BAB IV HASIL PENELITIAN. diwilayah administrasi kabupaten Gorontalo, didirikan pada tanggal 25

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. diwilayah administrasi kabupaten Gorontalo, didirikan pada tanggal 25"

Transkripsi

1 56 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Peneltian Gambaran Umum Lokasi Penelitian RSU M.M Dunda Kab. Gorontalo yang semula bernama RSU Limboto adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang berlokasi diwilayah administrasi kabupaten Gorontalo, didirikan pada tanggal 25 November 1963 dengan kapasitas awal tempat tidur adalah 29 buah. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan 171/Menkes/SK/III/1994 RSU Dr. M.M. Dunda ditetapkan menjadi RSU Kelas C yang peresmiannya pada tanggal 19 September 1994 bersamaan dengan penggunaan nama RSU. Dr. M.M. Dunda yang diambil dari nama seorang putra daerah perintis kemerdekaan yang telah mengabdikan dirinya dibidang kesehatan sehingga diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo dengan berkedudukan sebagai unit pelaksana pemerintah Kabupaten Gorontalo dibidang pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam perkembangnya RSU Dr. M.M Dunda menjadi Badan Pengelola berdasarkan SK. Bupati Gorontalo Nomor 171 Tahun 2002 tentang Pembentukan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M. Dunda Kab. Gorontalo. Sehingga Sejak Tahun Anggaran 2001 RSUD Dr. M.M. Dunda Kab. Gorontalo mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari dana Rutin,

2 57 APBD, APBN, dan hingga kini mempunyai kapasitas perawatan sebanyak 186 buah tempat tidur. Pada tanggal 1 september tahun 2009 RSUD Dr. M.M Dunda merubah status rumah sakit dari badan pengelola menjadi Badan Layanan Umum Daerah. Dan kini RSUD Dr. M.M. Dunda beralih status menjadi tipe kelas B melalui SK Menteri Kesehatan RI No : HK.03.05/I/1077/2011. Penelitian Yang dilaksanakan yaitu di ruangan Instalasi Rawat Darurat RSUD. M.M Dunda Limboto. Instalasi Rawat Darurat RS.M.M Dunda Limboto memiliki standar pelayanan gawat darurat yaitu memiliki kemampuan menangani masalah kesehatan anak dan dewasa 100%, jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam, pemberi pelayanan kegawatdaruratan memiliki sertifikat yang masih berlaku, waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat indikator < 5 menit setelah pasien datang, kepuasan pelanggan indikator > 70%, dan tidak adanya pasien yang membayar uang muka. Pasien Triage Kamar Mayat Tindakan Bedah Tindakan Non Bedah Tindakan Dan Resusitasi Tindakan Anak Pemeriksaan penunjang Pengobatan Pulang Rawat Inap Gambar 1. Alur Pelayanan Pasien IRDRSUD Dr. M.M Dunda Limboto

3 Keterangan Kepegawaian Dari 30 perawat di Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. M.M Dunda Limboto terdiri dari perempuan sebanyak 19 responden, dan 11 responden lakilaki, perawat yang berusia tahun sebanyak 26 responden dan 4 responden usia 31-40, perawat yang berpendidikan, Sekolah Pendidikan Kesehatan sebanyak 10 responden, Diploma III Keperawatan sebanyak 18 responden, S.Kep.1 responden, dan S.Kep N.s 1 responden, perawat yang memiliki lama kerja 1 tahun sebanyak 16 responden. 1-5 tahun sebanyak 10 responden, 6-10 tahun sebanyak 1 responden, dan yang >10 tahun sebanyak 3 responden Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian, terhadap 30 perawat di Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. M.M Dunda Limboto responden yang lebih banyak yaitu perempuan sebanyak 19 responden, Berdasarkan Usia yang lebih banyak yaitu perawat berusia tahun, sebanyak 26 responden, Berdasarkan tingkat pendidikan, yang lebih banyak yaitu perawat berpendidikan, Diploma III Keperawatan, sebanyak 18 responden, Berdasarkan lama kerja, perawat yang banyak yaitu yang lama kerja <1 tahun. Data umum penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, lama kerja serta tingkat pendidikan. Data umum disajikan dalam bentuk tabel 4.1 pada halaman berikutnya.

4 59 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di IRD RSUD Dr. M.M Dnda Limboto Tanggal 9 Mei- 9 Juni Karakteristik Frekuensi % Jenis Kelamin Laki- laki 11 36,60% Perempuan 19 63,30% Jumlah ,00% Umur % % % >50 0 0% Jumlah ,00% Pendidikan SPK % D III Keperawatan 18 60% S1- Keperawatan 1 3.3% S.Kep.Ners 1 3.3% Jumlah ,00% Lama Kerja < 1 Tahun % 1-5 Tahun % 6-10 Tahun % >10 Tahun % Jumlah ,00% Sumber data: Data Primer, Gambaran Responden Menurut Motivasi Kerja Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Tanggal 9 Mei - 9 juni 2013 Motivasi Kerja Frekuensi % Sangat Tinggi % Tinggi % Rendah 0 0% Tidak ada motivasi 0 0% Jumlah % Sumber data: Data Primer, 2013

5 60 Dari tabel 4.2, diatas dapat di ketahui perawat IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto yang memiliki motivasi kerja sangat tinggi sebanyak 14 responden atau (46.6%) dan yang memiliki motivasi kerja tinggi 16 responden atau (64.4%), tidak ada perawat memiliki motivasi kerja rendah dan yang tidak memiliki motivasi dalam bekerja Gambaran Responden Menurut Tingkat Burnout Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Burnout Responden di IRD RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto Tanggal 9 Mei - 9 juni 2013 Burnout Frekuensi % Tidak Burnout 18 60% Burnout Ringan (SH) 12 40% Burnout Sedang (SK) 0 0% Burnout Berat ( SM) 0 0% Jumlah % Sumber data: Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.3, di atas dapat di ketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kejenuhan kerja (burnout) ringan sebanyak 12 responden (40%) dan 18 responden (60%) yang tidak burnout, tidak ada yang memiliki sinyal kuning (kejenuhan kerja sedang) dan begitu juga tidak ada yang memiliki sinyal merah (kejenuhan kerja berat) Analisis Hubungan Motivasi Kerja dengan Burnout Berdasarkan hasil penelitian, maka hubungan motivasi kerja dengan burnout dapat dilihat pada tabel 4.4 pada halaman berikutnya:

6 61 Tabel 4.4 Hubungan Motivasi Kerja dengan Burnout pada Perawat di IRD RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto Tanggal 9 Mei - 9 juni 2013 Motivasi Kerja Total Burnout Ringan (SH) Burnout Tidak Burnout Total Sangat Tinggi 0 0% N % % N % % N % Tinggi 12 N 4 N 16 N 75.% % 25.% % 100% % 12 N 18 N 30 N 40% % 60% % 100% % Sumber data: Data Primer, 2013 P Value Berdasarkan tabel 4.4 diatas, terlihat bahwa sebanyak 14 responden atau (100%) memiliki motivasi kerja sangat tinggi dan tidak mengalami burnout. Dan dari sebanyak 16 responden atau (100%) yang memiliki motivasi kerja tinggi dan mengalami burnout ringan sebanyak 12 responden atau (75%) dan sebanyak 4 responden atau 25% yang tidak burnout dan memiliki motivasi kerja tinggi. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.6 diatas di peroleh 0.000) < 0.05, hal ini berarti H 0 di tolak dan H 1 diterima maka terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat.

7 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan motivasi kerja dengan burnout pada perawat di IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, selanjutnya dilakukan pembahasan sesuai dengan variabel yang di teliti Motivasi Kerja Hasil penelitian terhadap 30 responden tidak di dapatkan responden yang tidak memiliki motivasi kerja, didapatkan hasil sebanyak 14 responden atau (46.4%) yang memiliki motivasi kerja sangat tinggi dan yang memiliki motivasi kerja tinggi sebanyak 16 responden atau (64.4%). Secara teori motivasi kerja adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja dan meningkatkan prestasi atau hasil kerja individu). Motivasi kerja seseorang akan di tentukan motivatornya, yang meliputi, Prestasi (Achievement), Penghargaan (Reconigtion), Tantangan (Chalenge), Tanggung Jawab (Responsibity), Pengembangan (Development), keterlibatan (Involvement) dan Kesempatan (Opportun). Siswanto (2008:137). Menurut peneliti responden umur 31-40, banyak menguasai pekerjaan yang mereka lakukan sehingga tidak mengalami keraguan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan mereka bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan mereka. Mereka tidak segan dalam memberikan ilmu mereka kepada mahasiswa bimbingan mereka selama melaksanakan tugas. Dari beberapa poin yang di teliti dalam motivasi kerja perawat di IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto yang di

8 63 teliti faktor yang sangat dominan mempengaruhi motivasi kerja perawat yaitu pengakuan, tanggung jawab, dam pekerjaan itu sendiri.hasil penelitian motivasi kerja ini mengacu pada 7 domain yaitu prestasi, pengakuan, kondisi kerja, tanggung jawab, kemajuan dan pekerjaan itu sendiri. Menurut peneliti faktor yang memepengaruhi motivasi kerja perawat tinggi di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto yaitu pengakuan dan prestasi. Dari hasil kuisioner didapatkan domain motivasi kerja yang paling menonjol pada penelitian ini adalah pengakuan dan prestasi. Pengakuan disini dapat dilihat dari kuisisoner motivasi kerja pada pertanyaan no 8 yang paling banyak mendapatkan respon dari responden, responden menyatakan bahwa mereka senang bekerja karena atasan selalu mengkomunikasikan dengan bawahan jika mengambil suatu keputusan dan selalu kreatif dan inovatif dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas. Untuk indikator prestasi dapat dilihat dari dari kuisioner no 5 yang paling banyak mendapatkan respon dari responden, responden menyatakan bahwa mereka tidak merasa rendah diri jika mengalami kegagalan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan, mereka malah ingin selalu belajar dengan halhal yang baru mereka dapatkan di IRD. RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, walaupun sebagian besar dari mereka tingkat pendidikan mereka DIII Keperawatan. Penelitian ini sejalan dengan Teori motivasi kerja Hezberg, bahwa cara terbaik cara terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya. Hezberg mengatakan bahwa memberikan seseorang

9 64 kenaikan gaji atau kondisi kerja yang baik, tidak dapat memotivasi karena kebutuhan tingkat rendah dapat di penuhi (Hezberg, 2008 :36). Peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa motivasi kerja adalah suatu daya penggerak yang mampu menciptakan dorongan produktifitas kerja yang baik dan tulus yang bersumber dari kemauan, niat, sehingga dapat sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya Kejenuhan Kerja (Burnout) Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden tidak didapatkan yang mengalami kejenuhan kerja (burnout) berat namun didapatkan yang memiliki burnout ringan sebanyak 12 responden atau (40%) dan yang sebanyak 18 responden atau (60%) tidak mengalami burnout. Menurut teori kejenuhan kerja (burnout) adalah proses kelelahan fisik dan emosional yag diperkirakan dapat terjadi akibat faktor-faktor stres yang berhubungan dengan pekerjaan (Kamus Keperawatan edisi 7, 2005). Menurut National Safety Counsil tahun 2009 kejenuhan kerja merupakan akibat dari stres kerja dan beban kerja yang paling umum. Burnout merupakan gejala kelelahan emosional yang disebabkan oleh tingginya tuntutan pekerjaan yang sering dialami individu yang bekerja pada situasi dimana ia harus melayani kebutuhan orang banyak (Rita, 2004). Kejenuhan itu sendiri juga di pengaruhi oleh lingkungan tempat melakukan suatu pekerjaan. Apabila lingkungan yang sesuai dengan kemampuan

10 65 maka kejenuhan ini akan dapat di hindari. Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam waktu tertentu (Wandy, 2007:81). Beban kerja dapat di lihat dari tugas-tugas yang di berikan kepada perawat dalam kegiatan sehari-harinya. Apakah melebihi dari kemampuan mereka bervariasi, atau adakah tugas tambahan di luar tugas sehari-hari perawat. Semakin banyak tugas tambahan yang dilakukan perawat maka akan semakin besar beban kerja yang akan di tanggung oleh perawat dan apabila semakin besar beban kerja yang harus di tanggung oleh perawat tersebut maka akan menyebabkan kejenuhan. Kejenuhan kerja (burnout) ini juga dapat di karenakan pekerjaan yang monoton atau tidak bervariasi, tugas kerja yang tidak jelas, kontrol kerja yang kurang, lingkungan kerja yang disfungsional dan aktivitas yang ekstrim overload (Muslihudin, 2009). Gejala yang dapat di tunjukan oleh seseorang yang mengalami kejenuhan kerja antara lain rasa malas yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan, terdapat perasaan gagal di dalam diri, cepat marah dan sering kesal, rasa bersalah dan menyalahkan keengganan dan ketidakberdayaan, negatifisme, isolasi atau penarikan diri, perasaan capek dan lelah setiap hari, sering memperhatikan jam ketika melaksanakan kegiatan, hilang perasaan positif terhadap klien, membatasi telepon dari klien dan kunjungan dari tempat kerja, menyamaratakan klien tidak mampu menyimak apa yang klien ceritakan, merasa tidak aktif dan sinisme terhadap klien dan sikap menyalahkan, adanya gangguan tidur, atau sulit tidur, asyik dengan diri sendiri, mendukung tindakan untuk mengontrol lingkungan misalnya menggunakan obat penenang, sering demam dan flu, sering sakit kepala

11 66 dan dan gangguan pencernaan, kaku dalam berfikir dan resisten terhadap perubahan, rasa curiga yang berlebihan dan paranoid. Pengunaan obat-obatan yang berlebihan atau sangat sering membolos kerja (Chernis, 1980). Menurut peneliti burnout adalah suatu reaksi psikis yang merupakan respon tubuh terhadap suatu pekerjaan yang di tandai dengan kebosanan, apatis terhadap lingkungan sekitar, dan hanya peduli pada diri sendiri dan terjadi secara berangsur-angsur dalam menjalani tugas. Tugas-tugas yang dilakukan oleh perawat IRD antara lain menerima pasien sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku memelihara peralatan keperawatan dan medis agar siap pakai, melakukan pengkajian keperawatan sesuai dengan batas kewenangannya, menentukan masalah keperawatan sesuai dengan kemampuanya, melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien dan batas kemampuan, melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai ptotap yang berlaku, melaksanakan evaluasi keperawatan sesuai dengan kemamampuan, mengobservasi pasien, melaksanakan tindakan yang tepat sesuai observasi, melaksanakan tugas observasi pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan, melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis (Depkes, 1999). Menurut peneliti kejenuhan kerja lebih dominan dirasakan oleh laki-laki. Dimana 7 dari 11 responden laki-laki, mengalami kejenuhan kerja ringan.

12 67 Pria yang mengalami burnout cenderung mengalami depersonalisasi. Sedangkan wanita yang burnout cenderung mengalami kelelahan emosional. Dan dari 26 responden, responden usia tahun mengalami kejenuhan kerja ringan. Hal ini dapat diakibatkan karena adanya beban pikiran yang dirasakan, harapan tidak realistis dengan kenyataan, belum matang dalam berpikir, dan emosional masih labil (Maslach dalam Scaufeli, 1993). Responden dengan lama kerja 1-5 tahun juga cenderung memiliki kejenuhan kerja, hal ini dapat disebabkan karena jenis pekerjaan yang dilakukan setiap harinya tidak bervariasi. Menurut Maslach tahun 2008, kejenuhan kerja (burnout) ini dirasakan pada karyawan dengan lama kerja yang dini, karena semakin lama karyawan bekerja ia akan semakin terbiasa dengan pekerjaannya, sedangkan untuk karyawan yang baru memulai menguasai pekerjaannya secara tidak langsung dapat mejadi beban stres akhirnya dapat menyebabkan kejenuhan dalam bekerja. Responden dengan jenjang pendidikan S-1 keperawatan mengalami kejenuhan kerja (burnout) ringan dan begitu juga dengan yang berpendidikan S.Kep.Ns mengalami burnout ringan, Schaufeli dkk (1993) mengemukakan profesi yang berlatar belakang pendidikan yang tinggi, cenderung rentan terhadap burnout jika dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan tingi karena profesi yang berpendidikan tinggi memiliki harapan atau aspirasi yang idealis sehingga dihadapkan pada suatu realistis bahwa terdapat kesenjangan antara aspirasi dan kenyataan maka muncullah kegelisahan dan kekecewaan yang dapat menimbulkan burnout, sebaliknya bagi profesi yang tidak berpendidikan tinggi

13 68 mereka cenderung kurang memiliki harapan yang sangat tinggi sehingga tidak menjumpai banyak kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Hasil penelitian kejenuhan kerja ini mengacu pada 3 domain yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan prestasi pribadi. Hasil kuisioner didapatkan domain kejenuhan yang paling menonjol pada penelitian ini adalah kelehan emosional. Kelelahan emosional disini lebih kearah persepsi responden terhadap perasaan capek dan lelah, baik dalam segi psikologis maupun fisik, kelelahan emosional disini dapat dilihat dari kuisioner kejenuhan kerja pada pertanyaan no 1-8, adapun pertanyaan yang paling banyak mendapatkan respon dari responden adalah pertanyaan no 2 yang menyatakan perasaan lelah dan capek setelah pulang kerja sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka mengalami perasan letih dan lelah setiap hari. Menurut peneliti letih dan lelah wajar bila dirasakan setiap selesai akhir kerja, tetapi apabila setiap hari merasakan letih dan lelah setiap pulang kerja maka kemungkinan terjadi karena faktor tertentu. Motivasi seseorang turut berperan serta dalam terjadinya kejenuhan, apabila motivasi rendah maka akan mempengaruhi sikap dan kepuasan dalam bekerja dan pada akhirnya akan menjadi kejenuhan kerja dan untuk indikator depersonalisasi mengacu pada sifat negatif, tangapan sinis ataupun memisahkan diri dari individu lain di tempat kerja. Hal yang paling menonjol pada indikator depersonalisasi ini pada pertanyaan no 15 tentang menyamaratakan keadaan klien atau pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya. Hal tersebut sesuai dengan

14 69 pernyataan dalam referensi Muslihudin tahun 2009 yang menyatakan bahwa salah satu tanda dan gejala dari kejenuhan kerja yaitu menyamaratakan klien. Pasien di rumah sakit meiliki keadaan berbeda-beda serta kebutuhan yang berbeda-beda pula, apabila pasien dalam keadaan gawat dan pasien yang tidak dalam keadaan gawat dalam penanganannya disamaratakan maka salah satu pasien akan dirugikan dari segi kesembuhan pasien itu sendiri, sedangkan untuk indikator penurunan prestasi pribadi hal yang paling menonjol dapat dilihat dari pertanyaan no 8 yang menyatakan bekerja secara spontanitas dan kreatif. Hal ini sesuai dengan teori potter pada tahun 2005 yang menyatakan salah satu tanda dan gejala kejenuhan kerja bersikap kreatif dan spontanitas, sikap kreatif dan spontanitan kadang sangat diperlukan perawat dalam menghadapi keadaan yang sangat mendesak. Tetapi setiap tindakan perawat memerlukan prosedur operasional yang baku dan alangkah baiknya apabila perawat mengikuti prosedur yang telah dibuat sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan Hubungan Motivasi Kerja dengan Burnout Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi-squre di peroleh p value < 0.05, hal ini berarti H 0 di tolak dan H 1 diterima sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat. Adanya hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat IRD RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto dapat di dukung oleh pernyataan maslach burnout inventori yang menekankan terjadinya suatu perubahan motivasi kerja. hilangnya semangat yang dialami pekerja atau penolong berkaitan dengan stres atau kekecewaan yang berlebih yang dialami dalam situasi kerja.

15 70 Hal yang diterangai pada penelitian ini penyebab tingginya motivasi kerja perawat di IRD RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto dipengaruhi oleh prestasi dan pengakuan. Dalam melakukan pekerjaanya perawat selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kesembuhan dan kenyamanan pasien, perawat juga selalu bersikap positif terhadap pekerjaanya tanpa merasa mengeluh dan terbebani dengan tanggung jawabnya sebagai perawat pada proses pemberian pelayanan keperawatan. Perawat di IRD RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto mampu menunjukan perhatian yang baik pada pasien, rekan kerja ataupun atasannya dan mampu bekerjasama dalam suatu tim kerja. Penelitian ini menunjukan burnout yang dialami oleh perawat di ruang IRD. RSUD Dr. M.M Dunda Limboto dalam katagori ringan. Berdasarkan penelitian diatas maka dapat di simpulkan bahwa H 1 pada penelitian ini di terima dan H 0 ditolak jadi pada penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat di IRD RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto. Hasil penelitian berdasarkan korelasi statistik uji chi-square. Motivasi kerja hanya merupakan salah satu faktor dari penyebab terjadinya burnout. Faktor lain penyebab terjadinya burnout seperti yang di kemukakan oleh Chernis (dalam daud 2007) yaitu gaya kepemimpinan yang di terapkan oleh atasan, kurangnya dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga, teman kerja atau atasan, selain itu juga faktor budaya dan sejarah yang sedang terjadi dalam suatu lingkungan.

16 71 Motivasi kerja memiliki hubungan dengan burnout, karena burnout itu juga di pengaruhi oleh beban kerja dan stres kerja yang paling umum (Nasional Cafety Counsil 2004). Menurut Muslihudin (2009) burnout juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekurangan kontrol, ekspektasi kerja yang tidak jelas, dinamika ruang kerja yang disfungsional, ketidak sesuaian dalam nilai, pekerjaan yang tidak disukai dan aktivitas yang ekstrim. Perawat dituntut untuk memberikan praktek keperawatan yang maksimal serta bekerja dalam keadaan yang baik dalam segi fisik maupun psikis (Mahlmeister 2001). Perawat yang mampu memanage dirinya dengan baik, tidak akan mengalami kejenuhan kerja, tetapi apabila perawat tidak memiliki kontrol diri dan tidak mampu mengatur dirinya maka perawat tersebut, akan mengalami burnout yang tinggi dan berpengaruh pada hasil kerja (Potter, 2005). Kejenuhan kerja (burnout) perawat yang tinggi akan beresiko terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat karena, apabila burnout menjadi tinggi maka motivasi menjadi rendah sehingga ketelitian dan keamanan kerja menjadi menurun dan berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan (Furguson, 2004) Menurut peneliti kejenuhan yang terjadi pada perawat disebabkan oleh aktivitas yang terlalu monoton dan berlebihan sehingga perawat membutuhkan energi yang cukup besar agar tetap fokus. Hal ini dibuktikan dengan poin tertinggi pada soal kuisioner no 8 tentang kreatifitas dan spontanitas dalam bekerja, didapatkan dari 30 responden sebanyak 19 (63,3 %) yang kreatif dan spontan

17 72 dalam bekerja kemungkinan hal ini terjadi karena perawat sudah terbiasa dengan kegiatan yang dilakukan setiap harinya sehingga tindakan apapun.yang diberikan pada pasien dilakukan dengan spontan dan kreatif. Menurut peneliti sebagian responden memiliki motivasi kerja yang sangat tinggi dari 30 responden sebanyak 14 responden atau (46.4%) yang memiliki motivasi kerja yang sangat tinggi. lama kerja juga turut berperan dalam motivasi kerja hampir semua perawat yang bekerja < 1 tahun memiliki motivasi kerja yang masih sangat tinggi dikarenakan kebutuhan prestasi yang dapat mendoronganya mencapai suatu sasaran. Menurut Frederick Hezberg tahun (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah prestasi yang ingin dicapai selama bekerja. Motivasi kerja sangat perlu ditingkatkan dan di evaluasi oleh institusi karena motivasi kerja mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya potensi bawahan agar mau bergerak serta mampu menciptakan produktifitas kerja yang baik dan tulus yang bersumber dari kemauan atau niat sehingga dapat memberikan pelayanan kualitas kerja yang sebaik-baiknya. Apabila motivasi kerja perawat baik maka akan menghasilkan pelayanan keperawatan yang baik sehingga pasien atau klien akan merasa puas dengan hasil kerja yang di berikan oleh institusi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit dalam 20 tahun belakangan ini meningkat dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut tentunya akan menimbulkan

Lebih terperinci

KEJENUHAN KERJA (BURNOUT) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEJENUHAN KERJA (BURNOUT) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN Jurnal STIKES Volume 5, No. 2, Desember 2012 KEJENUHAN KERJA (BURNOUT) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN JOB BURNOUT (BURNOUT) WITH PERFORMANCE BY NURSES IN NURSING CARE PROVISION

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya penyakit di masyarakat, maka pelayanan kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN BURNOUT PADA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA DEWASA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

KECENDERUNGAN BURNOUT PADA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA DEWASA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA KECENDERUNGAN BURNOUT PADA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA DEWASA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: SIGIT PRIHANTORO F100070095 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, Kabupaten 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, Kabupaten 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan 1 I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi keperawatan memiliki pekerjaan yang kompleks dan rentan mengalami kejenuhan kerja. Kejenuhan kerja adalah keadaan kelelahan fisik, mental dan emosional yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam 74 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum lokasi penelitian, 2) data demografi responden, 3) data khusus mengenai variabel yang diukur yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah profesi, pekerjaan menjadi perawat mempunyai resiko yang cukup tinggi untuk mengalami stres di rumah sakit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Rumah Sakit belakangan ini telah berkembang kearah bisnis yang cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:  diakses pada 25/04/2014 pukul WIB) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas pelayanan tentu akan mempengaruhi kerja dari tiap pemberi jasa pelayanan. Umpan balik dan informasi merupakan elemen yang penting dalam membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pelayanan jasa yang diberikan kepada masyarakat adalah pelayanan di bidang kesehatan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres kerja adalah suatu keadaan emosional yang timbul karena adanya ketidaksesuaian antara beban kerja dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres kerja yang dihadapinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki peranan penting sebagai penunjang kesehatan masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang munculnya topik penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan menguraikan satu-persatu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut bahkan sumber tenaga manusia sudah dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Response time merupakan waktu tanggap yang dilakukan kepada pasien saat pasien tiba sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas Instalasi Gawat Darurat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit X merupakan RS Nasional, yang mengampu tujuh RS di Jawa Barat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruang ICU merupakan ruang rawat di Rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia adalah salah satu unsur pendukung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengumpulan Data Dalam proses pengambilan data melalui pembagian kuesioner, peneliti menargetkan untuk dapat mengumpulkan data dari para responden dalam waktu satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana S -1 Keperawatan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang mereka hanya membutuhkan gaji atau upahnya saja sebagai wujud dari sebuah kompensasi. Kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi salah satu tujuan utama dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan saat ini. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang setiap saat terdapat kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi yang bersifat sosio-ekonomis yang berfungsi dan bertugas untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN 96 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Rotasi Kerja dan Burnout dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Prof. : DR. Muhammad Ildrem Medan Nama Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Perawat lebih banyak berinteraksi dengan pasien dibandingkan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan, maka perlu diselenggarakan sarana kesehatan yang mampu melayani masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Searah dengan perkembangan masyarakat, tuntutan akan pelayanan yang diberikan baik oleh pemerintah maupun swasta juga ikut meningkat. Baik tidaknya pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI 0 HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh: NAMA : JAZA

Lebih terperinci

Analisis Kinerja RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu Berdasarkan Balanced Scorecard

Analisis Kinerja RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu Berdasarkan Balanced Scorecard 84 Analisis Kinerja RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu Berdasarkan Balanced Scorecard Bapak/Ibu/Saudara yang terhormat, Guna lebih meningkatkan mutu pelayanan RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu, mohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002).

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam segala bidang pembangunan mendorong perubahan yang radikal, termasuk perubahan perilaku sebagai wujud eksplisit dari pola pikir yang teradopsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini permintaan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan adanya program Jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. haruslah bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan terjangkau oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. haruslah bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan terjangkau oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Sebuah rumah sakit di bangun untuk mencapai tujuan memberikan pelayanan bagi orangorang yang menggunakan jasa dibidang kesehatan. Dalam melaksanakan atau menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau sikap umum terhadap perbedaan penghargaan yang diterima dan yang seharusnya diterima. Kepuasan kerja dipengaruhi

Lebih terperinci

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita KUESIONER Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan skripsi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Dampak perkembangan zaman dan pembangunan dewasa ini juga menjadi faktor peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan pasien adalah perawat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai standar yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Teluk Belitung dan Kepala UPT Puskesmas Teluk Belitung. Dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Teluk Belitung dan Kepala UPT Puskesmas Teluk Belitung. Dengan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Responden Seperti yang diutarakan pada bab sebelumnya, bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebanyak orang yang terdiri dari masyarakat Kelurahan

Lebih terperinci

No. Responden : Universitas Sumatera Utara

No. Responden : Universitas Sumatera Utara 88 KUSIONER PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2016 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan meraih derajat Sarjana Keperawatan Diajukan Oleh: TITIK HARYANI J

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PERAWAT DI IRD RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PERAWAT DI IRD RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PERAWAT DI IRD RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN 27 April 2009 Basuki ABSTRAK Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat sangat rentan terhadap

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN 46 BAB 6 HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari isian kuesioner yang sudah disebarkan ke responden (n = 44). Selanjutnya, isian kuesioner diolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur multidisipliner yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Keperawatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

Lebih terperinci