GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMO 71 TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMO 71 TAHUN 2015"

Transkripsi

1 - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMO 71 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat mempunyai peranan penting dalam mewujudkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang yang harmonis dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi dan sesuai dengan kondisi daerah; b. bahwa prosedur pemberian persetujuan substansi terhadap Rancangan Peraturan Daerah harus dilaksanakan secara efektif agar mempercepat penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang; c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian hukum dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat diperlukan pengaturan mengenai prosedur dalam memberikan persetujuan Substansi terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Prosedur Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerahdaerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 1646);

2 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Peraturan Daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/ Kota; 12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 225/KTPS/M/2014 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuam Substansi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/kota kepada Gubernur Sumatera Barat: MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Sumatera Barat. 2. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat. 3. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. 4. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Sumatera Barat. 5. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi yang selanjutnya disingkat BKPRD Provinsi adalah badan ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dalam koordinasi penataan ruang didaerah. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dekonsentrasi yang selanjutnya disingkat SKPD Dekon adalah organisasi/lembaga teknis pada pemerintah daerah provinsi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penataan ruang. 7. Tim Evaluasi Teknis adalah tim yang memiliki tugas memeriksa kelengkapan administrasi dan kesesuaian substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang.

4 Tim Teknis Penyusunan Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang adalah tim yang memiliki tugas melakukan perbaikan terhadap dokumen Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang beserta kelengkapannya. 9. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten/Kota, yang selanjutnya disebut BKPRD Kabupaten/Kota adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan koordinasi penataan ruang di Kabupaten/Kota. 10. Rancangan Peraturan Daerah yang selanjutnya disingkat Ranperda adalah Rancangan Peraturan Daerah mengenai Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota. 11. Rencana Rinci Tata Ruang yang selanjutnya disingkat dengan RRTR adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan sebagai perangkat oprasionalisasi rencana tata ruang. 12. Arahan Sistem Provinsi adalah kewenangan pemanfaatan pola ruang dan zonasi yang diatur dalam RTRW Provinsi 13. Arahan Sistem Nasional adalah kewenangan pemanfaatan pola ruang dan zonasi yang diatur dalam RTRW Nasional 14. Persetujuan substansi adalah persetujuan yang diberikan oleh Gubernur yang menyatakan bahwa materi muatan teknis Raperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 Penetapan Prosedur Pemberian Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara komperehensif mengenai struktur dan alur kerja proses pemberian persetujuan substansi Ranperda Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangundangan agar dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.

5 - 5 - Pasal 3 Penetapan Prosedur Pemberian Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR bertujuan agar proses pemberian persetujuan substansi oleh Gubernur dapat terlaksana dengan lancar, terencana, dan terpadu serta terwujud substansi Ranperda Kabupaten/Kota yang sesuai dengan kaidah dan memenuhi kriteria teknis bidang penataan ruang. Pasal 4 (1) Langkah awal Prosedur pemberian substansi Persetujuan berupa dibentuknya Tim Evaluasi Teknis oleh Gubernur. (2) Tim evaluasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Ketua Tim Evaluasi Teknis yaitu Kepala Dinas Teknis yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang tata ruang; b. Sekretaris Tim Evaluasi Teknis yaitu Kepala Bidang yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang tata ruang atau kepala SKPD Dekonsentrasi Bidang Tata Ruang; dan c. Anggota Tim Evaluasi Teknis terdiri atas unsur: 1) Dinas Teknis yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang tata ruang, 2) Bappeda; 3) Sekretariat Daerah (Biro Hukum); dan 4) anggota BKPRD Provinsi lintas sektor lainnya apabila dibutuhkan. Pasal 5 Ruang lingkup Prosedur Pemberian Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR meliputi: a. pemeriksaan kelengkapan permohonan persetujuan substansi Ranperda Kabupaten /Kota tentang RRTR; b. evaluasi substansi Ranperda Kabupaten /Kota tentang RRTR; c. rapat koordinasi BKPRD Provinsi; dan d. penerbitan Surat Persetujuan Substansi terhadap Rancangan Perda tentang RRTR Kabupaten /Kota.

6 - 6 - BAB II PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI Bagian Kesatu Pemeriksaan Kelengkapan Permohonan Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR Pasal 6 Bupati/Walikota mengajukan permohonan persetujuan substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR kepada Gubernur yang terdiri atas: a. kelengkapan dokumen administrasi; dan b. kelengkapan dokumen teknis. Pasal 7 (1) Kelengkapan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdiri atas: a. surat permohonan rekomendasi gubernur dan persetujuan atas substansi Ranperda RRTR dari bupati/walikota; b. berita acara konsultasi publik Ranperda Kabupaten/Kota dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota tentang RRTR paling sedikit 2 (dua) kali; c. berita acara kesepakatan dengan daerah yang berbatasan (jika diperlukan); dan d. berita acara konsultasi dengan Badan Informasi Geospasial tentang peta RRTR. (2) Format permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan atas Substansi Ranperda RRTR dari Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (3) Format berita acara konsultasi publik yang melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (4) Format berita acara kesepakatan dengan daerah yang berbatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini

7 - 7 - Pasal 8 Kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b terdiri atas: a. buku data dan analisis yang dilengkapi peta sebanyak 2 (dua) eksemplar dan disertai softcopy file; b. buku rencana sebanyak 2 (dua) eksemplar dan disertai softcopy file; c. album peta ukuran A1 dengan skala 1:5000 sebanyak 2 (dua) eksemplar, disertai softcopy file dalam format shape file; d. ranperda Kabupaten/Kota dengan lampiran Naskah Akademik tentang RRTR sebanyak 2 (dua) eksemplar dan disertai softcopy file; e. dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebanyak 2 (dua) eksemplar dan disertai softcopy file; f. dokumen Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang RTRW Kabupaten/kota; g. surat keputusan Bupati/Walikota tentang Tim Teknis Penyusun Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR; dan h. berita acara rapat koordinasi BKPRD Kabupaten/Kota tentang pembahasan Substansi RRTR. Pasal 9 (1) Gubernur meneruskan kelengkapan dokumen administrasi dan kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 kepada Kepala SKPD Dekon. (2) Kepala SKPD Dekon menindaklanjuti kelengkapan dokumen administrasi dan kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menugaskan Tim Evaluasi Teknis untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan permohonan. (3) Tim Evaluasi Teknis membuat berita acara pemeriksaan kelengkapan dokumen administrasi dan kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Dalam hal kelengkapan dokumen administrasi dan kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah lengkap, Tim Evaluasi Teknis melakukan proses evaluasi.

8 - 8 - (5) Dalam hal kelengkapan dokumen administrasi dan kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud (6) pada ayat (1) belum lengkap, Tim Evaluasi Teknis menyampaikan kepada Tim Teknis Penyusunan Ranperda Kabupaten/Kota tentang RDTR dengan tembusan kepada Bupati/Walikota. (7) Tenggang waktu untuk melengkapi kelengkapan dokumen sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan. (8) Format Berita Acara pemeriksaan kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Bagian Kedua Evaluasi Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR Pasal 10 (1) Tim Evaluasi melakukan evaluasi terhadap substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak kelengkapan dokumen diterima secara lengkap. (2) Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR yang dievaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. materi muatan teknis Ranperda Tentang RRTR; dan b. materi peta. Pasal 11 Materi muatan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a terdiri atas : a. penilaian kesesuaian materi RRTR terhadap muatan RTRW nasional serta rencana rincinya dan RTRW Provinsi serta rencana rincinya; b. kesesuaian materi muatan teknis RRTR dengan peraturan perundang-undangan dan Norma Standar Pedoman Kriteria bidang penataan ruang; c. kesesuaian proses dan prosedur dengan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang;

9 - 9 - d. kesesuaian naskah Ranperda RRTR dengan format standar Ranperda; dan e. kesesuaian dan keserasian antara muatan yang tercantum dalam Ranperda dan materi teknis, peta, serta indikasi program pemanfaatan ruang prioritas. Pasal 12 Materi peta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b terdiri atas : a. format data yang digunakan pada peta dasar dan peta tematik dalam membuat peta RRTR dibuat dalam format vector; b. pengorganisasian data untuk peta RRTR disesuaikan dengan ketentuan teknis yang ditetapkan Badan Informasi Geospasial; c. tingkat ketelitian peta yang digunakan dengan skala 1:5000 dan setiap peta yang dibuat mencantumkan sumber peta; d. peta rencana pola ruang dan peta rencana jaringan prasarana harus sesuai dengan naskah materi teknis dan ranperda ; e. sistem koordinat yang digunakan Universal Tranverse Mercator; f. layout album peta memenuhi kaidah geografis; dan g. peta yang disajikan memenuhi ketentuan system informasi geografis. Pasal 13 Materi evaluasi substansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12 tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 14 (1) Hasil evaluasi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR direkomendasikan oleh SKPD Dekon untuk dibahas pada rapat koordinasi BKPRD Provinsi. (2) Format hasil evaluasi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk surat rekomendasi pembahasan Ranperda

10 Kabupaten/Kota tentang RRTR tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Bagian Ketiga Rapat Koordinasi BKPRD Provinsi Pasal 15 (1) BKPRD Provinsi melakukan rapat koordinasi untuk membahas Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR dengan didampingi oleh Tim Evaluasi Teknis. (2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk memeriksa kesesuaian Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR dengan arahan Peraturan Zonasi sistem Provinsi. (3) Hasil Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan Rekomendasi Gubernur dituangkan dalam Format Berita Acara Rapat Koordinasi BKPRD tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (4) Berdasarkan Hasil rapat Koordinasi BKPRD kesesuaian Ranperda RRTR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah memenuhi arahan peraturan Zonasi sistem Provinsi, maka diterbitkan Surat Rekomendasi Gubernur ditandatangani oleh Sekretaris Daerah atas nama Gubernur. (5) Format Surat Rekomendasi Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 16 (1) Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR yang telah mendapatkan Rekomendasi Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) akan dilanjutkan dengan rapat koordinasi BKPRD mengenai pemeriksaan kesesuaian Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR dengan arahan Peraturan Zonasi sistem nasional. (2) Berdasarkan Hasil rapat Koordinasi BKPRD mengenai pemeriksaan kesesuaian Ranperda Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada (1) yang telah memenuhi arahan peraturan zonasi sistem nasional, akan dituangkan dalam Berita Acara Rapat BKPRD dalam

11 rangka Pemberian Persetujuan Substansi RRTR Kabupaten/Kota. (3) Format Berita Acara Rapat BKPRD Pemberian Persetujuan Substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Bagian Keempat Penerbitan Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten /Kota tentang RRTR Pasal 17 (1) Ketua Tim Evaluasi Teknis menyampaikan Rekomendasi Pemberian Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi melampirkan: a. Surat Rekomendasi Gubernur; b. kronologis proses persetujuan substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR; dan c. tabel persandingan Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR sebelum dan sesudah rapat koordinasi BKPRD Provinsi. (2) Format kronologis proses persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (3) Format tabel persandingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 18 (1) Gubernur menerbitkan surat Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR berdasarkan rekomendasi dari Tim Evaluasi Teknis. (2) Format surat persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

12 BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat Ditetapkan di Padang pada tanggal.... Pj. GUBERNUR SUMATERA BARAT, REYDONNYZAR MOENEK Diundangkan di Padang pada tanggal.. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT, ALI ASMAR BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN NOMOR

13 PENJELASAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR.TAHUN.. TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG I. UMUM Sebagaimana telah diamanatkan dalam Pasal 18 Undang- Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dalam penetapan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota dan Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten / Kota terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan substansi dari Menteri. Adapun Pemberian Persetujuan Substansi Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/ Kota dimaksud, termasuk Rencana Rinci Tata Ruang yang berupa Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota, sesuai dengan ketentuan Pasal 58 ayat (2) dan Pasal 62 ayat ( 2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dapat didekonsentrasikan kepada Gubernur. Sejalan dengan amanat Undang Undangan Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaran Penataan Ruang dimaksud, pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi pemberian persetujuan substansi rencana rinci tata ruang dari Menteri kepada Gubernur diberikan dalam rangka efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan penataan ruang, serta mempercepat proses pemberian persetujuan substansi dalam penetapan Peraturan Daerah (perda). Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi tersebut, baik secara substantif, teknis, administratif maupun keuangan, maka berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 PRT/M/ 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/ Kota, Menteri melimpahkan Pemberian Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang kepada Gubernur. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan peraturan gubernur yang mengatur mengenai prosedur pemberian persetujuan substansi rancangan peraturan daerah kabupaten kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2

14 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan Berita Acara Konsultasi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) tentang Peta RRTR adalah merupakan surat persetujuan Peta Rencana Tata Ruang oleh BIG yang telah sesuai dengan ketentuan verifikasi Pemetaan Verifikasi sebagaimana dimaksud dilaksanakan terhadap: a) Basisdata Geospasial; b) Manajemen Data Digital; c) Peta Dasar yang digunakan; d) Peta Tematik yang digunakan; e) Data Geospasial Rencana Tata Ruang; f) Rancangan Peta Rencana Tata Ruang; dan g) Kesesuaian antara rancangan peraturan perundang-undangan dengan peta Rencana Tata Ruang. Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Pasal 8 Huruf a Yang dimaksud dengan buku data analisis yang dilengkapi peta adalah merupakan dokumen fakta dan analisa dokumen perencanaan yang memuat data eksisting dan data dasar tahun perencanaan begitu pula terhadap peta yang harus melampirkan peta dasar berikut dasar pembuatan peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/ Kota ataupun Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota.

15 Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS dilaksanakan dengan mekanisme: 1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; 2. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan 3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. KLHS memuat kajian antara lain: 1. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; 2. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; 3. kinerja layanan/jasa ekosistem; 4. efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam; 5. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan 6. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati Huruf f Huruf g Huruf h Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Huruf a Yang dimaksud dengan kesesuaian dan keserasian antara muatan yang tercantum dalam Ranperda dan Muatan Teknis Peta serta Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Prioritas adalah adanya sinkronisasi antara muatan Perda, Materi teknis dan Peta Rencana Rinci Tata Ruang dengan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi dan Kabupaten /Kota

16 Pasal 12 Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19

17 Lampiran I Nomor : Tanggal : Format Surat Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi dari Bupati/Walikota (KOP DAERAH)..,... Nomor :... Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang... Kepada Yth. Gubernur di-... Sehubungan dengan proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang..., dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Sesuai amanat Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penetapan Raperda kabupaten/kota tentang rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang setelah mendapatkan rekomendasi gubernur. 2. Sehubungan dengan telah dilimpahkannya kewenangan pemberian persetujuan substansi dalam penetapan Raperda tentang rencana rinci tata ruang kabupaten/kota dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional kepada Gubernur..., kami mohon perkenan Bapak/Ibu Gubernur...untuk memberikan rekomendasi dan persetujuan substansi atas Raperda Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu Gubernur..., kami lampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pembahasan dalam Rapat Koordinasi BKPRD Provinsi sebagai berkut: a. Berita Acara Konsultasi Publik; b. Berita Acara Kesepakatan dengan Daerah yang Berbatasan; c. Berita Acara/Surat Rekomendasi;** d. Materi Teknis Rencana Tata Ruang...; e. Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang...; f. Dokumen KLHS; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota... Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih BUPATI/WALIKOTA (.. ) Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 2. Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 3. Sekretaris Daerah Provinsi...; 4. Kepala Dinas... (dinas teknis yang mengurusi Penataan Ruang); 5. Ketua DPRD Kabupaten/Kota... (Keterangan: ** pilih salah satu antara Berita acara atau Surat Rekomendasi dari kementerian/lembaga nonkementerian yang menyelenggarakan urusan informasi geospasial)

18 Lampiran II Nomor : Tanggal : Format Berita Acara Konsultasi Publik dengan Melibatkan Unsur DPRD Kabupaten/Kota (KOP DAERAH) BERITA ACARA KEGIATAN KONSULTASI PUBLIK DALAM PEMBAHASAN RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA... TENTANG RENCANA TATA RUANG... Nomor : Pada hari ini, tanggal... bulan tahun... bertempat di telah diselenggarakan Kegiatan Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang... sebagai bagian dari proses legalitas dari Rencana Tata Ruang Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dengan jumlah orang, yang berasal dari unsur: 1. Masyarakat/Tokoh Masyarakat 2. Pemerintah Daerah 3. DPRD 4. Camat 5. Kepala Desa 6. LSM 7. Swasta dan Dunia Usaha 8. Perguruan Tinggi Demikian Berita Acara Kegiatan Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya....,... Perwakilan Masyarakat/Tokoh Masyarakat Perwakilan dari Pemerintah Daerah (..) Perwakilan dari DPRD ( ) Perwakilan dari Kecamatan (.) Perwakilan dari Desa (.) Perwakilan dari LSM ( ) Perwakilan dari Swasta dan Dunia Usaha (.) Perwakilan dari Perguruan Tinggi ( ) (.)

19 Lampiran III Nomor : Tanggal : Format Berita Acara Kesepakatan dengan Daerah yang berbatasan (KOP DAERAH) BERITA ACARA KESEPAKATAN DENGAN DAERAH YANG BERBATASAN DALAM PEMBAHASAN RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA... TENTANG RENCANA TATA RUANG... Nomor : Pada hari ini, tanggal... bulan tahun... bertempat di telah diselenggarakan kesepakatan dengan daerah yang berbatasan terkait Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang... sebagai bagian dari proses legalitas dari Rencana Tata Ruang... Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dengan jumlah orang, yang berasal dari unsur: 1. Pemerintah Daerah 2. Pemerintah Daerah dari daerah yang berbatasan Demikian Berita Acara Kesepakatan dengan daerah yang Berbatasan terkait Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya...., Perwakilan pemerintah daerah yang berbatasan I Perwakilan dari pemerintah daerah (..) Perwakilan pemerintah daerah yang berbatasan II ( ) Perwakilan pemerintah daerah yang berbatasan III (.) (.)

20 Lampiran IV Nomor : Tanggal : BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERMOHONAN PERSETUJUAN SUBTANSI RANPERDA KABUPATEN/ KOTA TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG / RENCANA DETAIL TATA RUANG.. Nomor :.. Pada hari ini. Tanggal.. bulan. Tahun telah dilakukan proses pemeriksaan kelengkapan Permohonan Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten/ Kota.. tentang Rencana Rinci Tata Ruang.. dalam rangka penerbitan persetujuan substansi dan berdasarkan surat Bupati/Walikota tanggal Nomor perihal permohonan persetujuan substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana rinci Tata Ruang/ Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Adapun kelengkapan dalam rangka pemberian persetujuan subtansi tersebut sebagai berikut: NO DOKUMEN 1 Surat Permohonan Persetujuan Substansi Ranperda Kabupaten /Kota. tentang RRTR.. 2 Materi Teknis Dokumen Rencana Dokumen Fakta Analisa 3 Album Peta Ukuran A1 (RRTR & PZ) 1: 5000 (RTR KSK) 1 : Peta Dasar yang menggunakan Peta Citra Resolusi tinggi dan telah memiliki koordinat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan Peta dalam bentuk SHP Peta Rencana Pola Ruang kota Peta Pembagian SBWP dan BLOK Peta Rencana Jaringan Prasarana Peta Sub BWP Prioritas Peta Zonasi HARD COPY BENTUK SOFT COPY KETERANGAN

21 Ranperda Kabupaten /Kota.. tentang RRTR beserta Lampirannya 5 Berita Acara Konsultasi dengan BIG 6 Dokumen KLHS 7 SK Bupati/Walikota tentang Tim Teknis Penyusunan Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR.. 8 Berita Acara Rapat Koordinasi BKPRD Kabupaten /Kota tentang Ranperda Kabupaten/Kota..tentang RRTR 9 Berita Acara Konsultasi Publik : Pertama. Kedua. 10 Surat penyampaian Ranperda tentang RRTR kepada DPRD / tanda Terimanya Demikian Berita Acara ini disusun sebagai bahan informasi dalam proses penerbitan persetujuan subtansi. Padang,..Tanggal. Bulan. Tahun Ketua Tim Evaluasi Perwakilan Tim Evaluasi NAMA.. Jabatan I. Nama. Jabatan Tanda Tangan.. II. Nama. Jabatan Tanda Tangan.. III...

22 Lampiran V Nomor : Tanggal : Tabel Pencantuman Materi Muatan Teknis Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang dan kesesuaiannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Kebijakan Nasional yang berkaitan Bidang Penataan Ruang, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, dan Peraturan Perundang-Undangan terkait Bidang Penataan Ruang Lainnya Tabel Materi Teknis No Bab/ Sub Bab BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN Muatan Ranperda tentang RRTR (kerangka ranperda yang disampaikan di sesuaikan dengan kerangka pedoman) Dasar Hukum Penyusunan RRTR Tinjauan terhadap RTRW Kabupaten / Kota Tinjauan terhadap Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten / Kota 1.4 Tujuan RRTR KETENTUAN UMUM 2.1 Istilah dan Definisi Kedudukan RRTR dan Peraturan Zonasi Fungsi dan Manfaat RRTR dan Peraturan Zonasi Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RRTR dan Peraturan Zonasi 2.5 Masa Berlaku RRTR TUJUAN PENATAAN BWP 3.1 Konsep penataan ruang BWP Nomor : Tanggal : Verifikasi kesesuaian RTRW Kabupaten/Kota, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Catatan Penyempurnaan BAB IV 3.2 Tujuan penataan ruang BWP RENCANA POLA RUANG 4.1 Pembagian Sub BWP, Blok serta Penetapan Kode Zona dan sub zona 4.2 Rencana Pola Ruang Zona Lindung 1. Zona Hutan Lindung (HL)

23 No Bab/ Sub Bab Muatan Ranperda tentang RRTR (kerangka ranperda yang disampaikan di sesuaikan dengan kerangka pedoman) 2. Zona yang memberikan Perlindungan terhadap zona dibawahnya (PB) - Zona bergambut (PB1) - Zona Resapan Air (PB2) 3.Zona Perlindungan Setempat (PS) - Sempadan Pantai (PS1) - Sempadan Sungai (PS2) - Zona Sekitar Danau atau Waduk (PS3) - Zona Sekitar Mata Air (PS4) 4. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota - Taman RT (RTH1) - Taman RW (RTH2) - Taman Kota (RTH3) - Pemakaman (RTH4) 5. Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC) - Zona Suaka Alam (SC1) - Zona Cagar Budaya (SC2) 6. Zona Rawan Bencana (RB) - Zona Rawan Tanah Longsor - Zona Rawan Gelombang Pasang - Zona Rawan Banjir 7. Zona Lindung Lainnya Zona Perumahan (R) - Kepadatan Sangat Tinggi (R1) - Kepadatan Tinggi (R2) - Kepadatan Sedang (R3) - Kepadatan Rendah (R4) - Kepadatan Sangat Rendah (R5) 2. Zona Perdagangan dan Jasa (K) - Tunggal (K-1) - Kopel (K-2) - Deret (K-3) 3. Zona Perkantoran (KT) - Perkantoran Pemerintah Verifikasi kesesuaian RTRW Kabupaten/Kota, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Catatan Penyempurnaan

24 No Bab/ Sub Bab Muatan Ranperda tentang RRTR (kerangka ranperda yang disampaikan di sesuaikan dengan kerangka pedoman) (KT-1) Verifikasi kesesuaian RTRW Kabupaten/Kota, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Catatan Penyempurnaan - Perkantoran Swasta (KT-2) 3. Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU) - Pendidikan (SPU-1) - Transportasi (SPU-2) - Kesehatan (SPU-3) - Olahraga (SPU-4) - Sosial Budaya (SPU-5) - Peribadatan (SPU-6) 5. Zona Industri (I) - Industri Kimia Dasar (I-1) - Industri Mesin dan Logam Dasar (I-2) - Industri Kecil (I-3) - Aneka Industri (I-4) 6. Zona Peruntukan Khusus (KH) - Pertahanan dan Keamanan (hankam) (KH1) - TPA (KH2) - IPAL (KH3) 7. Zona Peruntukan Lainnya (PL) - Pertanian (PL-1) BAB V - Pertambangan (PL-2) - Pariwisata (PL-3) 8. Zona Peruntukan Campuran ( C ) - Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1) - Perumahan dan Perkantoran (C-2) - Perkantoran dan Perdagangan/Jasa (C-3) RENCANA JARINGAN PRASARANA 5.1 Rencana Jaringan Pergerakan Jaringan Transportasi Darat Jaringan Jalan a. Jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder b. Jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder

25 No Bab/ Sub Bab Muatan Ranperda tentang RRTR (kerangka ranperda yang disampaikan di sesuaikan dengan kerangka pedoman) c. Jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder d. Jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder e. Jaringan jalan lainnya - Jalan masuk dan keluar terminal barang serta terminal penumpang - Jaringan jalan moda transportasi umum - Jalan masuk dan keluar parkir Jaringan pedesterian Jaringan Perkeretaapian Jaringan Angkutan Sungai, danau dan penyeberangan Jaringan Transportasi laut Jaringan transportasi Udara 5, Rencana Pengembangan Jaringan Energi/kelistrikan Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah Rencana Pengembangan Jaringan Persampahan Rencana Pengembangan Prasarana lainnya Verifikasi kesesuaian RTRW Kabupaten/Kota, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Catatan Penyempurnaan BAB VI BAB VII PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA Dasar, kriteria dan Penetapan sub BWP prioritas Tema dan rencana Penanganan Sub BWP prioritas KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG 7.1 Program Perwujudan Tata Ruang 1) program perwujudan rencana pola ruang di BWP i. perwujudan zona lindung ii. perwujudan zona budi daya

26 No Bab/ Sub Bab Muatan Ranperda tentang RRTR (kerangka ranperda yang disampaikan di sesuaikan dengan kerangka pedoman) (a) perwujudan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum di BWP; (b) perwujudan ketentuan pemanfaatan ruang untuk setiap jenis pola ruang; (c) perwujudan intensitas pemanfaatan ruang blok; dan/atau (d) perwujudan tata bangunan. 2) program perwujudan rencana jaringan prasarana i. perwujudan pusat pelayanan kegiatan ii. perwujudan sistem jaringan prasarana (a) perwujudan sistem jaringan pergerakan; (b) perwujudan sistem jaringan energi/kelistrikan; (c) perwujudan sistem jaringan telekomunikasi; (d) perwujudan sistem jaringan air minum; (e) perwujudan sistem jaringan drainase; (g) perwujudan sistem jaringan air limbah; dan/atau (h) perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya. 3) program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya i. perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan; ii. pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan; iii. pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan; dan/atau Verifikasi kesesuaian RTRW Kabupaten/Kota, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Catatan Penyempurnaan

27 No Bab/ Sub Bab BAB VIII Muatan Ranperda tentang RRTR (kerangka ranperda yang disampaikan di sesuaikan dengan kerangka pedoman) iv. pelestarian/pelindungan blok/kawasan. 4) program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim (jika Ada) 7.2 Indikasi Program Pemanfaatan Ruang PERATURAN ZONASI 8,1 Materi Wajib Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang Ketentuan Tata Bangunan Ketentuan Sarana dan Prasarana Minimal Ketentuan Pelaksanaan, terdiri atas : 1) ketentuan variansi pemanfaatan ruang 2) insentif dan disinsentif 8,2 Materi Pilihan Ketentuan Tambahan Ketentuan Khusus Ketentuan Standar Teknis Ketentuan Pengaturan Zonasi Verifikasi kesesuaian RTRW Kabupaten/Kota, Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Catatan Penyempurnaan No Bab/ Sub Bab Muatan Materi Peta RRTR Peraturan perundangundangan Catatan Penyempurnaan Data peta dasar Pengorganisasian Peta (Peta dalam bentuk SHP) Tingkat ketelitian peta Peta Rencana Pola Ruang kota Peta Pembagian SBWP dan BLOK Peta Rencana Jaringan Prasarana Peta Sub BWP Prioritas Peta Zonasi Sistim Koordinat yang dipakai Layout peta sesuai kaidah geografis

28 Tabel Materi Ranperda MUATAN KERANGKA RANPERDA RINCIAN TEKNIS KERANGKA PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DAERAH A. JUDUL a. judul Memuat Keterangan : Jenis Nomor Tahun pengundangan dan Nama Peraturan yang bersangkutan b. judul dibuat dengan huruf Kapital diletakan ditengah margin dan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronnim B. PEMBUKAAN TERDIRI DARI: 1.Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa 2.Jabatan Pembentukan Peraturan Perundanganundangan 3. Konsiderans : Menimbang a. Diawali dengan kata :Menimbang b. Mengingat memuat pokok pikiran latarbel akang dan alasan pembuatan peraturan berdasarkan asas filosofis, sosiologi dan yuridis 4. Dasar Hukum diawali a. Dasar kewenangan Pembuatan dengan kata Peraturan Perundangundangan Mengingat b. Peraturan Perundangundangan yang memerintahkan pembentukan peraturan perundangan tersebut c. undang-undangan yang menjadi dasar Pembentukan daerah yangg bersangkutan d. Peraturan perundangundangan sebagai dasar hukum hanya peraturan yang hierarkinya sama atau yang lebih tinggi dari peraturan yang ditetapkan dan tidak boleh memasukan peraturan yang sudah dicabut e. Dasar hukum yang lebih dari satu harus sesuai dengan urutan pencantuman tata urutan peraturan perundangundangan dan jika utingkatan sama disusun secara kronologis berdasarkan pengundangan dan penetapan Catatan Penyempurnaan

29 f. Dasar hukum yang lebih dari satu penulisan dasar hukum diawali dengan angka arab 1,2,3 dan seterusnya dan diakhiri dengan titik koma 5. diktum terdiri dari atas : a. Kata MEMUTUSKAN dibuat a. Memutuskan dengan huruf kapital dan tidak menggunakan spasi b. Menetapkan b. Sebelum kata MEMUTUSKAN c.jenis dan nama Peraturan perundang-undangan dicantumkan frasa dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (nama daerah) danbupati/walikota (nama daerah)ditulis dengan huruf kapital diletakan ditengah margin c. Kata menetapkan dicantumkan sesudah kata memutuskan dan sejajar kebawah dengan kata menimbang dan mengingat dan diankhir dengan titik dua d. Nama Peraturan Daerah C. BATANG TUBUH 1. Ketentuan Umum a. Batasan dan pengertian b. Singkatan atau akronim yang dituangkan dalam batasan pengertian atau definisi c. Hal-hal yang bersifat umum antara lain asas, maksud dan tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam pasal 2. Materi Pokok yang diatur Berdasarkan Buku RDTR atau Permen PU No 11 Tahun ketentuan Pidana (jika diperlukan) 4.ketentuan Peraliahan (jika diperlukan) 5. Ketentuan Penutup a. Ketentuan pidana memuat rumusan yang menyatakan penjatuhan pidana atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berisi norma larangan atau norma perintah b. Rumusan ketentuan pidana harus menyebutkan secara tegas norma larangan atau perintah yang dilanggar dan menyebutka pasal atau beberapa pasal yang memuat norma tersebut. ketentuan peralihan memuat penyesuaian pengaturan tindakan hukum atau hub. Hukum yang sudah ada berdasarkan peraturan perundang-undangan yang lama terhadap peraturan yang baru

30 D. PENUTUP a. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan daerah dan Lembaran Daerah b. Penandatangan penetapan peraturan antara lain : tempat dan tanggal, nama jabatan, tandatangan, nama lengkap pejabat yang menandatangani tanpa gelar dan pangkat c. penulisan frase lembaran daerah dan berita daerah ditulis dengan huruf kapital E. PENJELASAN a. Penjelasan Peraturan daerah memuat penjelasan umum dan penjelasan pasal perpasal dan di awali dengan huruf Romawi b. penjelasan umum memuat uraian secara sistematis mengenai pmikiran, maksud, tujuan penyusunan peraturan daerah c. Rumusan yang harus diperhatikan di dalam penjelasan: tidak bertentang dengan materi pokok, serta tidak memperluas dan menambah norma yang diatur didalam batang tubuh tidak melakukan pengulangan materi pokok yang ada dalam batang tubuh tidak mengulang uraian kata istilah atau pengertian yang telah dimuat di dalam ketentuan umum Padang, Tanggal.. Bulan. Tahun.. Tim Evaluasi Nama. Jabatan. Perwakilan Tim Evaluasi I. Nama. Jabatan Tanda Tangan.. II. Nama. Jabatan Tanda Tangan.. III..

31 Lampiran VI Nomor : Tanggal : FORMAT SURAT REKOMENDASI PEMBAHASAN RANPERDA KABUPATEN/KOTA..TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG PADA RAKOR BKPRD PROVINSI KOP SKPD DEKONSENTRASI Padang, tanggal.. Bulan.. tahun.. Nomor : Lampiran : 1. Tabel Pencatuman Materi Muatan Teknis Ranperda Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.. 2. Dokumen Pendukung 3. Kepada Yth, Ketua BKPRD Provinsi Sumatera Barat Cq Bappeda Provinsi Sumatera Barat Perihal : Rekomendasi Pembahasan Ranperda Kabupaten/Kota.tentang Rencana Rinci Tata Ruang..pada Rakor BKPRD Provinsi Berdasarkan Hasil Evaluasi Substansi Ranperda Kabupaten/Kota.tentang RRTR/RDTR. yang telah dilaksanakan oleh Tim Evaluasi, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ranperda Kabupaten/Kota.. Tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata Ruang.. telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi; 2. Ranperda Kabupaten/Kota Tentang Rencana Rinci Tata Ruang/ Rencana Detail Tata Ruang.. telah sesuai dengan Peraturan daerah nomor 13 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah provinsi Sumatera Barat ; 3. Ranperda Kabupaten/Kota Tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata Ruang.. telah sesuai dengan Peraturan daerah nomor. tahun.. tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota tahun ; Bersama ini kami merekomendasikan Ranperda Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang/ Rencana Detail Tata Ruang. untuk dapat dilakukan pembahasan di BKPRD Provinsi Sumatera Barat, sebagai tindak lanjut proses pemberian Persetujuan Substansi. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Ketua TIM EVALUASI NAMA Tembusan disampaikan kepada : 1. Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum RI 2. Gubernur Provinsi Sumatera Barat 3. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat 4. Kasatker Dekonsentrasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat 5. Arsip

32 Lampiran VII Nomor : Tanggal : BERITA ACARA RAPAT KOORDINASI BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PEMBAHASAN RANPERDA KABUPATEN/KOTA.. TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG. Nomor:... Pada hari ini tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini, telah mengadakan rapat koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata Ruang. dengan ini menyatakan bahwa Rancangan Perda dimaksud secara substantif telah mengacu pada Arahan Peraturan Zonasi Sistim Provinsi serta ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat ,dan Perda Nomor. Tahun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota., serta dapat diproses lebih lanjut untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan tetap memperhatikan catatan sebagai berikut: ; dan catatan penyempurnaan sebagaiman tercantum dalam tabel.. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Padang, Pimpinan Rapat, Nama :. Jabatan :

33 Catatan: Ditandatangani oleh : Perwakilan Tim BKPRD provinsi Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan gubernur tentang penunjukan BKPRD Provinsi Sumatera Barat Nomor. Perwakilan Kelompok Kerja Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD Provinsi Sumatera Barat) Nama : Jabatan :.. Nama : Jabatan :.. Perwakilan Pemerintah Daerah. Nama : Jabatan :.. Nama : Jabatan :..

34 Lampiran VIII Nomor : Tanggal : Contoh Format Surat Rekomendasi Gubernur (KOP DAERAH).,... Nomor : Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : pemberian Rekomendasi Persetujuan Substansi Teknis Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang... Kepada Yth. Bupati/Walikota di-... Menunjuk Surat Bupati/Walikota... Nomor: tanggal perihal Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang..., dengan hormat kami sampaikan hal-hal berikut: 1. Sesuai amanat Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penetapan Raperda kabupaten/kota tentang rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang setelah mendapatkan rekomendasi gubernur. 2. Rancangan Perda Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang... telah dikonsultasikan dan dibahas bersama BKPRD Provinsi Sumatera Barat pada hari... tanggal... bertempat di... sesuai dengan aturan, masukan dan ssaran TIM BKPRD Provinsi Sumatera Barat (terlampir). 3. Berdasarkan hal tersebut diatas, kami memberikan rekomendasi bahwa Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota... Tentang Rencana Rinci Tata Ruang kabupaten/kota...dapat diproses lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan Substansi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terimakasih a.n Gubenur Sekretaris daerah Provinsi... (...) NIP... Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 6. Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Daerah dan Pemanfaatan Ruang Daerah, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 7. Kepala Dinas... (dinas teknis yang mengurusi Penataan Ruang); 8. Bupati/Walikota...

35 Lampiran IX Nomor : Tanggal : BERITA ACARA RAPAT KOORDINASI BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PEMBAHASAN RANPERDA KABUPATEN/KOTA.. TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG. Nomor:. Pada hari ini tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini, telah mengadakan rapat koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata Ruang. dengan ini menyatakan bahwa Rancangan Perda dimaksud secara substantif telah mengacu pada Arahan Peraturan Zonasi Sistim Nasional serta ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat ,dan Perda Nomor. Tahun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota., serta dapat diproses lebih lanjut untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan tetap memperhatikan catatan sebagai berikut: ; dan catatan penyempurnaan sebagaiman tercantum dalam tabel.. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Padang, Pimpinan Rapat, Nama :. Jabatan : Catatan: Ditandatangani oleh : Perwakilan Tim BKPRD provinsi Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan gubernur tentang penunjukan BKPRD Provinsi Sumatera Barat Nomor.

36 Perwakilan Kelompok Kerja Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD Provinsi Sumatera Barat) Nama : Jabatan :.. Nama : Jabatan :.. Perwakilan Pemerintah Daerah. Nama : Jabatan :.. Nama : Jabatan :..

37 Lampiran X Nomor : Tanggal : FORMAT KRONOLOGIS PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI RANPERDA KABUPATEN/KOTA.. TENTANG RENCANA RINCI/ DETAIL TATA RUANG. KOP SKPD DEKONSENTRASI Nomor : Lampiran : Padang, tanggal.. Bulan.. tahun.. KETERANGAN KRONOLOGIS PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA KABUPATEN/ KOTA. TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG/ RENCANA DETAIL TATA RUANG. Sehubungan dengan proses persetujuan substansi rancangan peraturan daerah kabupaten/ kota tentang RRTR/ RDTR.., dengan ini kami sampaikan Kronologi proses persetujuan substansi dimaksud sebagai berikut : 1. Pada Tanggal.. 2. Pada Tanggal.. 3. Pada Tanggal 4. Dst.. Demikian keterangan ini disusun sebagai bahan informasi dalam proses persetujuan substansi Kepala Satuan Kerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat Nama NIP.

38 TABEL PERSANDINGAN RANPERDA KABUPATEN/ KOTA.TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG.. RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA TEKNIS BKPRD PROVINSI SUMATERA BARAT MUATAN RANPERDA TENTANG RRTR SAAT PEMBAHASAN BKPRD PROVINSI Lampiran XI Nomor : Tanggal : TANGGAL. MUATAN RANPERDA TENTANG RRTR SETELAH PEMBAHASAN BKPRD PROVINSI INSTANSI PEMBERI MASUKAN (1) (2) (3) JUDUL JUDUL RANCANGAN PERDA.. NOMOR.. TENTANG RANCANGAN PERDA.. NOMOR.. TENTANG Menimbang : a. b. c.. d. dst BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : dst BAB II TUJUAN PENATAAN BWP Pasal 2.. Menimbang : a. b. c.. d. dst BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : dst BAB II TUJUAN PENATAAN BWP Pasal 2.. Instansi :... Masukan :... Tanggapan :... Instansi :... Masukan :... Tanggapan :... Instansi :... Masukan :... Tanggapan :...

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 0 2 5 12 15 24 25 PENDAHULUAN EVALUASI MATERI TEKNIS EVALUASI RAPERDA EVALUASI PETA PEMBENTUKAN TIM UNTUK PENILAIAN KEAN SUBSTANSI REFERENSI DASAR HUKUM PENILAIAN KEAN SUBSTANSI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) 6619431 6623480 M E D A N - 20222 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AUDIT

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom No.1513, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Audit Tata Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH

EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 28 TAHUN 2008 TANGGAL : 30 Mei 2008 EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH A. Pendahuluan Pasal 189 Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2011 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1873, 2016 KEMEN-ATR/BPN. RTRW. KSP. KSK. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTAA TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BAGIAN WILAYAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, B U P A T I K U D U S PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991); RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1184, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT,

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT, ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN REKOMENDASI UNTUK PERSETUJUAN SUBSTANSI RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/KEP-4.1/II/2018 TENTANG PENARIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis. TA 2013. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN DAN PEMANFAATAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/KEP-4.1/II/2018 TENTANG PENARIKAN

Lebih terperinci

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI TAHUN 2016-2036 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.533, 2015 KEMEN-PUPR. Garis Sempadan. Jaringan Irigasi. Penetapan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PRT/M/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1488, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekosentrasi. Lingkungan Hidup. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Wilayah. Nasional. Rencana. Tata Ruang. Peta. Ketelitian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393) PERATURAN

Lebih terperinci

KETENTUAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

KETENTUAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) KETENTUAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) NURYANTI WIDYASTUTI Direktur Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 1 /JUKLAK/SESMEN/10/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 20/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 20/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 20/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui Kata Pengantar Kabupaten Bantul telah mempunyai produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul yang mengacu pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007. Produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 126 ayat (1)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1879, 2014 KEMENHUB. Pelabuhan. Terminal. Khusus. Kepentingan Sendiri. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 73 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.797, 2015 KEMEN PU-PR. Rawa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1252, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Wilayah Batas Daerah. Penegasan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH - 1 - Salinan MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PP.05.01 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN - 1 - PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN SERTA PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN - 1 - PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN LATAR BELAKANG BKPRD merupakan lembaga ad-hoc lintas sektor yang dibentuk sebagai respon atas kebutuhan berbagai instansi pemerintah dalam menangani masalah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang . WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PERMEN-KP/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.25/MEN/2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang : a. bahwa dalam upaya menciptakan wilayah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa air tanah mempunyai

Lebih terperinci