Seminar Tugas Akhir Juni 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Tugas Akhir Juni 2016"

Transkripsi

1 Seminar Tugas Akhir Juni 06 Automatic Stainer (Blok Kontrol Motor) Rizgan, Syaifudin, Endro Yulianto Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 0 Surabaya ABSTRAK Automatic Stainer merupakan alat untuk proses pewarnaan jaringan histologi pada kegiatan histoteknik yang telah diletakkan di kaca preparat dan telah melalui beberapa tahap proses kimiawi. Proses pewarnaan bertujuan mewarnai jaringan yang telah dipreparat agar mempermudah saat operator menganalisis struktur jaringan yang telah diiris menggunakan mikroskop. Petugas laboraturium masih menggunakan cara manual. Pembuatan modul ini menggunakan ATmega855 sebagai pengolahan data dan pengontrol driver. Alat ini menggunakan dua motor DC untuk menaikan atau menurunkan preparat dan menggerakan preparat ke kanan atau ke kiri untuk proses pencelupan. Data pengambilan timer pada setiap tahap dilakukan sebanyak 5 kali. Berdasarkan hasil analisis pengukuran didapat nilai error pada chamber 0,%, chamber 0,%, chamber 0,67%, chamber 0,67, chamber 5 0,67%, chamber 6 0,67%, chamber 7 0,%, chamber 8 0,%, chamber 9 0,%, chamber 0 %, chamber 0,%, chamber %, dan chamber 0,%. Kata Kunci: Stainer, Staining. Latar Belakang masalah Automatic Stainer merupakan alat untuk proses pewarnaan jaringan histologi pada kegiatan histoteknik yang telah diletakkan dikaca preparat dan telah melalui beberapa tahap proses kimiawi yaitu fiksasi (fixation), pemeriksaan kotor (gross examination), pengolahan jaringan (tissue processing), embedding, dan sectioning. Histoteknik itu sendiri merupakan suatu metode membuat sajian dari spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi preparat histologi yang baik dan siap untuk dianalisis. (Ahmad Aulia Jusuf, 0) Proses staining atau pewarnaan bertujuan untuk mewarnai jaringan yang telah dipreparat agar mempermudah saat operator menganalisis struktur jaringan yang telah diiris menggunakan mikroskop. Proses staining terdiri dari beberapa tahap dengan cairan dan waktu rendaman yang berbeda. Sesuai dengan pengamatan penulis di Laboratorium Patologi, beberapa kegiatan pewarnaan masih mencelupkan sediaan preparat yang berisi jaringan dengan menggunakan cara manual. Pembuatan sajian histologi yang bersifat massal dan banyak biasanya dilakukan oleh teknisi laboratorium. Hal itu membuat teknisi tidak dapat mengerjakan pekerjaan lainnya dan waktunya menjadi tidak efisien, sehingga perlu ditambahkan pewarnaan secara otomatis yang mempermudah teknisi laboraturium. Proses pewarnaan melalui beberapa tahapan yang dimasukkan ke dalam larutan-larutan yang sudah tersedia. Sesuai prosedur pewarnaan tersebut preparat melalui tahapan pembilasan dengan air kran. Biasanya teknisi laboraturium selalu mengganti wadah yang berisi air kran setiap pemakaian secara manual. Penulis ingin merancang alat yang dapat mengisi dan mengosongkan wadah larutan yang berisi air kran tersebut secara otomatis. Mengacu pada hasil identifikasi masalah diatas, maka penulis ingin membuat alat yang dapat mempermudah pekerjaan teknisi laboratorium pada saat proses staining

2 Seminar Tugas Akhir Juni 06 atau pewarnaan jaringan dengan nama Automatic Stainer.. Batasan Masalah.. Menggunakan mikrokontroleratmega855 sebagai pengolah data dan pengontrol driver.. Membahas blok kontrol motor.. Menggerakan motor DC ke atas dan ke bawah.. Menggerakan motor DC ke kanan dan ke kiri..5 Menggunakan LCD sebagai tampilan timer..6 Menggunakan pengaturan waktu dalam masing-masing tahap sebagai berikut: a) Xylol 5 menit b) Xylol 5 menit c) Ethanol absolute menit d) Ethanol absolute menit e) Ethanol 90% menit f) Ethanol 80% menit g) Bilas dengan air kran 5 menit h) Larutan hematoksilin 6 menit i) Bilas dengan air kran 5 menit j) Larutan pembiru menit k) Air kran 5 menit l) Larutan eosin menit m) Bilas dengan air kran 5 menit. Rumusan Masalah Dapatkah dibuat alat Automatic Stainer?. Tujuan Penelitian.. Tujuan Umum Dibuatnya alat Automatic Stainer... Tujuan Khusus Dengan acuan permasalahan tersebut diatas, maka secara operasional tujuan khusus pembuatan alat ini antara lain:... Membuat rangkaian mikrokontroller dan menampilkan ke dalam LCD x6 berikut memprogramkan untuk menjalankan system.... Membuat rangkaian pengontrol motor... Membuat rangkaian display pewaktu... Membuat rangkaian catu daya...5 Membuat design box...6 Mengukur pewaktu pencelupan dengan alat kalibrator...7 Menguji alat. Manfaat Penelitian.. Manfaat Teoritis Menambah wawasan atau pengetahuan di bidang laboraturium klinis, serta dapat memberikan manfaat pada penelitian selanjutnya... Manfaat Praktis Dengan adanya alat ini dapat mempermudah operator dalam melakukan pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat.. Telaah Pustaka. Teori Dasar Alat Automatic Stainer Penggunaan utama dari histopatologi dalam kedokteran klinis di mana biasanya melibatkan pemeriksaan biopsi yaitu sampel pembedahan atau spesimen yang diambil dari pasien untuk tujuan studi rinci oleh seorang dokter spesialis yang disebut ahli patologi. Seorang ahli patologi atau histopatologis mempelajari spesimen sel dan jaringan setelah sampel telah diambil dari pasien, kemudian diolah dengan menggunakan teknik histologis khusus yang disebut dengan Histoteknik. Histoteknik adalah metoda membuat sajian dari spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi preparat histologi yang baik dan siap untuk dianalisis. Spesimen dapat berasal dari manusia dan hewan. Pembuatan sajian histologi yang

3 Seminar Tugas Akhir Juni 06 bersifat massal dan banyak biasanya dilakukan oleh teknisi laboratorium. (Ahmad Aulia Jusuf, 0) Setelah jaringan atau organ tubuh yang akan dibuat sajian histologi diisolasi dari sumbernya, jaringan tubuh tersebut kemudian diproses hingga menjadi sajian histologi. Rangkaian proses pembuatan sajian histologi terdiri atas: ) Fiksasi (Fixation) yaitu proses di mana konstituen sel adalah tetap dalam fisik dan sebagian juga dibagian kimia, sehingga mereka akan menahan perlakuan selanjutnya dari berbagai reagen dengan kerugian minimal, atau dekomposisi. Hal ini dicapai dengan mengekspos jaringan dengan kimia senyawa yang disebut fixatives. ) Pemeriksaan kotor (Gross Examination) yaitu spesimen diperiksa dengan mencatat ciri-ciri anatomi itu. Perwakilan bagian jaringan yang dipilih untuk prosedur lebih lanjut saat biopsi kecil yang dipilih secara keseluruhan. ) Pengolahan jaringan (Tissue Processing) yaitu proses yang melibatkan beberapa tahap yang dipilih bagian jaringan untuk melewati sejumlah bahan kimia secara berurutan. Dalam tahap ini jaringan yang diresapi dengan media pemadat untuk memfasilitasi sectioning halus. Setelah empat tahap yang terlibat, yaitu : a. Dehidrasi (Dehidration) b. Pembeningan (Clearing) c. Pembenaman ) Embedding adalah tahap semua jaringan diproses diblokir di media pemadat (lilin paraffin) yang digunakan dalam tahap pembuahan. 5) Pemotongan (Sectioning). Blok parafin dari jaringan tersebut kemudian dipotong dengan menggunakan perangkat disebut sebagai Microtome. Bagian-bagian yang dihasilkan mampu mentransmisikan cahaya dan berada pada tingkat mikron ketebalan. 6) Pewarnaan (Staining). Bagian jaringan dipetik ke slide dan pewarnaan dilakukan dalam rangka untuk memeriksa komponen jaringan yang berbeda di bawah mikroskop. Pada tahap pewarnaan bertujuan untuk mewarnai preparat agar mempermudah saat operator menganalisis struktur jaringan yang telah diiris menggunakan mikroskop. Proses staining atau pewarnaan terdiri dari beberapa tahap dengan cairan dan waktu rendaman yang berbeda. Alat Automatic Stainer ini mempunyai beberapa metode pewarnaan (staining) sebagai berikut: a) Xylol 5 menit b) Xylol 5 menit c) Ethanol absolute menit d) Ethanol absolute menit e) Ethanol 90% menit f) Ethanol 80% menit g) Bilas dengan air kran 5 menit h) Larutan hematoksilin 6 menit i) Bilas dengan air kran 5 menit j) Larutan pembiru menit k) Air kran 5 menit l) Larutan eosin menit m) Bilas dengan air kran 5 menit. Minimum Sistem Mikrokontroler merupakan IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika.

4 + Seminar Tugas Akhir Juni 06 J7 PB0 0 PA0 PB PB0 ( XCK/T0 ) (ADC0) PA0 9 PA PB PB (T) (ADC) PA 8 PA PB PB (INT/AIN0)(ADC) PA 7 PA J PB 5 PB (OC0/AIN)(ADC) PA 6 PA PB5 PB5 6 PB (SS) (ADC) PA 5 PA5 PB6 PB6 7 PB5 (MOSI) (ADC5) PA5 PA6 PB7 PB7 8 PB6 (MISO) (ADC6) PA6 PA7 RESET RESET 9 PB7 (SCK) (ADC7) PA7 GND GND RESET SW 5 GND PROGRAMMER 0 0 GND R GND START PD0 9 PC7 PD 5 PD0 (RXD) (TOSC) PC7 8 PC6 SW PD 6 PD (TXD) (TOSC) PC6 7 PC5 PD 7 PD (INT0) PC5 6 PC 8 PD (INT) PC 5 PC LIMIT BAWAH C R PD5 9 PD (OCB) PC PC PD6 0 PD5 (OCA) PC PC SW PD7 PD6 (ICP) (SDA) PC PC0 0uf /6v K7 PD7 (OC) (SCL) PC0 AREF LIMIT ATAS XTAL AREF 0 A SW XTAL A ATMEGA 855 RESET MULTITUN LCD 6 LED- 5 LED+ 00k PD7 D7 PD6 D6 PD5 D5 PD D 0 D 9 D 8 D 7 D0 MULTITUN 6 PD E 5 PD 50K RW PD0 RS VEE VDD VSS LCD X 6 Gambar. Rangkaian minimum sistem D6 DIODE ZENER lebih dari seabad yang lalu. Motor dikendalikan dengan menentukan arah dan kecepatan putarnya. Arah putaran motor adalah searah dengan arah putaran jarum jam (Clock Wise/CW) atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam (Counter Clock Wise/CCW), yang bergantung dari hubungan kutub yang diberikan pada motor. Kecepatan putar motor diatur dengan besarnya arus yang diberikan. (NE Simatupang, 00) Sistem minimum mikrokontroler adalah sistem elektronika yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada umumnya, suatu mikrokontroler membutuhkan dua elemen (selain power supply), Kristal Oscillator (XTAL), dan rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia. Perbedaannya, jantung memompa darah dan seluruh kandungannya, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi program. Pada sistem minimum AVR terdapat elemen tambahan (optional), yaitu rangkaian pengendalian ADC: AGND (= GND ADC), A ( ADC), dan AREF (Tegangan Referensi ADC) dan konektor ISP untuk mengunduh (download) program ke mikrokontroler.. Rangkaian Driver Motor Motor merupakan peralatan elektromagnetik dasar yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang desain awalnya diperkenalkan oleh Michael Faraday A B R 0 R 0 Gambar. Motor DC V (Sumber: Motor dipakai untuk menggerakkan roda robot. Digunakan H-Bridge sebagai penguat motor yang berfungsi sebagai driver, sebab sangat tidak mungkin mengendalikan motor langsung dari mikrokontroler yang memiliki arus dan tegangan terbatas. Untuk itu digunakan H-Bridge sebagai driver motor. Driver motor adalah rangkaian yang berfungsi mengendalikan pergerakan motor sesuai dengan kebutuhkan,rangkaian driver motor disini menggunakan rangkaian H- bridge. V V R5 00K ISO PC87 R6 0 ISO PC87 R7 00k J EN J EN V Q IRF950N/TO Q IRF50 M+ D5 D IN007 D IN007 DIODE ZENER M- D IN007 D IN007 Q IRF950N/TO Gambar. Rangkaian Driver Motor Q IRF50 J V EN J EN V R9 0 R0 00k R8 00K ISO PC87 ISO PC87 R 0 R 0 A B

5 Seminar Tugas Akhir Juni 06 Rangkaian diatas merupakan pengembangan rangkaian mosfeet Bridge, H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H- bridge karena bentuk rangkaiannya yang menyerupai huruf H. Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P (IRF50) dan dua buah MOSFET kanal N (IRF950). Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur mati-hidupnya ke empat MOSFET tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, dan sisi sebelah kanan motor pun terhubung dengan kutub positif dari catu daya. Penggunaan optocopler PC87 digunakan untuk pemisah tegangan antara blok motor dan blok micro, optocopler PC87 aktif ketika anoda mendapatkan logika satu yang sudah diatur dari output micro, kemudian fungsi resistor pada kaki collector yang di fungsikan untuk IRF950 adalah untuk mengambil ground pada saat optocopler PC87 satu rasi, fungsi pengambilan ground dikarenakan IRF950 aktif ketika kaki gate mendapatkan logika 0. Sedangkan fungsi resistor di emitor pada PC87 yang diteruskan ke IRF50 adalah untuk pengambilan logika ketika optocopler tersebut satu rasi, di karenakan IRF tersebut aktif ketika gate mendapatkan logika. Penggunakan tegangan V di collector difungsikan agar tegangan pada saat logika lebih jelas atau lebih kuat. Penggunaan diode diatas di fungsikan untuk mengamankan mosfeet ketika arus balik motor, pada saat sumber tegangan di matikan lilitan motor mengeluarkan tegangan singkat yang dihasilkan oleh induksi lilitan, maka dari itu tegangan singkat tersebut di teruskan oleh diode sehingga mosfeet lebih aman. Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika terus menerus untuk memicu anoda pada PC87. Dan untuk menjalankan motor adalah dengan mengatur output pada PORTC.(0,,,) untuk menjalankan motor agar turun/naik/kanan/kiri. Misalkan: MotorNaik=;. Liquid Crystal Display Liquid crystal display (LCD) merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Modul LCD Karakter dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler seperti AT89S5 dan ATMega855. LCD yang akan ini mempunyai lebar tampilan baris dan 6 kolom atau biasa disebut sebagai LCD Karakter x6 dengan 6 pin konektor yang didifinisikan sebagai berikut : Tabel. Definisi 6 Konektor pada LCD Karakter x6 PIN Name Function VSS Ground voltage +5V VEE Contrast voltage RS Register Select 0 = Instruction Register = Data Register 5

6 Seminar Tugas Akhir Juni 06 5 R/W 6 E Read/ Write, to choose write or read mode 0 = write mode = read mode Enable 0 = start to lacht data to LCD karakter = disable 7 DB0 LSB 8 DB - 9 DB - 0 DB - DB - DB5 - DB6 - DB7 MSB 5 BPL Back Plane Light 6 GND Ground voltage LCD maka RS harus diset logika high. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low 0. Pada akhirnya, bus data terdiri dari atau 8 jalur (bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user). Pada kasus bus data 8 bit, jalur diacukan sebagai DB0 s/d DB7 Beberapa perintah dasar yang harus dipahami adalah inisialisasi LCD karakter.. METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Blok Gambar. LCD X6 (Sumber: Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low 0 dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan berikutnya set EN ke logika low 0 lagi. Jalur RS adalah jalur Register Select. Ketika RS berlogika low 0, data akan dianggap sebagi sebua perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen, posisi kursor dll). Ketika RS berlogika high, data yang dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf T pada layar Gambar. Diagram Blok Automatic Stainer Keterangan: : blok yang dibahas Pada saat ditekan Start maka mikrokontroler akan bekerja. Inisialisasi dan pengaturan pewaktu akan ditampilkan berupa LCD. Mikrokontroler memerintahkan motor bekerja sesuai waktu yang telah diatur. Motor bekerja sehingga memindahkan preparat dari proses pencelupan larutan pertama hingga larutan terakhir. Kemudian proses dilanjutkan lagi sesuai urutan tahapan. Apabila reset di tekan maka proses diulang dari awal lagi. 6

7 Seminar Tugas Akhir Juni 06. Diagram Alir Modul Pompa Hidup No A No Motor Motor bergerak ke chamber 5 Motor ethanol 90%, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber 6 Motor ethanol 80%, timer berjalan Motor Begin Inisialisasi Detektor level air penuh mendeteksi Yes Pompa mati Tekan Start Yes Motor xylol, timer berjalan B Motor Motor bergerak ke chamber Motor Motor Motor bergerak ke chamber Motor eosin, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber Motor Pembilasan air kran, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber 7 Motor Pembilasan air kran, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber 8 Motor hematoksilin, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber 9 Motor xylol, timer berjalan Pompa hidup Detektor level air kuras mendeteksi Pompa mati Motor Motor bergerak ke chamber Motor ethanol absolute, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber Motor ethanol absolute, timer berjalan A Pembilasan air kran, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber 0 Motor pembiru, timer berjalan Motor Motor bergerak ke chamber Motor Pembilasan air kran, timer berjalan Gambar. Diagram Alir Automatic Stainer End Yes B No Pada saat alat dinyalakan maka program akan menginisialisasi program dan program berjalan. Pompa digunakan untuk mengisi air kran pada chamber nomor 7, 9, dan. Pompa digunakan untuk mengosongkan air kran pada chamber nomor 7, 9, dan. Pompa menyala jika detektor air penuh belum tersentuh air yang berarti chamber nomor 7, 9, dan belum terisi air secara penuh. Pompa akan berhenti bekerja jika detektor air penuh sudah menyentuh air yang menandakan air pada chamber nomor 7, 9, dan sudah terisi air. Maka proses pencelupan bisa dilakukan. Motor digunakan untuk mengerakan preparat ke kanan atau ke kiri, sedangkan motor digunakan untuk menurunkan atau menaikan preparat. Ketika tombol start ditekan proses pencelupan dimulai. Motor akan bergerak turun sehingga proses pencelupan pada larutan xylol berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber. Selanjutnya motor akan sehingga proses pencelupan pada larutan xylol berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber. Dari chamber, motor akan bergerak turun sehingga proses pencelupan pada larutan ethanol absolute berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber. Dilanjutkan Motor akan sehingga proses pencelupan pada larutan ethanol absolute berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan bergerak naik. Kemudian motor akan bergerak ke chamber 5 Motor akan sehingga proses pencelupan pada larutan ethanol 90% berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan 7

8 Seminar Tugas Akhir Juni 06. Kemudian motor akan bergerak ke chamber 6. Setelah itu motor akan sehingga proses pencelupan pada larutan ethanol 80% berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber 7. Motor akan sehingga proses pembilasan air kran pada preparat berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah proses selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber 8. Motor akan sehingga proses pencelupan pada larutan hematoksilin berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber 9. Motor akan sehingga proses pembilasan air kran pada preparat berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan bergerak naik. Kemudian motor akan bergerak ke chamber 0. Selanjutnya motor akan bergerak turun sehingga proses pencelupan pada larutan pembiru berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber. Motor akan sehingga proses pembilasan air kran pada preparat berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber. Motor berhenti pada chamber, motor akan sehingga proses pencelupan pada larutan pembiru berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Kemudian motor akan bergerak ke chamber. Motor akan sehingga proses pembilasan air kran pada preparat berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pencelupan selesai, motor akan. Proses pencelupan selesai. Saat semua proses sudah selesai maka detektor air kosong mendeteksi apakah air pada chamber nomor 7, 9, dan masih terisi air apa tidak. Jika detektor kosong mendeteksi chamber berisi air maka pompa hidup sehingga mengosongkan chamber nomor 7, 9, dan yang sebelumnya berisi air kran. Pompa akan berhenti bekerja jika detektor air kosong sudah tidak menyentuh air atau chamber telah kosong dan proses selesai.. Diagram Mekanik Sistem Gambar. Diagram Mekanik Automatic Stainer. Alat dan Bahan Berikut ini disampaikan data bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan modul ini: Tabel.. Tabel Daftar Komponen Nama Komponen X TAL MHz Resistor 0 Ω ¼ W Resistor KΩ ¼ W Resistor,7K Ω ¼ W Diode zener Capasitor 0uF/6V Capasitor pf Multitone 50K Multitone 00K LCD x6 IC ATmega85 Soket IC ATmega855 Banyaknya buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah 8

9 Seminar Tugas Akhir Juni 06 Conector 8 pin Conector pin Transistor BD9 Dioda IN007 Relay SPDT 5v Limit switch Push Button buah 5 buah buah buah buah buah buah Sebagai penunjang dalam melaksanakan pembuatan modul, pengukuran, pengamatan, maupun pengujian digunakan beberapa peralatan. Peralatan-peralatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:. Alat ukur - Multimeter - Stopwatch. Alat elektrik - Solder dan timah - Bor. Alat bantu mekanik - Obeng - Tang - Toolset, dll.5 Jenis Penelitian Rancangan penelitian alat ini menggunakan metode pre-experimental dengan jenis penelitian one group post test design. Pada rancangan alat ini peneliti langsung memberikan perlakuan pada alat Automatic Stainer kemudian langsung dilakukan pengukuran pada hasilnya. Disini tanpa ada kelompok kontrol atau pembanding. Perlakuan diukur X X = treatmen/perlakuan yg diberikan (variabel Independen) 0 = Observasi (variabel dependen).6 Variabel Penelitian.6. Variabel Bebas Sebagai variabel bebas adalah kaca preparat..6. Variabel Tergantung Motor merupakan variabel tergantung karena proses pencelupan tergantung pada putaran motor ke kanan atau ke kiri..6. Variabel Terkendali Sebagai variabel terkendali yaitu Mikrokontroler ATmega Definisi Operasional Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-variabel yang digunakan dalam pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain: Tabel. Definisi operasional dan variable.8 Teknik Analisis Data.8. Rata rata Rata rata adalah bilangan yang di dapat dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam kumpulan tersebut. Rumus rata rata adalah: Dimana: X : rata-rata X,..,Xn : nilai data n : banyak data.8. Nilai Error Error (Rata rata simpangan) adalah selisih antara mean terhadap masing masing data. Rumus Error adalah: Dimana: X : data yang diukur X : rata-rata.9 Urutan Kegiatan Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulis terlebih dahulu 9

10 Seminar Tugas Akhir Juni 06 mengadakan persiapan untuk proses pembuatan dan pengamatan yang meliputi di bawah ini: a. Mempelajari teori teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas melalui studi kepustakaan. b. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul tersebut. c. Membuat diagram blok sistem d. Membuat diagram alir sebagai urutan cara kerja alat e. Merencanakan anggaran biaya pembuatan modul f. Menyusun proposal g. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan modul h. Membuat layout rangkaian mikrokontroller, LCD, dan tombol READ i. Memasang komponen pada PCB j. Menyatukan semua rangkaian k. Mengintegrasikan semua rangkaian l. Menyusun program untuk menyalakan sistem m. Melakukan uji coba modul n. Melakukan kalibrasi modul o. Menyusun laporan KTI.0 Tempat dan Jadwal Penelitian.0. Tempat pembuatan modul Lokasi yang dilakukan pelaksanaan penelitian atau tempat mengambil data penelitian yaitu di Lab. Teknik Tenaga Listrik Kampus Teknik Elektromedik Surabaya..0. Waktu pembuatan modul Jadwal kegiatan penulis susun menurut jadwal kalender Akademik yang ada di Poleteknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan penulis disusun menurut kalendar akademik yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya. Tabel. Jadwal Kegiatan. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS. Hasil Pengukuran Test Point.. Pengukuran Tegangan Power Supply Tabel. Pengukuran Tegangan Pada Output Power Supply Tegangan Pada Output Power Supply Tegangan yang Terukur 5 v 5 v v,06 v.. Test Point Output Mikrokontroller Test point ini dilakukan agar mengetahui output dari masingmasing pin mikrokontroller yang digunakan sebagai output dari ATmega855. Output yang digunakan hanya buah pin yaitu PORTC.0, PORTC., PORTC., dan PORTC., sehingga dapat diketahui logika low high dari pin-pin tersebut. Tabel. Pengukuran Output Mikrokontroller Test point Keadaan Awal Output PORTC.0 0 v, v PORTC. 0 v,0 v PORTC. 0 v,9 v PORTC. 0 v,9 v.. Test Point rangkaian driver motor untuk naik turun 0

11 Seminar Tugas Akhir Juni Test Point Rangkaian Driver Motor untuk menurunkan preparat Tujuan dilakukan pengukuran ini agar diketahui aktifnya motor pada saat pergerakan mekanik turun mempunyai tegangan berapa volt. Saat motor turun hanya ada dua mosfeet yang aktif yaitu satu mosfeet IRF 950 dan satu mosfeet IRF 50. Pengukuran dilakukan menggunakan multimeter. Test point Awal Aktif Anoda pc87a 0 v, v Collector pc87a,98 v 0, v Anoda pc87d 0 v.0 v Emitor pc87d 0 v,95 v Motor,60 v,96 v... Pengukuran Rangkaian Driver Motor untuk menaikkan preparat Tujuan dilakukan pengukuran ini agar diketahui aktifnya motor pada saat pergerakan mekanik naik mempunyai tegangan berapa volt. Saat motor turun hanya ada dua mosfeet yang aktif yaitu satu mosfeet irf 950 dan satu mosfeet irf50. Pengukuran di lakukan menggunakan multimeter. Tabel. Pengukuran naik Test point Awal Aktif Anoda pc87b 0 v, v Collector pc87b,99 v 0, v Anoda pc87c 0 v, v Emitor pc87c 0 v,95 v Motor,5 v,95 v.. Pengukuran Rangkaian Driver Motor untuk perpindahan larutan... Pengukuran Rangkaian Driver Motor berjalan ke kanan Dalam test point ini diukur antara kaki anoda opto isolator yang mempunyai tipe pc 87 dan kaki gate dari mosfeet irf 950, di ukur juga tegangan motor. Agar diketahui tegangan saat aktif dan non aktif. Pengukuran dilakukan menggunakan multimeter digital, Saat pengukuran dilakukan kaki anoda pc 87 dan gate irf 950 mendapat probe + (positif ) dan probe - (negatif) mendapat groud. Tabel.5 Pengukuran geser kanan Test point Awal Aktif Anoda pc87a 0 v,9 v Collector pc87a,96 v 0,8 v Anoda pc87d 0 v.9 v Emitor pc87d 0 v.95 v Motor,0 v,95 v... Pengukuran Rangkaian Driver Motor berjalan ke kiri Dalam test point ini diukur antara kaki anoda opto isolator yang mempunyai tipe pc 87 dan kaki gate dari mosfeet irf 950, di ukur juga tegangan motor. Agar diketahui tegangan saat aktif dan non aktif. Pengukuran dilakukan menggunakan multimeter digital, Saat pengukuran dilakukan kaki anoda pc 87 dan gate irf 950 mendapat probe + (positif ) dan probe - (negatif) mendapat groud. Tabel.6 Pengukuran geser kiri Test point Awal Aktif Anoda pc87b 0 v, v Collector pc87b,99 v 0,0 v Anoda pc87c 0 v, v Emitor pc87c 0 v,98 v Motor,5 v,95 v. Hasil Pengukuran Terhadap Kalibrator.. Tabel Pengukuran Waktu Perpindahan Preparat ke Larutan Pengukuran waktu di sini dilakukan untuk mengetahui waktu perpindahan mekanik yang

12 CHAMBER Setting Modul (menit) Rerata CHAMBER Setting Modul (m) Rerata Alat Simpangan Error (%) Seminar Tugas Akhir Juni 06 menggerakan basket ke tiap larutan dengan pembanding stopwatch.,58,59,59,59,58,58,59,59,59,58,59,58 5,59,59,58,58,59,58 Perpindahan Start ke larutan Larutan ke larutan Larutan ke larutan Larutan ke larutan Larutan ke larutan 5 Larutan 5 ke larutan 6 Larutan 6 ke larutan 7 Larutan 7 ke larutan 8 Larutan 8 ke larutan 9 Larutan 9 ke larutan 0 Larutan 0 ke larutan Larutan ke larutan Larutan ke larutan Waktu s s 8 s 50 s 9 s 9 s 7 s 8 s 8 s 8 s 6 s 7 s 8 s 6,59,58,58,58,58,58 7 5,58,58,59,59,59, ,59 5,59 5,59 5,59 5,58 5,58 9 5,59,59,59,59,59, ,59,59,59,59,58, ,58,58,58,58,58,58. Hasil Perhitungan/ Analisis Data Setelah melakukan pengukuran dengan membandingkannya dengan stopwatch maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai rata rata, simpangan, error, standart deviasi dan ketidakpastian. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus pada point.8... Tabel Pengukuran Waktu Larutan Pengukuran ini di lakukan untuk mendapatkan hasil data pada masingmasing larutan, pengukuran dilakukan sebanyak lima kali, kemudian data pengukuran tersebut dihitung sehingga mendapatkan nilai rata rata, simpangan, error, standart deviasi dan ketidakpastian. Waktu pada setting tersebut di bandingkan dengan stopwatch. Table.8 pengukuran waktu DATA AKURASI PENGUKURAN X X X X X5 5,58,59,59,59,58,58 5,59,59,58,58,59,59 Tabel.9 Data Pengukuran Kalibrasi 5,58 0,0 0,% 5,59 0,0 0,%,58 0,0 0,67%,58 0,0 0,67% 5,58 0,0 0,67% 6,58 0,0 0,67% 7 5,58 0,0 0,% 8 6 5,58 0,0 0,% 9 5 5,59 0,0 0,% ,0 % 5,58 0,0 0,

13 + PB7 PB6 PB5 PB PA PB PB PB PB0 PA PA PA PA0 Seminar Tugas Akhir Juni ,0 % 5,58 0,0 0,% 5. Pembahasan Rangkaian 5.. Modul Rangkaian Minimum Sistem ATmega855 Spesifikasi Modul Rangkaian Minimum Sistem yang diperlukan adalah:. Tegangan yang dibutuhkan 5 VDC dan ground.. Membutuhkan sambungan MISO, MOSI, SCK, dan RESET untuk dapat memprogram Membutuhkan tombol untuk memilih program.. Membutuhkan display LCD untuk menampilkan timer. J 5 PROGRAMMER LCD LCD X 6 PB5 PB6 PB7 RESET C 0uf /6v SW RESET LED- LED+ D7 D6 D5 D D D D D0 E RW RS VEE VDD VSS R 0 PD7 PD6 PD5 PD PD PD PD0 R K7 MULTITUN 50K PB0 PB PB PB PB PB5 PB6 PB7 RESET PD0 PD PD PD PD5 PD6 PD7 PB0 PB PB PB PB PB5 PB6 PB J7 PB0 ( XCK/T0 ) (ADC0) PA0 PB (T) (ADC) PA PB (INT/AIN0)(ADC) PA PB (OC0/AIN)(ADC) PA PB (SS) (ADC) PA PB5 (MOSI) (ADC5) PA5 PB6 (MISO) (ADC6) PA6 PB7 (SCK) (ADC7) PA7 RESET GND PD0 (RXD) PD (TXD) PD (INT0) PD (INT) PD (OCB) PD5 (OCA) PD6 (ICP) PD7 (OC) XTAL XTAL J (TOSC) PC7 (TOSC) PC6 PC5 PC PC PC (SDA) PC (SCL) PC0 ATMEGA 855 PA0 PA PA PA PA SENSOR -SENSOR8 GND AREF A J PA0 PA PA PA PA PA5 PA6 PA7 GND PC7 PC6 PC5 PC PC PC PC PC0 AREF A SENSOR 9-SENSOR MULTITUN Gambar 5. Rangkaian Minimum Sistem 00k SW START SW LIMIT BAWAH SW LIMIT BAWAH Penjelasan Rangkaian Minimum Sistem: Tombol atau switch pada rangkaian minimum sistem ini berupa tombol START pada PINC.6 digunakan untuk menjalankan system. PINC. dan PINC.5 menggunakan limit switch yang berfungsi untuk pembatas motor pada saat naik atau turun dan mengirim logika ketika tertekan otomatis oleh gerakan motor sehingga mengirimkan input terhadap mikro, dan tigabelas sensor opcopler berfungsi untuk menghentikan D6 DIODE ZENER motor saat perpindahan chamber ke chamber sehingga mengirimkan logika inputan ke micro melalui PORTB, PINA.0, PINA., PINA., PINA. dan PINA.. LCD x6 berfungsi sebagai display untuk menampilkan proses TIMER sedang berjalan. Tombol reset digunakan untuk mengembalikan kondisi awal lagi. Konektor programmer yang terhubung dengan pin Mosi, Miso, SCK, Reset dan Ground berfungsi untuk memasukkan dan menghapus program pada mikrokontroller. 5.. Modul Rangkaian Sensor Chamber Spesifikasi modul rangkaian sensor chamber yang diperlukan adalah:. Menggunakan optocoupler sebagai sensor chamber.. Membutuhkan tegangan input 5 VDC. Jadi didapatkan rangkaian seperti di bawah ini: R 0 R5 0 R7 0 R9 0 R 0 R 0 R5 0 R7 0 R 0k ISO MOC70T R6 0k ISO MOC70T R8 0k ISO MOC70T R0 0k ISO MOC70T R 0k ISO5 MOC70T R 0k ISO6 MOC70T R6 0k ISO7 MOC70T R8 0k ISO8 MOC70T R9 0 R 0 R 0 R5 0 R7 0 R0 0k ISO9 MOC70T R 0k ISO0 MOC70T R 0k ISO MOC70T R6 0k ISO MOC70T R8 0k ISO MOC70T Gambar 5. Rangkaian Sensor Chamber

14 Seminar Tugas Akhir Juni 06 Penjelasan Gambar 5. adalah sebagai berikut: Sensor chamber yang digunakan pada rangkaian ini adalah optocoupler jenis MOC70T. Kaki masing-masing collector optocoupler dihubungkan dengan resistor R, R6, R8, R0, R, R, R6, R8, R0, R, R, R6, dan R8 digunakan untuk pengaman. Kaki emitor optocoupler sebagai inputan pada mikro. Ketika MOC70T tidak terhalang maka output untuk mikro mengeluarkan logika nol, sedangkan jika terhalang maka output untuk mikro mengeluarkan logika satu sehingga motor akan bergerak ke kanan atau ke kiri sesuai program. 5.. Pembahasan Rangkaian Driver Motor untuk Naik Turun Spesifikasi modul rangkaian driver motor yang diperlukan adalah:. Membutuhkan logika dan 0 sebagai pemicu rangkaian. Membutuhkan tegangan input 5 VDC untuk input opto isolator dan VDC untuk motor Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di bawah ini: R PORTC. 0 V ISO PC87 R6 0 R7 00k A J J EN B V Q IRF950N/TO Q IRF50 D5 D IN007 D IN007 DIODE ZENER R EN PORTC.0 R5 0 00K 0 ISO PC87 V ISO PC87 M+ M- D D IN007 D IN007 Q IRF950N/TO Q IRF50 Gambar 5. Rangkaian Driver Motor Naik Turun C J V EN J EN V R9 0 R0 00k R8 00K ISO PC87 R 0 R PORTC. PORTC.0 Penjelasan rangkaian driver motor naik turun : Rangkaian diatas merupakan pengembangan rangkaian mosfeet Bridge, H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H- bridge karena bentuk rangkaiannya yang menyerupai huruf H. Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P (IRF 50) dan dua buah MOSFET kanal N (IRF 950). Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur matihidupnya ke empat MOSFET tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kanan motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan dan ketika sebaliknya Pada saat MOSFET B dan MOSFET C on sedangkan MOSFET A dan MOSFET D off, maka sisi kanan dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kiri motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan. Penggunaan optocopler PC87 digunakan untuk pemisah tegangan antara blok motor dan blok micro, optocopler PC87 aktif ketika anoda mendapatkan logika satu yang sudah diatur dari output micro, kemudian fungsi resistor pada kaki collector

15 Seminar Tugas Akhir Juni 06 yang di fungsikan untuk IRF 950 adalah untuk mengambil ground pada saat optocopler pc87 satu rasi, fungsi pengambilan ground dikarenakan irf 950 aktif ketika kaki gate mendapatkan logika 0. Sedangkan fungsi resistor di emitor pada pc87 yang diteruskan ke irf50 adalah untuk pengambilan logika ketika optocopler tersebut satu rasi, di karenakan irf tersebut aktif ketika gate mendapatkan logika. Penggunakan tegangan vdc di collector difungsikan agar tegangan pada saat logika lebih jelas atau lebih kuat. Penggunaan diode diatas di fungsikan untuk mengamankan mosfeet ketika arus balik motor, pada saat sumber tegangan di matikan lilitan motor mengeluarkan tegangan singkat yang dihasilkan oleh induksi lilitan, maka dari itu tegangan singkat tersebut di teruskan oleh diode sehingga mosfeet lebih aman. Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika terus menerus untuk memicu anoda pada pc87. Sehingga di dapat program untuk menjalankan motor : MotorNaik=; Dengan mengatur output pada PORTC. untuk menjalankan motor agara turun, dan untuk menjalankan motor untuk naik yaitu : MotorTurun=; Langkah-langkah pengujian yang dilakukan pada rangkaian gambar 5. yaitu:. Mengukur tegangan yang masuk ke input anoda pc87.. Melihat putaran motor apakah sesuai dengan yang di inginkan 5.. Pembahasan Rangkaian Driver Motor untuk Perpindahan Larutan kekanan dan kekiri Spesifikasi modul rangkaian driver motor yang diperlukan adalah:. Membutuhkan logika dan 0 sebagai pemicu rangkaian. Membutuhkan tegangan input 5 VDC untuk input opto isolator dan VDC untuk motor Sehingga di dapat rangkaian di bawah ini : R PORTC. 0 V ISO PC87 R6 0 R7 00k A J J EN B V Q IRF950N/TO Q IRF50 D5 D IN007 D IN007 DIODE ZENER R EN PORTC. R5 0 00K 0 ISO PC87 V ISO PC87 M+ M- D D IN007 D IN007 Q IRF950N/TO Q IRF50 Gambar 5. Rangkaian driver motor pemindah larutan Penjelasan rangkaian driver motor pemindah larutan kekanan dan kekiri : Rangkaian diatas merupakan pengembangan rangkaian mosfeet Bridge,H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H- bridge karena bentuk rangkaiannya yang menyerupai huruf H. C J V EN J EN V R9 0 R0 00k R8 00K ISO PC87 R 0 R PORTC. PORTC. 5

16 Seminar Tugas Akhir Juni 06 Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P (IRF 50) dan dua buah MOSFET kanal N (IRF 950). Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur matihidupnya ke empat MOSFET tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kanan motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan dan ketika sebaliknya Pada saat MOSFET B dan MOSFET C on sedangkan MOSFET A dan MOSFET D off, maka sisi kanan dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kiri motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan. Penggunaan optocopler PC87 digunakan untuk pemisah tegangan antara blok motor dan blok micro, optocopler PC87 aktif ketika anoda mendapatkan logika satu yang sudah diatur dari output micro, kemudian fungsi resistor pada kaki collector yang di fungsikan untuk IRF 950 adalah untuk mengambil ground pada saat optocopler pc87 satu rasi, fungsi pengambilan ground dikarenakan irf 950 aktif ketika kaki gate mendapatkan logika 0. Sedangkan fungsi resistor di emitor pada pc87 yang diteruskan ke irf50 adalah untuk pengambilan logika ketika optocopler tersebut satu rasi, di karenakan irf tersebut aktif ketika gate mendapatkan logika. Penggunaan tegangan vdc di collector difungsikan agar tegangan pada saat logika lebih jelas atau lebih kuat. Penggunaan diode diatas di fungsikan untuk mengamankan mosfeet ketika arus balik motor, pada saat sumber tegangan di matikan lilitan motor mengeluarkan tegangan singkat yang dihasilkan oleh induksi lilitan, maka dari itu tegangan singkat tersebut di teruskan oleh diode sehingga mosfeet lebih aman. Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika terus menerus untuk memicu anoda pada pc87. Sehingga di dapat program untuk menjalankan motor : MotorKanan=; Dengan mengatur output pada PORTC. untuk menjalankan motor agar berjalan kekanan, dan untuk menjalankan motor geser kekiri yaitu : MotorKiri=; Langkah-langkah pengujian yang dilakukan pada rangkaian gambar 5. yaitu:. Mengukur tegangan yang masuk ke input anoda pc87.. Melihat putaran motor apakah sesuai dengan yang di inginkan 6. KESIMPULAN Secara menyeluruh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 6

17 Seminar Tugas Akhir Juni 06. Minimum sistem ATmega855 dapat menyimpan data berupa perintah.. Timer otomatis dibuat dengan pemrograman AVR.. Driver motor menggunakan mosfeet irf950 dan irf50 sebagai komponen utama.. Berdasarkan hasil pengukuran timer, kesalahan error pada timer pencelupan larutan adalah chamber satu 0,%, chamber dua 0,%, chamber tiga 0,67%, chamber empat 0,67%, chamber lima 0,67%, chamber enam 0,67%, chamber tujuh 0,%, chamber delapan 0,%, chamber sembilan 0,%, chamber sepuluh %, chamber sebelas 0,%, chamber duabelas % dan chamber tigabelas 0,%. Techniques in Histopathology: A Handbook For Medical Technology. Jerman: Lambert Academic Publishing 6) NE Simatupang Rancang Bangun Miniatur Security Ruangan Menggunakan Pintu Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega855. repository.usu.ac.id/bitstream/5678 9/09//Chapter%0II.pdf (Diakses tanggal 7 Desember 0) 7) Soekidjo Notoadmodjo. 0. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 8) Zulham Yamamoto Histoteknik Dasar. (Diakses tanggal 7 November 0) 6. SARAN Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut:. Desain yang tepat dan baik.. Mekanik yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA ) Ahmad Aulia Jusuf Histoteknik Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Bagian Histologi ) Arliek Rio Julia. 0. Instruksi Kerja Pembuatan Sediaan/Preparat dengan Pengecatan Rutin HE. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Laboratorium Anatomi Histologi ) Ardi Winoto Mikrokontroler AVR ATmega8//6/855 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Informatika ) Cuund Yuund. 0. Histoteknik Tissue Processing. istoteknik-tissue-processing.html. (Diakses tanggal 5 November 0) 5) Usman Waheed, Asim Ansari. 0. Histotechniques: Laboaratory 7

Seminar Tugas Akhir Juni 2016

Seminar Tugas Akhir Juni 2016 Seminar Tugas Akhir Juni 06 Automatic Stainer (Blok Pengisian dan Pengosongan Chamber Air Kran) Erni Titis Prahesti, Syaifudin, Endro Yulianto Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING

Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING Seminar Tugas Akhir Juni 0 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING Tedi Rukmawan, Her Gumiwang Ariswati, I Dewa Gede Hari Wisanaf Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Alat Ukur Maloklusi Overbite pada Gigi ( Fahrul Fadli H.B, Bambang Guruh Irianto, Tribowo Indrato) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Diagram Blok Sistem. Reset Enter Pilihan Sensor Tetesan Program Mikrokontroler Segment Driver Motor DC Motor DC Gambar, Diagram Blok a. Setting volume/waktu tetesan cairan: pengaturan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Infus Infus merupakan suatu kegiatan memasukkan sesuatu ke bagian dalam, dalam bidang medis terdapat istilah cairan infus, dimana merupakan suatu cairan yang dengan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 CENTRIFUGE DENGAN SISTEM KONTROL ARDUI (Eric Ristadiansyah, Torib Hamzah, Syaifudin) JurusanTeknikElektromedikPoliteknikKesehatan Surabaya Jln. PucangJajarTimur No. 0 Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia b. Jenis : Detector c. Display : LCD karakter 16x2. d. Daya : +12 Volt DC. e. Dimensi : P : 20 cm, L :

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sterilisator UV STAR 1,3,6 jam Microco ntroller ATMeg a 16 Driver Lampu LCD Lampu On Hourmeter RESET Driver Buzzer Buzzer Program Gambar 3.1 Diagram Blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul adalah sebagai berikut : 3.1.1 Rangkaian Minimum System Komponen yang digunakan pada rangkaian minimum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan alat dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam email : cyi@yahoo.com Robot line follower, adalah sebuah robot yang bisa bergerak mengikuti garis tebal berwarna

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI. Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Gambar 3.1 Diagram Blok dari Alat

BAB III METODELOGI. Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Gambar 3.1 Diagram Blok dari Alat 33 BAB III METODELOGI 3.1 Diagram Blok Sistem Berikut ini adalah rancangan diagram blok untuk pembuatan Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Suction Pump Sensor Tekanan Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LCD RESET UP DOWN ENTER Mikro Kontroller ATMEGA 16 DRIVER MOTOR DRIVER BUZER BUZER MOTOR BACK Gambar 3.1 Blok Diagram Stirrer Magnetic Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari prototype yang dibuat, yaitu konsep dasar alat, diagram blok, perancangan elektronika yang meliputi rangkaian rangkaian elektronika

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Untuk memudahkan dalam pembuatan alat Mixer menggunakan tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai gambaran ketika melakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Diagram Mekanik 1. Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Belakang Keterangan gambar : = tombol start = tombol up = tombol down = tombol stop

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Keseluruhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 : Berikut ini adalah diagram blok keseluruhan yang ditunjukan pada gambar Start Studi Literatur Perancangan Alat Simulasi Alat T Jalan? Tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III METODOLOGI PENELITIAN 8 Bab III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perangkat keras dan perangkat lunak serta beberapa hal mengenai perancangan sistem keseluruhan sehingga sistem bekerja dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh : Ihyauddin, S.Kom Disampaikan pada : Pelatihan Pemrograman Robot Penjejak Garis bagi Siswa SMA Negeri 9 Surabaya Tanggal 3 Nopember 00 S SISTEM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH

PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH (Galih Eki Maulana, Tri Bowo Indrato, Syaifudin) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. Surabaya ABSTRAK Densitometer

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan 3.1.1 Alat BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan beberapa alat, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Alat yang digunakan No Nama Jumlah 1 Solder 1 2

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Dasar teori yang digunakan dalam merealisasikan sistem ini antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED

TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED Seminar Tugas Akhir 0 TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED (Yogi Setiawan, Her Gumiwang Ariswati, Lamidi) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

Membuat Robot Tidak Susah. Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam Portal : hendawan.wordpress.

Membuat Robot Tidak Susah. Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam   Portal : hendawan.wordpress. Membuat Robot Tidak Susah Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam email : cy371i@yahoo.com Portal : hendawan.wordpress.com Robot, sebuah kata yang sangat familier dan hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci