2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;"

Transkripsi

1 ~. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHU N 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 151 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan; 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan, Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal; 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan; 5. Undang-Undan.g Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; 7. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Pengelolaan Keuangan Negara; 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008; 13. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang; 14. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 15. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaralDaerah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang NegaralDaerah; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 24. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, DAN PERDAGANGAN.

3 3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Asisten Perekonomian dan Administrasi adalah Asisten Perekonomian dan Administrasi Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Kabupaten Administrasi adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Walikota adalah Walikota Kota Administrasi. 9. Bupati adalah Bupati Kabupaten Administrasi. 10. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan yang juga disebut Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 11. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 12. Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro. Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan yang juga disebut Suku Dinas adalah Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan pada Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi. 13. Kepala Suku Dinas adalah Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi. 14. Kecamatan adalah Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

4 4 BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal2 (1) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan. (2) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Perekonomian dan Administrasi Sekda Provinsi DKI Jakarta. Pasal 3 (1) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, perlindungan, dan pengembangan koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan mempunyai fungsi : a. penyusunan, dan pelaksanaan reneana kerja dan anggaran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan; b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, perdagangan, dan perpasaran; e. pembinaan dan pengawasan usaha perdagangan barang dan jasa, koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, perdagangan, dan perpasaran; d. pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangan usaha koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan barang dan jasa;. e. pemantauan dan pengawasan ketersediaan, distribusi, harga, standar dan mutu barang dan jasa, serta perlindungan konsumen; f. pembinaan kemetrologian, pengawasan, pemeriksaan dan pengujian alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya, serta barang dalam keadaan terbungkus; g. penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyuluhan di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan barang dan jasa;

5 5 h. perlindungan, pembinaan dan pengembangan perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah; i. fasilitasi pengembangan kemitraan usaha mikro, keeil dan menengah dan koperasi dan/atau dengan perusahaan besar; j. pengelolaan fasilitas perlindungan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro dan kecil; k. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan bimbingan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; I. pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, sertifikasi dan/atau perizinan koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, perdagangan, dan perpasaran; m. pengembangan dan penyelenggaraan promosi perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; n. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi di bidang koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; o. penyediaan, penatausahaan, pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja dinas koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; p. pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; q. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; r. pengelolaan kepegawaian, Dinas Kopera~i, Usaha Perdagangan; dan keuangan, barang, dan ketatausahaan Mikro, Keeil dan Menengah, dan s. pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. BAB III ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal4 (1) Susunan organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan, sebagai berikut : a. Kepala Dinas;

6 6 b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Subbagian Umum; 2. Subbagian Kepegawaian; 3. Subbagian Program dan Anggaran; 4. Subbagian Keuangan. c. Bidang Koperasi, terdiri dari : 1. Seksi Kelembagaan Koperasi; 2. Seksi Pembiayaan Koperasi; 3. Seksi Pengembangan Koperasi. d. Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terdiri dari : 1. Seksi Usaha Mikro; 2. Seksi Usaha Kecil; 3. Seksi Usaha Menengah. e. Bidang Perdagangan Dalam Negeri, terdiri dari : 1. Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan; 2. Seksi Pengadaan, Distribusi, dan Perlindungan Konsumen; 3. Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri. f. Bidang Perdagangan Luar Negeri, terdiri dari : 1. Seksi Ekspor; 2. Seksi Impor; 3. Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri. g. Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari : 1. Seksi Perdagangan; 2. Seksi Kemetrologian; 3. Seksi Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. h. Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi; i. Unit Pelaksana Teknis; dan j. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Kepala Dinas mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala PasalS a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;

7 7 b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional; e melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan/atau instansi pemerintah/ swasta, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas; d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 6 (1) Sekretariat merupakan Unit Kerja staf Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal7 (1) Sekretariat melaksanakan tugas administrasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi : a. penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; e. pengoordinasian penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; d. pelaksanaan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; e. pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan perdagangan;. f. pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Dinas; g. pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan'menengah, dan perdagangan, serta perpasaran; h. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Dinas; i. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan aeara Dinas; j. pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Dinas;

8 8 k. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Sekretariat; I. pemungutan, peneatatan, retribusi koperasi, usaha perdagangan; penyetoran, mikro, keeil pelaporan penerimaan dan menengah, dan m. pengoordinasian penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan urusan perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan, serta perpasaran; n. pengoordinasian penyusunan reneana strategis Oinas; o. pengoordinasian penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Oinas; p. penyiapan bahan laporan Oinas yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat; dan q. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat. Pasal 8 (1) Subbagian Umum merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan administrasi umum Oinas. (2) Subbagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Oinas. (3) Subbagian Umum mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; e. melaksanakan kegiatan surat-menyurat dan kearsipan antara lain meliputi penerimaan, peneatatan, pentaklikan, penomoran, stempel, pendistribusian dan pengiriman surat, serta penyimpanan, penelusuran dan pemeliharaan arsip; d. melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; e. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja seperti bangunan gedung dan inventaris kantor; f. melaksanakan kegiatan proses pembangunan bangunan gedung kantor Dinas dan pengadaan perlengkapan/peralatan/inventaris kantor;

9 9 g. melaksanakan pengelolaan ruang rapatlruang pertemuan dan perpustakaan Oinas; h. melaksanakan upacara dan pengaturan acara Oinas; i. melaksanakan publikasi kegiatan Oinas; j. menghimpun, menganalisis dan mengajukan kebutuhan perlengkapanl peralatan/inventaris kantor; k. menerima, menyimpan dan mendistribusikan inventaris/peralatanl perlengkapan kerja Oinas; I. melaksanakan koordinasi penghapusan barang; m. menyampaikan pencatatan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan barang kepada Subbagian Keuangan untuk dibukukan; n. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan Subbagian Umum; o. menyiapkan bahan laporan Sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Umum; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Umum. Pasal9 (1) Subbagian Kepegawaian merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Oinas. (2) Subbagian Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Oinas. (3) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaks~lnakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. melaksanakan perencanaan kebutuhan, penempatan, pengembangan, mutasi, pendidikan dan pelatihan pegawai; d. melaksanakan monitoring, pengendalian, pembinaan, pengembangan dan pelaporan kinerja dan disiplin pegawai; e. melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan, penghargaan, kenaikan pang kat, cuti, dan pensiun pegawai;

10 10 f. menyiapkan dan memproses administrasi pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai dalam dan dari jabatan; g. menghimpun, mengolah, menyajikan dan memelihara data, informasi dan dokumen kepegawaian termasuk daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan dan daftar urut kepangkatan pegawai; h. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keell dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Subbagian Kepegawaian; i. menyiapkan bahan laporan Sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Kepegawaian; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Kepegawaian. Pasal10 (1) Subbagian Program dan Anggaran merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan tugas program dan anggaran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan. (2) Subbagian Program dan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (3) Subbagian Program dan Anggaran mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; e. menghimpun bahan dan menyusun reneana strategis Dinas; d. menghimpun bahan dan menyusun Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; e. melaksanakan' monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas oleh unit kerja Dinas; f. meneriroa, meneliti dan memproses permohonan penerbitanl peneetakan Surat Perintah Membayar (SPM); g. memberikan bimbingan dan konsult.asi teknis penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA), laporan kinerja, laporan kegiatan, dan laporan akuntabilitas terhadap unit kerja Dinas; h. menghimpun bahan dan menyusun laporan kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas Dinas;

11 11 i. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; j. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Subbagian Program dan Anggaran; k. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Sekretariat; I. menyiapkan Qahan laporan sekretariat yang terkait dengan pelaksanaan tugas Subbagian Program dan Anggaran; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Program dan Anggaran. Pasal11 (1) Subbagian Keuangan merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Dinas. (2) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (3) Subbagian Keuangan mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; c. melaksanakan penatausahaan keuangan Dinas; d. menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan penerimaan retribusi Dinas; e. menerima, dan meneliti kelengkapan dan memproses Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan Bendahara; f. menerimi} dan meneliti/menguji kelengkapan persyaratan tagihan pengeluaran belanja Dinas; g. menghimpun dan menyusun bahan.pertanggungjawaban keuangan Dinas; h. menghimpun bahan dan menyusun laporan keuangan (realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan; i. melakukan analisis dan evaluasi nilai dan manfaat aset Dinas;

12 12 j. mencatat, membukukan dan mengakuntansikan aset Oinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan; k. memberikan bimbingan dan konsultasi teknis penyusunan laporan dan bahan pertanggungjawaban keuangan terhadap unit kerja Oinas; I. mengoordinasikan, memberikan bimbingan dan konsultasi teknis kepada Bendahara; m. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan Subbagian Keuangan; n. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan Sekretariat; o. menyiapkan bahan laporan sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Keuangan; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan. Bagian Keempat Bidang Koperasi Pasal12 (1) Bidang Koperasi merupakan Unit Kerja lini Oinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan dalam pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan perkoperasian. (2) Bidang Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di b.awah dan bertanggung jawab kepada Kepala Oinas. Pasal13 (1) Bidang Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan perkoperasian. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Koperasi mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksa(laan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi; c. penyusunan bahan kebijakan teknis perlindungan, pembinaan dan pengembangan perkoperasian; d. pelaksanaan pembinaan/koordinasi kelembagaan, manajemen, kegiatan usaha, permodalan perkoperasian, kemitraan, pemasaran dan promosi perkoperasian;

13 13 e. pelaksanaan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, fasilitasi dan konsultasi kelembagaan, kegiatan usaha, manajemen, permodalan, kemitraan, pem.asaran dan promosi koperasi; f. pelaksanaan pengembangan kelembagaan, manajemen, kegiatan usaha, permodalan, kemitraan, pemasaran dan promosi koperasi; g. pelaksanaan evaluasi kelembagaan, manajemen, kegiatan usaha, permodalan, kemitraan, pemasaran dan promosi perkoperasian; h. pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi kinerja koperasi; i. penyusunan standarisasi perlindungan, pengembangan perkoperasian; dan pembinaan dan j. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Koperasi; k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Koperasi. Pasal 14 (1) Seksi Kelembagaan Koperasi merupakan satuan kerja Bidang Koperasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi. (2) Seksi Kelembagaan Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Koperasi. (3) Seksi Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun pedoman teknis pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi, fasilitasi dan evaluasi kelembagaan koperasi; e. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi; f. melaksanakan penilaian dan pemeringkatan koperasi; g. melaksanakan proses pengesahan dan pendaftaran badan hukum koperasi; h. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi;

14 -~ 14 i. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Kelembagaan Koperasi; J. menyiapkan bahan laporan Bidang Koperasi yang terkait dengan tugas Seksi Kelembagaan Koperasi; dan k. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Kelembagaan Koperasi. Pasal15 (1) Seksi Pembiayaan Koperasi merupakan satuan kerja Bidang Koperasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan modal koperasi. (2) Seksi Pembiayaan Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Koperasi. (3) Seksi Pembiayaan Koperasi mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan Iingkup tugasny.a; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun pedoman teknis pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan pembiayaan koperasi; d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan pembiayaan koperasi; e. melaksanakan monitoring, bimbingan, supervisi, konsultasi, fasilitasi, evaluasi, dan pengembangan pembiayaan koperasi; f. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kedl dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan pembiayaan koperasi; g. menyiap~an bahan laporan Bidang Koperasi yang terkait dengan tugas Seksi Pembiayaan Koperasi; h. mengoordinasikan penyusunan Renc;ana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi; i. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Bidang Koperasi; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pembiayaan Koperasi.

15 Pasal16 (1) Seksi Pengembangan Usaha Koperasi merupakan satuan kerja Bidang Koperasi dalam pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan usaha koperasi. (2) Seksi Pengembangan Usaha Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Koperasi. (3) Seksi Pengembangan Usaha Koperasi mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyusun pedoman teknis pelaksanaan, pengembangan dan perlindungan usaha koperasi; pembinaan, d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi, fasilitasi, dan evaluasi usaha koperasi; e. melaksanakan upaya pengembangan dan perlindungan usaha koperasi; f. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan, pengembangan, dan perlindungan kegiatan usaha koperasi; g. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Pengembangan Usaha Koperasi; h. menyiapkan bahan laporan bidang koperasi yang terkait dengan tugas Seksi Pengembangan Usaha Koperasi; dan I. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Usaha Koperasi. Bagian Kelima Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah Pasal17 (1) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah merupakan Unit Kerja lini Oinas dalam pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengembangan usaha mikro, keeil, dan menengah. (2) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Oinas.

16 16 Pasal 18 (1) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan perlindungan usaha mikro, keeil dan menengah. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah mempunyai fungsi : a. penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah; b. pelaksanaan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah; c. pelaksanaan upaya pengembangan, dan perlindungan usaha mikro, keeil dan menengah; d. pelaksanaan monitoring, bimbingan, supervlsl, fasilitasi, konsultasi dan evaluasi usaha mikro, keeil dan menengah; e. penyusunan kebijakan teknis perlindungan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro, keeil dan menengah; f. penyusunan standarisasi penataan usaha mikro, keeil dan menengah; g. penyusunan sistem kemitraan antar usaha mikro, keeil dan menengah dan/atau dengan usaha besar; h. pelaksanaan klasifikasi usaha; i. pelaksanaan pengembangan dan evaluasi sistem perlindungan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro, keeil dan menengah; j. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah; dan k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal1g (1) Seksi Usaha Mikro merupakan satuan kerja Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah dalam pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengembangan usaha mikro. (2) Seksi Usaha Mikro dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah. (3) Seksi Usaha Mikro mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan lingkup tugasnya;

17 17 b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyusun pedoman/petunjuk teknis kebijakan pembinaan, perlindungan, dan pengembangan usaha mikro; d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi perlindungan usaha mikro; e. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi serta kemitraan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha mikro; f. melaksanakan kegiatan dan upaya perlindungan (kelembagaan, permodalan dan pemasaran) usaha mikro; g. melaksanakan koordinasi pengelolaan fasilitas pembinaan usaha mikro; h. menyiapkan pelaksanaan koordinasi perlindungan usaha mikro; i. melaksanakan kegiatan dan upaya pengembangan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha mikro; j. melaksanakan koordinasi pembinaan, pengembangan usaha mikro; perlindungan, dan k. memfasilitasi upaya perlindungan, dan pengembangan usaha mikro; I. melaksanakan evaluasi perlindungan dan pengembangan usaha mikro; m. melaksanakan pengembangan sistem perlindungan usaha mikro; n. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Mikro; o. menyiapkan bahan laporan Bidang Usaha Mikro, Keeil Dan Menengah yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Mikro; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Usaha Mikro. Pasal 20 (1) Seksi Usaha Keeil merupakan satuan kerja Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengembangan usaha keei!. (2) Seksi Usaha Kecil dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggun'g jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah. (3) Seksi Usaha Keeil mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan lingkup tugasnya;

18 -, 18 b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan Iingkup tugasnya; e. menyusun pedbmanipetunjuk teknis kebijakan perlindungan, dan pengembangan usaha kecil; pembinaan, d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi serta kemitraan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha keeil; e. melaksanakan kegiatan dan upaya pengembangan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha kecil; f. melaksanakan koordinasi pengelolaan fasilitas promosi dan pemasaran usaha keeil; g. melaksanakan kegiatan dan upaya perlindungan (kelembagaan, permodalan dan pemasaran) usaha keeil; h. melaksanakan koordinasi pengembangan usaha keeil; pembinaan, perlindungan, dan i. memfasilitasi upaya perlindungan, dan pengembangan usaha keeil; J. melaksanakan evaluasi perlindungan dan pengembangan usaha kecil; k. melaksanakan pengembangan sistem perlindungan usaha keeil; I. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Kecil; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Keeil; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Usaha Keeil. Pasal21 (1) Seksi Usaha Menengah merupakan satuan kerja Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha menengah. (2) Seksi Usaha Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah. (3) Seksi Usaha Menengah mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan Iingkup tugasnya;

19 19 e. menyusun pedoman/petunjuk teknis kebijakan pembinaan dan pengembangan usaha menengah; d. melaksanakan kegiatan dan upaya pengembangan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknis) usaha menengah; e. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi serta kemitraan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknis) usaha menengah; f. melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha menengah; g. melaksanakan promosi, pengembangan, dan pemberdayaan usaha keeil dan menengah; h. memfasilitasi upaya pengembangan usaha menengah; I. melaksanakan evaluasi pengembangan usaha menengah; j. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas seksi usaha menengah; k. mengoordinasikan penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Usaha Mikro Keell dan Menengah; I. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Bidang Usaha Mikro Keeil dan Menengah; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Menengah; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tug as Seksi Usaha Menengah. Bagian Keenam Bidang Perdagangan Dalam Negeri Pasal 22 (1 ) Bidang P:,rdagangan Dalam Negeri dalam pelaksanaan pembinaan perdagangan dalam negeri. merupakan Unit Kerja lini Dinas dan pengembangan kegiatan (2) Bidang Perdagangan Dalam Negen dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 23 (1) Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatan perdagangan dalam negeri.

20 20 (2) Untuk melaksanakan tug as sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perdagangan Dalam Negeri; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perdagangan Dalam Negeri; c. penyusunan kebijakan, petunjuk, dan pedoman teknis pembinaan, dan pengembangan kegiatan perdagangan dalam negeri; d. pelaksanaan moniloring, pengendalian, bimbingan, supervlsl, fasililasi, konsullasi, dan evaluasi kegialan perdagangan dalam negeri serta perlindungan konsumen; e. pelaksanaan upaya pengembangan kegiatan usaha perdagangan dalam negeri; f. pemberian, pengendalian dan evaluasi izin usaha perdagangan dalam negeri; g. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan pendaftaran perusahaan; h. pelaksanaan fasilitasi pemasaran dan promosi kegiatan perdagangan dalam negeri; i. pelaksanaan koordinasi pembinaan kemetrologian; j. penyediaan, pemeliharaan, dan perawalan prasarana dan sarana perdagangan dalam negeri; k. pelaksanaan upaya peningkalan penggunaan hasil produksi dalam negeri; I. monitoring pengadaan, ketersediaan, harga, kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar; m. pembinaan dan pengembangan kegiatan usaha perpasaran; n. peningkalan kerja sama dan koordinasi dunia usaha anlar daerah dan lintas sektoral di bidang perdagangan dalam negeri; o. penyiapaf) bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Dalam Negeri; dan p. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Dalam Negeri.. Pasal24 (1) Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan dan pendaftaran perusahaan.

21 21 (2) Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Oalam Negeri. (3) Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyiapkan petunjuk teknis pembinaan dan penataan kegiatan serta pemberian izin usaha perdagangan dan perpasaran; d. melaksanakan monitoring, bimbingan, supervisi, konsultasi, fasilitasi, dan evaluasi usaha perdagangan, pendaftaran perusahaan, pengawasan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat; e. melaksanakan upaya pengembangan usaha perdagangan, pendaftaran perusahaan, pengawasan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat serta peningkatan kerja sama dunia usaha perdagangan; f. melakukan bimbingan teknis pengembangan pemasaran; g. memberikan dan mengevaluasi izin perpasaran; h. pelaksanakan pelayanan informasi perusahaan pada dunia instansi pemerintah maupun swasta dan investor membutuhkan; usaha, yang i. menghimpun, memelihara, dan menyajikan data dan informasi pendaftaran perusahaan; j. melakukan pengoordinasian pelaksanaan penerbitan izin usaha perdagangan; k. monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendaftaran perusahaan; I. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Oalam Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan.

22 22 Pasal 25 (1) Seksi Pengadaan, Distribusi dan Perlindungan Konsumen merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam pelaksanaan pengendalian dan pengembangan pengadaan, distribusi dan perlindungan konsumen. (2) Seksi Pengadaan, Distribusi dan Perlindungan Konsumen dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri. (3) Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun pelunjuk teknis pelaksanaan monitoring dan evaluasi ketersediaan, distribusi, harga, dan stok barang dan jasa; d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kelancaran distribusi barang dan jasa; e. melaksanakan monitoring dan evaluasi slok barang dalam gudang; f. melaksanakan monitoring dan evaluasi upaya perlindungan konsumen; g. melaksanakan monitoring dan evaluasi harga barang dan jasa; h. melaksanakan monitoring dan evaluasi ketersediaan barang dan jasa; i. menghimpun, mengolah, memelihara dan menyajikan data dan informasi ketersediaan, distribusi, harga, dan stok barang dan jasa; j. menyusun prognosa kebutuhan barang dan jasa periodik; k. melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkc)tan kerja sama dengan dunia usaha di bidang pengadaaan, barang dan jasa dan distribusi; I. melakukan koordinasi kelancaran ketersediaan, distribusi, dan harga barang kebutuhan pokok masyarakai; m. melaksanakan pemberian izin pengadaan, distribusi, dan usaha pergudangan; n. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pengadaan, distribusi dan perlindungan konsumen yang terkait dengan tugas Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen;

23 23 o. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri; p. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Bidang Perdagangan Oalam Negeri; q. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Oalam Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen; dan r. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen; Pasal26 (1) Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Oalam Negeri dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sarana perdagangan dan promosi dalam negeri. (2) Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Oalam Negeri. (3) Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. menyiapkan bahan kebijakan teknis pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sarana promosi dan pameran; d. melaksanakan monitoring, bimbingan, supervisi, konsultasi, fasilitasi, dan evaluasi upaya peningkatan penggunaan produksi dan promosi dalam negeri; e. melaksanaan upaya promosi dan peningkatan penggunaan produksi dalam n~eri; f. melaksanakan koordinasi pembinaan kemetrologian; g. melaksanakan fasilitasi kerja sama dunia usaha perdagangan dalam negeri; h. mengumpulkan dan mengelola serta menyiapkan bahan bimbingan teknis pembinaan, pengembangan sarana, promosi dan pameran, periklanan, serta penigkatan kerjasama dengan dunia usaha, termasuk pendaftaran trading house pemerintah dan swasta;

24 24 i. mengelola pemberian pendaftaran dan per,setujuan izin usaha pameran perdagangan; j. melakukan pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan sarana dan promosi perdagangan; k. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri; I. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Oalam Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri. Bagian Ketujuh Bidang Perdagangan Luar Negeri Pasal 27 (1) Bidang Perdagangan Luar Negeri merupakan unit kerja Iini Oinas dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan perdagangan luar negeri. (2) Bidang Perdagangan Luar Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Oinas. Pasal 28 (1) Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatan perdagangan luar negeri. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri; b. pelaksanaan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdag~ngan Luar Negeri; c. penyusunan petunjuk dan pengembangan dan pelayanan perdagangan luar negeri; pedoman teknis pembinaan, perizinan/rekomendasi kegiatan d. pelaksanaan monitoring, bimbingan, supervisi, fasilitasi, konsultasi, dan evaluasi kegiatan perdagangan luar negeri; e. pelaksanaan upaya pengembangan kegiatan perdagangan luar negeri;

25 25 f. pemberian persetujuan ekspor terhadap barang-barang yang diatur dan diawasi ekspornya; g. menghimpun, mengolah, memelihara dan menyajikan data dan informasi mengenai iklim usaha perdagangan luar negeri; h. peningkatan pelaksanaan koordinasi pengembangan ekspor daerah; i. pelaksanaan proses, penerbitan, dan sosialisasi Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor, serta pemanfaatannya kepada dunia usaha; j. peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan instansi lainnya dalam pelaksanaan promosi di luar negeri; k. penyiapan bahan pengembangan fasilitasi ekspor dan impor, peluang pasar, pemasyarakatan fasilitas perdagangan internasional; I. penyusunan ba~an kebijakan teknis perdagangan luar negeri; m. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Luar Negeri; dan n. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Luar Negeri. Pasal 29 (1) Seksi Ekspor merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kegiatan ekspor. (2) Seksi Ekspor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri. (3) Seksi Ekspor mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pedoman bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha ekspor; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi dan fasilitasi mutu barang ekspor; e. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha ekspor; f. melakukan proses pelayanan umum, penyiapan, penelitian, penerbitan dokumentasi ekspor;

26 26 g. menyiapkan bahan koordinasi dengan pemerintah pusat dan/atau perwakilan pemerintah pusat di luar negeri dalam penyelesaian sengketa dagang yang melibatkan eksportir; h. melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dengan bidang ekspor; i. memberikan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha, perizinan, analisis iklim usaha; J. melakukan upaya pengembangan ekspor; k. menyusun dan mengelola data base kegiatan ekspor; I. melakukan pemantauan, evaluasi atas kegiatan ekspor; m. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Ekspor; n. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Luar Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Ekspor; dan o. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Ekspor. Pasal30 (1) Seksi Impor merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan pengendalian impor. (2) Seksi Impor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri. (3) Seksi Impor mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyiapk&ln bahan perumusan kebijakan bimbingan teknis dan pengendalian kegiatan impor; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi mutu barang impor;. e. menyiapkan pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis, pembinaan kegiatan impor dan pengawasan mutu barang impor; f. melakukan proses pelayanan umum dan pembinaan importir, penerbitan Angka Pengenal Impor (API);

27 27 g. menyiapkan bahan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan/atau Perwakilan Pemerintah Pusat di luar negeri dalam penyelesaian sengketa dagang yang melibatkan importir; h. melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di bidang impor; I. menyusun dan mengelola data base kegiatan impor; J. melakukan pemantauan, evaluasi dan atas kegiatan impor; k. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan Seksi Impor; I. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Luar Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Impor; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Impor. Pasal 31 (1) Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan analisa pasar dan promosi luar negeri. (2) Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri. (3) Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyiapkan bahan perumusan kebijakan bimbingan teknis pembinaan, pengembangan sarana, promosi, pameran, serta misi dagang luar negeri termasuk pemanfaatan trading house pemerintah dan swasta; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi dan fasilitasi pengembangan sarana, promosi, pameran, dan misi dagang luar negeri; e. menyiapkan pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis pembinaan, pengembangan sarana, promosi dan pameran, serta misi dagang luar negeri; f. melaksanakan analisis iklim usaha, dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan promosi, dan pameran di luar negeri;

28 28 g. mengoordinasikan dengan instansi terkait dan dunia usaha dalam mempromosikan. produk unggulan dan andalan daerah di luar negeri; h. mengelola dan mengembangkan data base peluang pasar internasional dan negara sumber barang impor; i. melakukan pemantauan, evaluasi atas kegiatan promosi dan analisis pasar; j. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri; k. mengoordinasikan penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri; I. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Bidang Perdagangan Luar Negeri; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Luar Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri. Bagian Kedelapan Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pasal32 (1) Bidang Pengawasan dan Pengendalian merupakan unit kerja lini Oinas dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian koperasi, usaha mikro, keeil, dan menengah dan perdagangan. (2) Bidang Pengawasan dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Oinas. Pasal33 (1 ) Bidang Pengawasan dan Pengendalian melaksanakan pengawasan dan pengendalian keeil, dan menengah dan perdagangan. mempunyai tugas koperasi, usaha mikro, (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai fungsi : a. penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Pengendalian; Anggaran (OPA) Bidang Pengawasan dan

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS BINA MARGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 121 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN BANTUL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENT ANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2016 TENT ANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 108 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON a NOMOR 82 TAHUN 2016, SERI D. 31 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 82 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTR1AN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 50 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 50 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 50 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 236 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 236 TAHUN 2014 TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 236 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYARAKAT BERBUDAYA BERSIH

JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYARAKAT BERBUDAYA BERSIH JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYAR RAKAT BERBUDAYA BERSIH DAN PELAYA ANAN PUBLIK YANG PRIMA RENCANAA STRATEGIS 2013-2017 DINAS KEBERSIHAN PROVINSII DKI JAKARTA DINAS KEBERSIHAN PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : ) RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MOJOKERTO (berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : ) SEKRETARIAT (1) Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 338 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS,FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU SALINAN BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI, TATA KERJA, DAN ESELON JABATAN

Lebih terperinci

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG $3. '.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA KELlSTRIKAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KENDAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 110 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 111 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA PADA DINAS PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016 BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 06 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) METROLOGI LEGAL PADA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A.

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA A. Kepala Dinas. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pariwisata dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Kepala Dinas menyelenggarakan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 246 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENDIDlKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG FUNGSI SEKRETARIAT, ASISTEN, BAGIAN DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN SERTA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA TERMINAL TERPADU PULO GEBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATAKERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PERUMAHAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 99 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci