan kepala sekolah adalah: 1. Memiliki kepribadian yang kuat; 2. Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa dengan baik; 3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah 4. Kemampuan mengambil keputusan; dan 5. Kemampuan untuk berkomunikasi. Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasiorganisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja dan kinerja. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan dan memberikan umpan balik kepada para pekerja tentang pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 1997). Kinerja guru tidak lepas dari pengaruh sistem kepemimpinan di sekolah. Pengertian kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. (Terry dalam Kartono, 2005). Bagaimanapun hebatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi guru, tanpa dukungan sarana prasarana yang memadai maka hasil yang diharapkan tidak dapat dicapai secara maksimum. Pemimpin perlu mengatur sumber belajar tersebut dengan suatu kepemimpinan yang efektif, sehingga sumber belajar yang ada dapat berfungsi menunjang guru dalam melaksanakan tugasnya. Disamping faktor kepemimpinan, faktor motivasi (rewards) dapat memberikan pengaruh dorongan untuk meningkatkan kinerja dan ini adalah merupakan suatu potensi untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam survei ini diuraikan persepsi guru terhadap sistem kepemimpinan dan sarana prasarana sekolah. Landasan Teori dan Hipotesis Kepemimpinan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar dapat bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada suatu tujuan. Organisasi adalah struktur atau kerangka atau susunan unit atau satuan kerja atau fungsi-fungsi yang dijabarkan dari tugas atau kegiatan pokok suatu organisasi, dalam usaha mencapai tujuannya. Setiap

2 unit memiliki posisi masing-masing, sehingga ada unit yang berbeda jenjang atau tingkatannya dan ada pula yang sama jenjang atau tingkatannya antara yang satu dengan yang lainnya. (Hill dan Caroll, 1997). Kepemimpinan: Fungsi dan Jenis Gaya dan tipe kepemimpinan tidaklah selamanya sama, kepemimpinan akan berlangsung efektif bilamana mampu memenuhi fungsinya, meskipun dalam kenyataannya tidak semua tipe kepemimpinan memberikan peluang yang sama untuk mewujudkannya. Untuk itu setiap pemimpin harus mampu menganalisis situasi sosial kelompok atau organisasinya yang dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan dengan kerjasama dan bantuan orang-orang yang dipimpinnya Fungsi kepemimpinan menurut Hill dan Caroll (1997) memiliki dua dimensi sebagai berikut: 1. dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya; 2. dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin. Berdasarkan kedua dimensi kepemimpinan tersebut secara operasional dapat dibedakan Lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu: 1). Fungsi instruktif 2). Fungsi konsulatif 3). Fungsi partisipasi 4). Fungsi delegasi 5). Fungsi pengendalian Pengertian Gaya Kepemimpinan menurut Harris dan Jeff (1987) dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1). The Autocratic Leader 2). The Participative Leader 3). The Free Rein Leader Motivasi Hasibuan (2000) mengatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak atau pendukung perilaku yang menciptakan kegairahan atau antusias sesorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan atau hasil yang optimal. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Prestasi Kerja Menurut Purwadarminta (1990) prestasi adalah hasil yang telah dicapai, sedangkan menurut Saidi (1992) prestasi adalah kemampuan, kesanggupan dan kecakapan seorang atau suatu bangsa. Prestasi kerja atau kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Secara teoritis penilaian atau pengukuran prestasi kerja atau kinerja memberikan kesempatan kepada pimpinan dan orang yang dinilai untu secara bersama membahas perilaku kerja dari yang dinilai. Pada umumnya setiap orang menginginkan dan mengharapkan umpan balik mengenai prestasi kerjanya. Penilaian memungkinkan bagu penilai dan yang dinilai untuk secara bersama-sama menemukan dan membahas kekurangan-kekurangan yang terjadi dan mengambil langkah perbaikannya. Menurut steers (1985) prestasi kerja (performance) seseorang merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu: 1). Kemampuan, perangai, minat; 2). Kejelasan, dan penerimaan atas penjelasan seorang pekerja; dan

3 3). Tingkat motivasi. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam kinerja para pegawainya dan keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya (Siagian, 1999). TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan, masa kerja dan pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dalam penelitiannya Bantilan (2000) mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa adanya koefesien korelasi berganda sebesar 0,857. Hasil ini menunjukan hubungan yang kuat dari ketiga variable yang secara bersama-sama terhadap kinerja kerja. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam kegiatan-kegitan yang terarah pada tujuan bersama. (Hill dan Caroll, 1997). Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai suatu tujuan (Northouse, 2003). Pengertian ini dipertajam oleh Dubrin bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Dubrin, 2001). Kepemimpinan itu ada pada diri pemimpin/manajer. Dari aspek karakteristik dibedakan antara karakteristik pemimpin (leader) dengan karkateristik manajer. Luthans (2002) menegaskan bahwa karakteristik pemimpin di Abad XXI adalah: 1. Innovates (menciptakan sesuatu yang baru); 2. An original (asli dari pemimpin); 3. Develops (mengembangkan); 4. Focuses on people (terkonsentrasi pada manusia); 5. Inspires trust (menghidupkan rasa percaya); 6. Longrange perspective (memiliki prespektif jangka panjang); 7. Asks what and why (ia menanyakan apa dan mengapa); 8. Eye on the horizon (berpandangan sama pada sesamanya); 9. Originates (memiliki keaslian); 10. Challenges the Status quo (menentang kemapanan); 11. Own person (mengakui tanggung jawab ada pada pemimpin); dan 12. Does the right thing (mengerjakan yang benar). Pemimpin yang memiliki karakteristik selalu memiliki upaya untuk menciptakan hal yang baru (selalu berinovasi) dan berupaya untuk mengembangkan apa yang ia lakukan. Ia percaya pada bawahan, dan selalu menyalakan api kepercayaan pada anggota organisasi. Gagasannya memiliki prespektif jangka panjang. Ia bertanya pada bawahannya dengan pertanyaan apa dan mengapa? Ia menentang status quo, ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh bawahannya, dan ia mengerjakan yang benar. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan, ada kalanya pemimpin tidak memberi kesempatan pada bawahannya untuk bertanya ataupun minta penjelasan (Authoritarian), ada kalanya pemimpin memberi kesempatan bawahan untuk berdiskusi, bertanya (Democratic), dan ada kalanya pemimpin itu membiarkan kondisi yang ada terserah pada bawahan (Laissez -fair) (Luthans, 2002).

4 Studi yang dilakukan oleh The Ohio State Leadership Study, pada akhir Perang Dunia ke 2, menunjukkan bahwa kepemimpinan ditujukan pada penyelesaian tugas atau orientasi pada sasaran (Initiating Structure), dan pengakuan terhadap kebutuhan individu dan hubungan (Consideration). Selanjutnya penelitian oleh The Early Michigan Leadership Study menunjukkan bahwa kepemimpinan itu adalah perhatian terhadap karyawan (employee-centered) dan juga perhatiannya terhadap proses produksi (production-centered). Kajian terhadap teori kepemimpinan terus berkembang pada teori Sifat (Trait Theories), teori Kelompok dan Tukar Menukar (Group and Exchanges Theories), teori Contingency, teori Jalur dan Tujuan (Path-Goal Leadership Theory), teori Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership Theories), teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership Theory) (Luthans, 2002). Pembahasan kepemimpinan juga dikaji tentang gaya kepemimpinan (Leadership Style). Studi klasik tentang teori kepemimpinan telah mengembangkan gaya kepemimpinan yang kontinum Boss- Centered dan Employee Centered. Komponen dari Boss-Centered (meliputi: Theory X, Autocratic, Production Centered, Close, Initiating Structure, Task-directed, Directive). Sedangkan Employee Centered memiliki komponen: Theory Y, Democratic, Employee-Centered, General, Consideration, Human relations, Supportive, Participative. Sebagai pemimpin, manajer ataupun pimpinan memiliki peran (role), kegiatan, dan skill. Pimpinan memiliki peran Interpersonal Roles, Informational Roles, Decisional Roles. Sedangkan kegiatan mereka adalah: Routine Communication, Traditional Management, Networking, dan Human Resource Management. Pemimpin yang berhasil harus memiliki ketrampilan dalam: (1) komunikasi verbal, (2) memanage waktu dan stress, (3) memanage pengambilan keputusan, (4) mengakui, menjelaskan, dan memecahkan permasalahan, (5) memotivasi dan mempengaruhi orang lain, (6) mendelegasikan wewenang, (7) menetapkan tujuan dan menjelaskan visi, (8) memiliki kesadaran diri, (9) membangun kerja tim, dan (10) memanage konflik (Luthans, 2002). Budaya Organisasi Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption), kemudian Tingkatan Nilai (Value), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Nilai, Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, nilai bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahanperubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang bisa didengar (Schein, 1991) Budaya organisasi itu merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi (Brown, 1998). Robbins (2003) menjelaskan bahwa budaya organisasi itu merupakan suatu sistem nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut dibangun oleh 7 karakteristik sebagai sari (essence) dari budaya organisasi, 7 karakteristik adalah: 1. Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation and risk taking). Tingkatan dimana para karyawan terdorong untuk berinovasi dan mengambil risiko. 2. Perhatian yang rinci (Attention to detail). Suatu tingkatan dimana para karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan (precision), analisis dan perhatian kepada rincian. 3. Orientasi hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil.

5 4. Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu tingkatan dimana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil hasil pada orang orang anggota organisasi itu. 5. Orientasi tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja diorganisir di sekitar tim tim, bukannya individu individu. 6. Keagresifan (Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana orang orang (anggota organisasi) itu memiliki sifat agresif dan kompetitif dan bukannya santai santai. 7. Stabilitas (Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi menekankan di pertahankannya status quo daripada pertumbuhan. Dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta dalam melakukan intergrasi internal. Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya yaitu dengan memperkuat pemahaman anggota organisasi, kemampuan untuk merealisir, terhadap misi dan strategi, tujuan, cara, ukuran, dan evaluasi. Budaya juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman dan kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa, berkomunikasi, kesepakatan atau konsensus internal, kekuasaan dan aturannya, hubungan karyawan, serta imbalan dan sangsi (Schein,1991) Kaitan Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Budaya diciptakan oleh Pemimpin-pemimpinnya; Pemimpin-pemimpin diciptakan oleh Budaya. Berdasar pada prespektif teori, budaya itu muncul melalui 3 proses, yaitu: (1) Socio Dynamic Theory; (2) Leadership theory; dan (3) Organizational Learning (Schein, 1991). Seorang pemimpin memiliki peran menentukan program kegiatan yang didasarkan pada asumsi dasar organisasi, atau konsep manajemen. Bila perilaku bawahan sesuai dengan program yang telah digariskan oleh pimpinan maka nilai yang diperolehnya adalah tinggi, dan sebaliknya bila perilaku individu dalam organisasi jauh dari kebenaran sebagaimana yang dituangkan dalam program kerja oleh pemimpin, maka disitu nilainya rendah. Dengan demikian Budaya diciptakan atau atas dasar petunjuk (direction) Pemimpinnya yang telah disepakati (Schein,1991). Namun, konsep manajemen bisa juga terbalik, artinya bisa jadi pemimpin diciptakan oleh Budaya Organisasi manakala pemimpin tersebut lahir sebagai penerus (succession) sedangkan budaya organisasi telah mengakar dan telah menjadi bagian dari kehidupan organisasi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Ritchie (2000), telah menemukan bahwa reward berpengaruh nyata terhadap internalisasi (budaya organisasi). Dan ia menemukan dalam penelitiannya bahwa budaya organisasi berhubungan nyata dengan kepuasan kerja dan komitmen pekerjaan. Kepemimpinan Menentukan Strategi Pemimpin dengan gaya kepemimpinannya menentukan Strategi Perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Corporate Strategy atau Business Startegy merupakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang,untuk itu yang menentukan strategi ini adalah pimpinan puncak, dan pemilik perusahaan. Sedangkan strategi fungsi yaitu strategi yang setiap tahunnya dirubah oleh Departemen dikatakan strategi jangka pendek yang ditentukan oleh pimpinan menengah (Pearce and Robinson, 2000; David, 2003). Formulasi strategi (Strategic Formulation) merupakan suatu proses untuk menetapkan tujuan jangka panjang dan strategi korporasi/strategi total/strategi bisnis dan menetapkan tujuan tahunan dengan strategi fungsi. Penerapan strategi (Strategic Implementation), hanya orang dalam (manajemen dan karyawan) perusahaan yang memiliki wewenang untuk melaksanakannya. Pada penerapan strategi inilah peran pemimpin sangat besar, dan disinilah McKinsey 7-S Framework juga mengingatkan bahwa Style (gaya kepemimpinan) menentukan strategi. (Pearce and Robinson, 2000)

6 Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi Fenomena yang nampak dalam organisasi, ketenangan, kesejukan, keindahan, kepercayaan, keharmonisan, yang kesemuanya menggambarkan kepemimpinan yang ada dalam organisasi tersebut dan juga menggambarkan budaya yang ada dalam organisasi. Sehingga dikatakan bahwa melihat kepemimpinan suatu organisasi itu sama dengan melihat budaya yang ada dalam organisasi tersebut, perumpamaannya bagaikan dua sisi mata uang yang memiliki nilai yang sama (Schein, 1991). Anggota organisasi (karyawan suatu perusahaan), mereka bekerja berdasar pada diskripsi pekerjaan yang telah ditugaskan pada diri mereka. Deskripsi pekerjaan yang ada pada karyawan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi dan akhirnya penciptaan misi organisasi. Misi organisasi telah ditetapkan oleh pimpinan puncak ataupun pemilik berdasar pada asumsi dasar yang telah mereka miliki dalam membangun organisasi/perusahaan, disinilah budaya diciptakan oleh pemimpin (culture is created by leader) (Schein, 1991). McKinsey 7-S Framework (Pearce and Robinson, 2000) mengemukakan suatu model yang dikenal dengan model 7s dari McKinsey, model ini menggambarkan adanya hubungan antara pemimpin, budaya organisasi, dan strategi. McKinsey menjelaskan bahwa strategi (Strategy) yang telah disepakati oleh para pemimpin harus didukung oleh struktur organisasi (Structure) dan sistem (System) yang diterapkan dalam organisasi tersebut. Organisasi dan sistem tersebut ditentukan oleh pemimpin (Style). Pemimpin menentukan siapa orang yang membantunya (Staff), dan Skill yang dimiliki oleh staff. Structure, system, style, staff, dan skill memiliki kontribusi terhadap keberhasilan strategy. Kontribusi dari dari 5s tersebut (structure, system, style, staff, dan skill) menyatu dalam satu variabel yang disebut Shared value atau yang dikenal dengan Culture (budaya organisasi). Kinerja Kinerja sering disebut dengan performance juga disebut result (Cash and Fischer, 1987) yang berarti apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Istilah yang lain adalah human output yang dapat diukur dari productivity, absence, turnover, citizenship, dan satisfaction (Robbins, 2003). Kinerja pada individu juga disebut dengan job performance, work outcome, dan task performance (Baron and Greenberg, 1990). Result dipengaruhi oleh kinerja organisasi (organizational performance) yang komponennya terdiri Organizational Development, Compensation Plan, Communication System, Managerial Style, Organization Structure, Policies and Procedures (Cash and Fischer, 1987). Kaitan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja Organizational performance merupakan strategi (program) dari setiap organisasi dan sumberdaya manusia (Galpin dan Murray, 1997). Ini menunjukan bahwa kinerja (performance atau result) dipengaruhi oleh strategi organisasi. Sehubungan dengan strategy ditentukan oleh pemimpin organisasi (7-S McKinsey pada Pearce and Robinson, 2003) dan strategi dipengaruhi oleh budaya organisasi maka kinerja organisasi dipengaruhi pula oleh pemimpin dan budaya organisasi. Kotter dan Heskett (1992) dalam penelitian mereka menemukan bahwa terdapat 4 (empat) faktor yang menentukan perilaku kerja manajemen, yaitu (1) budaya organisasi; (2) struktur, sistem, rencana dan kebijakan formal; (3) kepemimpinan (leadership); dan (4) lingkungan yang teratur dan bersaing. Keunggulan organisasi ditentukan oleh unggul tidaknya budaya organisasi yang dimiliki (Moelyono, 2003) KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Berdasarkan telaah landasan teori dan studi empiris dapat dikemukakan suatu hubungan antara variabel Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja dalam suatu diagram kerangka kerja konseptual berikut ini:

7 Kepemimpinan Strategi Kinerja Budaya Gambar 1. Kerangka Kerja Konseptual yang menunjukkan Kaitan Variabelvariabel Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi saling berhubungan dan berpengaruh (Schein, 1991; Pearce and Robinson, 2000). Kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin berpengaruh terhadap penentuan strategi dan kinerja karyawan. Begitu pula Budaya Organisasi yang diciptakan oleh pemimpin akan berpengaruh terhadap penerapan strategi dan keberhasilannya serta terhadap kinerja karyawan (Kotter dan Heskett, 1992; Yaqin, 2003; Moelyono, 2003). Hasil, Analisis, dan Pembahasan Profil Responden Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel keseluruhan guru Sekolah-sekolah Advent di UIKB sebanyak 362 orang, dengan profil responden sebagai berikut: Kriteria Sub Kriteria Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Status Nikah Tiak Menikah Level Pendidikan Sekolah TK SD SMP SMA Status Kerja Pegawai Tetap Pegawai Tidak tetap Tahap Pendidikan Guru SD SMP SMA Diploma (D3) Sarjana (S1) Pasca Sarjana (S2) Doktor (S3) Latar Belakang Pendidikan Kejuruan Keguruan Non-Keguruan Lainnya Kesesuaian Pendidikan dan Pekerjaan Sesuai Tidak Sesuai 79 Tabel 1. Profil Responden pada Survei Persepsi Guru terhadap Sistem Kepemimpinan, Sarana dan Prasarana Sekolah

8 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran persepsi guru terhadapa sistem kepemimpinan, sarana prasarana pada sekolah-sekolah Advent di Uni Indonesia Kawasan Barat, berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden dan tanggapan atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Item-item pernyataan dalam variabel sistem kepemimpinan dan variabel kinerja tersebut secara keseluruhan digambarkan dalam bentuk tabel deskripsi frekuensi. Dalam hal ini penulis melakukan dengan analisis deskriptif frekuensi, sehingga diketahui frekuensi, persen, dan nilai serta kategori lain. Untuk memberikan gambaran hasil penelitian setiap variabel yang diteliti, maka ditentukan kategori penilaian berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner. Adapun cara menentukan kategori penilaian dimaksudkan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan bobot penilaian untuk setiap pilihan yaitu tabel bobot nilai, dalam hal ini ditentukan berdasarkan skala penilaian yaitu skala likert. 2. Menghitung skor nilai untuk setiap item pernyataan, yaitu dengan cara mengalikan bobot nilai dengan jumlah frekuensi (jumlah jawaban responden setiap alternatif jawaban tiap item pernyataan) 3. Nilai terendah dan nilai tertinggi, dalam hal ini nilai terendah = jumlah responden (jumlah responden 362, maka nilai terendah adalah 362). Sedangkan nilai tertinggi, nilai terendah dikalikan dengan bobot nilai tertinggi yaitu 362 x 5 = Dengan demikian nilai terendah adalah 326 dan nilai tertinggi adalah Dikarenakan alternatif jawaban ada lima pilihan (sesuai dengan skala likert), maka kategori penilaian juga harus ada lima, untuk itu langkah selanjutnya adalah menentukan jarak interval dari nilai terendah sampai nilai tertinggi hingga didapat lima kategori penilaian. Jarak interval dapat dilakukan dengan perhitungan JI = ( ) : 5 = 290 Dengan demikian maka kategori penilaian untuk setiap item pernyataan dan penilaian terhadap variabel yang diteliti adalah berdasarkan tabel kategori skor nilai adalah sebagai berikut: No: Interval Persentase Kategori 0 20% Sangat Tidak Setuju (STS) 21 40% Tidak Setuju (TS) 41 60% Netral (N) 61 80% Setuju (S) % Sangat Setuju (SS) Tabel 2. Tabel Kategori Skor Nilai Hasil dan Analisis Kuesioner dalam penelitian ini dirancang dan dilakukan pilot-test untuk uji validitas. Uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha menunjukan angka Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden atau para guru sebagai data persepsi guru terhadap sistem kepemimpinan dan sarana prasarana pada kinerja guru melalui variabel-variabel pernyataan dalam kuesioner yang dibagikan dan diisi, maka dideskripsikan tanggapan responden menurut pengelompokan yang telah dibuat dalam kuesioner tersebut. Ada tujuh (7) pengelompokan yang dibuat. Adapun hasil dan analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

9 A. Peran Anda di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % f % F % f % N Skor Kategori 1 item sangat setuju 2 item sangat setuju 3 item sangat setuju 4 item sangat setuju 5 item sangat setuju 6 item sangat setuju 7 item sangat setuju 8 item sangat setuju 9 item sangat setuju 10 item sangat setuju Skor nilai variabel Peran sebagai guru Skor nilai rata-rata variabel Peran sebagai guru 1735 sangat setuju Tabel 3. Deskripsi Persepsi para Guru dalam Peran Mereka di Sekolah 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.1) Saya menyenangi pekerjaan saya dimana sebagian besar responden (55.8%) menyatakan sangat setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru sangat menyenangi pekerjaan yang mereka sedang laksanakan/ditugaskan. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.2) Saya percaya pekerjaan saya terjamin dimana cukup banyak responden (45.9%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru setuju bahwa pekerjaan yang sedang mereka laksanakan/ditugaskan memberikan jaminan. 3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.3) Saya merasa dihargai di sekolah ini dimana sebagian besar responden (56.1%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasa dihargai dalam menjalankan pekerjaan yang mereka sedang laksanakan/ditugaskan. 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.4) Saya merasa menjadi bagian dari sekolah ini dimana banyak responden (50.0%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru dalam menjalani pekerjaan yang sedang laksanakan/ditugaskan merasakan menjadi bagian daripada sekolah itu. 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.5) Pekerjaan saya mendukung keterampilan dan kemampuan saya dimana sebagian besar responden (54.7%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru merasakan pekerjaan yang sedang laksanakan/ditugaskan sangat mendukung keterampilan dan kemampuan mereka. 6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.6) Saya memiliki pengertian yang jelas akan peran saya dalam pekerjaan ini dimana sebagian besar responden (54.4%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru dalam bekerja sangat mengerti akan setiap peran mereka di sekolah. 7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.7) Saya mengerti akan pentingnya peran saya bagi kemajuan sekolah ini dimana sebagian besar responden (52.5%) menyatakan setuju dengan

10 skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru sangat mengerti bahwa mereka memiliki peran yang penting demi kemajuan sekolah. 8. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.8) Tuntutan kerja sekolah ini sangat realitas dimana banyak responden (48.6%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru dalam menjalankan pekerjaan yang mereka laksanakan/ditugaskan merasakan bahwa tuntutan kerja yang diberikan dapat diterima atau realistis. 9. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.9) Saya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dimana sebagian besar responden (51.7%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru menjalani pekerjaan mereka secara profesional antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. 10. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1.10) Saya siap memberikan usaha tambahan bagi kemajuan sekolah ini dimana sebagian besar responden (57.7%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru setuju untuk memberikan usaha tambahan dalam bekerjaan demi kemajuan sekolah. Kesimpulan: Dengan skor nilai rata-rata 1735 dan kondisi termasuk dalam kategori Sangat Setuju, hal ini menunjukkan bahwa para guru merasakan peran mereka dalam bekerja dan memajukan sekolah sangat penting dan memiliki andil yang penting B. Kebudayaan dan Komunikasi di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % f % F % f % N Skor Kategori 1 item sangat setuju 2 item sangat setuju 3 item sangat setuju 4 item sangat setuju 5 item sangat setuju 6 item sangat setuju 7 item sangat setuju 8 item sangat setuju 9 item sangat setuju 10 item sangat setuju 11 item sangat setuju 12 item sangat setuju Skor nilai variabel Budaya sekolah dan Komunikasi Skor nilai rata-rata variabel Budaya sekolah dan Komunikasi 1688 sangat setuju Tabel 4. Deskripsi Persepsi Guru terhadap Kebudayaan dan Komunikasi di Sekolah 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.1) Perubahan yang terkait dengan saya selalu dikomunikasikan dimana sebagian besar responden (50.3%) menyatakan setuju dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru merasakan budaya komunikasi yang baik akan hal-hal yang menyangkut dirinya ketika bekerja. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.2) Komunikasi dalam sekolah ini cukup sering dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (54.1%) dengan skor nilai Kondisi ini

11 termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan suatu budaya komunikasi yang baik dalam pekerjaan. 3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.3) Komunikasi di sekolah ini cukup mendalam dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (47.2%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya cukup banyak guru merasakan budaya komunikasi yang mendalam atau bermakna ketika bekerja. 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.4) Saya dapat mempercayai apa yang dikatakan oleh sekolah ini dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (50.3%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru percaya setiap pernyataan sekolah kepada mereka ketika bekerja. 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.5) Sekolah ini memperlakukan saya secara manusiawi dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (55.8%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan suatu budaya perlakuan yang manusiawi dari pihak sekolah ketika mereka bekerja. 6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.6) Sekolah ini mengakui setiap pekerjaan baik yang saya lakukan dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (58.8%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan suatu budaya perhatian dan apresiasi atas setiap tindakan baik ketika mereka bekerja. 7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.7) Status kepegawaian di sekolah ini mendukung kualitas pelayanan dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (52.2%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru menyatakan bahwa status kepegawaian mereka mendukung kualitas pelayanan mereka. 8. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.8) Kualitas adalah prioritas sekolah ini dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (50.0%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya banyak guru melihat budaya yang mengutamakan atau memprioritaskan kualitas dari pihak sekolah ketika melaksanakan pekerjaan mereka. 9. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.9) Keamanan adalah prioritas sekolah ini dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (52.8%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasa aman ketika mereka bekerja. 10. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.10) Saya senang dengan rekan-rekan sekerja saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (55.5%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan suatu sukacita bekerja dengan rekan-rekan mereka di sekolah. 11. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.11) Saya senang dengan kinerja pimpinan saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (51.7%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasa senang dengan cara dan hasil kerja pimpinan mereka di sekolah. 12. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2.12) Para guru diperlakukan dengan adil dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (51.9%) dengan skor nilai Kondisi ini

12 termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan budaya perlakuan yang adil ketika bekerja. Kesimpulan: Dengan skor nilai rata-rata 1688 dan kondisi termasuk dalam kategori Sangat Setuju, hal ini menunjukkan bahwa para guru merasakan bahwa budaya sekolah dan sistem komunikasi dan berkomunikasi yang dilaksanakan di sekolah sangat baik dan sangat dipahami C. Ruang Lingkup Kerja di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % f % F % f % N Skor Kategori 1 item sangat setuju 2 item sangat setuju 3 item sangat setuju 4 item sangat setuju 5 item sangat setuju Skor nilai variabel Ruang lingkup kerja 8378 Skor nilai rata-rata variabel Ruang lingkup kerja 1676 sangat setuju Tabel 5. Deskripsi Persepsi Guru terhadap hal Ruang Lingkup Kerja di Sekolah 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3.1) Keadaan fisik lingkungan kerja saya baik dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (56.4%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan keadaan fisik ruang tempat mereka bekerja baik untuk mereka bekerja. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3.2) Ruang kelas dimana saya mengajar bersih dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (59.1%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru melihat dan merasakan ruang tempat mereka mengajar bersih ketika mereka mengajar. 3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3.3) Ruang kelas dimana saya mengajar nyaman dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (51.1%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasa nyaman dengan ruang mereka mengajar. 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3.4) Saya dapat berkonsentrasi di ruang kelas tempat saya mengajar dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (57.2%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan dapat berkonsentrasi di dalam ruang kelas tempat mereka mengajar. 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3.5) Saya merasa aman di ruang saya mengajar dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (55.2%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Artinya kebanyakan guru merasa aman di dalam ruang kelas tempat mereka mengajar/bekerja. Kesimpulan: Dengan skor nilai rata-rata 1676 dan kondisi termasuk dalam kategori Sangat Setuju, hal ini menunjukkan bahwa para guru merasakan ruang tempat mereka bekerja/mengajar sangat kondusif untuk dan ketika mereka melakukan kerja mereka

13 D. Penggajian dan Tunjangan di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % F % F % f % N Skor Kategori 1 item setuju 2 item setuju 3 item setuju 4 item setuju 5 item setuju Skor nilai variabel Penggajian dan Tunjangan 7039 Skor nilai rata-rata variabel Penggajian dan Tunjangan 1408 setuju Tabel 6. Deskripsi Persepsi Guru terhadap Penggajian dan Tunjangan di Sekolah 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4.1) Gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (30.7%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya tidak cukup banyak guru merasakan bahwa gaji yang diterima sudah sesuai dengan pekerjaan yang mereka jalankan. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4.2) Saya puas dengan tunjangan sakit yang diberikan dimana sebagian besar responden menyatakan netral (30.9%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru tidak menunjukkan sikap mereka perihal pemberian tunjangan sakit dari sekolah. 3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4.3) Saya puas dengan tunjangan pendidikan yang diberikan dimana sebagian besar responden menyatakan netral (34.8%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru tidak menunjukkan sikap terhadap pemberian tunjangan pendidikan dari pihal sekolah. 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4.4) Saya puas dengan peraturan cuti yang diberikan dimana sebagian besar responden menyatakan netral (32.6%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru tidak menunjukkan sikap terhadap peraturan cuti yang diberikan kepada mereka oleh pihak sekolah. 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4.5) Secara umum saya puas dengan tunjangan yang diberikan dimana sebagian besar responden menyatakan netral (30.9%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru tidak menunjukkan sikap terhadap tunjangan-tunjangan yang mereka terima dari pihak sekolah. Kesimpulan: Dengan skor nilai rata-rata 1408 dan kondisi termasuk dalam kategori Setuju. Walaupun skor nilai rata-rata menunjukkan kategori setuju, namun respon para guru akan setiap pernyataan yang dibuat dalam kolompok ini adalah mereka tidak menentukan sikap mereka.

14 E. Pelatihan dan Pengembangan di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % f % F % f % N Skor Kategori 1 item sangat setuju 2 item sangat setuju 3 item sangat setuju 4 item sangat setuju 5 item sangat setuju 6 item setuju 7 item sangat setuju Skor nilai variabel Pelatihan dan Pengembangan Guru Skor nilai rata-rata variabel Pelatihan dan Pengembangan Guru 1562 sangat setuju Tabel 7. Deskripsi Persepsi Guru terhadap Pelatihan dan Pengembangan Guru 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.1) Sekolah ini menyediakan pelatihan yang saya perlukan sebagai guru dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (41.7%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru merasakan bahwa sekolah menyediakan sarana pelatihan yang diperlukan dalam menjalankan profesi mereka. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.2) Sekolah ini menyediakan peralatan yang cukup untuk tugas saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (40.9%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru merasakan bahwa sekolah menyediakan sarana prasarana yang cukup untuk mereka bekerja. 3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.3) Sekolah ini memberitahukan apa pencapaian yang diharapkan dari saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (50.6%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru mengetahui apa pencapaian yang diharapkan oleh sekolah dari mereka. 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.4) Saya percaya sekolah ini akan mengembangkan karir saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (47.2%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru yang menaruh percaya bahwa sekolah akan mengembangkan perjalanan karir mereka. 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.5) Ada ruang kesempatan pengembangan bagi saya di sekolah ini dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (44.2%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru yang mengharapkan adanya kesempatan untuk pengembangan keprofesionalismean mereka. 6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.6) Jika pekerjaan saya baik, saya akan mendapat tambahan gaji dimana sebagian besar responden menyatakan netral (35.4%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru yang menunjukan sikap dalam kaitan Antara bekerja baik dan penambahan gaji. 7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5.7) Jika pekerjaan saya baik, saya akan dipromosikan dimana sebagian besar responden menyatakan netral (38.1%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru tidak menunjukan sikap perihal kaitan jika bekerja baik akan mendapatkan promosi.

15 Kesimpulan: Dengan skor nilai rata-rata 1562 dan kondisi termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Dalam kelompok pernyataan ini para guru merasakan bahwa sarana prasarana sekolah baik dalam menunjang pekerjaan mereka. Untuk apresiasi bekerja dalam bentuk penambahan gaji dan promosi para guru tidak menunjukan sikap. F. Hubungan Anda dengan Pimpinan di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % f % F % f % N Skor Kategori 1 item sangat setuju 2 item sangat setuju 3 item sangat setuju 4 item sangat setuju 5 item sangat setuju 6 item sangat setuju 7 item sangat setuju 8 item sangat setuju 9 item sangat setuju Skor nilai variabel Hubungan Guru dan Pimpinan Skor nilai rata-rata variabel Hubungan Guru dan Pimpinan 1665 sangat setuju Tabel 8. Deskripsi Persepsi Guru terhadap Hubungan dengan Pimpinan Sekolah 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.1) Pimpinan saya memperlakukan saya dengan adil dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (51.9%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru merasakan suatu sikap perlakuan yang adil dari pimpinan dalam pekerjaan mereka. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.2) Pimpinan saya memperlakukan saya dengan rasa hormat dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (52.8%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan suatu sikap menghormati dari pimpinan dalam memperlakukan mereka. 3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.3) Pimpinan saya memperlakukan kinerja saya dengan memuaskan dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (48.3%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru merasakan kepuasan ketika pimpinan memperlakukan kinerja mereka. 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.4) Pimpinan saya memperlakukan isu pribadi saya dengan memuaskan dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (44.5%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru merasa puas ketika pimpinan memperlakukan isu pribadi mereka. 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.5) Pimpinan saya mengapresiasi kinerja baik yang saya lakukan dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (48.6%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru merasakan tindakan apresiasi pimpinan terhadap kinarja baik mereka. 6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.6) Pimpinan saya memberitahu jika kinerja saya perlu ditingkatkan dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (52.2%) dengan skor nilai

16 1680. Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya kebanyakan guru merasakan perhatian pimpinan terhadap pengembangan kinerja mereka. 7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.7) Pimpinan saya mau mendengar pendapat atau umpan balik saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (51.4%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru merasakan bahwa pimpinan terbuka atas masukan-masukan yang mereka sampaikan. 8. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.8) Pimpinan saya membantu saya sepenuhnya peningkatan potensi saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (47.8%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru merasakan dukungan pimpinan dalam peningkatan potensi kerja mereka. 9. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6.9) Saya bisa mempercayai apa yang dikatakan oleh pimpinan saya dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (49.4%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya cukup banyak guru yang menyatakan bahwa mereka menaruh percaya kata-kata pimpinan kepada mereka. Kesimpulan: Dengan skor nilai rata-rata 1665 dan kondisi termasuk dalam kategori Sangat Setuju. Namun nilai persentase pada masing-masing pernyataan dalam kelompok ini menunjukkan suatu hubungan pada level baik (setuju) dalam merasakan hubungan para guru dengan pimpinan mereka. G. Kepemimpinan dan Perencanaan di Sekolah ini No Item Pernyataan Tanggapan Responden (Guru) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % f % F % f % N Skor Kategori 1. item sangat setuju 2. item sangat setuju 3. item sangat setuju 4. item sangat setuju 5. item sangat setuju 6. item sangat setuju 7. item sangat setuju 8. item sangat setuju Skor nilai variabel Kepemimpinan dan Perencanaan Skor nilai rata-rata variabel Kepemimpinan dan Perencanaan 1644 sangat setuju Tabel 9. Deskripsi Persepsi Guru dalam Sistem Kepemimpinan dan Perencanaan Sekolah 1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 7.1) Saya memahami strategi jangka panjang sekolah ini dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (50.0%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru memiliki pemahaman akan strategi jangka panjang dari sekolah tempat mereka bekerja. 2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 7.2) Saya menaruh keyakinan dalam kepemimpinan sekolah ini dimana sebagian besar responden menyatakan setuju (50.0%) dengan skor nilai Kondisi ini termasuk dalam kategori Setuju. Artinya banyak guru yang menaruh keyakinan mereka kepada sistem kepemimpinan di sekolah.

Landasan Teori dan Hipotesis

Landasan Teori dan Hipotesis Sistem Kepemimpinan dan Sarana Prasarana Sekolah terhadap Kinerja Guru Oleh: Joshua H. L. Tobing, Ph.D Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Advent Indonesia, Bandung.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KINERJA (SUATU PENDEKATAN KONSEP)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KINERJA (SUATU PENDEKATAN KONSEP) HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KINERJA (SUATU PENDEKATAN KONSEP) Yusri Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIPOL Universitas Almuslim yusri.msi@yahoo.com ABSTRAK Penulisan artikel ini berjuan untuk

Lebih terperinci

DIMENSI KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KOPERASI KARYAWAN PT. PINDAD PERSERO. Hesti Budiwati STIE Widya Gama Lumajang

DIMENSI KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KOPERASI KARYAWAN PT. PINDAD PERSERO. Hesti Budiwati STIE Widya Gama Lumajang 49 Jurnal WIGA.Vol.1 No.1 Maret 2011.ISSN No. 2088-0944 DIMENSI KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KOPERASI KARYAWAN PT. PINDAD PERSERO STIE Widya Gama Lumajang Abstraction Leadership plays

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep

Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep Armanu Thoyib Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang Email: armanu@fe.unibraw.ac.id ABSTRAK Tujuan dari penulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan jangka pendek untuk memperoleh laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN PROGRAM SARJANA ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern,

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern, 8 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern, manajemen merupakan salah satu faktor efektif yang utama di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Kontingensi Teori kontingensi dalam kepemimpinan pemerintah adalah salah satu teori yang berdasarkan pada tiga hal yakni hubungan atasan dengan bawahan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kuesioner Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden yang dilakukan dengan membagikan secara langsung dan melalui mailing

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN No:... SURVEY KARYAWAN PT. XXX PERIODE TAHUN YYYY I. PENGANTAR Kami konsultan yang ditunjuk oleh PT. XXX sedang melakukan survey tentang Human Resources Index yang berkaitan dengan kepuasan karyawan. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co merupakan salah satu merek produk yang fenomenal di pasar. Yang menarik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian untuk dapat. Tabel 3.1 Desain Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian untuk dapat. Tabel 3.1 Desain Penelitian. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian untuk dapat melakukan analisis adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior. Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada UD. Kariasih di Mengwi Badung Nama : I Putu Adi Satyawan NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada tingkatan organisasi. Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan 5 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan pendekatan korelasi, meliputi jenis dan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Budaya organisasi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Budaya organisasi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya organisasi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai disuatu organisasi, semakin baik budaya organisasi semakin besar dorongan para pegawai untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Sebagai organisasi perbankan yang terbentuk dari empat gabungan bank, mempunyai masalah dengan perbedaan culture dari masing-masing orang

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. SS Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan sepatu dan sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul: Pengaruh Self Esteem dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Pada Karyawan PT Raja Besi maka saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr./Sdri.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam

BAB II KERANGKA TEORI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja Kinerja adalah sikap, nilai moral, serta alasan internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak dalam profesinya. Atau kinerja (performance)

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan tidak hanya mementingkan peningkatan pendapatan atau kinerja perusahaan saja, kesadaran perusahaan mengenai pentingnya kualitas dari sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan (Robbins, 2002 : 163). Dalam suatu organisasi peranan pemimpin dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal, material, metode, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU Robertus Robet Robertus_robet@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Untuk upaya mendapatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, tentunya untuk dapat bersaing sebuah perusahaan memerlukan adanya sistem manajemen

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK TERHADAP KEBERHASILAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

LEMBAR KUESIONER PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK TERHADAP KEBERHASILAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING LEMBAR KUESIONER PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK TERHADAP KEBERHASILAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Responden yang terhormat, Saya Ristiawan mahasiswa program studi akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Iklim organisasi (Organizational climate) Menurut Davis dan Newstrom (1985) iklim organisasi adalah lingkungan didalam mana para pegawai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Budaya Organisasi Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respon individual pada lingkungannya. Definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk

Lebih terperinci

Presented by : M Anang Firmansyah KOMITMEN KARYAWAN

Presented by : M Anang Firmansyah KOMITMEN KARYAWAN Presented by : M Anang Firmansyah KOMITMEN KARYAWAN Komitmen suatu perusahaan dapat dilihat dari beragam perspektif. Dari sisi karyawan perusahaan, komitmen dicirikan oleh produktivitas dan penghargaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tahap-tahap penelitian pengukuran tingkat kepuasan pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 3.1. Adapun tahapannya sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Waruna Nusa Sentana Head Office yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 10, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, DAN LOCUS OF. CONTROL (LoC) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA PT. BAHTERA CITRA MANDIRI)

SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, DAN LOCUS OF. CONTROL (LoC) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA PT. BAHTERA CITRA MANDIRI) SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, DAN LOCUS OF CONTROL (LoC) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA PT. BAHTERA CITRA MANDIRI) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipertajam oleh Dubrin bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk. mencapai tujuan organisasi (Dubrin, A. J., 2001: 3).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipertajam oleh Dubrin bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk. mencapai tujuan organisasi (Dubrin, A. J., 2001: 3). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum (Northouse, P.G., 2003:3). Pengertian ini dipertajam

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONSEPTUAL HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, BUDAYA, STRATEGI DAN KINERJA ORGANISASI. M. Hudori. Abstrak

PENDEKATAN KONSEPTUAL HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, BUDAYA, STRATEGI DAN KINERJA ORGANISASI. M. Hudori. Abstrak PENDEKATAN KONSEPTUAL HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, BUDAYA, STRATEGI DAN KINERJA ORGANISASI M. Hudori Abstrak This paper will present a conceptual framework that describes the relationship between the variables

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang meneliti adanya pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Tjitrowardojo Purworejo didirikan pertama kali pada tahun 1915 dengan nama Zenden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Tjitrowardojo Purworejo didirikan pertama kali pada tahun 1915 dengan nama Zenden. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan RSUD Saras Husada Purworejo terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 6 Kelurahan Doplang, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Propinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Intrapreneurship 2.1.1 Pengertian Intrapreneurship Berdasarkan pendapat Antonic dan Hisrich (2003, p9) intrapreneurship sebagai

Lebih terperinci

Kepemimpinan: Dampaknya Terhadap Organisasi Berkinerja Tinggi. Achmad Sobirin Universitas Islam Indonesia

Kepemimpinan: Dampaknya Terhadap Organisasi Berkinerja Tinggi. Achmad Sobirin Universitas Islam Indonesia Kepemimpinan: Dampaknya Terhadap Organisasi Berkinerja Tinggi Achmad Sobirin Universitas Islam Indonesia Pendahuluan Dalam banyak hal keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi mencapai tujuan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN DAFTAR ISI PERNYATAAN... Error! Bookmark not ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Yenny Naranatha Dewi. Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi Akuntansi

Yenny Naranatha Dewi. Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi Akuntansi Kepada : Yth. Bapak / Ibu Manajer Perusahaan di tempat Dengan hormat, Saya yang mengirm kuesioner ini, Nama : Yenny Naranatha Dewi Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Fakultas/Jurusan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Semarang, Mei 2010 Perihal : Permohonan Kesediaan Menjadi Responden Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara Responden. Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan utama di dalam segala bentuk organisasi. Sehingga perlu mendapatkan perhatian, penanganan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i i iii iv v i iv vii ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah perubahan yang supercepat dan persaingan yang superkompetitif, muncul tuntutan-tuntutan baru yang membuat pengambilan keputusan dalam perusahaan/organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian dan teknologi secara terus-menerus berkembang dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh insentif dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam perusahaan yang menjadi salah satu penentu berkembangnya suatu perusahaan. Masalah-masalah yang menyangkut sumber

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku Abstract PT. Wenang Permai Sentosa continues to create

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan keterikatan kerja. Peneliti mendeskripsikan skor budaya

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : ELI ACHMAD MAHIRI *) email : elimahiri@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa terletak pada kemampuan negara untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan bermutu dapat terwujud manakala

Lebih terperinci