BAB II KAJIAN PUSTAKA. usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat/

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat/"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori Etika Etika dalam bahasa latin adalah ethica, yang berarti falsafah moral. Asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Keraf (1998) menyatakan bahwa etika secara harfiah berasal dari kata Yunani, ethos (jamaknya ta etha), yaitu adat kebiasaan yang baik. Istilah etika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Bartens (2000), merumuskan pengertian etika kepada tiga pengertian: 1) Etika digunakan dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 2) Etika merupakan kumpulan asas atau nilai moral atau kode etik. 3) Etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu hal yang baik dan buruk. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang 13

2 14 harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan oleh sekelompok/ golongan manusia/ masyarakat/ profesi Persepsi Pengertian persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kongnitif (pengenalan). Proses kongnitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang muncul dari objek, orang dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasi, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang sama Robbins (2006) mendefenisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Adanya objek yang dipersepsikan (fisik). 2) Adanya alat indera/ reseptor untuk menerima stimulus (fisiologis). 3) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis). Persepsi seorang terhadap suatu obyek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam mupun dari luar

3 15 dirinya. Setiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap obyek yang sama. Dari definisi di atas maka pengertian persepsi dalam penelitian ini merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Penelitian ini akan melihat persepsi mahasiswa Maksi dan PPAk sehingga akan terlihat persamaan dan perbedaannya serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut Muatan Etika dalam Pengajaran Akuntansi Memasukkan aspek etika langsung pada mata kuliah akuntansi keuangan akan sangat membantu mahasiswa untuk mempertajam moral perception dan moral judgement dari topik-topik yang dibahas. Banyak contoh kasus etika yang disajikan dalam text book dapat digunakan sebagai bahan diskusi, di samping itu juga dibahas kasus dalam konteks Indonesia. Loebs (1989) mengungkapkan bahwa sebagian besar jurusan akuntansi menyajikan materi pengajaran etika sebagai bagian dari setiap mata kuliah akuntansi, bukan sebagai mata kuliah tersendiri atau terpisah. Konsekuensi jika etika digabungkan dalam mata kuliah akuntansi maka dosen dituntut untuk menguasai materi akuntansi dan sekaligus materi etika. Berdasarkan hasil survei Haas (2005) yang dilakukan untuk mengetahui pemberian muatan etika pada mata kuliah Pengantar Akuntansi Keuangan pada Universitas negeri dan swasta di New York, yang meliputi 44 program studi akuntansi mengungkapkan bahwa: (1) rata-rata waktu yang digunakan untuk

4 16 membahas isu etika adalah 3,7 jam per semester untuk 3 jam perkuliahan per minggu, (2) jumlah program studi yang sudah memasukkan muatan etika dalam perkuliahan pengantar akuntansi sebanyak 66%, (3) beberapa responden memasukkan isu etika pada mata kuliah intermediate accounting, auditing, tax, cost accounting, dan advance accounting. Masalah teknik pengajaran dihadapkan pada beberapa pilihan yaitu: (1) diberikan tutorial dengan sistem satu arah, (2) kasus dan diskusi, dan (3) simulasi/ role playing. Cara pertama pada umumnya dirasa kurang efektif, teknik yang dianggap efektif adalah dengan diskusi dan simulasi. Untuk membahas kasus dengan teknik diskusi diperlukan persiapan yang matang, dan pemilihan kasus yang relevan. Hiltebeitel dan Jones (1992) melakukan penelitian dengan eksperimen tentang penilaian instruksi etis dalam pendidikan akuntansi. Penelitian ini dilaksanakan selama dua semester pada tahun ajaran , dengan menggunakan instrumen berupa 14 daftar prinsip-prinsip perilaku etis yang dikembangkan oleh Lewis (1988). Hasil analisis dari pre-test dan post-test yang dilakukan menunjukkan bahwa pengambilan keputusan etis dipengaruhi oleh pengintegrasian etika dalam mata kuliah yang diajarkan. Berdasarkan hasil survei Warth (2000) yang dikutip oleh Hass (2005) mengungkapkan bahwa sebagian besar KAP mengandalkan para akademisi untuk memberikan bekal materi perilaku etika yang diharapkan dapat diterapkan dalam profesi. Clikeman dan Henning (2000) melakukan penelitian tentang sosialisasi etika pada program studi akuntansi dan bisnis. Riset dilakukan dengan mengukur respon mahasiswa tentang praktik manajemen laba. Fokus utamanya adalah untuk

5 17 mengetahui kecenderungan mahasiswa apakah lebih mengutamakan pelaporan keuangan untuk kepentingan manajemen (intern) atau kepentingan pemakai eksternal. Hasilnya menunjukkan bahwa pada mahasiswa baru (junior), baik akuntansi dan bisnis cenderung mengutamakan pelaporan keuangan untuk kepentingan manajemen. Namun kemudian setelah mahasiwa yang dijadikan sampel tersebut telah menjadi senior ternyata terjadi perubahan, yaitu: (1) untuk mahasiswa akuntansi cenderung untuk mengutamakan kepentingan pemakai eksternal, dan (2) untuk mahasiswa bisnis ternyata semakin kuat untuk mengutamakan kepentingan manajemen. Mahasiswa akuntansi senior menjadi lebih mempertimbangkan kepentingan pihak eksternal adalah merupakan cerminan bahwa selama perkuliahan telah terjadi proses sosialisasi etika Persepsi Etis terhadap Manipulasi Keputusan Operasional dan Manipulasi Akuntansi Merchant (1990) memilah tindakan manajemen laba sebagai operating decisions manipulation (manipulasi keputusan operasi) dan accounting manipulation (manipulasi akuntansi). Manipulasi keputusan operasi berkaitan dengan keputusan-keputusan operasi yang mempengaruhi arus kas dan laba perusahaan pada suatu periode tertentu, seperti menggeser pengeluaran yang sudah dianggarkan tahun ini ke tahun berikutnya agar laba tahun ini menjadi lebih besar sementara manipulasi akuntansi berkaitan dengan memanfaatkan

6 18 fleksibilitas dalam pemilihan metode-metode akuntansi untuk mengubah angka laba seperti perubahan metode penyusutan dan perubahan besarnya cadangan. Parfet (2001) mengklasifikasikan manipulasi keputusan operasi sebagai praktik yang wajar karena dilakukan untuk menstabilkan atau memperoleh hasil yang positif melalui perencanaan operasional sebagai bagian dari well-managed business sedangkan manipulasi akuntansi dianggap ilegal karena intervensi terhadap penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk menyembunyikan kinerja operasional sesungguhnya dengan menciptakan catatan akuntansi artificial atau melonggarkan estimasi-estimasi melebihi batas-batas yang rasional. Bruns dan Merchant (1990) serta Fischer dan Rosenzweig (1995) menemukan bahwa tindakan manipulasi keputusan operasional secara etika lebih dapat diterima dibanding dengan tindakan manipulasi akuntansi. Penelitian Fischer dan Rosenzweig merupakan replikasi dari penelitian Bruns dan Merchant dengan obyek yang berbeda. Obyek penelitian Bruns dan Merchant adalah manajer atau pengambil keputusan sementara obyek Fischer dan Rosenzweig adalah akuntan. Manipulasi keputusan operasional secara etika lebih dapat diterima oleh responden, Fischer dan Rosenzweig berpendapat hal tersebut disebabkan oleh cara pandang manusia pada umumnya terhadap etika dimana etika dipandang sebagai peraturan (rule). Maka pelanggaran terhadap peraturan akuntansi yang dinyatakan secara eksplisit dipandang lebih tidak etis dibanding manipulasi keputusan operasi dimana dalam penelitian mereka manipulasi tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai peraturan.

7 Etika Penyusunan Laporan Keuangan Etika menyusun laporan keuangan merupakan serangkaian prinsip dasar yang digunakan untuk memulai menyusun laporan keuangan. Prinsip dasar yang digunakan untuk memulai menyusun laporan keuangan adalah semua konsep, ketentuan, prosedur, metode dan teknik baik secara teoritis maupun praktis yang dituangkan dalam Prinsip Dasar Akuntansi yang berlaku umum, yang di dalamnya terdapat Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK (2009) menyatakan laporan keuangan dikatakan sesuai dengan prinsip akuntansi apabila suatu laporan keuangan memiliki ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Hal ini dituangkan dalam karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu salah saji (misstate), pengungkapan (disclosure), biaya dan manfaat (cost and benefit), dan tanggung jawab (responsibility). Pemahaman etika dalam penyusunan laporan keuangan sangat diperlukan oleh akuntan, dimana suatu program pelatihan etika yang komprehensif meninggikan kepedulian dan tanggung jawab akuntan. Pembaca laporan keuangan harus memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan di Indonesia prinsip akuntansi disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Unsur etika penyajian laporan keuangan yang layak terdiri dari empat kategori yaitu misstate, disclosure, cost and benefit, dan responsibility. Hardianti (2010) serta Yulianti dan Fitriani (2005) juga menyebutkan bahwa terdapat empat kategori dalam etika penyusunan laporan keuangan yaitu sikap terhadap misstate, disclosure, cost and benefit, dan responsibility.

8 Moralitas Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing memiliki arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Arti kata moral adalah nilai-nilai dan normanorma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari bahasa Yunani dan moral dari bahasa Latin. Moralitas (dari kata sifat Latin moralis) memiliki arti yang pada dasarnya sama dengan moral, hanya ada nada lebih abstrak. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Kohlberg (1971) menyatakan bahwa moral kognitif adalah faktor penentu dalam pengambilan keputusan etis. Pengukuran terhadap perkembangan moral kognitif seseorang tidak hanya dapat diamati dari perilakunya saja, namun juga harus melihat kesadaran moral seseorang dalam membuat suatu keputusan. Jones (1991) juga menyatakan bahwa pemahaman seseorang terhadap moral dalam mengambil suatu keputusan etis bergantung pada dirinya sendiri (pengalaman, orientasi etika dan komitmen profesional) dan situasi (nilai etika organisasi). Trevino (1986) menyatakan bahwa faktor organisasional berpengaruh terhadap perilaku etis seseorang. Seseorang memiliki alasan untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap benar berdasarkan komitmen dan melihat hal tersebut sebagai dasar mengevaluasi suatu aturan (Velasques, 2005).

9 Manajemen Laba Informasi laba menjadi bagian dari laporan keuangan yang dianggap paling penting, karena informasi tesebut secara umum dipandang sebagai representasi kinerja manajemen pada periode tertentu. Praktik manajemen laba mungkin dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki kinerja manajemen, tindakan ini mendapat keleluasaan dengan memilih kebijakan akuntansi tertentu dari seperangkat kebijakan akuntansi yang diperkenankan (Scott, 1997). Manajemen laba adalah tindakan yang ditujukan untuk memaksimumkan utilitas manajer dan cenderung untuk menguntungkan diri mereka (manajer) sendiri dengan cara mempengaruhi proses pelaporan keuangan. Motivasi untuk melakukan manajemen laba biasanya timbul akibat pressure baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pressure dari dalam perusahaan biasanya berhubungan dengan perfoma keuangan yang tidak mencapai target yang telah ditentukan. Motivasi ini semakin kencang bila performa keuangan berhubungan dengan reward berupa insentif keuangan, seperti bonus atau untuk mendapatkan kompensasi yang maksimal. Sedangkan motivasi dari luar, biasanya justru datang dari pihak top manajemen yang ingin menunjukkan bahwa berkat kepemimpinan mereka performa keuangan perusahaan telah menjadi lebih baik Salah Saji Laporan keuangan suatu perusahaan harus terhindar dari salah saji yang disengaja agar tidak menimbulkan kesalahan bagi pihak manajemen dalam

10 22 pengambilan keputusan baik itu yang bersifat krusial maupun tidak. Manajer dilarang melakukan salah saji secara sengaja dengan berbagai alasan, karena laporan keuangan tersebut tidak akan mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kejujuran seorang akuntan sangat dibutuhkan dalam menyusun laporan keuangan. Kejujuran dianggap sebagai netralitas dalam penyusunan laporan keuangan. Indikator dalam salah saji tersebut adalah laporan keuangan harus terhindar dari salah saji yang disengaja maupun tidak disengaja Pengungkapan Laporan keuangan merupakan komponen sentral dari pelaporan keuangan dan memegang peran penting dalam mengkomunikasikan efek dari berbagai transaksi serta kejadian-kejadian ekonomi lain bagi para pengambil keputusan. Untuk itu laporan keuangan harus dapat menyediakan informasi mengenai perusahaan dan operasinya kepada pihak yang berkepentingan sebagai basis dalam pengambilan keputusan yang disajikan secara bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang tercakup. Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan, dan secara teknis pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh pernyataan keuangan. Variasi tersebut antara lain meliputi informasi mengenai laba atau rugi terhadap investasi untuk mengidentifikasikan hubungan-hubungan informasi tersebut, maka diperlukan analisis data yang diungkapkan dalam perhitungan laporan laba rugi, posisi arus kas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tersebut sebagai

11 23 komponen laporan keuangan. Pengungkapan meliputi (1) penyediaan informasi yang cukup akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, (2) mempublikasikan segala sesuatu informasi keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan Biaya dan Manfaat Terkait dengan biaya dan manfaat, perusahaan harus mengungkapkan laporan keuangan walaupun beban yang digunakan dalam pengungkapan laporan keuangan tersebut besar, karena semakin tinggi tingkat materialitas yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan, manfaat yang di dapatkan atas pengungkapan tersebut juga akan semakin besar bagi stakeholder. Biaya dan manfaat ini meliputi pengungkapan atas laporan keuangan yang bersifat signifikan dan pengungkapan laporan keuangan secara detail walaupun biaya yang dikeluarkan perusahaan relatif besar. Menurut SAK (2009) tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah rasa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh manajer. Hal ini dapat dilihat dari sikap profesionalisme manajer dalam menyusun laporan keuangan. Tanggung jawab mengharuskan pihak manajemen bertanggung jawab atas apa yang dilaporkan dalam laporan keuangan artinya pihak manajemen

12 24 harus membuat laporan itu sesuai dengan kenyataan sebenarnya sehingga laporan keuangan itu memberikan informasi yang dapat dipercaya bagi penggunanya. Indikator tanggung jawab adalah profesionalisme akuntan dalam menyusun laporan keuangan, dan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan kenyataan Penelitian Terdahulu Puspasari (2012) menguji pengaruh moralitas individu dan pengendalian internal terhadap kecenderungan individu untuk melakukan kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan. Moralitas individu dan pengendalian internal dihipotesiskan saling berinteraksi dalam mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Untuk menguji hal tersebut dilakukan eksperimen yang melibatkan 57 mahasiswa pascasarjana Magister Ekonomika Pembangunan Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara moralitas individu dan pengendalian internal. Individu dengan level moral rendah cenderung melakukan kecurangan akuntansi pada kondisi tidak terdapat elemen pengendalian internal. Yulianti dan Fitriani (2005) meneliti perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dalam etika penyusunan laporan keuangan. Teknik analisis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Sampel terdiri atas 139 mahasiswa jurusan akuntansi program S1 reguler serta mahasiswa dengan jurusan non akuntansi sebanyak 124 orang. Pengujian dilakukan atas perbedaan dengan program studi akuntansi lain, jumlah sampel yang digunakan adalah 156 mahasiswa program diploma akuntansi, 110 mahasiswa program ekstensi akuntansi dan 62 mahasiswa

13 25 program Profesi Akuntansi. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi tingkat akhir lebih menolak manajemen laba dibandingkan mahasiswa baru (tingkat satu). Mahasiswa akuntansi secara keseluruhan juga lebih menolak manajeman laba dibandingkan mahasiswa jurusan non akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan akuntansi secara spesifik mengajarkan mengenai sikap terhadap manajemen laba. Inggarwati dan Kaudin (2010) meneliti tentang persepsi etis pelaku akuntansi terhadap praktik manajemen laba berdasarkan profesi akuntansi dan gender. Sampel berjumlah 156 orang yang terdiri dari praktisi akuntansi serta para akademisi yang diambil dari perguruan tinggi di Jawa Tengah. Metode pengumpulan sampel dalam penelitian adalah covenience sampling. Teknik analisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasilnya akademisi memandang manajemen laba lebih etis dibanding praktisi. Praktisi akuntansi lebih bisa menerima manajemen laba melalui manipulasi keputusan operasi daripada melalui manipulasi akuntansi. Dari sisi gender, tidak ditemukan perbedaan yang nyata antara persepsi etis pelaku akuntansi perempuan dan laki-laki. Hasil yang sama juga ditemukan pada pembedaan gender pada kelompok mahasiswa dan kelompok yang sudah bekerja. Muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan dan dampaknya terhadap persepsi etika mahasiswa diteliti oleh Utami dan Indriawati (2006). Sampel penelitian eksperimen ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah akuntansi keuangan menengah di Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 29 kelompok eksperimen dan 31

14 26 kelompok kontrol. Teknik analisis yang digunakan yaitu Two Way Anova. Hasilnya adalah muatan etika tidak berpengaruh terhadap persepsi etika, Interaksi muatan etika dan prestasi mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap persepsi etika, dan pemberian muatan etika yang diintegrasikan dalam kurikulum dapat meningkatkan sensitivitas mahasiswa terhadap isu-isu etika. Yulaika (2011) meneliti persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba dengan teknik analisis Mann-Whitney. Metode pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah survei. Sampel penelitian adalah pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap manajemen laba. Mahasiswa akuntansi memiliki kecenderungan tidak dapat menerima praktik manajemen laba dari segi etika dibandingkan pelaku bisnis. Penelitian mengenai sosialisasi kode etik profesi menyangkut manajemen laba pada mahasiswa akuntansi di salah satu Universitas di Amerika dilakukan oleh Clikeman dan Henning (2000). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi lebih tidak menyetujui manajemen laba pada tahun-tahun akhir kuliah mereka dibandingkan tahun-tahun awal. Ringkasan hasil penelitian sebelumnya disajikan pada Lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu media yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dan tindakan dilakukan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dan tindakan dilakukan, bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ekonomi di Indonesia mendorong bisnis baru, kondisi ini memunculkan persaingan bisnis antar para pelaku bisnis yang cukup tajam. Pada umumnya, semua usaha bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, akuntansi dari segi profesi akuntansi dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metoda, dan teknik tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan atau merupakan sarana pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan merupakan alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Made Pasek, Ni Kadek Sinarwati dan Anantawikrama Tungga (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Made Pasek, Ni Kadek Sinarwati dan Anantawikrama Tungga (2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu adalah: Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini 2.1.1 Made Pasek, Ni Kadek Sinarwati dan Anantawikrama Tungga (2014) Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Tujuan dari laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah

BAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dilihat dari laporan keuangan apakah memperoleh laba atau tidak. Laporan keuangan sangat mempengaruhi keberlangsungan perusahaan karena laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan akuntan (atau lebih tepat disebut pengauditan) merupakan pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun praktisi (Dechow dan Skinner 2000; Merchant dan Rockness 1994) sebab

BAB I PENDAHULUAN. maupun praktisi (Dechow dan Skinner 2000; Merchant dan Rockness 1994) sebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba merupakan isu penting dalam akuntansi, baik bagi akademisi maupun praktisi (Dechow dan Skinner 2000; Merchant dan Rockness 1994) sebab praktik manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi ekonomi hendaknya semakin memacu kalangan bisnis dan pemerintah untuk responsif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering dihiasi angka-angka laporan keuangan dari berbagai perusahaan. Dari angkaangka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang memadai saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Moral Kognitif Teori perkembangan moral (moral development), pada awalnya dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of a Child

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional dalam menjalankan perannya. Peran akuntan sebagai penyedia informasi keuangan sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran dari proses-proses organis, (3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran dari proses-proses organis, (3) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Persepsi Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang

Lebih terperinci

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis menimbulkan persaingan yang cukup tajam. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis dituntut untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia usaha yang sangat pesat para pelaku bisnis dituntut untuk lebih transparan dalam mengolah laporan keuangan usahanya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian Ang Hwi Hwoa (2012) Ang Hwi Hwoa (2012) menganalisa perbedaan persepsi mahasiswa semester awal dan akhir mengenai profesi akuntan pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, Kode Etik Akuntan merupakan salah satu faktor penting dalam profesi akuntan,

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 1, Maret 2015 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Lupita Ruth Laurensia Paath Mardatillah STIE Madani Balikpapan ABSTRACT

Lebih terperinci

Persepsi karyawan bagian akuntansi dan mahasiswa akuntansi tentang etika bisnis. Sari Septiana Purnomo F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I

Persepsi karyawan bagian akuntansi dan mahasiswa akuntansi tentang etika bisnis. Sari Septiana Purnomo F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I Persepsi karyawan bagian akuntansi dan mahasiswa akuntansi tentang etika bisnis Sari Septiana Purnomo F.0300100 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan terhadap implementasi

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan harus memiliki integritas, independen dan bebas dari semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan profesionalisme harus selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan dilakukan adalah : 2.1.1 DekengSetyoBudiarto (2011) Judul penelitian ini adalah Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas tentang latar belakang penelitian yang melatar belakangi dilakukannya penelitian, fenomena yang terjadi, empiris dari penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti ini dimana seluruh dunia, khususnya di Indonesia sedang diperhadapkan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang meningkat di Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang ada di BEI pada tahun 2013 sebanyak 494

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi tantangan yang semakin berat sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman era globalisasi ini, para pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara profesional. Para pelaku profesi harus bekerja secara profesional untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai kinerja organisasi diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 34 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dian Kurniasari Abstract One of the goals of accounting education in Indonesia is to introduce the students to the ethics and values

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena dunia pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era masa kini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu persaingan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia global serta tuntutan profesi dalam menghasilkan profesi akuntan yang baik, maka dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai auditor yang profesional, seorang auditor mempunyai kewajiban untuk memenuhi aturan perilaku yang spesifik yang menggambarkan suatu sikap atau hal-hal yang ideal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, laporan keuangan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, laporan keuangan merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, laporan keuangan merupakan hal yang umum. Setiap perusahaan dengan kesadarannya masing-masing pasti akan membuat laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Tetapi terkadang untuk mencapai tujuan itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Tetapi terkadang untuk mencapai tujuan itu, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ekonomi yang semakin meningkat mendorong munculnya perilaku bisnis baru sehingga akan menimbulkan persaingan yang cukup tajam dalam dunia bisnis. Usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Etika Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pihak luar diperlukan, khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan pendapatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan ke dalam

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK ETIKA BISNIS DAN PROFESI 1 PPAK Pengertian Etika Etika bisa berarti sama atau berbeda dengan moralitas. Pengertian 1: Etika = moralitas Etika berasal dari kata Yunani Ethos (jamak: ta etha) yang berarti

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS LOGO. STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG

Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS LOGO.  STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS www.themegallery.com Pendahuluan Kinerja bisnis tidak hanya diukur dari kinerja manajerial/finansial saja tetapi juga berkaitan dengan komitmen moral, pelayanan, jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara para pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis semakin berkembang seiring pesatnya teknologi dan informasi. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik yang dianggap terpercaya dan independen, menyebabkan profesi akuntan publik di tuntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dunia usaha yang semakin berkembang tentu perlu adanya badan yang independen yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memastikan kewajaran atas laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas, BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor eksternal adalah seorang profesional auditor yang melakukan audit pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik semakin meningkat seiring bertumbuhnya perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik untuk dapat membantu dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai deontologi dan teleologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai deontologi dan teleologi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Etika Keraf (1998) dalam Bakri dan Hasnawati (2015) menyebutkan bahwa ada dua teori etika yang dikenal sebagai deontologi dan teleologi. a. Etika Deontologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan memegang peranan penting dalam menciptakan iklim investasi Indonesia yang sehat. Karena laporan keuangan yang memadai adalah salah satu unsur dari Good

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Persepsi Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Di samping itu, adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu pertanggungjawaban. manajemen atas sumber daya yang dipercayakan oleh stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu pertanggungjawaban. manajemen atas sumber daya yang dipercayakan oleh stakeholder. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan oleh stakeholder. Menurut PSAK revisi 1 Juni 2012 adaptasi IFRS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap profesi diharuskan untuk dapat bekerja secara profesional dan memiliki keahlian dan kemampuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring setelah terjadinya skandal-skandal besar dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seiring setelah terjadinya skandal-skandal besar dalam dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring setelah terjadinya skandal-skandal besar dalam dunia bisnis semakin meningkat juga perhatian masyarakat terhadap isu-isu etika dalam dunia bisnis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis dimaknai sebagai kegiatan untuk menghasilkan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.10 (2016): 3267-3294 MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor independen ialah merupakan suatu akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banayak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia bidang akuntansi baru dikenal tahun 1950an sejalan dengan mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk melakukan tindakan persaingan yang cukup tajam dalam dunia bisnis. Semua perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi akuntan publik memegang peranan yang cukup penting dalam memenuhi kebutuhan para pemegang saham, investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan tersebut. Tujuan dari berdirinya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan tersebut. Tujuan dari berdirinya suatu perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara didukung oleh berkembangnya dunia bisnis pada negara tersebut. Hal tersebut memunculkan persaingan yang ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3. ETIKA KERJA PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3. KODE ETIK PROFESI AZAS YANG MEMBANGUN ETIKA Falsafah hidup Dunia-Akhirat

Lebih terperinci

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA Henry Anggoro Djohan Pengertian Etika Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak Nilai mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA

Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA 2 Materi 2 PA I TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan ciri dasar dari bisnis. 2. Menggambarkan peran akuntansi dalam bisnis. 3. Menggambarkan pentingnya etika bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. David E. Morris dan Claire McCarty Killian (2006) dalam penelitiannya yang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. David E. Morris dan Claire McCarty Killian (2006) dalam penelitiannya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian-Penelitian terdahulu Beberapa penulis sebelumnya menegaskan terkait dengan persepsi terhadap praktik-praktik fraud diantaranya : 1. David E. Morris dan Claire McCarty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah

Lebih terperinci

beberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu (Scott, 2015).

beberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu (Scott, 2015). 1. PENDAHULUAN Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu bidang amatan yang menarik dalam penelitian di bidang akuntansi dalam beberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang menarik untuk dikaji dari perspektif etika. Isu etika dalam dunia bisnis dan profesi mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk

Lebih terperinci