PESAN MORAL DALAM CERITA RAKYAT RARA JONGGRANG
|
|
- Yulia Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4 PESAN MORAL DALAM CERITA RAKYAT RARA JONGGRANG Ahmad Dwi Nugroho Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia Abstrak Penelitian tentang cerita rakyat Rara Jonggrang mempunyai tujuan ingin mencari pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Mitos yang berkaitan dengan peristiwa terjadinya candi prambanan, tersebut bukan sekedar mitos, melainkan mitos yang memiliki pesan moral yang dalam. Pesan moralnya adalah kita sebagai manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsu yang buruk agar semua perilaku dapat berjalan dengan baik MORAL MESSAGE IN FOLKLORE RARA JONGGRANG Abstract Research on local stories Rara Jonggrang the aim to find a moral message which is contained in the story. Myths related to the occurrence of the Prambanan tample, is not just a myth, but a myth which has a deep moral message. The moral is that a human beings should be able to control that all behavior can be well Keyword : moral, message, Rara Jonggrang
5 1. Pendahuluan Kompleks Candi Prambanan adalah, komplek candi yang dibangun pada abad ke sembilan, pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dan Raja Rakai Balitung. Komplek candi ini menunjukan kejayaan Kerajaan Hindu ditanah Jawa. Candi Prambanan terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Candi ini memiliki tiga candi utama yang terletak dihalaman candi utama dan 224 candi diluar halaman utama. Tiga candi utama tersebut yaitu, Candi Wisnu, Candi Brahma dan Candi Siwa. Ketiga candi itu merupakan lambang Trimurti dalam kepercayaan agama Hindu, tiap candi utama tersebut memiliki satu candi pendamping, misalnya candi Nandini yang mendampingi Candi Siwa, Candi Angsa yang mendampingi Candi Brahma dan Candi Garuda yang mendampingi Candi Wisnu. Candi Wisnu terletak disebelah utara Candi Siwa. Candi ini memiliki satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Candi Brahma terletak di sebelah selatan candi Siwa dan memiliki satu ruangan berisi arca Brahma. Candi Siwa terletak di tengah halaman utama dan memiliki bangunan tertinggi. Candi tersebut memiliki empat ruangan. Ruangan utama berisi arca Siwa, sedangkan tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga yang berada dalam candi tersebut, merupakan arca yang dianggap sebagai arca Rara Jonggrang seperti terdapat dalam legenda. Mitos Rara Jonggrang hingga saat ini masih melekat pada masyarakat yang berada di sekitar dan di luar komplek candi tersebut. Mitos ini yang diceritakan secara turunmenurun oleh masyarakat. Mitos Rara Jonggrang berkisah tentang seorang wanita cantik yang kecantikannya menyebabkan banyak anak raja jatuh cinta, termasuk Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso adalah anak dari Raja Negara Pengging yang bernama Prabu Damar Maya. Perasaan cinta Bandung Bondowoso di tolak oleh Rara Jonggrang, sampai pada akhirnya Rara Jonggrang mengajukan persyaratan kepada Bandung Bondowoso. Rara Jonggrang meminta dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam, Bandung Bondowoso pun menyanggupinya. Ketika Bandung Bondowoso sudah membuat 999 candi, Rara Jonggrang mencurangi Bandung Bondowoso agar persyaratan 1000 candi tidak terwujud. Bandung Bondowoso menyadari bahwa dirinya sudah di curangi oleh Rara Jonggrang, dengan kesaktiannya Bandung Bondowoso lantas mengutuk Rara Jonggrang yang sudah mencuranginya menjadi candi yang terakhir sekaligus menggenapi jumlah candi menjadi 1000.
6 1.1 Rumusan Masalah Pesan moral apa yang terkandung dibalik cerita Rara Jonggrang tersebut? 1.2 Tujuan Penulisan Ingin mendeskripsikan secara sederhana pesan moral yang tersimpan pada cerita Rara Jonggrang 1.3 Pembatasan Masalah Tulisan ini akan membahas cerita Rara Jonggrang sebagai cerita rakyat dan Candi Prambanan sebagai tempat penyimpanan mitos tersebut 1.4 Penelitian Terdahulu Cerita Rara Jonggrang ini memang menarik untuk diperhatikan, beberapa pemerhati telah menulis tentang cerita ini antara lain: Udasmoro Wening, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dengan topik, Mitos Rara Jonggrang Dalam Babad Prambanan, Tahun Martono, Universitas Tanjungpura, Pontianak dengan topik Misteri Rara Jonggrang, Tahun Turita Indah Setyani, Universitas Indonesia, Depok dengan topik Citra Tokoh Rara Jonggrang dalam Babad Prambanan, Tahun Pendekatan Ilmiah Dalam tulisan ini akan dilakukan pendekatan deskriptif yang sederhana, agar dapat menjawab permasalahan 1.6 Definisi Mitos Menurut Danandjaja (1984: 20) cerita rakyat adalah suatu karya sastra yang lahir dan berkembang dalam masyarakat tradisional dan disebarkan dalam bentuk relatif tetap, atau dalam bentuk baku disebarkan diantara kolektif tertentu dalam jangka waktu yang lama 1.7 Ringkasan Cerita Rara Jonggrang Konon di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Baka dan Kerajaan Pengging. Kerajaan Baka adalah negara yang mempunyai banyak penduduk, dalam Kerajaan Baka terdapat sesosok wanita cantik, putri dari Raja yang bernama Rara Jonggrang yang mempunyai ayah bernama Prabu Baka. Prabu Baka dibantu oleh seorang Patih untuk memimpin Kerajaan Baka yang bernama Patih Gupala yang juga raksasa. Kerajaan Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh
7 seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki putra bernama Raden Bandung Bondowoso yang gagah perkasa dan sakti. Kerajaan Baka mempunyai tujuan ingin memperluas daerah kekuasannya dan merebut kerajaan Pengging, Prabu Baka bersama Patih Gupala melatih balatentara dan menarik pajak dari rakyat, untuk membiayai perang. Setelah persiapan matang, Prabu Baka beserta tentaranya menyerbu kerajaan Pengging. Pertempuran meletus di kerajaan Pengging. Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Prabu Damar Maya mengutus putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso dapat mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Baka untuk memberitahu putrinya Rara Jonggrang kalau ayahnya sudah tiada. Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupala sampai ke Negara Baka sampai pada akhirnya bertemu dengan Rara Jonggrang dan Bandung Bondowoso pun jatuh cinta kepadanya. Bermacam-macam cara dipikirkan oleh Rara Jonggrang untuk menolak pinangan dari Bandung Bondowoso, sampai pada akhihrnya Rara Jonggrang meminta untuk dibuatkan 1000 candi dalam waktu semalam saja. Bandung Bondowoso menyanggupinya, akan tetapi Rara Jonggrang mencuranginya agar 1000 candi itu tidak dapat terwujud. Bandung Bondowoso murka kepada Rara Jonggrang dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi Candi yang ke (Soemanto, 2003: 28) 2. Cerita Rara Jonggrang Setiap daerah pasti mempunyai cerita rakyat. Masing-masing cerita daerah juga mempunyai nilai sastra dan sejarahnya. Cerita rakyat memiliki nilai sejarah yang terkandung dalam cerita tersebut. Kebanyakan orang menceritakan dongeng sewaktu kecil. Baik dongeng dari kebudayaannya atau dongeng dari kebudayaan lain. Banyak pendapat dari tiap orang untuk menginterpretasikannya. Tentunya didalam banyak cerita-cerita rakyat atau dongeng mempunyai ajaran/tuntunan untuk kita sebagai pembaca melakukan suatu pekerjaan yang baik dan benar. Dongeng yang menceritakan suatu kejadian yang terjadi karena ulah atau perbuatan yang tidak baik kepada orang lain, bahkan kepada kedua orang tuanya sendiri. Cerita daerah Rara Jonggrang sendiri adalah cerita rakyat dari Pulau Jawa tepatnya Jawa Tengah, kota Prambanan. Dongeng Rara Jonggrang adalah contoh dimana perbuatan seorang Putri Raja yang sebenarnya baik hati, akan tetapi karena mempunyai dendam peribadi mejadikan Putri yang baik hati menjadi seseorang yang licik. Rara Jonggrang menjadi orang yang licik karena orang tuanya dibunuh oleh Ksatria yang sedang jatuh cinta kepadanya. Hal tersebut yang membuat Rara Jonggrang menjadi berang dan
8 membuat buta akan banyak hal yang tidak semestinya ia lakukan kepada Ksatria tersebut. 2.1 Analisis Tokoh Menurut Sudjiman (1988: 17-18) berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapat dibedakan tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran pemimpin disebut tokoh utama atau protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita, ia bahkan menjadi pusat sorotan dalam kisahan Berdasarkan rumusan tersebut, penokohan dalam cerita Rara Jonggrang dapat dibedakan Tokoh Utama : Rara Jonggrang (Putri yang baik hati) Tokoh Bawahan : Bandung Bondowoso (Satria yang sakti) 2.2 Latar Cerita Rara Jonggrang Abrams (1971: 157) menyatakan bahwa latar dari karya naratif atau drama adalah tempat secara umum dan waktu historis tindakan terjadi. Berdasarkan teori tersebut, latar dalam cerita Rara Jonggrang dapat dilihat dalam tabel berikut: Latar Tempat Deskripsi Kerajaan Baka Negara yang menjadi tempat tinggal Rara Jonggrang Kerajaan Pengging Negara yang subur, makmur dan masyur Kerajaan Baka Prabu Baka dan Patih Gupala melatih pasukannya untuk menyerang Negara Pengging Medan Pertempuran Peperangan terjadi antara Kerajaan Baka dan Kerajaan Pengging. Prabu Baka tewas ditangan Bandung Bondowoso
9 Kerajaan Baka Patih Gupala menceritakan tentang tentang kematian Prabu Baka kepada Rara Jonggrang. Bandung Bondowoso bertemu dan langsung jatuh cinta kepada Rara Jonggrang pada pandangan pertama Area Perkomplekan Candi Prambanan Bandung Bondowoso dicurangi oleh Rara Jonggrang, dan Bandung Bondowoso marah, sehingga Rara Jonggrang dikutuk menjadi candi yang ke Alur Cerita Rara Jonggrang Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi (2002:113) menjelaskan bahwa alur adalah struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebbut untuk mencapai efek artistik tertentu. Peristiwa-peristiwa cerita (alur) dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah laku dan sikap tokoh-tokoh utama cerita. Peristiwa dan alur dalam cerita Rara Jonggrang dapat dilihat dalam tabel berikut: Peristiwa Alur Deskripsi Negara Baka Deskripsi Negara Pengging Kerajaan Baka melatih para bala tentaranya untuk berperang Peperangan antara Kerajaan Baka dan Kerajaan Pengging
10 Patih Gupala membawa kabar duka Komplek percandian Berdasarkan terori tersebut dapat diketahuhi bahwa cerita Rara Jonggrang mempunyai alur maju setiap peristiwanya. 2.4 Pesan dalam cerita rakyat Rara Jonggrang Pesan moral dalam cerita rakyat Rara Jonggrang ini dapat di tari dari bagian : Bagian awal ketika pasukan Prabu Baka ingin menguasai Pengging: Tentunya sebagai manusia tidak dianjurkan untuk serakah, ingin menguasai banyak daerah demi keuntungan pribadi dan untuk memamerkan kesaktian. Bagian tengah ketika Rara Jonggrang marah terhadap Bandung Bondowoso yang sedang mempertahankan tanah kelahirannya (Pengging): Membenci sesorang tidak dianjurkan tanpa alasan yang jelas, harus kita menelisik dahulu sesuatu apa yang bisa kita jadikan alasan untuk membenci seseorang tersebut. Bagian akhir pada saat Rara Jonggrang mencurangi Bandung Bondowoso: Sebagai manusia makhluk sosial sama sekali tidak diperkenankan mencurangi seseorang dengan cara apapun. Ketika orang lain menjahati hendaknya jangan kita membalas kejahatan, cukup tuhan saja yang membalasnya. Kesimpulan Sebagai manusia tentunya tidak dianjurkan untuk serakah, ingin menguasai banyak daerah demi keuntungan pribadi dan untuk memamerkan kesaktian seperti Prabu Baka yang mempunyai ambisi untuk menguasai banyak negara. Sifat Rara Jonggrang yang membenci sesorang tanpa alasan juga tidak dianjurkan, apalagi alasannya bukan suatu alasan yang jelas, seharusnya kita telisik terlebih dahulu sesuatu apa yang bisa kita jadikan alasan untuk membenci seseorang tersebut. Sebagai manusia makhluk sosial sama sekali tidak diperkenankan mencurangi seseorang dengan cara apapun. Ketika orang lain menjahati hendaknya jangan kita membalas kejahatan, cukup tuhan saja yang membalasnya.
11 Daftar Pustaka : Soemanto, Bakdi (2003) Buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta, Yogyakarta Danandjaja, James (1984: 20) Floklor Indonesia, Riau Nurgiyantoro, Burhan (2002: 113) Teori Pengkajian Fiksi,Yogyakarta Sudjiman, Panuti (1988: 17-18) Memahami Cerita Rekaan, Jakarta Abrams, (1971: 157) A Glossary of Literary Terms, New York Refrensi Internet : ( Pukul : 12.20)
Asal Mula Candi Prambanan
Asal Mula Candi Prambanan Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 2.1.1 Kepustakaan dan Website Data yang diambil berasal
Lebih terperinciBAB 5. Hasil & Pembahasan Desain
BAB 5 Hasil & Pembahasan Desain 5.1. Karakter Karakter yang ada di buku ini antara lain : 1. Roro Jonggrang Roro Jonggrang adalah seorang gadis yang cantik sekali, hingga siapapun yang melihatnya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan dari berbagai etnik. Warisan kebudayaan yang disampaikan secara turun menurun dari mulut kemulut secara lisan biasa disebut
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN No:
LAMPIRAN 1 35 SURAT KETERANGAN No: Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD N Jatimulyo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati menerangkan dengan sesungguhnya bahwa: Nama : Sukarti NIM : 262010645 Alamat
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA CEKAK DONGENGE PAKDHE BAB LENDHUT LAPINDO
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA CEKAK DONGENGE PAKDHE BAB LENDHUT LAPINDO JURNAL HARYO SUNDARU 0906641730 \ FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA SASTRA DAERAH UNTUK SASTRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang kolektif bersifat tradisional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang kolektif bersifat tradisional yang berbentuk lisan atau contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau pembantu pengingat.
Lebih terperinciKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno KELOMPOK 4 : ADI AYU RANI DEYDRA BELLA A. GHANA N.P. PUSAKHA S.W.Q (01) (Notulen) (08) (Moderator) (11) (Anggota) (20) (Ketua) Kerajaan Mataram (Hindu-Buddha), sering disebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak
Lebih terperinciPupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara.
RINGKASAN KEKAWIN KRESNAYANA Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. Pupuh 2 (bait 1-8) : Ada suatu kerajaan yang bernama Dwarawati
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)
STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) PERWITA SARI H1F 050070 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS
Lebih terperinciCERITA RAKYAT JAKA BANDUNG: ANALISIS STRUKTURAL LEVI-STRAUSS
CERITA RAKYAT JAKA BANDUNG: ANALISIS STRUKTURAL LEVI-STRAUSS Oleh: Pipit Mugi Handayani e-mail: pipit_handayani@yahoo.co.id Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hasil perbandingan yang dapat diuraikan sebagai berikut: Dalam penokohan beberapa tokoh yang memiliki perbedaan nama di
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, perbandingan, analisis, dan pembahasan dari versi 1 dan versi 2 cerita Anglingdarma seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
Lebih terperinciPepe juga yang membuat secret poison untuk membantu Avril memuaskan dendamnya pada lakilaki yang menorehkan luka dalam hidupnya.
SERPIH hidup ini bagai serpih puzzle setiap serpihnya memiliki cerita tersendiri semuanya terberai dalam satu semesta kita membutuhkan waktu untuk merekatnya ASING. Semua serba asing. Wajah-wajah yang
Lebih terperinciPERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA
Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan karya lisan atau berupa tulisan yang memiliki berbagai ciri, keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan dan keindahan dalam isi dan ungkapannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian sastra lisan sangat penting untuk dilakukan sebagai perlindungan dan pemeliharaan tradisi, pengembangan dan revitalisasi, melestarikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, perfilman animasi pun semakin dibutuhkan dalam pembuatan film film baik dalam film animasi total yang berbentuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah Kempalan Dongeng yang memuat teks Kyai Prelambang dengan bertuliskakan aksara Jawa tidak ditemukan di tempat lain selain
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Poerwadarminta (2003:558), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan
Lebih terperinciChapter V. Summary. Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala
Chapter V Summary Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala sesuatu melalui pengalaman hidup ketimbang terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Manusia saat ini sangat
Lebih terperinciMAHASISWA NASIONAL BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (GEMASTIK)
PROPOSAL GAME DEVELOPMENT CONTEST Membangun EduGame Budaya Nusantara PAGELARAN MAHASISWA NASIONAL BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (GEMASTIK) 2009 LEGENDA GATOTKACA TIM OMONGKOSONG PROGRAM STUDI
Lebih terperinciUNSUR-UNSUR DALAM CERITA FIKSI
UNSUR-UNSUR DALAM CERITA FIKSI Ari Nurhayati, FBS UNY Pelatihan Pengajaran Sastra Inggris bagi Guru-Guru Bahasa Inggris MAN se-diy 26 Juli 2004 A. Pengantar Dalam pembelajaran sastra tidak terkecuali sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teori sastra modern membagi jenis sastra menjadi tiga, yaitu prosa, lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain novel, cerita pendek,
Lebih terperinciUntung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC
Untung Suropati Untung Suropati lahir di Bali pada tahun 1660. Ia hidup pada masa Amangkurat II yang pernah memberikan restu kepadanya untuk menaklukan pasuruan. Menurut Babad Tanah Jawi, semasa kecil,
Lebih terperinciAnalisis Tokoh dan Penokohan dalam Bandha Warisan Antologi Dongeng Jawa
Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Bandha Warisan Antologi Dongeng Jawa Oleh: Kristiyanto Heru P Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Komandantian939@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu karya yang sifatnya estetik. Karya sastra merupakan suatu karya atau ciptaan yang disampaikan secara komunikatif oleh penulis
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam versi tentang folklore Putri Dara Hitam yang di dapatkan oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada akhirnya berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketoprak adalah salah satu bentuk perkembangan drama di Indonesia yang tergolong dalam teater tradisional. Ketoprak adalah sebuah bentuk teater tradisional yang berlakon
Lebih terperinciTeks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh)
Teks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh) Pengertian Teks Sejarah Teks Sejarah merupakan teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat memasuki hutan makin ke dalam makin lebat dan belantara, ada peristiwa suka dan duka, dan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh karena itu, walaupun suatu karya sastra itu berbentuk fiksi, namun persoalan yang disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan adalah suatu karya sastra tradisional yang mempunyai sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh atau pupuh pupuh, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya
Lebih terperincidia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.
PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat
Lebih terperinciASAL MULA NAMA PANTARAN
ASAL MULA NAMA PANTARAN Suatu daearah di kaki Lereng Gunung Merbabu sebelah timur tanahnya berbukit-bukit serta hawanya dingin. Tanahnya yang gembur sehingga subur tanaman yang ada terbentang luas menyelimuti
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengenai kajian novel Misteri Matinya Wanita Simpanan karya S. Mara Gd., dan Kenangan Kematian karya Agatha
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciRaja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan
Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satua merupakan salah satu karya sastra dari kesusastraan Bali purwa (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng (bahasa Indonesia)
Lebih terperinciDESKRIPSI SENDRATARI LEGENDA BOKO. Oleh Supriyadi Hasto Nugroho
DESKRIPSI SENDRATARI LEGENDA BOKO Oleh Supriyadi Hasto Nugroho JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 DESKRIPSI SENDRATARI LEGENDA BOKO A. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.
BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama
Lebih terperinciBAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI
BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciSejumlah rumah sakit yang menggunakan kata tambahan internasional wajib melepaskan embelembel tersebut.
1. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MEMAHAMI INFORMASI DALAM BENTUK RANGKUMAN, TEKS BERITA, SLOGAN, DAN POSTERLatihan Soal 9.1 Perhatikan teks di bawah ini! Sejumlah rumah sakit yang menggunakan kata
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6
SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,
Lebih terperinciMEMBANGUN APLIKASI VISUAL NOVEL MENGGUNAKAN REN PY (Studi Kasus: Cerita Candi Prambanan)
MEMBANGUN APLIKASI VISUAL NOVEL MENGGUNAKAN REN PY (Studi Kasus: Cerita Candi Prambanan) Wempi Indra B, Rahadian Kurniawan, S. Kom., M.Kom, Zainudin Zukhri, ST.,M.I.T Jurusan Teknik Informatika Fakukultas
Lebih terperinciCANDI PRAMBANAN.
CANDI PRAMBANAN LETAK Perbatasan 2 propinsi 17 Km sebelah timur kota Yogyakarta 13 km dari Klaten menuju barat pada jalur jalan ke Yogyakarta PEMBANGUN Berdasarkan Prasasti Ciwagrha berangka tahun 856
Lebih terperinciLEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU
LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan, maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan. Sang dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INSTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SEMPARUK
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INSTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SEMPARUK Riski Puspita Sari, Martono, Agus Wartiningsih Program Studi Pend. Bahasa Indonesia, FKIP Untan Pontianak Email:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil
252 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil pembahasan penelitian pada Bab IV mengenai cerita drama atau lakon seni tarling di Kabupaten Indramayu,
Lebih terperinciAGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa
AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa CIPANAS PRESS 2014 Diterbitkan oleh Cipanas Press (STT Cipanas) Jl. Gadog I/36 Cipanas Cianjur 43253 Jawa Barat Indonesia Cetakan
Lebih terperinciNILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH
E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tempat wisata, meliputi wisata alam, budaya hingga sejarah ada di Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di daerah
Lebih terperinciMATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam
Lebih terperinciJURNAL. SKRIPSI PENCIPTAAN SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1 Program Studi Televisi dan Film
JURNAL Penulisan Skenario Film Televisi Adaptasi Legenda Candi Prambanan NANDI dengan Menerapkan Alur Multiplot Tipe Concentric Plot SKRIPSI PENCIPTAAN SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan analisis struktur ketiga cerita Sage yaitu Kobold in
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan analisis struktur ketiga cerita Sage yaitu Kobold in der Mühle, der Kobold, dan der Bauer mit seinem Kobold dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Tokoh
Lebih terperinciANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA
ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA e-journal Oleh: GUNTUR SAPUTRA NIM 120388201226 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinci1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa
301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada
Lebih terperinciYAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung MODUL 2 BAHASA INDONESIA XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH :
YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 MODUL 2 BAHASA INDONESIA TEKS CERITA SEJARAH DAN CERPEN SEJARAH XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH : Dra. M.M. Lies Supriyantini 1 TEKS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciASPEK BUDAYA DAN RELGI DALAM CERITA RAKYAT CANDI CETHO DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR DAN
ASPEK BUDAYA DAN RELGI DALAM CERITA RAKYAT CANDI CETHO DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAK AT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Desain Stage Properti Tari Kreasi Baru Satrianing Ganesha PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn DIPENTASKAN PADA PARADE GONG KEBYAR DEWASA DUTA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. orang yang memiliki ciri-ciri pengenal kebudayaan yang membedakannya dari
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cerita Rakyat Cerita rakyat merupakan bagian folklore, yang dimaksud adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal kebudayaan yang membedakannya dari kelompok
Lebih terperinciANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI E-JOURNAL
ANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI E-JOURNAL OLEH PARMASARI NIM 080320717168 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSeri Iman Kristen (3/10)
Seri Iman Kristen (3/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : S e t a n Kode Pelajaran : DIK-P03 Pelajaran 03 - S E T A N DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Asal usul Setan 2. Dosa
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan PropinsiJawa Tengah (Yogyakarta: DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan, ),48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warisan bangsa, cerita rakyat menjadi salah satu identitas suatu daerah dimana ia berasal. Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat
Lebih terperinciSIMULASI PSIKOLOGIS NOVEL HANYA NESTAPA. Ni Wayan Ita Lestari. Jurusan Sastra Indonesia FS Unud. Abstract:
1 SIMULASI PSIKOLOGIS NOVEL HANYA NESTAPA Ni Wayan Ita Lestari Jurusan Sastra Indonesia FS Unud Abstract: Freud proposed that the human s psychological takes place mostly in the level of unconsciousness
Lebih terperinciKelas V Semester 1. I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang paling benar!
Kelas V Semester 1 Standar Kompetensi : : Kemampuan memahami: (1) Keragaman kenampakan alam, sosial, budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia; (2) Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu- Buddha,
Lebih terperinciKidung Sunda Pride, Sacrifice, Greed and Love
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Blackadder ITC" yang memiliki cita rasa klasik dan tradisional. Warna yang digunakan adalah Coklat tua.
Lebih terperinciDalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...
Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN
Lebih terperinciNILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPEDOMAN BELAJAR. Menghadapi Raksasa (Pelajaran 1) Ucapkan doa singkat bersama anak-anak sebelum Anda memulai pelajaran.
PEDOMAN BELAJAR Menghadapi Raksasa (Pelajaran 1) Pelajaran 1: Samuel pergi ke Bethlehem Ayat Panduan: 1 Samuel 16: 1 11 Pengajar: Waktu Belajar: 40 menit Tujuan Belajar: Tujuan 1: Agar anak-anak tahu betapa
Lebih terperinciONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )
ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciSEJARAH DAN PENINGGALANNYA
SEJARAH DAN PENINGGALANNYA A. PERIODISASI SEJARAH DI INDONESIA Sejarah manusia di dunia terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman pra sejarah dan zaman sejarah. Zaman pra sejarah adalah zaman di mana manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciPEMBUATAN MOTION COMIC HIKAYAT CANDI PRAMBANAN
PEMBUATAN MOTION COMIC HIKAYAT CANDI PRAMBANAN Micheal Novianto Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Informatika Program Multimedia Michealnovianto91@gmail.com Cerita rakyat adalah sebuah peninggalan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinci