BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi atau volatilitas pasar yang semakin meningkat akan mempengaruhi
|
|
- Hadian Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Risiko muncul karena adanya ketidakpastian dan ketidakpastian bisa tercermin dari kondisi dengan fluktuasi yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi semakin tinggi resiko yang dihadapi. Globalisasi, liberalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengakibatkan fluktuasi yang semakin meningkat (Hanafi, 2009). Fluktuasi atau volatilitas pasar yang semakin meningkat akan mempengaruhi kondisi finansial perusahaan dan menyebabkan institusi bisnis yang berorientasi profit harus juga memberikan perhatian yang serius akan risiko bisnis yang dihadapinya. Hal ini menyebabkan manajemen risiko dewasa ini semakin mengambil peranan yang penting untuk diaplikasikan dalam menjalankan perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen risiko adalah bagian penting atau titik sentral manajemen strategis suatu organisasi. Fokus manajemen risiko adalah mengenal pasti risiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap risiko, tujuannya adalah secara terus-menerus menciptakan/menambah nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi (Siahaan, 2009). Fatemi dan Luft (2002) menyampaikan bahwa strategi dari manajemen risiko harus mengejar dan meningkatkan nilai dari pemegang saham (shareholder value). Peningkatan nilai tersebut dapat muncul dari salah satu dari tiga sumber berikut yaitu: (1) meminimalisasi biaya apabila terjadi financial distress, 1
2 (2) meminimalkan pengenaan pajak, dan (3) minimalisasi kemungkinan bahwa perusahaan mungkin terpaksa mengorbankan proyek yang mempunyai NPV positif karena tidak memiliki dana internal untuk melakukannya. Peran yang strategis ini membuat metoda dan model dalam manajemen risiko berkembang pesat dalam lebih kurang dalam dua dekade terakhir ini. Mengenal dengan pasti suatu risiko dapat dikatakan bisa mengukur risiko tersebut dengan metoda yang baik sehingga menjadikannya sebagai referensi untuk mengambil tindakan yang tepat terkait dengan kebijakan apa yang akan dilakukan. Metoda dalam manajemen risiko pertama sekali dikembangkan oleh dan untuk industri perbankan (industri keuangan) dan metoda tersebut diadopsi oleh perusahaan-perusahaan seperti perusahaan asuransi, perusahaan-perusahaan pendanaan untuk lindung nilai dan perusahaan-perusahaan industri (Crouhy et al., 2001). Metoda untuk pengukuran risiko pasar yang paling terkenal adalah metoda Value at Risk (VaR) yang awalnya dikembangkan oleh JP Morgan di tahun 1993 dan masih memiliki dampak berkelanjutan pada praktek pengukuran risiko saat ini pada industri keuangan. VaR adalah suatu metoda pengukuran risiko yang menggunakan teknik statistik (Jorion, 2002). Hasil survey tahun 2007 menunjukkan bahwa lebih dari 60% institusi keuangan global mengelola eksposur risiko mereka dengan mengaplikasikan teknik VaR ini (Deloitte, 2007). Terlebih lagi, VaR telah diadopsi di bawah perjanjian Basel II sebagai metoda yang digunakan oleh regulator bank dalam menentukan jumlah modal risiko bank (Gulp etal.,1998). VaR digunakan oleh 2
3 regulator untuk menetapkan persyaratan kecukupan modal untuk perusahaan jasa keuangan. Perkembangan keunggulan dari metoda ini terutama dapat dikaitkan dengan fakta bahwa ia menawarkan kemungkinan menggabungkan berbagai eksposur risiko ke dalam ukuran tunggal, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemantauan risiko dan kegiatan komunikasi (Andre'n et al., 2005). Dewasa ini penerapan manajemen risiko di Indonesia semakin disadari arti pentingnya dan hal tersebut juga didorong dengan keluarnya beberapa regulasi terkait penerapan manajemen risiko dan aplikasi lindung nilai untuk industri perbankan dan institusi Badan Usaha Milik Negara. Seiring dengan hal itu metoda pengukuran risiko menjadi semakin dibutuhkan dan salah satu pengukuran risiko dengan VaR saat ini telah banyak dikaji oleh akademisi dan diaplikasikan pada industri perbankan di Indonesia. Kondisi saat ini, sebagaimana disampaikan di awal, menuntut industri nonkeuangan juga harus menerapkan manajemen risiko. Di sisi lain kajian terhadap metoda pengukuran risiko di lembaga non-keuangan masih relatif sedikit di Indonesia. Keberhasilan metodologi VaR di sektor keuangan menciptakan peningkatan minat dalam industri non-keuangan untuk mengembangkan teknik "at Risk" diadaptasi untuk lingkungan perusahaan (Hommel, 2012). Berbagai macam komponen risiko dihadapi oleh perusahaan-perusahaan non-keuangan yang mempengaruhi aliran arus kas perusahaan non-keuangan tersebut. Total eksposur risiko suatu perusahaan harus dikelola untuk meminimalkan efek risiko tersebut. Meminimalkan efek risiko penting bagi kelangsungan hidup perusahaan (Özvural, 2004). 3
4 La Gattuta et al., (2000) menyampaikan bahwa model C-FaR dikembangkan untuk memungkinkan bagi perusahaan non-keuangan memperkirakan Cash Flow-at-Risk mereka. Selanjutnya Stein et al., (2001) mengatakan pengukuran dengan teknik tersebut untuk industri non-keuangan disebut dengan Cash Flow-at-Risk (C-FaR). C-FaR adalah setara alurnya dengan VaR (Alesii, 2003) yang fokus kepada cash flow (Stein et. al., 2001). VaR mungkin berguna pada perusahaan keuangan dalam konteks penentuan derivatif harga yang eksotis dan memonitor risiko perdagangan secara harian, namun hal tersebut memberikan manfaat yang terbatas bagi perusahaan non-keuangan untuk mengelola eksposur risiko dalam pasar yang tidak likuid (illiquid market) dan dalam horison waktu yang lebih panjang (Culp, 2002). Berdasarkan penjelasan di atas maka aplikasi manajemen risiko dengan pengukuran metoda C-FaR dalam penentuan kebijakan pada perusahaan dalam konteks industri non-keuangan di Indonesia menjadi menarik untuk dibahas lebih lanjut. Pembahasan dalam tulisan ini adalah melakukan pengukuran risiko dengan C-FaR metoda perbandingan setara pada perusahaan go-public non-keuangan pada industri kabel di Indonesia dan melakukan analisa untuk melihat manfaat dalam penentuan kebijakan ke depan terkait aplikasi manajemen risiko. Pembahasan mengenai hal ini dapat menjadi referensi dalam aplikasi penerapan manajemen risiko dengan pengukuran C-FaR bagi perusahaan non-keuangan di Indonesia. 4
5 I. 2. Rumusan Masalah Perusahaan selalu berusaha dan bekerja keras untuk menghilangkan efek risiko yang mereka hadapi dan dalam upayanya tersebut perusahaan mengaplikasikan manajemen risiko (enterprise risk management). perlu Chapman (2006) menyampaikan bahwa ada empat langkah yang penting yang ditempuh dalam menerapkan manajemen risiko yaitu (1) mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan menentukan toleransi risiko secara keseluruhan; (2) mengukur eksposur risiko; (3) Implementasi pengukuran untuk memitigasi risiko; dan (4) memonitor dan melaporkan risiko. Dalam kaitan ke-empat langkah di atas maka metoda C-FaR digunakan untuk mengukur risiko keuangan pada perusahaan nonkeuangan. Metoda C-FaR menyajikan sebuah kerangka kuantitatif untuk mendeteksi potensi adanya gap keuangan dan melakukan penilaian terhadap keefektifan dari tindakan-tindakan mitigasi risiko yang dilakukan. C-FaR dapat diartikan sebagai sebuah bentuk dari VaR yang digunakan untuk mengukur total risiko dari arus kas perusahaan non-keuangan. Model analitis ini menolong perusahaan non-keuangan untuk menentukan kemungkinan terjadinya guncangan yang berat terhadap arus kas dan menemukan kecukupan modalnya (Wengroff, 2001). Tujuan utama dari sistem manajemen risiko dari institusi non-keuangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko pasar yang mempengaruhi volatilitas pendapatannya dan untuk mengukur efek dari penggabungan dari faktor-faktor tersebut (Chrouhy et al, 2001). Stein et al., (2001) kemudian menyampaikan bahwa C-FaR didefinisikan sebagai distribusi probabilitas dari arus kas 5
6 operasional (operating cash flow) suatu perusahaan dalam suatu horison waktu yang akan datang. Model C-FaR membantu perusahaan-perusahaan non-keuangan untuk mensimulasikan masa depan untuk jangka waktu tertentu. Model tersebut yang digunakan secara eksplisit untuk meramalkan kemungkinan penyimpangan dalam laba dari perusahaan. Stein et al., (2001) dalam jurnalnya menyajikan model C-FaR menggunakan pendekatan top-down dan pendekatan didasarkan perbandingan yang setara (comparables based approach) yang akan diaplikasikan dalam tesis ini. Perusahaan kabel yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipilih menjadi perusahaan non-keuangan menjadi objek dalam penelitian dalam tesis ini. Perusahaan kabel adalah perusahaan yang rentan terhadap berbagai risiko. Bahan baku dari kabel ada dua yaitu tembaga (copper) dan aluminium yang merupakan komoditi yang dijual di pasar dunia di London Metal Exchange (LME) dengan memakai kurs dollar Amerika Serikat (US$). Perusahaan manufaktur yang terkait dengan pembuatan kabel listrik sangat dipengaruhi oleh realisasi proyek-proyek yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) terkait dengan pembangunan infrastruktur listrik. PT. PLN (Persero) dalam hal ini memberlakukan sistem tender dalam pembeliannya dengan kurs dalam rupiah (Rp). Sebagian produsen kabel juga menjual produknya ke luar negeri untuk mendukung proyek pembangunan infrastruktur di negara lain karena standarisasi produk kabel Indonesia sudah sesuai dengan standar dunia. Untuk proses produksinya pengolahan kabel juga membutuhkan energi yang tidak sedikit. Hal di atas menjelaskan bahwa 6
7 perusahaan kabel sangat rentan terpapar risiko baik dari sisi asset dan liability perusahaan. Aplikasi metoda C-FaR pada industri kabel diharapkan memberikan contoh baik. Hal ini disebabkan karena penerapan manajemen risiko yang baik pada perusahaan kabel di industri ini akan memberikan competitive advantage. Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan di jawab dalam tesis ini adalah: 1. Bagaimana pengukuran risiko dengan model C-FaR pada perusahaan go public non-keuangan di industri kabel di Indonesia dilakukan untuk menentukan perkiraan penurunan/kerugian maksimum (maximum expected shortfall) pada operating cash flow (EBIT)? 2. Kebijakan apa yang bisa diperoleh perusahaan kabel ke depan yang merupakan manfaat dari hasil pengukuran C-FaR tersebut? I. 3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah dengan mengacu pada apa yang disampaikan pada latar belakang permasalahan yang antara lain sebagai berikut: 1. Membangun model C-FaR dan melakukan pengukuran risiko dengan metoda C-FaR untuk satu triwulan ke depan dari periode penelitian. Hal itu dilakukan dengan melakukan peramalan nilai C-FaR dengan melakukan regresi terhadap data triwulanan dengan periode penelitian 5 tahun mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 dari EBIT dibagi Total Asset (EBIT/TA) untuk perusahaan non-keuangan go-public 7
8 dengan pendekatan perbandingan setara (comparables approach) terhadap perusahaan go-public di industri kabel. 2. Mengukur besarnya perkiraan penurunan/kerugian maksimum (maximum expected shortfall/ loss) dari operating cash flow (EBIT) untuk masingmasing perusahaan kabel go-public di Indonesia untuk satu triwulan ke depan dari periode penelitian. 3. Menjelaskan kebijakan apa yang sebaiknya diambil perusahaan dan apa manfaat yang bisa diambil dari hasil pengukuran C-FaR pada perusahaan go-public di industri kabel terhadap aplikasi manajemen risiko dikaitkan dengan konsep yang ada. I. 4. Manfaat Penelitian Sebagaimana telah disampaikan terdahulu bahwa penelitian terkait dengan pengukuran risiko untuk perusahaan non-keuangan di Indonesia masih sedikit maka manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran dan referensi kepada perusahaan kabel di Indonesia dalam perspektif manajemen risiko dengan penggunaan metoda C-FaR. 2. Memberikan pemahaman baru tentang metoda pengukuran risiko untuk perusahaan non-keuangan dan memperkaya khasanah penelitian akademis sehingga penggunaan metoda C-FaR dapat lebih dikenal dan berkembang di Indonesia. 8
9 I. 5. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian Batasan penelitian yang menjadi acuan dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dengan mengambil data triwulan untuk EBIT dan Total Asset yang diambil dari laporan keuangan dan laporan laba-rugi dari data Bursa Efek Indonesia dan sumber lainnya di internet untuk perusahaan go-public non-keuangan. 2. Periode data yang diteliti adalah selama lima tahun yaitu mulai tahun 2010 sampai dengan tahun Pengukuran risiko yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metoda C-FaR dengan pendekatan perbandingan yang setara (comparables approach) yang dikembangkan oleh National Economic Research Associates (NERA) yaitu oleh Jeremy C. Stein dan kawankawan (2001) dengan mengelompokkan dalam kapitalisasi pasar dan volatilitas harga saham. 4. Mengukur besarnya penurunan maksimum yang diharapkan dari operating cash flow untuk triwulan pertama setelah periode penelitian untuk perusahaan go-public di industri kabel Indonesia. 9
10 I. 6. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Profil Industri Kabel Indonesia Bab ini berisi mengenai uraian dasar teoritis yang digunakan dan mendukung penelitian ini, yang diperoleh dari buku teks, literatur, jurnal dan penelitian. Bab ini juga menjelaskan mengenai profil industri kabel yang dibahas dalam tesis ini. Bab III Metoda Penelitian Bab ini berisi metoda penelitian yang digunakan, penetapan sampel, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, teknik analisis dan pengujian data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi pengolahan data dan hasil analisis dari data yang diperoleh serta interpretasi hasil. Bab V Penutup Bab ini tentang simpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari seluruh materi pembahasan, keterbatasan dalam penelitian implikasi serta saran untuk penelitian selanjutnya. 10
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian dunia saat ini semakin dinamis dan cepat berubah mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional atau dikenal dengan perdagangan antar negara, saat ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat kita ketahui dari semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (variables) seperti harga, volume instrumen, dan varian (variance) yang berubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ada banyak perubahan pada lembaga keuangan dalam mengevaluasi dan mengukur risiko. Usaha perbaikan regulasi berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata telah mengulang sejarah kiris ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen derivatif di Indonesia saat ini sudah semakin banyak diminati serta dimanfaatkan penggunaannya oleh banyak perusahaan dan investor. Namun, krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam penilaian saham diketahui terdapat tiga jenis nilai saham, yaitu nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.a. Latar Belakang Masalah Dalam penilaian saham diketahui terdapat tiga jenis nilai saham, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku adalah nilai yang tercatat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dapat definisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2008: 5).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter terjadi di Indonesia pada Juli 1997. Krisis berlangsung hampir dua tahun sehingga berubah menjadi krisis ekonomi. Krisis ekonomi adalah lumpuhnya kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang tugasnya menghimpun dana (funding) dari masyarakat serta menyalurkan dana (lending) kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Kerugian dan kebangkrutan banyak perusahaan dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu Negara di lihat dari perkembangan pasar keuangannya, termasuk pasar uang, pasar saham, dan pasar komoditi. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi tren global dan ketatnya persaingan bisnis sekarang ini, para pimpinan dan manajer dituntut untuk lebih lagi memperhatikan aspek dimensi sosial, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi keuangan, moneter dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi tidak lepas dari kondisi investasi di suatu negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal, memungkinkan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perasuransian merupakan salah satu bentuk Lembaga Keuangan Non Bank yang berperan menjadi salah satu pilar perekonomian nasional. Peran tersebut terkait dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko sebagai salah satu aspek penting dalam institusi keuangan yang harus diperhatikan keberadaannya. Risiko dalam berbagai aspek dunia bisnis, termasuk dalam institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, dunia usaha menjadi semakin kompetitif sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi agar terhindar dari kebangkrutan dan unggul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu tempat untuk terjadinya perpindahan dana dari investor kepada yang membutuhkan dana. Menurut Tandelilin (2010:26-27) terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis dan investasi ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh investor yaitu modal, objektif dan risiko. Hal yang sering menjadi pusat perhatian investor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan laba oleh investor dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaanya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Maksimalisasi kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak berwujud (intangible resources) yang mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kesulitan dalam dunia bisnis. Selama krisis finansial global tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global yang terjadi karena kegagalan pembayaran kredit perumahan pada tahun 2008 di Amerika Serikat telah menimbulkan banyak kesulitan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu yang terlibat dalam modernisasi, kegiatan mengelola asset yang dimiliki bukan lagi sekedar bagaimana asset tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara mikro maupun secara makro. Indonesia merupakan salah satu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu
0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis dipenuhi dengan berbagai macam persaingan, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri, baik itu bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya dalam perekonomian suatu negara. Perbankan memegang peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, perusahaan melakukan pengembangan usaha untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya dunia usaha mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Investasi dapat diartikan sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dekade terakhir saat ini hampir semua negara di dunia sedang menghadapi krisis ekonomi global, imbas dari krisis ekonomi global adalah menurunnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi kondisi perusahaan. keuangan perusahaan selama ini, antara lain : Metode Rasio Keuangan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan adalah sesuatu yang dicapai/prestasi yang diperlihatkan mengenai keadaan keuangan oleh organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui secara umum mengenai permasalahan yang ada, sehingga dengan cepat dapat diketahui hal yang dibahas dalam penulisan tesis ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di saham memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding deposito di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saham merupakan salah satu pilihan investasi yang dipilih oleh para investor dibandingkan dengan menaruh uang di bank karena pada umumnya investasi
Lebih terperinciRingkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk
Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antar negara. Kegiatan perdagangan luar negeri didorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional berkembang semakin pesat, hal ini meningkatkan hubungan perdagangan antar negara. Kegiatan perdagangan luar negeri didorong karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada tahun Pulihnya kondisi perbankan nasional dicirikan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini mulai pulih setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1998. Pulihnya kondisi perbankan nasional dicirikan dengan peningkatan tingkat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha faktor yang paling utama dalam menjamin kelangsungan usaha adalah modal. Untuk itu perusahaan sangat membutuhkan sumber dana sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu dihadapkan dengan risiko baik risiko besar maupun kecil. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia selalu dihadapkan dengan risiko baik risiko besar maupun kecil. Menurut Kountur, (2004) risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional berkembang semakin pesat, hal ini berdampak pada meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian ini mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan global membuat banyak perusahaan melakukan berbagai upaya untuk bertahan hingga menjadi pemimpin dalam sektor usaha tersebut. Merger dan akuisisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik (principal) dengan manajemen perusahaan (agent). Hal ini terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan berdirinya perusahaan adalah maksimalisasi nilai bagi pemegang saham (Brigham dan Houston, 2011). Namun, seringkali terjadinya konflik antara pemilik (principal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham (Kadir, 2010: 10). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah uang atau dana yang dilakukan pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu berkepentingan untuk menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan perusahaan. Konsekuensinya, semua pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masih terbayang dibenak kita aksi protes yang dilakukan salah satu nasabah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Krisis perbankan nasional telah memberikan pelajaran bagi kita semua bahwa kegagalan suatu bank pada akhirnya menjadi beban Negara. Rekapitalisasi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan dengan usaha kecil menengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen modal kerja adalah salah satu aktivitas penting dalam mengelola perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik akan menentukan keberlangsungan operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia diprediksi akan semakin membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk membuat keputusan-keputusan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manajer keuangan dalam sebuah perusahaan memiliki tugas yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk membuat keputusan-keputusan keuangan yang tepat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal memberikan fasilitas untuk menyalurkan dana dari lender (pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal adalah sebagai lembaga perangkat investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang diperlukan masyarakat media alternatif penghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menyelenggarakan pemerintah umum dan melaksanakan pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan tersebut semakin meningkat seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, fungsi bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai lembaga financial intermediary yang menerima dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, fungsi bank sebagai motor perekonomian mengharuskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sektor industri secara global saat ini sangat menuntut untuk adanya pengaturan secara standar dalam sebuah laporan. Berbagai sektor industri menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang menguntungkan. Dengan total populasi mencapai 248,8 juta jiwa pada tahun 2013 (Sumber: Statistik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Bank merupakan lembaga keuangan yang. berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk melipatgandakan kekayaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk melipatgandakan kekayaan pemiliknya. Sebagai institusi pencipta kekayaan (wealth creating institution), perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Risiko menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena manusia selalu dihadapkan dengan risiko baik risiko itu besar maupun kecil. Menurut Kountur, (2004)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting untuk menunjang kesejahteraan rakyat. Dengan pembangunan ini, kemakmuran yang adil dan merata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usahanya, bank menghadapi berbagai risiko antara lain risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan yang tidak ringan kepada Indonesia. Krisis yang terjadi pada triwulan terakhir tahun 2008 itu berlanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki seseorang biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki seseorang biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang
Lebih terperinci