ANALISIS KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE"

Transkripsi

1 ANALISIS KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE IDA dan SANDY SANTOSO UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Abstrak: In Indonesia at 1998 has experienced a financial crisis which resulted in 80% of 280 companies that go public have even collapsed due to the company's asset value is far below the nominal rate debt or loan out their cities. This situation reoccurred in 2008, which resulted in some companies have to declare himself bankrupt. So, the aim of this research is to analysis the bankruptcy of Gozco Plantation Tbk and PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk with Springate Method for the Period The analysis technique used is the financial ratio analysis techniques and engineering analysis models Springate bankruptcy. After doing the analysis and calculation of financial ratios can be said Gozco Plantation Tbk has better performance when compared with PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk. It is also seemingly on the calculation model Springate bankruptcy which very clearly states that Gozco Plantation Tbk continuously undergoing improvement while PT Bakrie Sumatra Plantation decline from year to year. It is expected that the research can assist investors in making investment decision. Keywords: Financial Crisis, Bankruptcy, Financial Ratio Analysis, Springate Bankruptcy Model PENDAHULUAN D alam Fanny dan Saputra (2000), Basri (1998) menemukan bahwa pada tahun 1998 sekitar 80% dari 280 perusahaan yang sudah go public bisa dikategorikan telah mengalami kebangkrutan karena nilai asset perusahaanperusahaan tersebut jauh di bawah angka nominal utang atau pinjaman luar negerinya. Fakta ini membuat banyak sekali peneliti melakukan penelitian sejauh mana kebangkrutan tersebut dapat diprediksikan beberapa waktu lalu sebelum kebangkrutan tersebut benar-benar terjadi. Adapun salah satu peneliti yang melakukan analisis kebangkrutan ini adalah Weston dan Brigham (1993) yang menyatakan bahwa perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas (Endri 2009). Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti (Adnan dan Kurniasih 2000) yaitu kegagalan ekonomi (economic failure) dan kegagalan keuangan (financial failure). Kebangkrutan/ kegagalan perusahaan membuat para investor dan kreditur merasa khawatir akan keadaan perusahaan. Untuk memperkecil rasa kekhawatiran kreditur dan investor sebenarnya risiko kebangkrutan perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan merupa- 17

2 Media Bisnis Maret kan alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan dilaksanakan di kemudian hari. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah maupun stakeholders yang lain. Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh informasi tentang posisi keuangan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan utuk memahami informasi laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Selain itu, prediksi kebangkrutan juga penting dilakukan oleh perusahaan dengan pertimbangan kebangkrutan suatu perusahaan akan merugikan banyak pihak antara lain: investor yang berinvestasi dalam bentuk saham maupun obligasi, kreditur yang dirugikan karena terjadinya default (gagal bayar), karyawan perusahaan karena terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) serta manajemen perusahaan itu sendiri. Karena itu, perlu dilakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam mengelola keseimbangan modalnya yang diinterpretasikan dalam analisis kebangkrutan usaha (prediksi kebangkrutan). Secara empiris prediksi kebangkrutan atau likuidasi dapat dibuktikan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Dari penjabaran di atas menarik untuk dilakukan penelitian mengenai kebangkrutan. Analisis kebangkrutan ini dilakukan dengan mengambil sampel industri/perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia. Industri perkebunan dipilih karena industri perkebunan merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi bagi kemajuan negara Indonesia. Adapun dari banyak industri perkebunan di Indonesia dipilih dua perusahaan perkebunan untuk dijadikan objek penelitian yaitu Gozco Plantation Tbk dan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk. Kedua perusahaan ini dipilih sebagai sampel karena dari delapan perusahaan perkebunan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya kedua perusahaan ini telah melaporkan laporan keuangannya hingga periode tahun Di samping itu yang menjadi faktor pertimbangan pemilihan kedua perusahaan ini adalah harga saham kedua perusahaan ini yang berada jauh di bawah harga saham perkebunan lainnya yaitu dua ratus tujuh puluh lima rupiah (Rp.275,-) untuk PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) dan tiga ratus enam puluh lima rupiah (Rp.365,-) untuk Gozco Plantation Tbk (Gzco). Harga ini jauh di bawah harga wajar saham industri perkebunan. Oleh karena kedua alasan di atas maka dianalisis keadaan kedua perusahaan tersebut di atas dengan menggunakan metode analisis kebangkrutan. Analisis kebangkrutan dipilih untuk melakukan analisis bagi kedua perusahaan di atas karena dengan menggunakan analisis kebangkrutan, keadaan/kinerja kedua perusahaan di atas dapat dilihat dengan lebih jelas. Pertimbangan lain dalam memilih PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk sebagai objek penelitian yaitu segala pemasalahan yang ada di tubuh perusahaan Bakrie baik masalah lumpur lapindo, masalah tunggakan pajak PT Bumi Resourche.Tbk dan beberapa waktu belakangan ini mengenai ketidakmampuan Bakrie Life dalam memenuhi kewajibannya dalam membayarkan klaim para pemegang asuransinya sedikit banyak pasti akan mempengaruhi kinerja anak perusahaan Bakrie lainnya yang salah satunya adalah PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk. Untuk mengetahui kinerja kedua perusahaan di atas kita dapat menggunakan metode analisis kebangkrutan. Salah satu metode kebangkrutan yang dapat digunakan adalah metode analisis kebangkrutan Springate. Model ini dikembangkan oleh Springate (1978) dengan menggunakan analisis multidiskriminan, dengan menggunakan 40 perusahaan sebagai sampelnya. Model ini dapat digunakan untuk 18

3 2011 Ida/Sandy Santoso memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 92,5% (Fanny dan Saputra 2000). Dari penjelasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebangkrutan pada Gozco Plantation Tbk dan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk dengan menggunakan metode Springate untuk periode Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian dan organisasi penulisan. Kedua, menguraikan rerangka teoritis. Ketiga, metoda penelitian terdiri atas jenis penelitian, populasi dan sampel, dan definisi operasionalisasi variabel penelitian. Keempat, hasil penelitian yang berisi pembahasan dari perhitungan analisis kebangkrutan dengan metode Springate. Terakhir, penutup yang berisi simpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS Kebangkrutan adalah suatu kondisi di saat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Menurut UU Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya. Emiten atau perusahaan publik yang gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan untuk membayar kewajibannya terhadap pemberi pinjaman, maka emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan mengenai pinjaman termasuk jumlah pokok dan bunga, jangka waktu pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan atau ketidakmampuan menghindari kegagalan kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana efek emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kedua sejak emiten atau perusahaan publik mengalami kegagalan atau mengetahui ketidakmampuan untuk menghindari kegagalan yang dimaksud (Yani dan Widjaja 2004). Emiten atau perusahaan publik yang gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan untuk membayar kewajibannya terhadap pemberi pinjaman, maka emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan mengenai pinjaman termasuk jumlah pokok dan bunga, jangka waktu pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan atau ketidakmampuan menghindari kegagalan kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana efek emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kedua sejak emiten atau perusahaan publik mengalami kegagalan atau mengetahui ketidakmampuan untuk menghindari kegagalan yang dimaksud. Jenis dan Penyebab Kebangkrutan Usaha Menurut Gitman (2000) kegagalan bisnis merupakan keadaan yang tidak menguntungkan. Walaupun mayoritas perusahaan gagal antara tahun pertama dan tahun kedua sejak beroperasinya perusahaan tersebut, perusahaan lain tetap bertumbuh, mapan dan gagal bahkan lebih banyak. Kegagalan dari sebuah bisnis dapat ditinjau dalam beberapa sudut pandang dan dapat disebabkan oleh satu atau beberapa penyebab. Jenis-jenis kegagalan bisnis (Gitman 2000): (1) Technical Insolvency (ketidakmapuan secara teknis), adalah kegagalan bisnis yang terjadi ketika suatu perusahaan tidak mampu membayar kewajiban yang akan jatuh tempo, (2) Bankruptcy (kebangkrutan), adalah kegagalan bisnis yang terjadi ketika kewajiban suatu perusahaan melampaui nilai pasar dari aset yang dimilikinya. Menurut Gitman (2000) ada 3 penyebab utama kegagalan bisnis, yaitu: (1) Mismanagement (kesalahan manajemen). Ada banyak kegagalan spesifik dalam pengelolaan dapat mengakibatkan kegagalan sebuah perusahaan. Ekspansi yang berlebihan, kebijakan keuangan yang buruk, tenaga penjualan yang tidak efisien 19

4 Media Bisnis Maret dan biaya produksi yang tinggi dapat secara satuan atau dalam kombinasi menyebabkan kegagalan, (2) Economic Activity (aktivitas ekonomi). Apabila kondisi ekonomi dalam keadaan resesi, penjualan dapat menurun secara tibatiba, membuat perusahaan dalam kondisi biaya tetap yang tinggi dan juga ketidakcukupan laba untuk menutupi biaya yang tinggi tersebut. Ditambah lagi kenaikan suku bunga sebelum terjadi resesi dapat menjadi penyebab masalah arus kas dan mengakibatkan bertambahnya kesulitan perusahaan dalam mendapatkan dan mempertahankan kebutuhan keuangan, (3) Corporate Maturity (kemapanan perusahaan). Layaknya produk, sebuah perusahaan melewati tahap kelahiran, berkembang, kemapanan dan pada akhirnya penurunan. Manajemen perusahaan seharusnya mencoba untuk memperpanjang tahap perkembangan perusahaan melalui penelitian, produk baru dan merger. Ketika sebuah perusahaan sudah berada di puncak kejayaannya dan mulai menurun, perusahaan tersebut akan diakuisisi oleh perusahaan lain atau dilikuidasi sebelum perusahaan tersebut dinyatakan gagal (bangkrut). Perencanaan manajemen yang efektif seharusnya dapat membantu perusahaan untuk menunda penurunan dan kegagalan secara total. Menurut Sartono (1994), ada tiga jenis kegagalan perusahaan yaitu: (1) Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, bilamana perusahaan tidak dapat memenuhi akan kewajibannya yang segera jatuh tempo tetapi aset perusahaan nilainya lebih tinggi daripada hutangnya, (2) Perusahaan yang menghadapi legally solvent, jika nilai aset perusahaan lebih rendah daripada nilai hutang perusahaan, (3) Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan yaitu jika tidak dapat membayar hutangnya dan oleh pengadilan dinyatakan pailit. Sebab utama kegagalan suatu perusahaan adalah manajemen perusahaan yang kurang kompeten (Weston dan Brigham 1993). Sementara menurut Riyanto (2001) faktor-faktor yang merupakan penyebab kegagalan suatu perusahaan pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) Sebab Intern/sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri, yang meliputi sebab finansiil maupun non finansiil. Sebab-sebab finansiil antara lain adanya hutang yang terlalu besar sehingga memberikan beban tetap yang berat bagi perusahaan itu, hutang lancar yang terlalu besar di atas aktiva lancar perusahaan, lambatnya pengumpulan piutang dan banyaknya piutang tak tertagih (bad debts), kesalahan dalam dividend policy, dan tidak cukupnya dana-dana penyusutan. Sebab-sebab non finansiil antara lain adanya kesalahan pada para pendiri perusahaan seperti kesalahan dalam pemilihan tempat kedudukan perusahaan, kesalahan dalam penentuan produk yang dihasilkan, kesalahan dalam penentuan besarnya perusahaan, kurang baiknya struktur organisasi perusahaan, kesalahan dalam pemiihan pimpinan perusahaan, adanya managerial incompetence seperti kesalahan dalam kebijakan pembelian, produksi dan marketing, dan adanya ekspansi yang berlebihan, (2) Sebab ekstern, adalah sebab-sebab yang timbul atau berasal dari luar perusahaan dan yang berada di luar kekuasaan atau kontrol dari pimpinan perusahaan atau badan usaha itu sendiri antara lain persaingan secara global, berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan, dan kondisi ekonomi secara makro. Informasi kebangkrutan yang dimiliki oleh perusahaan akan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak seperti investor, kreditur, pemerintah, dan bagi karyawan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu analisis kebangkrutan usaha perlu dilakukan untuk memperoleh tanda-tanda awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan diidentifikasi maka semakin baik bagi manajemen perusahaan karena bisa melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. Ada beberapa indikator yang bisa menjadi prediksi kebangkrutan perusahaan. Salah satu sumbernya adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan 20

5 2011 Ida/Sandy Santoso dengan menggunakan rasio keuangan. Selain itu analisis kebangkrutan usaha juga bisa dilakukan dengan metode Z-score model Altman, Foster, Zmijewski dan Springate. Dari beberapa metode kebangkrutan di atas, penelitian ini menggunakan analisis kebangkrutan model Springate. Springate Model Model ini dikembangkan oleh Springate (1978) dengan menggunakan analisis multidiskriminan, dengan menggunakan 40 perusahaan sebagai sampelnya. Model ini dapat digunakan untuk memprediksi suau kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 92,5%. Dengan model yang sama, Botheras (1979) mendapatkan hasil dengan tingkat keakuratan 88%. Sands (1980) melakukan pengujian dengan tingkat keakuratan mencapai 83%. Model yang berhasil dikembangkan oleh Springate adalah (Fanny dan Saputra 2000): Keterangan: S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Working Capital A Total Assets EBIT B Total Assets EBIT C Current Liabilitie s Sales D Total Assets Dengan kriteria penilaian apabila nilai S < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut dan apabila nilai S > 0,862 maka perusahaan dikategorikan METODA PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah memberikan sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya yang kemudian penelitian ini membantu untuk memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut atau membuat keputusan tertentu yang sederhana (Sekaran 2006). Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin diinvestigasi oleh peneliti (Searan 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor perkebunan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia. Untuk memfokuskan penelitian ini maka diambil sampel untuk mewakili populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu pengambilan sampel non-probabilitas yang informasi data penelitiannya diperoleh dari anggota populasi dan informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh peneliti (Sekaran 2006). Oleh sebab itu penelitian ini mengambil perusahaan Gozco Plantation Tbk dan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk sebagai sampel karena data yang diperlukan telah dipublikasikan dan dapat diakses dengan mudah. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam penelitian (Hartono 2005). Elemen-elemen variabel yang diteliti dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini. 21

6 Media Bisnis Maret Metode Analisis Analisis Rasio Keuangan Analisis Kebangkrutan The Springate Model Tabel 1 Definisi operasional variable Variabel Penelitian 1. Rasio Likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, rasio likuiditas terdiri dari: a. Current Ratio = CA / CL b. Quick Ratio = (CA-I) / CL c. Cash Ratio = Cash / CL d. Working Capital To Asset Ratio = (CA-CL) / TA 2. Rasio Aktivitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan aset oleh perusahaan, rasio aktivitas terdiri dari: a. Collection Period Ratio = AR / S b. Inventory Turnover Ratio = COGS / I c. Fixed Asset Turnover Ratio = S / FA d. Total Asset Turnover Ratio = S / TA 3. Rasio Solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, rasio solvabilitas terdiri dari: a. Debt To Asset Ratio = TD / TA b. Debt To Equity Ratio = TD / SE c. Time Interest Earned Ratio = EBIT / IE d. Debt To Total Asset Ratio = CL / TA e. Equity Multiplier Ratio = TA / SE 4. Rasio Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, rasio profitabilitas terdiri dari: a. Gross Profit Margin = GP / S b. Net Profit Margin = EAT / S c. Return On Investment = EAT / TA d. Return On Equity = EAT / SE Dengan fungsi persamaan : S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Dimana : A = WC / TA B = EBIT / TA C = EBT / CL D = S / TA Kriteria Penilaian Membandingkan keadaan posisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode penelitian apakah membaik/ memburuk. Apabila nilai S < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut dan apabila nilai S > 0,862 maka perusahaan dikategorikan 22

7 2011 Ida/Sandy Santoso ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karena kebangkrutan itu merupakan persoalan yang serius dan memakan biaya, maka jika ada early warning system yang bisa mendeteksi potensi kebangkrutan sejak awal, manajemen akan sangat terbantu. Manajemen perusahaan bisa melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sedini mungkin untuk menghindari kebangkrutan (Hanafi 2004). Untuk memprediksi kebangkrutan dengan model Springate dan mendapatkan nilai S, maka terlebih dahulu kita menghitung rasio-rasio yang diperlukan untuk mendapatkan hasil pada metode ini. Hasil Perhitungan Rasio Model Springate Berikut ini adalah hasil perhitungan rasio-rasio dalam model Springate: Working Capital To Total Asset Ratio (A) Working capital to asset ratio digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan terhadap total kapitalisasinya atau untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Supardi dan Mastuti 2003). Working capital to asset ratio PT Bakrie Sumatra Plantation dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Working Capital to Asset Ratio PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk Current assets Current liabilities Total assets A Working capital to asset ratio Gozco Plantation Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Working Capital to Asset Ratio Gozco PlantationTbk Current assets Current liabilities Total assets A ,21 0,12 EBIT To Total Asset Ratio (B) EBIT to total asset ratio digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Rasio tersebut mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Supardi dan Mastuti 2003:80). EBIT to total asset ratio PT Bakrie Sumatra Plantation dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 23

8 Media Bisnis Maret Tabel 4 EBIT to Total Assets Ratio PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk EBIT Total assets B 0,11 0,16 0,09 EBIT to total asset ratio Gozco Plantation Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5 EBIT to Total Assets Ratio Gozco Plantation Tbk EBIT Total assets B 0,06 0, EBT To Current Liabilities ratio (C) EBT to current liabilities ratio bertujuan mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak yang telah dipotong dengan bunga terhadap hutang lancar. Rasio ini dihitung agar manajemen perusahaan dapat mengetahui berapa laba yang telah dipotong dengan beban bunga dapat menutupi hutang lancar yang ada, dengan kata lain rasio ini mengukur apakah laba sebelum pajak yang telah dikurangi dengan bunga dapat menutupi hutang lancar yang dimiliki perusahaan. EBT To Current Liabilities ratio PT Bakrie Sumatra Plantation dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6 EBT to Current Liabilities PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk EBT Current liabilities C 0,76 0,59 0,56 EBT To Current Liabilities ratio Gozco Plantation Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 7 EBT to Current Liabilities Gozco Plantation Tbk EBT Current liabilities C 0,8 0,89 1,59 24

9 2011 Ida/Sandy Santoso Sales To Total Asset Ratio (D) Sales to total asset ratio digunakan untuk mengukur kemampuan manjemen dalam menghadapi kondisi persaingan dan kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan (Supardi dan Mastuti 2003). Sales to total asset ratio PT Bakrie Sumatra Plantation dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8 Sales to Total Assets PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk Sales Total Asset D 0,45 0,62 0,46 Sales to total asset ratio Gozco Plantation Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 9 Sales to Total Assets Gozco Plantation Tbk Sales Total Asset D 0,13 0,2 0,21 Hasil Perhitungan (S) Pada Model Springate Setelah mendapatkan nilai-nilai rasio A, B, C dan D kita perlu mengaplikasikan nilai-nilai rasio ini ke dalam rumus model Springate untuk mendapatkan nilai S yang menunjukkan apakah perusahaan termasuk dalam kriteria bangkrut atau Berikut adalah hasil perhitungan nilai S pada model Springate, yaitu: Tabel 10 Perhitungan Nilai S PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk A 0,23 0,055 0,0013 B 0,11 0,16 0,09 C 0,76 0,59 0,56 D 0,45 0,62 0,46 S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D S Dari tabel di atas dapat kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S sesuai dengan kriteria model Springate: Untuk tahun 2007 nilai S perusahaan 1,26 nilai S ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan Untuk tahun 2008 nilai S perusahaan 1,18 nilai S ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan Untuk tahun 2009 nilai S perusahaan 0,83 nilai S ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut. 25

10 Media Bisnis Maret Tabel 11 Perhitungan Nilai S Gozco Plantation Tbk A ,21 0,12 B 0,06 0, C 0,8 0,89 1,59 D 0,13 0,2 0,21 S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D S 0, Dari tabel di atas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S sesuai dengan kriteria model Springate: Untuk tahun 2007 nilai S perusahaan 0,79 nilai S ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut. Untuk tahun 2008 nilai S perusahaan 1,02 nilai S ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan Untuk tahun 2009 nilai S perusahaan 1,44 nilai S ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan Pembahasan Model Springate PT Bakrie Sumatra Plantation PT Bakrie Sumatra Plantation pada tahun tidak mengalami masalah yang dapat membuat perusahaan mengalami suatu kebangkrutan namun pada tahun 2009 keadaan ini berubah cukup signifikan yang menjadikan perusahaan harus memasuki ambang kebangkrutan. Keadaan ini apabila dilihat dari perhitungan rasio lebih disebabkan pada penurunan cadangan kas, penurunan laba usaha, dan kenaikan hutang lancar perusahaan yang cukup signifikan. Apabila perusahaan dapat segera mengatasi permasalahan ini maka diharapkan perusahaan di tahun-tahun berikutnya dapat keluar dari zona kebangkrutan. Gozco Plantation Tbk Gozco Plantation Tbk pada tahun 2007 berada pada zona kebangkrutan. Hal ini disebabkan oleh kecilnya cadangan kas yang dimiliki perusahaan. Untuk faktor-faktor lainnya tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan. Namun pada tahun perusahaan dapat memperbaiki keadaan ini sehingga perusahaan dapat keluar dari zona kebangkrutan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Dari analisis rasio keuangan yang dilakukan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk selama kurun waktu menyatakan bahwa perusahaan terus mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal ini semakin diperkuat dengan hasil analisis kebangkrutan model Springate yang menyatakan bahwa PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk pada tahun 2009 berada dalam keadaan tidak sehat/menuju kebangkrutan. (2) Dari analisis rasio keuangan yang dilakukan pada Gozco Plantation Tbk selama kurun waktu memperlihatkan bahwa perusahaan mengalami perbaikan kinerja. Perbaikan kinerja ini diperkuat oleh hasil analisis kebangkrutan model Springate yang menyatakan bahwa Gozco Plantation Tbk pada tahun 2007 berada dalam keadaan tidak sehat/menuju kebangkrutan. Namun keadaan ini kembali membaik pada tahun

11 2011 Ida/Sandy Santoso Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi perusahaan sehingga untuk periode yang akan datang perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya hingga menjadi lebih baik lagi. (2) Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan bagi calon investor yang ingin mulai berinvestasi sebaiknya selalu memperhatikan kinerja dan kesehatan perusahaan tempat investor berinvestasi agar investasi yang ditanamkan inverstor dapat memberikan keuntungan. DAFTAR PUSTAKA Adnan, Muhammad Akhyar dan Eha Kurniasih Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan Dengan Pendekatan Altman. Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia. Volume 4. No.2 Desember. Yogyakarta. Endri Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Metode Altman s Z-Score. Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 No. 1. Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). SNA VIII. Solo September. Gitman, Lawrence J Principles of Managerial Finance. 9th Edition. Addison-Wesley Longman Limited. Hanafi, Mamduh M Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto, H. M Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman- pengalaman. Yogyakarta: BPFE. Sartono. R. Agus Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Sekaran, Uma Research Methods For Bussiness. 4 th Edition. (Diterjemahkan Oleh: Kwan Men Yon). Jakarta: Salemba Empat. Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga. Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja Seri Hukum Bisnis Kepailitan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 27

ABSTRACT. Key Words : Financial Crisis, Bankruptcy, Financial Ratio Analysis, Springate Bankruptcy Model. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words : Financial Crisis, Bankruptcy, Financial Ratio Analysis, Springate Bankruptcy Model. Universitas Kristen Maranatha v ABSTRACT In Indonesia at 1998 th has experienced a financial crisis which resulted in 80% of 280 companies that go public have even collapsed due to the company's asset value is far below the nominal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan karena berbagai dampak terutama faktor eksternal atau luar negeri antara lain: meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Kebangkrutan Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Menurut Undang-Undang Kepailitan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii ABSTRAK Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu perioda tertentu. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi lain yang lebih mendalam tentang kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model.

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model. ABSTRACT In 2008 th global crisis had aftermath financial failure and economic failure to many big firms and caused the firm failed to maintain its survival. The firms failure had make disadvantages to

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan Go Public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank-bank dilikuidasi oleh pemerintah dikarenakan bank-bank tersebut mengalami ketidakmampuan atau kegagalan dalam ekonomi dan keuangan. Kegagalan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal (signalling theory) adalah teori yang mengungkapkan bahwa pihak perusahaan memberikan sinyal

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan yang tidak ringan kepada Indonesia. Krisis yang terjadi pada triwulan terakhir tahun 2008 itu berlanjut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari analisis laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan hasil perbandingan kinerja tiga perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan perkembangan perekonomian yang tinggi, maka semakin berkembang pula dunia usaha dewasa ini.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun tujuan dalam jangka panjang. Dimana pada dasarnya tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 sampai sekarang membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Penyebab Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Menurut Supardi (2003:79) kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) MANAJEMEN STIE MDP ABSTRAK :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN (Survei Pada Perusahaan Kelompok Industri Peralatan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting adalah perusahaan yang dihapus atau dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan Indonesia selama dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat dan penuh gejolak. Kebijaksanaan pemerintah pada bulan Oktober 1988 yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perekonomian di era globalisasi yang semakin pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

Lebih terperinci