OPTIMASI GERAK KONVEYOR RADIASI PORTAL MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI GERAK KONVEYOR RADIASI PORTAL MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA"

Transkripsi

1 OPTIMASI GERAK KONVEYOR RADIASI PORTAL MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Sanda dan Alvano Yulian PRPN BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 71 Lt. 2 Tangerang Selatan sanda@batan.go.id ABSTRAK OPTIMASI GERAK KONVEYOR RADIASI PORTAL MONITOR UNTUK MONITORING PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA. Radiasi Portal Monitor (RPM) banyak digunakan di perlintasan perbatasan internasional yang diterapkan untuk mendeteksi perangkat nuklir, bahan nuklir dan penyebaran perangkat bahan radiasi yang muncul di perbatasan. Radiasi portal monitor merupakan peralatan deteksi radiasi pasif yang digunakan untuk screening suatu objek yang bergerak melintasi tempat yang telah ditentukan. Objek yang bergerak mempunyai kecepatan yang berbeda-bed., Kecepatan objek bergerak akan menentukan kualitas hasil scanning, sehingga dalam penelitian ini sangat diperlukan optimasi gerak konveyor dengan meninjau sudut kebebasan line scan camera terhadap sumber radiasi Cs 137 dengan kapasitas 500 mci dan gerak konveyor yang optimal. Dengan dihasilkan gerak optimal konveyor radiasi portal monitor, maka akan diperoleh jarak dan sudut kebebasan posisi line scan camera, sehingga operator dapat mempersiapkan lingkup kerjanya dengan mudah dan terhindarnya kegagalan scanning suatu objek. Kata kunci : Optimasi, konveyor, radiasi portal monitor, sumber radiasi, line scan camera. ABSTRACT OPTIMIZATION OF RADIATION PORTAL MONITOR CONVEYOR MOTION FOR MONITORING TECHNIQUES CONTAINERS WITH GAMMA RAY UPTAKE. Radiation Portal Monitor (RPM) is widely used in international border crossings that are applied to detect nuclear devices, nuclear materials and dissemination of the material that appears on the border. Radiation portal monitors are passive radiation detection equipment which is used for the screening of an object moving across a designated place. Moving objects have different speed. The speed of moving object will determine the quality of scanning, so in this study, it is necessary to optimise motion conveyor by considering line scan camera angles freedom against 137 Cs radiation source with a capacity of 500 mci and optimal motion conveyor. With the such optimal motion conveyor radiation portal monitor, one will get the distance and angle of freedom of the position of line scan camera, so the operator can easily prepare a scope of work and avoiding the failure of scanning any object. Keywords : Optimise, conveyor, radiation portal monitor, radiation source, line scan camera. 1. PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya pembangunan dalam berbagai bidang berarti banyak sekali pemasukan dan pengeluaran barang (ekspor dan impor) baik di pelabuhan maupun tempat pengiriman barang. Sampai saat ini di Indonesia perangkat monitoring barang hanya ada empat, yaitu di pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan Medan dan Batam [1]. Untuk tempat umum seperti stasiun kereta api, paket pos dan orang berjalan kaki di pelabuhan udara belum ada, sehingga masih banyak diperlukan perangkat monitor atau RPM untuk diaplikasikan di pelabuhan ekspor impor 463

2 dan tempat umum. Pemantauan objek yang masuk atau keluar khususnya berupa peti kemas didalam suatu pelabuhan harus berjalan lancar tanpa hambatan dalam proses pengiriman maupun penerimaan barang. Hal tersebut merupakan persyaratan dari operator pelabuhan, karena menyangkut keamanan bagi instansi pelabuhan dan negera. Pelabuhan ekspor impor yang memiliki banyak peti kemas sangat lemah pengawasannya bila tidak memiliki RPM, karena banyak barangbarang yang tidak terlihat disimpan didalam peti kemas, baik itu berupa barang-barang industri, seperti mesin, elektronik dan listrik, maupun barang berupa zat radioaktif atau bahan nuklir untuk keperluan industry, seperti pabrik baja atau industry pengolahan bahan makan dengan irradiator gamma. Perangkat RPM merupakan peralatan deteksi radiasi pasif yang digunakan untuk scanning suatu objek yang bergerak melintasi tempat yang telah ditentukan. RPM mampu mendeteksi bahan nuklir dan zat radioaktif yang terdapat di dalam peti kemas. Kemampuan deteksi RPM sangat tinggi, sehingga sekecil apapun bahan nuklir di dalam peti kemas dapat terdeteksi. Selama ini perangkat RPM diperoleh dari impor luar negeri, sehingga kita memiliki banyak ketergantungan dari luar negeri baik itu berupa substansi perangkat RPM maupun untuk pemeliharaannya. Memang ada bagian tertentu yang belum bisa kita buat sendiri, misalnya line scan camera (LSC) dan sumber radiasi, sedangkan untuk komponen lain masih bisa dilakukan di Indonesia, diantaranya sistem mekanik dan analisis terhadap kinerja LSC. Kinerja LSC sangat diperlukan, agar operator dapat mengetahui kemampuan perangkat RPM, sehingga tidak terjadi kesalahan ketika dilakukan scanning terhadap peti kemas. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja perangkat RPM adalah dengan mengetahui gerak konveyor RPM dengan meninjau sudut kebebasan LSC dan gerakkon veyor yang optimal. Dalam makalah ini akan didapatkan optimasi gerak konveyor RPM. misalnya abrasi, beban impact. Belt merupakan komponen yang akan mengalami aus atau bisa juga sobek, akibat desain yang tidak baik. Dalam suatu rancangan, system conveyor belt harus menggunakan standar lebar belt yang digunakan secara internasional. Standar lebar belt dalam satuan millimeter dengan berbagai macam ukuran sebagai berikut 400, 500, 650, 1000, 1200, 1400, 1600, 1800, 200, 2200, 2400, 2600, 2800, 3000 dan Belt terbuat dari carcass dan karet seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Potongan belt secara skematik Pemuntahan atau pemindahan material angkut pada conveyor secara umum dibagi dua, yaitu 2.1. Pemindahan material angkut pada satu sisi keluar. Pemindahan material angkut pada satu sisi keluar terjadi dengan cara satu motor menggerakan pulley dalam satu arah, kearah kiri atau kanan operator sehingga objek yang dipindahkan dikirim kearah konveyor itu bergerak, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar DASAR TEORI Belt merupakan salah satu komponen utama pada perangkat system belt conveyor, karena belt yang membawa material (material buang) dan juga sebagai komponen yang bersentuhan langsung dengan material buang belt juga akan menerima segala perlakuan dari material buang, Gambar 2. Material angkut keluar pada satu sisi keluar 464

3 2.2. Pemindahan material angkut pada dua sisi keluar Pemindahan material angkut pada dua sisi keluar yang terjadi dengan cara dua motor menggerakan pulley dalam dua arah yang berbeda,satu kearah kiri dan yang lainnya kearah kanan, sehingga material angkut yang dipindahkan dikirim oleh konveyor bergerak pada dua sisi yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu beban torsi konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilen, dan pompa displacement konstan. Beban dengan variabel torsi adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi, contoh beban dengan variabel torsi adalah pompa sentrifugal dan fan. Gambar 5., adalah motor induksi yang digunakan untuk menggerakan konveyor material angkut. Gambar 3. Material angkut keluar pada dua sisi keluar Sedangkan secara keseluruhan konstruksi portal monitor ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 5. Motor induksi penggerak konveyor material angkut. Gambar 4. Sumber radiasi, konveyor, line scan camera dan simulasi sampel. Pada gambar diatas menunjukkan susunan antara sumber radiasi dan LSC yang saling berhadapan dengan posisi satu sumbu, ditengahnya terdapat konveyor yang membawa objek material angkut (simulasi sampel) untuk discanning. Konveyor yang membawa material angkut digerakan oleh motor induksi. Motor bisa juga digunakan untuk memutar impeler pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, juga digunakan untuk mixer, bor listrik, kipas angin dan penggunaannya banyak di industri. Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk memahami beban motor. Beban Adapun torsi yang bekerja pada motor (T) sebesar : p T (1) n Dimana : P = daya motor, watt T = momen puntir, Nm n = putaran motor, rpm Pada motor indusksi kecepatan medan magnet putar tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber dayanya yang menghasilkan kecepatan putar sinkron yang ditentukan dengan persamaan : 120 f n (2) p Dimana : n s = putaran sinkron motor, rpm f = frekuensi, Hz p = kutum motor 465

4 Adanya sistem transmisi dari putaran menjadi gerak lurus untuk gerakan konveyor menghasilkan kecepatan gerak translasi, sebagai berikut : v dn (3) Dimana : v = kecepatan gerak translasi konveyor, m/s n = putaran motor, rpm Untuk sabuk penghubung antara pulley motor dengan pulley konveyor ditunjukkan pada Gambar 6. telah kehilangan energy tersebut akan ditangkap oleh LSC. LSC merupakan detektor semikonduktor yang dapat menangkap dengan baik sinar gamma atau sinar X. Didalam line scan camera ada beberapa detektor semokonduktor yang tersusun berjajar (array). Pada LSC, berkas foton yang ditangkap oleh detektor akan diubah menjadi sinyal-sinyal. Sinyal-sinyal yang keluar dari masing-masing detektor tersebut dijumlahkan untuk kemudian dialirkan ke rangkaian interface yang mengubah menjadi sinyal video. Gambar 7. Menunjukkan konstruksi LSC. Gambar 6. Sabuk V penghubung pulley yang diberi cover pelat Pada gambar diatas motor induksi menggerakan pulley V, pada pulley dipasang sabuk V, kemudian sabuk V menggerakan pulley V yang dihubungkan pada roller, kemudian roller inilah yang menggerakan konveyor, sehingga material angkut bisa dipindahkan kearah tujuan. Sedangkan pada LSC (dengan spesifikasi : XMH8800/4M-024 Line Scan Camera, range energy X ray = kev, Scintillator material = GOS, and active detector length = 617 mm ), interaksi yang terjadi adalah berkas foton yang mengenai suatu objek sebagian energinya akan hilang, hal tersebut dikenal dengan nama efek atenuasi. Efek atenuasi berkas foton oleh suatu objek tergantung dari jenis material atau densitas material, sehingga dengan deteksi efek atenuasi (berupa image), maka bantuk atau jenis dari suatu objek dapat diamati. Berkas foton atau sinar gamma yang Gambar 7. Konstruksi Line Scan Camera Penyebaran radiasi pada bagian muka window LSC bisa menyebabkan turun intensitasnya, hal ini terjadi karena radiasi bergerak lurus dari sumber radiasi, kemudian terhalang oleh peti kemas. Apalagi ketika material angkut discanning dalam keadaan bergerak, maka penyerapan sumber radiasi yang berupa titik pada LSC akan berpengaruh pada hasil pencitraan/gambar, sehingga perlu diketahui kecepatan optimal dari konveyor yang bisa menghasilkan pencitraan terbaik. Mengingat material sumber radiasi berbentuk titik, sedangkan LSC berbentuk batang yang berdiri vertikal, maka jarak antara kedua alat ini sangat menentukan hasil pencitraannya, disamping juga harus diketahui sudut kebebasan posisi LSC ( ), sebagaimana ditunjukkan pada Gambar

5 6. Jumlah kutub stator 4 Kemudian pengujian-pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai optimal yang diharapkan, diantaranya : 3.1. Pengujian optimasi LSC dengan sumber radiasi pada jarak 700 mm. Gambar 8. Pancaran radiasi yang terhalang petikemas dan diterima LSC. Pada pengujian dengan jarak 700 mm ini diatur sumbu LSC dan sumber radiasi satu sumbu (centre line) dengan harapan agar sumber radiasi diterima dengan baik oleh LSC, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 10. Dari gambar diatas, didapatkan hubungan Cosinus segitiga dengan gambar sebagai berikut Gambar 10. Pengujian LSC pada jarak 700 m Gambar 9. Hubungan Cosinus segitiga Dari gambar diatas BC adalah tinggi jendela LSC, AD = L adalah jarak antara jendela LSC dengan jendela sumber radiasi, sedangkan maksimalnya pancaran radiasi titik yang ditangkap oleh LSC ditunjukkan dengan sudut, sehingga hubungan Cosinus segitiga persamaannya dinyatakan sebagai berikut : Kemudian dilakukan pengujian fungsi LSC terhadap sumber radiasi titik dengan kondisi sumber radiasi dalam keadaan tertutup, dihasilkan pencitraan seperti ditunjukkan pada Gambar 11. BC 2 = BA 2 +AC2-2BA.ACCos (4) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan dan pertimbangan optimasi gerak konveyor radiasi portal monitor diawali dari Table 1. Tabel 1. Data motor induksi NO DESKRIPSI NILAI 1. Daya motor 0,4 kw 2. Fasa 3 3. Tegangan 380 V 4. Frekuensi 50 Hz 5. Putaran 1380 rpm Gambar 11. Hasil pencitraan sumber tertutup pada jarak 700 mm. Gambar 11. menunjukkan hasil pencitraan yang gelap pada posisi satu sumbu antara sumber radiasi dengan titik pusat LSC, tapi ada pada bagian bawah dan atas layar pencitraan 467

6 yang tidak sama dengan posisi sumbu sumber radiasi dan LSC, yaitu kurang hitam. Untuk pengujian LSC terhadap sumber radiasi titik dengan kondisi sumber dalam keadaan terbuka, dihasilkan pencitraan seperti ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 14. Kecepatan putar motor f = 2,50 Hz Gambar 12. Hasil pencitraan sumber terbuka pada jarak 700 mm. Gambar 12 menunjukkan hasil pencitraan yang terang pada posisi satu sumbu antara sumber radiasi dengan titik pusat LSC, tapi ada pada bagian bawah dab atas layar pencitraan yang tidak sama dengan posisi sumber radiasi dan LSC, yaitu hitam Dari pengujian kerja LSC dan sumber radiasi Cs 137 dengan simulasi objek sebagai material angkut elektrik kontaktor yang ditentukan berdasarkan kecepatan gerak putar motor sebesar : 75 rpm, 67,5 rpm, 60 rpm, 52,5, 45 rpm, 30 rpm yang dihasilkan dari pencitraan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 13 sampai dengan 24. Pada Gambar 13 dan 14, pencitraan objek dengan kecepatan putar motor f = 2,50 Hz baik bentuk lingkaran yang tidak sama pada sisi kirikanan dan ada benjolan pada sisi kiri. Gambar 15. Kecepatan putar motor f = 2,25 Hz Gambar 16. Kecepatan putar motor f = 2,25 Hz Gambar 13. Kecepatan putar motor f = 2,50 Hz Gambar 17. Kecepatan putar f = 2,00 Hz 468

7 Pada Gambar 15 dan 16, pencitraan objek dengan kecepatan putar motor f = 2,25 Hz baik bentuk lingkaran sisi kiri dan kanan tidak sama, tapi bentuk lingkarannya mulus. Pada Gambar 17 dan 18 pencitraan objek dengan kecepatan putar motor f = 2,00 Hz baik bentuk lingkaran sisi kiri dan kanan tidak sama, tapi bentuk lingkarannya agak mulus bentuk lingkaran sisi kiri dan kanan tidak sama, pada Gambar 19 lingkaran sisi kiri agak benjol, sedangkan pada Gambar 20, bentuk lingkaran sisi kanan yang benjol. Gambar 21. Kecepatan putar motor f = 1,50 Hz Gambar 18. Kecepatan putar motor f = 2,00 Hz Gambar 22. Kecepatan putar motor f = 1,50 Hz (mundur Gambar 19. Kecepatan putar moto f = 1,75 Hz Pada Gambar 21 dan 22 pencitraan objek dengan kecepatan putar motor f = 1,50 Hz baik bentuk lingkaran sisi kiri lebih besar daripada sisi kanan, dan pada lingkaran pada sisi kanan terdapat sedikit benjolan. Pada Gambar 23 dan 24 pencitraan objek dengan kecepatan putar motor f = 1,0 Hz baik bentuk lingkaran sisi kiri dan kanan sama, hanya lingkaran pada sisi kanan terdapat sedikit sekali benjolan. Gambar 20. Kecepatan putar motor f = 1,75 Hz Pada Gambar 19 dan 20 pencitraan objek dengan kecepatan putar motor f = 1,75 Hz baik Gambar 23. Kecepatan putar f = 1,0 Hz 469

8 sumber radiasi dan LSC sejauh 2500 mm dengan sumber tertutup dengan hasil pencitraan seluruh permukaan terjadi secara merata, yaitu hitam dan merata, ditunjukkan pada Gambar 26. Gambar 24. Kecepatan putar motor f = 1,0 Hz Dari kecepatan putar motor sebesar: 2,50Hz, 2,25Hz, 2,00Hz, 1,75Hz, 1,50Hz, dab 1,00 Hz., diperoleh kecepatan konversi putaran motor secara berturut-turut, yaitu 75 rpm, 67,5 rpm, 60 rpm, 52,5 rpm, 45 rpm dan 30 rpm. Dari hasil perhitungan putaran motor konveyor dari kecepatan tinggi sampai dengan kecepatan rendah, yaitu dari 2,50 Hz sampai dengan 1,00 Hz yang identik dengan 75 rpm sampai dengan 30 rpm, ternyata pencitraan lingkaran objek yang seragam lingkarannya terjadi pada kecepatan f = 1,00 Hz atau 30 rpm. Baik Gambar 13 sampai dengan Gambar 24 proses scanning dilakukan pada jarak 700 mm. Adapun kecepatan gerak konveyor dihasilkan dari kecepatan putar motor, yaitu 75 mm/detik, 67,5 mm/detik, 60 mm/detik, 52,5 mm/detik, 45 mm/detik dan 30 mm/detik. Gambar 26. Hasil pencitraan sumber tertutup pada jarak 2500 mm. Sedangkan hasil pencitraan pada jarak antara sumber radiasi dan LSC sejauh 2500 mm dengan sumber terbuka dengan hasil pencitraan seluruh permukaan terjadi secara merata, yaitu putih dan merata, ditunjukkan pada Gambar Pengujian LSC dan sumber radiasi dengan jarak 2500 mm, ditunjukkan pada Gambar 25. Gambar 27. Hasil pencitraan sumber terbuka pada jarak 2500 mm Sedangkan sudut kebebasan LSC yang dihitung dari jarak antara sumber radiasi dan LSC sejauh 2500 mm dan tinggi efektif window LSC 655 mm, maka didapatkan sebesar 14,93 o. 4. KESIMPULAN Gambar 25. Pengujian LSC pada jarak 2500 mm Untuk hasil pencitraannya pada jarak antara Hasil pengujian dan perhitungan gerak konveyor radiasi pertal monitor peti kemas dengan teknik serapan sinar gamma yang dilakukan pada jarak 700 mm pada kecepatan putar motor 1,0 Hz atau dari perhitungan 470

9 diperoleh 30 rpm atau gerak kecepatan konveyor 30 mm/detik ini menunjukkan hasil yang optimal, hanya hasil pencitraan yang terbentuk pada sebagian gambar atau masih terdapat dua warna hitam dan putih (tidak seragam), sedangkan pada pengujian pada jarak 2500 mm dan tinggi LSC 655 mm dan dihitung sudut bebas LSC terhadap sumber radiasi sebesar 14,93 o C dan pada kondisi ini hasil pengujian menunjukkan pencitraan yang seragam warnanya baik pada saat sumber ditutup berwarna hitam dan pada saat sumber dibuka berwarna putih, sehingga optimasi gerak konveyor radiasi portal monitor peti kemas dengan teknik serapan sinar gamma terjadi pada kecepatan gerak konveyor 30 mm/detik dengan jarak antara sumber radiasi dan LSC sejauh 2500 mm. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONYMOUS, Pelabuhan Perlu ilengkapi Alat Deteksi Radiasi, Republika.co.id Medan, Selasa, 22 Januari DWI JAMES, Perancangan system konveyor, FT UI, SHERIF S. NAFEE AND MAHMOUD I. ABBAS, A theoretical approach to calibrate radiation portal monitor (RPM) systems, Faculty of Science, Physics Departement, Alexandria University, Egypt, LI. PUJOL, J.A. GONZALEZ AND M.J. SUAREZ NAVARRO, Application of a pedestrian portal monitor at Madrid International Airport in Spain, Univ Politecn Madrid (UPM), Dept Civil Engn Hydraul & Energet,ETSI Caminos, Profesor Aranguren, s/n, Madrid, Spain 5. L.PIBIDA, M. UNTERWEGER AND L. KARAM, Development of gamma ray emiting test sources for portal monitors, Porceedings of the 15 th International Conference on Radionuclide Metrology and its Application, NIST, 100 Bureau Dr. Stop 8462, Gaithersburg, MD , USA, ALICE TOMANIN, PAOLO PEERANI AND GREET JANSENS MAENHOUT, On the optimization of the use of 3He in radiation portal monitors, Nuclear instruments & methods in physics research, University of Ghent, Engineering Faculty, B-9052 Gent-Zwijnaarde, Belgium and European Commission, Joint Research Centre, ITU-Ispra (VA), Italy, T. SCHROETTNER, P. KINDI AND G. PRESLE, Enhancing sensitivity of portal monitoring at varying transit speed, Applied radiation and isotopes Journal, Austria, SULARSO DAN KIYOKATSU SUGA, Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin, PT. Pradnya paramita, Jakarta, ANE PRASETYOWATI R, Pengendalian adaptif motor,ft UI, DISKUSI Henky P.R.: Mengapa harus dilakukan pengujian dengan sumber terbuka dan tertutup? Sanda: Dilakukan pengujian sumber terbuka dan tertutup untuk mengetahui fungsi LSC sejauh mana pencitraan itu terbentuk dengan jarak 700 mm dan 2500 mm dan kecepatan konveyor yang berbeda-beda tergantung dari beberapa frekwensi motornya, yaitu 2,50 Hz, 2,25 Hz, 2,0 Hz, 1,75 Hz, 1,50 Hz dan 1,0 Hz untuk gerak konveyor maju-mundur. Putaran pada 1,0 Hz menunjukkan hasil yang optimal. 471

UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Alvano Yulian 1, Sutomo Budihardjo 2 dan Ikhsan Sobari 3 1,2,3, Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI CONVEYOR PADA PROTOYPE MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMA

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI CONVEYOR PADA PROTOYPE MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMA RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI CONVEYOR PADA PROTOYPE MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMA Khairul Handono, Alvano Yulian, Nur Hasan, dan Sapta T Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir- BATAN, PUSPIPTEK

Lebih terperinci

MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK

MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK Dimana motor digunakan..?. Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA ABSTRAK Nur Khasan, Sapta Teguh P. Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir BATAN DESAIN DAN

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

3/4/2010. Kelompok 2

3/4/2010. Kelompok 2 TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK II Andinar (0906602401) Arwidya (0906602471) Christina (0906602499) Citra Marshal (0906602490) Kelompok 2 Christina M. Andinar H. Islamy Citra Marshal Arwidya Tantri A. 1

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

UJI LINE SCAN CAMERA PAD A RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

UJI LINE SCAN CAMERA PAD A RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Proseding Pertemuan Ifmiah Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN - SA TAN, 30 November. 2011 UJI LINE SCAN CAMERA PAD A RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA AJvano Yulian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

KENDALI JARAK JAUH UNTUK OPERASIONAL PROTOTIP PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

KENDALI JARAK JAUH UNTUK OPERASIONAL PROTOTIP PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA KENDALI JARAK JAUH UNTUK OPERASIONAL PROTOTIP PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Alvano Yulian, Dian Fitri Atmoko, Khairul Handono PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229 MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL NAMA NIM Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK LAPORAN FIELD PROJECT PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK POTOT SUGIARTO NRP. 6308030007 DOSEN PEMBIMBING IR. EKO JULIANTO,

Lebih terperinci

PENGUJIAN AWAL SISTEM KENDALI KONVEYOR DAN DATA AKUISISI PADA PORTAL MONITOR DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

PENGUJIAN AWAL SISTEM KENDALI KONVEYOR DAN DATA AKUISISI PADA PORTAL MONITOR DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA PENGUJIAN AWAL SISTEM KENDALI KONVEYOR DAN DATA AKUISISI PADA PORTAL MONITOR DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Alvano Yulian, Khairul Handono, dan Dian Fitri Atmoko PRPN BATAN, Kawasan Puspiptek, Gedung

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Seperti kita ketahui bahwa dalam instalasi suatu motor listrik harus mempunyai pengetahuan dasar yang baik mengenai cara instalasi itu sendiri. Hal Ini akan sangat

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKA T SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKA T SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKA T SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA Nur Khasan dan Sapta Teguh P. PRPN - SATAN, Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU Sanda PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 ABSTRAK ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PENCACAHAN MONOTONIK DETEKTOR UNTUK MEMINIMALKAN ALARM PALSU PADA PORTAL MONITOR RADIASI

PEMANFAATAN PENCACAHAN MONOTONIK DETEKTOR UNTUK MEMINIMALKAN ALARM PALSU PADA PORTAL MONITOR RADIASI PEMANFAATAN PENCACAHAN MONOTONIK DETEKTOR UNTUK MEMINIMALKAN ALARM PALSU PADA PORTAL MONITOR RADIASI Ahmad Rifai, Agus Cahyono Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) BATAN Email : ahrifai@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM TRANSMISI GERAK DETEKTOR VERTIKAL DAN GERAK ISOTOP HORISONTAL PERANGKAT PENCACAH RADIOISOTOP IMMUNOASSAY

EVALUASI SISTEM TRANSMISI GERAK DETEKTOR VERTIKAL DAN GERAK ISOTOP HORISONTAL PERANGKAT PENCACAH RADIOISOTOP IMMUNOASSAY EVALUASI SISTEM TRANSMISI GERAK DETEKTOR VERTIKAL DAN GERAK ISOTOP HORISONTAL PERANGKAT PENCACAH RADIOISOTOP IMMUNOASSAY Sanda 1 1 PRPN-BATAN, Komplek Puspiptek Gd.71 Serpong, Tangerang 15310 ABSTRAK EVALUASI

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III ANALISA ELEKTROMOTOR SEBAGAI PENGGERAK GERAKAN HOIST UNTUK CONTAINER CRANE DI PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009 ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT Bandung, Februari 2009 DEFINISI MOTOR LISTRIK Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik

Lebih terperinci

Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp :

Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp : Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16 Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp : 0822080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN Fachri Ramadhan (1), Iman Satria (2), Suryadimal (3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 1. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah... m 2 A. 191,875 B. 191,9 C. 191,88 D. 192

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER 1 Mohamad Yamin 2 Dita Satyadarma 3 Pulungan Naipospos 1,2,3 Center for Automotive Research, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok 16424 mohay@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang. Alat pengupas kulit kentang yang dijual di pasaran memiliki jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana BAB III DASAR TEORI 3.1 Water Decaunting Water Decaunting merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana kaleng sarden yang telah

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN SPEED LIMITER Kecepatan tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas darat. Disisi lain banyak perusahaan otomotif yang saling berlomba

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. Keinginan untuk mendapatkan mesin yang mudah dirangkai, memiliki torsi yang besar, hemat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenai Kelapa Tanaman kelapa merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS Koes Indrakoesoema, Kiswanto, Muhammad Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Ged.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGANGKAT SUMBER GAMMA PADA IRADIATOR GAMMA BATAN 2X250 KCI

PERHITUNGAN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGANGKAT SUMBER GAMMA PADA IRADIATOR GAMMA BATAN 2X250 KCI SEMINAR NASIONAL PERHITUNGAN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGANGKAT SUMBER GAMMA PADA IRADIATOR GAMMA BATAN 2X250 KCI Ari Satmoko 1, Sutomo Budihardjo 1, Tri Harjanto 1 dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 38 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas rancangan diagram blok alat, rancangan Konstruksi Kumparan Stator dan Kumparan Rotor, rancangan Konstruksi Magnet Permanent pada Rotor

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V Moch. Faishol Yusron ), Joko 2) ) Mahasiswa D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro F. Teknik Unesa Surabaya, faishal_yusron@yahoo.com 2) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN BELT CONVEYOR SEBAGAI ALAT PENGANGKUT BUTIRAN PUPUK DARI PENGOLAHAN AKHIR KE BULK STORAGE PADA SEBUAH PABRIK PUPUK KAPASITAS 87 TON/JAM OLEH : GABE PANDAPOTAN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Fithri Muliawati 1, Taufiq Ramadhan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun

Lebih terperinci

Pemantauan belt conveyor

Pemantauan belt conveyor Pemantauan belt conveyor Untuk keamanan dan ekonomi tertinggi dari ban berjalan Maksimum keamanan dan efisiensi Semua komponen sabuk konveyor memburuk secara permanen karena memakai, beban dinamis atau

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada diagram alur pada gambar 3.1 : Mulai Pengamatan dan pengumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI ABSTRACT Andi Ulfiana Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tidak

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Noor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BELT CONVEYOR KAPASITAS 30 TON/JAM UNTUK ALAT ANGKUT KERTAS

PERANCANGAN BELT CONVEYOR KAPASITAS 30 TON/JAM UNTUK ALAT ANGKUT KERTAS 13 PERANCANGAN BELT CONVEYOR KAPASITAS 30 TON/JAM UNTUK ALAT ANGKUT KERTAS Dadi Cahyadi 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas Serang Raya DadiCahyadi2012@gmail.com Gilang Febri Azis 2 Program Studi

Lebih terperinci

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik 2 Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat Industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci