Hukuman Mati. Gadis Arivia
|
|
- Liani Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hukuman Mati Gadis Arivia
2
3 Daftar Hukuman mati jilid 3: 28 Juli 2016, 4 orang. Humphrey Ejike alias Doctor (Nigeria), Seck Osmane (Senegal), Freddy Budiman (Indonesia),Michael Titus Igweh (Nigeria). Hukuman mati jilid 2: 29 April 2015, 8 orang. Andrew Chan (Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), dan Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), dan Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria). Hukuman mati jilid 1: Desember 2014, 7 orang. Marco Archer Cardoso Mareira (Brasil) Daniel Enemua (Nigeria), Daniel Enemua (Nigeria), Ang Kim Soe (Belanda), Namaona Dennis (Malawi), Rani Andriani/Melisa Aprilia (Indonesia), Tran Thi Hanh (Vietnam).. - Ang Kim Soe (Belanda) -
4 Tujuan: Memahami pentingnya prinsip2 dasar masalah hukuman mati. Memperlihatkan prinsip2 dasar feminisme dalam hukuman mati. Aplikasi prinsip2 dasar pd penolakan hukuman mati.
5 Definisi: hukuman mati
6 dibunuh krn melakukan tindakan kriminal tertentu Mencuri hingga membunuh
7 Teori Hukuman Retributive (teori setimpal): hukuman diberikan sesuai dgn perbuatan yg setimpal. Utilitarian (teori hasil): hukuman diberikan sebagai konsekwensi perbuatan untuk kebaikan masyarakat. Agar ada hasil yg baik utk masyarakat. Restitusi (teori kompensasi): keadilan tercapai bila korban diberikan kompensasi.
8 Hugo Bedau Against the Death Penalty (1986)
9 Argumentasi: Mengkritik keadilan retributive: setiap tindakan kriminal harus dihukum dan setiap hukuman tergantung dari tindakan kriminalnya PROSEDURAL. Tidak mempertimbangkan: VALUE, RIGHTS and DIGNITY OF PERSONS PRINSIP MORAL.
10 Apa Dasarnya Menghukum Mati? Setiap tindakan kriminal harus dihukum? Lex talionis (Prinsip retaliasi/balas dendam). Mengapa hanya pembunuh yg dihukum mati? Bagaimana menginterpretasikan hukum? Apakah menghukum mati dapat dikategorikan retributive?
11 Argumentasi Menentang Hukuman Mati Melanggar prinsip hidup. Bila membunuh orang salah maka apa hak negara membunuh orang? Balas dendam dan efeknya pada masyarakat. Apakah hidup orang yang mati akan kembali? Penghukuman yang tidak efektif dan mahal. Kemungkinan menghukum mati orang yang tidak bersalah. Menutup kemungkinan orang untuk direhabilitasi.
12 Ernst van den Haag Punishing Criminals: Concerning a very old and painful questions (1975)
13 Argumentasi: Kalau kita mengharuskan hukuman mati maka kita akan mencegah orang lain untuk membunuh, kita menyelamatkan hidup orang lain (calon pembunuh juga terselamatkan karena urung melakukannya). Tidak perlu rehabilitasi (bagaimana merehabilitasi seorang suami yang membunuh istrinya). Lebih baik menyelamatkan korban dari pada pembunuh.
14 Argumentasi Mendukung Hukuman Mati Hukum tidak bisa ditawar: Memberi pesan hukum tidak bisa ditawar dan ketegasan pemimpin. Hukuman yang efektif: Akan membuat nantinya orang berpikir dua kali bila ingin berbuat. Efek jera. Ekonomis: Agar menghemat tempat tahanan, makan, dsb. Mengapa rakyat harus membayar pajak untuk mereka? Membatalkan hak hidup pelanggar hukum: hak hidup bukan untuk mereka. Pembalasan Dendam: Mata ganti mata. Agar rasa sakit hati seimbang.
15 Perempuan dan Hukuman Mati Perspektif Feminisme
16 women on Death Row
17
18 Kritik Feminis Sistem prosedural gagal melihat masalah secara holistik. Bukan soal YA dan TIDAK terjadi tindakan kriminal tetapi ada soal konteks. Sistim yang tidak adil karena tidak melihat adanya kaitan antara ranah privat dan publik. Tidak adanya perspektif feminis dalam hukum.
19 Carol Giligan: Etika Kepedulian Nilai maskulin dan feminin yg berbeda. Kritik terhadap teori moralitas Kohlberg yang tidak melihat masalah perempuan. Moralitas Prekonvensional. Moralitas Konvensional. Moralitas Postkonvensional.
20 Mencari SUARA diri (VOICE). Care vs Justice (tanggung jawab dan bukan hak). Kepedulian pada yang lainnya. Keterhubungan. Ethics as a conversation.
21 Harus ada kesensitifan pada persoalan ketidaksetaraan gender, jangan ada asumsi bahwa perempuan dan laki-laki sama situasinya. Harus dipahami tindakan individual dalam konteks yg lebih besar dalam praktek sosial. Harus ada perhatian pada ranah domestik/privat tentang hubungan personal/asmara, keluarga. Memperhatikan pengalaman perempuan. Alison Jagger: Etika Feminis
22 Catherine McKinnon: Teori Dominasi Mengkritik konsep netral gender atau pendekatan obyektif. Seringkali tradisi feminin dikalahkan tradisi maskulin. Apa hukuman yang setimpal dalam kasus perkosaan? Teori dominasi: bagaimana menolak budaya patriarki? Siapakah yg diuntungkan dalam sistim hukum sekarang? Bagaimana menolak struktur kuasa yang dominan?
23 sistem yang berkelindan gender, ras, kelas, orientasi seksual, dsb
BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Meskipun menuai banyak protes dari berbagai negara karena bisa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang menjadi pusat perhatian dunia. Pasalnya eksekusi terhadap warga negara asing yang masuk dalam deretan terpidana mati telah dilaksanakan.
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
a BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak Asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang dianugerahi akal budi dan
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN HUKUMAN MATI DI INDONESIA. beberapa tindak kejahatan. Adapun kasus yang dikenakan hukuman mati ialah pada
BAB III KEBIJAKAN HUKUMAN MATI DI INDONESIA Sebelum tahun 1945, Indonesia telah akrab dengan hukuman mati karena telah menjadi bagian dari sitem hukumm Indonesia itu sendiri, dan diterapkan atas beberapa
Lebih terperinci* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik
Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini pada akhirnya menemukan beberapa jawaban atas persoalan yang ditulis dalam rumusan masalah. Jawaban tersebut dapat disimpulkan dalam kalimat-kalimat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Rumah Tangga merupakan sub sistem dari masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah tangga peran suami
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik
68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya
Lebih terperinciAktivitas Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Lingkup Kerja Lpsk. Disusun Oleh: Kombes Pol (Purn). basuki Haryono, S.H., M.H.
Aktivitas Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Lingkup Kerja Lpsk Disusun Oleh: Kombes Pol (Purn). basuki Haryono, S.H., M.H. VISI DAN MISI Visi Terwujudnya perlindungan saksi dan korban dalam sistem peradilan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan
BAB V PENUTUP Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari pendahuluan hingga analisa kritis yang ada dalam bab 4. 5.1 Kesimpulan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Praktik poligami dalam bentuk tindakan-tindakan seksual pada perempuan dan keluarga dekatnya telah lama terjadi dan menjadi tradisi masyarakat tertentu di belahan
Lebih terperinciStrategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016
Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016 Pijakan Awal Pengalaman perjuangan rakyat untuk gagasan2, prinsip2 dan kemungkinan2 baru, perlu terus berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita
Lebih terperinciKEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012
KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KOMNAS PEREMPUAN Mei 1998 : kerusuhan dibeberapa kota besar, dengan berbagai bentuk kekerasan Kekerasan seksual menjadi
Lebih terperinciMK Etika Profesi. Pertemuan 5 Ethics, Morality & Law
MK Etika Profesi Pertemuan 5 Ethics, Morality & Law Moralitas Definisi Descriptive: seperangkat aturan yang mengarahkan perilaku manusia dalam memilah hal yang baik dan buruk, contoh: nilai-nilai moralitas
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan
Lebih terperinciMARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!
MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! 4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Kabupaten Malang sering kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan dalam rumah tangga
Lebih terperinciLaki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Apakah Gender itu? Pengertian awal: Pembedaan ketata-bahasaan (gramatical) penggolongan kata benda menjadi feminin,
Lebih terperinciSelamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II
Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II PERKEMBANGAN MORAL PADA REMAJA oleh: Triana Noor Edwina D.S, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya
Lebih terperinci2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi
Lebih terperinciMAKALAH. Hak Sipil & Politik: Sebuah Sketsa. Oleh: Ifdhal Kasim (Ketua KOMNAS HAM RI)
PELATIHAN HAM DASAR DOSEN HUKUM HAM SE-INDONESIA Jogjakarta Plaza Hotel, 26-30 September 2011 MAKALAH Hak Sipil & Politik: Sebuah Sketsa Oleh: Ifdhal Kasim (Ketua KOMNAS HAM RI) Ifdhal Kasim Komisi Nasional
Lebih terperinciPerihal: Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik terhadap Permohonan Salinan Keputusan Presiden atas Permohonan Grasi Terpidana Mati
Kepada Yang Terhormat, Ketua Komisi Informasi Pusat Di Jakarta Perihal: Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik terhadap Permohonan Salinan Keputusan Presiden atas Permohonan Grasi Terpidana
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian
BAB 6 PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Penjelasan secara diskripsi tentang hasil pnelitian ini menekankan pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN A. Persamaan antara Pemikiran Riffat Hassan dan Mansour Fakih tentang Kesetaraan Jender
Lebih terperinci1Konsep dan Teori Gender
1Konsep dan Teori Gender Pengantar Dalam bab ini akan disampaikan secara detil arti dan makna dari Gender, serta konsepsi yang berkembang dalam melihat gender. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami oleh
Lebih terperinciTinjauan Buku. Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman.
Tinjauan Buku Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman. Buku yang berjudul God and the Rethoric of Sexuality ini ditulis oleh Phyllis
Lebih terperinciUNIVERSALISME DAN RELATIVISME BUDAYA DALAM HAK ASASI MANUSIA
UNIVERSALISME DAN RELATIVISME BUDAYA DALAM HAK ASASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-4 FH Unsri UNIVERSALISME ALL HUMAN RIGHTS FOR ALL HUMAN Hak Asasi Manusia untuk Semua hak asasi manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa terkait penelitian yang telah peneliti kaji dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kesimpulan dari penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak pantas atau tabu dibicarakan. 1. lainnya secara filosofis, sebenarnya manusia sudah kehilangan hak atas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seksualitas adalah sebuah proses sosial-budaya yang mengarahkan hasrat atau berahi manusia. Seksualitas berhubungan erat dengan tatanan nilai, norma, pengetahuan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian
BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. publik. Secara lebih khusus, Mansfield Park menceritakan posisi perempuan pada
BAB IV KESIMPULAN Mansfield Park dan Kalau Tak Untung merupakan novel yang mengandung unsur sosial historis yang kuat, terutama menyangkut kedudukan perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki dan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan
Lebih terperinciGENDER, KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN. Topik diskusi
Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat GENDER, KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN Sesi 2: Retna Siwi Padmawati 1 Topik diskusi Gender dan terminologinya Kesehatan reproduksi Permasalahan
Lebih terperinciBUSINESS ETHIC WAL-MART S WOMEN. KELOMPOK 7 : Diyah Pramita Sari M. Ibnu Fadhl Bagus Basuki Wahyu Eko S. Yoeniarti Shara
BUSINESS ETHIC WAL-MART S WOMEN KELOMPOK 7 : Diyah Pramita Sari M. Ibnu Fadhl Bagus Basuki Wahyu Eko S. Yoeniarti Shara MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga merupakan masalah sosial yang perlu segera diatasi, secara kualitas maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan bukan hanya merupakan tindakan kriminal, tetapi juga merupakan masalah sosial yang perlu segera diatasi, secara kualitas maupun kuantitas.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME
51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara hukum, dimana menurut Logemann Negara merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya yang mengatur serta menyelenggarakan
Lebih terperinciRELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS)
RELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS) SKRIPSI DISUSUN OLEH: LISA RIANI RAMLI NRP. 1423012157 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciSeorang yang pernah melanggar, dan bertobat. Pribadi yang mengalami dan meyakini WAJAH KERAHIMAN ALLAH (Misericordiae Vultus)
Seorang yang pernah melanggar, dan bertobat. Pribadi yang mengalami dan meyakini WAJAH KERAHIMAN ALLAH (Misericordiae Vultus) Menolak hukuman mati: hidup dan mati adalah wilayah kekuasaan Allah. Menghormati
Lebih terperinciKalender Doa Proyek Hana Agustus 2014 Berdoa Bagi Korban Sunat Pada Bayi Wanita Atau Fistula
Kalender Doa Proyek Hana Agustus 2014 Berdoa Bagi Korban Sunat Pada Bayi Wanita Atau Fistula Tak terhitung banyaknya orang tak berdosa yang dihancurkan oleh budaya sunat pada bayi perempuan dan kerusakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian ini partisipasi siswa perempuan di dalam OSIS dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Pengalaman siswa perempuan SMAN 2 Sukoharjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Tahun 1967 telah mengeluarkan Deklarasi mengenai Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Deklarasi tersebut memuat hak dan
Lebih terperinciBAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan
BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan Keadilan Gender di Finlandia Perempuan Finlandia merupakan perempuan pertama di Eropa
Lebih terperinciOleh: Rani Praditia, (Iseng-iseng Munir) Program Studi Sastra Jerman, FIB UI
KONTROVERSI KEBUTUHAN INDIVIDU DAN KEBUTUHAN PUBLIK DI INDONESIA: STUDI KASUS TINDAKAN PORNOGRAFI PADA OKNUM LEMBAGA RESMI NEGARA DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Oleh: Rani Praditia, 0806395251(Iseng-iseng
Lebih terperinciLiputan dng perspektif gender
Liputan dng perspektif gender AJI Jakarta- ILO 20 Jan 2012 Ati Nurbaiti Mengapa liputan gender Kasus ngangkang style from Aceh mengejutkan padahal Surat Edaran walikota Lhokseumawe hanya satu dari ratusan
Lebih terperinciHealth and Human Rights Divisi Bioetika dan Medikolegal FK USU WHO Definition of Health Health is a state t of complete physical, mental and social well- being and not merely the absence of disease or
Lebih terperinciPemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian
Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian Dampak Konflik terhadap Perempuan dan Hubungan Jender. Peran Perempuan Sebagai Agen Konflik dan Perdamaian. Hambatan Partisipasi Perempuan dalam Kegiatan
Lebih terperinciBAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 9.1 Kesimpulan Krisis ekonomi tahun 1998 memberikan dampak yang positif bagi kegiatan usaha rajutan di Binongjati. Pangsa pasar rajutan yang berorientasi ekspor menjadikan
Lebih terperinciAbstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT
JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciUpdate Hukuman Mati di Indonesia 2016
Policy Brief Update Hukuman Mati di Indonesia 2016 Supriyadi Widodo Eddyono Erasmus A. T. Napitupulu Ajeng Gandini Kamilah Update Hukuman Mati di Indonesia 2016 Penulis Supriyadi Widodo Eddyono Erasmus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM ABSTRACT RUMAH TANGGA Oleh I Gusti Ngurah Agung Brahmandya A. A. Ngr. Wirasila I Gusti Ngurah Parwata Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering menjadi bahan perbincangan setiap orang. Perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi, pelecehan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan. Ini berarti, bahwa pembinaan dan bimbingan yang. diberikan mencakup bidang mental dan keterampilan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembinaan dan bimbingan pemasyarakatan dilakukan melalui pendekatan pembinaan mental (agama, Pancasila, dan sosial masyarakat) meliputi pemulihan harga
Lebih terperinciETIKA BISNIS. DARMAWANTO URIA, SP,.M.Si
ETIKA BISNIS DARMAWANTO URIA, SP,.M.Si POKOK MATERI: Bisnis dan etika dalam dunia modern (Ceramah) Sekilas teori etika (Ceramah) Keuntungan sebagai tujuan perusahaan Kewajiban karyawan dan perusahaan (1)
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL Pandangan klasik : tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba Pandangan sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab
Lebih terperinciKertas Kerja Pembatasan Grasi dan Hukuman Mati
Kertas Kerja Pembatasan Grasi dan Hukuman Mati Analisis Atas Penggunaan Undang-Undang Grasi dan Putusan Mahkamah Konstitusi terkait Grasi dalam Eksekusi Mati Gelombang Ke-3 Oktober, 2016 1 Pembatasan Grasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan
BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini, antara lain : 1. Penyebab kekerasan yang dialami pada masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih
Lebih terperinciBAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK A. KONDISI UMUM Dalam rangka mewujudkan persamaan di depan hukum, penghapusan praktik diskriminasi terus menerus dilakukan, namun tindakan pembedaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau lebih membenarkan suatu kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu
BAB IV KESIMPULAN Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu sampai dengan bab tiga. Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dari ketiga bab sebelumnya. Pada intinya masyarakat Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan masyarakat terhadap kelompok berorientasi homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial. Mayoritas masyarakat menganggap homoseksual
Lebih terperinciKalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga
Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan
Lebih terperinciPEREMPUAN DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Agustus 2016; disetujui: 14 Oktober 2016
PEREMPUAN DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Agustus 2016; disetujui: 14 Oktober 2016 Pengakuan dan penghormatan terhadap perempuan sebagai makhluk manusia sejatinya diakui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia harus melampaui konflik dengan menemukan metode yang menolak balas dendam, agresi dan pembalasan. -Martin Luther King Jr-
BAB I PENDAHULUAN Manusia harus melampaui konflik dengan menemukan metode yang menolak balas dendam, agresi dan pembalasan. -Martin Luther King Jr- A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia Pada tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Data yang dihimpun oleh Direktorat Tindak pidana Narkoba di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data yang dihimpun oleh Direktorat Tindak pidana Narkoba di Indonesia menyebutkan bahwa kasus penyalahgunaan NAPZA (Narkoba, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kekerasan merupakan permasalahan yang telah mengakar sangat dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan dapat menimpa siapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan
Lebih terperinciGENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd
GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT Agustina Tri W, M.Pd Manusia dilahirkan o Laki-laki kodrat o Perempuan Konsekuensi dg sex sbg Laki-laki Sosial Konsekuensinya dg sex sbg Perempuan 2 Apa Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum. Tindak kekerasan di dalam
Lebih terperinciIfdhal Kasim. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Hak Sipil il & Politik: Sebuah Sketsa Ifdhal Kasim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Disampaikan ik pada PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK JEJARING KOMISI YUDISIAL RI, diselenggarakan oleh Puham UII, bekerjasama
Lebih terperinciGender, Social Inclusion & Livelihood
Gender, Social Inclusion & Livelihood LATAR BELAKANG KOMITMEN AWAL PEMBANGUNAN UTK MELIBATKAN SELURUH KOMPONEN BANGSA BAIK L/P DALAM PEMBANGUNAN Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian mengenai pelaku KDRT pada ibu hamil di Kab. TTS menunjukkan bahwa dari kelima orang riset partisipan yang diteliti, empat orang diantaranya yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Korban dalam suatu tindak pidana, dalam Sistim Hukum Nasional, posisinya tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korban dalam suatu tindak pidana, dalam Sistim Hukum Nasional, posisinya tidak menguntungkan. Karena korban tersebut, dalam Sistim Peradilan (pidana), hanya sebagai figuran,
Lebih terperinciDisampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hakhak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat
Kovenan Hak Sipil & Politik Ifdhal Kasim Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hakhak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat Studi HAM UII,
Lebih terperinciSELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I
SELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I PERKEMBANGAN MORAL PADA MASA ANAK oleh: Triana Noor Edwina D.S Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Lebih terperinciImbas Konsistensi Hukuman Mati pada Hubungan Bilateral dalam Kasus Narkoba
Imbas Konsistensi Hukuman Mati pada Hubungan Bilateral dalam Kasus Narkoba Oleh: Moh. Rosyid mrosyid72@yahoo.co.id Abstract This article discusses about the debate over death penalty in the drug abuse
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia jurnalistik adalah dunia yang penuh dengan gejolak dan selalu berhubungan dengan persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Semua peristiwa menarik
Lebih terperinciKalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia
Kalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia Meskipun banyak rintangan dan tidak memperdulikan apakah mereka menerima pengakuan, para wanita biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Moral Kognitif Teori perkembangan moral (moral development), pada awalnya dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of a Child
Lebih terperinciETIKA LINGKUNGAN (Kuliah V)
ETIKA LINGKUNGAN (Kuliah V) Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 Etika Kebiasaan, cara hidup yang baik Dibakukan menjadi Kaidah, norma, aturan Nilai-nilai & prinsip moral Pedoman hidup: Man-Manusia Man-Masyarakt
Lebih terperinciSesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender
Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender 1 Tujuan belajar 1. Memahami arti stereotip dan stereotip gender 2. Mengidentifikasi karakter utama stereotip gender 3. Mengakui stereotip gender dalam media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) merupakan fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health Organization, 2005), demikian pula di Indonesia. Komisi Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kekerasan dalam hidupnya (UN Women, n.d.). Lebih lanjut, data yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah yang terjadi di berbagai belahan dunia. Hal tersebut menimbulkan dampak fisik dan psikologis terhadap perempuan.
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AKHIR
MASA KANAK-KANAK AKHIR Masa ini dialami pd usia : 6 tahun 11-13 tahun. Masa Usia Sekolah atau masa SD à anak sudah siap masuk sekolah. GAmbar by FH CIRI KHAS ANAK USIA SD GAmbar by FH Konformitas pd teman
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.
Lebih terperinciKONTEKSTUALISASI PEMIKIRAN JULIA SURYAKUSUMA STATE IBUISM WENING UDASMORO
KONTEKSTUALISASI PEMIKIRAN JULIA SURYAKUSUMA STATE IBUISM WENING UDASMORO INSPIRASI MARIA MIES KONSEP PENGIBURUMAHTANGGAAN DALAM PATRIARCHY AND ACCUMULATION ON A WORLD SCALE (1986) MADELON DJAYADININGRAT
Lebih terperinciPANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERBEDAAN PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB ANTARA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI YANG MERUPAKAN HASIL KONSTRUKSI SOSIAL BUDAYA
PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERBEDAAN PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB ANTARA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI YANG MERUPAKAN HASIL KONSTRUKSI SOSIAL BUDAYA Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi,
Lebih terperinci