PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEPRIBADIAN TOKOH AKU PADA NOVEL UPACARA KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEPRIBADIAN TOKOH AKU PADA NOVEL UPACARA KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN"

Transkripsi

1 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEPRIBADIAN TOKOH AKU PADA NOVEL UPACARA KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN (Sebuah Kajian Struktural dengan alat bantu Psikologi Behaviour Skinner) Oleh Arif Hidayah PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012

2 Pengaruh Lingkungan Terhadap Kepribadian Tokoh Aku Pada Novel Upacara Karya Korrie Layun Rampan Abstrak Skripsi ini berjudul Pengaruh Lingkungan terhadap Kepribadian Tokoh Aku pada Novel Upacara Karya Korrie Layun Rampan (Sebuah Kajian Struktural dengan Alat Bantu Psikologi Behaviour Skinner). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode strukturalisme dengan menitikberatkan pada kajian penokohan dan latar. Dalam penerapan metode struktural ini digunakan alat bantu psikologi behaviour untuk menguatkan hasil penelitian. Hasil analisis yang didapat adalah kepribadian Tokoh Aku hasil bentukan dari lingkungan dan lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupannya. Lingkungan berperan penting dalam pembentukan kepribadian Tokoh Aku dalam novel karya Korrie Layun Rampan tersebut. Kata kunci: Kepribadian, Lingkungan, Upacara. Pendahuluan Karya sastra merupakan jembatan lintas budaya, suku, agama, dan zaman. Selain itu, karya sastra juga dapat menjadi alat penghubung antarmanusia yang berbeda belahan dunia atau berbeda wilayah. Melalui sastra, kebudayaan suatu wilayah dapat diketahui, kehidupan suatu komunitas masyarakat yang sulit untuk dikunjungi dan jarang terjamah dapat tergambar dengan relatif jelas. Sastra adalah sebuah penggambaran lisan atau pun tertulis tentang kehidupan yang menjadi pengalaman batin manusia. Sastra juga adalah sebuah ekspresi manusia yang berupa pemikiran, pengalaman, dengan menggunakan media bahasa, yang 19 Juli

3 tertuang dalam kata-kata yang menghasilkan rasa indah, bahagia, bahkan sedih. Menurut Sumardjo & Saini K. M. (1988:3), sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran nyata yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dapat menggambarkan pengalaman batin seorang pengarang dengan relatif rinci. Novel adalah cerita rekaan atau fiksi yang dapat merefleksikan batin pengarang, merepresentasikan keadaan masyarakat suatu wilayah, sosial-politik sebuah negara, dan cerita seseorang melalui kacamata seorang pengarang. Menurut Nurgiyantoro (2005:3), fiksi (termasuk di dalamnya novel) memaparkan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Berbagai cerita dalam kehidupan nyata dapat diangkat menjadi sebuah tema yang mendasari terbentuknya sebuah fiksi (cerpen dan novel). Cerita -cerita tentang diri sendiri, kehidupan komunitas, bahkan tentang ketuhanan menurut persepsi pengarang dapat diangkat menjadi sebuah fiksi. Sebuah fiksi semakin berwarna dengan latar belakang cerita yang beragam, seperti cinta, sejarah, sosial-politik, kebudayaan, dan juga kedaerahan. KLR bertutur tentang upacara-upacara Dayak Benouaq sehingga novel ini membantu mereka yang tertarik untuk mengenal Tanah Dayak dan manusianya, berharga bagi para antropolog serta para pencinta Indonesia guna mengetahui keragaman negeri ini. Bahwa Indonesia tidak hanya terdiri dan milik satu dua suku besar, bukan hanya milik satu dua agama utama, tapi seluruh etnik yang ada di kawasan Republik Indonesia. 19 Juli

4 Upacara menceritakan perjalanan Tokoh Aku dari remaja menuju dewasa. Sebuah perjalanan yang membentuk kepribadian Tokoh Aku. Latar kehidupan suku Dayak pada novel ini, seperti adat istiadat, tata nilai, sistem kepercayaan, dan pandangan hidup suku Dayak telah menjadi pembentuk kepribadian Tokoh Aku. Tokoh Aku sangat dekat dengan lingkungan di sekitarnya. Namun, Tokoh Aku kurang percaya terhadap upacara-upacara yang berbau mistis. Muncul pertanyaanpertanyaan pada diri Tokoh Aku terhadap upacara-upacara tersebut Meskipun demikian, Tokoh Aku tidak bisa lepas dari lingkungannya. Lingkungan dalam novel Upacara pun membentuk kepribadian Tokoh Aku. Lingkungan berperan penting dalam pembentukan kepribadian manusia, seperti alam sekitarnya, manusia-manusia yang tinggal berdekatan atau masyarakat sekitar (teman, tetangga, dan orangtua), dan gejala-gejala yang terjadi pada kehidupan sekitar -positif maupun negatif-, berpengaruh pada kepribadian seseorang. Menurut Skinner dalam Koeswara (1991:77), individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point yang terbentuk oleh faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas, yang secara bersama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut. Kehidupan dan keseharian sebuah perkampungan suku Dayak di pedalaman Kalimantan menjadi stimulus bagi kepribadian tokoh aku. Tokoh aku belajar dari apa yang dirasakan dan dilihatnya di sekitar lingkungannya. Lingkungan tersebut berupa kehidupan tokoh dengan sekitar sosialnya. Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh Tokoh Aku membentuk kepribadian tokoh aku dalam novel Upacara karya KLR. Sifat yang terdapat pada tokoh aku adalah hasil bentukan dari lingkungan sekitarnya, baik stimulus positif maupun negatif. Stimulus-stimulus yang berupa kehidupan lingkungannya menjadikan Tokoh Aku mempunyai sikap yang sama dengan masyarakat tempatnya tinggal. 19 Juli

5 Dengan berpijak pada teori psikologi behaviour Skinner tersebut, akan dipaparkan pengaruh lingkungan terhadap pembentukan kepribadian tokoh aku pada novel Upacara karya KLR. Dengan langkah awal, menggunakan analisis struktural yang akan memaparkan struktur yang terkandung pada novel ini. Pembahasan Novel merupakan salah satu bentuk karya fiksi yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang membentuk cerita. Unsur-unsur cerita terbentuk oleh tema, yang menjadi dasar dari sebuah cerita. Rangkaian tersebut ialah latar, tokoh, alur, dan, sudut pandang. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Tema adalah makna tersembunyi di balik sebuah cerita dan juga sebagai tujuan pengarang untuk menyampaikan sesuatu pesan dalam karyanya. Menurut Stanton dan Kenny dalam Nurgiyantoro (2005:67), tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Alur atau plot adalah unsur yang penting dalam sebuah karya fiksi. Salah satu unsur pembangun cerita yang dapat dijadikan sebagai kekuatan novel untuk mencapai efek estetis. Penokohan termasuk unsur penting dalam karya fiksi, sama halnya dengan alur atau plot. Jones dalam Nurgiyantoro (2005:165) menyatakan, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan. Penokohan adalah gambaran tentang tokoh cerita yang ada di dalam karya fiksi, yang relatifnya berkaitan dengan watak tokoh cerita tersebut. Membaca sebuah novel akan dihadapkan dengan lokasi tertentu seperti nama kota, desa, jalan, penginapan dan lain-lain tempat terjadinya peristiwa. Selain itu, akan berhubungan dengan waktu seperti tahun, bulan, pagi, siang, atau pun kejadian yang menyaran pada waktu tertentu. Hal-hal tersebut dapat disebut latar. Sudut pandang atau point of view adalah sudut dari mana pengarang bercerita, dapat dipandang sebagai tokoh cerita, dan juga dapat dipandang sebagai pencerita. Strukturalisme merupakan teori penelitian sastra yang berkaitan dengan linguistik, yang esensinya adalah bahwa segala hal tidak dapat dipahami secara 19 Juli

6 terpisah dari hal lain. Strukturalisme mempresentasikan bahwa keutuhan makna tergantung pada koherensi unsur karya sastra. Setiap struktur teks sastra akan bermakna jika berkaitan dengan struktur lainnya. Hubungan tersebut dapat berupa paralelisme, pertentangan inversi, dan kesetaraan yang dapat menghadirkan makna secara keseluruhan (Endraswara, 2003:50). Kemunculan psikologi behaviour di awali dengan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap pemikir-pemikir rasioanalisme yang mengeluarkan pernyataan bahwa pada diri manusia terdapat sebuah benda yang berdiri sendiri yang membentuk perilaku manusia tersebut. Seorang rasionalis akan bertahan pada pendapat bahwa cara-cara yang tepat untuk memahami tingkah laku manusia adalah mempelajari pikiran. Dimulai oleh Descartes ( dalam McLeish, 1986:ix) yang menyatakan bahwa dari dalam diri mahluk hidup, manusia khususnya, terdapat sebuah proses internal yang erat sangkut pautnya, bahkan yang sangat mungkin menjadi penyebab timbulnya tingkah laku. Dengan kata lain, perkataan, tingkah laku, perbuatan atau perilaku seseorang disebabkan oleh sesuatu esensi dari manusia itu sendiri. Sumbangan yang diberikan Skinner kepada behaviorisme adalah teori yang didasarkan pada cara kerja yang menentukan (operant conditioning). Setiap mahluk hidup pasti selalu berada dalam proses melakukan sesuatu terhadap lingkungannya, yang dalam artian sehari-hari berarti dia hidup di dalam dunia dan melakukan apa yang dituntut oleh hakikat alamiah. Selama melakukan proses operasi ini, mahluk hidup tersebut pasti menerima stimulus-stimulus tertentu, yang disebut stimulus yang menggugah. Stimulus-stimulus tersebut berdampak pada meningkatnya proses cara kerja yang menentukan tadi, yaitu perilaku-perilaku yang muncul karena adanya stimulus yang menggugah. Sebuah perilaku pasti melahirkan konsekuensikonsekuensi tertentu, dan konsekuensi ini akan mengubah kecenderungan mahluk hidup untuk mengulangi perilaku yang sama setelah itu dari segi maksud dan tujuannya (Boeree, 2008:228). Berdasarkan pandangan teori Skinner, proses pembentukan tingkah laku pada manusia umumnya bersifat alami, karena memang 19 Juli

7 terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku anak melalui pendidikan dalam keluarga, oleh orang tua. Seorang anak dibentuk tingkah lakunya oleh orang tuanya, seperti: kebiasaan makan, tidur, berbahasa, sosialisasi, dan sebagainya. Ditinjau dari dari berbagai masalah, bisa disimpulkan tema dari novel Upacara adalah sebuah cita-cita untuk mengubah nasib. Alur cerita yang digunakan oleh pengarang dalam novel Upacara pada dasarnya menerapkan alur maju. Walau ada beberapa peristiwa yang diceritakan dengan menerapkan alur mundur dengan tujuan memberi suspene dan kejutan yang terdapat pada setiap bab dan sub-babnya agar cerita lebih menarik. Namun, alur maju lebih dominan pada novel Upacara. Pengarang menampilkan beberapa tokoh dalam novel Upacara. Pada novel tersebut Tokoh Aku menjadi tokoh utama, tokoh sentral yang menjadi pusat perhatian dalam novel Upacara tersebut. Pengarang memunculkan beberapa tokoh tambahan untuk membantu jalan cerita Tokoh Aku. Tokoh tambahan tersebut antara lain, Waning, Ifing, Rie, dan Tuan Smith. Tokoh-tokoh tambahan tersebut mempunyai peran penting dalam novel Upacara, karena lebih banyak muncul dalam cerita dibandingkan dengan tokoh tambahan yang lain. Sementara itu, ada beberapa tokoh tambahan yang pemunculannya hanya ditulis sepintas oleh pengarang. Tokoh-tokoh tersebut termasuk sebagai tokoh sederhana dan tokoh statis. Tokoh-tokoh tersebut adalah Ayah, Ibu, Paman Jomoq, Paman Tunding, dan Kak Usuk. Berikut adalah pemaparan watak dari tokoh-tokoh yang menonjol dalam novel Upacara. Dalam menentukan latar yang terdapat di dalam novel Upacara, penulis mengklasifikasikan latar ke dalam tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tempat yang menjadi latar utama dalam novel Upacara adalah sebuah perkampungan suku Dayak di pedalaman Kalimantan, bernama desa Rinding. Desa Rinding dikelilingi gunung, hutan, dan berada di pinggir sungai pedalaman. Latar waktu dalam novel Upacara diawali pada pagi hari. Namun, pengarang lebih dominan bercerita dengan mengambarkan suasana pagi dan malam hari. Pengarang menyebutkan keadaan 19 Juli

8 waktu yang terjadi pada cerita. Sehingga pembaca bisa langsung mengetahui waktu peristiwa dalam cerita terjadi. Ditinjau dari segi sosial, novel Upacara berlatarkan lingkungan yang memegang teguh dan taat pada adat istiadat. Adat istiadat menjaga dan mengikat para warga lamin. Adat istiadat yang ada dalam novel Upacara menanamkan hidup gotong royong dan kebersamaan yang kuat. Sehingga sikap gotong royong dan kebersamaan tertanam pada setiap warga lamin. Segala masalah yang datang silih berganti akan dihadapi bersama oleh warga lamin. Rasa kebersamaan dan sikap gotong royong yang ada di dalam lingkungan tersebut tertanam juga pada diri Tokoh Aku. Pada novel Upacara pengarang menggunakan sudut pandang persona pertama atau lebih sering disebut dengan sudut pandang akuan. Seperti yang telah dipaparkan pada bab dua. Sudut pandang persona pertama tersebut adalah sudut pandang yang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, baik bersifat batiniah, dalam diri sendiri mapun fisik yang hubungannya dengan sesuatu di luar dirinya. Faktor sosial dalam novel Upacara berperan dalam terbentuknya kepribadian Tokoh Aku. Seperti yang telah dijelaskan pada bab tiga, pada bagian latar sosial, keadaan sosial pada novel Upacara sangat memegang teguh tradisi dan taat kepada adat istiadat. Keadaan sosial tersebut memengaruhi Tokoh Aku dalam menjalani hidupnya terutama pada kepribadiannya. Sementara itu, sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang berkenaan dengan masyarakat (2007:1085). Lalu, masyarakat menurut Gillin adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan (carapedia.com). Faktor Sosial yang menjadi penguatan kepribadian Tokoh Aku ada dua bagian, yaitu adat istiadat dan sistem kepercayaan. Dua hal tersebut yang menjadi penguatan bagi terbentuknya kepribadian Tokoh Aku. Masyarakat Desa Rinding dalam novel Upacara memiliki tradisi, sikap, dan perasaan saling memiliki antar anggotanya yang telah ada sejak dahulu. Hal-hal tersebut ada dan turun-temurun pada setiap generasi. 19 Juli

9 Sikap tersebut terbentuk oleh adat istiadat yang ada pada lingkungan masyarakat Desa Rinding. Adat istiadat adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh masyarakat dari zaman dahulu atau telah ada sejak nenek moyangnya. Kebiasaan-kebiasaan tersebutlah yang membentuk sikap-sikap masyarakat Desa Rinding. Masyarakat Desa Rinding memegang teguh adat istiadat yang ada di lingkungannya sejak dahulu. Adat istiadat yang dipegang teguh tersebut di antaranya menghasilkan sikap kebersamaan dan mandiri. Masyarakat Desa Rinding mempunyai sistem kepercayaan yang sudah lama diyakini dan sangat sulit untuk diubah. Para misionaris yang datang ke Desa Rinding pun tidak dapat mengubah sistem kepercayaan pada diri masyarakat desa Rinding. Sistem kepercayaan yang ada dalam masyarakat Desa Rinding memberi penguatan bagi kehidupan dan kepribadian Tokoh Aku. Manusia adalah organisme yang memperoleh pembendaharaan tingkah laku melalui belajar. Salah satu faktor untuk manusia dalam memperoleh pembendaharaan tingkah lakunya adalah lingkungan. Lingkungan berpengaruh besar dalam pembentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan dapat dijadikan dasar analisis untuk sebuah pertanyaan, mengapa seseorang mempunyai tingkah laku seperti itu? Demikian pun dengan tingkah laku atau perilaku tokoh aku pada novel Upacara. Tokoh aku belajar (melihat dan merasakan) dari lingkungan dan lingkungan membentuk perilaku tokoh aku. Lingkungan tersebut berupa kehidupan sosial yang terdapat dalam novel Upacara. Kehidupan sosial yang ada dalam novel Upacara yaitu tradisi atau adat istiadat yang dimiliki desa Rinding dan juga Sistem Kepercayaan di kampung tempat Tokoh Aku tinggal pada novel Upacara. Dua hal tersebut berperan penting dalam membentuk kepribadian Tokoh Aku dan menjadi penguatan yang memengaruhi kepribadian Tokoh Aku. Adat istiadat adalah kebiasaan yang dilakukan sejak dahulu kala dan telah menjadi suatu aturan di sebuah daerah atau kelompok. Adat istiadat sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Begitu pun pada novel Upacara, adat istiadat 19 Juli

10 sangat erat dengan kehidupan masyarakat desa Rinding. Tokoh Aku sangat dekat dengan lingkungannya dan mempunyai hubungan erat dengan masyarakat desa Rinding dan mendapat pembendaharaan kepribadian atau perilaku dari masyarakat desa Rinding terutama dari adat istiadat daerah tersebut. Lingkungan dan adat istiadat yang berlaku pada masyarakat desa Rinding telah men-stimulus kepribadian tokoh aku. Lingkungan dan adat istiadat yang terkandung dalam novel Upacara berpengaruh besar bagi kepribadian tokoh aku. Lingkungan tempat seseorang tinggal dapat melatarbelakangi kepribadiannya, begitu pun yang terjadi pada tokoh aku. Sikap-sikap khas pada masyarakat desa Rinding tertanam juga pada Tokoh Aku. Hal tersebut membuktikan bahwa faktor sosial dalam lingkungan terutama adat istiadat yang menjadi stimulus bagi Tokoh Aku telah membentuk kepribadian Tokoh Aku. Lingkungan pada novel Upacara berpengaruh besar dalam kehidupan dan kepribadian Tokoh Aku. Pengaruh lingkungan yang besar tersebut membuat Tokoh Aku menjadi produk dari lingkungan tersebut. Sikap kebersamaan dan mandiri yang dimiliki Tokoh Aku adalah hasil dari lingkungan. Dalam novel Upacara, pengarang menceritakan seorang Tokoh Aku yang kurang percaya terhadap hal mistis. Sistem kepercayaan yang ada pada masyarakat Desa Rinding yang menjadi lingkungan tempat Tokoh Aku hidup sangat dekat dengan hal-hal mistis. Dari berbagai peristiwa yang ada dalam novel Upacara selalu dikaitkan dengan hal-hal mistis oleh masyarakat desa Rinding. Seperti pada peristiwa tokoh Waning yang meninggal karena dimakan buaya, masyarakat desa Rinding meyakini bahwa Waning telah diambil oleh dewa air atau ketika masyarakat sedang dalam kesusahan dan masyarakat meyakini bahwa desanya sedang mendapat kutukan dari dewa, lalu untuk mengusir kutukan tersebut masyarakat meyakini harus melakukan sebuah upacara, yaitu upacara nalin taun, upacara persembahan kepada dewa. Hal-hal tersebut tidak dapat dipercaya oleh Tokoh Aku meskipun pada akhirnya seperti kutukan kepada desa berhasil masyrakat usir dengan upacara yang dilakukan atau seorang warga yang sakit bisa sembuh hanya dengan sebuah upacara 19 Juli

11 yang dilakukan oleh dukun desa. Lingkungan dalam novel Upacara tersebut memberi penguatan-penguatan yang membentuk kepribadian Tokoh Aku. Respon-respon dari Tokoh Aku tersebut memperkuat pandangan Agen eksternal yang disampaikan oleh Skinner dalam teorinya, bahwa lingkungan tempat seseorang hidup memberi pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan dan kepribadiannya. Agen eksternal pada novel Upacara tersebut sangat memengaruhi kehidupan dan kepribadian Tokoh Aku. Tokoh Aku adalah hasil dari bentukan lingkungan tempat ia berada. Tokoh Aku adalah sebuah produk dari lingkungan tempat ia tinggal, yaitu desa Rinding. Kepribadian Tokoh Aku terbentuk oleh lingkungannya, oleh faktor sosial terutama adat istiadat yang ada dalam masyarakat desa Rinding. Adat istiadat yang pada dasarnya telah mempunyai aturan atau hukum yang tidak kasatmata dalam setiap kelompok, memang wajib diikuti oleh setiap individu yang ada dalam kelompok tersebut. Begitu pula dengan Tokoh Aku, meskipun Tokoh Aku mempertanyakan bahkan menyangsikan tentang perlunya melakukan upacara tersebut, tetapi Tokoh Aku tetap melakukan upacara tersebut. Keraguan yang ada dalam diri Tokoh Aku, tidak membuat Tokoh Aku menghindari atau menolak upacara yang harus dilakukannya. Tokoh Aku tetap mengikuti adat istiadat yang ada dalam masyarakat desa Rinding, karena agen eksternal pada novel Upacara tersebut telah membentuk atau bahkan mengatur kehidupan dan kepribadian Tokoh Aku. Simpulan Dalam novel Upacara karya Korrie Layun Rampan kehidupan Tokoh Aku sangat dekat dengan lingkungannya, terutama dengan warga Desa Rinding. Tokoh Aku hidup dalam lingkungan yang memegang teguh adat istiadat dan memiliki sistem kepercayaan yang sangat diyakini oleh setiap warga Desa Rinding. Hal tersebut memunculkan sikap khas yang dimiliki oleh setiap warga Desa Rinding. Begitu pula dengan Tokoh Aku yang memiliki sikap khas tersebut. 19 Juli

12 Sikap khas tersebut yang ada pada setiap warga Desa Rinding adalah sikap kebersamaan dan kemandirian. Tokoh Aku pun memiliki sikap kebersamaan dan kemandirian tersebut. Sikap khas tersebut terbentuk oleh adat istiadat yang ada di lingkungan Tokoh Aku. Berbagai bentuk adat istiadat yang ada di lingkungannya terutama masyarakat Desa Rinding membentuk kepribadian Tokoh Aku sehingga Tokoh Aku memiliki sikap yang dimiliki oleh masyarakat Desa Rinding, yaitu kebersamaan dan kepribadian. Lingkungan tempat Tokoh Aku hidup berperan penting dalam membentuk kepribadiannya. Lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan Tokoh Aku. Hal tersebut terbukti pada peristiwa Tokoh Aku yang melaksanakan sebuah upacara yang sangat kental dengan hal mistis. Tokoh Aku yang pada awalnya kurang paham dengan hal-hal mistis yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Desa Rinding, bahkan menampik dengan hal-hal seperti itu, pada akhirnya Tokoh Aku tidak bisa menolak ketika lingkungannya menyarankan agar Tokoh Aku melaksanakan upacara berbau mistis tersebut. Tokoh Aku tetap melaksanakan upacara tersebut. Hal tersebut telah menegaskan pendapat dari seorang tokoh psikologi behaviour yaitu, Skinner. Skinner berpendapat bahwa lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian manusia. Manusia adalah produk dari sebuah lingkungan tempat ia berada. Dengan kata lain, Tokoh Aku adalah produk dari lingkungan tempat ia hidup, yaitu lingkungan masyarakat Desa Rinding. Daftar Sumber Barry, Peter Beginning Theory: Pengantar Komprehensif Teori Sastra dan Budaya. (Terj. Harviyah Widiawati dan Evi Setyarini). Yogyakarta: Jalasutra. Boeree, C. George Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismashopie. 19 Juli

13 Endraswara, Suwardi Metode Penelitian Psikologi Sastra-Teori, Langkah dan Penerapannya. Yogyakarta: MedPress. Jabrohim Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya. Koeswara. E Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal dan Willem G. Weststeijn Tentang Sastra. (Terj. Akhadiati Ikram). Jakarta: Intermasa. McLeish, John Behaviorisme Sebagai Psikologi Perilaku Modern. (Terj. A. Latief Zachri). Bandung: Tarsito. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pradopo, Rachmat Djoko Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rampan, Korrie Layun Upacara. Jakarta: Grasindo. Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode, dan Tehnik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Selden, Raman Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. (Terj. Rachmat Djoko Pradopo). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M Apresiasi Kesusateraan. Jakarta: PT Gramedia. Teeuw, A Sastera dan Ilmu Sastera. Bandung: Pustaka Jaya. 19 Juli

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. Hj. Yusida Gloriani dan Siti Maemunah Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dilihat sebagai dokumen sosial budaya. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Enik Kuswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam versi tentang folklore Putri Dara Hitam yang di dapatkan oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada akhirnya berhasil

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan analisis data, hasil analisis, dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, bahwa cerpen-cerpen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sejak lahir diciptakan sebagai makhluk sosial, yang artinya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam aktivitas

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu karya yang sifatnya estetik. Karya sastra merupakan suatu karya atau ciptaan yang disampaikan secara komunikatif oleh penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil dari perenungan dan imajinasi, selain itu juga berdasarkan yang diketahui, dilihat, dan juga dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ABSTRAK Oleh: Ngismatul Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia fua.pradipta@yahoo.com.

Lebih terperinci

REPRESENTASI NILAI-NILAI DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

REPRESENTASI NILAI-NILAI DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA REPRESENTASI NILAI-NILAI DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAYU ARDIANTORO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI Oleh: DINO PURBO CAHYANTO NIM 09340044 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan pada hakikatnya merupakan wujud dari upaya manusia dalam menanggapi lingkungan secara aktif. Aktif yang dimaksud adalah aktif mengetahui bagaimana persoalan-persoalan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Wujud konflik yang terjadi dalam naskah drama Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap representasi kemiskinan dalam novel Jatisaba karya Ramayda Akmal, akhirnya sampailah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA SKRIPSI. Oleh : JANA SISWANTO

ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA SKRIPSI. Oleh : JANA SISWANTO ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Oleh : JANA SISWANTO 07340070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Angga Hidayat Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI anggadoanx10@rocketmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Adi Nugroho Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210 SILABUS MATA KULIAH KAJIAN PROSA FIKSI IN 210 Dosen Pengampu Mata Kuliah: Drs Memen Durachman, M.Hum. Halimah, M.Pd. JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) PERWITA SARI H1F 050070 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap suku atau masyarakat di tanah air

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUSYAHID CINTA KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUSYAHID CINTA KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUSYAHID CINTA KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Novi Dwi Setianis Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa. Karya sastra merupakan pengungkapan baku dari apa telah disaksikan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tradisi lisan merupakan obyek kajian yang cukup kompleks. Kompleksitas kajian tradisi lisan, semisal upacara adat dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah JURNAL PENELITIAN ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL PUSARAN ARUS WAKTU KARYA GOLA GONG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON)

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON) PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON) OLEH ANGGOTA TEATER KAMPUS DI KOTA PADANG (TINJAUAN RESEPSI SASTRA) Oleh: Alvin Sena Bayu Prawira ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

MASALAH KEJIWAAN TOKOH JALESWARI DALAM NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) Oleh: Melya Deviona Iswan ABSTRAK

MASALAH KEJIWAAN TOKOH JALESWARI DALAM NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) Oleh: Melya Deviona Iswan ABSTRAK MASALAH KEJIWAAN TOKOH JALESWARI DALAM NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) Oleh: Melya Deviona Iswan ABSTRAK Perkembangan penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran

Lebih terperinci