PENGGUNAAN STIMULATOR DALAM PENENTUAN TAHANAN KAPAL MELALUI UJI MODEL
|
|
- Verawati Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGGUNAAN STIMULATOR DALAM PENENTUAN TAHANAN KAPAL MELALUI UJI MODEL Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar, Sulsel Telp/Fax: sunarto_kapal9uh@indosat.net.id Abstrak Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan pengujian model kapal di towing tank dimana model yang digunakan tanpa dilengkapi stimulator di haluan kapal. Secara umum prosedur dalam melakukan uji model kapal, dan dalam memperkirakan tahanan kapal yang sebenarnya berdasarkan hasil percobaan, diasumsikan bahwa model tersebut berada dalam aliran yang sepenuhnya turbulen. Karena itu saat percobaan harus benar-benar diusahakan agar bentuk aliran air di towing tank adalah turbulen. Jadi dalam pengujian model kapal perlu dilengkapi dengan stimulator yang dipasang di haluan kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui besar tahanan kapal pada percobaan model kapal dengan menggunakan stimulator pada model dengan bulbous bow dan tanpa bulbous bow, dan mengetahui besar daya efektif yang dibutuhkan oleh kapal antara model yang menggunakan stimulator dan tanpa stimulator. Metode yang digunakan adalah penentuan tahanan kapal melalui percobaan model di towing tank, dengan menggunakan model dengan bulbous bow dan tanpa bulbous bow yang masing-masing dilengkapi dengan stimulator. dan membandingkannya dengan hasil penelitian terdahulu dengan menggunakan model yang sama tanpa stimulator. Adapun hasilnya adalah perbandingan tahanan pada percobaan model tanpa bulbous bow, untuk model yang menggunakan stimulator rata-rata lebih besar 34% dari model tanpa stimulator, sedang model dengan bulbous bow pada percobaan dengan stimulator rata-rata lebih besar 28%. Daya efektif kapal untuk percobaan model bulbous bow dengan stimulator rata-rata lebih besar 34% jika dibandingkan dengan model bow tanpa stimulator, sedangkan daya efektif kapal untuk model tanpa bulbous bow pada percobaan model dengan stimulator lebih besar 37% dari percobaan tanpa stimulator. Kata Kunci: tahanan, stimulator, model kapal PENDAHULUAN Pada kenyataannya kapal yang berlayar dilaut memiliki tahanan berupa fluida, dimana tahanan sangat erat hubungannya dalam pencapaian kecepatan kapal yang diinginkan. Jika suatu benda diletakkan di dalam aliran akan timbul aliran laminar atau turbulen. Faktor yang menentukan laminar atau turbulennya suatu aliran adalah fluida, kecepatan, bentuk dan ukuran benda yang diletakkan di dalam aliran. Bentuk aliran yang umum terjadi adalah aliran turbulen, di mana bila kecepatan bertambah aliran akan berubah dari laminar ke turbulen pada angka Reynold yang tinggi (Rn= ). Dalam percobaan model, aliran di suatu daerah yang tak diketahui pada model dapat saja bersifat laminar yang berarti bahwa kecepatan percobaan tidak sebaik yang diinginkan, sehingga pada percobaan model terjadi pada angka Reynolds yang relative rendah. Secara umum prosedur dalam melakukan uji model kapal, dan dalam memperkirakan tahanan kapal yang sebenarnya berdasarkan hasil percobaan, diasumsikan bahwa model tersebut berada dalam aliran yang sepenuhnya turbulen. Karena itu harus benar-benar diusahakan agar aliran tersebut turbulen. Angka Reynolds local pada haluan model kapal mempunyai harga yang rendah dan di situ terdapat gradient tekanan yang negatif, sehingga kemungkinan terjadi aliran laminar atau sebagian laminar sangatlah besar. Oleh karena itu dalam percobaan model pada tangki percobaan sedapat mungkin dijadikan turbulen dengan pembuatan usikan turbulensi tiruan yang disebut Stimulator yang diletakkan 5% di belakang linggi haluan. Salah satu jenis stimulator ini berupa sisir dengan gigi yang diatur pada jarak yang sama. Karena adanya pemisahan aliran pada sisir tersebut, maka timbul arus ikut yang mengulak dan turbulen di daerah yang akan di lalui model. Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan ISBN : TP7-1
2 Penggunaan Stimulator dalam Penentuan Pada penelitian terdahulu, Menurut Rosmani (2010), pengurangan tahanan kapal dengan menggunakan maxsurf untuk model dengan bulbous bow lebih kecil 15,8% dari model tanpa bulbous bow, dan melalui percobaan model tanpa stimulator besarnya tahanan daya efektif kapal untuk model dengan bulbous bow lebih kecil 10,7 % dari model tanpa bulbous bow. Menurut Renaldy, (2010), pada percobaan model kapal tanpa stimulator di tangki percobaan, bahwa kapal yang dilengkapi dengan bulbous bow membutuhkan daya efektif lebih kecil 15 % dari kapal tanpa bulbous bow. Tahanan Kapal Pada dasarnya tahanan kapal dibagi menjadi dua yaitu tahanan yang berada di atas permukaan air dan tahanan yang berasal dari bawah permukaan air. Tahanan yang di atas permukaan air adalah yang bekerja pada bagian badan kapal yang kelihatan di atas permukaan air, disini pengaruh adanya udara yang mengakibatkan timbulnya hambatan. Komponen tahanan yang bekerja pada kapal dalam gerakan mengapung di air adalah: a. Tahanan gesek (Friction resistance); timbul akibat kapal bergerak melalui fluida yang memiliki viskositas seperti air laut, fluida yang berhubungan langsung dengan permukaan badan kapal yang tercelup sewaktu bergerak akan menimbulkan gesekan sepanjang permukaan tersebut, inilah yang disebut sebagai tahanan gesek. Tahanan gesek terjadi akibat adanya gesekan permukaan badan kapal dengan media yang di lalulinya. Oleh semua fluida mempuyai viskositas, dan viskositas inilah yang menimbulkan gesekan tersebut. Penting tidaknya gesekan ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis fluida dan konfigurasi fisik atau pola alirannya (flow pattern). Viskositas adalah ukuran tahanan fluida terhadap gesekan bila fluida tersebut bergerak. Jadi tahanan Viskos (R V) adalah komponen tahanan yang terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh viskos. Tahanan gesek ini dipengaruhi oleh Angka Reynold (R n ), Koefisien gesek (C f ), dan Rasio kecepatan dan panjang kapal (S lr ). b. Tahanan sisa (Residual Resistance); didefinisikan sebagai kuantitas yang merupakan hasil pengurangan dari hambatan total badan kapal dengan hambatan gesek dari permukaan kapal. Hambatan sisa terdiri dari ; 1. Tahanan gelombang (Wake Resistance) 2. Tahanan udara (Air Resistance) 3. Tahanan bentuk c. Tahanan tambahan (Added Resistance); Tahanan ini mencakup tahanan untuk korelasi model kapal. Hal ini akibat adanya pengaruh kekasaran permukaan kapal, mengingat bahwa permukaan kapal tidak akan pernah semulus permukaan model. Tahanan tambahan juga termasuk tahanan udara, anggota badan kapal dan kemudi. Komponen Tahanan tambahan terdiri dari: 1. Tahanan anggota badan (Appendages Resistance) 2. Tahanan kekasaran 3. Hambatan kemudi (Steering Resistance) Bulbous Bow Bulbous adalah suatu bentuk konstruksi haluan yang berbentuk bulat telur yang ditempatkan pada linggi haluan bagian depan. Perbandingan model percobaan menunjukkan bahwa sebuah kapal yang dilengkapi dengan Bulbous Bow dapat membutuhkan sedikit daya pendorong dan memiliki ketahanan yang jauh lebih baik karakteristik dari kapal yang sama tanpa menggunakan Bulbous Bow. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Wigley bahwa Bulbous Bows ini cocok dan memberikan keuntungan bilamana: Perbandingan antara kecepatan dan akar panjang berkisar antara 0,80-1,90 Posisi bulbous dan proyeksi ujungnya lebih panjang dari garis tegak depan Bagian atas dari bulbous bow tidak boleh mendekati permukaan air. Namun dari penelitian-penelitian lebih lanjut tepatnya pada tahun 1956 yang dikembangkan dari Grena bahwa ternyata untuk kapal yang mempunyai harga froud dapat dipakai bulbous bows. ISBN : Group Teknik Perkapalan Volume 6 : Desember 2012 TP7-2
3 PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK v 1 v 0 p o p 1 Gambar 1. Perubahan Aliran Gelombang akibat Penggunaan Bulbous Bow Untuk menentukan ukuran dari Bulbous Bows ini didasarkan dari beberapa faktor, yaitu jenis kapal, daerah pelayaran kapal, kelangsingan kapal serta ukuran dari kapal itu sendiri. Menurut Mitsiu Eng and Ship Building Co,Ltd. (1985), memberikan rumus pendekatan sebagai berikut: a B = 0,04 + 0,07 B (1) L B = (3,1 1,3E)%L (2) E = (B/L)/(1,3(1 C b ) + 0,031 LCB) (3) dimana, a B adalah luas bulbous bow, L B adalah panjang bulbous bow dan E adalah angka penunjuk. Ukuran dari bulbous bow ini biasanya dinyatakan dalam bentuk harga perbandingan atau persentase antara luas Bulbous terhadap luas penampang tengah kapal. Menurut Scheenluth (1987), pada menyarankan bahwa panjang bulbous bows dari garis tegak depan berkisar 20% dari lebar kapal dan tidak boleh melebihi dari panjang forecastle deck. a. Pengaruh Bulbous Bow Pada Karakteristik Kapal Pengaruh Bulbous Bow dapat memberikan dampak dalam mendesain kapal, konstruksi kapal, pembuatan kapal dan pengoperasian kapal yang berkaitan dengan karakteristik seakeeping, tahanan dalam berlayar, karakteristik propulsi, effective drag, trim dan lain-lain. Gambar 2. Perbandingan Tahanan (dengan Bulbous Bow dengan tanpa Bulbous Bow) Aliran Laminar dan Turbulen Aliran fluida terdapat dua jenis yaitu: 1. Aliran laminar; Dalam aliran laminar, fluida bergerak sebagai sejumlah laminasi atau lapisan. Semua lapisan tersebut tidak saling memotong dan membaur tetapi saling bergesekan pada kecepatan relatif yang bervariasi dalam penampang aliran. Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan ISBN : TP7-3
4 Penggunaan Stimulator dalam Penentuan GARIS LINTASAN Aliran Laminer Aliran Turbulen Gambar 3. Aliran Laminar dan Turbulen 2. Aliran turbulensi; Dalam aliran turbulen, komponen kecepatan fluida mempunyai fluktuasi yang tak menentu. Aliran tersebut terpotong dan fluidanya terbaur dalam gerakan ulakan (edging motion). Kecepatan aliran harus dipandang sebagai harga rata-rata kecepatan partikel. Stimulasi Turbulensi Secara umum dalam melakukan percobaan model kapal, untuk memperkirakan tahanan kapal yang sebenarnya berdasarkan hasil percobaan diasumsikan bahwa model kapal berada dalam aliran yang sepenuhnya turbulen. Oleh karena itu harus diusahakan agar aliran di dalam tangki percobaan adalah turbulen. Cara untuk menimbulkan turbulensi (teknik stimulasi turbulensi) adalah: a. Pembuatan turbulensi tiruan dengan tingkat turbulensi yang tinggi di air yang dilalui model. Stimulator ini dapat berbentuk sisir dengan gigi yang diatur pada jarak yang sama, berbentuk batang bundar dengan diameter yang kecil kira-kira 1 mm. atau berupa tabir (screen) yang terbuat dari anyaman kawat. Karena adanya pemisahan aliran pada batang atau kawat tersebut, maka akan timbul arus ikut yang mengulak dan turbulen di daerah yang akan dilalui model. b. Pembuatan usikan turbulen (Turbulent disturbances) tiruan di lapisan batas pada model. Teknik stimulator jenis yang paling banyak digunakan dalam percobaan model. Bahan yang sering digunakan adalah lajur (strip) pasir, batang kawat, atau paku cemat. - Strip pasir yang digunakan terdiri dari pasir dengan butiran yang agak kasar dan ditempelkan pada haluan model - Pemasangan strip pasir ini biasa juga diletakkan 5% di belakang linggi haluan dengan posisi vertikal - Penggunaan batang kawat dengan diameter kira-kira 1 mm. dan dipasang 5 % di belakang linggi haluan - Sejumlah stud atau paku semat (pin) terbuat dari silinder bundar yang mempunyai garis tengah kirakira 3 mm dan tinggi yang kecil juga kira-kira 3 mm. dipasang tegak lurus permukaan lambung dengan jarak yang sama yaitu 25 mm Batang Gambar 4. Turbulensi Tiruan di dalam Lapisan Batas pada Model Kapal ST 19 Model Kapal Dalam pembuatan model kapal harus memenuhi Hukum perbandingan sebagai berikut: 1) Kesamaan Geometris Kondisi geometris yang dapat terpenuhi dalam suatu percobaan model hanya kesamaan geometris dimensidimensi linier model, misalanya: Hubungan antara kapal dan model dinyatakan dengan λ dimana: ISBN : Group Teknik Perkapalan Volume 6 : Desember 2012 TP7-4
5 PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK λ = L S L m = B S B m = T S T m (4) dimana, = Skala perbandingan L s, L m = Panjang kapal, panjang model (m) B s, B m = Lebar kapal, lebar model (m) T s, T m = Sarat kapal, sarat model (m) Kesamaan geometris juga menunjukkan hubungan antara model dan tangki percobaan, Harvald: B m < 1/10 B tangki T m < 1/10 T tangki 2) Kesamaan Kinematis Kesamaan kinematis antara model dan kapal lebih menitikberatkan pada hubungan antara kecepatan model dengan kecepatan kapal sebenarnya. Dengan adanya skala yang menunjukkan hubungan antara kecepatan model dan kecepatan kapal yang sebenarnya maka dapat dikatakan bahwa kesamaan kinematis bisa terpenuhi. F r = V m gl m = V s gl s (5) dimana, F r = Angka Froude V s, V m = Kecepatan kapal, kecepatan model (m/dt) g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt 2 ) 3) Kesamaan Dinamis Gaya gaya yang bekerja berkenaan dengan gerakan fluida sekeliling model dan kapal pada setiap titik atau tempat yang bersesuaian harus mempunyai besar dan arah yang sama, dalam hal ini kesatuan harga Reynold yang menggambarkan perbandingan gaya-gaya inersia dengan viskositas: Re = V ml m v = V sl s v (6) dimana, Re v = Angka Reynold = Viskositas kinematis fluida (m 2 /dt) = 1,1883 x 10-6 (m 2 /dt) Dengan demikian jika diinginkan tercapainya kesamaan dinamis disamping kesamaan geometris dan kesamaan kinematis, maka angka Reynold untuk model harus sama dengan angka skala penuh. Penentuan Tahanan kapal Tahanan model kapal adalah merupakan fungsi dari ukuran pokok, kecepatan kapal dan bentuk dari badan kapal itu sendiri. Langkah-langkah dalam perhitungan tahanan model dan tahanan kapal hasil percobaan laboratorium adalah sebagai berikut: a. Perhitungan Koefisien tahanan Tahanan total model merupakan jumlah antara tahanan sisa dan tahanan gesek. R t = R f + R r (7) Tahanan total berbanding lurus dengan kecepatan dan luas Permukaan Bidang Basah. R t = 1/2 ρ m V m 2 S C tm (8) Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan ISBN : TP7-5
6 Penggunaan Stimulator dalam Penentuan dimana, m = Massa jenis fluida (kg.dt 2 /m 4 ) V m = Kecepatan model (m/s) S m = Luas bidang basah model (m 2 ) R tm = Hambatan total model (kg) = Koefisien hambatan total C tm b. Tahanan Gesek Koefisien tahanan gesek model dan kapal dapat dihitung dengan menggunakan rumus: - koefisien tahanan gesek model: C fm = 0,075 (Log10Rem 2) 2 (9) - koefisien tahanan gesek kapal: C fk = 0,075 (Log10Rek 2) 2 (10) c. Tahanan Sisa Koefisien tahanan sisa dapat diketahui dengan memperkurangkan antara koefisien tahanan total dengan koefisien tahanan gesek: C rm = C tm C fm (11) Koefisien tahanan sisa model dan kapal adalah sama untuk angka Froude yang sama. C rk = C rm (12) d. Tahanan Total Kapal Koefisien tahanan total model adalah jumlah antara koefisien tahanan gesek dan koefisien tahanan sisa serta koefisien kekasaran kulit sebesar 0,0004. C tf = C fk + C rk + C kulit (13) Jadi tahanan total kapal dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R t = 1/2 ρ V 2 S C tk (14) dimana, = Massa jenis fluida (104,51 kg.dt 2 /m 4 ) V = Kecepatan kapal (m/s) S = Luas bidang basah kapal (m 2 ) C t = Koefisien tahanan e. Perhitungan EHP Besarnya daya efektif kapal yaitu: EHP = R T V s (kw) (15) 75 Towink tank Towing tank umumnya digunakan untuk mengetes tahanan dengan menggunakan model yang bergerak dalam tangki pada kecepatan tertentu sepanjang tangki. Ada 2 (dua) tipe towing tank yakni sebagai berikut: ISBN : Group Teknik Perkapalan Volume 6 : Desember 2012 TP7-6
7 PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK 1) Towing Tank dengan kereta penarik Model dikemudikan oleh mesin dan dilengkapi dengan penarik yang berlawanan arah dengan model yang berada di bawahnya. Kereta penarik tersebut membawa alat yang dapat mengukur dan mencatat kecepatan pelayaran dan tahanan model yang bergerak di air. 2) Towing Tank dengan beban atau gravitasi Tangki ini dilengkapi dengan tali(senar) yang mengelilingi rol atau katrol, masing-masing saling berlawanan pada ujung katrol. Salah satu katrol bertindak sebagai pengemudi dan lainnya sebagai pengikat atau pengantar. Katrol pengemudi ini mempunyai poros pada axisnya, proyeksi, proyeksi dari poros pada kedua sisinya. Salah satu sisi poros menahan tali pengikat system pemberat dan yang lainnya menahan bobot lawan. Tahanan dapat diketahui dengan menggunakan sistem pembebanan dengan memakai gaya pemberat melalui katrol, dimana pembebanan pada piringan bobot mula lebih berat dari bobot lawan. Apabila model yang ditarik bergerak pada kecepatan konstan di bawah gaya ini, maka gaya tersebut sama dengan tahanan total model pada kecepatan tersebut. Tipe semacam inilah yang digunakan pada percobaan model dalam penentuan tahanan Analisis dan Bahasan Model kapal yang digunakan dalam percobaan adalah model yang dilengkapi dengan bulbous bow dan tanpa bulbous bow dan telah diuji sebelumnya dengan percobaan tanpa menggunakan stimulator. Adapun ukuran dan perbandingan skala sesuai pada tabel 1. Tabel 1. Ukuran utama kapal sampel dan model kapal Ukuran Satuan Kapal Model Kapal Tangki Percobaan Panjang Lunas m 10,55 0,44 18,0 Panjang Lbp m 10 0,425 - Lebar m 2,85 0,12 - Tinggi m 0,89 0,036 1,75 Sarat m 0,60 0,025 1,20 Dislpasmen ton 7,187 0,533 - Kecepatan knot 6 1,22 - Luas bidang basah m 2 14,296 0, Data Hasil Percobaan Model Percobaan model dilakukan dengan beberapa variasi kecepatan yang sama untuk kedua model. Masing-masing model dilengkapi stimulator dengan ukuran gigi 0,5 cm. dan diletakkan 5% dari linggi haluan. Besarnya tahanan model sama dengan besarnya penambahan beban awal pada setiap percobaan penarikan model untuk setiap variasi kecepatan yaitu sebesar 100 gram. Setiap pembebanan dilakukan percobaan sebanyak 3 kali dan penambahan beban dilakukan sebanyak 7 kali. Kecepatan kapal diperoleh dari rata-rata waktu yang ditempuh oleh model pada masing-masing variasi pembebanan. Besarnya kecepatan dari hasil percobaan baik model dan kapal tercantum pada tabel 2. Dan pada tabel tersebut terlihat bahwa besar tahanan model kapal yang sama dengan bentuk model yang menggunakan Bulbous Bow dan tanpa Bulbous Bow terjadi perubahan kecepatan, di mana kecepatan model tanpa Bulbous Bow lebih kecil dari model dengan Bulbous Bow. Berdasarkan kecepatan model dari hasil percobaan, maka kecepatan kapal dapat diketahui melalui kesamaan Froude. Besarnya tahanan kapal dapat diketahui berdasarkan kecepatan kapal untuk kedua model pada setiap variasi pembebanan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 2. Kecepatan Model dan Kapal No. Kecepatan Model (m/dt) Kecepatan Kapal (m/dt) Tahanan Tanpa Dengan Tanpa Dengan (kg) Bulbous Bow Bulbous Bow Bulbous Bow Bulbous Bow 1 0,1 0,711 0,783 3,485 3, ,2 0,839 0,888 4,108 4, ,3 0,983 1,044 4,816 5, ,4 1,141 1,220 5,590 5,977 Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan ISBN : TP7-7
8 Penggunaan Stimulator dalam Penentuan Tabel 2. Kecepatan Model dan Kapal (lanjutan) No. Kecepatan Model (m/dt) Kecepatan Kapal (m/dt) Tahanan Tanpa Dengan Tanpa Dengan (kg) Bulbous Bow Bulbous Bow Bulbous Bow Bulbous Bow 5 0,5 1,260 1,316 6,171 6, ,6 1,348 1,444 6,602 7, ,7 1,444 1,596 7,076 7,817 Sumber: Hasil olahan data Tabel 3. Hubungan Kecepatan dan Tahanan untuk Model dan Kapal Tanpa Bulbous Bow Bulbous Bow No Model Kapal Model Kapal Kecepatan Tahanan Kecepatan Tahanan Kecepatan Tahanan Kecepatan Tahanan (knot) (Newton) (knot) (Newton) (knot) (Newton) (knot) (Newton) 1 0,711 1,039 3, ,783 1,052 3, ,839 2,043 4, ,888 2,053 4, ,983 3,054 4, ,044 3,068 5, ,141 4,074 5, ,220 4,095 5, ,260 5,088 6, ,316 5,104 6, ,348 6,095 6, ,444 6,126 7, ,444 7,107 7, ,596 7,160 7, Sumber: Hasil analisis data Tabel 4. Hubungan antara Kecepatan dan Tahanan kapal Tahanan Kapal (N) Kecepatan Dengan Stimulator Tanpa Stimulator (knot) Tanpa Bow Dengan Bow Tanpa Bow Dengan Bow Sumber: Hasil analisis data Gambar 5. Kurva Tahanan dan Kecepatan Kapal Stimulator tanpa Bow Stimulator dengan Bow Tanpa Stimulator dan Bow Tanpa stimulator dengan Bow ISBN : Group Teknik Perkapalan Volume 6 : Desember 2012 TP7-8
9 PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Tabel 5. Hubungan antara Kecepatan dan Daya Efektif Kapal No Daya Efektif Kapal (HP) Kecepatan Tanpa Stimulator Dengan Stimulator (Knot) Tanpa Bow Dengan Bow Tanpa Bow Dengan Bow 1 4,0 0,25 1,3 0,9 2 4,5 0,53 0,25 1,8 1,4 3 5,0 0,88 0,58 2,8 2,3 4 5,5 1,28 0,97 3,8 3,2 5 6,0 1,85 1,45 5,0 4,3 6 6,5 2,60 2,07 6,7 5,8 7 7,0 3,47 2,73 8,6 7,3 Sumber: Hasil Analisis Data Gambar 9. Kurva Daya Efektif dan Kecepatan Kapal EHP TANPA STIMULATOR DAN BOW EHP DGN BOW TANPA STIMULATOR ehp stimulator tanpa bow ehp stimulator dengan bow Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa, Perbedaan kecepatan antara model dengan bulbous bow ratarata lebih besar 6,6 % dari model tanpa bulbous bow, Sehingga pada kecepatan yang sama, besarnya tahanan kapal untuk model yang menggunakan bulbous Bow rata-rata lebih kecil 18 % dibandingkan dengan model tanpa Bulbous Bow. Perbandingan tahanan pada percobaan model tanpa bulbous bow, untuk model yang menggunakan stimulator rata-rata lebih besar 34% dari model tanpa stimulator, sedang model dengan bulbous bow, untuk percobaan dengan stimulator rata-rata lebih besar 28%. Besar daya efektif kapal pada kecepatan 6 knot untuk model bulbous bow adalah 4,3 HP atau lebih kecil 17 % dari model tanpa bulbous bow yang besarnya 5 HP. Pada penelitian terdahulu (Rosmani, 2010), untuk model yang sama tetapi tidak menggunakan stimulator di haluan kapal, di mana besar tahanan kapal untuk model dengan bulbous bow rata lebih keci 28% dari model yang dilengkapi dengan stimulator dan model tanpa bulbous bow rata-rata lebih kecil 34%. Daya efektif kapal untuk percobaan model bulbous bow dengan stimulator rata-rata lebih besar 34% jika dibandingkan dengan model bow tanpa stimulator, sedangkan daya efektif kapal untuk model tanpa bulbous bow pada percobaan model dengan stimulator lebih besar 37% dari percobaan tanpa stimulator. Hasil analisis diperoleh, bahwa besar daya efektif kapal yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 6 knot adalah 4,3 HP untuk model dengan bulbous bow dan 5 HP untuk model tanpa bulbous bow SIMPULAN 1. Besar tahanan kapal melalui percobaan model kapal di towing tank dengan menggunakan stimulator untuk kapal dengan bulbous bow rata-rata lebih kecil 18 % dari model tanpa bulbous bow. 2. Perbandingan tahanan pada percobaan model tanpa bulbous bow, untuk model yang menggunakan stimulator rata-rata lebih besar 34% dari model tanpa stimulator, sedang model dengan bulbous bow, untuk percobaan dengan stimulator rata-rata lebih besar 28%. Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan ISBN : TP7-9
10 Penggunaan Stimulator dalam Penentuan 3. Besar daya efektif kapal yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 6 knot pada percobaan dengan stimulator untuk model bulbous bow lebih besar 34% dari percobaan model tanpa stimulator, sedang model tanpa bulbous bow lebih besar 37%. DAFTAR PUSTAKA Ardianti, (2009), Karakteristik Geometri Kapal Ikan Produksi Desa Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Skripsi tidak dipublikasikan, Jurusan Perkapalan FT UH. Makassar. Bagus, (2009), Resistance Test Alternative Design of Traditional Purse - Seine Boat, Prosiding Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA) ITS Surabaya. David, G.,M., Watson, (1998), Practical Ship Design. Van Manen, J.,D., & A.,J.,W., Lap, (1956), Fundamental of Ship Resistance and Propulsion, The Netherland Society of Engineers and Ship Builders. Guldhamer, H.,E., & Sv.Aa. Harvald., (1974), Ship Resistance, Akademisk Forlag Copenhagen. Hasbullah, Mansyur, (1987), Studi Pemanfaatan Bulbous Bow untuk mengurangi Tahanan Total Kapal, Marine Science and Technology Faculty, Tokai University, Jepang. H., Schneekluth, (1987), Ship Design for Efficiency and Economy, Butterworth & Co (Publisher) Ltd. Jusuf, Sutomo, oleh Sv.Aa. Harvald, (1992), Tahanan dan Propulsi Kapal, Airlangga University Press., Surabaya. Muhammad, A.,H., dkk., (2010), Pengaruh Bulbous Bow terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional, Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar. Rosmani, (2010), Analisis Daya Efektif Kapal KM. Baji Pa mai melalui Uji Model pada Towing Tank, Makassar. Traung, Jan-Alof, (1955), Fishing Boats of the World 1, Italy. Traung, Jan-Alof, Fishing Boats of the World 2, England. Samaluddin, (2010), Pengaruh Penggunaan Bulbous Bow Dalam Studi Tahanan Kapal Layar Motor Tradisional di Kawasan Indonesia Timur, Thesis tidak dipublikasikan, Jurusan Perkapalan FT - UH, Makassar. Suhardi, (2010), Estimasi Daya Efektif Kapal Ikan KM. Baji Pa mai Menggunakan Uji Model, Skripsi tidak dipublikasikan, Jurusan Perkapalan FT - UH, Makassar. ISBN : Group Teknik Perkapalan Volume 6 : Desember 2012 TP7-10
STUDI PENGARUH SUDUT PENYIMPANGAN HALUAN KAPAL LAYAR MOTOR TRADISONAL MELALUI UJI MODEL
PRO S ID IN G 20 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI PENGARUH SUDUT PENYIMPANGAN HALUAN KAPAL LAYAR MOTOR TRADISONAL MELALUI UJI MODEL Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl.
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH BENTUK BULBOUS BOW TERHADAP TAHANAN KAPAL LAYAR MOTOR TRADISIONAL MELALUI UJI MODEL SKRIPSI
STUDI PENGARUH BENTUK BULBOUS BOW TERHADAP TAHANAN KAPAL LAYAR MOTOR TRADISIONAL MELALUI UJI MODEL SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Perkapalan
Lebih terperinciPengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional
Prosiding Penelitian Teknologi Kelautan 2010 Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, 13 Juli 2010 Pengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional Andi Haris
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL
PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL Jurusan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea Makassar,
Lebih terperinciPREDIKSI TAHANAN KAPAL CEPAT DOLPIN DENGAN METODE EKSPERIMEN
PREDIKSI TAHANAN KAPAL CEPAT DOLPIN DENGAN METODE EKSPERIMEN Rosmani, A. Haris Muhammad, Muh. Algan Prog. Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Lebih terperinciANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD
ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD Oleh Achmad Irfan Santoso 1), Irfan Syarif Arief ST, MT 2), Ir. Toni Bambang Musriyadi, PGD. 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE
ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE Muhammad Helmi 1), Nurhasanah 1), Budhi Santoso 1) 1) Jurusan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis Email :
Lebih terperinciAnalisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13 Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Prasetyo Adi dan
Lebih terperinciANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR Prasetyo Adi Dosen Pembimbing : Ir. Amiadji
Lebih terperinciHUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin
Lebih terperinciAliran Turbulen (Turbulent Flow)
Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
Lebih terperinciPerhitungan Wave Making Resistance pada Kapal Katamaran dengan Menggunakan CFD
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 212) ISSN: 231-9271 G-3 Perhitungan Wave Making Resistance pada Kapal Katamaran dengan Menggunakan CFD Ludi Nooryadi, Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa
KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Dalam operasinya di laut, suatu kapal harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan kecepatan dinas (Vs) seperti yang direncanakan. Hal ini mempunyai arti bahwa, kapal haruslah
Lebih terperinciStudi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-346 Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull Mochamad Adhan Fathoni, Aries
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. displacement dari kapal tersebut. Adapun hasil perhitungan adalah : 2. Coefisien Blok (Cb) = 0,688
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Hidrostatika Kapal Tunda Sesuai dengan gambar rencana garis dan bukaan kulit kapal tunda TB. Bosowa X maka dapat dihitung luas garis air, luas bidang basah,
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu
Lebih terperinciSurjo W. Adji. ITS Surabaya
Surjo W. Adji Dept. of Marine Engineering ITS Surabaya S.W. Adji 2009 1. UMUM Secara garis besar antara Tahanan Kapal (Ship Resistance) dan Propulsi Kapal (Ship Propulsion) memiliki hubungan yang sangat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR
ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciUSAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.
USAHA DAN ENERGI Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. SOAL - SOAL : 1. Pada gambar, kita anggap bahwa benda ditarik sepanjang jalan oleh sebuah gaya 75
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Pengaruh Panjang, Letak dan
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN SISTEM PROPULSI DARI SCHOTTLE MENJADI TWIN SCREW PADA KAPAL PENUMPANG KMP NIAGA FERRY II
FIELD PROJECT ANALISA PERUBAHAN SISTEM PROPULSI DARI SCHOTTLE MENJADI TWIN SCREW PADA KAPAL PENUMPANG KMP NIAGA FERRY II INDRA ARIS CHOIRUR. R 6308030015 D3 Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan
Lebih terperinciREYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4
REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciUSAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.
USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. Impuls dan momentum HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER : Perubahan momentum yang disebabkan
Lebih terperinciBilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-174 Simulasi Penggunaan Fin Undership Terhadap Tahanan dan Gaya Dorong Kapal dengan Metode Analisa CFD Joko Susilo, Agoes
Lebih terperinciBAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis
1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk
Lebih terperinciLaporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN
Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Pengurangan Tekanan pada Katup. Pada bab ini akan dilakukan analisa kebocoran pada power steering system meliputi perhitungan kerugian tekanan yang dialami
Lebih terperinciFLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia
FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke
Lebih terperinciPERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA
PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas
Lebih terperinciKOMPONEN GAYA HAMBATAN KAPAL CEPAT
KOMPONEN GAYA HAMBATAN KAPAL CEPAT Iskendar Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi, Kedeputian Bidang TIRBR, BPPT Abstract Ship resistance is very importance to learn as we need to calculate
Lebih terperinciBAB FLUIDA A. 150 N.
1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan
Lebih terperinciStudi Eksprimental Perancangan Turbin Air Terapung Tipe Helical Blades
Studi Eksprimental Perancangan Turbin Air Terapung Tipe Helical Blades Andi Haris Muhammad, Abdul Latief Had, Wayan Terti Prog. Studi Teknik Sistem Perkapalan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI
KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI Dimas Bagas Prakoso 1), Irfan Syarief Arief ST,MT. 2), 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik
Lebih terperinci2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml
KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciAnalisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Nama : Geraldi Geastio Dominikus NPM : 23412119 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-213 Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar Nur Salim Aris, Indrajaya Gerianto, dan I Made Ariana Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN Metodologi pelaksanaan merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan-tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian
Lebih terperinci2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari
VARIASI JARAK NOZEL TERHADAP PERUAHAN PUTARAN TURIN PELTON Rizki Hario Wicaksono, ST Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ASTRAK Efek jarak nozel terhadap sudu turbin dapat menghasilkan energi terbaik.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II
ABSTRAK RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II Arif Fadillah * ) dan Hadi Kiswanto*) *) Jurusan Teknik Perkapalan, Fak. Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada
Lebih terperinciPenilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat
Penilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat Yuniar E. Priharanto 1, M. Zaki Latif A 2, Djoko Prasetyo 3 Program Studi Mekanisasi Perikanan Politeknik Kelautan Dan Perikanan Sorong
Lebih terperinciInvestigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional *Deni Mulyana, Jamari, Rifky Ismail Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian 3.1 Tahapan Penelitian Studi penelitian yang telah dilakukan bersifat eksperimental di Kolam Gelombang Laboratorium Lingkungan dan Energi Laut, Jurusan Teknik Kelautan FTK, ITS
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciTEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA
TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciTegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan
Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN MEKANIKA
DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan
Lebih terperinciKINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto
KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR Presented by Muchammad Chusnan Aprianto DEFINISI KINEMATIKA DAN DINAMIKA KINEMATIKA Kajian tentang gerak suatu benda atau partikel tanpa disertai penyebab geraknya Studi
Lebih terperinciDESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT
DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT Marcel Winfred Yonatan 1 Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Ricky Lukman Tawekal 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI
ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI Berlian Arswendo A, Wempi Abstrak Pada saat ini sebagian besar nelayan di Indonesia masih menggunakan kapal ikan tradisional.
Lebih terperinciPERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP KINERJA MOTOR INDUK. Thomas Mairuhu * Abstract
PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHAAP KINERJA MOTOR INUK Thomas Mairuhu * Abstract One of traditional wooden ship, type cargo passenger has been changed its form according to the will of ship owner. The
Lebih terperinciKumpulan Soal UN Materi Hukum Newton
Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah
Lebih terperinci9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.
SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning
Lebih terperinciPERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT
PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT Akmal Thoriq Firdaus 1),Agoes Santoso 2),Tony Bambang 2), 1) Mahasiswa : Jurusan
Lebih terperinci1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.
1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram
Lebih terperinciOPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI KAMALUDIN 0706275353 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN DEPOK JUNI
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP POLA ALIRAN DAN POWERING PADA KAPAL PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT
PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP POLA ALIRAN DAN POWERING PADA KAPAL PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT Sahlan 1), Baharuddin Ali 1), Wibowo HN 1), A. Bisri 1), Berlian A. 2) 1 Unit Pelaksana Teknis Balai
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciPublished: ELTEK Engineering Journal, June 2004, POLINEMA
Published: ELTEK Engineering Journal, June 4, POLINEMA APPLICATION OF DC MOTOR AS A PROPELLER MOVER OF TUGBOAT SHIP A.N. Afandi, Senior Member IAEng Power System and Controlling Operation State University
Lebih terperinciTarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????
DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya
Lebih terperinciJenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya
Lebih terperinciMateri Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas
Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian
Lebih terperinciStudi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD
Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Oleh: M. Cahyo Adi N
Lebih terperinciANALISA TAHANAN KAPAL PATROLI X MENGGUNAKAN METODE KOMPUTERISASI
ANALISA TAHANAN KAPAL PATROLI X MENGGUNAKAN METODE KOMPUTERISASI Erik Sugianto 1, Arif Winarno 2 Universitas Hang Tuah Surabaya erik.sugianto@hangtuah.ac.id Abstrak: Tahanan kapal merupakan aspek dasar
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN & ANALISA
BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA 4.1 Data Utama Kapal Tabel 4.1 Prinsiple Dimention NO. PRINCIPLE DIMENTION 1 Nama Proyek Kapal 20.7 CATAMARAN CB. KUMAWA JADE 2 Owner PT. PELAYARAN TANJUNG KUMAWA 3 Class BV
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang
Lebih terperinciAnalisa Hambatan Kapal dengan Bulous Bow dan tanpa Bulbous Bow di Perairan Dangkal. Dr. Ir. I Ketut Suastika, M. Sc.
Analisa Hambatan Kapal dengan Bulous Bow dan tanpa Bulbous Bow di Perairan Dangkal Disusun Oleh Dosen Pembimbing : Cornelius Tony Suteja : Ir. Murdjianto, M.Eng. Dr. Ir. I Ketut Suastika, M. Sc. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM
PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM Daeng PAROKA 1 dan Ariyanto IDRUS 1 1 Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Lebih terperinciBab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase
Bab III HIDROLIKA Sub Kompetensi Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase 1 Analisis Hidraulika Perencanaan Hidraulika pada drainase perkotaan adalah untuk
Lebih terperinciSOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit
Mata Pelajaran Hari / tanggal Waktu SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Petunjuk : a. Pilihan jawaban yang paling benar diantaraa huruf A, B, C, D dan E A. Soal
Lebih terperinciPENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)
PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) OLEH : LUKMAN HIDAYAT NRP. 49121110172 PROGRAM DIPLOMA IV JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.
Lebih terperinciPerhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude
9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciBAB-6 KESIMPULAN 6.2. Interferensi Komponen Hambatan
BAB-6 KESIMPULAN 6.1. Umum Komponen hambatan lambung kapal katamaran memiliki fenomena yang lebih kompleks dibanding dengan monohull, sebab adanya pengaruh interferensi dan interaksi diantara dua lambung
Lebih terperinciPERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR
PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR PENGERTIAN Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Macam Aliran 1. Invisid dan viskos 2. Kompresibel
Lebih terperinciKinematika Sebuah Partikel
Kinematika Sebuah Partikel oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Bahan Kuliah PS TEP oleh Delvi Yanti Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu Statika : Berhubungan dengan kesetimbangan benda dalam keadaan diam
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP
Lebih terperinciPanduan Praktikum 2012
Percobaan 4 HEAD LOSS (KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA LURUS) A. Tujuan Percobaan: 1. Mengukur kerugian tekanan (Pv). Mengukur Head Loss (hv) B. Alat-alat yang digunakan 1. Fluid Friction Demonstrator. Stopwatch
Lebih terperinciFISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES
FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES DISUSUN OLEH Astiya Luxfi Rahmawati 26020115120033 Ajeng Rusmaharani 26020115120034 Annisa Rahma Firdaus 26020115120035 Eko W.P.Tampubolon 26020115120036 Eva Widayanti
Lebih terperinciMEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah
Lebih terperinciK13 Antiremed Kelas 10 Fisika
K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Pengaruh Geometri Lunas Berbentuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciKLASTER TONASE KAPAL FERRY RO-RO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUTUHAN LAHAN PERAIRAN PELABUHAN PENYEBERANGAN
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 KLASTER TONASE KAPAL FERRY RO-RO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUTUHAN LAHAN PERAIRAN PELABUHAN PENYEBERANGAN Syamsul Asri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciSTUDI HAMBATAN DAN KECEPATAN KAPAL TIPE LAMBUNG SERIES 60 DITINJAU DARI TIGA BENTUK HALUAN KAPAL
STUDI HAMBATAN DAN KECEPATAN KAPAL TIPE LAMBUNG SERIES 60 DITINJAU DARI TIGA BENTUK HALUAN KAPAL Purwo Joko Suranto Fakultas Teknik Program Studi Perkapalan UPN Veteran Jakarta email: jekdoank@gmail.com
Lebih terperinci