METODE Lokasi dan Waktu Materi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE Lokasi dan Waktu Materi"

Transkripsi

1 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Susu, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Ternak bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UI. Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari - September Materi Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah susu sapi skim untuk media pertumbuhan kultur starter. Susu kuda segar untuk adaptasi kultur campuran dan pembuatan koumiss berasal dari peternakan kuda perah Cikampak. Kultur bakteri asam laktat Lb. acidophilus Y-01, Lc. lactis ssp. lactis D-01 dan khamir Sc. cereviceae merupakan koleksi Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Kultur bakteri patogen S. Typhimurium ATCC dan M. tuberculosis H37RV merupakan koleksi Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Media tumbuh yang digunakan adalah de Man s Rogosa Sharpe Broth (MRSB) untuk Lb. acidophilus, Lc. lactis ssp. lactis dan de Man s Rogosa Sharpe Agar (MRSA) untuk pengujian bakteri asam laktat; Nutrien Broth (NB) dan Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai media tumbuh Sc. cereviceae; Plate Count Agar (PCA) untuk penghitungan jumlah mikroorganisme; Violet Red Bile Agar (VRBA) untuk pengujian koliform; media tumbuh Lowenstein Jensen untuk M. tuberculosis H37RV; media Nutrien Agar (NA) untuk S. Typhimurium ATCC dan Mueller Hinton Agar (MHA) sebagai media konfrontasi produk koumiss terhadap S. Typhimurium ATCC Bahan kimia yang digunakan adalah NaCl fisiologis 0,85%; alkohol 70%, safranin, kristal violet, asam alkohol, methylen blue, karbol fuchsin dan spiritus. Alat-alat yang digunakan untuk penumbuhan, perbanyakan dan pembuatan media tumbuh kultur starter dan bakteri patogen adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, inkubator, lemari es, mikroskop, cawan petri, pipet satu ml, heater-magnetic stirrer, pembakar bunsen dan autoclave. Alat untuk pembuatan koumiss yaitu botol steril, pengaduk kayu, termometer, gelas liter, gelas ukur, panci double plate dan kompor gas; sedangkan untuk pengujian daya hambat antimikroba koumiss dengan 17

2 S. Typhimurium ATCC dan M. tuberculosis H37RV menggunakan alat pipet volumetrik, pipet man, tabung ulir kecil, tabung reaksi kecil, cawan Petri, jarum Ose, vortex-mixer, tabung berdiameter lima mm (corke borer), glass beed, nevlometer dan jangka sorong. Prosedur Penelitian Penelitian terdiri atas beberapa tahap meliputi perbanyakan kultur, pembuatan starter induk serta persiapan dan perbanyakan kultur uji bakteri patogen. Tahap selanjutnya adalah pengujian kualitas mikrobiologi susu kuda, pembuatan koumiss dan pengujian aktivitas daya hambat antimikroba koumiss pada bakteri S. Typhimurium ATCC dan M. tuberculosis H37RV. Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 6. Persiapan Kultur Bakteri Kultur bakteri koleksi yang digunakan adalah Lc. lactis D-01, Lb. acidophilus Y-01, dan Sc. cereviceae, serta bakteri patogen S. Typhimurium ATCC dan M. tuberculosis H37RV. Pemeriksaan morfologi dan sifat katalase untuk mengetahui karakteristik kultur bakteri termasuk ke dalam persiapan kultur bakteri. Pengujian morfologi starter dengan bantuan pewarnaan Gram untuk bakteri asam laktat Lc. lactis D-01, Lb. acidophilus Y-01, khamir Sc. cereviceae dan bakteri patogen S. Typhimurium ATCC dan pewarnaan Ziehl-Neelsen untuk M. tuberculosis H37RV. Pengujian pewarnaan Gram mengacu pada Fitria (2009) meliputi tahapan sebagai berikut: kultur bakteri dioleskan pada gelas obyek dengan jarum Ose, kemudian kultur ditetesi kristal violet dan dibiarkan selama satu menit. Preparat kemudian dibilas dengan akuades dan dikeringudarakan. Preparat yang sudah kering ditetesi larutan lugol iodin dan didiamkan selama satu menit, kemudian dibilas kembali dengan akuades. Preparat kemudian dikeringudarakan, selanjutnya ditetesi dengan alkohol 95% sebagai bahan pemucat selama sekitar lima detik. Preparat dibilas kembali dengan akuades dan dikeringudarakan. Pewarnaan terakhir menggunakan safranin selama 30 detik dan dibilas kembali dengan akuades, lalu preparat dikeringudarakan. Bakteri yang telah diwarnai diperiksa di bawah mikroskop pada perbesaran 10 x 100. Bakteri dikelompokkan menjadi bakteri Gram positif, bila dapat mempertahankan zat warna ungu kristal dan tampak berwarna ungu tua. Kelompok 18

3 bakteri Gram negatif akan terlihat berwarna merah, karena pada saat pencucian dengan alkohol tidak dapat mempertahankan warna ungu yang berasal dari kristal violet sehingga sewaktu pemberian pewarna tandingan dengan warna merah safranin, bakteri akan menyerap warna tersebut dan mengakibatkan tampak berwarna merah. Persiapan kultur BAL dan khamir Persiapan kultur bakteri patogen Lc. lactis D-01 Lb.acidophilus Y-01 Sc. cereviceae S. Typhimurium M. tuberculosis H37RV Pewarnaan Gram Pengujian sifat katalase Pewarnaan Gram Pewarnaan Ziehl Neelsen Perbanyakan kultur Persiapan media tumbuh dan inokulasi kultur Susu skim Pembuatan kultur starter Kultur induk (mother starter) Feeder starter Kultur kerja (bulk starter) Pemeriksaan viabilitas Susu kuda Pembuatan starter koumiss Pembuatan koumiss Penyimpanan 0, 2, 4, 6, dan 8 hari Pengujian karakteristik koumiss Total Asam Tertitrasi (TAT) TPC Koliform BAL Khamir Pengujian daya hambat koumiss terhadap bakteri patogen S. Typhimurium ATCC M. tuberculosis H37RV Gambar 6. Diagram Alir Penelitian Pewarnaan Ziehl-Neelsen diawali dengan pembuatan smear lonjong pada gelas objek dengan diameter lebar dua cm dan panjang tiga cm, lalu difiksasi di atas api bunsen hingga kering. Karbol fuchsin diteteskan, lalu dibakar dengan api bunsen 19

4 dan didiamkan selama lima menit. Setelah itu dibilas dengan air, selanjutnya ditetesi decolorizer berupa asam alkohol dan didiamkan selama detik, kemudian dibilas kembali. Larutan ketiga berupa methylen blue diteteskan dan didiamkan selama detik lalu dibilas dengan air mengalir dan didiamkan hingga preparat kering. Identifikasi menggunakan mikroskop pada perbesaran 10 x100 (WHO, 1998). Pengujian sifat katalase dilakukan dengan pengambilan satu Ose bakteri, kemudian dioleskan pada gelas objek, selanjutnya ditetesi dengan satu tetes H 2 O 2. Apabila dihasilkan gelembung-gelembung gas O 2, maka bakteri yang diperiksa diklasifikasikan ke dalam kelompok bakteri katalase positif, sebaliknya apabila tidak ditemukan gelembung gas, maka bakteri tersebut diklasifikasikan ke dalam kelompok bakteri katalase negatif (Pelczar dan Chan, 2007). Perbanyakan Kultur Persiapan Media Tumbuh. Media tumbuh untuk masing-masing mikroflora penyusun starter koumiss disiapkan sebelum melakukan perbanyakan kultur. Media tumbuh untuk Lc. lactis ssp. lactis, Lb. acidophilus berupa de Man s Rogosa Sharpe Broth (MRSB) disiapkan, pada suhu inkubasi 37 o C. Media tumbuh untuk Sc. cereviceae berupa Nutrien Broth pada suhu inkubasi 25 o C. Inokulasi Kultur. Perbanyakan kultur dilakukan dengan cara penyegaran kultur bakteri sebanyak 5% di dalam media yang sesuai dan diinkubasi pada suhu optimal yang sesuai untuk masing-masing pertumbuhan mikroflora. Pembuatan Starter dan Pemeriksaan Viabilitas Persiapan Media Tumbuh. Media tumbuh adalah susu skim yang telah disterilisasi pada suhu 115 o C selama tiga menit. Susu didistribusikan dalam tabung reaksi ukuran 10 ml untuk penumbuhan starter induk. Penyegaran Kultur Starter. Sebesar 5% kultur perbanyakan diinokulasi ke dalam susu steril yang telah dipanaskan pada suhu 115 o C selama tiga menit, lalu diinkubasi pada suhu 37 o C untuk Lc. lactis D-01 dan Lb. acidophilus Y-01 dan pada suhu 25 o C untuk Sc. cereviceae sampai terjadi koagulasi. Kultur tersebut adalah kultur induk (mother starter). Tahapan selanjutnya yaitu membuat feeder starter dengan cara menambahkan 5% kultur induk ke media tumbuh baru dan diinkubasikan pada suhu 20

5 37 o C. Bulk starter dibuat melalui penambahan 5% feeder starter ke dalam media tumbuh baru dan diinkubasikan pada suhu 37 o C. Pemeriksaan Viabilitas Kultur Starter Koumiss. Pemeriksaan viabilitas kultur starter ini bertujuan untuk mengetahui jumlah koloni dalam starter kerja yang ditentukan dengan memupukkan dan menumbuhkan kultur starter koumiss pada media yang sesuai, untuk bakteri asam laktat (Lc. lactis D-01 dan Lb. acidophilus Y- 01) pada media MRSA dan khamir (Sc. cereviceae) pada media PDA. Pembuatan Starter Koumiss. Bahan baku pembuatan media koumiss yaitu susu segar yang dipanaskan pada suhu 65 o C selama 30 menit, lalu didinginkan hingga suhu 28 o C. Koumiss dibuat dengan cara membagi tiga bagian yang sama, yaitu satu bagian susu dinokulasi dengan Lc. lactis D-01, satu bagian susu diinokulasi dengan Lb. acidophilus Y-01 lalu diinkubasi pada suhu 37 o C selama tujuh jam dan satu bagian susu diinokulasi dengan Sc. cereviceae pada suhu 25 o C selama lima jam (Gambar 7). Susu sapi skim Dipanaskan 65 o C, 30 menit Dinginkan suhu 28 o C Satu bagian, inokulasi Lc. Lc. lactis ssp. lactis Satu bagian inokulasi Lb. acidophilus Satu bagian inokulasi Sc. cereviceae Inkubasi 37 o C, tujuh jam Inkubasi 25 o C, 5 jam Dicampur Tambahkan satu bagian susu kuda yang telah dipasteurisasi 65 o C selama 30 menit dan telah didinginkan hingga suhu 28 o C Inkubasi 28 o C, 24 jam Starter koumiss terbentuk Gambar 7. Diagram Alir Pembuatan Starter Koumiss 21

6 Pembuatan starter koumiss diawali dengan pencampuran keseluruhan kultur, baik Lc. lactis D-01, Lb. acidophilus Y-01 maupun Sc. cereviceae sebanyak 3%-5% (v/v) ke dalam susu kuda yang telah dipanaskan 65 o C selama 30 menit, lalu didinginkan hingga suhu 28 o C. Hasil campuran susu dan kultur starter diinkubasi pada suhu 28 o C selama 24 jam sehingga terbentuk starter yang diinginkan (modifikasi Rahman et al., 1992). Pembuatan Koumiss Koumiss dibuat dari susu kuda yang dipanaskan pada suhu 65 o C selama 30 menit dan setelah suhu mencapai 28 o C inokulasi dengan 30% starter. Setelah itu diinkubasi pada suhu 28 o C selama 24 jam (modifikasi Rahman et al., 1992). Diagram pembuatan koumiss disajikan pada Gambar 8. Susu kuda Dipanaskan 70 o C, 30 menit Dinginkan suhu 28 o C Inokulasi dengan 30 % starter Dicampur dan diaduk Inkubasi 28 o C selama 24 jam Dinginkan hingga 20 o C Dikemas dalam botol Pematangan 20 o C selama dua jam Dinginkan hingga 5 o C dan disimpan Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Koumiss 22

7 Pengujian Karakteristik Mikrobiologis Metode yang digunakan dalam penghitungan TPC, koliform, bakteri asam laktat dan khamir yang terdapat dalam susu kuda adalah metode agar tuang (Fardiaz, 1992). Sebanyak satu ml susu kuda contoh dipipet ke dalam tabung reaksi berisi sembilan ml larutan pengencer BPW steril yang selanjutnya merupakan faktor pengenceran Campuran dihomogenkan, kemudian diambil satu ml larutan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi sembilan ml larutan pengencer NaCl fisiologis steril sebagai pengenceran Pengenceran 10-3, 10-4, dan seterusnya diperoleh dengan cara yang sama. Setiap pengenceran yang dikehendaki untuk dipupukkan, dipipet secara aseptik sebanyak satu ml. Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam cawan petri, yang kemudian dituangi dengan ml media steril dan dihomogenkan dengan cara cawan digerakkan membentuk angka delapan. Khusus untuk koliform media dituang sebanyak 15 ml, dihomogenkan, lalu dibiarkan membeku. Setelah itu dibuat over lay dengan cara 5 ml media dituang kembali secara merata ke seluruh permukaan. Penghitungan jumlah mikroorganisme dilakukan dalam media Plate Count Agar (PCA) dengan pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6, sedangkan penghitungan bakteri asam laktat menggunakan media de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) pada pengenceran 10-4, 10-5 dan Penghitungan koliform dilakukan dalam media Violet Red Bile Agar (VRBA) dengan pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 dan penghitungan khamir dilakukan dalam media Potato Dextrose Agar (PDA) dengan pengenceran 10-4, 10-5 dan Penghitungan dilakukan secara duplo. Cawan petri diinkubasi dengan keadaan terbalik dalam inkubator bersuhu 37 o C selama 24 jam. Koloni mikroba yang terbentuk dihitung berdasarkan Standard Plate Count (SPC) dengan rumus sebagai berikut: 1 0,1 2 Keterangan : N n 1 n 2 d = Jumlah koloni yang berbeda dalam kisaran hitung ( koloni) = Jumlah cawan pertama yang koloninya dapat dihitung = Jumlah cawan pertama yang koloninya dapat dihitung = Pengenceran pertama yang dihitung 23

8 Setelah dilakukan tahapan persiapan kultur dan telah didapat jumlah total mikroba, maka selanjutnya dihitung pengenceran yang diperlukan saat mengerjakan uji difusi agar sumur. Pengukuran Nilai ph (AOAC, 2005). Nilai ph diukur dengan alat ph meter (Schott instrumen lab 850) yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pada ph 7 dan 4. Sampel susu fermentasi dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian elektroda dari ph meter dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan susu fermentasi, nilai ph tertera pada layar ph meter. Total Asam Tertitrasi (TAT) (Nielsen 2003). Sejumlah volume tertentu sampel susu fermentasi ditambah tiga tetes Phenopthalein (PP) sebagai indikator, kemudian campuran tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah muda pertama yang tidak hilang. Nilai derajat keasaman dapat dihitung melalui konversi nilai keasaman menjadi persentase asam laktat sebagai berikut: persen asam laktat. 100% Keterangan: N= normalitas titran (NaOH) V1= Volume titran (ml) V2= Volume sampel (ml) Eq. Wt = Berat ekuivalen asam (asam laktat = 90,08) Pengujian Aktivitas Daya Hambat Antimikroba Koumiss terhadap Salmonella Typhimurium Pengujian aktivitas daya hambat antimikroba koumiss terhadap bakteri Salmonella Typhimurium dilakukan dengan metode difusi agar sumur (modifikasi Wiryawan et al., 2009). Perlakuan yang dilakukan berupa susu kuda pasteurisasi, filtrat dan koumiss. Filtrat merupakan hasil sentrifugasi koumiss rpm selama 20 menit. Filtrat koumiss digunakan sebagai perlakuan pembanding dan susu kuda pasteurisasi sebagai kontrol. Persiapan Bakteri S. Typhimurium ATCC Bakteri patogen yang digunakan adalah bakteri yang berumur 24 jam. Bakteri patogen dengan populasi awal minimal 10 8 cfu/ml (standar Mc Farland no. 0,5) untuk metode spread plate, 24

9 sedangkan untuk metode pour plate perlu diencerkan dalam media NaCl fisiologis hingga populasi 10 6 cfu/ml. Evaluasi Metode Konfrontasi Koumiss terhadap S. Typhimurium ATCC (Modifikasi Savadogo 2006 dan NCCLS). Pengujian aktivitas antimikroba koumiss terhadap S. Typhimurium ATCC dilakukan dengan metode difusi agar sumur pour plate (Gambar 9) dan spread plate (Gambar 10). bakteri S. Typhimurium ATCC berumur 24 jam 10 8 cfu/ml (standar Mc. Farland no. 0,5) diencerkan hingga 10 6 cfu/ml bakteri S. Typhimurium ATCC dipipet satu ml ke dalam cawan petri berdiameter 100 mm ditambahkan Muller Hinton Agar suhu 50 o C sebanyak 20 ml dihomogenkan, dan dibiarkan hingga agar memadat dibuat 3 lubang atau sumur dengan corke borer pada media agar yang telah padat, kemudian ditambahkan Bacteriological Agar pada dasar lubang sumur Keterangan: 1= dimasukkan 50 µl koumiss 2= dimasukkan 50 µl filtrat koumiss 3= dimasukkan 50 µl susu kuda pasteurisasi diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam lalu diamati dan diukur diameter penghambatan setiap sumur Gambar 9. Diagram Alir Metode Difusi Agar Sumur Pour Plate 25

10 Metode pour plate dilakukan dengan cara sebanyak satu ml kultur bakteri S. Typhimurium ATCC yang telah diencerkan dengan populasi 10 6 cfu/ml, dipipet ke dalam cawan petri, lalu ditambahkan media Muller Hinton Agar (MHA) pada suhu 50 o C sebanyak 20 ml/cawan dengan diameter 100 mm, kemudian dihomogenkan dengan cara digerakkan membentuk angka delapan. Media MHA berisi bakteri indikator dibiarkan memadat. Metode spread plate dilakukan dengan menggores bakteri standar 0,5 Mc. Farland tanpa perlu diencerkan secara merata, setelah media MHA dituang ke dalam cawan dan memadat. Setelah itu dibuat sumur difusi berdiameter lima mm dengan alat pelubang atau cork borer, lalu bagian bawah sumur dilapisi dengan media Bacteriological Agar untuk menghindari koumiss merembes di dasar sumur. Muller Hinton Agar suhu 50 o C sebanyak 20 ml dituang ke dalam cawan berdiameter 100 mm MHA dibiarkan hingga padat bakteri S. Typhimurium ATCC berumur 24 jam 10 8 cfu/ml (standar Mc. Farland no. 0,5) dituang di atas MHA, kemudian dihomogenkan dibuat 3 lubang atau sumur dengan corke borer pada media agar yang telah padat, kemudian ditambahkan Bacteriological Agar pada dasar lubang sumur Keterangan: 1= dimasukkan 50 µl koumiss 2= dimasukkan 50 µl filtrat koumiss 3= dimasukkan 50 µl susu kuda pasteurisasi diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam lalu diamati dan diukur diameter penghambatan setiap sumur Gambar 10. Diagram Alir Metode Difusi Agar Sumur Spread Plate 26

11 Sebanyak 50 μl koumiss dipipet ke dalam sumur, lalu cawan beserta isi diletakkan dalam refrigerator suhu empat derajat celcius selama 30 menit untuk memberi kesempatan koumiss berdifusi ke dalam agar. Cawan selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Diameter penghambatan berupa zona bening di sekeliling sumur diukur dengan jangka sorong pada empat tempat yang berbeda, lalu hasil pengukuran dirata-ratakan. Penetapan Konsentrasi Koumiss untuk Penghambatan M. tuberculosis H37RV Penetapan konsentrasi ini dilakukan untuk mengetahui persentase koumiss yang tepat untuk ditambahkan ke dalam media Lowenstein Jensen dan dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis H37RV. Pembuatan Media Lowenstein Jensen dilakukan dengan terlebih dahulu homogenisasi telur, penimbangan media Lowenstein Jensen dan pembuatan media untuk pengujian penghambatan (Sjahrurachman, 2008). Penanaman bakteri Mycobacterium tuberculosis H37RV dilakukan setelah media penghambatan disiapkan. M. tuberculosis H37RV yang telah ditanam, diinkubasi selama delapan minggu dengan pengamatan dilakukan pada minggu keempat, keenam dan kedelapan. Homogenisasi Telur. Telur bebek segar dibersihkan dengan cara digosok dengan sikat dan sabun serta dicuci dengan air mengalir. Setelah itu telur dikeringkan dan direndam dalam etanol 70% selama 15 menit. Telur dipecahkan dengan terlebih dahulu membakar cangkang lalu ditampung di dalam gelas beker. Homogenisasi telur dengan blender selama dua menit (jangan sampai terbentuk gelembung). Larutan telur disaring dengan corong steril yang telah dilapisi dengan kasa steril. Larutan telur diukur sehingga didapatkan satu l larutan. Persiapan media Lowenstein Jensen. Media LJ (garam-garam, L-Asparagine) dilarutkan dalam 600 ml. Gliserol sebanyak 12 ml dan 20 ml larutan malachite green 2% ditambahkan ke dalam larutan. Larutan dihomogenisasi hingga tercampur sempurna kemudian disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121 o C selama 15 menit. Media yang telah steril didinginkan sampai suhu 50 o C dan ditambahkan telur homogen sebanyak satu l yang telah dipersiapkan secara steril dan perlahanlahan (pembentukan gelembung dihindari). Media yang telah siap dituang ke dalam tabung ulir sebanyak 6-8 ml dan dimasukkan oven pada suhu 85 o C selama 45 menit pada posisi miring 30 o. 27

12 Media Lowenstein Jensen Resistensi. Pengujian aktivitas daya hambat dengan cara menambahkan koumiss dengan persentase tertentu ke dalam media LJ. Persentase yang diuji sebesar 5%;7%;10%;12%;14% dan 20%. Setelah itu baru dilakukan inokulasi bakteri Mycobacterium tuberculosis H37RV. Inokulasi Bakteri Mycobacterium tuberculosis H37RV. Inokulasi diawali dengan persiapan suspensi bakteri Mycobacterium tuberculosis H37RV dengan konsentrasi standar 0,5 Mc. Farland lalu diencerkan hingga 10 3 cfu/ml. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan 1% bakteri (v/v) ke dalam lima ml NaCl fisiologis. Sebanyak 100 µl suspensi bakteri diinokulasi ke dalam media resistensi yang telah disiapkan dengan menggunakan pipet man secara duplo. Setelah itu suspensi diratakan pada seluruh permukaan media resistensi. Inkubasi tabung-tabung media dengan posisi horizontal dengan sudut kemiringan 30 o ke dalam inkubator suhu 37 o C selama satu malam dengan tutup longgar. Setelah inkubasi, tutup tabung dieratkan dan tabung ditegakkan menjadi posisi vertikal. Pembacaan pertumbuhan koloni dilakukan pada hari ke 28 dan 42. Pengujian Penghambatan M. tuberculosis H37RV Pengujian untuk bakteri M. tuberculosis H37RV dilakukan dengan membuat media penghambatan yaitu menambahkan koumiss yang telah mengalami perlakuan penyimpanan dengan persentase sesuai hasil penetapan ke dalam media Lowenstein Jensen. Penanaman dan pengujian penghambatan dilakukan sesuai dengan metode di atas. Pembacaan Uji Penghambatan M. tuberculosis H37RV Hasil resistensi dibaca pertama kali pada hari ke-28. Jika pembacaan pada hari ke-28 tersebut adalah resisten, maka tidak perlu diadakan pembacaan ulang, sehingga produk dinyatakan resisten terhadap Mycobacterium tuberculosis. Jika hasil pembacaan pada hari ke-28 adalah sensitif maka perlu dilakukan pembacaan ulang pada hari ke-42 untuk meyakinkan hasil pembacaan pada hari ke-28. Rancangan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan perlakuan pemberian antimikroba pada taraf kontrol (susu kuda pasteurisasi), 28

13 pemberian filtrat koumiss dan pemberian koumiss serta perlakuan penyimpanan koumiss hari ke-0, 2, 4, 6 dan 8 untuk pengujian terhadap S. Typhimurium ATCC Perlakuan untuk Pengujian M. tuberculosis H37RV yaitu perlakuan penyimpanan koumiss hari ke-0, 2, 4, 6 dan 8. Analisis data untuk M. tuberculosis H37RV menggunakan rancangan non-parametrik uji Cohran. Model statistik yang digunakan sebagai berikut: M. tuberculosis H37RV Uji Cohran (Daniel, 1990) Keterangan: Q = Statistik Cohran C = Jumlah ulangan N = Jumlah total perlakuan R = Jumlah total ulangan 1 1 Jika hasil zona penghambatan bakteri M. tuberculosis H37RV menunjukkan perbedaan diantara taraf perlakuan yang diberikan, maka analisis akan dilanjutkan dengan uji banding nilai tengah Cohran. Pengolahan data dibantu dengan software statistik program MedCalc Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah karakteristik mikrobiologis susu kuda dan koumiss berupa jumlah TPC, koliform, bakteri asam laktat dan khamir serta aktivitas daya hambat antimikroba terhadap S. Typhimurium ATCC dan pengujian penghambatan koumiss terhadap M. tuberculosis H37RV. Aktivitas daya hambat antimikroba dihitung berdasarkan diameter zona bening di sekeliling sumur (mm), sedangkan pengujian penghambatan terhadap Mycobacterium tuberculosis H37RV dilihat berdasarkan jumlah koloni yang masih tumbuh. Penilaian dengan skor yaitu 0 (tidak tumbuh) dan 1 (tumbuh). 29

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Pendahuluan Preparasi Kultur Starter.

METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Pendahuluan Preparasi Kultur Starter. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak dan Laboratorium Terpadu, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor serta Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

Y ij = µ + B i + ε ij

Y ij = µ + B i + ε ij METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014 III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen, Laboratorium Patologi, Entomologi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat Rancangan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian mengambil tempat di Laboratorioum Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan IPB, Laboratorium pasca panen pertanian balai besar penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi

METODE Lokasi dan Waktu Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Laboratorium mikrobiologi, SEAFAST CENTER, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose, 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan  Metode Penelitian Sampel 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014. 14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian. Waktu penelitian direncanakan berlangsung selama 2

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Bagian IPT Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Februari 2008 sampai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan kumbung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode difusi Kirby bauer. Penelitian di lakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Sampel air panas. Pengenceran 10-1 Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium 11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu kambing segar ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorioum Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Ilmu Produksi Perah, Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Materi Bahan yang digunakan meliputi kultur Candida albicans, sampel vagina wanita usia produktif, medium MRSA (demann

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2009. Pengambilan sampel susu dilakukan di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi Penelitian Bahan yang akan digunakan meliputi ikan plati, kultur mikroorganisme yang diisolasi dari asinan sawi, Paramaecium sp.,

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml: LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml: Peptone 10 g Lab-Lemco powder 8 g Yeast extract 4 g Glucose 20 g Sorbiton Mono-oleate 1 ml Dipotasium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kultur Starter Koumiss dan Bakteri Patogen

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kultur Starter Koumiss dan Bakteri Patogen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kultur Starter Koumiss dan Bakteri Patogen Kultur starter koumiss yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bakteri Lc. lactis D-01, Lb. acidophilus Y-01 dan khamir

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan selama 4 bulan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Laboratorium Terpadu Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu dari bulan Oktober 2011 sampai Mei 2012. Lokasi penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Terpadu

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Susu, Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit

Lebih terperinci

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN III. METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara Februari-Agustus 2007, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap populasi bakteri asam laktat serta keberadaan bakteri gram pada pelet calf starter yang ditambah limbah kubis

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September 21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September 2014 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia, Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1. Materi Penelitian 2.1.1. Lokasi Sampling dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini sampel diambil dari lokasi-lokasi sebagai berikut: 1. Rumah Pemotongan Hewan

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Racangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial atau Completely Random Design pola faktorial.

Lebih terperinci

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Str Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Isolat Bakteri Asam

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari hingga Agustus 2011. Tempat pelaksanaan penelitian adalah Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam pellet terhadap populasi total bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan

Lebih terperinci

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif 75 Lampiran 1. Metode Kerja L.1.1 Bagan kerja Air Panas - Isolasi dan Seleksi Bakteri Pemurnian Bakteri Isolat Murni Bakteri Uji Bakteri Penghasil Selulase Secara Kualitatif Isolat Bakteri Selulolitik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan utama yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri dari prebiotik berupa fruktooligosakarida (QHTFOS-G50L TM ), galaktooligisakarida (QHTGOS-50L TM ),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

Prosedur pembuatan suspensi alginat

Prosedur pembuatan suspensi alginat LAMPIRA 39 Lampiran 1. Prosedur pembuatan suspensi alginat 1. Pembuatan suspensi alginat tanpa filler Aquades Na-alginat Pencampuran Sterilisasi 121 o C, 15 menit Pendinginan suhu ruang Suspensi alginat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 o C

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang. 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di II. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara di inkubator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel Populasi yang diamati pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci