BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat
|
|
- Doddy Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 181 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra menghasilkan beberapa temuan penting yang dapat dirumuskan dalam simpulan sebagai berikut: 1. Struktur dalam Serat Prabangkara Ditinjau dari segi struktur karya sastra meliputi unsur-unsur intrinsik dalam novel Serat Prabangkara memiliki empat struktur meliputi tema, tokoh, penokohan, dan karakter. (1) Tema dalam cerita Serat Prabangkara adalah percintaan, yaitu percintaan antara Pangeran Adipati Prabangkara dengan Rara Apyu. (2) Tokoh dan penokohan dalam Serat Prabangkara sebagian besar menggunakan nama sapaan orang Jawa, karena faktor pengarang yang berlatarbelakangkan Jawa. Adapun tokoh yang berperan penting dalam cerita Serat Prabangkara meliputi Pangeran Adipati Prabangkara, Rara Apyu, Prabu Ondakara, Dewi Geniyara, Pangeran Ondapawaka, Dewi Geniyara, Jaka Geniroga, Mbok Jurutaman, Juragan Mertyubeya, Ki Pedhakbrama, Orang Badhuwi, dengan watak masing-masing. (3) Berkenaan dengan karakter tokoh Serat Prabangkara pengarang mampu melukiskan perwatakan tokoh yang terungkap melalui penampilan fisik, tindakan, maupun psikisnya. Dalam Serat Prabangkara ini karakter tokoh secara garis besar menjunjung tinggi adat budaya Jawa. Hal itu tidak terlepas dari peran pengarang, yaitu Ki Padmasusastra yang berasal dari Jawa (Surakarta). Dengan demikian
2 182 aspek tata krama, unggah-ungguh basa yang dibalut dalam suasana sosial kaum priyayi dan wong cilik merupakan hal yang sangat melekat dalam Serat Prabangkara. Dalam budaya Jawa struktur dan fungsi peran perempuan dalam masyarakat dianggap dalam posisi di bawah kekuasaan lelaki- lelaki. Kebanyakan tokoh-tokoh perempuan dalam novel ini mengalami perlakuan diskriminasi yang diakibatkan oleh persepsi budaya dalam sistem patriarkhi. Perempuan Jawa dalam sistem patriarkhi menempatkan perempuan sebagai sosok yang lemah lembut tidak boleh berperilaku kasar, atau menyampaikan perasaan emosi dengan bahasa yang kurang sopan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan Jawa harus mencerminkan sikap lemah lembutnya sebagaimana ajaran pada perempuan Jawa. 2. Aspek Psikoanalisis (id, ego, superego) dalam Serat Prabangkara Aspek Psikoanalisis dalam Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra ini mengungkapkan tentang dinamika dan proses kejiwaan para tokohnya. Analisis penokohan dalam novel dapat diperoleh gambaran mengenai proses kejiwaan dari masing-masing tokoh yang dipengaruhi faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Proses kejiwaan tokoh-tokohnya dapat dipahami melalui pendalaman teori Sigmund Freud (id, ego, dan superego) yang dapat menggambarkan suasana dan perasaan hati para tokoh. Hal ini tidak lepas dari kemampuan pengarang dalam melukiskan perwatakan tokoh yang ada dalam karyanya. Melalui teori kepribadian yang diungkap oleh Sigmund Freud, maka dapat diambil kesimpulan bahwa superego berperan sebagai penghalang pulsi-pulsi id dan ego dalam diri para tokoh Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra. Superego dalam diri para tokoh Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra
3 183 tersebut berdasar atas hasil pendidikan, moral, maupun nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Ketiga sistem kepribadian tersebut terkadang tidak saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Serta tidak dinampakkan ketigatiganya secara beriringan. Terkadang hanya nampak id dan ego, namun terkadang pula tidak nampak unsur id tetapi hanya unsur ego dan superego. 3. Nilai Pendidikan Karakter dalam Serat Prabangkara Serat Prabangkara mengandung ajaran atau nilai pendidikan karakter yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Nilai pendidikan karakter tersebut adalah nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan yaitu religius; nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri yang meliputi: jujur, tanggung jawab, kerja keras, dan mandiri; nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan sesama meliputi: patuh pada aturan-aturan sosial dan santun; nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan yaitu peduli sosial; sementara nilai kebangsaan dalam Serat Prabangkara adalah nilai pendidikan karakter nasionalis. Nilai pendidikan dalam Serat Prabangkara ini lebih pada cerminan sikap hidup dan kebijaksanaan hidup orang Jawa yang memegagang prinsip harmonis sebagi bukti keluhuran budi pekerti Jawa. B. Implikasi Penelitian ini secara umum sangat berimplikasi membangun nilai-nilai karakter humanisme dalam pergaulan hidup di masyarakat. Implikasi dari temuan penelitian mencakup pada tiga hal, yakni implikasi teoretis, praktis, dan pedagogis. Implikasi teoretis berhubungan dengan kontribusinya bagi perkembangan teori-teori sastra khususnya psikologi sastra. Sedangkan implikasi
4 184 praktis berkaitan dengan kontribusinya temuan penelitian terhadap dunia masyarakat, lingkungan keluarga, dan kebudayaan bangsa. Sedangkan implikasi pedagogis adalah kaitanya dengan dunia pendidikan di sekolah, khususnya penanaman nilai pendidikan karakter bagi peserta didik. Adapun implikasi hasil penelitian secara rinci sebagai berikut. 1. Implikasi Teoretis a. Teori Struktur Karya Sastra Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap perkembangan teori struktur karya sastra karena penelitian ini mengulas secara mendalam tentang unsurunsur intrinsik karya satra. Sehingga kajian struktur karya sastra yang digunakan untuk mengkaji Serat Prabangkara ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian tentang struktur karya sastra. b. Teori Psikologi Sastra Signifikansi studi ini adalah mengkonfirmasi asumsi teoretis psikoanalisis Sighmund Freud yaitu mengenai konsep id, ego, dan superego. Hasil penelitian Novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra ini memiliki implikasi terhadap ilmu sastra khususnya psikologi sastra. Proses penelitian ini didasarkan atas pengamatan secara cermat melalui metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini menjelaskan tentang teori struktur karya sastra dan psikologi tokoh dalam sebuah karya sastra novel berdasarkan konsep id, ego, dan superego menurut teori psikoanalisis Sigmund Freud. Oleh karena itu penelitian ini berguna dalam pengembangan teori-teori psikologi sastra
5 185 dengan mendalami kejiwaan para tokoh yang terdapat dalam sebuah karya sastra. 2. Implikasi Praktis a. Masyarakat Novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra memiliki implikasi dalam dunia masyarakat. Novel ini dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan yang terjadi di dalam keluarga kerajaan (pemerintah) maupun masyarakat umum. Konflik secara psikologi pada kehidupan sosial yang juga dialami oleh hampir setiap manusia, serta dalam dunia pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya. Konflik-konflik psikologi yang muncul bukanlah merupakan hambatan untuk mencapai keinginan. Manusia akan dianggap dewasa ketika dapat mandiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana pun dia tinggal. Kehidupan tokoh dapat memberikan gambaran baik secara implisit maupun eksplisit bahwa tekanan psikologi yang dialami manusia haruslah dihadapi dengan tegar dan percaya diri, bukan sebaliknya. Masalah yang diangkat dalam Serat Prabangkara juga dapat mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang berakhlak dan bermoral. Novel ini dapat pula dijadikan sumber belajar bagi penikmat sastra masyarakat umum. Karena dalam Serat Prabangkara dihadirkan sesuai dengan realita kehidupan masyarakat. Serat Prabangkara memberi gambaran bahwa masyarakat cenderung menganggap bahwa menjadi keluarga bangsawan adalah sesuatu yang menyenangkan karena segalanya serba
6 186 tercukupi dari segi materi, selain itu keluarga bangsawan akan menjadi sangat dihormati oleh semua rakyat. Namun kenyataannya tidak selalu demikian, karena sebagian orang justru tidak menyukai dengan posisi tersebut. Mengingat keluarga bangsawan harus selalu menjaga kehormatan, maka banyak aturan-aturan yang harus ditaati. Segala macam perbuatan harus selalu yang terbaik, sehingga hal ini justru menimbulkan beban tersendiri bagi keluarga bangsawan. b. Pendidikan di Lingkungan Keluarga Serat Prabangkara juga tergambar ajaran pendidikan tentang menjaga kerukunan dan saling menyayangi antarkeluarga. Rasa sangat menyayangi keluarganya ditunjukkan oleh para tokoh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat yang kurang memerhatikan hal tersebut. Masyarakat saat ini cenderung disibukkan dengan urusan pribadi dan pekerjaan masing-masing. Sebagai keluarga yang hidup bersama sudah selayaknya saling menyayangi dan saling menjaga agar tercapai keutuhan keluarga. Berbagai gambaran masyarakat mengenai menjaga keutuhan keluarga diharapkan dapat memberikan suatu pelajaran berharga bagi masyarakat agar mampu memahami kondisi serta perasaan orang lain sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan hingga ikatan batin yang kuat dalam kehidupan keluarganya. c. Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa Penelitian ini sangat terkait dengan upaya pengembangan kebuyaan bangsa Indonesia. Temuan penelitian menunjukkan bagaimana lunturnya
7 187 pemahaman generasi Jawa akan budayanya. Keterbukaan dari budaya modern dalam satu sisi memberikan ruang kebebasan, namun disisi lain merusak tatanan budaya bangsa sendiri. Budaya ketimuran difahami sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman, tidak berkembang dan tidak memberikan ruang kebebasan bagi masyarakatnya. Kecintaan, rasa hormat, dan bangga memiliki budaya luhur bangsa sangat kuat diajarkan dalam Serat Prabangkara. Generasi muda harus dikenalkan dengan budaya bangsa senadiri agar mereka mengetahui dan memahami karakter budaya bangsanya. Dalam lingkungan keluarga, orang tua harus mampu mendidik anak-anaknya dengan budayanya sendiri. Menghargai tata krama pergaulan hidup dalam keluarga, masyarakat dan bernegara. Hal tersebut sangat kuat tercermin dalam Serat Prabangkara. 3. Implikasi Pedagogis Sesuai dengan amanat cerita yang ada dalam Serat Prabangkara adalah tentang nilai-nilai pendidikan yang tercermin dalam pergaulan masyarakat khususnya Jawa. Nilai pendidikan moral terkait dengan ajaran etika perilaku budi pekerti luhur dalam kehidupan masyarakat Jawa sehari-hari. Pendidikan moral dan budi pekerti luhur merupakan inti dari pergaulan hidup orang Jawa untuk menumbuhkan sikap harmonis. Nilai-nilai pendidikan yang ada dalam karya sastra sebenarnya sangat berimplikasi dalam ikut andil pembentukan pendidikan karakter peserta didik. Pada dasarnya karya sastra memuat nilai-nilai ajaran pendidikan budi pekerti luhur sebagai amanat yang disampaikan dalam karya sastra. Amanat tersebut
8 188 merupakan representasi dari kondisi sosial yang dipahami oleh pengarang. Sehingga struktur yang dibangun dalam cerita merupakan struktur persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Ajaran-ajaran kebaikan dalam sastra secara umum dapat dipahami sebagai refleksi pengarang terhadap persoalan yang terjadi dalam lingkungannya. Sikap ini sebagai bentuk tanggung jawab pengarang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pembacanya. Nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam Serat Prabangkara ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di sekolah. Sehingga karakter positif para tokoh dalam Serat Prabangkara diharapkan dapat dijadikan contoh kepada pembaca khususnya peserta didik. Hal ini terkait dengan upaya pemerintah dalam upaya membentuk delapanbelas karakter bangsa yang harus dimasukkan ke dalam pembelajaran di sekolah. Nilai pendidikan karakter tersebut adalah nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan yaitu religius. Nilai religius ini tergambar melalui tokoh utama Pangeran Adipati Prabangkara yang dalam setiap melakukan segala hal selalu melibatkan Tuhan. Hal ini juga ia lalukan ketika ia sedang mendapatkan musibah, lalu ia dengan segera pula mengingat serta mohon ampun kepada Tuhan. Masalah ini sangat penting mengingat dewasa ini masyarakat telah mulai banyak yang lebih mengutamakan rasionalitas daripada aspek religiusnya. Ini terjadi karena masyarakat jaman sekarang telah terpengaruh oleh budaya asing yang lebih mengutamakan nilai-nilai rasionalitasnya.
9 189 Selanjutnya, Serat Prabangkara juga memuat nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri yang meliputi: jujur, tanggung jawab, kerja keras, dan mandiri. Keempat nilai tersebut tergambarkan oleh tokohtokoh yang berbeda, baik tokoh utama maupun tokoh bawahan. Sebagai contoh nilai kejujuran tergambar melalui diri tokoh utama Pangeran Adipati Prabangkara. Ia tidak pernah belajar untuk berbohong kepada semua orang. Sifat tersebut tercermin dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Hal itu tetap dilakukan meskipun ia dalam keadaan berbahaya sekalipun, yaitu ketika ia berada dalam rumah Ki Umbul Pedhakbrama yang berniat untuk mengambil harta dan membunuhnya. Penerapan nilai kejujuran ini sangat penting mengingat kejujuran sekarang memang telah menjadi masalah yang sangat pelik dalam negeri ini. Sehingga tindakan kecurangan dan menghalalkan segala cara demi meraih apa yang diinginkan sekarang telah menjadi hal yang biasa. Selain itu nilai tanggung jawab, kerja keras, dan mandiri juga harus dimiliki setiap individu karena nilai tersebut adalah kunci utama yang harus dimiliki setiap individu intuk meraih kesuksesan. Novel Serat Prabangkara ini menggunakan kosa kata bahasa Jawa ragam krama yang baik dan benar. Sehingga selain dapat dijadikan media belajar bahasa Jawa krama, hal tersebut dapat pula memicu keaktifan siswa dalam mengapresiasi sebuah karya sastra Jawa, yaitu dengan cara memicu siswa untuk mencari kosa kata yang dianggap susah di dalam kamus. Dengan demikian, pendidikan karakter mandiri dan bekerja keras diharapkan tumbuh dalam mengapresiasi Serat Prabangkara.
10 190 C. Saran-saran Berdasarkan temuan dan simpulan penelitian, terdapat beberapa saran atau rekomendasi yang diberikan peneliti. Adapun saran atau rekomendasi dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Siswa Diharapakan siswa dapat memilih bacaan yang bermutu dan dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa. Selain tersebut, diharapkan siswa dapat mengambil hikmah dari membaca novel. Siswa dapat meneladani sifat dan watak tokoh dalam novel Serat Prabangkara. Isi cerita dalam Serat Prabangkara ini hendaknya dapat dijadikan bahan perenungan bagi siswa agar lebih menghargai orang lain dan menumbuhkan sifat pekerja keras sehingga menjadi pribadi yang tangguh. Nilai-nilai positif dalam Serat Prabangkara juga diharapkan dapat menjadi dasar bagi siswa untuk menerapkannya dalam berperilaku di kehidupan di masyarakat. 2. Guru Bagi guru bahasa dan sastra Jawa hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan dalam upaya untuk meningkatkan pembentukan karekter bangsa bagi peserta didik. Oleh karena Serat Prabangkara ini memberikan contoh tentang karakter baik dan buruk lewat tokoh-tokoh ceritanya. Perjuangan tokoh dengan kesungguhan dan keteguhan hatinya akhirnya terpenuhi cita-citannya. Semua itu dilakukan dengan usaha yang keras tanpa pantang menyerah meskipun cobaan menghadang dalam perjalanan hidupnya. Pembelajaran sastra bagi peserta didik seharusnya dapat membentuk cara pandang manusia Indonesia yang memiliki
11 191 karakter kuat, sehingga pembelajaran sastra diharapkan mampu memperkokoh pembentukan karakter dari peserta didik. Selanjutnya, diharapkan guru dapat memilih Serat Prabangkara sebagai media pembelajaran, karena serat tersebut merupakan salah satu alternatif novel yang baik yang dapat dijadikan sumber bahan pembelajaran siswa khususnya untuk jenjang SMP dan SMA, karena novel ini mengangkat realita yang ada dalam masyarakat. Berbagai macam kesulitan hidup dan cara tokoh dalam mengatasinya akan menjadi pelajaran berharga bagi siswa dalam menjalani kehidupan selanjutnya. 3. Mahasiswa Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan muncul penelitian sejenis lainnya, sehingga dapat menambah ilmu psikologi sastra dan memperluas khasanah ilmu kesastraan dalam dunia pendidikan. Selain itu, diharapkan pula bagi teman mahasiswa selanjutnya agar meneliti Serat Prabangkara, karena Serat Prabangkara ini merupakan serat yang baik kualitasnya, namun baru diteliti oleh satu orang, yaitu penulis penelitian ini sendiri. 4. Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik kepada pembaca dalam menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan supaya dihadapi dengan lebih arif dan bijaksana. Selain itu, pembaca juga diharapkan dapat mengambil sisi positif dari penokohan dalam novel Serat Prabangkara, terutama sikap sopan yang selalu diperagakan oleh para tokoh, meskipun mereka dalam keadaan berselisih. Namun disisi lain penulis
12 192 mengharapkan kepada pembaca agar tidak menyontoh perilaku negatif yang terdapat dalam cerita, misalnya tentang hubungan badan yang dilakukan oleh Pangeran Ondapawaka kepada Jurutaman yang notabene pembantu kerajaan, sehingga merekan bukan pasangan yang sah. 5. Javanologi Diharapkan Javanologi menyimpan serat-serat karya Ki Padmasusastra, kususnya Serat Prabangkara. Karena serat tersebut merupakan karya sastra Jawa yang sangat baik, dan juga banyak menyimpan unsur pendidikan yang dapat berdampak positif bagi pembaca. Sehingga dengan menyimpan serat-serat karya Ki Padmasusastra, diharapkan dapat memicu peneliti selanjutnya untuk mengkaji serat-serat karya Ki Padmasusastra. 6. Bagi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Temuan penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran sastra diperguruan tinggi, sebagai bahan ajar mata kuliah apresiasi sastra, kritik sastra atau kajian-kajian dalam mata kuliah psikologi sastra. Ketersedian temuan data penelitian dan secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan dalam satuan acara perkuliahan mata kuliah pengajaran sastra.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan
Lebih terperinciKIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran karakter menjadi orientasi pengajaran di sekolah saat ini. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Karya sastra sebagai hasil kreatif seorang pengarang tidak dapat lepas dari masyarakatnya. Seorang pengarang ketika mencipta sebuah karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik
347 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam karya sastra Indonesia modern pascaproklamasi kemerdekaan ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik sebagai tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan masalah dalam
241 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan masalah dalam penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Perilaku Tokoh dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter secara eksplisit maupun implisit telah terbentuk dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Melalui pendidikan karakter diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang dengan menggunakan media bahasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelaahan novel yang diawali dari analisis struktur novel yang terdiri atas tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia memiliki banyak realita yang mempengaruhi kehidupan itu sendiri. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan penelitian, yaitu: 1. Latar belakang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.
Lebih terperinciKAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL 9 dari NADIRA KARYA LEILA S. CHUDORI
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL 9 dari NADIRA KARYA LEILA S. CHUDORI SKRIPSI Oleh: LINA SUPRAPTO K1209039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak, tempat anak meniru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak, tempat anak meniru perilaku orang tua. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing, mengawasi, mengarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. 2.1.1 Novel Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur,
Lebih terperinciKAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, melihat fenomena yang terjadi nampaknya perilaku generasi muda mengalami dekadensi nilai yang seharusnya dijunjung tinggi, terlihat dari sikap yang buruk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya tulis, namun yang lebih penting dari tulisan tersebut adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya sastra bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperincikeunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Berbagai keragaman di setiap wilayahnya membuat Indonesia disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Ia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinciANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ahmad Zuhri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah karya sastra mempunyai beberapa definisi, yaitu karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai ilmu pengetahuan. Badrun mengungkapkan definisi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran bahasa Jawa antara lain untuk melestarikan budaya Jawa dan membentuk budi pekerti generasi bangsa. Hal tersebut tertuang dalam standar isi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sistem semiotik terbuka, karya dengan demikian tidak memiliki kualitas estetis intrinsik secara tetap, melainkan selalu berubah tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Manusia dilahirkan dengan berbagai permasalahan hidup yang dihadapinya. Perasalahan hidup manusia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring terjadinya krisis perilaku yang tidak baik melanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini seiring terjadinya krisis perilaku yang tidak baik melanda kalangan remaja di indonesia yang menyebabkan pola kehidupan remaja sedikit banyak juga
Lebih terperinciBAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu tradisi dipersatukannya dua insan manusia dalam ikatan suci, dan keduanya ingin mencapai tujuan yang sama yaitu menjadi keluarga yang harmonis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah kegiatan kreatif sebuah ciptaan karya bernilai seni mengenai kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, perasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciNILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat di suatu negara. Novel berperan sebagai aspirasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan karya fiksi yang diceritakan secara panjang lebar oleh pengarang dengan menyuguhkan tokoh atau karakter, serangkaian peristiwa, serta latar yang biasanya
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciAnalisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA
Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA Oleh: Nur Isrofi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Nurisrofi07@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan oleh guru. Guru harus dapat melaksanakan pembelajaran sastra dengan menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing memiliki keunikan sendiri-sendiri, demikian pula dibidang sastra, Indonesia sangat kaya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value
BAB I PENDAHULUHAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kata moral sering dipakai dengan pengertian yang lain yaitu budi pekerti, akhlak, nilai etika dan sebagainya, meskipun satu dengan
Lebih terperinci