BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Hendri Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan pelajaran tentang perhitungan-perhitungan yang memberikan hasil yang pasti dan tunggal. Kenyataannya bahwa pelajaran matematika diberikan disemua sekolah baik dari jenjang dasar maupun pendidikan menengah (Soedjadi, 2000). Matematika suatu ilmu yang bersifat abstrak, sehingga anggapan bahwa Matematika merupakan salah satu pelajaran yang menjadi momok bagi para siswa sampai saat ini masih terus terjadi. Faktor penyebab rendahnya prestasi belajar Matematika diantaranya adalah keterbatasan guru dalam pengelolaan pembelajaran matematika, sehingga siswa tidak mencapai kompetensi secara optimal. Suatu persoalan di dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana meningkatkan kemampuan pengembangan konseptual siswa. Pandangan kontruktivisme piaget dan Vygotsky dapat berjalan berdampingan dalam proses pembelajaran konturktivisme. Piaget yang menekankan pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapi dan pengalaman yang dimiliki orang tersebut. Sedangkan kontrutivisme Vygotsky menekankan pada iteraksi sosial dan melakukan kontruksi pengetahuan dari lingkungan sosialnya. Berkaitan dengan penjelasan piaget dan vygotsky, para kontruktivis menekankan pentingnya interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar, dan siswa diberikan kesempatan secara aktif untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan kepada temannya. Peran guru adalah mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik (Seran dkk, 2009). Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri (Nur, 2002). 1
2 Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 Juli 2014 di kelas VIII B SMP Negeri 01 Rengel, diketahui bahwa aktifitas dalam pemberajaran masih terkesan pasif. Terlihat ketika guru menjelaskan dan memberikan latihan soal mereka tak satupun yang mau bertanya dan maju kedepan untuk mengerjakan soal latihan sehingga menimbulkan pembelajaran tersebut kurang efektif. Beberapa siswa bahkan terlihat enggan menyelesaikan masalah yang mereka anggap sulit, sehingga mereka hanya mengandalkan jawaban teman lain atau menunggu penjelasan dari guru tanpa berusaha untuk menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang mereka hadapi. Hasil observasi kepada siswa dari 30 siswa, beberapa siswa lebih menyenangi sistem belajar yang tidak terlalu fokus hanya kepada guru yang ceramah mereka lebih senang jika dilibatkan dalam proses belajar. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, terutama mengatasi masalah yang ditemukan oleh guru untuk mengaktifkan siswa, dan siswa yang agresif yang tidak peduli pada yang lain. Berdasarkan Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 29 November 2012, terdapat empat elemen perubahan dalam kurikulum 2013 yang terdiri dari: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Kurikulum 2013 mempunyai SKL yang menempatkan domain sikap pada tingkatan paling atas yang kemudian dilanjutkan dengan domain keterampilan dan domain pengetahuan. Kurikulum 2013 juga melengkapi kurikulum sebelumnya yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi menjadi pembelajaran yang berbasis pendekatan ilmiah yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012). Adanya elemen perubahan dalam kurikulum 2013 menyebabkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus menyesuaikan dengan perubahan yang ada. 2
3 Menurut Anita Lie (2007) bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Belajar secara kooperatif mampu melibatkan siswa secara aktif melalui prosesproses mentalnya dan meminimalkan adanya perbedaan-perbedaan antar individu, serta meminimalisasi pengaruh negatif yang timbul dari kondisi pembelajaran kompetitif (persaingan belajar yang tidak sehat). Sebagai teknologi pembelajaran, belajar kooperatif memiliki sinergisitas peluang munculnya keterampilan sosial di antara pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Keterpaduan peluang tersebut dapat dilihat dari (1) dalam realisasi praktik hidup di luar kelas (sekolah), membutuhkan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kolaboratif mulai dari dalam kelompok (tim) di tempat bekerja hingga ke dalam kehidupan sosial sehari-hari; (2) tumbuh dan berkembangnya kesadaran mengenai nilai-nilai interaksi sosial untuk mewujudkan pembelajaran bermakna (Warpala, 2009). Menurut (Arends, 2007) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Ketiga tujuan dalam model pembelajaran ini dapat memenuhi SKL kurikulum Model pembelajaran koopertif juga mempunyai beberapa variasi atau tipe, salah satunya adalah STAD (Student Teams Achievement Divisions). Menurut (Slavin, 2005) melalui pendekatan STAD siswa dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Pada tipe STAD seorang guru dapat mengembangkan sikap kemandirian dan kerjasama antar peserta didik dalam satu kelompok. Salah satu tujuan model pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukakan oleh Arends adalah academic achievement. 3
4 Model pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan sumber yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 dengan judul konsep pendekatan santifik, salah satu kriteria materi pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah materi pembelajaran tersebut berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotovasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal pada proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individu, 4) tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan (Isjoni, 2010). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan lebih efektif jika pembelajaran tersebut diterapkan pada kurikulum Pengembangan Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 2013, Bahan Uji Publik, Kemendikbud). Segala sesuatu yang dirancang untuk membantu perencanaan dan pengamatan pengajaran ini tidak didasarkan pada suatu model pengajaran tertentu. Subtansinya adalah mengatur siswa kedalam suatu kelompok belajar. pengolahan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu upaya untuk merancang belajar kooperatif yang dapat di kombinasikan dengan berbagai pendekatan pengajaran khususnya pada kurikulum
5 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat keterlaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kurikulum 2013? 2. Bagaimana respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kurikulum Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan tingkat keterlaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kurikulum 2013 apakah dapat mencapai tujuan pembelajaran. 2. Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran metematika menggunakan model pembelajaran kooperatif 1.4 Batasan Masalah Karena mengingat terbatasnya waktu, sarana, dan kemampuan maka peneliti membatasi pokok permasalahan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hanya mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kurikulum Manfaat 1. Manfaat bagi sekolah Manfaat bagi sekolah dapat mengetahui dan memperoleh gambaran tentang manfaat belajar kooperatif tipe STAD, sehingga dapat menambah atau memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada sekolah 2. Manfaat bagi penulis Dengan adanya penelitian maka penulis dapat mengetahui secara langsung proses belajar kooperatif tipe STAD dan sekaligus dapat mengambil kesimpulan yang telah didapat didalam pelaksanaan penelitian. 3. Manfaat bagi para guru Guru dapat mengetahui sejauh mana model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar matematika sehingga dapat mengembangkan dan memberi motivasi tentang cara belajar yang efektif terhadap siswa. 5
6 1.6 Penegasan Istilah 1. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah teknik proses belajar mengajar yang mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah atau tugas untuk mencapai tujuan bersama lainnya, Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 atau 5 orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. 2. Kurikulum 2013 Pengembangan Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. 3. Pembelajaran Matematika adalah pross belajar mengajar yang dilakukan adanya interaksi langsung antara dua pihak yaitu peserta didik dan pendidik pada pembelajaran matematika 6
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperincisekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan program pendidikan tidak lepas dari adanya kurikulum. Pada saat ini kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah KTSP namun sebagian sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik (Majid, 2014:15). Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari tingkat pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen yaitu produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta-fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :
PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MEMINIMALKAN FOBIA MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah, merupakan lembaga tempat diselenggarakannya pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN Vony F.S Hartini Hipij Universitas PGRI Adi Buana Surabaya vony@unipasby.ac.id
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang Berorientasi pada Kurikulum 2013 untuk Materi Gerak Melingkar Beraturan di Kelas X SMA Negeri 3 Tuban Silvia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang penting diajarkan sejak dini. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga manusia mempunyai keterampilan dan keahlian khusus yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) Isnita Lastyarini, Usada, Siti Kamsiyati PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pendidikan yang sudah maju seperti sekarang ini, tentunya sistem pembelajaran ceramah tidak lagi menjadi sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dengan menggunakan akal pikiran dan emosi yang dimiliki.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang dimana merupakan hal yang penting tidak hanya bagi individu saja melainkan juga bagi masyarakat dan bangsa.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak bangku sekolah dasar. Pentingnya akan pelajaran matematika membuat matematika menjadi
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A
USAHA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA MENGERJAKAN SOAL-SOAL LATIHAN DI DEPAN KELAS MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION ) (PTK di SMP NEGERI 3 KARTASURA) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN. Pelaku yang berperan langsung dalam mencapai peningkatan mutu
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaku yang berperan langsung dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan nasional adalah guru dan peserta didik. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses dan unsur dasar dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses belajarlah yang menjadi kegiatan paling pokok
Lebih terperinci2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual.
Lebih terperincimatematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan. Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peserta didik SMP pada umumnya berada pada tahap berpikir konkrit yang ditandai oleh penalaran logis tentang hal-hal yang dapat dijumpai dalam dunia nyata. Di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas daya manusia di masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui kegiatan pembelajaran. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2002 (UU Sisdiknas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sasaran utama pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang meliputi kemampuan baca,tulis dan hitung. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap jenjang pendidikan dapat berperan serta dalam menyiapkan sumber daya manusia, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam pembelajaran matematika,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan
Lebih terperinciDATAR MELALUI METODE STAD. Winarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciCharlina Ribut Dwi Anggraini
METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga pendidik, proses
Lebih terperinci5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang
INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Hudojo ( 2005: 107) pengertian matematika yaitu : Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur
Lebih terperinciTim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dan menentukan dalam pembinaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia, upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam interaksi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun evaluasinya. Tuntutan terhadap kualitas semakin diperhatikan untuk. untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi telah menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan termasuk pendidikan. Era gobalisasi ditandai dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 2.1. Pemahaman Konsep Matematis Menurut Soedjadi (2000:14), konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan untuk mampu melahirkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi tuntutan global. Matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong sangat rendah, Menurut Kemendikbud masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya bersumber pada persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang meliputi kemampuan baca, tulis, dan hitung. Dalam standar isi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu dengan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan serangkaian interaksi yang baik antar siswa dengan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu setiap upaya pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN.1 Kajian Teoritis.1.1 Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Slavin (1995: 5) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut Cooperative
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. No., Mei 6, 6- PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) YANG BERORIENTASI PADA KURIKULUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciJurnal Publikasi Pendidikan Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN
Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PEMBELAJARAN SOAL CERITA OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup pembelajarannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan pembelajaran, suatu materi pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun penggunaan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah sains yang mempelajari fakta, sehingga dalam menyampaikan materi yang berhubungan dengan fakta, seorang guru harus mampu menampilkan fakta-fakta itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
8 A. Kajian Teori 1. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2013, h. 50), Model pembelajaran adalah suatu pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau. algoritma dalam pemecahan masalah (Jihad, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar matematika merupakan proses membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Konsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirearkis dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah. Matematika merupakan salah satu mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika di kelas hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan materi untuk menyelesaikan matematis tetapi juga mengaitkan bagaimana siswa mengenali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu Negara agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu Negara agar dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Dengan SDM yang berkualitas
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu yang termasuk mata pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar. Terdapat berbagai aspek dalam ruang lingkup
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 03 WONOREJO, GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Tri Rahayuningsih 1, Suripto 2, Warsiti 3 PGSD FKIP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dalam pelaksanaannya pelajaran matematika diberikan di semua
Lebih terperinciPeningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model
Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi, tidak terkecuali di MI Sullamul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, matematika merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, matematika merupakan salah satu pelajaran penting dilihat dari kedudukannya sebagai pelajaran yang dapat menentukan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistim pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang
Lebih terperinci