CAHYO APRILIYANTO S D

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CAHYO APRILIYANTO S D"

Transkripsi

1 MAKALAH KENDAI SOLAR TRACKER PADA SISTEM PLTS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Disusun Oleh : CAHYO APRILIYANTO S D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

2

3

4

5 KENDAI SOLAR TRACKER PADA SISTEM PLTS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 CAHYO APRILIYANTO S FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA cahyoapril@yahoo.com ABSTRAKSI Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuat sistem kendali penjejak matahari untuk menggerakan panel surya yang dapat mengikuti arah pergerakan matahari, sehingga energi listrik yang dihasilkan dapat maksimal. Untuk mencari arah datangnya sinar matahari, digunakan empat sensor Light Dependent Resistor (LDR) yang memberikan informasi besar intensitas cahaya yang diterima masing-masing sensor. Pengolahan data-data intensitas, penentuan arah putaran motor DC dilakukan oleh mikrokontroler ATmega8535. Selanjutnya tegangan dan arus yang dihasilkan panel surya ditampilkan menggunakan LCD 2x16. Pengujian dilakukan selama tiga hari pada tempat yang terkena pancaran sinar matahari secara bebas dari pukul WIB dengan menggunakan dua buah panel surya yang sejenis, satu panel surya menggunakan solar dan satu panel tanpa menggunakan solar dengan posisi menghadap tegak lurus keatas. Dari hasil pengujian diperoleh data bahwa panel surya menggunakan solar pada pagi hari (pukul ) menghasilkan prosentase tegangan rata-rata lebih besar 9,17 % dan sore hari (pukul ) menghasilkan prosentase tegangan rata rata lebih besar 8,25 % dibandingkan dengan panel surya tanpa solar. Siang hari (pukul ) tegangan yang dihasilkan kedua panel surya relatif sama, panel surya menggunakan solar hanya menghasilkan prosentase tegangan rata rata lebih besar 1,6 % dibandingkan panel surya tanpa solar. Kata Kunci : Panel Surya, Mikrokontroler ATmega8535, LCD, LDR, Motor DC. 1. PENDAHULUAN Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk membangitkan energi listrik sangat penting untuk dilakukan terutama dalam mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pembangkitan energi listrik adalah menghasilkan jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Mengingat negara Indonesia berada dekat garis khatulistiwa dengan pancaran sinar matahari yang cukup banyak sepanjang tahun, maka salah satu sumber energi yang bagus untuk dikembangkan adalah energi matahari. Pemanfaatan energi matahari dalam pembangkitan energi listrik telah banyak dilakukan dengan menggunakan panel surya. Panel surya yang terpasang selama ini masih bersifat statis (tidak mengikuti pergerakan matahari). Berdasarkan kondisi ini, maka panel surya tidak dapat menangkap cahaya secara maksimal pancaran sinar matahari sepanjang siang hari. Akibatnya energi listrik yang dibangkitkan tidak maksimal. Keterbatasan pada panel surya yang statis tersebut dapat diatasi, maka pada penelitian ini akan dirancang sebuah panel surya yang dapat mengikuti arah pergerakan matahari. Selanjutnya akan dianalisis unjuk kerjanya dan dibandingkan dengan unjuk kerja panel surya statis. Energi alternatif dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkitpembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Indonesia merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5-4,8 KWh/m²/ hari. Energi listrik

6 yang dihasilkan modul surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem LDR (Light Dependent Resistor) LDR adalah komponen elektronika terdiri atas sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Kondisi gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil, sehingga sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Hal ini mengakibatkan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang. Simbol dari komponen LDR dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Simbol LDR Bentuk dari komponen LDR dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Komponen LDR Karakteristik LDR terdiri atas dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral: 1. Laju Recovery Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa diamati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap. Namun LDR akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K /detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200 K /detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux. 2. Respon Spektral LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Berdasarkan dari kelima bahan tersebut, maka tembaga merupakan penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik Mikrokontroler AVR ATmega8535 AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain, yaitu memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat dibandingkan mikrokontroler MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock untuk mengeksekusi 1 instruksi. AVR memiliki fitur lengkap yaitu ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, watchdog timer, PWM, Port I/O, komunikasi serial, komparator, dan lain-lain. Fasilitas yang lengkap dapat digunakan untuk berbagai aplikasi sistem elektronika seperti robot, peralatan komunikasi, dan berbagai keperluan lainnya. 1. Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega8535

7 . Sistem minimum mikrokontroler ATmega8535 dapat dilihat pada Gambar 3 Gambar 3. Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega8535 Secara umum AVR dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu AT90Sxx, ATmega, dan ATtiny. Fitur ATmega8535 meliputi : a). Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya relatif rendah. b). Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16MHz. c). Memiliki kapasitas Flash memory 8 Kbyte, EEPROM 512 byte dan SRAM 512 byte. d). Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D. e). CPU yang terdiri atas 32 buah register. f). Port USART untuk komunikasi serial. g). Fitur Peripheral. a. Tiga buah Timer/Counter dengan kemapuan pembandingan. 1) 2 (dua) buah Timer/Counter 8 bit dengan prescaler terpisah dengan Mode Compare. 2) 1 (satu) buah Timer/Counter 16 bit dengan prescaler terpisah, Mode Compare, dan Mode Capture. b. Real Time Counter dengan Oscillator tersendiri. c. 4 channel PWM. d. 8 channel, 10-bit ADC. e. Byte-oriented Two-wire Serial Interface. f. Programmeble Serial USART. g. Watchdog Timer dengan internal Oscillator. h. On-chip Analog Comparator. 2. Konfigurasi Pin ATmega8535 Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-line Package) dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 4. Konfigurasi Pin ATmega8535

8 Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-line Package) dapat kita lihat pada Gambar 2.4 dapat dijelaskan fungsi dari masingmasing pin ATmega8535 sebagai berikut : a). VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya. b). GND merupakan pin ground. c). Port A(PA0..PA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan ADC. d). Port B(PB0..PB7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dilihat pada Tabel 1. Pin PB 7 PB 6 PB 5 PB 4 PB 3 PB 2 PB 1 PB 0 Tabel 1. Pin Port B Fungsi Khusus SCK (SPI Bus Serial Clock) MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output) MOSI (SPI Bus Master Input/Slave Input) SS (SPI Slave Select Input) AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OCO (Timer/Conuter0 output compare match Output) AIN0 (Analog Compare Positive Input) INT2 (External Interrupt 2 input) T1 (Timer/Counter1 External Counter Input) T0 T1 (Timer/Counter0 External Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output) e). Port C(PC0..PC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dilihat pada Tabel 2. Pin PC 7 PC 6 PC 5 PC 4 PC 3 PC 2 PC 1 PC 0 Tabel 2. Pin Port C Fungsi Khusus TOSC2 (Timer Oscillator Pin2) TOSC1 (Timer Oscillator Pin1) TD1 (JTAG Test Data In) TD0 (JTAG Test Data Out) TMS (JTAG Mode Select) TCK (JTAG Test Clock) SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line) SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line) f). Port D(PD0..PD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dilihat pada Tabel 3. Pin PD 7 PD 6 PD 5 PD 4 PD 3 PD 2 PD 1 PD 0 Tabel 3. Pin Port D Fungsi Khusus OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output) ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin) OC1A (Timer/Counter 1 Output Compare A Match Output) OC1B (Timer/Counter 1 Output Compare B Match Output) INT1 (Internal Interrupt 1 Input) INT0 (Internal Interrupt 0 Input) TXD (USART Output Pin) RXD (USART Input Pin) g). RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. h). XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. i). AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. j). AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Sel surya merupakan komponen yang umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan multicrystalline silicon yang paling banyak dipakai dalam industri sel surya. Multicrystalline dan monocrystalline silicon menghasilkan efisiensi yang relatif lebih tinggi daripada amorphous silicon, sedangkan amorphus silicon dipakai karena biaya yang relatif lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik di atas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap penelitian. Sebagai salah satu ukuran performansi sel surya adalah efisiensi. Yaitu prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Ini merupakan efisiensi yang terbesar yang pernah dicapai. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu sel surya sangat kecil, maka beberapa sel surya harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut panel surya. Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri sel surya saat ini sudah dalam bentuk panel surya. Pada aplikasinya tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu panel surya masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W), maka dalam pemanfaatannya beberapa panel digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 KW dibutuhkan array seluas kira-kira meter persegi. Secara lebih jelas lagi dengan memakai panel produksi Sharp

9 yang bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1 meter persegi untuk menghasilkan listrik sebesar 3 KW. Besarnya kapasitas PLTS yang ingin dipasang menambah luas area pemasangan. Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan komponen semikonduktor dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, maka terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, maka terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor menyebabkan aliran medan listrik. Aliran medan listrik ini menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada peralatan listrik. Untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, Gambar 5 menjelaskan segalanya tentang proses cara kerja sel surya merubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Gambar 5. Cara Kerja Sel Surya Contoh dari sel surya yang telah disusun menjadi panel surya yang beredar di pasaran dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Panel Surya 1.4. LCD 2x16 LCD adalah alat yang dibuat pabrik yang sudah standar dapat menampilkan karakter dua baris dengan tiap baris 16 karakter. Bentuk dari LCD 2x16 dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. LCD 2 x 16 Parameter : Layar hijau : Kontras dan tampilan karakter satu warna ( hitam sampai dengan abu abu ). Layar biru : Kontras abu abu dan tamilan karakter putih. Cara kerja : Karena LCD sudah dilengkapi perangkat pengontrol sendiri yang menyatu dengan LCD, maka kita tinggal mengikuti aturan standar yang telah disimpan dalam pengontrol tersebut. Deskripsi dari pin LCD 2x16 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi Pin LCD 2 x 16 Pin Simbol Kemungkinan Fungsi 1 Vss - (GND) 2 Vdd/Vcc - (+5V) 3 Vee - Contrast 4 RS 0/1 0 = Instruction input / 1 = Data input 5 R / W 0 / 1 0 = Write to LCD module / 1 = Read from LCD module 6 E 1, 1-->0 Enable signal 7 DB0 0 / 1 Data pin 0 8 DB1 0 / 1 Data pin 1 9 DB2 0 / 1 Data pin 2 10 DB3 0 / 1 Data pin 3 11 DB4 0 / 1 Data pin 4 12 DB5 0 / 1 Data pin 5 13 DB6 0 / 1 Data pin 6 14 DB7 0 / 1 Data pin 7 15 VB+ - Back light (+5V) 16 VB- - Back light (GND)

10 Tabel 4 menjelaskan deskripsi dari masing - masing pin LCD 2x16 yang digunakan untuk menampilkan data yang diperoleh dari pengukuran sebuah obyek Motor DC Motor DC merupakan peralatan elektromekanik dasar yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Secara umum, kecepatan putaran poros motor DC akan meningkat seiring dengan meningkatnya tegangan yang diberikan. Dengan demikian, putaran motor DC akan berbalik arah jika polaritas tegangan yang diberikan juga dirubah. 2. METODE PENELITIAN Penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk mengarahkan penelitian (perancangan) ini agar tujuan penelitian yang telah ditentukan dapat tercapai Bahan bahan yang digunakan untuk membuat sistem ini sebagai berikut : a). Sensor LDR, digunakan untuk mendeteksi posisi matahari. b). Panel surya, yang digunakan untuk merubah energi matahari menjadi energi listrik. c). Mikrokontoler ATmega8535. d). LCD 2x16, untuk menampilkan hasil pengukuran secara digital. e). Motor DC sebagai penggerak posisi panel surya. Flow Chart Mulai Pembuatan Proposal Pengumpulan Data Gambar 8. Motor DC Motor gear DC tidak dapat dikendalikan langsung oleh mikrokontroler, karena kebutuhan arus yang besar sedangkan keluaran arus dari mikrokontroler sangat kecil. Motor driver merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk menggerakkan motor DC Driver Motor L298 L298 adalah IC yang dapat digunakan sebagai driver motor DC. IC ini menggunakan prinsip kerja H- Bridge. Tiap H-Bridge dikontrol menggunakan level tegangan yang berasal dari output mikrokontroler. L298 dapat mengontrol 2 buah motor DC. Tegangan yang dapat digunakan bisa mencapai tegangan 46 VDC dan arus 5 A untuk setiap kanalnya. Berikut ini bentuk IC L298 yang digunakan sebagai motor driver. Pembuatan Alat Pengujian Alat Apakah Alat Bekerja Dengan Baik Ya Analisis Data Selesai Tidak Perbaikan Alat Gambar 10. Flowchart penelitian 3. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA 1. Analisis atau Pembahasan Alat Analisa dari perancangan alat yang akan yaitu meliputi : a). Analisis Rangkaian Power Supply. diuji Gambar 9. IC Driver Motor L298 Tabel 5. Pengukuran Keluaran Power Supply Tegangan Output Arus Keterangan (Vo) DC Tegangan Input (Vi) DC 6 volt 4.8 volt 2.86 A Untuk mensupply Sensor, LCD

11 Tegangan Input (Vi) DC Tegangan Output (Vo) DC Arus Keterangan ATmega8535 b). Analisis Rangkaian Mikrokontroler AVR ATmega8535. d). Analisis Rangkaian Driver Motor Pengujian driver motor untuk menggerakkan motor. Pengujian ini berlaku untuk kedua motor (motor kiri dan motor kanan). Gambar 13 rangkaian driver motor DC menggunakan IC L298. Hasil pengujian driver motor dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 6. Pengujian Pin Mikrokontroler Port A Port A Pengukuran Motor nyala 4.8 volt Motor mati 0,0 volt Tabel 7. Pengujian Pin Mikrokontroler Port B Port A Pengukuran Motor nyala 4.8 volt Motor mati 0,0 volt Tabel 8. Pengujian Pin Mikrokrontroler Port C Port C Pengukuran Motor nyala 4.8 volt Motor mati 0,0 volt Tabel 9. Pengujian Pin Mikrokrontroler Port D Port D Pengukuran Motor nyala 4.8 volt Motor mati 0,0 volt c). Analisis Sensor Cahaya Gambar 12. Rangkaian Sensor Cahaya Tabel 10. Hasil Pengujian Sensor Tegangan Sensor Cahaya Motor 1 Motor 2 S1 S2 S3 S V 0.51 V 0.62 V 0.51 V Diam Diam 0.61 V 0.51 V 2.50 V 2.21 V 2.52 V 2.21 V 0.62 V 0.51 V Putar Kanan Putar Kiri Putar Naik Putar Turun Gambar 13. Rangkaian Driver Motor Tabel 11. Hasil Pengujian Driver Motor Enable IN + IN - Kondisi Motor Keterangan Tidak 0 x x Berputar Berhasil Tidak 0 0 Berputar Berhasil 0 1 Berputar Berhasil Berputar Berhasil Berlawan Arah 1 1 Tidak Berputar Berhasil Tabel 12. Hasil Pengujian Motor DC Tegangan Arus Kondisi Motor 1 Motor 2 Motor 1 Motor 2 Motor Mati 2.12 V 5.24 V 1.08 A 3.54 A Berputar 2. Hasil Penelitian Hasil penelitian diambil sample selama tiga hari berturut turut pada musim kemarau dengan menempatkan panel surya di luar ruangan yang bebas menerima pancaran sinar matahari. Pengambilan hasil penelitian di lakukan dengan cara memasang dua buah

12 panel surya yang sejenis dengan selisih output tegangan kedua panel surya kurang lebih 0,4 Volt. Satu panel surya menggunakan solar dan satu panel surya tanpa solar yang menghadap tegak lurus keatas. Beban yang digunakan ketika pengukuran berupa resistor bernilai 10KΩ. Hasil dari dua keadaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 Tabel 15. Tabel 13. Hasil Pengukuran Panel Surya Hari Pertama Menggunakan Tanpa solar solar Tegangan Arus Tegangan Arus (Volt) (ma) (Volt) (ma) 07: : : : : : : :00** : : : Keterangan : * = Sedikit berawan ** = Berawan tebal Menggunakan Tanpa solar solar Tegangan Arus Tegangan Arus (Volt) (ma) (Volt) (ma) 08: : : : : :00** : :00* : : Keterangan : * = Sedikit berawan ** = Berawan tebal Gambar 15. Grafik Pengukuran Panel Surya Hari Kedua Gambar 14. Grafik Pengukuran Panel Surya Hari Pertama Tabel 14. Hasil Pengukuran Panel Surya Hari Kedua Menggunakan Tanpa solar solar Tegangan Arus Tegangan Arus (Volt) (ma) (Volt) (ma) 07: Tabel 15. Hasil Pengukuran Panel Surya Hari Ketiga Menggunakan Tanpa solar solar Tegangan Arus Tegangan Arus (Volt) (ma) (Volt) (ma) 07: : : : :00* : :00* : : : :

13 Menggunakan Tanpa solar solar Tegangan Arus Tegangan Arus (Volt) (ma) (Volt) (ma) 16: : Keterangan : * = Sedikit berawan ** = Berawan tebal Menggunakan Solar Tracker V I (Volt) (ma) Tanpa Solar Tracker V I (Volt) (ma) 10: Prosentase Perbedaan Tegangan besar 8.6 % mengguna kan solar Lebih besar 6.2 % mengguna kan solar Gambar 16. Grafik Pengukuran Panel Surya Hari Ketiga Dilihat dari Tabel 13 Tabel 15 terjadi perbedaan output tegangan ataupun arus antara panel surya menggunakan solar dan panel surya tanpa solar. Tegangan ataupun arus yang dihasilkan panel surya menggunakan solar akan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan panel surya tanpa solar. Nilai rata rata keluaran panel surya selama tiga hari berdasarkan pembagian waktu pagi, siang dan sore hari dapat dilihat pada Tabel 16 Tabel 18. Pagi hari dari pukul , siang hari dari pukul , dan sore hari dari pukul Tabel 16. Hasil Pengukuran Rata Rata Pagi Hari Menggunakan Tanpa Solar Tracker Solar Tracker V I V I (Volt) (ma) (Volt) (ma) 07: : Prosentase Perbedaan Tegangan Lebih besar 11.5 % mengguna kan solar Lebih besar 10.4 % mengguna kan solar 09: Lebih Gambar 17. Grafik Pengukuran Rata - Rata Pagi Hari Tabel 17. Hasil Pengukuran Rata Rata Siang Hari Menggunakan Tanpa Solar Tracker Solar Tracker V (Volt) I (ma) V (Volt) I (ma) 11: : : Prosentas e Perbedaa n Tegangan Lebih besar 1.6 % menggun akan solar Lebih besar 1.5 % menggun akan solar Lebih besar 1.7 % menggun akan solar

14 Gambar 18. Grafik Pengukuran Rata - Rata Siang Hari Tabel 18. Hasil Pengukuran Rata Rata Sore Hari Menggunakan Tanpa Solar Tracker Solar Tracker V I V I (Volt) (ma) (Volt) (ma) 14: : : : Prosentase Perbedaan Tegangan Lebih besar 6.1 % menggunaka n solar Lebih besar 2.4 % menggunaka n solar Lebih besar 11.7 % menggunaka n solar Lebih besar 12.8 % menggunaka n solar Dari data Tabel dapat dihitung besarnya prosentase tegangan antara panel surya menggunakan solar dengan panel surya tanpa solar. a). Prosentase Tegangan Rata Rata Pagi Hari ( ) = 11.5%+10.4%+8.6%+6.2% 4 = 9.17 % b). Prosentase Tegangan Rata Rata Siang Hari ( ) = 1.6%+1.5%+1.7% 3 = 1.6 % c). Prosentase Tegangan Rata Rata Sore Hari ( ) = 6.1%+2.4%+11.7%+12.8% 4 = 8.25 % Panel surya dengan menggunakan solar menghasilkan tegangan rata-rata sekitar 9.17 % pada pagi hari, 1.6 % pada siang hari dan 8.25 % sore hari lebih besar daripada panel surya tanpa solar. 4. KESIMPULAN Dalam penelitian Tugas Akhir, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah terbentuk sebuah alat solar untuk menggerakan panel surya mengikuti arah matahari menggunakan sensor LDR dan berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan tampilan LCD sebagai penunjuk nilai tegangan dan arus panel surya. 2. Dari hasil pengujian selama tiga hari diperoleh data bahwa panel surya menggunakan solar menghasilkan prosentase tegangan rata-rata lebih besar 9.17 % pada pagi hari (pukul ),dan sore hari (pukul ) menghasilkan tegangan rata rata lebih besar 8.25 % dibandingkan dengan panel surya tanpa solar. Sedangkan siang hari (pukul ) tegangan antara panel surya menggunakan solar dengan panel surya tanpa solar relatif sama, dimana panel surya menggunakan solar hanya menghasilkan tegangan rata rata lebih besar 1.6 %. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Heri Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega8535. Informatika. Bandung. Gambar 19. Grafik Pengukuran Rata - Rata Sore Hari Arif, Masyuri Aliansyah Penjejak Arah Sinar Matahari Untuk Panel Surya Berbasis Mikrokontroler AT89S51. (12 januari 2012, WIB) Eduardo, Lorenzo, SolarElectricity.

15 ZyxZQC&printsec=frontcover&dq=Solar+Electri city (2 januari 2012, WIB) Purnama, Mahir Hybrid Sistem Pembangkit Lstrik Tenaga Surya Dengan Jala-Jala Listrik PLN Untuk Instalasi Rumah Tangga. Skripsi. Fakultas Teknik UMS. Solichin, Achmad Pemrograman Bahasa C. ANDI. Yogyakarta. Susilo, Danang Penjejak Matahari Berbasis Sensor. (2 januari 2012, WIB) Tim Lab. Mikroprosesor BLPT Pemrograman MikrokontrolerAT89S51 dengan Bahasa C/C++ dan Assembler. ANDI. Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Atmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroller 8535 Mikrokontroller adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh : Ihyauddin, S.Kom Disampaikan pada : Pelatihan Pemrograman Robot Penjejak Garis bagi Siswa SMA Negeri 9 Surabaya Tanggal 3 Nopember 00 S SISTEM

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler adalah IC (Integrated Circuit) yang dapat di program dan dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Breastpump ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535: 11 9. RAM Internal 128 X 8 bit, 10. Memiliki 32 jalur I/O yang dapat diprogram, 11. Satu pencacah 8 bit dengan separate prescaler, 12. Satu pencacah16 bit dengan separate prescaler, 13. Sumber interupsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Microcontroller AVR ATmega32 Microcontroller adalah sebuah alat pengendali (controller) berukuran mikro atau sangat kecil yang dikemas dalam bentuk chip 1. Microcontroller data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Mikrokontroler AVR Pada saat ini penggunaan mikrokontroler daapt kita temui pada berbagai peralatan, misalnya peralatan yang terdapat dirumah tangga, seperti handphone, microwave

Lebih terperinci

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam email : cyi@yahoo.com Robot line follower, adalah sebuah robot yang bisa bergerak mengikuti garis tebal berwarna

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler berbentuk sebuah chip yang fungsinya dapat dianalogikan dengan sebuah komputer. Karena di dalamnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sel Surya (Solar Cell) Sel surya atau biasa disebut solar cell adalah suatu elemen aktif yang terdiri dari bahan semi konduktor positif (type-p) dan negatif (type-n) yang dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Karbon monoksida adalah zat pencemar dengan rumus CO yang merupakan jumlah karbon monoksida yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam ruang bakar mesin kendaraan yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Warna TCS230 Sensor warna TCS230 adalah sensor warna yang sering digunakan pada aplikasi mikrokontroler untuk pendeteksian suatu object benda atau warna sari object yang

Lebih terperinci

APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono

APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan Utara Jakarta Selatan 12260

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan digunakan sebagai penelitian stabilitas santan yang dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan digunakan sebagai penelitian stabilitas santan yang dapat meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut [4] rancangan alat Homogenizer mixer pada tahun 2009 yang akan digunakan sebagai penelitian stabilitas santan yang dapat meningkatkan kekentalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modul Bluetooth HC-05 Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada frekuensi radio 2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak seperti PDA, laptop,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Alamsyah* * Abstract It has built a simulator traffic lights to set the length of time the light is green, yellow, and red on a two-way street.

Lebih terperinci

BAB II WATERPAS DIGITAL

BAB II WATERPAS DIGITAL BAB II WATERPAS DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan waterpass digital yang dirancang. 2.1 Accelerometer Accelerometer adalah sebuah

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dwinta Mussetyarsih (2014) yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada saat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut :

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut : BAB II DASAR TEORI 2.1 SENSOR TGS 2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor gas LPG TGS 2610 adalah sebuah sensor gas yang dapat mendeteksi adanya konsentrasi gas LPG di sekitar sensor tersebut. Sensor gas LPG TGS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas ke hujan sebaliknya. Akibatnya banyak aktifitas yang terganggu akibat hal

BAB II LANDASAN TEORI. panas ke hujan sebaliknya. Akibatnya banyak aktifitas yang terganggu akibat hal BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perubahan iklim global yang terjadi pada saat ini menyebabkan kondisi cuaca susah ditebak, hal ini menyebabkan perubahan cuaca secara tiba tiba dari panas ke hujan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI BAB II

LANDASAN TEORI BAB II 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian suhu dan kelembaban Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller Mikrokontroler merupakan sebuah single chip yang didalamnya telah dilengkapi dengan CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Acces Memory), ROM (Read Only Memory),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hidroponik Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota maupun di lahan terbuka, atau di

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

Robot Line Follower Berbasis Mikrokontroler Atmega 16 dengan Menampilkan Status Gerak Pada LCD

Robot Line Follower Berbasis Mikrokontroler Atmega 16 dengan Menampilkan Status Gerak Pada LCD Robot Line Follower Berbasis Mikrokontroler Atmega 16 dengan Menampilkan Status Gerak Pada LCD Achmad Zakki Falani, Setyawan Budi Fakultas Ilmu Komputer Prodi Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

PROPOTIPE ALAT PEMBERI INFORMASI JARAK ANTAR KENDARAAN

PROPOTIPE ALAT PEMBERI INFORMASI JARAK ANTAR KENDARAAN PROPOTIPE ALAT PEMBERI INFORMASI JARAK ANTAR KENDARAAN Slamet Handoko, Idhawati Hestiningsih, Rian Prasetio, Wildan Arief Arrosyidi Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Lebih terperinci

PENERAPAN SENSOR ULTRASONIK PADA SISTEM PENGISIAN ZAT CAIR DALAM TABUNG SILINDER BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 16

PENERAPAN SENSOR ULTRASONIK PADA SISTEM PENGISIAN ZAT CAIR DALAM TABUNG SILINDER BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 16 JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya September 2016, Vol. 01, No. 02, hal 159-168 PENERAPAN SENSOR ULTRASONIK PADA SISTEM PENGISIAN ZAT CAIR DALAM TABUNG SILINDER BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung pada tanggal 4 Juni 2013 hingga 23 September 2014.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Bunga Anggrek Anggrek merupakan tumbuhan yang banyak dimiliki orang karena mempunyai daya tarik tersendiri, terutama dalam hal keindahan bentuk dan warna bunganya. Banyak jenis

Lebih terperinci

Membuat Robot Tidak Susah. Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam Portal : hendawan.wordpress.

Membuat Robot Tidak Susah. Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam   Portal : hendawan.wordpress. Membuat Robot Tidak Susah Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam email : cy371i@yahoo.com Portal : hendawan.wordpress.com Robot, sebuah kata yang sangat familier dan hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nanda Yudip (2012) Pengguna terapi inhalasi sangat luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nanda Yudip (2012) Pengguna terapi inhalasi sangat luas di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR TEORI 2.1.1 Terapi Inhalasi Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran respiratorik atau saluran pernapasan. Menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS Pada BAB II ini akan dibahas gambaran cara kerja sistem dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan untuk pembentuk sistem. Pada

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler ATMega 8535 Pada tugas akhir ini digunakan mikrokontroller ATmega8535. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada AVR, yaitu arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Batterai Baterai sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu baterai elemen kering dan elemen basah. Baterai dapat disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. komunikasi data serial secara UART RS-232 serta pemrograman memori melalui

BAB III TEORI PENUNJANG. komunikasi data serial secara UART RS-232 serta pemrograman memori melalui BAB III TEORI PENUNJANG Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1 DT AVR Low Cost Micro System DT AVR Low Cost Micro System merupakan sebuah modul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan alat dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Robot Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi dari peneliti-peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi dari peneliti-peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan, 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penulisan Karya Ilmiah ini, penulis meneliti dan menggali informasi dari peneliti-peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai

Lebih terperinci

APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET

APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET Oleh: Yulastri Staf Pengajar Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Sensor UGN3505 using hall effect as magnetic field detection and magnet pole.

Lebih terperinci

bagian penting yaitu sensor navigasi CMPS03, sensor tekanan, IC suara 25120,

bagian penting yaitu sensor navigasi CMPS03, sensor tekanan, IC suara 25120, BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sugiarto indar, 2004 telah melakukan penelitian tentang kompas magnetik dengan output LCD. Diagram alir sistem «Kompas Magnetik Digital dengan Output LCD " adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat pengukur waktu expose. Penelitian ini bertujuan mengukur waktu expose

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat pengukur waktu expose. Penelitian ini bertujuan mengukur waktu expose BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nanang T ( 2007 ) dengan judul alat pengukur waktu expose. Penelitian ini bertujuan mengukur waktu expose sinar-x

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID BAB II Dasar Teori Pada bab ini akan dibahas teori yang digunakan untuk merealisasikan sistem presensi dosen dan mahasiswa on-line dengan menggunakan RFID dan wifi. Dalam perancangan ini komponen perangkat

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mikrokontroller ATMega8535 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silicon

Lebih terperinci