Strategi Pengembangan Pariwisata (Wisata Pantai Balekambang) Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang
|
|
- Yenny Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Strategi Pengembangan Pariwisata (Wisata Pantai Balekambang) Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang M. Idris, Sutriyono², ST Salmia L.A.³,,) Program Studi Teknik Industri S-, Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Malang Abstrak Kabupaten Malang memiliki sederetan pantai, salah satunya yang terdahulu adalah pantai Balekambang dengan sejumlah fasilitasnya yang mengacu pada sapta pesona pariwisata. Peningkatan wisatawan merupakan suatu harapan bagi pengelola (PD. Jasa Yasa) ini, dengan mencari strategi yang tepat dan sesuai. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengidentifikasi faktor pendorong/ pendukung dan penghambat pengembangan wisata di obyek wisata Pantai Balekambang. Dari hasil penelitian analisis SWOT ditemukan faktor pendukung adalah kebersihan, keasrian lingkungan wisata. Sedangkan faktor penghambat adalah kondisi beberapa fasilitas yang kurang terawat dan penataannya. Faktor peluang adalah pantai wisata ini sebagai destinasi andalan kabupaten Malang. Perlu meningkat promosi lewat teknologi informasi. Sedangkan yang menjadi ancaman yaitu faktor alam dan faktor tidak tersedianya angkutan umum menuju lokasi ini. Dalam analisisnya ditemukan bahwa obyek (DTW) pantai Balekambang pada sel V matrik IE yang berarti strateginya adalah Hold and Maintain (menjaga dan mempertahankan) dan perlu ada pengembangan serta menata ulang sebagian fasilitasnya. Kata Kunci: Strategi Pengembangan Wisata, SWOT Pendahuluan Pembangunan daerah adalah salah satu program nasional secara utuh dan atas dasar otonomi daerah. UU Nomor Tahun 00 [7] tentang otonomi. Secara umum Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang mempunyai keragaman wisata, diantaranya wisata alam, budaya dan religi karena keragaman penduduk suku dan budayanya [9]. Jawa Timur adalah salah satu yang memiliki keragaman tersebut, diantaranya kabupaten Malang yang sebagian wilayahnya berupa pantai dan dataran tinggi. Terdapat lebih dari tujuh pantai, namun yang yang memiliki keragaman Obyek DTW dan kesiapan sapta pesona adalah Pantai Balekambang. Kab. Malang pada tahun 0 dipromosikan sebagai Pesona Jawa Timur, menurut Rendra Krisna [] Kabupaten Malang telah dicanangkan sebagai Bumi Agro Eko Wisata yang terkemuka di jawa timur. Data disbudpar Kab. Malang (PD. Jasa Yasa) kedatangan wisatawan mengalami fluktuasi mulai hingga pertengahan [9]. Hal ini karena aksesibilitas yang ada sebagian belum layak. Kerajinan rakyat belum dapat terpenuhi secara optimal. Disbudpar kabupaten Malang mengadakan pemilihan putra-putri duta wisata dengan nama JOKO-RORO, dengan harapan bisa membawa misi seni-budaya dan informasi tentang kepariwisataan Kabupaten Malang ketingkat nasional maupun manca negara. [] Dinas Pariwisata adalah Badan Kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerintah sebagai suatu badan yang diberi tanggung jawab dalam pembangunan dan pembinaan kepariwisataan dari tingkat pusat maupaun sampai tingkat daerah. Undang-Undang No.0 Tahun 009 [8] tentang Kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas yang diperlukan wisatawan serta layanan untuk wisata disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemeritah daerah. Sapta pesona merupakan sebutan bagi 7 (tujuh) unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di Indonesia. Untuk Pantai Balekambang sendiri sudah dicanangkan sejak 0 yang lalu, melalui Gerak Aksi Sapta Pesona Balekambang yang diprakarsahi oleh Dinas Pariwisata dan Duta Wisata Joko Roro Kabupatyen Malang. Unsur pengembangan itu antara lain Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan [], [8]. Dalam Undang-Undang No.9 Tahun 990 [9] Pemeritahan Republik Indonesia tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah suatu suatu hal yang menjadi sasaran wisata terdiri dari Obyek dan daya tarik wisata, alam, flora fauna, musium sejarah dan sebagainya, walaupun kemudian mengalami perubahan
2 namun inti tersirat bunyi undang-undang tentang kepariwisataan tersebut adalah pengelompokan jenis obyek wisata antara lain: (a) Wisata Alam, (b) Wisata Sosial Budaya dan (c) Wisata Minat Khusus. [] Keberhasilan suatu tempat obyek wisata hingga tercapai industri wisata sangat tergantung pada kelayakan A yaitu Attraction (atraksi sebagai daya tarik wisata), Accessibility (akses ke lokasi mudah), Aminities (fasilias tempat wisata) []. [], [] meningkatnya kontribusi sektor pariwisata seiiring pula dengan meningkatnya kunjungan wisatawan dan meningkatnya kualitas seni budaya setempat. Dengan demikian pula dimaksud kualitas budaya yang berarti meningkatkan keramah tamahan dalam menyambut wisatawan. Metodologi Penelitian Tempat penelitian adalah Taman Wisata Balekambang, yang ada di Kabupaten Malang lokasi 0 Km, Selatan Kepanjen atau Km selatan Kota Malang. Pengambilan data dilakukan secara kuisioner [], [6]. Data primer, Instrumennya adalah kuisioner yang disusun berdasarkan pertanyaan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada, tidak memberatkan, [7] bahwa setiap item instrumen yang menggunakan skala likert. Data sekunder dari buku progress report dari Disbudpar Kab. Malang, literatur, acuan jurnal peneliti terdahulu, artikel. Deskriptif Kualitatif, penggunaan metode ini adalah untuk menjawab adanya faktor-faktor pendorong dan penghambat [] pengembangan pariwisata sebagai ODTW. Dan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu mengungkap fakta, keadaan, fenomena yang ada. Analisis SWOT dipergunakan untuk meneliti permasalahan obyek dalam mencari strategi pengembangan suatu kawasan wisata berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Hasil Analisis dan Identifikasi faktor Internal dan Eksternal Analisis Internal, diidentifikasi faktor Kekuatan: () Panorama alam indah, nyaman dan menarik, () Kebersihan lingkungan wisata dan pantai bersih, () Tersedianya sarana dan prasarana penunjang wisata, () Aksesbilitas menuju lokasi wisata memadai, () Kerjasama antara pengelola dan masyarakat terjalin dengan baik, (6) Letak kawasan Balekambang berdekatan dengan tempat wisata lain. Kelemahan: () Pelayanan pengelola kepada wisatawan belum optimal, () Kondisi beberapa fasilitas yang kurang terawat, () Keterbatasan jenis atraksi wisata, () Adanya PKL yang berjualan di sembarang tempat, () Jenis barang dagangan dan cinderamata yang ditawarkan kurang beragam, (6) Kurangnya usaha promosi. Analisis Eksternal, diidentikasi faktor Peluang: () Kebijakan pemerintah kabupaten Malang mendukung pengembangan pariwisata, () Obyek wisata balekambang merupakan andalan obyek wisata kabupaten Malang, () Rencana pembangunan JLS kemudahan asesibilitas wisatawan, () Pengembangan wisata menciptakan lapangan kerja, () Kemajuan teknologi informasi sebagai sarana peningkatan promosi: () Persaingan tempat pariwisata di kota kota lain, () Belum dikaitkan obyek wisata Balekambang dalam paket perjalanan wisata, () Faktor gangguan alam, () Tidak tersedianya angkutan umum menuju lokasi Balekambang. Hasil Penelitian Setelah menganalisis dan mengidentifikasi kondisi lingkungan Internal dan Eksternal nya, berikutnya adalah merumuskan strategi,yang melalui tiga tahapan, yakni tahapmelalui Matrik IFE dan EFE, tahap pencocokan yang meliputi matrk IE dan SWOT serata tahap pengambilan keputusan Keputusan dengan menggnakan QSPM. Hasil analisis matrik IFE pada Tabel Tabel. Matrik IFE Pengembangan Wisata pantai Balekambang Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Strength (Kekuatan) Panorama alam indah, nyaman dan menarik Kebersihan lingkungan wisata, pantai bersih Tersedianya sarana dan prasarana penunjang wisata
3 6 6 Aksesibilitas menuju lokasi wisata memadai Kerjasama antara pengelola dan masyarakat terjalin baik Letak kawasan Balekambang berdekatan dengan tempat wisata lain Weakness (Kelemahan) Pelayanan pengelola kepada wisatawan belum optimal Ada beberapa fasilitas yang kurang terawat Keterbatasan jenis atraksi wisata Adanya PKL yang berjualan di sembarang tempat Jenis barang dagangan dan cinderamata yang ditawarkan kurang beragam Kurangnya usaha promosi Jumlah Hasil analisis matrik EFE pada Tabel Tabel. Matrik EFE Pengembangan Wisata pantai Balekambang Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Opportunity (Peluang) Kebijakan pemerintah kabupaten Malang wisata balekambang merupakan andalan.pemda kab.malang. Pembangunan JLS kemudahan asesbilitas Pengembangan wisata menciptakan lapangan kerja baru. Kemajuan teknologi informasi sebagai upaya peningkatan promosi Threaths (Ancaman) Persaingan tempat pariwisata di kota kota lain Belum dikaitkan obyek wisata balekambang dengan tempat lain dalam paket perjalanan Faktor alam seperti gempa bumi, kondisi cuaca yang buruk menjadi ancaman bagi keamanan dan kenyamanan wisatawan Tidak tersedianya angkutan umum menuju lokasi balekambang Jumlah.7
4 Gambar. Matrik IE wisata pantai Balekambang EFE SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat Sedang Lemah Tinggi Sedang I II III IV (.9;.7) V VI.00 Rendah VII VIII IX Matrik IE, merupakan gabungan dari hasil faktor Internal dan Eksternal dari matrik IFE dan matrk EFE, matrik ini (IE) dipergunakan untuk melihat posisi strategi obyek taman wisata Balekambang, yang dapat dilihat pada Gambar. Berdasarkan total nilai skor bobot analisis faktor matrik IFE sebesar.9 dan total nilai skor analisis faktor matrik EFE sebesar.7, maka obyek wisata pantai Balekambang pada sel V dalam matriks IE. Strategi Hold and Maintain (menjaga dan mempertahankan). Yang dimaksudkan adalah pengelola pantai wisata ini butuh kedisiplinan dan keseriusan dalam menjalankan tugasnya. Utamanya pimpinan harus selalu tanggap pada kondisi dan situasi yang ada dalam hal kebersihan, keamanan disamping perlu juga mengadakan perawatan pada tanaman peneduh disepanjang jalan pantai. Disamping itu pengelola harus mampu pempertahankan akan prestasi yang pernah diraih dan tetap sisiplin mempertahankannya, agar wisatawan merasa nyaman dalam berlibur. Analisis SWOT Hasil Analisis SWOT dan Matrik SWOT Hasil perhitungan pada matrik IFE dan EFE dapat diperoleh nilai SWOT adalah ( ) = 0.0; (.68.0) = 0.. (Kw. I) Usaha pengelolaanya kurang maksimal. Peluang I Kekuatan Gambar. Analisis SWOT (Kwadran I) Dalam analisis swot Gambar, tersebut titik koordinat berada pada diatas diagonal (0,0; 0,) yang berarti bahwa pengelola kurang pantai wisata ini kurang semangat (kurang serius) terbukti menyia-nyiakan opportunity yang ada yakni O > W di kasus ini ada kesempatan yang ter buang. Pada matrik SWOT gambar, analisis terjadi pada sel V (holdmand maintain) sebagai strategi SO matrik SWOT yang kisi-kisi antara lain: ) Program penataan kawasan pariwiwata dan inventarisasi daya tarik wisata. ) Program pengembangan sarana dan prasarana dan ) Peningkatan perekonomian masyaraka Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Matrik QSPM merupakan analisis pada tahap pengambilan keputusan dan prioritas dari alternatif strategi IE dan matrik SWOT. Rekapitulasi Hasil Alternatif Strategi dari Matrik QSPM Tabel. Matrik SWOT
5 Alternatif Strategi. Program Penataan Kawasan pariwisata dan program inventarisasi daya tarik wisata, Program pengembangan sarana dan prasarana serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Bekerjasama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya dalam meningkatkan pelayanan wisata daerah dan sapta pesona serta mengembangkan strategi promosi.. Peningkatan Sumber Daya Manusia, meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata untuk mengembangkan SDM penduduk lokal di bidang pariwisata TAS Kesimpulan Dari hasil analisis SWOT tersebut ditemukan faktor pendukung adalah kebersihan, keasrian lingkungan wisata (0,70). Sedangkan faktor peng-hambat adalah kondisi beberapa fasilitas yang kurang terawat dan penataan fasilitas (0,8). Faktor peluang adalah pantai wisata ini merupakan destinasi andalan Kabupaten Malang (0,08) dan perlu meningkat promosi lewat teknologi informasi (0,08). Sedangkan yang menjadi ancaman yaitu faktor alam (0,6) dan tidak tersedianya angkutan umum menuju lokasi ini (0,). Dalam analisisnya ditemukan pula bahwa obyek (DTW) pantai Balekambang pada sel V matriks IE (.9;.7) yang berarti strateginya adalah Hold and Maintain. QSPM: ke (.97), ke (.67) dan ke (.97)., yang ke- masih tetap PT. Jasa Yasa segai pengelola. Maka dapat disimpulkan bahwa PD. Jasa Yasa agar tetap menjaga kedisiplinan dan meningkatkan etos kerja dalam bidang kebersihan lingkungan dan ketertiban. Merawat atau menambah pepohonan agar wisatawan merasa lebih nyaman dan berkesan. Juga untuk bisa labih berdaya saing, pengelola perlu meningkatkan SDM dan berperan serta dalam menyongsong perencanaan strategis RPJMD dan tata ruang wilayah berupa infrastruktur salah satunya adalah JLS [6], [7], maka wisata pantai Balekambang perlu ada pengembangan sarana dan menata ulang sebagian fasilitasnya, agar pantai ini mendatang lebih diminati oleh wisatawan. Daftar Referensi [] Jarianto. 0. Travel Patten Jawa Timur, suatu buku panduan untuk travel wisata, yang disusun oleh asosiasi pariwisata, pelaku usaha pariwisata beserta dinas kebudayaan dan pariwisata Jawa Timur. [] Jarianto. 0. Rencana Strategis Disbudpar, Provinsi Jawa Timur. [] Muhammad, K. 0. Ekspedisi Jelajah Seribu Pantai. Jawa Pos Radar Malang. [] Oka, A. Yoeti. 00. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Pradnya Paramita Jakarta. [] Purnomo, Setiawan Her, Zulkieflimansyah Managemen Strategis, buku seri managemen. FE Universitas Indonesia. [6] Perda Kab. Malang Nomor Tahun 00. Tentang tataruang wilayah kab. Malang. [7] Perda Kab. Malang Nomor Tahun 0. Tentang RPJMD Tahun [8] Rangkuti, Freddy. 0. Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis - cara perhitungan bobot, rating dan ocai. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. [9] Sugiyono. 0. Memahami Penelitian Kwalitatif. Alfabeta. Bandung. [0] Undang-Undang R I Nomor: 9 Tahun 990, Tentang Kepariwisataan, [] Undang-Undang R I Nomor: Tahun 00, Tentang Pemeritahan Otonomi Daerah. [] Undang-Undang R I Nomor: 0 Tahun 009, Tentang Kepariwisataan. Wedanthara, Made Arya, Staf. 0. Analisa Pemasaran Terhadap Kunjungan Wisata di Kabupaten Malang Tahun 0 dan Tahun 0, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang
BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti langsung ke lapangan untuk
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara
20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden
Lebih terperinciBAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Diamond Journey Network, yang merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Diamond Journey ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu dengan meneliti langsung data yang terkait dengan penelitian ke lokasi
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI
STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI Camelia Agatha Mahayu Putri I Putu Sudana I GPB. Sasrawan Mananda Email : cameliagatha@gmail.com PS. S1 Industri
Lebih terperinciRANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM
111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km
37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja
Lebih terperinci4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM
ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Cihideung, kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat atau 20 km dari Kota Bandung, Jawa Barat. Pencarian data-data dilakukan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik
96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam
Lebih terperinciagrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari
II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Jarak Situ Ciburuy ke Kabupaten Bandung
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,
35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat, dari pengembangan sistem yang ada hingga bentuk dan kenyamanan yang ada di tempat wisata tersebut. Perubahan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer dan data sekuder. Adapun langkah-
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinci: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di wilayah Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Berdasarkan wilayah pemangkuan hutan termasuk rph Sukaraja, bkph
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah yang kaya akan objek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, wisata buatan dan peninggalan sejarah.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *
Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 05 FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI
Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 2, 2015 STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Herlita Br Tarigan Ni Putu Eka Mahadewi I Putu Sudana Email : herlitatarigan@gmail.com
Lebih terperinciAnalisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata
CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di
38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran
Lebih terperinciGambar 2 Tahapan Studi
13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data
13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri terbesar abad ini, hal ini bisa dilihat dari sumbangannya terhadap pendapatan dunia serta penyerapan tenaga kerja yang menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung Dini Haris Wulandari, Woro Priatini, Herry Ryana Program Studi Manajemen
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penelitian tentang pengembangan objek wisata pantai di Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Unsur
Lebih terperinciBAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1. Simpulan Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Potensi- potensi daya tarik wisata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Pantai Widuri, dipilihnya lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek wisata
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan
Lebih terperincipenelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB 3 METODE PROBLEM SOLVING
BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1
FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinci: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH PADA USAHA MEBEL (Studi Kasus pada UD. Agung Mebel Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat) Nama : Bachtiar Rifai NPM : 10208229 Jurusan : Manajemen
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan
Lebih terperinciVII. FORMULASI STRATEGI
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN
Sabua Vol.5, No.3: 149-156, Oktober 2013 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN Lidya Pomantow
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang memiliki prospek dan potensi cukup besar untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
Lebih terperinciMENYUSUN STRATEGI. "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana".
BAB VII MENYUSUN STRATEGI "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana". 7.1. Apa itu Strategi Strategi diturunkan dari visi dan misi organisasi setelah dilakukan analisis lingkungan internal
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari
Lebih terperinci3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling
METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA Ander Sriwi I Nyoman Sudiarta Ni Putu Eka Mahadewi Email : undersriwi@gmail.com PS. S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata UNUD
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode survey. Pabundu (1996, hlm. 9) menjelaskan bahwa metode survey bertujuan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1 Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden. (Fowler, F.J, 2004 dalam Sangadji,
Lebih terperinciANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN
ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN Putri Puspita Sari Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG
BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.... HALAMAN PERNYATAAN.... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:
Lebih terperinciIV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa
Lebih terperinciBAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan
Lebih terperinci