BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mekah dan dibeberapa tempat di luar Kota Mekah dalam bulan Zulhidjah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mekah dan dibeberapa tempat di luar Kota Mekah dalam bulan Zulhidjah."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HAJI Defenisi Haji Ibadah haji adalah rukun Islam yang ke lima. Rukun tersebut menetapkan bahwa bagi setiap muslim yang mampu wajib untuk melaksanakannya, sekali seumur hidup. Mengerjakan haji ialah mengerjakan beberapa amal tertentu di Mekah dan dibeberapa tempat di luar Kota Mekah dalam bulan Zulhidjah. Mengerjakan haji itu hukumnya fardhu ain bagi umat Islam yang akil-baligh dan mampu sekali dalam seumur hidup dan sunat mengerjakannya berulang-ulang (Thalib, 1966:5) Jenis-Jenis Haji Haji terdiri atas tiga jenis, yaitu haji Ifrad yang berarti menyendiri. Dalam pelaksanaannya, ibadah yang pertama dilakukan adalah ibadah haji hingga selesai, kemudian baru ibadah umroh sampai selesai. Yang kedua yaitu haji Tamattu yang berarti bersenang-senang atau bersantai-santai. Ibadah yang pertama dilakukan yaitu ibadah umroh hingga selesai, setelah itu baru melakukan ibadah haji sampai selesai. Yang ketiga yaitu haji Qiran yang dapat diartikan dengan menyertakan atau menggabungkan. Adapun dalam terminologi fiqih, haji qiran ialah pelaksanaan ibadah haji dan umroh sekaligus dan dengan satu niat (Al Munawar, 2003:44).

2 2.1.3 Syarat Haji Syarat yang harus dipenuhi ketika ingin melakukan ibadah haji yaitu: (Thalib, 1966:10) 1. Islam. Tidak diwajibkan bagi orang kafir mengerjakan haji. 2. Baligh. Tidak diwajibkan bagi anak-anak yang belum baligh. 3. Berakal. Tidak diwajibkan bagi orang yang gila. 4. Merdeka. Tidak diwajibkan bagi budak. 5. Mampu. Tidak diwajibkan bagi orang yang tidak mampu Rukun Haji Rukun haji adalah amal-amal yang wajib dikerjakan pada waktu melaksanakan haji. Apabila salah satu dari rukun haji tidak dilaksanakan maka hajinya tidak akan sah atau batal. Rukun haji tersebut yaitu: (Thalib, 1966:31) 1. Ihram. Ihram ialah niat untuk memulai penunaian ibadah haji 2. Wuquf. Wuquf ialah berhenti di Arafah, yaitu hadir di tanah Arafah dalam keadaan ihram walaupun sebentar. 3. Tawaf. Tawaf ialah mengelilingi Baitullah tujuh kali yang dimulai dari Hajar Aswad. 4. Sa i. Sa i adalah berjalan bolak-balik tujuh kali di antara Safa dan Marwah dan di mulai dari Bukit Safa. 5. Mencukur atau menggunting rambut. Mencukur atau menggunting rambut ialah menghilangkan rambut dari kepala.

3 2.1.5 Wajib Haji Sesuai dengan ajaran dalam syariat Islam, wajib haji itu ada 6, yaitu: (Thalib, 1966:37) 1. Berniat di Miqat. Yaitu tempat yang sudah di tentukan memulai niat haji. 2. Bermalam di Muzdalifah pada malam tanggal 10 Zulhidjah yang dilakukan sesudah mengerjakan wukuf di Arafah. 3. Meluntar jumrah aqabah di Mina sebanyak tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Zulhidjah. 4. Bermalam di Mina tanggal 11, 12, dan 13 Zulhidjah. 5. Meluntar jumrah ula, jumrah wustah, dan jumrah aqabah pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhidjah tujuh kali. 6. Meninggalkan segala yang di haramkan dalam waktu mengerjakan ibadah haji Hukum Ibadah Haji Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Sebagai rukun Islam, haji hukumnya wajib berdasarkan al-quran, sunnah dan ijma ulama. Kewajiban haji hanya bagi orang yang mampu biaya, fisik, waktu dan terjaminnya keamanan Hikmah Ibadah Haji Setiap ibadah yang disyariatkan jelas mempunyai hikmah-hikmah tertentu. Beberapa hikmah ibadah haji yaitu: (Al Munawar, 2003:14) 1. Ibadah haji yang dilakukan dengan niat ikhlas, dan memenuhi ketentuannya, Allah menghapuskan dosa orang yang menunaikannya.

4 2. Melaksanakan ibadah haji dapat memperteguh dan memperbaharui keimanan. 3. Meningkatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas segala karunia Allah SWT. 2.2 Pembiayaan Haji Salah satu cita-cita dan harapan seorang muslim yaitu dapat melaksanakan ibadah haji. Namun harapan itu penuh dengan berbagai macam kendala, sehingga kesempatan untuk menunaikan ibadah haji tersebut sulit untuk terealisasi. Dari berbagai macam kendala yang dihadapi, masalah finansial merupakan salah satu dari kendala tersebut. Salah satu syarat untuk melakukan perjalanan ibadah haji yaitu harus mempunya kemampuan finansial. Kemampuan finansial yang dimaksudkan disini yaitu Ongkos Naik Haji (ONH) atau sekarang yang disebut dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Walaupun mengalami perubahan nama dari ONH ke BPIH namun cara kerja dan sistem kerjanya masih sama saja. Walaupun seseorang telah memiliki kemampuan baik dari segi finansial maupun fisik, tetapi tetap saja ia tidak dapat dengan mudah merealisasikan niat suci tersebut. Hal ini disebabkan karena begitu banyaknya jumlah umat muslim yang akan menunaikan ibadah haji sedangkan jumlah kuota (batasan maksimal) suatu negara untuk dapat mengirimkan jamaah pada tahun tertentu sangat terbatas. Salah satu yang menjadi titik awal dalam persiapan penyelenggaraan ibadah haji yaitu Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Karena apabila BPIH sudah ditetapkan maka akan mudah menyusun rangkaian penyelenggaraan ibadah

5 haji. Tetapi dalam kenyataannya, penetapan BPIH dicapai saat detik-detik terakhir menjelang musim haji. Hal ini menyebabkan tidak berjalannya rangkaian penyelengaraan ibadah haji sebagaimana mestinya. Seperti hasil kesepakatan penetapan BPIH antara DPR dan Pemerintah untuk musim haji tahun 2012, baru tercapai pertengahan Juli 2012 lalu. Padahal penyelenggaraan ibadah haji akan dimulai pemberangkatan petugas dan kemudian kelompok terbang (Kloter) pertama pada bulan September. Jadi, hanya ada waktu sekitar 1 bulan untuk persiapan pelunasan BPIH bagi para jamaah calon haji yang masuk daftar berangkat menunaikan ibadah haji tahun 2012 tersebut. Meskipun ada sinyal kenaikan biaya pemondokan di Mekah, tapi Komisi VIII DPR RI mengupayakan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) bagi para calon jamaah haji tahun 2013 ini tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sayed Fuad Zakaria ( 5 Maret 2013) mengatakan Kita upayakan BPIH tidak naik, dengan meningkatkan dana optimalisasi sehingga subsidi bertambah. Untuk tahun 2012 sebesar Rp10 juta per orang, dan untuk tahun 2013 Rp12 juta per orang. Sayed menjelaskan, kenaikan tersebut berkaitan dengan pemugaran yang dilakukan pihak Arab Saudi atas perluasan mataf atau tempat tawaf di sekeliling Ka bah, serta area-area lain di Mekkah. Kenaikan harga pemondokan meningkat sekitar 20%. Namun, ditambahkan Sayed, tim dari Kemenag terus bernegosiasi. Kita harapkan tak lebih 5600 real untuk sewa pemondokan. Selain kenaikan biaya pemondokan, pemugaran yang dilakukan pihak Arab Saudi juga berdampak langsung terhadap jarak pemodokan yang semakin jauh ( 5 Maret 2013).

6 Dari tabel 2.1 dapat di lihat bahwa BPIH selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu sejak tahun , bila dirata-ratakan nilainya yaitu sebesar Rp BPIH tertinggi berada pada tahun 2012 yaitu Rp dan BPIH terrendah berada pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 22,998,800. Namun BPIH yang mengalami kenaikan cukup besar yaitu berada pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp dari yang mulanya BPIH pada tahun 2007 sebesar Rp 26,215, menjadi Rp 32,026, pada tahun Sedangkan BPIH yang mengalami penurunan cukup besar yaitu berada pada tahun 2010 sebesar Rp dari yang mulanya BPIH pada tahun 2009 sebesar Rp 33,479,248 menjadi Rp 30,434,108 pada tahun Tabel 2.1 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun Biaya Perjalanan Persen (%) Kenaikan / Kenaikan / Tahun Ibadah Haji Penurun Penurunan 2003 Rp 25,799,728 8,96 % Rp 22,998,800 7,99 % Turun sebesar Rp Rp 26,143,363 9,08 % Naik sebesar Rp Rp 26,733,873 9,28 % Naik sebesar Rp Rp 26,215, ,10 % Turun sebesar Rp Rp 32,026, ,12 % Naik sebesar Rp Rp 33,479,248 11,63 % Naik sebesar Rp Rp 30,434,108 10,57 % Turun sebesar Rp Rp 30,822,332,- 10,70 % Naik sebesar Rp Rp ,57 % Naik sebesar Rp Jumlah Rp % - Rata-rata Rp % - Sumber : Data telah diolah kembali oleh penulis.

7 Dari tabel 2.1 dan tabel 2.2 juga dapat dilihat bahwa BPIH sekarang ini sangat mahal, bila dibandingkan dengan BPIH pada tahun lima puluhan. Perbedaan tersebut sangat jauh berbeda. Pada tahun lima puluhan BPIH tertinggi berada pada tahun 1958 dan pada tahun 1959 yaitu sebesar Rp ,- dengan jumlah jamaah masing-masing yaitu pada tahun 1958 sebanyak orang dan pada tahun 1959 sebanyak orang. Sedangkan BPIH terrendah yaitu berada pada tahun 1960 sebesar Rp 6.428,- dengan jumlah jamaah orang, sedangkan jumlah jamaah haji terbanyak yaitu berada pada tahun 1956 sebanyak orang. Tabel 2.2 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji Jumlah Jamaah 1950 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:259) Sedangkan bila dilihat pada pelaksanaan haji pada tahun tujuh puluhan, BPIH sudah memasuki nilai ratusan ribu rupiah. Dimana BPIH tertinggi berada pada tahun 1979 yaitu sebesar Rp ,- dengan jumlah jamaah haji

8 sebanyak orang. Sedangkan BPIH terrendah berada pada tahun 1976 yaitu sebesar Rp ,- dengan jumlah jamaah haji sebanyak orang, sedangkan jumlah jamaah haji terbanyak yaitu berada pada tahun 1978 sebanyak orang (Gayo, 2000:259). Tabel 2.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji Jumlah Jamaah 1970 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:259) Sedangkan bila di bandingkan dengan BPIH pada tahun sembilan puluhan, besarnya BPIH pada tahun sembilan puluhan sudah memasuki nilai jutaan ribu rupiah. Dimana BPIH tertinggi berada pada tahun 1999 yaitu sebesar Rp ,- dengan jumlah jamaah haji sebanyak orang. Sedangkan BPIH terrendah berada pada tahun 1990 yaitu sebesar Rp ,- dengan jumlah jamaah haji sebanyak orang, sedangkan jumlah jamaah haji terbanyak yaitu berada pada tahun 1998 sebanyak orang (Gayo, 2000:260).

9 Tabel 2.4 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji Jumlah Jamaah 1990 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:260) Bagi umat Muslim yang ingin menunaikan ibadah haji, tetapi keadaan finansialnya belum mencukupi, maka disarankan untuk menabung dalam bentuk emas saja. Karena bila di konversikan ke emas, biaya haji dari tahun ke tahun akan lebih murah. Salah satu buktinya yaitu dari penetapan standar mata uang dinar (emas 24k) yang digunakan Islam. Dinar nilainya selalu tetap dari jaman Nabi hingga sekarang. Hal ini sangat berbeda dengan uang kertas yang mengikuti inflasi. Sebenarnya uang kertas baik Rupiah maupun Dollar sifatnya sangat lemah. Karena nilainya sewaktu-waktu dapat berubah-ubah. Kadang bisa naik tetapi bisa turun juga. Berbeda dengan emas yang nilainya selalu stabil.

10 Tabel 2.5 Perbandingan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Dengan Menggunakan Rupiah dan Emas Tahun BPIH (Rp) Harga Spot Emas (US$/Oz) Emas (gr) 2001 Rp 22,000,000 $ Rp 25,358,798 $ Rp 25,799,728 $ Rp 22,998,800 $ Rp 26,143, $ Rp 26,733,873 $ Rp 26,215, $ Rp 32,026, $ Rp 33,479,248 $ Rp 30,434,108 $ 1, Rp 30,822,332,- $ 1, Sumber : Dari tabel 2.5 dapat di lihat bahwa Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dalam satuan mata uang Rupiah bila di rata-ratakan selalu mengalami kenaikan. Begitu pula harga jual emas dalam satuan Dollar yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan bila di lihat dari berat emasnya, berat emas untuk BPIH setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena nilai emas yang selalu stabil, berbeda dengan nilai uang kertas baik Rupiah maupun Dollar yang selalu saja berubah-ubah mengikuti pergerakan inflasi. Di Indonesia BPIH disetorkan melalui Bank Konvensional dan Bank Syariah. Departemen Agama menunjuk 21 Bank yang akan menerima setoran BPIH, dimana 21 Bank tersebut terdiri dari 14 Bank Pembangunan, 4 Bank

11 Pemerintah, 2 Bank Syariah, dan 1 Bank Umum Swasta. Lebih rinci hal ini dapat dilihat pada tabel 2.6. Penandatangan nota kesepahaman antara Bank Penerima Setoran (BPS) dilakukan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Departemen Agama Slamet Riyanto dengan pewakilan BPS di Kantor Departemen Agama. Table 2.6 Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji No Nama Bank 1 Bank Negara Indonesi 2 Bank Rakyat Indonesia 3 Bank Mandiri 4 Bank Tabungan Negara 5 Bank Bukopin 6 Bank Muamalat Indonesia 7 Bank Syariah Mandiri 8 Bank Perkreditan Daerah Aceh 9 Bank Perkreditan Daerah Sumatera Utara 10 Bank Perkreditan Daerah Kalimantan Selatan 11 Bank Perkreditan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 12 Bank Perkreditan Daerah Daerah Khusus Ibu Kota 13 Bank Perkreditan Daerah Kalimantan Timur 14 Bank Perkreditan Daerah Nagari 15 Bank Perkreditan Daerah Nusa Tenggara Barat 16 Bank Perkreditan Daerah Riau 17 Bank Perkreditan Daerah Sulawesi Selatan 18 Bank Perkreditan Daerah Sulawesi Utara 19 Bank Perkreditan Daerah Jawa Barat 20 Bank Perkreditan Daerah Jawa Timur 21 Bank Perkreditan Daerah Sumatera Selatan Sumber : Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan, agar pemerintah tidak perlu melibatkan bank konvensional dalam urusan pembayaran biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), baik yang reguler maupun yang plus. Sebab, urusan haji

12 menyangkut urusan ibadah. Karena itu, pembayaran BPIH hanya boleh melibatkan Bank Syariah dan tidak perlu melibatkan Bank Konvensional (Noffellisa, Berita Nasional, 27 Maret 2008). Menurut Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa, KH Maruf Amin (Noffellisa, Berita Nasional, 27 Maret 2008), penerimaan setoran BPIH melalui Bank Konvensional dinilai tidak tepat. Hal itu karena didasarkan pada paradigma yang salah, sebab haji merupakan ibadah. Karena itu, seluruh kegiatan persiapan dan pelaksanaan harus dijalankan sesuai prinsip syariah. Tidak ada lagi alasan untuk tidak menjadikan Bank Syariah sebagai Bank penerima setoran BPIH. Karena saat ini Bank Syariah sudah siap dijadikan sebagai Bank penerima setoran BPIH. Hal ini dapat dibuktikan karena saat ini jaringan Bank Syariah telah menyebar hingga ke pelosok daerah. Selain itu, Bank Syariah juga sudah di dukung dengan sistem Teknologi Informasi (TI) yang mampu mendukung sistem pembayaran tersebut. Dengan menggunakan bank syariah sebagai penerima setoran BPIH, maka hal tersebut dapat memajukan kinerja perbankan syariah di Indonesia, dan secara tidak langsung masyarakat akan lebih mengenal tentang perbankan syariah, mengingat hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang perbankan syariah. Dalam mengelola dana setoran BPIH tersebut, Kementerian Agama harus transparan dan akuntabel. Dana tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan di luar urusan haji. Dana setoran awal haji adalah milik umat, dan bukan milik

13 pemerintah. Setoran awal dana haji bukanlah termasuk kategori penerimaan Negara. Dari hasil penyimpanan dana setoran tersebut di Bank, sudah pasti mendapatkan bunga atau bagi hasil yang besar. Tetapi selama ini para calon jamaah haji ataupun masyarakat tidak pernah mendapat penjelasan yang pasti tentang hal tersebut. Para calon jamaah haji dan masyarakat tidak mengetahui bunga atau bagi hasil yang diperoleh dari dana tersebut digunakan untuk apa. Wakil sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq (Jurnal Parlemen, 12 Januari 2013) mengatakan, mestinya bunga yang besar itu dikembalikan ke calon jemaah haji atau dipergunakan untuk kepentingan-kepentingan umat. Hal yang sama juga berlaku bagi Dana Abadi Umat. Jangan sampai dana-dana tersebut digunakan untuk kepentingan di luar itu. Karena untuk semua kegiatan di Kementerian, Negara sudah menganggarkan melalui APBN." Sebelumnya, pihak Kementerian Agama dalam situs resminya menyebut bahwa outstanding dana setoran BPIH hingga 19 Desember 2012 berjumlah Rp 48,7 triliun, termasuk nilai manfaat (bunga, bagi hasil, dan imbal hasil) sebesar Rp 2,3 triliun. Nilai manfaat dari hasil setoran awal dialokasikan untuk mengurangi BPIH untuk biaya pemondokan di Mekkah, Madinah, Jeddah, general service fee di Arab Saudi, katering dan transportasi di Arab Saudi, dan biaya indirect seperti pengurusan paspor, pelayanan embarkasi, bimbingan, buku manasik, asuransi, operasional haji dalam dan luar Negeri lainnya. Walaupun pihak Kementerian Agama sudah memberi penjelasan seperti yang sudah tertera diatas, namun pihak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

14 Keuangan (PPATK) memberikan kesimpulan bahwa pengelolaan dana haji tidak profesional dan tidak transparan. Hal itu dikemukakan oleh kepala PPATK, M Yusauf, saat menggelar jumpa pers, rabu, 2 januari 2013 (Siaran Pers, No: SJ/B.VIII/3/HM.00/839/2012). Masalah yang disampaikan kepala PPATK yaitu terdapat beberapa kejanggalan. Salah satu kejanggalan tersebut yaitu tempat pemondokan bagi jamaah haji asal Indonesia yang jaranknya selalu jauh dari Masjidil Haram. PPATK mencatat bunga yang diperoleh dari dana penyelenggaraan haji yaitu sebesar Rp 2,3 triliun. Dari bunga yang sebesar itu seharusnya bisa dibelikan apartemen untuk para jamaah haji. Namun Kementerian Agama mengatakan nilai manfaat (bunga) tidak dapat digunakan untuk membeli perumahan di Mekkah atau Madinah. Karena Pemerintah Saudi Arabia tidak memperbolehkan adanya kepemilikan asing pada asset atau property mereka seperti perumahan. Yang dapat dilakukan adalah melakukan penyewaan perumahan jangka panjang. Walaupun terdapat beberapa kejanggalan dalam pengelolaan dana haji, tetap saja minat masyarakat muslim di Indonesia untuk menunaikan ibadah haji semakin meningkat saja setiap tahunnya, walaupun pemerintah sudah menaikkan besarnya setoran awal biaya haji melalui peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun Setoran awal bagi jamaah haji reguler yang semula hanya 20 juta rupiah menjadi 25 juta rupiah, dan haji khusus yang semula 3000 dollar menjadi 4000 dollar Amerika.

15 Dari hasil penelusuran Direktur Pengelolaan Dana Haji Kementerian Agama Drs. H. Ahmad Djunaidi, MBA, ternyata BPIH Indonesia pada tahun 2010 lebih murah sebesar 2 juta rupiah bila dibandingkan dengan Malaysia. Hal ini dikarenakan biaya langsung (direct cost) yang harus dibayarkan oleh setiap jamaah haji di Malaysia pada tahun 2010 sebesar ringgit Malaysia, atau bila di rupiahkan yaitu sebesar 29 juta rupiah, sedangkan calon jamaah haji dari Indonesia hanya membayar biaya langsung sebesar dollar Amerika dan kemudian dikembalikan kepada setiap jamaah haji sebesar 400 dollar Amerika atau Real berupa living cost atau setara dengan 27 juta rupiah (Realita Haji, Edisi IV Tahun 2011). Selisih pembayaran biaya haji antara Indonesia dan Malaysia dapat terlihat jelas jika komponen biaya tak langsung juga dimasukkan kedalam hitungan biaya perjalanan ibadah haji. Bagi jamaah haji di Indonesia, dari hasil optimasi setoran awal, pemerintah membayarkan sebesar 5 juta rupiah sehingga total biaya perjalanan ibadah haji keseluruhan menjadi 32 juta rupiah. Sedangkan di Malaysia, komponen biaya tak langsung yang dibayarkan dari Dana Tabung Haji sebesar 19 juta rupiah, sehingga total biaya perjalanan haji orang Malaysia menjadi sekitar 48 juta Rupiah. Lebih rinci hal-hal yang berkaitan dengan perbandingan ini dapat dilihat dalam tabel 2.7.

16 Tabel 2.7 Perbandingan Pelayanan Haji Indonesia dengan Malaysia Uraian Indonesia Malaysia Kuota pertahun orang orang Biaya keseluruhan per jamaah Rp Rp Dibayar langsung Rp Rp Dibayarkan penyelenggara Penabung/jemaah calon haji Rp (dari optimalisasi setoran awal) Rp (Dari tabungan haji) orang orang Rata-rata waiting list 6 tahun 26 tahun Sewa pemondokan di Mekah Prinsip pengelolaan keuangan 10 negara belajar manajemen haji dari Indonesia Standar mutu pelayanan Tarif BPIH 1432H turun SAR SAR Nirlaba Rusia, Iran, Nigeria, Cina, Turki, Aljazair, Suriah, Jordania, Tunisia, dan Euthopia Komersial ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 US$ 80 dan Rp Penetapan tarif Pembahasan dengan DPR Diputuskan Kerajaan Sumber : Realita Haji, Edisi IV Tahun Fasilitas Ibadah Haji Pemondokan Haji Kementerian Agama terus melakukan persiapan penyelenggaraan haji, antara lain menyiapkan pemondokan jamaah haji reguler di Kota Mekah. Yang

17 sering menjadi masalah dalam pemondokan haji yaitu jarak tempuh pemondokan dengan tempat ibadah dan jumlah pemondokan yang sedikit. Jamaah haji Indonesia setiap tahunnya mengalami kendala pemondokan yang dinilai terlalu sempit, mengingat besarnya jumlah jamaah haji. Sedangkan jumlah pemondokan terbatas. Masalah ini muncul karena Pemerintah Indonesia tidak memiliki perencanaan awal yang matang seperti tidak berani menawar harga sewa pemondokan yang tinggi, Pemerintah Indonesia hanya mampu membayar sewa pemondokan dengan harga yang murah sehingga pemondokan yang di tempati oleh para jamaah tidak sesuai dengan yang diinginkan, dan hal ini tentu saja menimbulkan masalah mengingat kembali jumlah jamaah haji kita yang begitu besar dengan fasilitas yang kurang. Walaupun demikian, bila dibandingkan dengan kondisi pemondokan para jamaah haji Malaysia, penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan Indonesia mampu memberangkatkan 210 ribu jamaah setiap tahunnya, sementara Malaysia hanya memberangkatkan 26 ribu jamaah saja. Dari jumlah sebanyak itu, Malaysia mempunya daftar tunggu (waiting list) sebanyak orang atau harus menunggu sampai 26 tahun. Sementara Indonesia mempunyai daftar tunggu sebanyak 1,4 juta jamaah atau rata-rata menunggu 5 hingga 6 tahun saja Transportasi Mahalnya transportasi udara untuk keberangkatan para jamaah haji asal Indonesia, menjadi topik utama dalam rapat kerja Komisi VIII dan Menteri Perhubungan. Wakil Ketua Komisi VIII dari FPKS Jazuli Juwaini (Nurdriansyah,

18 Jurnal Parlemen, 6 Maret 2013) mengatakan "Kalau biaya penerbangan turun, akan berefek pada BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji)". Menanggapi keluhan tersebut, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu (Nurdriansyah, Jurnal Parlemen, 6 Maret 2013) mengatakan pihaknya sebenarnya sudah membicarakan soal transportasi ini dengan Pertamina selaku penjual avtur (bahan bakar pesawat udara). Usulannya, avtur untuk penerbangan haji diturunkan. Sementara untuk umroh bisa dinaikkan. Untuk pelaksanaan haji 2013, Garuda menyewa 19 pesawat, terdiri atas 14 pesawat inti dan lima backup. Sementara Saudi Arab hanya mempergunakan 13 pesawat. Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada tahun 2011 yang lalu Dirjen PHU mengatakan pada musim haji tahun 2010 Batavia Air dan Lion Air pernah mengajukan penawaran biaya penerbangan sebesar US$ 1.520, padahal Garuda Indonesia dan Saudi Airline menetapkan biaya penerbangan itu sebesar US$ per jamaah. Selisih dari kedua biaya penerbangan itu yaitu lebih dari US$ 200. Jika menggunakan Batavia Air atau Lion Air maka biaya yang harus dikeluarkan oleh jamaah haji akan lebih murah sekitar US$ 200. Jika kedua perusahaan penerbangan tersebut diberi kesempatan untuk ikut mengangkut para jamaah calon haji, maka BPIH akan lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan perusahaan penerbangan yang biasa digunakan yaitu Garuda Indonesia dan Saudia Airline. Namun kedua perusahaan penerbangan tersebut belum secara resmi mengajukan penawarannya kepada pemerintah untuk memberikan jasa pengangkutan bagi para calon jamaah haji.

19 Selama di Mekah, Jeddah dan Madinah Kementerian Perhubungan juga menyediakan transportasi untuk para jamaah haji. Misalnya menyediakan bus yang lebih baik lagi. Pemerintah bertekad memperbaiki layanan transportasi untuk mengangkut jamaah haji dari Mekah ke Jeddah dan Madinah. PPIH Arab Saudi telah meminta agar ukuran bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia bisa lebih besar. Sehingga, barang-barang jamaah juga terangkut. Edayanti Dasril (Republika Online, 1 November 2012) mengatakan jika bus tak mampu menampung koper dan tas, pengelola bus harus menyediakan truk khusus untuk mengangkut koper dan tas jamaah dari Mekah ke Jeddah dan Madinah. Transportasi ini juga melayani pengangkutan jamaah dari Bandara Internasional Raja Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah sampai ke pusat Kota dan sebaliknya Konsumsi Jamaah Haji Konsumsi yang dimaksud disini adalah makanan para jamaah haji. Dalam musim haji, permasalahan utama yang selalu muncul dipermukaan adalah masalah perut atau layanan katering. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Agama akan mengganti metode pendistribusian makanan kepada jamaah haji di Arab Saudi. Kementerian Agama selaku penyelengara pemberangkatan jamaah haji Indonesia akan berupaya agar layanan konsumsi (catering) bagi jamaah haji di tanah suci bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 2.4 Kuota Haji Kuota ibadah haji dinilai masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia. Saat ini kuota untuk jamaah haji hanya

20 211 ribu orang. Padahal, jumlah penduduk muslim di Tanah Air diperkirakan lebih dari 220 juta orang dari total seluruh masyarakat Indonesia sekitar 240 juta. Artinya, kuota kursi untuk jamaah haji Indonesia saat ini kurang dari 1 persen dari jumlah penduduk. Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Anggito Abimanyu (Republika.co.id, 12 Oktober 2012), Indonesia masih memiliki kesempatan menambah kuota jamaah haji. Caranya, Indonesia mengambil kuota jamaah haji negara lain yang kondisinya di bawah jumlah yang sudah ditentukan. Pasalnya, banyak kuota di Negara lain yang tidak terpenuhi. Mengingat kuota yang diberikan terlalu besar dibanding jumlah umat Muslim di Negara tersebut. Penambahan kuota jamaah haji Indonesia menjadi salah satu fokus kerja Anggito sejak dirinya resmi menjabat sebagai Dirjen PHU beberapa bulan lalu. Menurutnya, Indonesia seharusnya bisa mendapat tambahan kuota dari kuota yang ada sekarang (Republika.co.id, 12 Oktober 2012). Ketua Fraksi PKS DPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) juga meminta kepada Menteri Haji Arab Saudi Menteri Haji Saudi Arabia DR Bandar Bin Muhammad Hajjar untuk menambah kuota haji Indonesia. Hal ini mengingat daftar antrian haji di Indonesia sudah sampai tahun Hidayat mengusulkan untuk kuota jamaah haji Indonesia dinaikkan dengan mempertimbangkan realita antrian tersebut, atau mengubah aturan tentang kuota (Repoblika.co.id, 2 November 2012).

21 Hidayat Nur Wahid (Repoblika.co.id, 2 November 2012) mengatakan Tambahan kuota itu dengan mempertimbangkan animo berhaji yang berbedabeda di satu Negara dengan Negara lainnya, atau dengan menghibahkan sisa kuota haji yang tidak terpenuhi di suatu Negara untuk dihibahkan ke Negara lain seperti di Indonesia. 2.5 Kepuasaan Para Jamaah Haji Walaupun dalam pelaksanaannya PPIH masih memiliki kelemahan atau kekurangan, namun ternyata sekitar 81,45 persen jamaah haji Indonesia yamg menunaikan ibadah haji pada tahun 1431H/2010M yang lalu menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan penyelenggara ibadah haji dibawah kordinasi nasional Kementerian Agama. Ini merupakan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan PT. Surveyor Indonesia atas pelayanan yang diberikan oleh petugas penyelenggara ibadah haji. Survey ini dilakukan atas permintaan Kementerian Agama selaku penanggung jawab nasional penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan para jemaah haji mendapat pelayanan dari petugas haji selama menunaikan ibadah haji. Dirjen PHU Slamet Riyanto mengakui, bukan mudah memuaskan semua jemaah haji yang berjumlah 211 ribu orang. Sehingga, hasil survey yang menunjukkan 81% seluruh jemaah haji merasa puas atas pelayanan petugas haji, mencerminkan suatu kemajuan yang menggembirakan (Realita Haji, Edisi IV Tahun 2011).

22 Dengan adanya hasil survey tersebut sangat membantu pemerintah dalam mengetahui bagaimana pelayanan yang telah didapat oleh para jamaah haji. Dengan hasil survey seperti itu, menunjukkan bahwa sebenarnya para jamaah haji bisa menerima segala fasilitas yang telah disediakan di Arab Saudi, bahkan juga sudah merasa puas atas pelayanan yang diberikan para petugas haji. Dengan demikian, jika setiap musim haji masih saja ada jamaah haji yang mengeluh atau merasa terganggu atas suatu kejadian tertentu, sebenarnya itu hanyalah salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah kepadanya. Karena Allah hanya akan menjadikan seseorang menjadi haji yang mambrur apabila sanggup dan mampu melalui ujian yang diberinya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam agama Islam, setiap muslim diwajibkan melaksanakan Rukun Islam. Salah satu dari rukun tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat 1 yaitu baik secara finansial, fisik, maupun mental,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. No.373, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR 4.1 Desain Antar Muka (interface) Antar muka atau biasa disebut interface adalah tampilan aplikasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna dalam menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi sesuatu yang istimewa bagi setiap muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 http://www.tribunnews.com I. PENDAHULUAN Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar

Lebih terperinci

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran No.383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG.Biaya. Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pembiayaan dan Penggunaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan pada bulan Muharram. Setiap umat Islam yang mampu (baik secara ekonomi maupun kesehatan)

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M PERATURAN PRESIDEN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2006 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1427 H/2006 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2006 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1427 H/2006 M PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2006 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1427 H/2006 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang P

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang P No.1700, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Dana Haji. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DALIL DASAR HUKUM HAJI

DALIL DASAR HUKUM HAJI PENGERTIAN HAJI Haji menurut bahasa : Maksud, arah dan tujuan. Sementara, menurut istilah syar i, haji adalah Niat mengunjungi Kota Makkah pada waktu tertentu untuk melaksanakan rangkaian amalan-amalan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1428 H/2007 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1428 H/2007 M PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1428 H/2007 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI Evri Ekadiansyah Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama evrie1409@gmail.com ABSTRAK Menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.749, 2014 KEMENAG. Biaya. Ibadah Haji Reguler. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M PERATURAN PRESIDEN NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban dalam menunaikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

Dugaan Markup dalam Rencana BPIH 1432H. Indonesia Corruption Watch Jakarta, 28 Juni 2011

Dugaan Markup dalam Rencana BPIH 1432H. Indonesia Corruption Watch  Jakarta, 28 Juni 2011 Dugaan Markup dalam Rencana BPIH 1432H Indonesia Corruption Watch www.antikorupsi.org Jakarta, 28 Juni 2011 UU No.13 Tahun 2008 Penyelenggaran Ibadah Haji Ketentuan Umum Pasal 1 : Ayat 2 : Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI 2.1. IBADAH HAJI 2.1.1. Pengertian Haji Terdapat beberapa pengertian dari haji, antara lain : a. Haji merupakan rukun Islam kelima (kewajiban ibadah) yg harus dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Republik Indonesia Kementerian Agama KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 DASAR HUKUM UU NOMOR 13 TAHUN 2008 A.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.760, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Penyelenggaraan.Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Lebih terperinci

Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Haji adalah rukun Islam ke 5 (lima) Melaksanakan haji ke Baitullah merupakan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah yang mampu melaksanakannya. Firman Allah Surat Ali Imron ayat 97 : Artinya : mengerjakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1432H/2011M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1432H/2011M PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1432H/2011M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144 ع Haji dan Umroh A. Pengertian Haji dan Umroh Menurut bahasa haji bermakna al-qashdu yang artinya menyengaja. Sedangkan menurut pengertian syariat, haji berarti bersengaja mendatangi atau mengunjungi Baitullah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji; KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DAN PENYELENGGARAAN HAJI NOMOR : D/ 163 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PENDAFTARAN HAJI DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS ; X (SEPULUH) SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami hukum Islam tentang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4845 KESRA. IBADAH HAJI. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.898, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Haji. Penyelenggaraan. Reguler. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI REGULER

Lebih terperinci

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 233, 2016 KEMENAG. Barang/Jasa. Ibadah Haji. Penyediaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN BARANG/JASA DALAM

Lebih terperinci

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji). IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.338, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Transportasi. Darat. Jamaah Haji. Penyediaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI DARAT

Lebih terperinci

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061); PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun No.534, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M. MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.Ag Disusun Oleh: Iis Waliah (1153010048) JURUSAN AHWAL SYAKHSIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 2010. 3 Menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG A. Muatan UU. No. 13 Tahun 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH UMROH DAN HAJI

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH UMROH DAN HAJI BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH UMROH DAN HAJI Sebelum dijelaskan mengenai Umroh dan Haji, maka perlu diketahui terlebih dahulu istilah-istilah islam yang sering digunakan dalam menyebutkan beberapa kegiatan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Agama

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA RI, KEMENTERIAN SOSIAL RI, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara langsung, peneliti mendapatkan data-data yang berhubungan dengan efektivitas pengembalian

Lebih terperinci

Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke

Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke Baitullah (Ka'bah) di tanah suci Makkah untuk melakukan beberapa amalan atau ibadah,

Lebih terperinci

JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA

JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA Haji merupakan satu rukun daripada rukun Islam yang lima dan menjadi kemuncak penzahiran ubudiyyah hamba kepada Tuhan-Nya. Pada ruangan kali ini, akan dibincangkan berkenaan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah S.W.T menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat dipastikan manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Keharusan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1433H/2012M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1433H/2012M PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1433H/2012M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara No.1041, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji. Petugas Pengawasan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PETUGAS PENGAWASAN PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.296, 2014 KESRA. Haji. Pengelolaan. Keuangan. Dana. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5605) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) 1.1.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) 1.1. BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) 1.1. Aplikasi SOP (Standard Operating prosedur) Pendaftaran Ibadah Haji Di Kementerian

Lebih terperinci

1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah

1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah Manasik Haji dan Umrah 1. Ihram dari Miqat 2. Thawaf Qudum 3. Sa'i 4. Tahallul (dari Umrah) 5. Ihram Haji 6. Mabit di Mina 7. Wuquf di Arafah 8. Mabit di Muzdalifah 9. Melontar Jamrah 10. Menyembelih Hewan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI. Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ;

BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI. Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ; 16 BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI A. Pengertian Haji Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama), setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ibadah Haji sesungguhnya menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Ibadah ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar pertama di dunia. Jumlah penduduk Indonesia per 1 Juli 2015 mencapai 255,461,700 jiwa. Dengan penduduk muslimnya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 13-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 53, 1999 AGAMA. IBADAH HAJI. Umroh. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil adalah hal yang positif bagi perkembangan dunia perbankan, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Kebutuhan

Lebih terperinci

PERKIRAAN PORSI JAMAAH HAJI REGULER

PERKIRAAN PORSI JAMAAH HAJI REGULER KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH PROVINSI RIAU PENDAFTARAN HAJI KHUSUS DAN REGULER DISUSUN OLEH : SISKOHAT BIDANG PENYELENGARAAN HAJI DAN UMRAH 1 LAMA ANTRIAN (TAHUN) PERKIRAAN PORSI JAMAAH HAJI REGULER

Lebih terperinci

PROGRAM UMROH PLUS TURKI

PROGRAM UMROH PLUS TURKI Jl. Kutamaya No. 26 Sumedang 45312 T: 0261-2200355 H: 081313622398 E: admin@simasaktitravel.com PROGRAM UMROH PLUS TURKI HARI KE-1: [JAKARTA-JEDDAH] - Jama ah berada di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian begitu pesat. Dimana lembaga keuangan dan perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

Menyelamatkan Haji dan Investasi Pemberantasan Korupsi. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 1 April 2011

Menyelamatkan Haji dan Investasi Pemberantasan Korupsi. Indonesia Corruption Watch (ICW)  Jakarta, 1 April 2011 Menyelamatkan Haji dan Investasi Pemberantasan Korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 1 April 2011 Pointer - Pengelolaan Ibadah Haji 1. Misi dan Tujuan Penyelenggaran Ibadah

Lebih terperinci

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA. Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA. Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1 PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1 A. PENDAHULUAN Hajji secara bahasa berarti menyengaja; yaitu amalan yang menghajatkan kita untuk menuju

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1434H/2013M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1434H/2013M PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1434H/2013M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T No.445, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR

Lebih terperinci

HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA

HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA Masa Tunggu 3 5 Tahun Langsung berangkat Jenis Visa Visa Haji Visa Haji Akomodasi VIP Plus VIP Plus DP Porsi 4.000 USD 4.000 USD Pelunasan Tahun berangkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan bagi orang yang mampu dalam melaksanakannya. Haji merupakan suatu rukun Islam yang kelima.

Lebih terperinci

JENIS RAPAT NO. 1. Senin,

JENIS RAPAT NO. 1. Senin, JADWAL ACARA RAPAT-RAPAT KOMISI VIII DPR RI MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2017-2018 SESUAI KEPUTUSAN RAPAT KONSULTASI PENGGANTI RAPAT BADAN MUSYAWARAH DPR RI ANTARA PIMPINAN DPR DAN PIMPINAN FRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk

Lebih terperinci

: : :

: : : [ ] Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin : Muh. Lutfi Firdaus Eko Haryanto Abu Ziyad : : : Fatawa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Ini adalah soal-soal yang datang dari para pendengar, dimulai

Lebih terperinci

Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji

Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji Catatan : 1. Tulisan merah adalah Rukun : Jika ditinggalkan, maka Haji-nya tidak sah 2. Tulisan biru adalah Wajib : Jika ditinggalkan, maka harus membayar Dam ( Denda )

Lebih terperinci

BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG

BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG A. Pendaftaran Pendaftaran jama ah haji bisa dilakukan kapan saja baik melalui on line ataupun datang langsung ke kantor PT. Fatimah Zahra Semarang

Lebih terperinci

Asrama Haji Batakan, Jum at 21 September 2012

Asrama Haji Batakan, Jum at 21 September 2012 LAPORAN PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH) EMBARKASI HAJI BALIKPAPAN KALTIM PADA PELEPASAN JAMAAH CALON HAJI KLOTER I EMBARKASI BALIKPAPAN PROV. KALTIM Asrama Haji Batakan, Jum at 21 September 2012

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Mengelola Dana Abadi Umat

Mengelola Dana Abadi Umat Zainal Arifin Mochtar Mengelola Dana Abadi Umat Mencegah korupsi Di Sektor Pengelolaan Haji Analisis UU Nomor 13 Tahun 2008 jo UU 34 2009 (yang mengesahkan Perpu Nomor 2 Tahun 2009) Penyelenggaraan Ibadah

Lebih terperinci

WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji

WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji TALBIAH Lafaz & Makna RUKUN HAJI CARTA ALIRAN PEKERJAAN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*) POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*) A. PENDAHULUAN 1. Ibadah haji merupakan puncak ritual dari rukun

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin

Lebih terperinci

KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR

KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR Terdaftar Resmi Komitmen Sunnah Pembimbing Ibadah Fasilitas Berkualitas Resmi Terdaftar di Kementrian Agama Republik Indonesia. Ijin Umroh D/ 702, Ijin Haji 197/ 2015. Komitmen

Lebih terperinci

JEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH

JEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama RI Hak dan Kewajiban JEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH Tahun 1436 H / 2015 M Diterbitkan oleh: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat

Lebih terperinci

ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI

ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI OLEH: DR. H.M ALI TAHER, SH, M.Hum KETUA KOMISI VIII DPR RI (Disampaikan dalam Evaluasi Nasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1438 H/ 2017, Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Berhaji merupakan salah satu rukun Islam yang ke-5. Hal ini mewajibkan umat Islam untuk wajib menjalankannya apabila mereka telah benar-benar mampu. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

Negeri Johor 2010 IBADAT

Negeri Johor 2010 IBADAT IBADAT TINGKATAN EMPAT 1. HAJI a) Pengertian haji b) Pengertian umrah c) Hikmah haji a) Hikmah haji b) c) 2. UPAH HAJI a) Pengertian Upah Haji b) Sebab Upah Haji Tiada keupayaan fizikal a) C) Hikmah upah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan berdalih memegang filosofi membuat dan menjual yang berpusat pada produk, bisnis beralih ke filosofi

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN) (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa thawaf ifadhah merupakan salah satu rukun

Lebih terperinci

PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI OFF LINE

PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI OFF LINE PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI OFF LINE 2 5 Calon Jemaah Haji membuka rekening tabungan haji pada BPS BPIH 2 Calon Jemaah haji cek kesehatan di Puskesmas domisili untuk memperoleh surat keterangan sehat 4 6

Lebih terperinci

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2003. TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI

Lebih terperinci