Oleh : Vella Fitriana
|
|
- Leony Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RATU KALINYAMAT Suatu Folklor yang Menjiwai Kesetiaan Wanita Jawa Oleh : Vella Fitriana JURUSAN SASTRA DAERAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 RATU KALINYAMAT
2 Sastra terdiri atas sastra tulis dan sastra lisan. Sastra tulis dapat dijumpai di berbagai suku bangsa di Indonesia, walaupun dalam jumlah yang terbatas. Salah satunya adalah sastra Jawa Kuno yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan sastra daerah lainnya. Sedangkan sastra lisan terdapat pada masyarakat suku bangsa di Indonesia yang telah lama ada, bahkan setelah tradisi tulis berkembang, sastra lisan masih kita jumpai. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas sastra lisan di Indonesia luar biasa kayanya dan luar biasa ragamnya. Melalui sastra lisan, masyarakat dengan kreativitas yang tinggi menyatakan diri dengan menggunakan bahasa yang artistik. Bahkan pada saat sekarang pun, kita masih menjumpai kehidupan sastra lisan terutama yang digelarkan dalam upacaraupacara adat. Folklor hanya merupakan sebagian kebudayaan yang penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan, itulah sebabnya ada yang menyebutnya sebagai tradisi lisan (oral tradition). Folklor bukan lisan adalah folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Sedangkan folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor lisan adalah folklor yang bentuknya memang murni lisan. Upacara tradisional mengandung berbagai aturan yang wajib dipatuhi oleh setiap warga pendukungnya. Aturan tersebut tumbuh dan berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat secara turun-temurun, dengan peranannya yang dapat melestarikan ketertiban hidup masyarakat. Upacara tradisional sebagai pranata sosial penuh dengan simbol-simbol yang berperan sebagai alat komunikasi antar sesama warga masyarakat dan juga merupakan penghubung antara dunia nyata dengan dunia ghaib. Bagi para warga yang ikut berperan serta dalam penyelenggaraan upacara tradisional, unsur-unsur yang berasal dari dunia ghaib menjadi nampak nyata melalui pemahamannya terhadap simbol-simbol itu. Suatu contoh nyata adalah upacara tradisional Jembul, situs pertapaan Ratu Kalinyamat. Cerita tentang pertapaan Ratu Kalinyamat yang berada di Desa Tulakan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara ini dapat digolongkan sebagi cerita prosa
3 rakyat yang berbentuk legenda karena diyakini kebenarannya. Bermula dari kematian Sultan Hadirin suami Ratu Kalinyamat yang dibunuh oleh Arya Penangsang, demi menunjukan kesetiaan kepada suaminya, Ratu Kalinyamat melakukan pertapaan selama bertahun-tahun dan memohon kepada Tuhan supaya dendam suaminya dapat terkabul, dan Arya Penangsang akhirnya meninggal dunia dengan mengenaskan, sejak itulah tempat persemedian itu dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Cerita rakyat pertapaan Ratu Kalinyamat yang dwariskan secara turun-temurun secara lisan telah memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat pemilik cerita tersebut. Terkait dengan hal di atas yang melandasi uniknya cerita Pertapaan Ratu Kalinyamat adalah : 1. Mitos yang terkandung dalam cerita rakyat pertapaan Ratu Kalinyamat merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang perlu untuk digali dan dihayati. 2. Cerita rakyat pertapaan Ratu Kalinyamat ini merupakan aset kebudayaan masyarakat di Desa Tulakan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara pada khususnya dan kebudayaan nasional pada umumnya, sehingga penelitian ini merupakan salah satu langkah dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah. 1. Asal-Usul Pangeran dan Ratu Kalinyamat Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, putri Sultan Trenggana raja Demak ( ). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat yang bernama Win-tang berasal dari Aceh. Nama aslinya adalah Pangeran Toyib, putra Sultan Mughayat Syah raja Aceh ( ). Toyib berkelana ke Cina dan menjadi anak angkat seorang menteri bernama Tjie Hwio Gwan. Nama Win-tang adalah ejaan Jawa untuk Tjie Bin Thang, yaitu nama baru Toyib. Win-tang dan ayah angkatnya kemudian pindah ke Jawa. Disana Win-tang mendirikan Desa Kalinyamat, sehingga ia pun dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat. Ia berhasil menikahi Retna Kencana putri Bupati Jepara, sehingga istrinya itu kemudian dijuluki Ratu Kalinyamat. Sejak itu, Pangeran Kalinyamat
4 menjadi anggota keluarga Kesultanan Demak dan memperoleh gelar Pangeran Hadiri. Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di Jepara. Tjie Hwio Gwan, sang ayah angkat, dijadikan patih bergelar Sungging Badar Duwung, yang juga mengajarkan seni ukir pada penduduk Jepara. Kematian Pangeran Kalinyamat Pada tahun 1549 Sunan Prawata raja keempat Demak mati dibunuh utusan Arya Penangsang, sepupunya yang menjadi bupati Jipang. Ratu Kalinyamat menemukan keris Kyai Betok milik Sunan Kudus menancap pada mayat kakaknya itu. Maka, Pangeran dan Ratu Kalinyamat pun berangkat ke Kudus minta penjelasan. Sunan Kudus adalah pendukung Arya Penangsang dalam konflik perebutan takhta sepeninggal Sultan Trenggana (1546). Ratu Kalinyamat datang menuntut keadilan atas kematian kakaknya. Sunan Kudus menjelaskan semasa muda Sunan Prawata pernah membunuh Pangeran Sekar Seda Lepen ayah Arya Penangsang, jadi wajar kalau ia sekarang mendapat balasan setimpal. Ratu Kalinyamat kecewa atas sikap Sunan Kudus. Ia dan suaminya memilih pulang ke Jepara. Di tengah jalan, mereka dikeroyok anak buah Arya Penangsang. Pangeran Kalinyamat tewas. Konon, ia sempat merambat di tanah dengan sisasisa tenaga, sehingga oleh penduduk sekitar, daerah tempat meninggalnya Pangeran Kalinyamat disebut desa Prambatan. Ratu Kalinyamat Bertapa Ratu Kalinyamat berhasil meloloskan diri dari peristiwa pembunuhan itu. Ia kemudian bertapa di lereng antara Gunung Donorejo dan Gunung Clering. Ia memohon pertolongan dari Tuhan agar melampiaskan dendam kesumatnya terhadap Arya Penangsang, salah seorang murid kesayangan Sunan Kudus. Dengan dendamnya yang menggumpal Ratu Kalinyamat pun bersumpah tidak akan berhenti dengan pertapaannya sebelum berkeset kepala Arya Penangsang. Ingsun ora pisan-pisan jengkar soko topo ingsun, yen durung biso keramas getihe lan kesed jambule Aryo Penangsang, artinya saya tidak akan beranjak dari
5 pertapaanku, selagi belum keramas dengan darah Aryo Penangsang, serta membasuh kakiku dengan rambutnya. Demikianlah sumpah yang diucapkan oleh Ratu Kalinyamat. Harapan terbesarnya adalah adik iparnya, yaitu Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, Bupati Pajang, karena hanya ia yang setara kesaktiannya dengan Bupati Jipang. Hadiwijaya segan menghadapi Arya Penangsang secara langsung karena sama-sama anggota keluarga Demak. Ia pun mengadakan sayembara yang berhadiah tanah Mataram dan Pati. Sayembara itu dimenangi oleh Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi. Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya putra Ki Ageng Pemanahan, berkat siasat cerdik Ki Juru Martani. Perang yang legendaris ini berlangsung di dekat Sungai Kedung Srengenge. Dalam pertarungan yang sengit, Aryo Penangsang tewas secara tragis, ususnya terburai oleh kerisnya sendiri. Dendam kesumat ratu yang cantik ini pun terbalaskan sudah. Serangan Pertama Ratu Kalinyamat pada Portugis Ratu Kalinyamat kembali menjadi bupati Jepara. Setelah kematian Arya Penangsang tahun 1549, wilayah Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang yang dipimpin Sultan Hadiwijaya sebagai raja. Meskipun demikian, Sultan tetap memperlakukan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh senior yang dihormati. Ratu Kalinyamat sebagaimana bupati Jepara sebelumnya (Pati Unus), bersikap anti Portugis. Pada tahun 1550 ia mengirim tentara Jepara dalam 40 buah kapal memenuhi permintaan sultan Kerajaan Johor untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa itu. Pasukan Jepara itu kemudian bergabung dengan pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang. Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka. Namun Portugis berhasil membalasnya. Pasukan Persekutuan Melayu dapat dipukul mundur, sementara pasukan Jepara masih bertahan. Baru setelah pemimpinnya gugur, pasukan Jepara ditarik mundur. Pertempuran selanjutnya masih terjadi di pantai dan laut yang menewaskan 2.000
6 prajurit Jepara. Badai datang menerjang sehingga dua buah kapal Jepara terdampar kembali ke pantai Malaka, dan menjadi mangsa bangsa Portugis. Prajurit Jepara yang berhasil kembali ke Jawa tidak lebih dari setengah dari yang berhasil meninggalkan Malaka. Ratu Kalinyamat tidak pernah jera. Pada tahun 1565 ia memenuhi permintaan orang-orang Hitu di Ambon untuk menghadapi gangguan bangsa Portugis dan kaum Hative. Serangan Kedua Ratu Kalinyamat pada Portugis Pada tahun 1564 Sultan Ali Riayat Syah raja Aceh meminta bantuan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Saat itu Demak dipimpin seorang bupati yang mudah curiga, bernama Arya Pangiri, putra Sunan Prawata. Utusan Aceh dibunuhnya. Akhirnya, Aceh tetap menyerang Malaka tahun 1567 meskipun tanpa bantuan Jawa. Serangan itu gagal. Pada tahun 1573 Sultan Aceh meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Malaka kembali. Ratu mengirimkan 300 kapal berisi prajurit Jepara. Pasukan yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana itu baru tiba di Malaka bulan Oktober Padahal saat itu pasukan Aceh sudah dipukul mundur oleh Portugis. Pasukan Jepara yang terlambat datang itu langsung menembaki Malaka dari laut. Esoknya, mereka mendarat dan membangun pertahanan. Tapi akhirnya, pertahanan itu dapat ditembus pihak Portugis. Sebanyak 30 buah kapal Jepara terbakar. Pihak Jepara mulai terdesak, namun tetap menolak perundingan damai karena terlalu menguntungkan Portugis. Sementara itu, sebanyak enam kapal perbekalan yang dikirim Ratu Kalinyamat direbut Portugis. Pihak Jepara semakin lemah dan memutuskan pulang. Dari jumlah awal yang dikirim Ratu Kalinyamat, hanya sekitar sepertiga saja yang tiba di Jawa. Meskipun dua kali mengalami kekalahan, namun Ratu Kalinyamat telah menunjukkan bahwa dirinya seorang wanita yang gagah berani. Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige
7 Dame, yang berarti "Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani". Pengganti Ratu Kalinyamat Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di Desa Mantingan. Semasa hidupnya, Ratu Kalinyamat membesarkan tiga orang pemuda. Yang pertama adalah adiknya, yaitu Pangeran Timur Rangga Jumena putra bungsu Sultan Trenggana yang kemudian menjadi Bupati Madiun. Yang kedua adalah keponakannya, yaitu Arya Pangiri putra Sunan Prawata yang kemudian menjadi Bupati Demak. Sedangkan yang ketiga adalah sepupunya, yaitu Pangeran Arya Jepara putra Ratu Ayu Kirana (adik Sultan Trenggana). Ayah Pangeran Arya Jepara adalah Maulana Hasanuddin raja pertama Banten. Ketika Maulana Yusuf raja kedua Banten meninggal dunia tahun 1580, putra mahkotanya masih kecil. Pangeran Arya Jepara berniat merebut takhta. Pertempuran terjadi di Banten. Pangeran Jepara terpaksa mundur setelah Ki Demang Laksamana, panglimanya, gugur ditangan Patih Mangkubumi Kesultanan Banten. Gambaran Tempat Situs Pertapaan Ratu Kalinyamat. Ratu perempuan kerajaan yang berpusat di Jepara tepatnya di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan itu terpaksa menjanda pada tahun 1549 setelah suaminya, Sultan Hadirin dibunuh Aryo Penangsang. Sejak saat itu, di salah satu sudut gunung, ratu yang dilukiskan cantik ini bertahun-tahun bertapa telanjang (tapa wudo), hanya berbalut rambutnya yang panjang. Situs pertapaan Ratu Kalinyamat itu kini diyakini berada di Desa Tulakan, Kecamatan Keling. Letaknya sekitar 40 Kilometer arah timur laut Kota Jepara, atau 78 Kilometer dari Kota Kudus, Jawa Tengah. Di tempat itu terdapat bangunan sederhana berukuran 3x6 Meter, yang berada persis di tepian sungai kecil di Tulakan. Oleh Pemerintah Kabupaten Jepara, lokasi ini telah dibangun pintu gerbang.
8 Tempat pemandian untuk kungkum (berendam) di sungai kecil dekat pertapaan juga dibangun pagar pemisah untuk peziarah (baca: pelaku tirakatan) pria dan wanita. Jalanan dan halaman situs pun telah diperkeras dengan paving block. Petilasan pertapaan adik kandung Sunan Prawata ini setiap malam Jumat Wage dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah di sekitar Jepara. Para peziarah kebanyakan kaum perempuan yang ingin cantik alami seperti Ratu Kalinyamat. Syaratnya, mereka terlebih dahulu harus mandi di sungai kecil di dekat situs bekas pertapaan. Setelah itu mereka tirakatan selama 40 hari. Laku tapa Ratu Kalinyamat dengan sumpahnya itu ditafsirkan oleh masyarakat Desa Tulakan sebagai wujud kesetiaan, kecintaan, dan pengabdian Sang Ratu kepada suaminya. Ia dengan kesadaran dan keikhlasan yang tinggi bersedia meninggalkan gemerlapnya kehidupan istana. 2. Mitos-Mitos yang Terdapat dalam Cerita Rakyat Pertapaan Ratu Kalinyamat Menurut James Danandjaya, Mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita, mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa, peristiwa terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan seperti kita kenal sekarang dan terjadi pada masa lampau. Dalam cerita rakyat pertapaan Ratu kalinyamat ini dipercaya terdapat mitos-mitos sebagai berikut : a. Situs pertapaan Ratu Kalinyamat ini setiap malam Jumat Wage dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah, karena dipercaya pada malam Jumat Wage merupakan malam yang penuh berkah dan doa mudah terkabul. b. Dipercaya jika kaum perempuan ingin cantik alami, mereka harus terlebih dahulu mandi di sungai kecil yang ada di dekat pertapaan Ratu Kalinyamat serta dilengkapi dengan bertapa atau meditasi selama 40 hari. c. Pada saat diadakannya upacara yang dinamakan Jembul, Jembul dipercaya telah dirasuki roh halus sehingga beberapa kali gagal untuk diletakkan. Jembul disini adalah rangkaian sesaji yang diletakkan di dalam ancak.
9 d. Masyarakat desa Tulakan ini mempercayai jika tiap tahun sekali mengadakan prosesi upacara Jembul, maka masyarkat sekitar akan merasa makmur dan hasil pertaniannya pun akan berhasil dengan baik. 3. Tradisi Upacara Yang Ada Dalam Situs Pertapaan Ratu Kalinyamat Terbentuknya simbol-simbol dalam upacara tradisional itu berrdasarkan nilainilai estetis dan pandangan hidup yang berlaku didalam kehidupan bermasyarakat. Upacara tradisional biasanya diadakan dalam waktu-waktu tertentu, ini berarti menyampaikan pesan yang mengandung nilai-nilai kehidupan itu harus diulangulang terus, demi terjaminnya kepatuhan para warga masyarakat terhadap pranata social yang berlaku. Tradisi Upacara Jembul Ribuan penduduk Desa Tulakan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, setiap satu tahun sekali dipenuhi oleh para pengunjung. Mereka ingin menyaksikan prosesi puncak upacara Sedekah Bumi Jembul, yang menelan biaya begitu besar hingga puluhan juta. Sebelum puncak acara pada malam Jumat Wage, sebagian besar penduduk Desa Tulakan yang berjumlah sekitar jiwa ini menggelar acara makan bersama. Esok harinya dilanjutkan doa bersama, lalu pada Minggu malamnya digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Jembul adalah istilah setempat. Orang Jawa umumnya menyebutnya sebagai jambul, artinya bagian dari rambut kepala yang sengaja ditata agar sedikit menjulang ke atas. Adapun Jembul dalam prosesi ini adalah rangkaian sesaji yang diletakkan di dalam ancak, sejenis keranjang atau kotak yang terbuat dari kayu berukuran sekitar 1 x 2 meter. Di bagian bawahnya diikatkan dengan dua batang bambu berjajar yang berfungsi untuk memikul. Jembul terdiri atas Jembul lanang (laki-laki) yang di dalamnya berisi aneka makanan, seperti jadah (gemblong), jenang, tape. Di bagian atasnya dihias dengan ratusan potongan bambu ukuran sebesar jempol tangan, panjang sekitar 30 Cm
10 yang bagian ujungnya disayat tipis-tipis melingkar sehingga membentuk mirip Jembul atau jambul, dan diikatkan potongan kain beraneka warna. Disamping itu, ada Jembul wadon (perempuan) yang di dalamnya berisi nasi ambengan dan laukpauknya. Jumlah Jembul ada empat pasang. Jembul pertama dari Dukuh Krajan, disusul dari Dukuh Ngemplak, Dukuh Winong, dan Jembul keempat dari Dukuh Drojo dan Pejing. Masing-masing Jembul di bagian puncaknya terdapat boneka golek dari kayu. Sebelum ditempatkan di halaman rumah Kepala Desa Tulakan, empat pasang Jembul tersebut digotong puluhan penduduk. Namun, untuk mengangkat masingmasing Jembul di tempat yang telah ditentukan ternyata membutuhkan tenaga yang ekstra kuat. Konon, pada saat itu Jembul telah dirasuki roh halus sehingga beberapa kali gagal diletakkan. Jembul berubah menjadi berat sekali, dan seakan ada yang mengendalikan. Setiap memasuki arena parkir, masing-masing Jembul diiringi gending (musik) Jawa yang berbeda satu sama lain. Setelah semua Jembul ditaruh di area yang ditentukan, upacara Jembul Tulakan yang berlangsung setahun sekali setiap Senin Pahing bulan Apit atau pada bulan Dzulqaidah berturut-turut memberikan sambutan Kepala Desa Tulakan, Kecamatan Keling, dan terakhir oleh utusan Bupati Jepara. Prosesi ini dilanjutkan dengan hiburan berupa kesenian tayub dari perwakilan sejumlah perangkat desa setempat, yaitu dari Dukuh Krajan, Ngemplak, Winong, Drojo, dan Pejing. Selanjutnya dilaksanakan upacara kenduri. Kepala Desa Tulakan disertai seluruh perangkatnya mengitari semua Jembul yang diletakkan di halaman rumah kepala desa. Acara diakhiri dengan kembalinya Jembul ke masing-masing pedukuhan. Pada saat ke luar dari halaman kepala desa inilah masing-masing Jembul diperebutkan oleh warga yang hadir. Pada saat seperti ini sering terjadi baku hantam antarwarga. Pada prosesi tahun ini juga diwarnai dua kali adu fisik, namun dengan cepat bisa diatasi warga lain serta petugas kepolisian yang menjaga keamanan. Prosesi Jembul sendiri juga disamakan dengan upacara sedekah bumi atau bersih desa yang biasanya dimaksudkan untuk menyambut masa tanam. Petani melakukan upacara bersih desa dengan maksud agar panenan nanti berhasil baik. Suatu kegiatan sedekah bumi dari Desa Tulakan yang
11 menampilkan sesajian yang berbentuk gunungan sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa, dikarenakan mereka berhasil mendapatkan panen pertanian dengan cukup melimpah. dengan sajian tersebut juga diharapkan pada masa mendatang dapat berhasil mendapatkan panen yang bagus. Kegiatan ini begitu ramai sehingga tidak saja diikuti oleh warga desa setempat, namun juga dari berbagai warga desa lain. Cerita rakyat yang berjudul pertapaan Ratu Kalinyamat ini merupakan cerita legenda karena dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci berlainan dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib, tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal kini, karena waktu terjadinya belum terlalu lampau, cerita ini mengajarkan kepada kaum perempuan untuk selalu setia kepada suami, serta pengabdiannya kepada suami, serta mengajarkan agar tidak hanya mementingkan harta, sebab harta bukanlah segalanya dibandingkan dengan orang yang disayangi. Ratu Kalinyamat ( ) merupakan seorang pemimpin wilayah Jepara yang sangat disegani kawan maupun lawan, walaupun penyerbuan prajurit prajurit Jepara ke Malaka untuk mengusir Portugis boleh dibilang gagal, namun semangatnya melenyapkan penjajahan dan kesewenang-wenangan patutlah dicontoh oleh bangsa Indonesia. Terlepas dari mitos tentang kecantikan Ratu Kalinyamat yang legendaris itu, Jepara tampaknya menjadi wilayah yang bisa memberi inspirasi bagi kaum perempuan. Di Jepara pulalah RA Kartini lahir dan dibesarkan, dan memberikan pencerahan bagi kaum perempuan Indonesia pada awal abad ke-20. Tempat pertapaan Ratu Kalinyamat ini dipercaya terdapat banyak mitos oleh masyarakat sekitar, salah satu alasannya dikarenakan tempat ini adalah tempat keberhasilan Ratu Kalinyamat memohon kepada Tuhan. Adapun suatu tradisi di masyarakat sekitar wilayah Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, sebagai ungkapan rasa
12 syukur dengan mengadakan sedekah bumi pada setiap tahun sekali yang dinamakan Upacara Jembul. Upacara resikan atau upacara pembersihan tempat jalannya Upacara Jembul Desa Tulakan, yang dilakukan warga masyarakat Desa Tulakan secara beramai-ramai tersebut sebagai lambang dalam rangka mengusir segala macam bentuk kejahatan lainnya, seperti mala petaka serta penyakit agar jangan sampai menimpa masyarakat Desa Tulakan.
13 DAFTAR PUSTAKA Atar Semi. M Metode penelitian sastra. Bandung : Angkasa Burhan Nurgiyantoro Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakartya : Gadjah Mada University Press James Danandjaya Folklor Insonesia Ilmu gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta :Grafiti Soepanto, dkk Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Vladamir Proop Morphology Of the Folkate.
PEDOMAN PRAKTIKUM KULIAH KERJA LAPANGAN II. Oleh : Drs. YB Sudjiman
PEDOMAN PRAKTIKUM KULIAH KERJA LAPANGAN II Oleh : Drs. YB Sudjiman PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER, 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya
Lebih terperinciCERITA RAKYAT PERTAPAAN RATU KALINYAMAT DI DESA TULAKAN KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA, PROPINSI JAWA TENGAH (SEBUAH TINJAUAN FOLKLOR)
CERITA RAKYAT PERTAPAAN RATU KALINYAMAT DI DESA TULAKAN KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA, PROPINSI JAWA TENGAH (SEBUAH TINJAUAN FOLKLOR) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aceh terletak di ujung bagian utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini
Lebih terperinciKERAJAAN SAMUDERA PASAI
KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil dan Sultan Malik As-Saleh yang bergelar Marah Sile. Buktinya adalah terdapatnya makam bercirikan Islam dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang terdiri dari banyak suku, bangsa, adat istiadat, agama, bahasa, budaya, dan golongan atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang berada di berbagai daerah mulai dari Sabang sampai Merauke. Tiap-tiap daerah mempunyai
Lebih terperinciKERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak
KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri
Lebih terperinciNILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI
NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciWujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar
LAMPIRAN 1 Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan Bagi sebagian masyarakat di Desa Sei Nagalawan cerita Panglima Besar ini tidak asing lagi, banyak orang berpendapat bahwasannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian sastra lisan sangat penting untuk dilakukan sebagai perlindungan dan pemeliharaan tradisi, pengembangan dan revitalisasi, melestarikan
Lebih terperinciSENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : Desy Dwijayanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Cahyo_desy@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian yang ada di Jawa. Sebelum daerah ini menjadi salah satu kerajaan yang berbasis Islam, di daerah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan
BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada
Lebih terperinciOleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Perubahan Cara Pandang Masyarakat Terhadap Mitos dalam Tradisi Bersih Makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Masriyah Program Studi
Lebih terperinciPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan dari berbagai etnik. Warisan kebudayaan yang disampaikan secara turun menurun dari mulut kemulut secara lisan biasa disebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek
Lebih terperincidia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.
PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan mengandung nilai-nilai luhur. Aktivitas yang terdapat dalam tradisi secara turuntemurun
Lebih terperinciBENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN
BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciASAL MULA NAMA PANTARAN
ASAL MULA NAMA PANTARAN Suatu daearah di kaki Lereng Gunung Merbabu sebelah timur tanahnya berbukit-bukit serta hawanya dingin. Tanahnya yang gembur sehingga subur tanaman yang ada terbentang luas menyelimuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan karya imajinatif yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hasil dari
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciCERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)
CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciLAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN
LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian Rakyat Ebleg Kebumen, dapat diambil kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kerajaan Aceh, pernah melahirkan seorang Laksamana wanita, bernama Keumalahayati yang namanya dikenal tidak saja dalam literatur Indonesia, melainkan juga dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah sebuah kesenian rakyat yang menceritakan tentang kisah-kisah kehidupan yang merupakan kisah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jepara adalah kota pelabuhan yang terletak di kawasan pantai utara Jawa Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya. Banyaknya pulau-pulau di Indonesia menghadirkan suku dan budaya yang memiliki adat istiadat yang berbeda disetiap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketoprak adalah salah satu bentuk perkembangan drama di Indonesia yang tergolong dalam teater tradisional. Ketoprak adalah sebuah bentuk teater tradisional yang berlakon
Lebih terperinciPERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA
Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Konflik yang terjadi di kerajaan Demak berhubungan erat dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konflik yang terjadi di kerajaan Demak berhubungan erat dengan kematian Sultan Trenggono.Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 ketika melakukan ekspedisi perluasan
Lebih terperinciMEDIA TRADISIONAL. A. Pengertian Media Tradisional
MEDIA TRADISIONAL A. Pengertian Media Tradisional Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia. Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut selalu ada,
Lebih terperinciOleh : Chusnul Hayati Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang. Abstract
RATU KALINYAMAT : RATU JEPARA YANG PEMBERANI Oleh : Chusnul Hayati Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang Abstract Ratu Kalinyamat or Queen of Jepara was women Indonesian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut dengan kebudayaan.
Lebih terperinciPotensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya
Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga termasuk kaya akan keragaman budaya. Beraneka ragam budaya dapat dijumpai di Negara ini. Keragaman budaya tersebut
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. orang yang memiliki ciri-ciri pengenal kebudayaan yang membedakannya dari
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cerita Rakyat Cerita rakyat merupakan bagian folklore, yang dimaksud adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal kebudayaan yang membedakannya dari kelompok
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis dan Demografi Wilayah Kaliwungu Kabupaten Kendal terletak
Lebih terperinciRATU KALINYAMAT : RATU JEPARA YANG PEMBERANI. Oleh : Chusnul Hayati Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang.
RATU KALINYAMAT : RATU JEPARA YANG PEMBERANI Oleh : Chusnul Hayati Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang Abstract Ratu Kalinyamat or Queen of Jepara was women Indonesian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling
BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang
Lebih terperinciDisusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5
Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciPESAN MORAL DALAM CERITA RAKYAT RARA JONGGRANG
PESAN MORAL DALAM CERITA RAKYAT RARA JONGGRANG Ahmad Dwi Nugroho Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia Ahmaddwinugroho13@gmail.com
Lebih terperinciProsesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo
Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:
Lebih terperinciCERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL
CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL Firdauzia Nur Fatimah, Edy Tri Sulistyo Universitas Sebelas Maret ningfirda15@gmail.com, edytrisulistyo9@gmail.com
Lebih terperinciBAB III SEJARAH KERAJAAN KALINYAMAT
31 BAB III SEJARAH KERAJAAN KALINYAMAT A. Sejarah berdirinya 1. Asal-Usul Keluarga Dalam beberapa sumber trdisional dinyatakan bahwa Sultan Trenggana, Raja Demak III, mempunyai seorang puteri yang disebut
Lebih terperinciYAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung MODUL 2 BAHASA INDONESIA XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH :
YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 MODUL 2 BAHASA INDONESIA TEKS CERITA SEJARAH DAN CERPEN SEJARAH XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH : Dra. M.M. Lies Supriyantini 1 TEKS
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.
BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong
Lebih terperinciPERLAWANAN SUTAWIJAYA TERHADAP SULTAN HADIWIJAYA DARI PAJANG TAHUN 1578
PERLAWANAN SUTAWIJAYA TERHADAP SULTAN HADIWIJAYA DARI PAJANG TAHUN 1578 Lusiana, Iskandar Syah, dan Maskun FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704
Lebih terperinciASAL MULA DESA TALAKBROTO
ASAL MULA DESA TALAKBROTO Pada suatu hari datanglah seorang wanita bernama Mbok Nyai (yang menurut penuturan masyarakat memang namanya adalah Mbok Nyai didapat dari para pengikutnya jika memanggilnya dan
Lebih terperinci1. Abstrak. 2. Peluang bisnis. Nama ; MUKHLISON HAKIM
Nama ; MUKHLISON HAKIM 1. Abstrak Pusat kebudayaan reog ponorogo merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk memamerkan,melatih dalam rangka melestarikan kebudayaan reog ponorogo adapun fasilitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NILAM FAHRIDA A 220080068 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang
Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciPerjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi
Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi 1767 1769 SKRIPSI Oleh: A n g g a M a y R a w a n NIM : 050210302229 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciCerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)
Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor) Oleh: Rini Widiyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riniwidiyanti91@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi
Lebih terperinciNegara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga
Lebih terperinciDAWET. Disusun oleh: A
ASPEK PENDIDIKAN RELIGIUS PADA TRADISI JUAL DAWET DALAM PERNIKAHAN ADAT JAWA (Studi Kasus Dusun Ngepreh Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo
Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com
Lebih terperinciPupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara.
RINGKASAN KEKAWIN KRESNAYANA Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. Pupuh 2 (bait 1-8) : Ada suatu kerajaan yang bernama Dwarawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri
Lebih terperinciBAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD
BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ali Mas ud atau biasa yang dipanggil mbah Ali Mas ud atau biasa juga dipanggil gus Ud atau biasa juga dikenal dengan mbah Ud merupakan
Lebih terperinciKerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)
Kerajaan Ternate dan Tidore Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) 1 Letak Kerajaan Sejarah Berdirinya Keadaan Kerajaan Kerajaan Ternate dan Tidore
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ondel-Ondel merupakan sebuah kesenian yang berasal dari suku Betawi yang telah hadir dari zaman dahulu. Ondel-ondel berbentuk boneka besar dengan rangka anyaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara
digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara
Lebih terperinciUcapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera. Khalid bin Walid
Orang seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB II KERUNTUHAN DEMAK
10 BAB II KERUNTUHAN DEMAK A. Sultan Trenggana Penguasa Terakhir Demak Sultan Trenggana merupakan Sultan ke-3 dari Kesultann Demak. Sultan Trenggana merupakan penerus Adipati Yunus, yaitu kakaknya yang
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam
40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa, memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip luhur yang harus di junjung tinggi keberadaannya. Nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budayabudaya lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak ada begitu saja, tetapi juga karena
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis dapat disimpulkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciKajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen
Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Oleh: Heira Febriana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Febrianahera@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciDikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa
Zeus Dalam mitologi, Zeus adalah Dewa Pemimpin yang bertahta di Olympus. Ia menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi Dewi Penikahan. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut
Lebih terperinci