Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun"

Transkripsi

1 Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun JAM 14, 2 Diterima, Januari 2015 Direvisi, Mei 2015 Januari 2016 April 2016 Disetujui, Mei 2016 Resandy Herlambang Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Nunung Nuryartono Institut Pertanian Bogor Abstract: Corporate bond markethas dominated by banking sub-sector. This bond issue can not be separated for strengthening the capital structure of banking sub-sectoritself. Meanwhile, the net interest margin has decreased over the last few years, it will affect to their profit. This study aims to analyze the characteristics of bonds play an important role in influencing the return of the bonds on the banking sub-sector. Data were processed by using panel data, which consists of 14 bonds and using quarterly data from According to the results of Hausman test, this study uses the random effect method. The results showed that the yield to maturity, interest rate, and duration had a significant influence on the bond return, while the bond rating and debt to equity ratio do not have effect on bond return. Keywords: bond characteristics, bond return, hausman test, random effect Abstrak: Sub sektor perbankan telah mendominasi pasar obligasi korporasi. penerbitan obligasi ini tidak terlepas untuk penguatan pada struktur pendanaan sub sektor perbankan itu sendiri. sementara itu, diketahui bahwa net interest margin mengalami tren yang menurun selama beberapa tahun terkahir dimana dengan adanya penurunan, ini akan mempengaruhi profitabilitas perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik obligasi yang berperan penting dalam mempengaruhi return obligasi pada sub sektor perbankan. Data diolah dengan menggunakan data panel yang terdiri dari 14 obligasi dari tahun secara triwulan. Berdasarkan uji Hausman, penelitian ini menggunakan model efek random. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yield to maturity, suku bunga, dan durasi memiliki pengaruh signifikan terhadap return obligasi, sedangkan rating dan rasio debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Kata Kunci: karakteristik obligasi, return obligasi, uji hausman, efek random Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 14 No 2, 2016 Terindeks dalam Google Scholar Alamat Korespondensi: Resandy Herlambang, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, DOI: doi. org/ /jam Pasar obligasi dalam perkembangannya memiliki peran penting sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang. Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan yang mewajibkan penerbit untuk melakukan pembayaran secara berkala pada jangka waktu yang telah ditentukan (Mishkin, 2007). Obligasi merupakan pilihan instrumen keuangan yang cukup menarik, karena obligasi memberikan keuntungan melalui tingkat suku bunga (kupon), selain itu risiko pada obligasi relatif lebih kecil dibanding dengan saham yang relatif cukup besar serta tidak pasti, hal tersebut dikarenakan obligasi termasuk dalam kelompok investasi berpendapatan tetap (fixed income securities), sebab keuntungan yang diberikan kepada investor didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah 272 JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN VOLUME NOMOR 2 JUNI 2016

2 Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun ditentukan sebelumnya dan menurut perhitungan tertentu. Tingkat pendapatan tersebut bisa berbentuk tingkat suku bunga tetap (fixed rate) atau tingkat suku bunga mengambang (float rate), kemudian jangka waktu obligasi terbatas sedangkan untuk saham tidak terbatas, (Rahardjo, 2003). Obligasi merupakan instrumen investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil tetap serta penerbit akan memberikan prioritas apabila perusahaan mengalami likuidasi maka klaim atas obligasi berhak untuk dipenuhi terlebih dahulu, selanjutnya volatilitas pada obligasi relatif lebih rendah dibanding dengan saham dengan demikian obligasi menjadi lebih aman dibanding dengan saham (Faerber, 2001). Perkembangan pasar obligasi korporasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah emiten dari tahun 2010 hingga tahun 2013 yang ditunjukkan oleh Tabel 1. investasi, dengan adanya gap tersebut maka biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih murah jika menerbitkan obligasi. Selain itu, suku bunga simpanan diketahui memiliki nilai yang lebih rendah dibanding yield to maturity, dengan demikian maka investor akan lebih untung jika menanamkan modalnya pada obligasi karena memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Seiring dengan meningkatnya pasar obligasi korporasi, apabila dilihat secara sektoral ternyata sektor keuangan menguasai pada obligasi korporasi. Tabel 2 menunjukkan sektor yang mendominasi obligasi korporasi. Dominasi perbankan dalam obligasi korporasi sektor keuangan tidak terlepas dari kebutuhan permodalan perbankan dalam ekspansi jangka panjang yang dikhawatirkan menimbulkan risiko mismatch karena mayoritas sumber pendanaan perbankan Tabel 1. Perkembangan Obligasi Korporasi Tahun Emiten obligasi korporasi Nilai emisi (triliun) Yield to maturity (%) Suku bunga simpanan (%) Suku bunga kredit investasi (%) ,13 10, , ,86 10, , ,5 8, , ,3 8, ,82 Perkembangan pasar obligasi korporasi telah mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir, penawaran obligasi korporasi ini tidak terlepas dari adanya gap antara yield to maturity dengan kredit bersumber dari dana pihak ketiga dimana dapat ditarik sewaktu-waktu oleh deposan sehingga hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajibannya, oleh karena itu pendanaan melalui Tabel 2. Top 10 Sektor Bisnis Obligasi Korporasi Tahun 2012 No Sektor Bisnis Outstanding (triliun) % 1 Perbankan 75, Lembaga Keuangan NB 58, Infrastruktur 20, Telekomunikasi 15, Barang Konsumsi 8, Properti & Konstruksi 8, Tambang 7, Agroindustri 5, Otomotif 2, Poultry 2,3 1.1 Total 203, Sumber: Indonesia Book Market Directory 2013 TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN:

3 penerbitan obligasi dapat menguatkan struktur pendanaan perbankan dan mengurangi risiko kegagalan bank serta tetap dapat menjalankan fungsi intermediasinya dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sementara berdasarkan statistik perbankan Indonesia tahun 2013 diketahui bahwa net interest margin mengalami tren yang menurun dalam lima tahun terakhir, hal ini tentu akan berimbas pada profitabilitas yang menurun juga. Kondisi meningkatnya transaksi obligasi korporasi di Indonesia dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa obligasi korporasi khususnya pada sub sektor perbankan semakin diminati meskipun profitabilitas perbankan mengalami tren yang menurun, oleh karena itu perlu diketahui determinan dari karakteristik obligasi yang berpengaruh terhadap return obligasi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu tingkat suku bunga (BI rate) yang rentan terhadap fluktuasi karena perubahan suku bunga dapat membawa dampak yang signifikan pada perubahan harga obligasi dan akan berimbas juga pada return obligasi. Perubahan suku bunga akan berdampak pada perubahan harga, tetapi investor perlu memperhatikan faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap return obligasi, yaitu waktu jatuh tempo (maturity), dan resiko gagal bayar (default risk). Maturity sangat penting untuk diketahui karena semakin lama waktu jatuh tempo maka semakin besar risiko yang timbul. Dalam mengukur maturitas obligasi, investor harus mengetahui durasi pada suatu obligasi, karena durasi dianggap dapat melihat risiko jatuh tempo dan merupakan suatu alat yang efektif dalam mengukur maturitas obligasi. Selanjutnya default risk adalah ketidakpastian yang timbul atas kemungkinan gagal bayar oleh pihak penerbit obligasi. Investor dapat mengetahui kekuatan finansial serta melihat potential future risk dengan mempertimbangkan rating obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat efek. Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Investor dapat mempertimbangkan informasi keuangan perusahaan sebelum membeli atau menjual obligasi, salah satu informasi keuangan itu adalah debt to equty ratio (DER). Bertambah besarnya DER akan mengakibatkan risiko finansial yang tinggi, dengan demikian penggunaan hutang yang semakin besar maka risiko perusahaan mengalami default risk akan semakin tinggi (Indra, 2006). Semakin besar tingkat risiko maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang didapat. Selama ini, pengukuran return obligasi jarang menggunakan harga sebagai alat perhitungan seperti yang biasa dilakukan ketika menghitung return pada saham. Pengukuran return obligasi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan perhitungan yield to maturity. Pengukuran return obligasi dalam penelitian ini menggunakan formula Gebhardt, et al. (2003). Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik obligasi yang berperan penting dalam mempengaruhi return obligasi pada sub sektor perbankan. METODE Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai lembaga relevan di Indonesia. Data tersebut adalah data yang telah dipublikasikan serta dapat dibuktikan kebenarannya. Tabel 3 menunjukkan jenis dan sumber data yang digunakan. Data perdagangan obligasi nantinya akan digunakan untuk menghitung return obligasi, yield to maturity dan durasi. Suku bunga digunakan untuk memperoleh data BI rate. Laporan keuangan perusahaan digunakan untuk menghitung debt to equity ratio. Rating obligasi digunakan untuk menentukan peringkat obligasi. No. Jenis Data Sumber Data 1 Data perdagangan obligasi (harga, kupon,maturitas, tanggal penerbitan obligasi) BEI 2 Suku bunga (BI rate) BI 3 Laporan keuangan perusahaan BEI 4 Rating obligasi Pefindo 274 JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN VOLUME 14 NOMOR 2 JUNI 2016

4 Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: 1) Obligasi korporasi yang terdaftar dan aktif diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia dan belum jatuh tempo selama periode , 2) Rating terdaftar dalam Pefindo, 3) Membayar kupon secara triwulan dalam jumlah yang tetap (fixed rate), 4) Obligasi tidak memiliki fitur convertible, 5) Emiten mempunyai laporan keuangan yang lengkap selama periode pengamatan. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih sampel obligasi pada penelitian ini yang ditunjukkan pada Tabel 4. Keterangan: r t = return obligasi Pt = Harga obligasi pada akhir triwulan satu t Pt- 1 = Harga obligasi pada akhur triwulan empat t- 1 AIt = Accrued interest obligasi triwulan satu t Ait- 1 = Accrued interest obligasi triwulan empat t- 1 C t = Pembayaran kupon pada triwulan satu t Sementara variabel bebas (variabel independen) yang diduga mempengaruhi return obligasi yaitu yield to maturity (X 1 ) diukur menggunakan formula (2) Tabel 4. Sampel Obligasi No Nama Perusahaan Kode Emiten ID Obligasi 1 Bank Bank Tabungan Negara BBTN BBTN12 BBTN13C 2 Bank Danamon BDMN BDMN02B 3 Bank Ekspor Indonesia BEXI BEXI04C BEXI04D 4 Bank Pan Indonesia PNBN PNBN02C PNBN04 5 Bank Tabungan Pensiunan Nasional BTPN BTPN01B BTPN02B 6 Bank Rakyat Indonesia BBRI BBRI02 7 Bank OCBC NISP NISP NISP02 NISP03SB 8 Bank Mandiri BMRI BMRI01 9 Bank CIMB Niaga BNGA BNGA01SB Sumber: Bursa Efek Indonesia 2014 Tabel 4 merupakan nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mulai dari periode 2010 hingga Sampel yang memenuhi kriteria berjumlah 9 emiten dan 14 obligasi dari jumlah populasi sebanyak 15 emiten dan 23 obligasi pada periode tersebut. Deskripsi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu return obligasi (Y) sebagai variabel terikat (variabel dependen) yang diukur dengan formula Gebhardt, et al. (2003) (1) Keterangan: C = Kupon F = Nilai nominal p = Harga obligasi n = Waktu jatuh tempo BI rate (X 2 ), Durasi (X 3 ) diukur dengan menggunakan formula berikut. Keterangan: t CF t y = Bobot tahun ke t = Cash flow tahun ke t (3) = Kupon. Rating (X 4 ) rating obligasi ditentukan berdasarkan default risk. Variabel rating dinyatakan dalam bentuk TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN:

5 variabel dummy yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (a) Perusahaan yang memiliki tingkat risiko defaultnya rendah, dinyatakan dalam peringkat AAA dan diberikan angka 0. (b) Perusahaan yang memiliki tingkat risiko defaultnya cukup tinggi, dinyatakan dalam peringkat AA, A dan diberikan angka 1. Debt to Equity Ratio (DER) (X 5 ) Perbandingan antara total hutang dengan total equity, dihitung dengan formula sebagai berikut Teknik Pengolahan dan Analisis Data (4) Teknik pengolahan dan analisis data untuk penelitian ini terdiri dari tahapan-tahapan seperti (1) pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. (2) pemilihan model dalam data panel meliputi common effect, fixed effect, dan random effect yang duji melalui uji chow, uji hausman, dan uji lagrange multiplier (LM) untuk mendapatkan model terbaik. Hasil pengujian data yang digunakan terbebas dari asumsi klasik sehingga dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya dan model yang terpilih adalah random effect. (3) analisis regresi panel, tujuan dilakukan uji ini untuk menguji pengaruh dari variabel X kepada Y pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Model regresi dalam penelitian ini menggunakan model random effect. Adapun hasil dari regresi dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil dari regresi diatas menunjukkan bahwa yield to maturity (YTM), tingkat suku bunga (BIRATE) dan durasi memberikan pengaruh signifikan terhadap return obligasi sub sektor perbankan, sedangkan rating dan debt to equity (DER) tidak memberikan pengaruh terhadap return obligasi sub sektor perbankan. Jumlah cross section (i) dan time series (t) masing-masing berjumlah 14 obligasi dan 16 bulan. Persamaan model regresi tersebut adalah sebagai berikut. R it = YTM it BIRATE it RATING it DURASI it DER it + e it (5) Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai R-squared menunjukkan sejauhmana variasi dari variabel dependen dapat menjelaskan variabel independen. Hasil estimasi model yang digunakan menghasilkan nilai adjusted R-squared sebesar 73.62%, hal ini berarti bahwa 73.62% variasi return obligasi dapat dijelaskan oleh variabel independen (yield to maturity, suku bunga, rating, durasi, dan debt to equity), sedangkan sisanya 26.38% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain diluar model regresi, dengan demikian model layak dipakai untuk analisis selanjutnya. Pengujian terhadap Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Nilai probabilitas F-statistik memiliki pengaruh Tabel 5. Hasil Regresi Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. YTM * BI RATE * RATING DURASI * DER C R-squared Prob (F-statistic) Keterangan: *signifikan pada taraf nyata 5 persen 276 JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN VOLUME 14 NOMOR 2 JUNI 2016

6 Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun signifikan pada lebih kecil dari nilai sebesar 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan semua variabel independen yang meliputi YTM, tingkat suku bunga, rating, durasi, dan DER memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya, yaitu return obligasi subsektor perbankan. Pengujian dengan Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Dengan tingkat signifikan sebesar 95%, nilai t hitung dari masingmasing koefisien regresi dibandingkan dengan sebesar 5%, sehingga terdapat 3 koefisien yang memiliki nilai kurang dari 5%, yaitu yield to maturity, tingkat suku bunga, dan durasi yang berpengaruh signifikan terhadap return obligasi subsektor perbankan. Sedangkan 2 koefisien lainnya memiliki nilai lebih dari 5% yang artinya tidak berpengaruh terhadap return obligasi subsektor perbankan. Interpretasi Model Penelitian ini menggunakan model random effect yang memiliki nilai R2 sebesar 73,62% di mana variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 73,62% dan sisanya 26,38% dijelaskan oleh faktor lain diluar model ini. Secara simultan, nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari nilai sebesar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya, namun berdasarkan uji t terdapat 3 variabel independen yang secara signifikan berpengaruh terhadap return obligasi yaitu yield to maturity, suku bunga dan durasi. Sedangkan variabel rating dan debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Pengaruh Yield to Maturity terhadap Return Obligasi Variabel independen yield to maturity memiliki hubungan negatif signifikan dengan nilai p-value < ( =5%), maka tolak H 0. dengan demikian maka sesuai dengan hipotesis. Tanda koefisien negatif menunjukkan bahwa adanya hubungan terbalik antara return obligasi dengan yield to maturity. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa adanya hubungan terbalik antara harga dengan yield. Return obligasi dalam penelitian ini merupakan proxy dari harga obligasi, apabila terjadi penurunan harga obligasi maka return obligasi juga akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan meningkatnya yield to maturity. Penelitian yang dilakukan oleh Gebhardt et al. (2003) memiliki hasil yang tidak sejalan dengan penelitian ini, hasil dari penelitian sebelumnya menyatakan bahwa hubungan antara return obligasi dengan yield to maturity memiliki tanda koefisien positif. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Obligasi Dari tabel koefisien diperoleh koefisien regresi variabel suku bunga memiliki t-stat < ( =5%), maka tolak H o, hal ini berarti variabel suku bunga secara signifikan mempengaruhi return obligasi dengan arah koefisien negatif, ketika suku bunga meningkat maka return obligasi menurun. Penelitian ini sejalan dengan teori yang menjelaskan hubungan suku bunga dengan harga adalah berlawanan arah, karena dalam penelitian ini return merupakan proxy dari harga maka kenaikan tingkat suku bunga akan mengakibatkan menurunnya return obligasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Nasher (2011), namun hasil penelitian ini berbeda dengan peneleitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siahaan (2007) dan Kadir (2007) yang memperoleh hasil bahwa tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap imbal hasil obligasi, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004) menemukan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap yield obligasi. Pengaruh Rating terhadap Return Obligasi Berdasarkan hasil pengujian, variabel rating memiliki p-value > ( =5%), terima H 0. maka variabel rating tidak memiliki pengaruh terhadap return obligasi. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gebhardt, et al. (2003), Bhoraj dan Sengupta (2003), Crabtree dan Maher (2005) yang memperoleh hasil bahwa rating memiliki pengaruh dan mempunyai TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN:

7 hubungan negatif dengan return obligasi. Arah koefisien negatif mencerminkan bahwa semakin tinggi rating suatu obligasi maka kemungkinan gagal bayar (default risk) akan kecil, default risk yang kecil ini akan memberikan yield yang rendah. Sharpe et al. (2005) menyatakan bahwa obligasi dengan peringkat tinggi memiliki harga yang tinggi pula serta memiliki yield yang rendah. Semakin tinggi rating yang merepresentasikan default risk, maka semakin tinggi pula harga obligasi tersebut yang berujung pada tingginya tingkat return, tingginya harga obligasi akan mengakibatkan penurunan pada yield obligasi (Kraft, 2011). Dalam hal ini semakin baik rating obligasi maka harga obligasi juga akan meningkat. Tidak signifikannya rating terhadap return obligasi dalam penelitian ini dikarenakan rating yang dinilai oleh Pefindo berdasarkan pada faktor fundamental emiten saja sedangkan perhitungan return obligasi dalam penelitian ini lebih banyak proporsinya pada harga dimana harga ini dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Pengaruh Durasi terhadap Return Obligasi Variabel independen selanjutnya ialah durasi, dari hasil pengujian pada Tabel 17 diketahui nilai p-value < ( =5%), maka variabel durasi ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap return obligasi, namun arah koefisien dalam hasil penelitian ini berlawanan dengan dugaan yang memilki arah hubungan negatif. Gebhardt, et al. (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa durasi mempengaruhi secara signifikan terhadap return obligasi dan memiliki arah hubungan yang negatif, dimana hasil tersebut berbeda dengan hasil pada penelitian ini. Periode jatuh tempo yang semakin panjang sejalan dengan bertambahnya durasi sehingga akan memberikan dampak pada risiko maturitas (Andry, 2005). Secara teori dijelaskan bahwa obligasi yang memiliki maturity yang semakin panjang maka harga obligasi akan rentan terhadap perubahan yield, mengingat obligasi dalam penelitian ini memiliki kupon yang tinggi maka harga menjadi tidak sensitif terhadap perubahan yield. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hallerbach (2001) yang memperoleh hasil bahwa durasi berpengaruh terhadap harga obligasi. Pengaruh Debt to Equity terhadap Return Obligasi Variabel debt to equity memiliki nilai p-value > ( =5%). Hasil ini menunjukkan bahwa debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Pada dasarnya rasio debt to equity kurang tepat jika digunakan pada sub sektor perbankan, karena pada sektor ini proporsi hutang lebih besar dibanding dengan modal dalam struktur pendanaannya. Ketika rasio debt to equity rendah maka rating obligasi akan mengalami peningkatan, peningkatan rating ini mengakibatkan harga obligasi menjadi tinggi sehingga terjadi peningkatan pada return obligasi, hal ini sesuai dengan statistik deskriptif pada penelitian ini, ditemukan bahwa nilai return tertinggi memiliki nilai DER yang lebih kecil dibanding dengan nilai return terendah. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Setyapurnama (2005), yang menyatakan bahwa debt to equity tidak berpengaruh terhadap yield obligasi. Sedangkan Ziebart dan Reiter (1992), Bhoraj dan Sengupta (2003) dan Ibrahim (2008) dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa debt to equity berpengaruh dan memiliki hubungan positif terhadap yield obligasi. IMPLIKASI MANAJERIAL Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi return obligasi, maka dapat dirumuskan implikasi manajerial sebagai berikut. Bagi investor Investor yang ingin mendapatkan tingkat pengembalian hasil dapat melihat tingkat yield to maturity yang rendah, memanfaatkan pergerakan tingkat suku bunga sebagai dasar buy/hold, melihat kinerja perusahaan yang menerbitkan obligasi serta investor tidak perlu ragu membeli obligasi dengan durasi yang panjang jika memiliki tingkat kupon yang tinggi. Bagi Penerbit Obligasi Perusahaan sebagai penerbit obligasi dapat menggunakan durasi sebagai alat untuk mengukur 278 JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN VOLUME 14 NOMOR 2 JUNI 2016

8 Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun sensitivitas harga obligasi terhadap pergerakan tingkat bunga, karena durasi sudah mengkombinasikan kupon dan maturitas obligasi. Bagi Regulator Otoritas jasa keuangan selaku regulator pasar modal harus mempertemukan investor dengan issuer dalam konteks instrumen keuangan dengan menyediakan data-data obligasi khususnya seperti nilai yield to maturity dan durasi agar memudahkan investor dalam berinvestasi pada obligasi sehingga diharapkan kedepannya pasar obligasi dapat efisien dan semakin diminati. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengujian secara simultan diketahui bahwa yield to maturity, BI rate, durasi, rating, dan debt to equity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return obligasi. Pengujian secara parsial dari lima variabel independen dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return obligasi, yaitu variabel yield to maturity, suku bunga, dan durasi. Sedangkan variabel rating dan debt to equity tidak berpengaruh terhadap return obligasi. Dari semua variabel tersebut, yield to maturity merupakan faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap return obligasi dengan nilai koefisien sebesar Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta mengingat keterbatasan dalam penelitian ini maka perlu adanya penelitian lebih lanjut. Terkait dengan karakteristik obligasi, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seperti obligasi yang memiliki fitur call option, mengingat adanya obligasi subordinasi dalam penelitian ini dimana obligasi tersebut memiliki call option yang dapat dilunasi oleh penerbit sebelum periode jatuh temponya, sehingga akan berbeda dalam menghitung yield obligasinya, dan menambahkan variabel makroekonomi, meliputi keadaan ekonomi dan politik agar efisiensi pasar dapat terjadi pada pasar obligasi. DAFTAR RUJUKAN Andry, W Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Edisi September; Bhojraj, S., Sengupta, P Effect of Corporate Governance on Bond Ratings and Yields: The Role of Institusional Investor and Outside Directors. The Journal of Business. Vol.76(3): Bursa Efek Indonesia Indonesia Bond Market Directory Jakarta (ID): Indonesia Bond Pricing Agency. Crabtree, A.D., Maher, J.J Earning Predictability, Bond Rating and Bond Yields. Review of Qantitative Finance and Accounting. Vol.25(3): Faerber, E Fundamental of The Bond Market. New York (US): McGraw-Hill. Gebhardt, W.R., Hvidkjaer, S., Swaminathan, B The Cross-Section of Expected Corporate Bond Returns: Betas or Characteristics? Journal of Financial Economics. Vol.75(1): Hallerbach, W.G Enhanced Bond Return Approximation Using Duration, Convexity and Quasiconvesity. Erasmus Center for Financial Research. Ibrahim, H Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan DER Terhadap Yield to Maturity. [Tesis]. Semarang (ID). Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Indra, A.Z Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Risiko Saham, Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol.2(3): Kadir, S Pengaruh Faktor Struktural dan Fundamental Ekonomi Terhadap Tingkat Imbal Hasil Obligasi Korporasi di Pasar Modal Indonesia. [Disertasi]. Bandung (ID). Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran. Khurana, I.K., Raman, K Are Fundamentals Priced in The Bond Market? Contemporary Accounting Research. Vol.20(3): Kraft, P Rating Agency Adjustment to GAAP Financial Statements and Their Effect on Ratings and Bond Yields. Social Science Research Network. Mishkin, F.S The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Alternate Edition. New York (US): Pearson Education. Nurfauziah, Setyarini, F.A Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi perusahaan (Studi Kasus pada Industri Perbankan dan Industri Finansial). Jurnal Siasat Bisnis. Vol.2(9): TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN:

9 Rahardjo, S Panduan Investasi Obligasi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Setyapurnama, Y.S Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit Terhadap Peringkat dan Yield Obligasi [Tesis]. Semarang (ID). Program Ilmu Akuntansi Universtias Gajah Mada. Sharpe, W.F., Alexander, G.J., Bailey, J.V Investasi. Edisi keenam. Jakarta (ID): Indeks Kelompok Gramedia. Siahaan, E.S Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Harga Obligasi (Studi pada Kelompok Perusahaan Sektor Industri periode ) [Tesis]. Semarang (ID). Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Surya, B.A., Nasher, T.G Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dan Bond Terhadap Yield Obligasi Korporasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi. Vol.10(2): Ziebart, D.A., Reiter, S.A Bond Ratings, Bond Yields and Financial Information. Contempory Accounting Research. Vol.9(1): JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN VOLUME 14 NOMOR 2 JUNI 2016

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara memperjualbelikan instrumen keuangan. Salah satu instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obligasi adalah sebuah instrumen pasar modal yang berbetuk hutang (debt

BAB I PENDAHULUAN. Obligasi adalah sebuah instrumen pasar modal yang berbetuk hutang (debt BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah sebuah instrumen pasar modal yang berbetuk hutang (debt instrument). Obligasi dikeluarkan oleh pihak yang membutuhkan dana untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal merupakan wadah yang dapat digunakan untuk para investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk menginvestasikan dana.

Lebih terperinci

PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY

PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI (Survei pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 ) RIKA ST KHADIJAH ROSDIANI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Obligasi merupakan salah satu sumber dana perusahaan selain laba, utang bank, dan saham. Levinger et al. (2014) menyatakan bahwa obligasi menjadi sumber pembiayaan yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, BI RATE, UKURAN DAN UTANG PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFLASI, BI RATE, UKURAN DAN UTANG PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Inflasi, BI Rate...(Anhar Firdaus Gultom) 11 PENGARUH INFLASI, BI RATE, UKURAN DAN UTANG PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA THE EFFECT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada bulan Oktober 2008, bursa saham dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut memberikan dampak pada pelaku lantai bursa, dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi perusahaan industri dengan periode waktu antara Januari 1977 sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: return saham, return on asset, debt equity ratio, price earnings ratio, pool data.

ABSTRAK. Kata kunci: return saham, return on asset, debt equity ratio, price earnings ratio, pool data. ABSTRAK PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNINGS RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2011 Perbankan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan penelitian yang mengambil topik mengenai pengaruh likuiditas, maturitas, dan peringkat pada yield obligasi 1. Penelitian Nanik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: debt to equity ratio, firm size, bond rating and yield to maturity. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: debt to equity ratio, firm size, bond rating and yield to maturity. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of debt to equity ratio, firm size and bond ratings against corporate bond yields in the Indonesia Stock Exchange, which are listings in

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERINGKAT OBLIGASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN DER TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2004-2006 TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013 Nama : Siti Wulandari NPM : 19210954 Fakultas / Jurusan : Ekonomi /Manajemen Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang bisa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha viii ABSTRAK Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan dengan pembelian efek-efek baru yang diperdagangkan di pasar modal. Obligasi merupakan salah satu efek yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh investor. Pasar modal juga termasuk dalam salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh investor. Pasar modal juga termasuk dalam salah satu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : rating obligasi, DER, CAR, ROE, Ordered Logit Model (OLM). vii

ABSTRAK. Kata kunci : rating obligasi, DER, CAR, ROE, Ordered Logit Model (OLM). vii ABSTRAK Bank merupakan salah satu institusi keuangan yang memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Bank memiliki fungsi intermediary yang menghubungkan pihak ketiga yang menyediakan dana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga merupakan salah satu variable ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN

PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011) Choirul

Lebih terperinci

Volume 10 Number Pendahuluan

Volume 10 Number Pendahuluan Volume Number. Pendahuluan Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio dan Bond terhadap Yield Obligasi Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Pustaka 3.1.1. Obligasi Obligasi (bond) merupakan surat berharga yang dijual kepada publik, dimana dicantumkan berbagai ketentuan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO, KEPUTUSAN INVESTASI DAN KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP YIELD OBLIGASI KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO, KEPUTUSAN INVESTASI DAN KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP YIELD OBLIGASI KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO, KEPUTUSAN INVESTASI DAN KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP YIELD OBLIGASI KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Made Wiryandari Kusuma Handayani Luh Gede Sri Artini Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat mempermudah suatu perusahaan atau individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB I PENDAHULUAN. umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, dimana pasar modal berfungsi sebagai pendanaan usaha atau untuk mendapatkan dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang selama ini banyak ditopang oleh konsumsi. Untuk itu, sudah sepatutnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan cukup baik. Minat masyarakat dalam melakukan investasi di berbagai sektor mulai terlihat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas keuangan dari setiap perusahaan secara umum mengacu kepada tiga jenis pengambilan keputusan, yakni (1) capital budgeting, (2) capital structure

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Kabar Indonesia pada tanggal 13 Januari 2008, di era globalisasi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Kabar Indonesia pada tanggal 13 Januari 2008, di era globalisasi, pasar modal Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kabar Indonesia pada tanggal 13 Januari 2008, di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang cukup penting. Pasar modal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Modal memegang peranan penting dalam perusahaan untuk pembiayaan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Modal memegang peranan penting dalam perusahaan untuk pembiayaan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modal memegang peranan penting dalam perusahaan untuk pembiayaan modal kerja maupun pemodalan investasi atau ekspansi. Sumber pembiayaan eksternal bisa didapatkan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Obligasi dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Obligasi dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Obligasi dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Menurut Kismono (2012), Obligasi adalah instrumen utang jangka panjang dalam kontrak surat obligasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 2012 No Kode Saham Nama Emiten Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk X - 2 BABP

Lebih terperinci

PENGARUH LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP RETURN SAHAM

PENGARUH LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP RETURN SAHAM e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, Januari 2013 ISSN 2303-1522 PENGARUH LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP RETURN SAHAM Trianna Fransiska Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PERINGKAT, LIKUIDITAS, KUPON DAN MATURITAS TERHADAP YIELD OBLIGASI PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH PERINGKAT, LIKUIDITAS, KUPON DAN MATURITAS TERHADAP YIELD OBLIGASI PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE PENGARUH PERINGKAT, LIKUIDITAS, KUPON DAN MATURITAS TERHADAP YIELD OBLIGASI PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2014 Neneng Susanti et al. PENGARUH PERINGKAT, LIKUIDITAS, KUPON DAN MATURITAS TERHADAP

Lebih terperinci

PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA. Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2

PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA. Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2 PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2 Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Matematika dan IPA, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh baik secara parsial maupun simultan dari Total Assets Turn Over (TATO), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bank yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 2011. Bank merupakan sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas

I. PENDAHULUAN. juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, dan rasio profitabilitas. Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR DETERMINAN TERHADAP YIELD SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR DETERMINAN TERHADAP YIELD SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR DETERMINAN TERHADAP YIELD SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL Ditulis oleh: Nama : Aulya Rahman Baihaqi Nomor Mahasiswa : 12311158 Jurusan Bidang Konsentrasi :

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume..., Nomor..., Tahun 2012, Halaman... ISSN (Online):

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume..., Nomor..., Tahun 2012, Halaman...  ISSN (Online): DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume..., Nomor..., Tahun 2012, Halaman... http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI YIELD OBLIGASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci