LAMPIRAN A. Perhitungan Digital Nilai Geometrik G dan Faktor Screening K. A.1 Faktor geometrik G untuk kabel ikat berinti tiga dengan konduktor bulat
|
|
- Farida Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN A Perhitungan Digital Nilai Geometrik G dan Faktor Screening K A.1 Faktor geometrik G untuk kabel ikat berinti tiga dengan konduktor bulat (Gambar 3.4) dan di mana : merupakan fungsi X dany. Dengan menghitung ketiga nilai, dan di mana : Dan diperoleh nilai dengan interpolasi quadratic antara ketiga nilai yang dihitung. Hal ini dapat dilakukan dengan mensubtitusikan, dan ke dalam formula berikut ini :
2 A.2 Faktor screening untuk kabel berinti tiga berselubung logam dengan konduktor bulat (Gambar 3.5) dan Faktor screening K merupakan fungsi dari X dany. Dengan menghitung ketiga nilai, dan dari formula berikut apakah atau. Untuk : Untuk : diperoleh dengan interpolasi quadratic antara ketiga nilai yang dihitung. Hal ini dapat dilakukan dengan mensubtitusikannya kedalam formula berikut : di mana : Persentase error maksimum dalam perhitungan nilai dan kurang dari 0,5 % dibandingkan dengan nilai pada grafik.
3 LAMPIRAN B Standard Konstruksi Penanaman Kabel Tanah 20 kv Permukaan tanah 1200 Tanah urug dipadatkan ubp-1 upp-1 ktm ups 400 Catatan : No Kode Jumlah Material 1 ubp 1 2,22 buah Batu pengaman TM (4x30x45) cm 2 ups 0,062 m 3 Pasir urug 3 upp 1 1 m Pipa PVC 6 AW tebal 4 mm 4 ktm 1 m Kabel tanah TM 20 kv - Ukuran dalam mm - Setiap 30 cm tanah urug dipadatkan dengan stamper - Pipa PVC hanya digunakan ketika kabel melewati jalan raya.
4 LAMPIRAN C %Program Menentukan Kemampuan Hantar Arus close all; clear all; U=input('Tegangan sistem (volt)='); theta_amb=input('suhu tanah (C)='); rhoe=input('resistivitas termal tanah (K.m/W)='); L=input('Jarak permukaan tanah dengan sumbu kabel (mm)='); f=50; %Frekuensi sistem w=2*pi*f; rho20=0.125*10^-3; %Resistansi DC a20=4.03*10^-3; %Koefisien suhu konduktor pada 20 oc s=33.86; %Jarak antar sumbu Konduktor c=19.55; %Jarak Sumbu konduktor dengan Sumbu Kabel dc=18.7; %Diameter konduktor theta_max=90; %Suhu maksimum theta_sheath=70; %Suhu maksimum selubung n=3; %Jumlah konduktor dalam Kabel ks=1;kp=1; %Koefisien efek kulit dan proximity e_perm=2.5; %Permitivitas relatif isolasi tandelta=0.004; %Faktor rugi-rugi dielektrik Di=31.3; %Diameter isolasi Dsc=33.86; %Diameter tabir kawat tembaga din=77.2; %diameter selubung dalam da=78.8; %Diameter perisai De=87; %Diameter selubung luar sheath_rho20= ; %Reisistansi tabir kawat tembaga sheath_a20=3.93*10^-3; %Koefisien suhu selubung pada 20 oc alfa1=1; miu=300; %permiabilitas relatif pita baja rhoi=3.5; %Resistivitas termal isolasi rhof=6; %Resistivitas termal filler rhos=5; %Resistivitas termal selubung luar rhoc=0.5; %Resistivitas termal pasir urug t=15.16; %Tebal isolasi antar konduktor t1=6.3; %Tebal isolasi antara konduktor dan selubung
5 t2=3; t3=3.6; xa=200;ya=400; LG=1100; N=1; %Tebal bantalan %Tebal selubung luar %Tinggi dan lebar backfill %Jarak permukaan tanah dengan pusat backfill %Jumlah kabel yang dibebani dalam backfill %Perhitungan Resistansi AC Rdc=rho20*(1+a20*(theta_max-20)); Fs=(4*w*10^-7)/Rdc; xs=(fs*ks); ys=xs^2/( *xs^2); xp=(fs*kp); Fp=xp^2/( *xp^2); yp=fp*((dc/s)^2)*(0.312*((dc/s)^2)+1.18/(fp+0.27)); disp 'Resistansi AC konduktor (Ohm) adalah :' R=Rdc*(1+ys+yp) %Perhitungan Rugi-rugi Dielektrik C=e_perm/(18*log(Di/dc))*10^-9; Uo=U/sqrt(3); disp 'Rugi-rugi dielektrik isolasi kabel (W/m) adalah :' Wd=w*C*Uo^2*tandelta %Perhitungan Faktor Rugi-rugi Selubung Rs_dc=sheath_rho20*(1+sheath_a20*(theta_sheath-20)) lamb=((3.2*w^2)/(r*rs_dc))*((2*c)/dsc)^2*10^-14; Ap1=0.25*pi*(dA^2); Ap2=0.25*pi*(din^2); Ap=Ap1-Ap2; dho=ap/(pi*da); Fa=[1+(Dsc/dA)^2*(1/(1+(dA/miu*dho)))]^2; lambda_1=0;lambda 1=lamb*Fa; disp 'Total faktor rugi-rugi selubung adalah :' lambda1=lambda_1+lambda 1 %Perhitungan Faktor Rugi-rugi Perisai k=1/(1+(da/(miu*dho)));
6 lambda_2=(s^2*k^2*10^-7)/(r*da*dho); lambda 2=(2.25*s^2*k^2*dho*10^-8)/(R*dA); disp 'Total faktor rugi-rugi perisai adalah :' lambda2=lambda_2+lambda 2 %Perhitungan Resistansi Termal T1 X=t1/dc;Y=((2*t1)/t)-1; alfa=1/(1+((2*x)/(1+(2/sqrt(3))*(1+((2*x)/(1+y))))))^3; beta1=(((2/sqrt(3))*(1+((2*x)/(1+y))))- 3)/(((2/sqrt(3))*(1+((2*X)/(1+Y))))+3); beta=beta1*alfa; M=log((alfa1-(alfa*beta)+(((1-alfa^2)*(1-beta^2))^0.5))/(alfabeta)); Gs0= ( *X)+( *X^2); Gs05= ( *X)+( *X^2); Gs1= ( *X)+( *X^2); Gs=Gs0+(Y*((-3*Gs0)+(4*Gs05)-Gs1))+(Y^2*((2*Gs0)-(4*Gs05)+(2*Gs1))); G=M*Gs; disp 'Resistansi termal T1 (K.m/W) adalah :' T1=((rhoi/(2*pi))*G)+(0.031*((rhof-rhoi)*exp(0.67*(t/dc)))) %Perhitungan Resistansi Termal T2 disp 'Resistansi termal T2 (K.m/W) adalah :' T2=(1/(2*pi))*rhof*(log(1+((2*t2)/Dsc))) %Perhitungan Resistansi Termal T3 disp 'Resistansi termal T3(K.m/W) adalah :' T3=(1/(2*pi))*rhos*(log(1+((2*t3)/dA))) %Perhitungan Resistansi Termal T4 b1=0.5*(xa/ya)*((4/pi)-(xa/ya))*log(1+(ya^2/xa^2)); b2=log(xa/2); rb=exp(b1+b2); Gb=log((2*LG)/rb); disp 'Resistansi termal T4(K.m/W) adalah :' T4=((rhoc/(2*pi))*log((4*L)/De))+((N/(2*pi))*(rhoe-rhoc)*Gb)
7 %Perhitungan Kemampuan Hantar Arus (KHA) d_theta=theta_max-theta_amb; I_1=d_theta-(Wd*((0.5*T1)+(n*(T2+T3+T4)))); I_2=(R*T1)+(n*R*(1+lambda1)*T2)+(n*R*(1+lambda1+lambda2)*(T3+T4)); I=(I_1/I_2)^0.5; %Steady State_trans SoilTemp=10:5:40; for r=1:length(soiltemp); d_theta=theta_max-soiltemp(r); I_1=d_theta-(Wd*((0.5*T1)+(n*(T2+T3+T4)))); I_2=(R*T1)+(n*R*(1+lambda1)*T2)+(n*R*(1+lambda1+lambda2)*(T3+T4)); I1=(I_1/I_2)^0.5; Id(r)=I1; end disp 'Pengaruh Suhu Tanah Terhadap KHA Kabel ' disp 'pada suhu tanah 10 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,1) disp 'pada suhu tanah 15 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,2) disp 'pada suhu tanah 20 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,3) disp 'pada suhu tanah 25 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,4) disp 'pada suhu tanah 30 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,5) disp 'pada suhu tanah 35 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,6) disp 'pada suhu tanah 40 oc KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,7) SoilRes=[0.7,0.8,0.9,1.0,1.5,2.0,2.5,3.0]; clear Id; for r=1:length(soilres); d_theta=theta_max-theta_amb; Te=((rhoc/(2*pi))*log((4*L)/De))+((N/(2*pi))*(SoilRes(r)- rhoc)*gb);
8 Teks(r)=Te; I_1=d_theta-(Wd*((0.5*T1)+(n*(T2+T3+Te)))); I_2=(R*T1)+(n*R*(1+lambda1)*T2)+(n*R*(1+lambda1+lambda2)*(T3+Te)); I2=(I_1/I_2)^0.5; Id(r)=I2; end disp 'Pengaruh Resistivitas Termal Tanah Terhadap Resistansi Termal T4 ' disp 'pada resistivitas termal tanah 0,7 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,1) disp 'pada resistivitas termal tanah 0,8 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,2) disp 'pada resistivitas termal tanah 0,9 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,3) disp 'pada resistivitas termal tanah 1,0 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,4) disp 'pada resistivitas termal tanah 1,5 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,5) disp 'pada resistivitas termal tanah 2,0 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,6) disp 'pada resistivitas termal tanah 2,5 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,7) disp 'pada resistivitas termal tanah 3,0 K.m/W nilai resistansi termal T4 :' T4=Teks(1,8) disp 'Pengaruh Resistivitas Termal Tanah Terhadap KHA Kabel (Ampere)' KHA=Id(1,1)
9 disp 'pada resistivitas termal tanah 0,8 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,2) disp 'pada resistivitas termal tanah 0,9 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,3) disp 'pada resistivitas termal tanah 1,0 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,4) disp 'pada resistivitas termal tanah 1,5 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,5) disp 'pada resistivitas termal tanah 2,0 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,6) disp 'pada resistivitas termal tanah 2,5 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,7) disp 'pada resistivitas termal tanah 3,0 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :' KHA=Id(1,8) Input Program : Tegangan sistem (volt)=20000 Suhu tanah (C)=30 Resistivitas termal tanah (K.m/W)=1 Jarak permukaan tanah dengan sumbu kabel (mm)=1100 Output Program : Resistansi AC konduktor (Ohm)adalah : R =
10 1.6146e-004 Rugi-rugi dielektrik isolasi kabel (W/m)adalah : Wd = Total faktor rugi-rugi selubung adalah : lambda1 = Total faktor rugi-rugi perisai adalah : lambda2 = Resistansi termal T1 (K.m/W) adalah : T1 = Resistansi termal T2 (K.m/W) adalah : T2 = Resistansi termal T3 (K.m/W) adalah : T3 = Resistansi termal T4 (K.m/W) adalah : T4 =
11 Pengaruh Suhu Tanah Terhadap KHA Kabel pada suhu tanah 10 oc KHA kabel (Ampere) adalah : pada suhu tanah 15 oc KHA kabel (Ampere) adalah : pada suhu tanah 20 oc KHA kabel (Ampere) adalah : pada suhu tanah 25 oc KHA kabel (Ampere) adalah : pada suhu tanah 30 oc KHA kabel (Ampere) adalah : pada suhu tanah 35 oc KHA kabel (Ampere) adalah : pada suhu tanah 40 oc KHA kabel (Ampere) adalah :
12 Pengaruh Resistivitas Termal Tanah Terhadap Resistansi Termal T4 pada resistivitas termal tanah 0,7 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = pada resistivitas termal tanah 0,8 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = pada resistivitas termal tanah 0,9 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = pada resistivitas termal tanah 1,0 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = pada resistivitas termal tanah 1,5 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = pada resistivitas termal tanah 2,0 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 =
13 pada resistivitas termal tanah 2,5 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = pada resistivitas termal tanah 3,0 K.m/W nilai resistansi termal T4 : T4 = Pengaruh Resistivitas Termal Tanah Terhadap KHA Kabel (Ampere) pada resistivitas termal tanah 0,8 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah : pada resistivitas termal tanah 0,9 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah : pada resistivitas termal tanah 1,0 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah : pada resistivitas termal tanah 1,5 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah :
14 pada resistivitas termal tanah 2,0 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah : pada resistivitas termal tanah 2,5 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah : pada resistivitas termal tanah 3,0 K.m/W KHA kabel (Ampere) adalah : >>
15 LAMPIRAN D KHA terus menerus, kabel tanah berinti tiga berpenghantar aluminium berisolasi XLPE, berpelindung bebat tembaga pada tiap inti, berperisai baja serta berselubung PVC dan tegangan pengenal 6/10 kv (12 kv), 8,7/15 kv (17,5 kv), dan 12/20 kv (24 kv) pada suhu keliling 30 o C atau suhu tanah 30 o C KHA terus menerus Jenis kabel Luas Penampang Tegangan pengenal 6/10 kv (12 kv) Tegangan pengenal 8,7 kv (17,5 kv) & 12/20 kv (24 kv) (mm 2 ) di tanah A di udara A di tanah A di udara A NA2XSEBY NA2XSEFGbY NA2XSERGbY Sumber : PUIL 2000
16 LAMPIRAN E E.1 Hasil Simulasi ANSYS 10.0 untuk Suhu Maksimum PVC 70 o C dengan Variasi Suhu Tanah 10 o C 15 o C 20 o C 25 o C
17 30 o C 35 o C 40 o C
18 E.2 Hasil Simulasi ANSYS 10.0 untuk Suhu Maksimum PVC 70 o C dengan Variasi Resistivitas Termal Tanah 0.7 o K.m/W 0.8 o K.m/W 0.9 o K.m/W 1 o K.m/W
19 1.5 o K.m/W 2 o K.m/W 2.5 o K.m/W 3 o K.m/W
PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK
PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK Ahmad Mohajir Lutfhi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS TERMAL KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN METODE NUMERIK
TUGAS AKHIR ANALISIS TERMAL KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN METODE NUMERIK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBahan Listrik. Bahan penghantar padat
Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar
Lebih terperinciPemrograman Perhitungan Termis Kabel Bawah Tanah 20 kv Menggunakan Program Visual Basic 6.0
e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer (03) Pemrograman Perhitungan Termis Kabel Bawah Tanah 0 kv Menggunakan Program Visual Basic 6.0 F. A. Y. Walangare, L. S. Patras, H. Tumaliang, A. F. Nelwan Jurusan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan. Energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit dan disalurkan ke konsumen-konsumen
Lebih terperinciPENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978
BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS SKRIPSI RUKDAS IMAM FAIZAL
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS SKRIPSI RUKDAS IMAM FAIZAL 0405030699 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JULI 2009 UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciDASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciBAB II KABEL DAN PERPINDAHAN PANAS
BAB II KABEL DAN PERPINDAHAN PANAS II.1 Umum Kemampuan hantar arus kabel dipengaruhi oleh perpindahan panas yang terjadi dari kabel ke lingkungan sekitar. Secara umum sumber panas dalam kabel dapat dibagi
Lebih terperinciJenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Elektroda Batang (Rod) Elektroda Pita Elektroda Pelat Elektroda Batang (Rod) ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI RUDY TRIANDI 0706199874 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK DESEMBER 2010 UNIVERSITAS
Lebih terperinciKOMPONEN INSTALASI LISTRIK
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi
Lebih terperinciPenghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim
KONDUKTOR Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga. Aluminium
Lebih terperinciJenis Bahan Konduktor
Jenis Bahan Konduktor Bahan bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut: 1. Konduktifitasnya cukup baik. 2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
Lebih terperinciAnalisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kv
Jurnal Elektro ELTEK Vol., No., Oktober 011 ISSN: 086-8944 Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kv Teguh Herbasuki,
Lebih terperinciBAB III METODE & DATA PENELITIAN
BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK
RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Ano/ppl/2012 RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Mata Pelajaran Bahan Kajian Kelas/semester Potensi Dasar : Dasardasar listrik dan elektronika :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat
Lebih terperinciBAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga
BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penggerak generator adalah dari kayuhan sepeda untuk menghasilkan listrik yang disimpan dalam akumulator 12 Volt 10Ah yang akan digunakan sebagai sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122
BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS Oleh: Dina Puji Lestari 120210102019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan
Lebih terperinciPENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH
PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH Oleh : Sugeng Santoso, Feri Yulianto Abstrak Sistem pembumian
Lebih terperinciArus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR GRAFIK... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR
Lebih terperinci5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan komponen - komponen listrik, seperti generator,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. sangat penting. Secara umum kabel memiliki 2 fungsi yaitu : 1. Untuk menyalurkan daya listrik dari satu tempat ke tempat lain
BAB II DASAR TEORI Dalam sistem tenaga listrik kabel merupakan kabel merupakan benda yang sangat penting. Secara umum kabel memiliki 2 fungsi yaitu : 1. Untuk menyalurkan daya listrik dari satu tempat
Lebih terperinciatau pengaman pada pelanggan.
16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi
Lebih terperinciADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI
HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN
28 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam pengujian, serta jalannya pengujian. 3.1 Peralatan dan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK
TM - 1 ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK Mengapa keselamatan kerja di lingkungan kerja listrik menjadi prioritas utama? Kecelakaan kerja di lingkungan kerja listrik disebabkan adanya sengatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Identifikasi Partial Discharge (PD) pada isolasi kabel input motor dengan tegangan dan frekuensi tinggi menjadi suatu metode diagnosa yang sangat penting dalam dunia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan
34 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Alat Ukur Tegangan dan Arus Induksi Alat ukur tegangan induksi dibuat dengan menggunakan dua buah plat yang terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL
SINGUDA ENSIKOM ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL Suryanto, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG
JETri, Volume 13, Nomor 2, Februari 2016, Halaman 61-72, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG Ishak Kasim, David
Lebih terperinciPerencanaan Proses Produksi. : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya
Layout EM 150 71 72 Perencanaan Proses Keterangan gambar : : ruang lingkup departemen PPC : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya 73 Arti Kode Pengenal untuk Kabel Listrik Kode Huruf N NA NFA
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN
15 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian resistansi konduktor pada kabel inti ganda NYM 2 x 1.5 mm 2, peralatan dan rangkaian yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara umum sistem tenaga listrik tersusun atas tiga subsistem pokok, yaitu subsistem pembangkit, subsistem transmisi, dan subsistem distribusi.
Lebih terperinciSTUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO
STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO Primanda Arief Yuntyansyah 1, Ir. Unggul Wibawa, M.Sc., Ir. Teguh Utomo, MT. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian metode elektrokinetik untuk tanah lempung ekspansif, variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh besaran voltase terhadap pengembangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki
BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan
Lebih terperinciStudi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah
Vokasi Volume 8, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 1693 9085 hal 121-132 Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah MANAGAM RAJAGUKGUK Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciEvaluasi Sistem Instalasi Listrik Di Universitas Ichsan Gorontalo
Evaluasi Sistem Instalasi Listrik Di Universitas Ichsan Gorontalo 1) Syahrir Abdussamad; 2)Mas Ali 1 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo 2 Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo ABSTRAK Pusat
Lebih terperinciDETEKSI SEKSI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN METODE MATCHING APPROACH PADA JARINGAN DISTRIBUSI
DETEKSI SEKSI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN METODE MATCHING APPROACH PADA JARINGAN DISTRIBUSI MAR ATUS SANIMAS LIYANA NIM : 41415120111 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 FISIKA
Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2
Lebih terperinciBAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang
A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan
Lebih terperinciTraining Center ISSUED - 4/17/2004
ISSUED - 4/17/2004 1 Tujuan Peserta dapat memahami jenis spesifikasi kabel tembaga dan asesoris yang digunakan di TELKOM, sehingga diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan prosedur instalasi dan spesifikasi
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad
SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad ABSTRAK Untuk mendapatkan hasil pembumian yang baik harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Flowchart Pengambilan Data Winding Cu-Cu Winding Cu-Cu Bagian Elektrik Bagian Elektrik Kumparan Kumparan Inti Besi Inti Besi Bagian Mekanik Bagian Mekanik Selesai
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciKONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal
KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat mempergunakan
Lebih terperinciPeralatan Las Busur Nyala Listrik
Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik 1. Mesin Las 2. Kabel Las 3. Pemegang Elektroda 4. Elektroda (Electrode) 5. Bahan Tambah (Fluks) Mesin Las Mesin las busur nyala listrik
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
Lebih terperinciPengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah
TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : MT ERRY DANIS NIM : D.200.01.0055 NIRM : 01.6.106.03030.50055
Lebih terperinciBAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA
25 BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA Pada bab 2 (dua) telah dibahas tentang teknologi dan jaringan ADSL (asymmetric digital subscriber line) secara umum. Mengingat bahwa
Lebih terperinciArus Listrik dan Resistansi
TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperinciRANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS
RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan
Lebih terperinciKONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH. MDU pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah adalah :
KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH Komponen Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Menegah merupakan rangkaian komponen yang terpasang membentuk satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama
Lebih terperinciARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi
Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Penelitian perbaikan tanah dengan metode elektrokinetik pada tanah lempung ekspansif memiliki variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh lama pemberian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciKata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod
EVALUASI INSTALASI SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU DISTRIBUSI BETON TB 54 PT. PLN (PERSERO) AREA JATINEGARA Yasuko Maulina Shigeno, Amien Rahardjo Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN
PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN Galuh Renggani Wilis, Irfan Santosa Staf Pengajar Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Jalan Halmahera KM.1
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman
Pengaruh Konsentrasi O 2 Terhadap Kebutuhan Arus Proteksi dan Umur Anoda pada sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) dengan menggunakan anoda SS 304 mesh pada Beton Bertulang Oleh : Sumantri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan dinamis dari hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan tegangan tinggi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi rugi energi dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik dari suatu pembangkit ke konsumen
Lebih terperincimedan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :
Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah
TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : HENDRA ADHI NAGARA NIM : D.200.01.0173 NIRM : 01.6.106.03030.50173
Lebih terperinciILMU BAHAN. : Ferdian Ronilaya Desain sampul : Maziyatuzzahra Munasib. Hak Cipta 2016, pada penulis Anggota APPTI Hak publikasi pada Polinema Press
ILMU BAHAN Oleh : Ferdian Ronilaya Desain sampul : Maziyatuzzahra Munasib Hak Cipta 2016, pada penulis Anggota APPTI Hak publikasi pada Polinema Press Dilarang memperbanyak, sebagian atau seluruh isi dart
Lebih terperinciPresented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT
Presented by dhani prastowo 6408 030 033 PRESENTASI FIELD PROJECT Latar Belakang Masalah Kesimpulan dan Saran Identifikasi Masalah Isi Pengumpulan dan pengolahan data Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian
Lebih terperinciTUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET
TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JENIS DAN KEDALAMAN TANAH TERHADAP KUAT MEDAN LISTRIK SERTA KAPASITAS HANTAR ARUS PADA KABEL XLPE 20 KV DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KEDALAMAN TANAH TERHADAP KUAT MEDAN LISTRIK SERTA KAPASITAS HANTAR ARUS PADA KABEL XLPE 20 KV DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Analisis Pengaruh Jenis dan Kedalaman Tanah terhadap
Lebih terperinciHasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru
Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DI KABUPATEN BARRU Hasrul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembumian Gardu Induk Menentukan sistem pembumian gardu induk yang berfungsi dengan baik dari keseluruhan pemasangan pembumian dan mempunyai arti untuk mengalirkan arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung pada kebutuhan energi. Energi tersebut diperoleh dari berbagai sumber, kemudian didistribusikan dalam bentuk listrik. Listrik
Lebih terperinciInduktor. oleh danny kurnia
Induktor oleh danny kurnia Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material
3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Dasar Mekanisme Perpindahan Energi Panas Pada dasarnya terdapat tiga macam proses perpindahan energi panas. Proses tersebut adalah perpindahan energi secara konduksi, konveksi,
Lebih terperinciIdentifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)
Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan
Lebih terperinciTEORI LISTRIK TERAPAN
TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV
34 BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV 4.1 DATA SAMPLE Peluahan sebagian (partial discharge) dan medan listrik lokal dapat menyebabkan pertumbuhan
Lebih terperinciTraining Center Tujuan
1 Tujuan Peserta memahami karakteristik elektris kabel tembaga guna memberikan solusi dalam menentukan jenis layanan yang dibutuhkan 2 Topik JENIS PENGUKURAN METODE PENGUKURAN PARAMETER ELEKTRIS 3 JENIS
Lebih terperinciANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kv GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING
Ruwah Joto, Analisis Efisiensi Penyaluran Kabel Laut, Hal 13-26 ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kv GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING Ruwah
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH
BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih
Lebih terperinci