NILAI BUDAYA JAWA DALAM SERAT TRIPAMA KARYA SRI MANGKUNAGARA IV
|
|
- Sudomo Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NILAI BUDAYA JAWA DALAM SERAT TRIPAMA KARYA SRI MANGKUNAGARA IV MARIDI KUSMIANTO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Pada masa sekarang ini kebudayaan Jawa semakin memudar. Memudarnya kebudayaan Jawa ini dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK diera globalisasi, sehingga mengakibatkan kehidupan sosial budaya masyarakat Jawa banyak mengalami perubahan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif tentang nilai Budaya Jawa dalam Serat Tripama karya pujangga Sri Mangkunagara IV. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan jenia deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik observasi teks. Hasil penelitian sebagai berikut. Petama, Serat Tripama karya Sri Mangkunagara IV yang dijabarkan dalam buku tiga Tiga Suri Tauladan karangan Kamajaya tedapat tiga unsur nilai budaya Jawa yaitu (1) nilai Budaya Jawa tentang kesabaran 2) nilai Budaya Jawa tentang kejujuran, (3) nilai Budaya Jawa tentang kesetiaan Kedua, nilai budaya Jawa dalam ungkapan yang bisa dipetik dari serat Tripama, di antaranya, (1) ngono ya ngono ning aja ngono. (2) melok nanging aja nyolok (tampak jelas, tetapi jangan terlalu menyolok)., (3) bener ning ora pener (perkara yang yang dianggap benar, belum tentu cocok/pas bagi kebanyakan orang). pada hal yang cocok, pas, cukup,, (4) sing bisa prihatin sajroning bungah, sing bisa bungah sajroning prihatin. (5) yen krasa enak uwisana, yen krasa ora enak terusna., (6) aja bungah ing pengalem, aja susah ing panacad atau aja mongkog ing pambombong, aja kendho ing panyendhu, (7) tega larane ora tega patine Kata kunci: nilai, budaya Jawa, Serat Tripama Bangsa Indonesia selama ini dikenal sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan tinggi. Ragam budaya, adat istiadat yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan cermin tingginya budaya. Kuatnya adat istiadat yang melekat dalam masyarakat adalah sebagian contoh betapa tinggi hasil budaya bangsa Indonesia. Adat istiadat berakar dan bersumber dari budaya daerah. Berbagai kandungan yang terdapat dalam tembang-tembang Jawa macapat tersebut memiliki beraneka NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 256
2 fungsi antara lain, sebagai pembawa amanat, sebagai sarana penyampaian ungkapan rasa. Kumpulan tembang-tembang Jawa macapat hasil karya sastrawan zaman sekarang hampir dipastikan tidak ada, yang ada berupa bukubuku hasil karya para punjangga zaman dahulu, beberapa buku yang terkenal antara lain sebagai berikut: Serat Wulangreh karya KGPA Pakubuwana IV tahun 1873, Serat Wedotomo karya KGPA Mangkunagara IV tahun 1850, Serat Tripama karya KGPA Mangkunagara IV tahun Di antara buku tersebut peneliti meneliti Serat Tripama karya KGPA Mangkunagara IV, dan secara khusus peneliti ingin melihat bagaimanakah nilai-nilai edukatif dan nilai-nilai budaya Jawa yang terkandung di dalamnya. Serat Tripama ini berupa kumpulan tembang Dhandhanggula yang berisi tentang nasehat (pitutur luhur) Mangkunagara IV yang diisyaratkan melalui tokoh kontroversi dalam pewayangan yakni Bambang Sumantri, Kumbakarna dan Suryaputra (Adipati Karna). Adapun masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah nilai budaya Jawa yang memuat tiga suri tauladan dalam Serat Tripama karya pujangga Sri Mangkunagara IV? Dari rumusan masalah secara umum tersebut, masalah dapat dirinci sebagai berikut (1) bagaimanakah nilai budaya Jawa tentang kesabaran yang digambarkan tiga tokoh tamsil dalam serat Tripama karya Sri Mangkunagara IV, (2) bagaimanakah nilai budaya Jawa tentang kejujuran yang digambarkan tiga tokoh dalam tamsil diserat tripama karya punjangga Sri Mangkunagara IV?, ( 3) bagaimanakah nilai budaya Jawa tentang kesetiaan yang digambarkan tokoh dalam tamsil diserat tripama karya punjangga Sri Mangkunagara IV? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi obyektif tentang nilai budaya Jawa dalam Serat Tripama karya pujangga Sri Mangkunagara IV. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendapatkan laporan diskriptif sebagai berikut (1) Memperoleh deskripsi objektif tentang nilai kesabaran yang digambarkan tokoh dalam tamsil dalam serat Tripama karya Sri Mangkunagara IV?, (2) memperoleh deskripsi objektif tentang nilai kejujuran yang digambarkan tiga contoh tokoh dalam tamsil diserat tripama karya punjangga Sri Mangkunagara IV?, (3) m emperoleh deskripsi objektif tentang nilai kesetiaan yang digambarkan tiga contoh tokoh dalam tamsil diserat tripama karya punjangga Sri Mangkunagara IV? NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 257
3 Kegunaan Penelitian. METODE Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif mendasarkan objek penelitian yang diperoleh dari data penelitian, yaitu kata-kata dan kalimat yang terdapat dalam Serat Tripama karangan Sri Mangkunagara IV. Bentuk penelitian ini bersifat deskriptif, artinya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, mencatat, dan menganalisis data yang di peroleh. Data dalam penelitian ini adalah kata dan kalimat yang mengandung muatan nilai budaya Jawa terutama teantang kesabaran, kejujuran dan kesetiaan yang terdapat dalam Serat Tripama karangan Sri Mangkunagara IV.Yang dimaksud nilai Menurut Drijakarya (Fitri, 2012:87) nilai merupakan hakekat sesuatu yang menyebabkan hal itu pantas dikerjakan oleh manusia. Pedersen (1981) sebagaimana dikutip Purwadi (2004:45) berpendapat bahwa nilai adalah apa yang diinginkan, dianggap baik, apa yang disukai dan apa yang harus dilakukan Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian maka sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teks asli Tripama karya Pujangga Sri Mangkunagara IV dari Kraton Surakarta terbitan Jakarta milik negara tahun 1953 dan Buku Sri Mangkunagara IV sebagai penguasa dan pujangga ( ) penerbit Aneka Ilmu Semarang tahun 2002 serta Buku Tiga Suri Tauladan karangan Kamajaya diterbitkan CV Cendrawasih Sukohardjo Surakarta tahun 1984 Teknik/Prosedur Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik observasi teks, yakni mengkaji kata dan kalimat yang sesuai dengan kriteria dikumpulkan dan diklarifikasi. Selanjutnya untuk dianalisis menurut kriteria yang sudah ditetapkan. Kriteria dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan apa yang sedang diteliti. Adapun teknik observasi teks dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. (1) membaca buku Tiga Suritauladan karangan Kamajaya dan Serat Tripama karangan Sri Mangkunagara IV secara berulang-ulang, (2) menyelidiki, meneliti kata dan kalimat yang sesuai sebagai data dalam Serat Tripama dan buku Tiga Suritauladan karangan Kamajaya,(3) menandai data pada teks, (4) mengeluarkan data dari teks asli, (5) memasukkan data ke dalam tabel, (6) memberi kode. Instrumen untuk menjaring data dalam penelitian ini yaitu manusia atau peneliti sendiri sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai instrumen utama dalam melakukan penelitian ini menggunakan tabulasi data sebagai NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 258
4 pelengkap guna menyimpan data yang telah terjaring. Pengecekan data penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan tehnik ketekunan, ketelitian pengamatan, dan verifikasi. Tehnik ketelitian, ketekunan pengamatan dilakukan dengan membaca kembali secara periodik terhadap data dan sumber data. Tehnik verifikasi dilakukan dengan ahli di bidang (para pembimbing). Dan data yang sudah terkumpul didiskripsikan sesuai dengan indikator. Setiap data ditampilkan dengan apa adanya sesuai teks aslinya. Tahapan penelitian merupakan kerja penelitian dari awal sampai akhir baik bersifat administrasi maupun akademis penelitian, dalam pelaksanaannya melalui beberapa prosedur atau langkah kerja yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian. Ketiga tahap tersebut lebih lanjut diuraikan sebagai berikut. Pada tahap persiapan, peneliti melakukan kegiatan yang meliputi (1) pengajuan judul, (2) mengadakan studi kepustakaan, (3) dalam hal ini penulis mencari pustaka yang relevan dengan masalah yang diteliti, kemudian, menyusun alur berfikir yang sesuai dengan tujuan yang diteliti, (4) menyusun rancangan penelitian, kegiatan yang penulis laksanakan antara lain: menyusun tujuan dan hasil yang diharapkan, menyusun penegasan istilah, menyusun kerangka teori, menentukan metode penelitian dan menyusun prosedur penelitian, (5) menyusun instrumen penelitian. Dalam tahap pelaksanaan, yang dilakukan oleh peneliti diantaranya: (1) melaksanakan penelitian, (2) penyusunan konsep laporan, (3) revisi konsep laporan, pemantapan konsep laporan, (4) penyusunan konsep laporan dalam bentuk thesis yang terdiri dari enam bab, yaitu bab pendahuluan, kerangka teori, metode penilaian, hasil analisis, pembahasan, kesimpulan dan saran. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap penyelesaian adalah (1) pembuatan kesimpulan dan hasil analisis kajian, (2) penyusunan laporan, (3) penggandaan laporan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bagian ini diuraikan tentang paparan data dan hasil penelitian dari serat Tripama diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, Serat Tripama karya Sri Mangkunagara IV yang dijabarkan dalam buku Tiga Suritauladan karangan Kamajaya terdapat tiga unsur nilai budaya Jawa yang sangat luhur yaitu tentang kesabaran, kejujuran dan kesetiaan, namun ada perbedaan yang signifikan setelah NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 259
5 dimasukkan dalam korpus data. Pertama nilai Budaya Jawa tentang Kesabaran (1) Sumantri mempunyai tiga sifat sabar dalam kode korpus yaitu nilai kesabaran satu (N Ksbr/1) tidak mudah putus asa, nilai kesabaran tujuh (N Ksbr/7 berjuang keras dalam mewujudkan cita-cita),dan nilai kesabaran delapan (N Ksbr/8)mampu bekerja bersama dengan orang lain, (2) Kumbakarna mempunyai satu sifat kesabaran yaitu kesabaran tujuh belas (N Ksbr/17) mampu menjaga martabat diri sendiri dan orang lain dan Karna mempunyai satu sifat kesabaran dalam korpus yaitunilai kesabaran tujuh belas (N Ksbr/17) mampu menjaga martabat diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian Sumantri lebih dominan mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi, kedua nilai Budaya Jawa tentang kejujuran yang bisa diambil dari tiga tokoh dalam Serat Tripama pada korpus data Sumantri mempunyai dua nilai kejujuran yaitu bisa kecewa karena sebagai manusia biasa ( N Kjr /7 ) dan mandiri tidak tergantung pada orang lain (N Kj r/12). Raden Kumbakarna mempunyai empat nilai kejujuran yaitu (1) berkata apa adanya N Kjr/1, (2) selalu teguh dalam pendirian N Kjr/5, (3) mempunyai harga diri karena mempunyai kemampuan N Kjr/17, (4) bisa marah meskipun mampu mengendalikan diri N Kjr/6. Adipati Karna mempunyai nilai kejujuran tiga nilai kejujuran yaitu (1) selalu teguh dalam pendirian N Kjr/7, (2)mempunyai harga diri sebagai kesatria N Kjr/17, (3) mampu memprekdisikan kemungkinan yang akan terjadi N Kjr/21. Dalam hal kejujuran Kumbakarna lebih dominan dari tiga tokoh, ketiga nilai Budaya Jawa tentang kesetiaan pada tokoh dalam Serat Tripama Raden Sumantri mempuyai mempunyai tiga kesetiaan yang menonjol yaitu (1)Rela berkorban demi pemimpin dan negara N Kst/1, (2) Tidak tergoda tahta dan wanita N Kst/1, (3) berani mampu menjalankan tugas N Kst/6. Kumbakarna mempunyai dua nilai kesetiaan yaitu (1) cinta tanah air dan bangsa N Kst/11, (2) bisa menjadi contoh terhadap orang lan N Kst/18. Adipati Karana mempunyai satu nilai kesetiaan yaitu Mengerti tentang balas budi N Kst/16. Demikian juga tentang kesetiaan Sumantri mempunyai nilai yang lebih dibanding Kumbakarna dan Karna. Kedua kebiasaan orang Jawa dalam menyampaikan pesan terhadap orang lain melalui ungkapan atau sindiran nilai budaya Jawa yang bisa diambil dalam Serat Tripama yaitu unkapan ngono ya ngono ning aja ngono.( 1)Unen-unen menyindir Sumantri yang kurang menghargai jasa adiknya Sukasarana,(2) ungkapan ini ditujukan Kumbakarana terhadap kakaknya Rahwana yang senang terhadap istri orang lain,(2) melok NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 260
6 nanging aja nyolok (tampak jelas, tetapi jangan terlalu menyolok) Kumbakararna maju perang kelihatannya membela Rahwana padahal dia membela negara. Maksudnya, boleh saja dalam perilaku selalu tampil beda, tetapi jangan sampai terlampau mencolok,(3) bener ning ora pener (perkara yang dianggap benar, belum tentu cocok/pas bagi kebanyakan orang)sumantri menakutnakuti adiknya dengan senjata tanpa sengaja dia membunuhnya,. Ini dimaksudkan bahwa dalam tindakan senantiasa diarahkan pada hal yang cocok, pas, cukup dan sesuai, (4) sing bisa prihatin sajroning bungah, sing bisa bungah sajroning prihatin. Maksudnya, bersikap tidak berlebihan, bisa mengekang hawa napsu jika sedang hidup enak. Sebaliknya, jika sedang hidup kekurangan, jangan terlalu sedih, nasehat ini diamanatkan begawan suwandagni kepada Sumantri sewaktu mau melamar pekerjaan (5) yen krasa enak uwisana, yen krasa ora enak terusna ungkapan ini ditujukan kepada Sumantri yang mampu memboyong putri dengan perang dan ingin mencoba kesaktian orang yang dipercaya yaitu rajanya yang akhirnya ia kalah.ungkapan ini mengandung ajaran nasihat agar dalam hidup bermasyarakat, orang senantiasa dapat menahan diri, mengendalikan hawa nafsu, (6) aja bungah ing pengalem, aja susah ing panacad atau aja mongkog ing pambombong, aja kendho ing panyendhu, sindiran ini ditujukan kepada Sumantri dia berhasil dalam perang ia lupa diri sehingga timbul kesombongan tetapi Sumantri sangat menderita sewaktu dia tidak mampu memindahkan taman Sriwedari. Artinya, jangan merasa bangga (sekali) jika dipuji, dan jangan susah (sekali) jika mendapat celaan,(7) tega larane ora tega patine sewaktu Karna melawan Arjuna bisa saja membunuhnya namun Karna sadar yang dibela orang jahat yaitu Duryudana. Maksudnya, tega melihat orang lain sakit, namun tidak akan membiarkan sampai meninggal. Ini mengandung nilai ke arah pengekangan diri demi keutuhan keluarga. Karena rela gugur demi adiknya arjuna. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian pada bab IV dan pembahasan pada bab V diperoleh butir-butir simpulan berikut. Pertama, Serat Tripama karya Sri Mangkunagara IV yang dijabarkan dalam buku Tiga Suri Tauladan karangan Kamajaya tedapat tiga unsur nilai budaya Jawa yang sangat luhur diantaranya, (1) nilai Budaya Jawa tentang kesabaran, (2) nilai Budaya Jawa tentang kejujuran (3) nilai Budaya Jawa tentang kesetiaan. NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 261
7 Kedua kebiasaan orang Jawa dalam menyampaikan pesan terhadap orang lain melalui ungkapan atau sindiran nilai budaya Jawa yang bisa diambil dalam Serat Tripama yaitu unkapan, (1) ngono ya ngono ning aja ngono. r, (2) melok nanging aja nyolok), (3) bener ning ora pener (4) sing bisa prihatin sajroning bungah, sing bisa bungah sajroning prihatin (5) yen krasa enak uwisana, yen krasa ora enak terusna (6) aja bungah ing pengalem, aja susah ing panacad utowo aja mongkog ing pambombong, aja kendho ing panyendhu, (7) tega larane ora tega patine Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Serat Tripama merupakan karya sastra yang mempunyai nilai budaya Jawa yang sangat tinggi berisi nasehat lewat cerita wayang yang didalamnya mengandung nilai kesabaran, kejujuran dan kesetiaan serta sindiran-sindiran halus lewat ungkapan yang bisa merubah tingkah laku yang baik tanpa menyakiti perasaan sehingga kiranya cocok bagi bangsa Indonesia sekarang ini yang kadangkala lebih mengedepankan otot daripada hati. Karena data penelitian ini didapat dari kajian pustaka sehingga banyak kekurangan, untuk itu kepada peneliti lain disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan instrumen pengumpulan data yang lebih lengkap sehingga akan diperoleh hasil yang lebih mendalam DAFTAR RUJUKAN Depdidbud RI Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fitri, Agus Zainul Pendidikan Karakter.Yogyakarta: AR- RUZZ. Ki Jasawidagda dan Ki Hadiwidjana, Serat Tripama dalam Buku Sasana Sastra. Jogjakarta: Dwijaya. Kamajaya Tiga Suri Tauladan. Yogyakarta: CV Cendrawasih. Mistar, Junaidi Pedoman Penulisan Tesis.Malang: PPS Universitas Islam Malang. Nuraini Pepak Basa Jawa Lengkap. Yogyakarta: Lingkar Media. Purwadi Sejarah Sastra Jawa Klasik.Yogyakarta: Panji Pustaka. Soetomo, W. E., Siswokartono Sri Mangkunagara IV Sebagai Pengua-sa dan punjangga NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 262
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah Kempalan Dongeng yang memuat teks Kyai Prelambang dengan bertuliskakan aksara Jawa tidak ditemukan di tempat lain selain
Lebih terperinciNilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang
Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Oleh: Sugeng Triwibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Miftah1919@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciSeri Iman Kristen (10/10)
Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat
Lebih terperincilease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN
124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah
Lebih terperinciBEBERAPA UNGKAPAN TRADISIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Ernawati Purwaningsih
BEBERAPA UNGKAPAN TRADISIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Ernawati Purwaningsih Kebudayaan merupakan kompleks nilai-nilai dan gagasan manusia terhadap lingkungannya. Bagaimana manusia beradaptasi
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciKONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn)
KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciKAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG
KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Fitri Afniati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa gastedant_fianti@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciKAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG
KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Ade Irma progran studi pendidikan bahasa dan sastra
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S.
ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S. Oleh: Ahmad Ma muri program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Achmad_makmuri@yahoo.com Abstrak: Ahmad Ma muri. 2014.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta
BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan dalam BAB I akan dibahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciAlih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciNilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang
Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Andi Prasetiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andyzie21@gmail.com Abstrak: Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada tahun 1911. Kumpulan surat tersebut pertama kali dibukukan oleh sahabat pena R.A Kartini yang
Lebih terperinciOleh: Marsini 2. Abstrak
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN METODE SUGESTI IMAJINASI MELALUI MEDIA PERGELARAN WAYANG PADA SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Marsini 2 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk tercapainya suatu tujuan dalam hidup bermasyarakat setiap individu mempunyai urusan yang berbeda-beda. Tujuan tersebut bisa tercapai ketika individu mau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kesadaran akan nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri bangsa semakin terkikis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui naskah kuna. Jenis isi dari naskah kuna sangat beragam. Jenis teks tersebut antara lain berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara Etimologi istilah seni berasal
Lebih terperinciNILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma
NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi. Nilai-nilai moral yang terkandung
Lebih terperinciKIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciPESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
PESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA (Analisis Semiotik Pada Film Rumah Tanpa Jendela) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciAnalisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011
Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Oleh : Wawan Priyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Werdi Widodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo wrdiwidodo@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan
Lebih terperinciKAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA
KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercapai ketika setiap individu mau berusaha dan bekerja keras. Dalam tercapainya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk tercapainya suatu tujuan dalam hidup setiap individu tentunya adalah hal yang berbeda-beda antara individu satu dengan yang lainnya, tujuan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai salah satu penyimpanan naskah-naskah kuna warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai penyimpanan naskah-naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eko Widodo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih hidup dan berkembang cukup baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan para pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.
BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
STRUKTUR SERAT PARTAWIGENA SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra oleh Nama : Imam Arief Hidayat NIM : 2151407002 Program Studi : Sastra Jawa Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciRaden Ayu Mantri guru, Den Bei Mantri gudang, Den Ayu Mantri gudang, Mantri Guru Kedungwuni, Istri Mantri Guru, Kerta, Kasna dan Salijem.
digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Penokohan dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja. a. Tokoh Protagonis Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Rapingun, Raden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi informasi yang cepat tidak hanya menciptakan sisi positif bagi kemajuan teknologi itu sendiri, namun di sisi lain menciptakan dampak
Lebih terperinci1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2
1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciNILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Jenis Kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan terhitung sejak bulan November 2015 hingga April 2016. ini adalah penelitian kualitatif sastra. Objek dari penelitian
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat
181 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra menghasilkan beberapa temuan penting yang dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN. mengenai nilai-nilai Islam dalam Tembang Dhandanggula, maka penulis dapat
80 BAB V PENUTUP KESIMPULAN Setelah melakukan analisis dari Tembang Dhandhanggula Serat Wulangreh mengenai nilai-nilai Islam dalam Tembang Dhandanggula, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Unsur
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN
INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bima Propinsi NTB adalah sebagian dari kesatuan NKRI, adalah sebuah daerah yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciETIKA PROFESI SATPAM
SECURITY SERVICES ETIKA PROFESI SATPAM ABU SAKKIR NRG. 19 07 003651 PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI Yang disebut kode etik adalah kumpulan dari etika, sedangkan etika adalah pernyataan tentang apa apa yang
Lebih terperinciWahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo
KAJIAN FILOLOGI SERAT-SERAT ANGGITAN DALEM KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA IV JILID I (WANAGIRI JAMAN KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA III) Wahyu Aris Aprillianto Universitas
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO
ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO Oleh : Novyta Kumayroh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Novyta_kumayroh@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018
PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018 Kita hidup di tengahtengah pertentangan kosmik yang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kejahatan muncul? Bagaimana kita terkontaminasi olehnya?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran
Lebih terperinciMORALITAS TOKOH UTAMA PADA NOVEL LINGKAR TANAH LINGKAR AIR KARYA AHMAD TOHARI DALAM PERSPEKTIF DEKONSTRUKSI
MORALITAS TOKOH UTAMA PADA NOVEL LINGKAR TANAH LINGKAR AIR KARYA AHMAD TOHARI DALAM PERSPEKTIF DEKONSTRUKSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : ASIH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Clarry Sadadalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-Nilai Kemanusiaan Menurut Clarry Sadadalam http://jhv.sagepub.com&http://www.globalresearch. ca/index.php?contex =view Article)nilai adalah ide atau gagasan, konsep seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cerminan dari suatu masyarakat penuturnya dan karya manusia yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia mengalami perkembangan; yaitu mengalami
Lebih terperinciKODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT
KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pula masuk ke negara Indonesia. Globalisasi sistem pengetahuan,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dalam penilitian ini adalah: 2.1.1 Novel Novel menceritakan tentang perjalanan hidup tokoh utama dalam satu masa dan di dalam novel
Lebih terperinciSurat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika
1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan yang lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Isi yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra adalah proses karya budaya
Lebih terperinciETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA
ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA Oleh : Qoriatul Anief Agustina program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aniefagustina@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciAnalisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA
Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA Oleh: Nur Isrofi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Nurisrofi07@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciI Want Him... Di Jogjakarta, lahirlah anaknya yang ketujuh, anak perempuan, dan itulah aku. Setelah kehamilan ibu yang boleh
Aku dan Ibu Istimewa Melahirkan anak adalah rahmat yang luar biasa. Rasa sakitnya pun luar biasa. Tapi semua rasa sakit itu bisa hilang dalam sekejap saat aku mendengar suara tangis pertama anakku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlawanan budaya merupakan perjuangan hak yang bertentangan agar terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan untuk melakukan perubahan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan preposisi-preposisi
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR
PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR (Analisis isi video untuk pembuatan media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciKONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom
BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).
Lebih terperinciKAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK
KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK Oleh : Diana Prastika program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa diana_prastika@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciKONSEP MENUNTUT ILMU DALAM SERAT WULANGREH PUPUH DHANDHANGGULA KARYA KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA IV
KONSEP MENUNTUT ILMU DALAM SERAT WULANGREH PUPUH DHANDHANGGULA KARYA KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA IV (Dalam Perspektif Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Karya sastra merupakan suatu hasil cipta sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman
Lebih terperinci1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa
301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada
Lebih terperinciULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Nama Sekolah : Nama Siswa : Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Hari, tanggal : No. Absen : Kelas : V (lima)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB II SIKAP NASIONALIS TOKOH KUMBAKARNA
BAB II SIKAP NASIONALIS TOKOH KUMBAKARNA II.1 Gambaran Umum Kumbakarna Dalam wayangpedia.com (2012) Kumbakarna adalah salah satu ksatria yang menjadi teladan sebagai pahlawan yang rela mati membela negara
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Melalui analisis, dapat terlihat berbagai kritik sosial yang diungkapkan oleh SGA dalam Kalatidha. Kritik dalam Kalatidha dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah
Lebih terperinciSILABUS DAN RPP MATA KULIAH BAHASA JAWA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1
SILABUS DAN RPP MATA KULIAH BAHASA JAWA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas : Ilmu
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA:ISWAHYUDI NIM :11.01.2828 KELOMPOK:B PROGRAM STUDI:PANCASILA JURUSAN:D3 TI DOSEN: IRTON, SE, M.SI 1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA 2. ABSTRAK
Lebih terperinci