JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYARAKAT BERBUDAYA BERSIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYARAKAT BERBUDAYA BERSIH"

Transkripsi

1 JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYAR RAKAT BERBUDAYA BERSIH DAN PELAYA ANAN PUBLIK YANG PRIMA RENCANAA STRATEGIS DINAS KEBERSIHAN PROVINSII DKI JAKARTA DINAS KEBERSIHAN PROVINSI DKI JAKARTA JALAN MANDALA V NO 67 CILILITAN BESAR JAKARTAA TIMUR

2 KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengamanatkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) dengan koordinasi badan perencanaan pembangunan daerah. Dokumen renstra berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), serta dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Berdasarkan hal tersebut maka Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta bersama-sama dengan para pejabat struktural dan staf dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta menyusun rencana strategis tahun yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di bidang kebersihan berdasarkan kondisi dan potensi daerah di Provinsi DKI Jakarta. Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Drs. H. Unu Nurdin, M.Si NIP RENCANA STRATEGIS DINAS KEBERSIHAN PROVINSI DKI JAKARTA 2

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... 4 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan... 8 BA B II GAMBARAN PELAYANAN Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sumber Daya Kinerja Pelayanan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Analisis SWOT BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV V ISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Strategi dan Kebijakan Dinas Kebersihan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF...75 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

4 DAFTAR GAMBAR DAN TABEL Gambar II.1 Grafik Kompetensi SDM Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Gambar II.2 Grafik Gender SDM Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tabel II.1 Data Jumlah Kendaraan Angkutan Sampah Dinas Kebersihan Tabel II.2 Data Tempat Penampungan Sementara (TPS) Dinas Kebersihan Tabel II.3 Data Teknis TPST Bantargebang Tabel II.4 Titik 3R di 5 (Lima) Wilayah DKI Jakarta Tabel II.5 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tabel II.6 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tabel II.7 Matrik Analisis SWOT Tabel III.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tabel III.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta terhadap Pencapaian Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Tabel III.3 Permasalahan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian PU Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Tabel III.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Tabel IV.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tabel IV.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tabel VI.1 Indikator Kinerja Sasaran Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Lampiran I. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan 4

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangannya, berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah sesuai dinamika pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra), dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan daerah. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra SKPD merupakan satu dokumen rencana resmi daerah untuk mengarahkan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya dalam jangka waktu 5 tahun ke depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Berdasarkan hal tersebut maka Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta bersama-sama dengan para pejabat struktural dan staf menyusun Rencana Strategis Tahun yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Dinas Kebersihan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di bidang kebersihan berdasarkan kondisi dan potensi daerah di Provinsi DKI Jakarta Landasan Hukum Dasar hukum penyusunan Renstra Dinas Kebersihan mencak up: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5

6 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744); 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung an Hidup; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diatur beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 6

7 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 21/Prt/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (Ksnp-Spp); 17. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5); 18. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 19. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Terpadu; 20. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 21. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 131 tahun 2009 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan; 22. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 956 Tahun 2008 tentang Struktur Program Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Maksud dan Tujuan Secara garis besar maksud dan tujuan Renstra Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, yaitu: 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan rencana pembangunan di bidang kebersihan; 2. Sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta; 3. Sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. 7

8 4. Kontrak kinerja antara Kepala SKPD dengan Gubernur Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Renstra Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun ini terdiri dari 7 (tujuh) bagian sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu: BAB I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Pendahuluan mencakup: Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Sistematik a Penulisan. Gambaran Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta mencakup: Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan, Sumber Daya Dinas Kebersihan, Kinerja Pelayanan Dinas Kebersihan, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kebersihan Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup: Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi dan Penentuan Isu-isu Strategis. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan mencakup: Visi dan Misi Dinas Kebersihan, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan, Strategi dan Kebijakan Dina s Kebersihan. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif. Indikator Kinerja Dinas Kebersihan yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Bab VII Kaidah Pelaksanaan. 8

9 BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Sebagai unsur pelaksana teknis di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan kebersihan demi terciptanya kota Jakarta yang bersih, tertib, indah dan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kebersihan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas Kebersihan; 2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan kebersihan; 3. Pengelolaan sampah padat dan air limbah septik tank; 4. Penyediaan prasarana dan sarana penanggulangan kebersihan; 5. Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kebersihan lingkungan dan pemukiman; 6. Pembinaan pengelolaan sampah padat dan air limbah septik tank; 7. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standarisasi dan/atau perizinan di bidang kebersihan; 8. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kebersiha n; 9. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi kebersihan; 10. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kebersihan; 11. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; 12. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan Dinas Kebersihan; 13. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. Dinas Kebersihan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kebersihan. Dinas Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas Kebersihan dibantu oleh seorang Wakil Kepala Dinas. Dinas Kebersihan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 131 tahun 2009 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan, struktur organisasi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada Lampiran-1.

10 Kepala Dinas Kebersihan Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kebersihan sebagaimana telah ditetapkan oleh Gubernur dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional, melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), dan/atau instansi pemerintah/swasta, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kebersihan Wakil Kepala Dinas Kebersihan Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kebersihan, menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas, membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan koordinasi dengan SKPD, UKPD, dan/atau instansi pemerintah/swasta dan masyarakat, membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang, Suku Dinas, dan Unit Pelaksana Teknis, membantu Kepala Dinas dalam pengembangan sistem pengendalian internal Dinas Kebersihan, memberikan masukan atau pertimbangan kepada Kepala Dinas dalam penetapan kebijakan di bidang kebersihan, melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas dan mewakili Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya. Wakil Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Sekretariat Dinas Kebersihan Sekretariat merupakan Unit Kerja staf Dinas Kebersihan yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas dan berkedudukan di bawah Kepala Dinas serta bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat melaksanakan tugas administrasi Dinas Kebersihan, dan untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi antara lain: 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; 2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; 3. Pengoordinasian penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Rencana strategis Dinas; 4. Pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas oleh Unit Kerja Dinas Kebersihan; 5. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Dinas; 6. Pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis kebersihan; 10

11 7. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Dinas; 8. Pelaksanaan upacara dan pengaturan acara Dinas; 9. Pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kantor, termasuk asrama Dinas; 10. Pengelolaan teknologi informasi Dinas; 11. Pemungutan, pencatatan, penyetoran dan pelaporan penerimaan retribusi kebersihan; 12. Penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan kebersihan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Sekretariat; 13. Pengoordinasian penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Dina s; 14. Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Sekretariat; 15. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat. Sekretaris Dinas membawahi 4 (empat) Kepala Subbagian, yaitu: 1. Subbagian Umum Subbagian Umum merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan administrasi umum Dinas Kebersihan. Subbagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dina s. Subbagian Umum mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat dan kearsipan antara lain meliputi penerimaan, pencatatan, pentaklikan, penomoran, stempel, pendistribusian dan pengiriman surat, serta penyimpanan, penelusuran dan pemeliharaan arsip; d. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; e. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pengelolaan bangunan gedung kantor dan asrama Dinas; f. Melaksanakan kegiatan proses pembangunan bangunan gedung kantor Dinas, asrama Dinas dan pengadaan perlengkapan/peralatan/inventaris kantor; 11

12 g. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan dan perpustakaan Dinas; h. Melaks anakan upacara dan pengaturan acara Dinas; i. Menghimpun, menganalisis, dan mengajukan kebutuhan pengadaan/ pemeliharaan/perawatan perlengkapan/peralatan/inventaris kantor Dinas; j. Menerima, menyimpan dan mendistribusikan perlengkapan/peralatan/ inventaris kantor Dinas; k. Melaksanakan koordinasi penghapusan barang. l. Menyampaikan pencatatan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan barang kepada Subbagian Keuangan untuk dibukukan. m. Menyiapkan bahan laporan Sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Umum. n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Umum. 2. Subbagian Kepegawaian Subbagian Kepegawaian merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Dinas Kebersihan. Subbagian Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Subbagian Kepegawaian mempuny ai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan perencanaan kebutuhan, penempatan, mutasi, pengembangan, pendidikan dan pelatihan pegawai; d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi, pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pelaporan kinerja serta disiplin pegawai; e. Melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan, penghargaan, kenaikan pangkat, cuti, serta pensiun pegawai; f. Menyiapkan dan memproses administrasi pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai dalam dan dari jabatan; g. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan memelihara data, informasi dan dokumen kepegawaian termasuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai; 12

13 h. Menyiapkan bahan laporan Sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Kepegawaian; i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Kepegawaian. 3. Subbagian Program dan Anggaran Subbagian Program dan Anggaran merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan tugas program dan anggaran Dinas Kebersihan. Subbagian Program dan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Subbagian Program dan Anggara n mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menghimpun bahan dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), serta menghimpun Rencana Strategis Dinas; d. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; e. Menerima, meneliti dan memproses permohonan penerbitan/pencetakan Surat Perintah Membayar (SPM); f. Memberikan bimbingan dan konsultasi teknis penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan laporan (kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) terhadap Uni t Kerja Dinas; g. Menghimpun bahan dan menyusun laporan kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas Dinas; h. Pengelolaan teknologi informasi bidang kebersihan; i. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksan aan Anggaran (DPA) Sekretariat; j. Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Sekretariat; k. Menyiapkan bahan laporan sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Program dan Anggaran. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan Subbagian Program dan Anggaran. 13

14 4. Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Dinas Kebersihan. Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Subbagian Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan penatausahaan keuangan Dinas; d. Menerima, meneliti dan memproses Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan Bendaha ra; e. Menerima dan meneliti/menguji kelengkapan persyaratan tagihan pengeluaran belanja Dinas; f. Menghimpun dan menyusun bahan pertanggungjawaban keuangan Dinas; g. Menghimpun bahan dan menyusun laporan keuangan (realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan) Dinas; h. Melaksanakan analisis nilai dan manfaat aset Dinas; i. Mencatat, membukukan, dan mengakutansikan aset Dinas; j. Melaksanakan monitoring dan evaluasi, pencatatan, penerimaan, penyetoran dan pembuatan laporan retribusi; k. Memberikan bimbingan dan konsultasi teknis penyusunan laporan dan bahan pertanggungjawaba n keuangan terhadap Unit Kerja Dinas; l. Mengoordinasikan, memberikan bimbingan dan konsultasi teknis kepada Bendahara; m. Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan sekretariat; n. Menyiapkan bahan laporan sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Keuangan; o. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan merupakan Unit Kerja Lini Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan teknik pengelolaan kebersihan. Bidang Teknik Pengelolaan kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. 14

15 Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan mempunyai tugas melakukan analisis pengembangan metode pengelolaan kebersihan, pengujian bidang kebersihan dan koordinasi kegiatan operasional bidang kebersihan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan mempunyai fungsi antara lain: 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaan (DP A) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; 2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; 3. Pengkajian dan penyusunan arah kebijakan dan metode pengelolaan kebersihan; 4. Pelaksanaan koordinasi dan analisis spesifikasi teknik bidang kebersihan; 5. Pelaksanaan perencanaan teknis kebersihan; 6. Pengkajian dan pengujian kelayakan rencana investasi dan kerja sama di Bidang Pengelolaan Kebersihan; 7. Pemantauan dan penelitian kegiatan pengelolaan kebersihan; 8. Koordinasi pembinaan teknik kegiatan operasional pengelolaan kebersihan; 9. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang kebersihan; 10. Pelaksanaan evaluasi penanganan kebersihan; 11. Pendokumentasian kebijakan dan hasil penelitian, evaluasi, serta pengembangan di bidang kebersihan; 12. Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; 13. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan. Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi, yaitu: 1. Seksi Pembinaan Teknik Kebersihan Seksi Pembinaan Teknik Kebersihan merupakan Satuan Kerja Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan teknik kebersihan. Seksi Pembinaan Teknik Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan. Seksi Pembinaan Teknik Kebersihan mempunyai tugas seba gai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; 15

16 b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan perencanaan teknis kebersihan; d. Melaksanakan kegiatan penyusunan/panduan teknik bentuk kerja sama dan kemitraan dalam pengelolaan kebersihan; e. Menyusun prosedur dan standardisasi operasional kebersihan; f. Melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknik Bidang Kebersihan dan koordinasi kegiatan Operasional Pengelolaan Kebersihan antar Wilayah dan antar Dinas; g. Melaksanakan kegiatan Koordinasi dan Analisis Spesifikasi Teknik Bidang Kebersihan; h. Menyiapkan bahan laporan Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pembinaan Teknik Kebersihan; i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi Pembinaan Teknik Kebersihan. 2. Seksi Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan Seksi Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan merupakan satuan Kerja Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan. Seksi Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan. Seksi Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan mempunyai tugas seba gai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menyusun studi kelayakan, arah kebijakan, metode dan teknologi pengelolaan kebersihan; d. Mengkaji dan mengoordinasikan rencana investasi kegiatan pengelolaan kebersihan; e. Melaksanakan kegiatan pengembangan teknologi pengurangan dan pemanfaatan sampah; f. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kebersihan; g. Melaksanakan kegiatan perencanaan manajemen kebersihan; 16

17 h. Mendokumentasikan kebijakan dan hasil penelitian, evaluasi, serta pengembangan di bidang kebersihan ; i. Menyiapkan bahan laporan Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan; j. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Metode Pengelolaan Kebersihan. 3. Seksi Pengujian Kebersihan Seksi Pengujian Kebersihan merupakan satuan Kerja Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan dalam pelaksanaan pengujian kebersihan. Seksi Pengujian Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan. Seksi Pengujian Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan monitoring data kegiatan Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; d. Melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah dan air limbah septik tank; e. Melaksanakan kegiatan koordinasi dan fasilitas uji coba/pengembangan replikasi kemitraan dan pengujian fasilitas peralatan kebersihan dengan instansi terkait/mitra; f. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi pengurangan dan penanganan sampah; g. Melaksanakan kegiatan penelitian pengolahan, manfaat dan pemanfaatan sampah; h. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap tempat pembuangan sampah sementara dan/atau tempat pemrosesan akhir; i. Mengoordinasikan penyusunan Rancana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; j. Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; 17

18 k. Menyiapkan bahan laporan Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pengujian Kebersihan; l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengujian Kebersihan Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan merupakan Unit Kerja lini Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengendalian kebersihan. Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Penanganan dan pengendalian Kebersihan mempunyai tugas menyelenggarakan penanganan dan pengendalian kebersihan dan melakukan penindakan terhadap pelanggar kebersihan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan nnempunyai fungsi antara lain: 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan; 2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan; 3. Pelaksanaan pengawasan penanganan sampah dan air limbah septik tank oleh Suku Dinas; 4. Pelaksanaan koordinasi penanganan sampah antara lain sampah kali, sampah saluran, sampah muara, sampah taman, sampah laut dan air limbah septik tank; 5. Pengawasan terhadap pengolahan dan pemanfaatan sampah dan air limbah septik tank ole h mitra kerja ; 6. Pelaksanaan pengawasan penggunaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 7. Pengoordinasian pelaksanaan pengendalian penanganan kebersihan; 8. Pengawasan dan penindakan terhada p pelanggaran peraturan kebersihan; 9. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama penegakan peraturan kebersihan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), dan/atau instansi pemerintah/swasta/masyarakat; 10. Pelayanan perizinan usaha di bidang kebersihan; 11. Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan; 12. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan. 18

19 Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi, yaitu: 1. Seksi Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septik Tank Seksi Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septik Tank merupakan Satuan Kerja Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septik Tank. Seksi Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septik Tank dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan. Seksi Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septik Tank mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menyiapkan pelaksanaan kegiatan pengawasan penanganan sampah dan air limbah septik tank yang dilaksanakan oleh Suku Dinas; d. Menyiapkan pelaksanaan kegiatan koordinasi penanganan sampah dan air limbah septik tank dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), Suku Dinas dan/atau instansi pemerintah; e. Menyiapkan bahan laporan Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septi k Tan k; f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septik Tank. 2. Seksi Pengendalian Kebersihan Seksi Pengendalian Kebersihan merupakan Satuan Kerja Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kebersihan. Seksi Pengendalian Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan. Seksi Pengendalian Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; 19

20 b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan sesuai deng an lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap penanganan, pengelolaan dan pemanfaatan sampah dan air limbah septik tank oleh mitra kerja; d. Melaksanakan kegiatan koordinasi pengawasan dan pengendalian kebersihan taman, kali, situ, sungai, kawasan industri, kawasan permukiman dan pusat perbelanjaan; e. Melaksanakan kegiatan koordinasi pengawasan dan pengendalian penanganan sampah dan air limbah septik tank, penggunaan alat angkut sampah dan air limbah septik tank, dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), Suku Dinas Kebersihan dan/atau instansi pemerintah terkait; f. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan; g. Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan; h. Menyiapkan bahan laporan Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pengendalian Kebe rsihan ; i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengendalian Kebersihan. 3. Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan merupakan Satuan Kerja Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan Penindakan Pelanggaran Kebersihan. Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan. Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; 20

21 c. Melaksanakan kegiatan patroli kebersihan secara regular, konsisten dan berkesinambungan; d. Melaksanakan kegiatan penindakan terhadap pelanggar kebersihan baik secara yustisial maupun non yustisial; e. Menyiapkan bahan dan mengusulkan penjatuhan disinsentif terhadap badan usaha dan/atau pelaku usaha kebersihan yang tidak melaksanakan pengolahan sampah; f. Melaksanakan kegiatan penindakan pelanggaran peraturan kebersihan bekerja sama dengan satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), dan/atau instansi pemerintah terkait; g. Melaksanaka n pelayanan perizinan usah a di bidang kebersihan; h. Menyiapkan bahan laporan Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan; i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan merupakan Unit Kerja lini Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan penyediaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan. Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan, penyediaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan mempunyai fungsi antara lain: 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan; 2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan; 3. Penyediaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 4. Penerimaan, penyimpanan, pendistribusian prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 21

22 5. Pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan untuk jenis kerusakan ringan; 6. Pelaksanaan pendataan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 7. Pelaksanaan pengujian teknis kelaikan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 8. Penghimpunan dan pengajuan penghapusan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan yang tidak laik pakai; 9. Pengelolaan gudang induk penyimpanan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 10. Pengelolaan bengkel utama pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 11. Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan; 12. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi, yaitu: 1. Seksi Pengadaan Seksi Pengadaan merupakan Satuan Kerja Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan penyediaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan. Seksi Pengadaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan. Seksi Pengadaan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menghimpun, menganalisis dan menyusun rencana kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; d. Melaksanakan proses pengadaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; e. Melaksanakan kegiatan pencatatan hasil pengadaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan yang diterima; f. Menyiapkan bahan laporan Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan yang terkait dengan Seksi Pengadaan; 22

23 g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi Pengadaan. 2. Seksi Penyimpanan dan Penyaluran Seksi Penyimpanan dan Penyaluran merupakan satuan Kerja Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan penyimpanan dan pendistribusian prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan. Seksi Penyimpanan dan Penyaluran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan. Seksi Penyimpanan dan Penyaluran mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menerima, menyimpan dan menata prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan dalam gudang induk; d. Mengeluarkan dan menyalurkan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan dari gudang induk sesuai perintah Kepala Dinas; e. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; f. Mengurus dan mengadministrasikan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; g. Menyerahkan dokumen asli administrasi kepada Sekretariat dan menyimpan dokumen tindasan administrasi prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; h. Menyiapkan bahan laporan Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Penyimpanan dan Penyaluran; i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Penyimpanan dan Penyaluran. 3. Seksi Pemeliharaan Seksi Pemeliharaan merupakan Satuan Kerja Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan. Seksi Pemeliharaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala 23

24 Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan. Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan sesuai de ngan lingkup tugasnya; c. Menghimpun, menganilisis dan menyusun rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; d. Melaksanakan kegiatan penelitian teknis langsung kelaikan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; e. Menyusun rencana pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; f. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; g. Menghimpun dan mengajukan penghapusan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan yang tidak laik pakai; h. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; i. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan; j. Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan; k. Menyiapkan bahan laporan Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pemeliharaan; l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pemeliharaan Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan merupakan Unit Kerja lini Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengembangan peran aktif masyarakat dan usaha kebersihan. Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat 24

25 dengan instansi terkait dan mitra usaha dalam upaya peningkatan kebersihan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan mempunyai fungsi antara lain: 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan; 2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan; 3. Pembinaan kepada masyarakat, pelaku usaha (produsen) dan mitra usaha untuk berperan serta dalam memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan; 4. Pelayanan informasi kebersihan kepada instansi pemerintah/swasta; 5. Pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha dalam pendayagunaan hasil pengolahan sampah dan air limbah septik tank; 6. Pelaksanaan publikasi kegiatan dinas; 7. Pengoordinasian survei respon masyarakat terhadap kebersihan kota; 8. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penerimaan, analisis dan penyelesaian informasi mengenai kebersihan dari masyarakat; 9. Pendokumentasian k egiatan Dinas; 10. Penyiapan bahan laporan Dinas terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Peran Serta Masyaraka t dan Usaha Kebersihan; 11. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan; Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi, yaitu: 1. Seksi Humas Kebersihan Seksi Humas Kebersihan merupakan satuan Kerja Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan dalam pelaksanaan kehumasan kebersihan. Seksi Humas Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan. Seksi Humas Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; 25

26 b. Melaksanakan Dokumen pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya ; c. Melaksanakan kegiatan koordinasi survei respon masyarakat terhadap kebersihan kota; d. Melaksanakan kegiatan koordinasi dan fasilitasi penerimaan, analisis dan penyelesaian informasi mengenai kebersihan dari masyarakat; e. Melaksanakan kegiatan pendokumentasian kegiatan dinas; f. Melaksanakan publikasi kegiatan Dinas; g. Melaksanakan kegiatan penyuluhan di bidang pengolahan sampah dan air limbah septik tank dengan instansi, pelaku usaha (produsen) dan mitra usaha; h. Melaksanakan kegiatan pelayanan informasi kebersihan kepada instansi pemerintah/swasta dan masyarakat; i. Melaksanakan fasilitasi akses publik terhadap Dinas; j. Menyiapkan bahan laporan Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan yang terkait dengan tuga s Seksi Humas Kebersihan; k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Humas Kebersihan. 2. Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan merupakan Satuan Kerja Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan dalam pelaksanaan pembinaan usaha kebersihan. Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan. Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan sesuai deng an lingkup tu gasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara dan mengembangkan data dan informasi badan/kegiatan usaha kebersihan; 26

27 d. Menyiapkan bahan dan mengusulkan pemberian insentif pada badan usaha, pelaku usaha kebersihan, dan/atau masyarakat; e. Melaksanakan kegiatan promosi, pemasaran dan pameran hasil usaha dan produk daur ulang yang ramah lingkungan; f. Melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan kepada pelaku usaha (produsen) dalam mengelola kemasan (produk) yang dihasilkan; g. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya menumbuhkembangkan kepedulian pelaku usaha (produsen) dalam program Corporate Social Responsibility (CSR); h. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan; i. Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan; j. Menyiapkan bahan laporan Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan yang terkait dengan tugas Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan; k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan. 3. Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat merupakan Satuan Kerja Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan peran serta masyarakat. Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan. Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan sesuai deng an lingkup tu gasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan pembinaan serta pemberdayaan masyarakat dan institusi pendidikan tentang pengelolaan kebersihan (3R); 27

28 d. Melaksanakan kegiatan pelatihan kader binaan di bidang kebersihan; e. Membina dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan titik lokasi kawasan yang bersih dan ramah lingkungan; f. Menyiapkan bahan laporan Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan yang terkait dengan Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat; g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat Suku Dinas Kebersihan Suku Dinas Kebersihan merupakan Unit Kerja Dinas Kebersihan pada Kota Administrasi. Suku Dinas Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kebersihan, serta secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Suku Dinas Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan usaha penanggulangan kebersihan di wilayah Kota Administrasi. Untuk melaksanakan tugas terebut, Suku Dinas Kebersihan mempunyai fungsi antar a lain : 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas; 2. Pelaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas; 3. Penerapan kebijakan teknis dan operasional Dinas; 4. Pelayanan kebersihan kepada masyarakat, instansi pemerintah dan swa sta; 5. Pengendalian kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan peraturan tentang kebersihan lingkungan; 6. Pemberdayaan masyarakat di bidang kebersihan; 7. Pemberian bimbingan, konsultasi dan pendampingan teknis pengelolaan dan pemanfaatan sampah; 8. Penyusunan bahan kebijakan teknis kebersihan yang berkaitan dengan pelayanan kebersihan pada Kota Administrasi; 9. Penerimaan, penatausahaan, penyetoran dan pertanggungjawaban retribusi kebersihan lingkup Kota Administrasi; 10. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Suku Dinas; 11. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Suku Dinas; 12. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Suku Dinas Kebersihan; 13. Penyediaan, penatausahaan dan penggunaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan Suku Dinas; 28

29 14. Pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan untuk jenis kerusakan ringan; 15. Pengelolaan gudang cabang penyimpanan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 16. Pengelolaan bengkel pendukung pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 17. Penyiapan bahan laporan Dinas dan Kota Administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi Suku Dinas Kebersihan; 18. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas Kebersihan secara teknis dan administrasi disampaikan oleh Kepala Suku Dinas kepada Kepala Dinas dan secara operasional disampaikan oleh Kepala Suku Dinas kepada Walikota. Susunan organisasi Suku Dinas Kebersihan terdiri dari: 1. Kepala Suku Dinas Kepala Suku Dinas mempunyai tugas: a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas Kebersihan; b. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional; c. Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), dan/atau instansi pemerintah/swasta, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas; d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas. 2. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja staf Suku Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan administrasi Suku Dinas. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas Kebersihan. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; 29

30 c. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggara n (DPA) Suku D inas; d. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas; e. Menyusun target penerimaan retribusi kebersihan; f. Menerima dan menyetorkan hasil pungutan retribusi ke Kas Daerah; g. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian; h. Melaksanakan pengelolaan keuangan dan barang; i. Melaksanakan surat-menyurat dan kearsipan; j. Melaksanakan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kantor Suku Dinas; k. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; l. Melaksanakan upacara dan pengaturan acara Suku Dinas; m. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat Suku Dinas; n. Melaksanakan pengel olaan teknologi informasi Suku Dinas; o. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan kebersihan daerah yang terkait dengan pelayanan kebersihan pada Kota Administrasi; p. Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Suku Dinas; q. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Subbagian Tata Usaha; r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha. 3. Seksi Pengendalian Kebersihan Seksi Pengendalian Kebersihan merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas dalam pelaksanaan pengendalian kebersihan. Seksi Pengendalian Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Pengendalian Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan pengendalian penanganan kebersihan di wilayah Kota Administrasi; 30

31 d. Melaksanakan pengendalian kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan peraturan tentang kebersihan lingkungan; e. Melaksanakan koordinasi penegakan peraturan tentang kebersihan lingkungan; f. Melaksanakan pemantauan langsung kebersihan; g. Melaksanakan pengendalian pembayaran kewajiban retribusi oleh wajib retribusi kebersihan; h. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan tugas Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan; i. Melaksanaka n penetapan kewajiban retribusi; j. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas pengendalian kebersihan; k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengendalian Kebersihan. 4. Seksi Penanggulangan Sampah Seksi Penanggulangan Sampah merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan penanggulangan sampah. Seksi Penanggulangan sampah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Penanggulangan Sampah mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya ; c. Melaksanakan kegiatan bantuan pengangkutan sampah terhadap Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan; d. Melaksanakan kegiatan koordinasi operasional pengangkutan dan penanggulangan sampah; e. Mengatur penataan tempat penampungan sampah sementara; f. Mengatur penggunaan sarana penanggulangan sampah; g. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan teknis pengolahan dan pemanfaatan sampah; h. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Penanggulangan Sampah; i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Penanggulangan Sampah. 31

32 5. Seksi Penanggulangan Air Limbah Septik Tank Seksi Penanggulangan Air Limbah Septik Tank merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas dalam pelaksanan penanggulangan air limbah septik tank. Seksi Penanggulangan Air Limbah Septik Tank dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Penanggulangan Air Limbah Septik Tank mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksaan Anggaran (DPA) suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Mengatur penggunaan sarana penanggulangan air limbah septik tank; d. Mengatur penataan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), Kakus Umum (KU) dan Toilet Box; e. Melaksanakan kegiatan pelayanan pengangkutan air limbah septik tank; f. Mengoordinasikan pelayanan pengangkutan air limbah septik tank oleh swasta; g. Melaksanakan pemungutan retribusi air limbah septik tank; h. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Penanggulangan Air Limbah Septik Tank; i. Mmelaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Penanggulangan Air Limbah Septik Tank. 6. Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat. Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kebersihan; d. Melaksanakan publikasi kegiatan Suku Dinas; 32

33 e. Melaksanakan kegiatan survei respon masyarakat terhadap kebersihan kota; f. Menerima, mengolah, memproses dan melaporkan pengaduan masalah kebersihan dari swasta/masyarakat; g. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pemilahan sampah (Program 3R) dan kebersihan lingkungan; h. Menyusun kebutuhan sarana kegiatan penyuluhan; i. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat; j. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat. 7. Seksi Prasarana dan sarana Seksi Prasarana dan Sarana merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan. Seksi Prasarana dan sarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Prasarana dan Sarana mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menyusun rencana pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; d. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan untuk jenis kerusakan ringan; e. Menghimpun, menganalisis dan mengajukan rencana kebutuhan pengadaan/pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; f. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; g. Menerima, mencatat, menyimpan dan mendistribusikan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; h. Melaksanakan kegiatan pengelolaan gudang cabang penyimpanan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; 33

34 i. Melaksanakan pengelolaan bengkel pendukung pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; j. Meneliti langsung kelaikan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan; k. Menghimpun dan mengusulkan penghapusan prasarana dan sarana kerja teknis kebersihan yang sudah tidak laik pakai; l. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Prasarana da n Sarana; m. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Prasarana dan Sarana. 8. Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan merupakan Satuan Kerja Dinas Kebersihan di bawah Suku Dinas. Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas dan secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan pelayanan pengangkutan dan pembuangan sampah di tempat yang sudah ditentukan; d. Melaksanakan kegiatan pemantauan kondisi sampah pada Tempat Penampungan Sementara (TPS); e. Menampung dan mengajukan usul mengenai kebersihan wilayah Kecamatan; f. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data dan informasi kebersihan; g. Memfasilitasi dan membantu kebersihan wilayah Kecamatan; h. Menyusun potensi retribusi kebersihan; i. Melaksanakan kegiatan pelayanan dan pemungutan retribusi kebersihan; j. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan; k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan. 34

35 Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta mempunyai Unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan fungsi pelayanan langsung kepada masyarakat atau untuk melaksanakan fungsi pendukung terhadap tugas dan fungsi Dinas Kebersihan. Unit Pelaksana Teknis yang ada di Dinas Kebersihan adalah: 1. Unit Pengolahan Sampah Terpadu Regional (UPSTR), dibentuk dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun Unit ini merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan tempat pengolahan sampah terpadu regional. 2. Unit Pengolahan Limbah Septik Tank (UPLS), dibentuk dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 133 Tahun Unit ini merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dalam melaksanakan kegiatan pengolahan limbah septik tank yang berasal dari rumah tangga. 3. Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota (UTPSTK), dibentuk dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 134 Tahun Unit ini merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan tempat pengolahan sampah terpadu kota. 4. Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai (UPKPP), dibentuk dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 136 Tahun Unit ini merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan kebersihan pesisir dan pantai pulau-pulau di Kabuaten Administrasi Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tiga belas) sungai di Teluk Jakarta Kelompok/Subkelompok Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional melaksanakan tugas dalam susunan organisasi struktural Dinas Kebersihan. Dalam rangka mengembangkan profesi/keahlian/kompetensi Pejabat Fungsional dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional untuk lingkup Dinas dan Subkelompok Jabatan Fungsional untuk lingkup Suku Dinas atau Unit Pelaksana Teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Kelompok Jabatan Fungsional dan Subkelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Ketua Kelompok Jabatan Fungsional dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan Kepala Suku Dinas atau Kepala Unit Pelaksana Teknis. Ketua Kelompok Jabatan Fungsional dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional diangkat oleh Kepala Dinas dari Pejabat Fungsional yang dihormati di kalangan Pejabat 35

36 Fungsional sesuai dengan keunggulan kompetensi (pengetahuan, keahlian dan integritas) yang dimiliki Sumber Daya Dinas Kebersihan Dinas Kebersihan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan stratejik, baik internal maupun eksternal. Lingkungan internal berasal dari aspek-aspek sumberdaya manusia (SDM), sarana dan prasarana, keuangan dan kelembagaan Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam pencapaian sasaran suatuu program dan kegiatan. Berdasarkan data per akhir tahun 2011, jumlah pegawai Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta sebanyak orang. Berdasarkan tingkatt pendidikan, pegawai Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakartaa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 37 orang bergelar S2, 175 orang bergelar S1, 21 orang bergelar D3, 547 orang lulusan SLTA, 175 orang ulusan SLTP dan 514 orang lulusan SD, seperti dapat dilihat pada Gambar II.1 Grafik Kompetensi SDM Dinas Kebersihan Provinsii DKI Jakarta. Gambar II.1 Grafik Kompetensi SDM Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta D3 1% S1 12% S2 3% SD 35% SLTA 37% SLTP 12% Peningkatan kompetensi SDM terus dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan. Kondisi pegawai di Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakartaa dan Suku Dinas Kota Administrasi di lima wilayah DKI Jakarta dari segi perbedaan gender juga dapat dilihat pada Gambar II.2. Dari grafik dapat dilihat 91,02% SDM Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta adalah laki-laki dan 8,98% sisanya adalah perempuan. 36

37 Gambar II.2 Grafik Gender SDM Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kebersihan Sudin JP Sudin JU Sudin JB Sudin JS Sudin JT Laki-lak Perempuan Sumber Daya Sarana dan Prasaranaa Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta memiliki berbagai saranaa dan prasarana berupa armada-armadaa pengangkutan, tempat penampungan sampah sementara dan prasarana lainnya. a. Armada Pengangku tan Sarana angkutan kebersihan yang umum digunakan adalah truk sampah bak terbuka (truk typer) ), truk sampah arm roll (hydraulis) dan truk sampah dengan pemadatan (compa ctor ). Jumlah kendaraan yang ada di Dinas Kebersihan dan Suku Dinas Kota Administrasi di lima wilayah DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini: Unit Kerja Dinas Kebersihan Unit TPST Kota/ SPA Sunter Unit TPST Regional Suku Dinas Jakarta Pusat Suku Dinas Jakarta Utara Suku Dinas Jakarta Barat Tabel II.1. Data Kendaraann Angkutan Sampah Dinas Kebersihan Jenis Kendaraan Angkutan Typer B K Compactor B Arm Roll K B K Container Semi Trailer Total

38 Unit Kerja Jenis Kendaraan Angkutan Total Typer Compactor Arm Roll Container Semi Trailer B K B K B K Suku Dinas Jakarta Selatan Suku Dinas Jakarta Timur Jumlah b. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah Tempat penampungan sementara (TPS) adalah tempat penampungan sampah dari hasil sub sistem pengumpulan. TPS dapat berupa dipo, transito, bak beton, pool kontainer dan pool gerobak. Selain TPS ini, Dinas Kebersihan juga memiliki 20 (dua puluh) unit TPS Indoor yang telah dilengkapi dengan kendaraan arm roll yang tersebar di 5 (lima) wilayah kota administrasi dan 24 (dua puluh empat) unit TPS mobile. Pada jam-jam tertentu sampah ini diangkut oleh truk pengangkut menuju SPA atau TPST. Tabel II.2. Data Tempat Penampungan Sementara (TPS) Dinas Kebersihan Unit Kerja Jenis TPS Dipo Transito Bak Beton Pool Gerobak Pool Kontainer Total Suku Dinas Jakarta Pusat Suku Dinas Jakarta Utara Suku Dinas Jakarta Barat Suku Dinas Jakarta Selatan Suku Dinas Jakarta Timur Jumlah c. Stasiun Pelatihan Antara (SPA) Dinas Kebersihan mempunyai 1 (satu) buah Stasiun Peralihan Antara yang terletak di Jl. Sunter Baru kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok. Pembangunan SPA ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan Dinas Kebersihan untuk mengefisienkan tahap pengangkutan sampah di wilayah DKI Jakarta. SPA berperan untuk menampung sampah dan memadatkan sampah 38

39 (compacting) agar sampah lebih mudah diangkut, tidak mengandung air sampah (leachate) dan mengefisienkan pengangkutan sampah ke TPST Bantargebang. Bila tdak ada SPA maka kendaraan angkutan sampah akan bertumpuk di TPST Bantargebang yang akan menyebabkan kemacetan dan tingginya biaya pengangkutan sampah karena jauhnya jarak tempuh truk pengangkut sampah ke TPST Bantargebang yang terletak di kota Bekasi. Sampah yang masuk ke SPA Sunter berasal dari Jakarta Utara, Jakarta Barat serta sebagian Jakarta Pusat, maupun Jakarta Timur. Sampah yang telah dipadatkan dari SPA Sunter ini kemudian langsung diangkut dengan menggunakan truk kapsul menuju ke TPST Bantargebang. Kendaraan pengangkut sampah yang membuang sampahnya di SPA Sunter terdiri dari 2 jenis kendaraan yaitu Arm Roll yang tergolong kendaraan mekanis dan Dump Truck (Tipper) yang tergolong kendaraan semi mekanis. SPA Sunter secara keseluruhan memiliki luas m 2 (6 Ha) termasuk tanah yang berada di samping sungai sebesar ± m 2, sedangkan luas lahan yang digunakan untuk SPA dan fasilitas lainnya adalah mencapai ± m 2, sisa areal lahan yang kosong terdiri dari lahan parkir untuk antrian truk sampah yang masuk, parkir kendaraan lain, jalan operasi serta taman. Pembangunan SPA Sunter terlaksana atas dukungan dana OECF dengan kapasitas ton/hari. c. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Tempat pemrosesan akhir yang saat ini dimiliki oleh Dinas Kebersihan adalah Tempat Pengolahan Sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang. Lokasi TPST Bantargebang berada di Kota Bekasi, wilayahnya cukup strategis berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun 2004 pengelolaan TPA Bantargebang dilakukan oleh pihak swasta berdasarkan kesepakatan kerjasama antara Pemerintah provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. Sedangkan mulai 4 Juni 2007 kontrak kerja pihak swasta berakhir dan pengelolaan TPA Bantargebang dikembalikan pada Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. 39

40 Pada tahun 2008 Dinas Kebersihan membuat perjanjian kerjasama dengan PT. Godang Tua Jaya jo. PT. NOEI sebagai pengelola TPST dalam bentuk kerjasama Bangun Guna Serah selama 15 tahun. Luas TPST Bantargebang tersebut adalah 110,3 Ha. Status tanah adalah milik Pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta dan sistem pemusnahan yang dilaksanakan adalah Sanitary Landfill. Saat ini luas tanah yang sudah dipergunakan sebesar 97%, sisanya ± 3% diperkirakan dapat menampung sampah sampai tahun 2023, dengan adanya rencana mengurangi volume sampah melalui komposting dan GALFAD (gasification/pyrolisis, landfill gas, anaerobic digestion). Tabel II.3. Data Teknis TPST Bantargebang No. Jenis Bangunan Luas 1. Luas Lahan TPA 110,3 2. Luas Lahan Terkonstruksi 83 Ha 3. Kantor 350 m 2 4. Parkir Kantor 500 m 2 5. Bangunan Mess Phl 700 m 2 6. Bengkel 423 m 2 7. Parkir Alat Berat m 2 8. Pos Jaga 60 m 2 9. Jembatan Timbang 300 m Pagar Pengaman TPA m Jalan Opersional 6 x m Saluran m IPAS I m IPAS II m IPAS III m IPAS IV m Penerangan Jalan Umum m 18. Buffer Zone m 2 d. Instalasi Pengolahan Air Limbah Septic Tank Instalasi Pengolahan Air Limbah yang dimiliki Dinas Kebersihan saat ini berada di 2 (dua) lokasi yaitu: 1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pulo Gebang seluas ± 12 ha dengan kapasitas tampung 300 m 3 /hari 40

41 2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Duri Kosambi seluas ± 10 ha dengan kapasitas tampung 300 m 3 /hari 2.3. Kinerja Pelayanan Kinerja Pelayanan Berdasarkan Tupoksi Sampai dengan tahun 2012 Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawabnya sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi. Namun, harus diakui bahwa secara umum di kota Jakarta masih belum terwujud budaya bersih dan tertib, pelayanan kebersihan serta pemahaman masyarakat terhadap kebersihan belum mencapai tingkat seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Secara ringkas, kinerja pelayanan Dinas Kebersihan Tahun adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan ITF di wilayah DK I Jakarta Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Dinas Kebersihan tahun telah dilakukan upaya-upaya untuk membangun 1 (satu) unit Intermediate Treatment Facility di dalam wilayah DKI Jakarta. Pusat Daur Ulang dan Komposting (PDUK) Cakung Cilincing milik PT Wira Gulfindo Sarana yang selama ini telah bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dalam pengolahan sampah, pada tanggal 1 Agustus 2011, ditingkatkan menjadi ITF. ITF ini rencananya dibangun oleh rekanan swasta tersebut menggunakan skema KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta). Dalam pelaksanaannya skema kerjasama ini tidak berlanjut dikarenakan tidak ada kesepakatan dari pihak-pihak yang bekerja sama terutama dalam hal kepemilikan aset. 2. Penyusunan Master Plan dan Kajian Persampahan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kebersihan telah berhasil menyusun 1 (satu) dokumen Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta untuk jangka waktu 20 tahun ( ) yang telah diusulkan menjadi rencana garis besar sistem pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta dan didukung dengan skenario pengembangan sistem pengelolaan sampah. Pendekatan yang dilakukan dalam menyusun rencana garis besar sistem pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta mengacu kepada peraturan/regulasi, kebijakan, strategi, standar dan pedoman yang berlaku 41

42 dengan mempertimbangkan kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah dan rencana tata ruang wilayah/ s kenario pengembangan kota. Masterplan ini disusun untuk menciptakan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di dalam kota dan meningkatkan pengelolaan sampah menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu Dinas Kebersihan juga telah berhasil menyusun Naskah Akademis Peraturan Daerah (Perda) Persampahan sebagai bahan masukan materi muatan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Persampahan yang serasi dan selaras serta harmonis dengan peraturan perundang-undangan yang ada, baik di tingkat nasional maupun di daerah. Naskah akademis ini memberikan justifikasi ilmiah dan memberikan pemahaman pengelolaan sampah berdasarkan referensi yang ada saat ini dan hasil-hasil penelitian mengenai aspirasi dan dinamika yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Berbeda dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 yang mengedepankan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah, naskah akademis ini membahas keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah. 3. Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kinerja yang ingin dicapai oleh Dinas Kebersihan melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dinyatakan dengan indikator volume pengolahan air limbah yang dapat diolah. Sampai dengan akhir tahun 2012, volume pengolahan air limbah di IPAL Duri Kosambi dan Pulo Gebang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 600 m3/hari. Tidak tercapainya target tersebut dikarekan antara lain masih adanya pengangkut air limbah septic tank yang membuang air limbah tidak pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Septik Tank (IPAL) dan belum adanya regulasi tentang penyedotan air limbah secara rutin. 4. Pengangkutan Sampah Sejak tahun 1988 pengangkutan sampah di 5 (lima) wilayah kota dikembangkan melalui kerjasama dengan pihak swasta. Tahapan pengangkutan sampah dilakukan dengan 2 (dua) skema yaitu: a. Pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Stasiun Peralihan Antara (SPA) atau ITF dan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dilakukan oleh truk yang dimiliki Dinas Kebersihan dan Suku Dinas Kebersihan 5 (lima) Wilayah Administrasi, 42

43 b. Pengangkutan sampah dari TPS dan pasar ke TPST dilakukan oleh truk sewa dari pihak swasta Pengangkutan Sampah dari TPS oleh swasta dilaksanakan dengan sistem lokasi, dimana setiap truk angkutan sampah setiap hari telah mempunyai lokasi tugas dan jadwal pengangkutan sampah dengan beban kerja yang diatur dalam kontrak. Sampai tahun 2012, realisasi sampah yang terangkut oleh Dinas dan Suku Dinas serta melalui kerjasama dengan pihak swasta mengalami peningkatan, mencapai 5.592, 14 ton/hari atau 94,78% dari target yang ditetapkan sebesar ton/hari. 5. Pengolahan Sampah di PDUK/ITF Kapasitas PDUK direncanakan sebesar 1.00 ton/hari tetapi aktualnya rata-rata hanya 700 ton sampah per hari yang bisa ditangani. Volume tersebut terdiri dari 300 ton/hari diolah atau diproses menjadi kompos sedangkan 400 ton/hari dilakukan proses pengepresan untuk selanjutnya dibuang ke TPST Bantar Gebang. Sampai dengan tahun 2012 cakupan volume sampah yang tertangani di PDUK ini hanya sebesar 540,4 ton/hari atau sebesar 54,04% dari target sebesar ton/hari. Hal ini disebabkan karena tidak terealisasinya pembangunan ITF seperti yang telah dijelaskan diatas. 6. Pengolahan Sampah di Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter Cakupan volume sampah yang tertangani di SPA Sunter sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 793,35 ton/hari, 113% dari target yang telah ditetapkan. Terhenti operasional PDUK/ITF Cakung Cilincing menyebabkan sampah yang semula masuk ke PDUK dialihkan ke SPA Sunter sehingga terjadi kenaikan volume sampah yang masuk dan diolah di SPA. 7. Pengolahan Sampah di TPST Bantar Gebang Volume sampah yang dapat ditangani dan diolah di TPST Bantar Gebang sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 5.249,25 ton/hari. Sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang merupakan sampah yang berasal dari wilayah Provinsi DKI Jakarta yang diangkut oleh Suku Dinas Kebersihan di lima Wilayah Kota Administrasi, sampah yang diangkut oleh swasta, sampah yang telah dipres dari SPA Sunter serta sampah residu dari PDUK Cakung Cilincing. 43

44 8. Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Pengolahan Sampah Tantangan terberat dalam pengolahan sampah adalah merubah perilaku masyarakat. Dalam rangka merubah perilaku dan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif dilakukan kegiatan penyuluhan, baik secara langsung maupun tidak langsung diantaranya: 1. Sosialisasi 2. Seminar/Lokakarya/Pelatihan 3. Lomba Kebersihan 4. Program Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) 5. Kerja Bakti 6. Pameran Kebersihan 7. Operasi Yustisi Kegiatan-kegiatan tersebut diarahkan pada pemanfaatan sampah sehingga mempunyai nilai ekonomis dengan menerapkan proses daur ulang untuk sampah non-organik dan menjadikan pupuk/kompos untuk sampah organik. Hasil kegiatan penyuluhan sudah dapat dirasakan yaitu dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya dan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. 9. Pengurangan Timbulan Sampah di Sumber Salah satu hal yang dapat direkomendasikan untuk peningkatan pelayanan pengelolaan sampah kota berorientasi pada upaya pencegahan timbulan sampah dan minimalisasi timbulan sampah melalui kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kegiatan dalam pengurangan timbulan sampah yang telah dilaksanakan yaitu pelaksanaan sosialisasi 3R dan pendampingan pelaksanaan 3R. Pengurangan volume sampah melalui program 3R memerlukan kesadaran dan komitmen dari seluruh stakeholders termasuk kelompok masyarakat sebagai penghasil sampah dalam mewujudkan sistem pengelolaan sampah ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dikembangkan oleh Dinas Kebersihan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah sejak dini di sumber sampah adalah dengan menerapkan prinsip 3R pada skala komunal/lingkungan di lima titik yang tersebar di lima wilayah kota administrasi. Titik 3R skala komunal (Sentra 3R) ini sebagai pusat kajian pemberdayaan masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsip reduce, reuse dan recycle. Sampai dengan tahun 44

45 2012 kegiatan ini dapat mereduksi timbulan sampah di sentra 3R sebesar 13,61%. Lokasi skala komunal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.4. Titik 3R di 5 (Lima) Wilayah DKI Jakarta N o Wilayah 3R Skala Komunal 1 Jakarta Pusat Titik 3R Rawasari 2 Jakarta Utara Titik 3R Kelapa Gading 3 Jakarta Barat Titik 3R Asrama Dinas Kebersihan Pegadungan 4 Jakarta Selatan Titik 3R Lenteng Agung 5 Jakarta Timur Titik 3R Asrama Dinas Kebersihan Ciracas Mengingat keberhasilan program 3R ini sangat ditentukan oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat, maka proses pemberdayaan dan pendampingan kepada masyarakat menjadi sangat penting. Proses pemberdayaan dilakukan untuk menyiapkan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah terpadu dengan metode 3R secara mandiri, sedangkan pendampingan dilakukan ketika masyarakat melakukan kegiatan uji coba pemilahan sampah dan pembuatan kompos. 10. Pengangkutan Sampah yang Dilakukan oleh Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai Pengangkutan sampah yang dilakukan di wilayah pesisir dan pantai pulaupulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 sungai di Teluk Jakarta sebanyak ton/hari. 45

46 Tabel II.5. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Renstra Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta No. Indikator Kinerja Target Rasio Capaian pada Tahun ke- Target Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- sesuai Tugas dan Indikator (=capaian/target x 100%) SPM IKU Fungsi SKPD Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Terlaksananya Pembangunan ITF di wilayah DKI Jakarta Jumlah dokumen Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan 3 Volume air limbah yang dikelola di IPAL (m 3 /hari) 4 Jumlah volume sampah yang terangkut (ton/hari) 5 Volume sampah yang terolah di PDUK Cacing (ton/hari) dokumen m 3 /hari % 60.2% 57.1% 61.0% 68.0% - 6,500-4,800 5,300 5,700 6,000 6,500 6,110 4,631 5, ton/hari ,361 5, % 87.4% 88.5% 89.4% 86.0% % 77.7% 57.3% 110.7% 27.0% 6 Volume sampah yang terolah di TPST Bantar Gebang (ton/hari) ton/hari - 4,500 5,000 5,400 5,200 4, % 87.8% 93.7% 99.5% 116.7% 7 Volume penanggulangan sampah melalui kerjasama dengan pihak swasta (ton/hari) 8 Jumlah wilayah kota yang meningkat pemahaman masyarakat tentang pengolahan sampah ton/hari wilayah kota - 2,050 2,750 2,860 3,340 3, % 42.3% 97.8% 97.8% 96.0% % 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 9 Jumlah pengurangan timbulan sampah sumber 5% - - 6% 7% 8% 9% 10% 5% 5% 5% 5% 5% 83.3% 71.4% 62.5% 55.6% 50.0% 46

47 2.3.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan pada level program, selanjutnya kinerja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta akan dilakukan analisis pengelolaan pendanaan pelayanannya melalui pelaksanaan Renstra Dinas Kebersihan periode perencanaan sebelumnya yang dituangkan dalam tabel 2.8. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Tabel II.6. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Belanja Tidak Uraian Belanja Langsung Total Langsung Anggaran pada Tahun ke , , , , , , , , , , , , , , ,00 Realisasi Anggaran pada Tahun ke , , , , , , , , , , , ,00 Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke , , , ,24% 89,14% 82,80% 2 91,92% 92,79% 91,97% 3 93,41% 92,10% 93,16% 4 93,50% 93,58% 93,51% 5 90,95% 92,60% 91,20% Rata-rata Pertumbuhan Anggaran 7,48% 71,18% 10,56% Realisasi 10,27% 71,30% 13.23% 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan persampahan mencakup: 1. Peningkatan cakupan pelayanan untuk mencapai total pelayanan secara nasional yang selaras dengan sasaran MDGs dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) selain memerlukan investasi sarana dan prasarana persampahan yang cukup besar juga harus didukung oleh kesiapan manajemen dan dukungan peraturan perundangundangan baik di tingkat pusat maupun di daerah. 2. Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakannya pengelolaan sampah secara lebih profesional dengan dukungan SDM ahli yang memadai serta dimungkinkannya kerjasama antar kota untuk melaksanakan pola penanganan 47

48 sampah regional merupakan tantangan dalam era otonomi daerah. Demikian juga dengan perlunya pemisahan peran operator dan regulator. 3. Penggalian sumber dana untuk investasi dan biaya, terutama dari pihak swasta yang harus sinergi dengan penerapan pola pemulihan biaya (cost recovery) secara bertahap merupakan tantangan yang harus segera dicarikan solusinya secara win-win. 4. Kesadaran masyarakat yang rendah sehingga program 3R sulit dilakukan merupakan tantangan yang memerlukan kesungguhan terutama dalam masalah pendidikan dan penyuluhan. 5. Jakarta belum memiliki ITF dalam kota. 6. Lemahnya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah merupakan tantangan aparat hukum bagaimana penerapan perda dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh. 7. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait pengelolaan sampah di DKI Jakarta Terhadap tantangan yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan, maka diperlukan suatu strategi untuk menanggapi tantangan tersebut sebagai berikut: Strengths (kekuatan) Kekuatan yang dimiliki dari faktor internal Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta antara lain: 1. Memiliki organisasi yang telah terbentuk dan berlandaskan hukum sehingga memegang otorisasi yang kuat karena telah terstruktur dan kompeten pada bidang kebersihan serta memiliki tugas pokok dan fungsi yang spesifik dan terarah di bidang kebersihan. 2. Sudah adanya sarana dan prasarana untuk mendukung tugas pokok dan fungsi di bidang persampahan dengan teknologi modern yang berwawasan lingkungan. 3. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk mendukung tugas pokok dan fungsi dalam pengolahan limbah septic tank 4. Adanya komitmen kepala dinas dan jajarannya untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi di bidang kebersihan Weakness (kelemahan) Selain kekuatan yang dimiliki dari faktor internal, Dinas Kebersihan memiliki pula beberapa kelemahan yang dapat menjadi penghambat dalam pengembangan pelayanannya, antara lain: 1. Kebanyakan SDM yang dimiliki telah berusia tua dan hampir pensiun. 48

49 2. Kurangnya peningkatan kualitas SDM dibandingkan dengan kerumitan permasalahan kebersihan yang muncul dalam masyarakat. 3. Pemisahan fungsi regulator dan operator dalam pengelolaan persampahan belum berjalan dengan baik 4. Jumlah kendaraan angkutan sampah yang tersedia saat ini belum memenuhi kebutuhan kendaraan angkutan sampah yang ideal. 5. Kurang terkoordinasinya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang kebersihan. 6. Masih lemahnya pengedalian dan pengawasan terhadap operasional penanganan kebersihan Opportunities (peluang) Dari kelemahan yang dimiliki masih terdapat peluang dari faktor eksternal bagi Dinas Kebersihan untuk pengembangan pelayanannya selama lima tahun ke depan, yang antara lain sebagai berikut: 1. Banyaknya pihak ketiga yang siap bekerja sama dan mendukung tupoksi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. 2. Dukungan teknologi dalam kegiatan pengolahan atau daur ulang sampah cukup besar. 3. Masih adanya potensi sumber daya yang belum digali dan diidentifikasi serta dieksplorasi yang dapat dikembangkan sebagai pengelola sampah secara mandiri dalam masyarakat 4. Adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik melalui Dinas Pekerjaan Umum maupun melalui dinas/instansi dan lembaga terkait lainnya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, atau pun lembaga sosial masyarakat mandiri terhadap upaya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan. 5. Adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka pengelolaan sampah dan daur ulang sampah sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Threats (Ancaman) Selain peluang, masih terdapat pula ancaman yang harus dihadapi dari faktor eksternal oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta dalam pengembangan pelayanannya selama lima tah un ke depan antara lain sebagai berikut: 1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kebersihan dan pengelolaan sampah yang dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian lingkungan. 49

50 2. Adanya pihak luar yang hanya memanfaatkan, tanpa memperhatikan lingkungan 3. TPST Bantar Gebang masih merupakan satu-satunya tempat pemrosesan akhir dan adanya keterbatasan lahan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). 4. Pertambahan jumlah dan jenis sampah seiring dengan pertambahan penduduk dan perubahan gaya hidup. 5. Penolakan (resistensi) masyarakat terhadap pembangunan sarana pengelolaan sampah (TPS dan TPST/ITF) 6. Belum optimalnya pengelolaan sampah dapat mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu. 7. Beragamnya wabah penyakit sehingga dikhawatirkan akan menjangkit di sekitar lingkungan yang kotor akibat belum adanya pengelolaan sampah yang optimal Analisis SWOT Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan. Strategi diperlukan untuk dapat melakukan perubahan secara mendasar akan suatu pemahaman kondisi tertentu, karena diharapkan dapat memecahkan masalah. Strategi harus diturunkan menjadi tindakantindakan yang dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Untuk itu strategi harus dapat mengoptimalkan adanya kekuatan dan peluang yang ada serta dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dari luar. Dalam merumuskan strategi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, terlebih dahulu diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap pengembangan pelayanan Dinas Kebersihan. Untuk kemudian dilakukan analisis melalui matrik analisis SWOT yang mempertemukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) seperti dapat dilihat pada Tabel II.9 Matrik Analisis SWOT. 50

51 Tabel II.7. Matrik Analisis SWOT Faktor Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) Melihat dari besarnya kekuatan dan banyaknya peluang, berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta berada pada Kuadran I atau posisi SO (strength-opportunity) yang berarti bahwa potensi/kekuatan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta lebih besar dibanding dengan kelemahannya, dan peluangnya lebih besar dibanding dengan ancamannya. Oleh karena itu, Dinas Kebersihan harus menerapkan strategi mengoptimalkan kekuatan untuk meraih peluang II Ancaman (Threats) III IV 51

52 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini akan dijelaskan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan yang ada pada Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Penelaahan dan penentuan isu-isu strategis dilakukan berdasarkan sistematika berikut ini Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Berdasarkan gambaran pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta pada Bab II, maka berikut adalah permasalahan-permasalahan pelayanan Dinas Kebersihan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan pada hasil analisa kondisi internal maupun eksternal dan disajikan pada tabel berikut: Aspek Kajian Tabel III.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (DALAM KEWENANGAN) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN) Permasalahan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penanganan Air Limbah Volume air limbah yang tertangani 68% Kualitas hasil pengolahan limbah diatas baku mutu IKU Organisasi yang berlandaskan hukum, terstruktur dan kompeten dengan otorisasi yang kuat, tupoksi yang spesifik dan terarah. Komitmen kepala dinas dan jajarannya untuk menjalankan tupoksi. Sarana dan prasarana memadai Kualitas SDM belum memadai Teknologi pengolahan air limbah yang cukup memadai Belum adanya sosialisasi secara rutin Fungsi pengawasan, pengendalian dan penindakan masih lemah Belum adanya regulasi tentang penyedotan air limbah secara rutin Partasipasi dunia usaha yang mendukung Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar sembarangan Kewenangan yang tumpang tindih dengan instansi lain. Sarana angkutan tidak dapat menjangkau lokasi penyedotan karena jalan yang sempit Pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran masih lemah Sarana dan prasarana serta fasilitas yang belum dimanfaatkan secara optimal 52

53 Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (DALAM KEWENANGAN) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN) Permasalahan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penanganan Sampah Pengurangan Timbulan Sampah Volume sampah yang tertangani 80%. Reduksi timbulan sampah sumber baru mencapai 5%. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Organisasi yang berlandaskan hukum, terstruktur, dan kompeten dengan otorisasi yang kuat, tupoksi yang spesifik dan terarah. Komitmen kepala dinas dan jajarannya untuk menjalankan tupoksi. Kurangnya koordinasi kerja sama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Sarana prasarana dan SDM yang kurang memadai Sarana kebersihan umum di masyarakat kurang. Jumlah dan kemampuan SDM untuk memotivasi masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah di sumber masih kurang. Masih kurang konsistensinya perangkat Dinas kebersihan dalam menerapkan regulasi yang berlaku Keterbatasan lahan TPST Volume sampah yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Teknologi memadai untuk perbaikan lingkungan dan pengembangan iptek yang pesat. Kemudahan mengakses informasi. Perhatian dari pemerintah provinsi dan dinas/instansi lain yang terkait Adanya pihak ketiga (swasta dan masyarakat) siap bekerja sama dalam peningkatan kebersihan kota Adanya kelompok masyarakat pengelola sampah di lingkup kecil. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian lingkungan Cakupan pelayanan belum optimal. Kesadaran masyarakat untuk mereeduksi sampah dari sumber masih rendah. 53

54 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta terpilih adalah: Visi: Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Misi: 1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. 2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain. 3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota. 4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota. 5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik. Berdasarkan pada visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta , maka Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta akan mendukung pelaksanaan misi nomor 2 sebagai bentuk tanggung jawab mendukung pencapaian visi dan pelaksanaan misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih. Selanjutnya dari misi yang telah dipilih tersebut, maka Dinas Kebersihan menyajikan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Kebersihan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut dalam Tabel III.2. Tabel III.2. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Visi: Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. No Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Permasalahan Pelayanan Faktor Penghambat Pendorong ( 1) (2) (3) (4) (5) 2 Menjadikan Jakarta sebagai kota yang Cakupan pelayanan Kurangnya koordinasi dan kerjasama antara Sarana dan prasarana yang mendukung tupoksi. 54

55 bebas dari masalahmasalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah, dan lain-lain. belum optimal pemerintah, swasta dan masyarakat. Keterbatasan lahan tempat penampungan sampah. Volume sampah terus meningkat. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Sarana kebersihan umum di masyarakat kurang. Teknologi memadai untuk perbaikan lingkungan dan pengembangan iptek yang pesat. Perhatian dari pemerintah provinsi dan dinas/instansi lain yang terkait. Adanya pihak swasta yang siap untuk bekerja sama dalam pengangkutan dan pengelolaan sampah Pihak ketiga (swasta dan masyarakat) siap bekerja sama dalam peningkatan kebersihan kota Adanya kelompok masyarakat pengelola sampah di lingkup kecil Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Berdasarkan Renstra Kementerian maka Visi Kementerian Pekerjaan Umum (PU) adalah Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025 Misi Kementerian PU adalah: 1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 2. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air. 3. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan. 4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan. 5. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang. 6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman. 55

56 7. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. 8. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional. Sasaran jangka menengah Kementerian PU adalah: 1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Presiden tentang RTR Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN. 2. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangun/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan, waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku, jaringan irigasi dan jaringan rawa. 3. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi. 4. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui preservasi dan peningkatan kapasitas jalan lintas wilayah serta pembangunan Jalan Tol Trans Jawa. 5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan sistem jaringan penyediaan air minum untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis masyarakat bagi penduduk perkotaan, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan. 6. Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan stakeholders jasa konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial 56

57 dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kementerian Pekerjaan Umum adalah seperti dapat dilihat pada Tabel III.3. No Tabel III.3. Permasalahan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian PU Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian PU Permasalahan Pelayanan Penghambat Sebagai Faktor Pendorong ( 1) (2) (3) (4) (5) 5 Meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan. Cakupan pelayanan belum optimal. Reduksi timbulan sampah dari sumber masih rendah. Kinerja pelayanan publik belum optimal. Kurangnya koordinasi dan kerja sama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Keterbatasan lahan tempat penampungan sampah Volume sampah terus meningkat Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Sarana kebersihan umum di masyarakat kurang. SDM yang dimiliki sebagian besar hampir memasuki masa pensiun. Peningkatan kualitas SDM masih kurang. Sarana dan prasarana yang mendukung tupoksi. Teknologi memadai untuk perbaikan lingkungan dan pengembangan iptek yang pesat. Perhatian dari pemerintah provinsi dan dinas/instansi lain yang terkait Adanya pihak swasta yang siap untuk bekerja sama dalam pengangkutan dan pengelolaan sampah Pihak ketiga (swasta dan masyarakat) siap bekerja sama dalam peningkatan kebersihan kota. Kelompok masyarakat pengelola sampah di lingkup kecil. Organisasi yang berlandaskan hukum, terstruktur, dan kompeten dengan otorisasi yang kuat, tupoksi yang spesifik dan terarah. Komitmen kepala dinas dan jajarannya untuk menjalankan tupoksi. 57

58 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Visi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 yang ditetapkan dengan Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tanggal 12 Januari 2012 adalah: Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, sejajar dengan kota-kota besar dunia dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi pembangunan daerah sebagai berikut: 1. Membangun prasarana dan sarana kota yang manusiawi 2. Mengoptimalkan produktivitas kota sebagai kota jasa berskala dunia. 3. Mengembangkan budaya perkotaan 4. Mengarusutamakan pembangunan berbasis mitigasi bencana 5. Menciptakan kehidupan kota yang sejahtera dan dinamis 6. Menyerasikan kehidupan perkotaan dengan lingkungan hidup. Rencana tata ruang untuk sistem prasarana dan sarana pengelolaan air limbah terdapat dalam pasal 49 (1). Pengembangan sistem prasarana dan sarana pengolahan air limbah dilaksanakan melalui pemisahan antara sistem saluran drainase dan sistem pengelolaan air limbah yang diselenggarakan secara bertahap. (2). Pengembangan sistem prasarana dan sarana pengolahan air limbah diarahkan untuk dikembangkan menjadi alternatif sumber air bersih. (3). Pengembangan sistem pengolahan air limbah meliputi pengelolaan air limbah industri dan air limbah domestik. (4). Pengelolaan air limbah industri dilaksanakan dengan sistem komunal atau individual sebelum dibuang ke badan air. (5). Pengelolaan air limbah domestik terdiri atas sistem terpusat/perpipaan, sistem komunal/modular dan sistem setempat/ i ndividual. (6). Pengembangan pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat diprioritaskan di kawasan pusat Jakarta. (7). Lokasi instalasi pengolahan air limbah domestik sistem terpusat dimungkinkan secara selektif berada pada Kawasan Terbuka Hijau Budi Daya dan Kawasan Terbuka Biru tanpa mengganggu fungsi utamanya. (8). Pengembangan instalasi pengolahan air limbah domestik sistem setempat dilakukan di Pul o Gebang (kawasan timur), Duri Kosambi (kawasan bara t) dan kawasan selatan. Rencana tata ruang untuk sistem sarana dan prasarana pengelolaan sampah terdapat dalam pasal 51 58

59 (1). Pengembangan sistem prasarana dan sarana pengelolaan sampah terdiri dari: a. Prasarana dan sarana pengelolaan sampah lingkungan dan kawasan b. Tempat Penampungan Sementara (TPS) c. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) d. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) e. Pengelolaan sampah drainase/sungai/waduk/situ/teluk f. Pengelolaan sampah spesifik. (2). Pengembangan prasarana dan sarana sampah diarahkan pada peningkatan efesiensi dan evektifitas pelayanan dan menjaga kualitas lingkungan, dengan cara sebagai berikut: a. Meningkatkan peran serta masyarakat yang dilaksanakan melalui program 3R (reuse, reduce, recycle) sejak dari sumbernya. b. Mengembangkan prasarana dan sarana pengolahan sampah dengan teknologi ramah lingkungan. c. Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan sampah secara terpilah. (3). Pengembangan prasarana dan sarana TPS dan TPST dikembangkan sebagai suatu sistem multi simpul yang terbagi dalam beberapa kawasan atau zona pelayanan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pengelolaan sampah serta mengurangi volume sampah yang harus dikirim ke TPA. (4). Prasarana dan sarana TPS dan TPA dapat dikembangkan untuk mengolah sampah menjadi sumber energi pembangkit listrik alternatif dan pengomposan (composting) serta menjadi produk-produk bermanfaat lainnya yang memungkinkan. Selanjutnya dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari implikasi Rencana Tata Ruang Wilayah dan disajikan dalam Tabel III.4. Tabel III. 4. Permasalahan Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Rencana Tata Ruang Faktor No Wilayah terkait Tugas Permasalahan dan Fungsi Dinas Pelayanan Penghambat Pendorong Kebersihan Prov. DKI Jakarta ( 1) (2) (3) (4) (5) 1 Rencana tata ruang untuk sistem prasarana dan sarana pengelolaan air limbah Sarana angkutan tidak dapat menjangkau lokasi penyedotan karena jalan yang sempit Pengawasan dan penindakan terhadap Belum adanya regulasi tentang penyedotan air limbah secara rutin Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar sembarangan Organisasi yang berlandaskan hukum, terstruktur, dan kompeten dengan otorisasi yang kuat, tupoksi yang spesifik dan terarah. Komitmen kepala dinas 59

60 No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta 2 Rencana tata ruang untuk sistem prasarana dan sarana pengelolaan sampah Permasalahan Pelayanan pelanggaran masih lemah Reduksi timbulan sampah dari sumber masih rendah. Cakupan pelayanan belum optimal. Penghambat Kewenangan yang tumpang tindih dengan instansi lain. Belum adanya sosialisasi secara rutin Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Resistensi masyarakat terhadap pembangunan sarana pengolahan sampah (ITF & TPST) Belum ada standarisasi sarana dan prasarana pengolahan sampah ramah lingkungan Volume sampah terus meningkat. Kurangnya koordinasi kerja sama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Keterbatasan lahan TPST. Belum adanya standar operasional dalam pengelolaan sampah di sungai/ waduk/situ/ teluk Banyak sampah yang dibuang ke kali dan berasal dari luar wilayah Jakarta Sarana prasarana dan SDM yang Faktor Pendorong dan jajarannya untuk menjalankan tupoksi. Sarana dan prasarana serta SDM Teknologi pengolahan air limbah yang cukup memadai Pihak ketiga (swasta dan masyarakat) siap bekerja sama dalam peningkatan kebersihan kota Adanya kelompok masyarakat pengelola sampah di lingkup kecil. Teknologi untuk perbaikan lingkungan dan pengolahan sampah yang ramah lingkungan berkembang pesat. Sarana dan prasarana yang mendukung tupoksi. Perhatian dari pemerintah provinsi dan dinas/instansi lain yang terkait Adanya lembaga/badan kerjasama antar pemerintah daerah (BKSP Jabodetabekjur) Sudah adanya regulasi yang mengatur tentang pemukiman dan ketertiban lingkungan di bantaran kali Organisasi yang berlandaskan hukum, terstruktur, dan kompeten dengan otorisasi yang kuat, tupoksi yang spesifik dan terarah. Kemudahan mengakses informasi. Komitmen kepala dinas dan jajarannya untuk menjalankan tupoksi. 60

61 No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta Permasalahan Pelayanan Penghambat belum memadai Belum optimalnya penggunaan sistem teknologi dalam pengelolaan sampah drainase/sungai/ waduk/situ/ teluk Belum tersedianya sarana dan prasarana sampah spesifik di tempat pembuangan sementara dan tempat pembuangan akhir Belum tersedianya sarana dan prasarana pemilahan untuk sampah spesifik di masyarakat. Belum tersedianya analisa dasar tentang sistem prasarana dan sarana pengelolaan sampah. Faktor Pendorong 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Diperlukan suatu visi yang reliabel dalam mengelola perkotaan yang diharapkan akan dapat terjadi pada masa yang akan datang. Perumusan kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan pada dasarnya adalah untuk mewujudkan visi. Perumusan visi tersebut didasarkan pada isu-isu utama yang dihadapi dalam pengelolaan persampahan pada saat ini. Dari analisis SWOT pada bab sebelumnya dan berdasarkan pada gambaran pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta; visi, misi, serta program Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, sasaran jangka menengah pada Renstra Kementerian PU, implikasi Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah bagi pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta dan juga identifikasi masalah tersebut diatas, selanjutnya diidentifikasi isu strategis sebagai berikut: Timbulan Sampah Semakin Meningkat Peningkatan timbulan sampah, jika tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai, akan berdampak pada penumpukan 61

62 sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan menggangu keindahan kota TPST Bantargebang masih merupakan satu-satunya tempat pemrosesan akhir dan mempunyai keterbatasan daya tampung. Hal ini mendorong Dinas Kebersihan untuk mencari solusi dengan membangun tempat pengolahan sampah dalam kota (ITF) dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Masalah utama dalam pengelolaan persampahan adalah mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan turut serta memisahkan antara sampah organik dan non-organik. Oleh karenanya, Dinas Kebersihan perlu meningkatkan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan untuk masyarakat yang akan diarahkan pada pemanfaatan sampah sehingga mempunyai nilai ekonomis, seperti menerapkan proses daur ulang untuk sampah non-organik atau mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, yang dikenal dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) Meningkatnya laju pertumbuhan industri dan konsumsi masyarakat secara umum berdampak pula pada perubahan komposisi dan karakteristik sampah yang dihasilkan terutama semakin banyaknya penggunaan bahan non-biodegradable seperti plastik, kertas, produk-produk kemasan dan komponen bahan yang mengandung B3 (bahan beracun dan berbahaya). Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah merupakan suatu keharusan dalam menyikapi kondisi ini Lemahnya Penerapan Peraturan Perundangan dan Penegakan Hukum Secara umum kondisi kebersihan di berbagai kota di Indonesia masih jauh dibawah rata-rata kebersihan di negara lain. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya pendidikan yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini, serta tidak dilakukannya penerapan sanksi hukum (punishment) dari peraturan daerah yang berlaku secara efektif. Bahkan mungkin masyarakat belum sepenuhnya mengetahui adanya ketentuan dalam penanganan sampah termasuk adanya sanksi hukum yang berlaku Sarana dan Prasarana serta SDM yang belum memadai Sarana dan Prasarana yang dimiliki sebagian besar sudah berusia diatas 5 tahun sehingga memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi dan SDM yang dimiliki 62

63 sebagian besar hampir memasuki masa pensiun serta Peningkatan kualitas SDM masih kurang Belum ada regulasi dan standar operasional tentang Penanganan Limbah Septic Tank Rumah Tangga Belum adanya regulasi tentang standar penyedotan limbah septic tank rumah tangga menyebabkan masyarakat kurang peduli terhadap penanganan limbah septic tank yang berakibat kurang optimalnya IPAL yang dimiliki Dinas Kebersihan Lemahnya penanganan sampah kali, sungai dan pesisir pantai yang sekarang ada Sampah kali dan sungai ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum, dalam pelaksanaanya sering kali terjadi benturan, yaitu Dinas PU hanya mengangkat sampah dari kali dan sungai dan ditumpuk dipinggir kali atau sungai. Sampah yang ditumpuk tersebut apakah termasuk lingkup Dinas PU atau Dinas Kebersihan. Perlu adanya perbaikan sistem penanganan sampah dari kali, sungai dan laut yang lebih terintegrasi, efektif dan efisien 63

64 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dan sejalan dengan visi Gubernur DKI Jakarta, Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta menetapkan visi sebagai berikut: JAKARTA B ARU, KOTA M ODERN YANG B ERSIH DENGAN M ASYARAKAT B ERBUDAYA B ERSIH DAN P ELAYANAN P UBLIK YANG P RIMA Visi yang dikemukakan diatas merupakan komitmen Dinas Kebersihan dalam membantu mewujudkan visi Gubernur DKI Jakarta. Visi tersebut dapat dijelaskan dengan 3 (tiga) kata kunci sebagai berikut: 1. Jakarta Baru, Kota Modern yang Bersih Penggalan dari visi tersebut merupakan kata kunci dari visi yang ingin dicapai oleh Dinas Kebersihan yaitu mewujudkan Jakarta baru sebagai kota modern yang bersih. Kondisi yang ingin dicapai adalah seluruh masyarakat DKI Jakarta: a. Memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari aktivitas seharihari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan, perkantoran, maupun tempattempat umum lainnya. b. Memiliki lingkungan kota yang bersih karena sampah yang dihasilkan dapat ditangani secara benar. c. Mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diarhea, thypus, disentri, dan lain-lain; serta gangguan lingkung an baik berupa pencemaran udara, air, atau tanah. d. Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi kesejahteraannya. 2. Masyarakat Berbudaya Bersih Untuk mewujudkan kota Jakarta yang bersih, akan sangat sulit dicapai tanpa didukung oleh seluruh masyarakat Jakarta, oleh karena itu penggalan visi kedua yang 64

65 ingin dicapai oleh Dinas Kebersihan adalah mewujudkan masyarakat Jakarta yang berbudaya bersih. Visi ini yang merupakan tantangan terberat, karena untuk merubah budaya masyarakat akan memakan waktu yang lama serta memerlukan strategi yang tepat. Kondisi yang ingin dicapai adalah seluruh masyarakat DKI Jakarta: a. Memiliki pengetahuan tentang kewajibannya dalam mengelola sampah, sehingga dapat bertindak sesuai dengan yang diharapkan. b. Merubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah. c. Memandang sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan. d. Berperan aktif dalam program-progam yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta 3. Pelayanan Publik yang Prima Penggalan dari visi terakhir yaitu pelayanan publik yang prima dimaksudkan dalam mewujudkan penggalan kedua visi di atas, Dinas Kebersihan menjalankan tugas pokoknya tersebut dengan menerapkan tata kelola yang baik melalui reformasi birokrasi serta menerapkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sebagai penjabarannya dituangkan dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak. Rincian rumusan misi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta. 2. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang memiliki kesadaran dalam memelihara kebersihan kota. 3. Meningkatkan manajemen pelayanan kebersihan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. 65

66 Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut: Misi 1. Menyelelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan dan penanganan sampah. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa tujuan dari pengelolaan sampah adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Selanjutnya dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, maka Dinas Kebersihan menetapkan misi pertama Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta. Dinas Kebersihan telah menyusun perencanaan pengelolaan sampah yang dituangkan dalam Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta Dalam Masterplan tersebut memuat target pengurangan sampah, target penyediaan sarana dan prasarana, pola pengembangan kerjasama daerah, kemitraan dan partisipasi masyarakat, rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Pelaksanaan pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi modern bekerja sama dengan pihak swasta. Sebagian besar penanganan sampah dilakukan oleh pihak swasta yang meliputi kegiatan penyapuan jalan, pengumpulan sampah dan kegiatan pengangkutan sampah dari sumber dan dari TPS-TPS menuju ke TPST, serta pengolahan sampah di ITF dan TPST dengan menggunakan teknologi modern yang ramah lingkungan. Dinas Kebersihan sesuai tugas dan fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta. Misi 2. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang memiliki kesadaran dalam memelihara kebersihan kota 66

67 Masyarakat merupakan penghasil sampah karenanya masyarakat merupakan aktor utama dalam pengelolaan sampah yang perlu diberdayakan agar mampu melakukan berbagai upaya penanganan yang bermanfaat bagi pengelolaan secara umum. Mengingat upaya pengurangan timbulan sampah di sumber sangat erat kaitannya dengan perilaku masyarakat, diperlukan suatu upaya penyadaran dan peningkatan pemahaman untuk mendorong perubahan perilaku yang dilakukan secara berjenjang. Perubahan perilaku ini dapat dilakukan baik melalui promosi yang dapat memberi gambaran mengenai nilai pengurangan sampah di sumber dan dampaknya bagi kualitas kesehatan dan lingkungan maupun kampanye yang terus menerus untuk membangun suatu komitmen sosial. Pengurangan sampah di sumber ini dilakukan melalui mekanisme 3 R, yaitu reduce (R1), reuse (R2) dan recycle (R3). R1 adalah upaya yang lebih menitikberatkan pada pengurangan pola hidup konsumtif serta senantiasa menggunakan bahan "tidak sekali pakai" yang ramah lingkungan. R2 adalah upaya memanfaatkan bahan sampah melalui penggunaan yang berulang agar tidak langsung menjadi sampah. R3 adalah setelah sampah harus keluar dari lingkungan rumah, perlu dilakukan pemilahan dan pemanfaatan/pengolahan secara setempat. Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah, Dinas Kebersihan melakukan kegiatan diantaranya: 1. Komunikasi, informasi dan edukasi dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan mengenai Program 3R. 2. Pembangunan dan pembinaan sentra 3R. 3. Fasilitasi kepada masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran hasil produk daur ulang dan guna ulang sampah. 4. Pengembangan informasi peluang usaha di bidang persampahan 5. Mendorong dan memfasilitasi berdirinya Bank Sampah. Misi 3. Meningkatkan manajemen pelayanan kebersihan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance Tata pemerintahan yang baik atau biasa dikenal dengan sebutan Good Governance telah menjadi salah satu isu sentral yang berkembang sejak reformasi mulai digulirkan pada tahun 1998 dimana pada kurun waktu yang bersamaan sebagai akibat dari krisis moneter 67

68 akhir tahun 90-an yang membawa dampak signifikan baik secara ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Tuntutan atas tata kelola yang baik tidak saja digulirkan pada bidang bisnis namun juga pada bidang pemerintahan dan organisasi sosial. Prinsip-prinsip good governance sebagai prinsip yang saling terikat, yaitu: 1. Akuntabilitas (accountabilty), ialah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan; 2. Keterbukaan dan transparan (openess and transparency); 3. Ketaatan pada aturan hukum; 4. Komitmen yang kuat untuk bekerja bagi kepentingan bangsa dan negara dan bukan pada kelompok atau pribadi; 5. Komitmen untuk mengikutsertakan dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk menerapkan tata kelola yang baik Dinas Kebersihan melakukan reformasi birokrasi serta peningkatan kapasitas SDM dan penguatan organisasi Dinas Kebersihan. 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tujuan Jangka Menengah Dinas Kebersihan Tujuan memuat secara jelas arah mana yang akan dituju atau diinginkan organisasi yang merupakan penjabaran lebih lanjut atas misi yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya tujuan strategis maka dapat diketahui secara jelas apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya untuk periode satu sampai dengan lima tahun kedepan. Berdasarkan visi misi yang sudah ditetapkan tujuan Dinas Kebersihan sebagai berikut: 1. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengolahan air limbah septik tank. 2. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan sampah 3. Berkurangnya timbulan sampah di sumber 4. Meningkatnya efektivitas dan efesiensi organisasi Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari misi dan tujuan, yang merupakan bagian integral dalam proses pencapaian kinerja yang diinginkan. Fokus utama penentuan sasaran ini adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kaitannya dengan pencapaian kinerja yang diinginkan. Pada masing-masing sasaran tersebut ditetapkan program kinerja yang mendukung pencapaian sasaran tersebut. 68

69 Sasaran strategis Dinas Kebersihan sebagai berikut: 1. Peningkatan cakupan layanan pengolahan air limbah septictank 2. Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan; dengan indikator sasaran - Peningkatan volume sampah yang diolah di dalam kota - Peningkatan kinerja penanganan sampah oleh pihak swasta - Peningkatan kinerja TPST Bantargeban g - Peningkatan penanganan sampah di kali, sungai, pesisir dan pantai Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara sungai di Teluk Jakarta - Peningkatan layanan oper asional Dinas Kebersihan 3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam melakukan pengelolaan sampah 4. Pembagian tanggung jawab yang jelas dalam pengelolaan sampah 5. Peningkatan kinerja kelembagaan Dinas Kebersihan 6. Peningkatan pembi naan dan pengawasan SDM Berikut rumusan rangkaian pernyataan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta sebagaimana disajikan dalam tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Tabel IV. 1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA PADA TAHUN KE (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengolahan air limbah septik tank Peningkatan cakupan layanan pengolahan air limbah septictank Volume penyedotan dan pengolahan limbah septictank 500 m 3 /hari 700 m 3 /hari 900 m 3/ hari 1200 m 3 /hari 2. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan sampah 3. Pengurangan timbulan sampah di sumber Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pengelolaan sampah Persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat waktu Persentase pengurangan sampah yang dibuang ke sungai dan taman 1500 m 3 /hari 90% 93% 96% 98% 100% 10% 20% 30% 40% 50% 69

70 4. Meningkatnya efektivitas dan efesiensi organisasi Peningkatan kinerja kelembagaan Dinas Kebersihan Persentase timbulan sampah yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat dan swasta (Konsep business to business) Persentase pengurangan timbulan sampah di sumber Tingkat mutu manajemen organisasi 0% 3% 10% 15% 20% 14% 14% 15% 15% 15% 80% 80% 90% 95% 95% Peningkatan pembinaan dan pengawasan SDM Tingkat mutu SDM organisasi 80% 80% 90% 95% 95% 4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Kebersihan Dalam rangka mencapai tujuan, Dinas Kebersihan merumuskan kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan Selanjutnya diuraikan rangkaian rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Kebersihan dalam lima tahun mendatang, sebagaimana dihasilkan pada tahapan perumusan Strategi dan Kebijakan Pelayanan Jangka Menengah Dinas Kebersihan dan disajikan dalam tabel IV.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. VISI MISI I Tabel IV.2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta : Jakarta baru, kota modern yang bersih, dengan masyarakat berbudaya bersih dan pelayanan publik yang prima. : Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 1. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengolahan air limbah septik tank 1. Peningkatan cakupan layanan pengolahan air limbah septictank 1. Pengembangan sistem pengolahan limbah septic tank 2. Peningkatan sistem manajemen dan pelayanan Unit Penglohan Limbah Septic Tank 1. Pemanfaatan fungsi sarana dan prasarana yang ada secara optimal 2. Pengadaan sarana dan prasarana angkutan limbah septic tank 3. Pengembangan kerjasama dengan pihak swasta 1. Melakukan monitoring dan evaluasi pengolahan limbah septik tank. 2. Peningkatan pengawasan, pengendalian dan penindakan pengelolaan limbah septic tank 70

71 3. Melakukan penyadaran kepada masyarakat penggunaan septic tank standar lingkungan hidup 4. Peningkatan kualitas SDM 5. Penyederhanaan prosedur administrasi 2. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan sampah 1. Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan 1. Modernisasi instalasi sampah dalam kota sesuai Masterplan Dinas Kebersihan Mendorong dan memfasilitasi upaya yang mendukung percepatan pembangunan ITF dalam kota 2. Meningkatkan kinerja swastanisasi kebersihan. Mengembangkan swastanisasi secara intensif. 3. Peningkatan mutu layanan pengelola seluruh TPST Melakukan pengawasan aktifitas TPST Bantargebang. 4. Peningkatan pengolahan sampah. 1. Optimalisasi pemanfaatan kompos. 2. Optimalisasi pemanfaatan produk daur-ulang. 3. Pengembangan pemanfaatan sampah untuk energi (energy recovery). 4. Pengembangan kemitraan dalam pemanfaatan sampah. 5. Pengembangan mekanisme quality control produk daurulang. 6. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan. 5. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana persampahan kota. 1. Pengaturan pola operasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas. 2. Mengembangkan prasarana (TPS, TPS 3R, dan TPST) pengolahan sampah sesuai peruntukan (RTRW) dan berwawasan lingkungan. 6. Peningkatan sarana dan prasarana kebersihan. 1. Penambahan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan. 2. Peremajaan sarana dan prasarana sesuai umur teknis 3. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pengolahan sampah yang tepat guna dan berwawasan lingkungan 4. Pengembangan kerjasama dan kemitraan dalam penyediaan 71

72 prasarana dan sarana pengelolaan sampah. 7. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana persampahan pesisir, pantai Jakarta dan Kepulauan Seribu. 1. Pengaturan pola operasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas. 2. Pembersihan sampah di kali/sungai dengan sistem saringan sampah 3. Pembuatan regulasi penanganan sampah sungai 4. Restrukturisasi struktur organisasi Dinas Kebersihan sehubungan penambahan penanganan sampah sungai 8. Peningkatan peran instansi terkait tentang pengelolaan sampah pesisir dan pantai. 1. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait tentang pengelolaan sampah pesisir dan pantai. MISI II : Membangun budaya masyarakat perkotaan yang memiliki kesadaran dalam memelihara kebersihan kota. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 3. Berkurangnya timbulan sampah di sumber. 1. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pengelolaan sampah 1. Memberikan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada seluruh masyarakat secara bertahap dan terencana. 1. Memberikan pengenalan tentang kebersihan sejak dini 2. Melakukan kampanye dan edukasi pengelolaan sampah dan prinsip 3R. antara lain dengan membatasi dan menghindari penggunaan kantong plastik, wadah dan kemasan yang tidak dapat di daur-ulang dan tidak dapat terurai secara alam. 2. Mengembangkan dan mendorong pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis 3R dan Bank Sampah oleh masyarakat/komunitas. 1. Menfasilitasi pengembangan Sentra 3R dan Bank Sampah 2. Mengembangkan jejaring kerja bank sampah 3. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD/UKPD terkait untuk mempromosikan dan memasarkan material yang telah dikumpulkan oleh Bank Sampah 3. Menerapkan sistem insentif dan disinsentif terhadap kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat/komunitas. 1. Melaksanakan RAD Pengelolaan sampah serta Juklak/Juknis dalam pemberian reward dan punishment. 2. Menyelenggarakan lombalomba dan pemberian stimulan bagi masyarakat/komunitas. 4. Pembinaan masyarakat di bidang pengelolaan 1. Penyelenggaraan pelatihan pengelolaan sampah 72

73 sampah. 5. Mengembangkan sistem dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta dalam pengelolaan sampah. 2. Menyelenggarakan pelatihan pengelolaan sampah di masyarakat/komunitas 1. Mengharuskan pelaku usaha dan produsen untuk menggunakan bahan kemasan yang dapat digunakan kembali, bahan yang dapat didaur ulang dan bahan yang mudah diurai oleh proses alam 2. Mengharuskan pengelola kawasan industri dan pemukiman menyediakan fasilitas pengolahan sampah terpilah skala kawasan. 3. Menodorong pengelola dunia usaha dan pemukiman untuk mengelola sampah sendiri (konsep B to B) 4. Menerapkan seluas-luasnya potensi EPR dan memanfaatkan CSR dalam pengelolaan sampah. MISI III : Meningkatkan manajemen pelayanan kebersihan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 4. Meningkatnya efektivitas dan efesiensi organisasi. 1. Peningkatan kinerja kelembagaan Dinas Kebersihan.. 1. Harmonisasi pelaksanaan pengelolaan sampah 1. Penyusunan peraturan turunan Raperda pengelolaan sampah. 2. Pelaksanaan penanganan sampah sesuai dengan SOP 3. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait tentang pengelolaan sampah. 1. Peningkatan mutu pelayanan, perencanaan, pengendalian dan pelaporan seluruh unit kerja. 1. Monitor, evaluasi dan koordinasi dengan Suku Dinas dan UPT Dinas Kebersihan. 2. Evaluasi kinerja terhadap seluruh unit kerja 3. Melakukan kajian-kajian yang mendukung perencanaan 4. Menerapkan hasil kajian-kajian yang telah dilakukan 5. Menerapkan SPM dalam pengelolaan persampahan 2. Optimalisasi penerimaan retribusi 1. Melakukan pengawasan retribusi. yang transparan dan akuntabel 2. Peningkatan pembinaan dan pengawasan SDM 1. Menerapkan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja 1. Mengevaluasi beban kerja dan kebutuhan pegawai tiap tahun. 2. Mewujudkan penempatan SDM 73

74 sesuai kompetensi. 3. Mendukung pelaksanaan diklat/bimtek untuk meningkatkan kompetensi SDM. 4. Memenuhi kebutuhan untuk menunjang peningkatan kinerja SDM. 5. Melakukan evaluasi kinerja SDM 6. Melakukan pembinaan SDM 74

75 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta antara lain: 1. Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Limbah yang antara lain didukung oleh kegiatan: a. KIE Pengelolaan Limbah Septictank b. Pelatihan dan Pembinaan Pengolahan Limbah Septic Tank c. Pembangunan dan Peningkatan MCK d. Operasional, Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Instalasi Pengolahan Limbah Septic Tank e. Penerapan Pemanfaatan Limbah Septic Tank 2. Program Peningkatan Kinerja Pengolahan Persampahan yang antara lain didukung oleh kegiatan: a. Penanganan penanggulangan kebersihan dan sarana operasional Dinas Kebersihan b. Jasa Swastanisasi Penanganan Kebersihan di 42 (empat puluh dua) kecamatan c. Penanganan Sampah Sungai d. Jasa Pengolahan Sampah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang e. Jasa Penimbangan Sampah di TPST Bantargebang f. Operasional SPA Sunter g. Penanganan Sampah Pesisir dan Pantai Pulau-pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pesisir dan Pantai Utara Jakarta, serta Muara 13 (Tiga Belas) Sungai di Teluk Jakarta dengan Sarana Operasional Kebersihan h. Pengadaan Bahan Bakar Minyak untuk operasional kebersihan i. Operasi Dukungan Kebersihan untuk kegiatan insidental 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum yang antara lain didukung oleh kegiatan: a. Peningkatan TPS menjadi TPS ramah lingkungan b. Pembangunan TPS ramah lingkungan c. Pembangunan saringan sampah sungai d. Pengadaan kapal sampah e. Pengadaan alat-alat kebersihan 75

76 f. Pengadaan alat angkutan sampah seperti gerobak motor, typer, arm roll dan compactor g. Pengadaan bak kontainer besar dan kecil h. Pengadaan car washer i. Pengaaan alat berat 4. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan yang antara lai n didukung oleh kegiatan: a. Pembinaan pengelolaan sampah Rumah Tangga di bantaran kali b. Publikasi Pengelolaan Kebersihan c. Sosialisasi Bidang Kebersihan d. Sosialisasi dan Implementasi Pengelolaan Sampah Secara Mandiri oleh Pengelola Kawasan e. Pembinaan Mitra Usaha Bidang Kebersihan f. Kajian Potensi dan Regulasi Pengelolaan Sampah Secara Mandiri oleh masyarakat 5. Program pengurangan timbulan sampah di sumber yang antara lain didukung oleh kegiatan: a. Pendampingan Kegiatan 3R Menjadi Bank Sampah b. Pengembangan Sentra 3R c. Pelatihan Daur Ulang dan Komposting untuk Masyarakat Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif disajikan pada lampiran 2. 76

77 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu sasaran, program atau kegiatan. Indikator kinerja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Kebersihan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD, ditampilkan dalam tabel VI.1 berikut ini. NO Tabel VI.1 Indikator Kinerja Sasaran Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KONDISI AWAL 2011/2012 TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI AKHIR 2017 (1) (2) ( 3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jumlah TPS ramah lingkungan yang tersedia 2 Jumlah saringan sampah otomatis yang tersedia 23 unit 1 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 32 unit 3 Jumlah sampah dalam kota yang diolah melalui ITF 4 Persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat waktu 5 Lokasi yang dibebaskan untuk TPS 540 ton/hari ton/hari ton/hari ton/hari 88% 90% 93% 96% 98% 100% ton/hari 100% Persentase pengurangan timbulan sampah di sumber 7 Persentase Pengurangan sampah yang dibuang ke Sungai dan Taman 8 Persentase Timbulan Sampah DKI Jakarta yang dikelola secara Swadaya oleh Masyarakat dan Swasta (Konsep Business to Business) 7% 14% 14% 15% 15% 15% 15% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 50% 0% 0% 3% 10% 15% 20% 20% 9 Volume penyedotan dan pengolahan limbah septic tank 400 m 3 /hari 500 m 3 /hari 700 m 3 /hari 900 m 3 /hari m 3 /hari m 3 /hari m 3 /hari 77

78 BAB VII PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 7.1 Pedoman Transisi Masa jabatan gubernur provinsi DKI Jakarta periode akan berakhir pada tanggal 15 Oktober 2017, disisi lain pemerintah provinsi DKI Jakarta harus menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2018, Kebijkan Umum Anggaran (KUA) dan PPA tahun 2018 serta RAPBD tahun Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, maka RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun akan menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi DKI Jakarta sampai dengan tahun 2018, yang merupakan tahun pertama dari masa bhakti Gubernur Provinsi DKI Jakarta periode berikutnya. Dengan demikian, maka RKPD tahun 2018 merupakan RKPD masa transisi dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. 7.2 Kaidah Pelaksanaan Sebagai suatu bagian dari dokumen perencanaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah, Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, ini merupakan dokumen yang dijadikan acuan dasar bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan selama periode , mengikuti periode berlakunya RPJMD Provinsi DKI Jakarta Renstra Dinas Kebersihan ini memiliki kedudukan yang sangat vital dan penting dalam menyelenggarakan usaha-usaha untuk mewujudkan kota Jakarta yang bersih, tertib, indah dan sehat selama 5 (lima) tahun ke depan, memberikan arah, tujuan sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan. Renstra Dinas Kebersihan merupakan penjabaran dokumen RPJMD, selanjutnya Renstra Dinas Kebersihan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kebersihan yang merupakan rencana tahunan Dinas Kebersihan selama periode lima tahun,

79 dan akan dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan bertanggungjawab. Renstra Dinas Kebersihan diterbitkan melalui surat keputusan Kepala Dinas Kebersihan, dan di dalam pelaksanaannya, senantiasa dilakukan pengawasan dan evaluasi, sebagai wujud penyelengaraan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan bercirikan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Pencapaian kinerja pelayanan sebagaimana tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan Dinas Kebersihan merupakan bagian pencapaian kinerja dan pertanggungjawaban kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, serta secara moral dipertanggung-jawabkan kepada seluruh masyarakat Provinsi DKI Jakarta. Renstra ini merupakan komitmen bersama seluruh jajaran Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta yang wajib ditegakkan dan dilaksanakan agar dapat tercapai visi, misi, dan tujuan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan tersebut tidak semata untuk kepentingan Dinas Kebersihan sendiri, namun untuk kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan pemerintah/presiden dalam melaksanakan pembangunan nasional. Namun demikian, renstra ini masih perlu dijabarkan lebih lanjut dalam rumusanrumusan yang lebih operasional, yang kemudian dijabarkan dalam langkah nyata berupa kegiatan-kegiatan penanganan sampah. Akhirnya, menjadi tugas dan kewajiban seluruh jajaran Dinas Kebersihan, untuk bersama-sama melangkah dalam tindakan yang harmonis untuk melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis ini. Pencapaian kinerja memang bukan hal yang mudah, untuk itu diperlukan tekad, ikhtiar dan perjuangan terus menerus untuk menunjukkan bahwa Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta memang mampu memenuhi harapan stakeholders. 79

80 Renstra Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Lampiran

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; ~. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHU N 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMERINTAH

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016 BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

dk/r** grr/"-.^'porri,*; q "*r"a Qflr, rd* dfrf*"fr'

dk/r** grr/-.^'porri,*; q *ra Qflr, rd* dfrf*fr' _)1,. grr/"-.^'porri,*; q "*r"a dk/r** Qflr, rd* dfrf*"fr' PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA htomor 131 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS BINA MARGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perwal Nomor 88 Tahun 2013 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN, BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 108 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN CILACAP DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25 Qeqno Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 91 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA 2013-2017 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jalan Jend.Gatot Subroto Kav. 40 41 Jakarta Selatan 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 50 TAHUN 2016 BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau merupakan lembaga teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, disusun struktur

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara dan non Aparatur Sipil Negara di lingkungan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 12 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINASPEMUDA DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH Menimbang KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SEKRETARIS

KEPALA DINAS SEKRETARIS KEPALA DINAS Mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkondisikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Singkat Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI, DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA PADA BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 111 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 200 9 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 57 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak BAB XV DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 290 Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan : 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008 DRAFT PER TGL 17 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 48 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR ORGANISASI TERENDAH PADA DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA DENGAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN, BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci