Perawatan Kesehatan di Rumah. (Home Health Care) Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perawatan Kesehatan di Rumah. (Home Health Care) Evi Karota Bukit, SKp, MNS"

Transkripsi

1 (Home Health Care) Perawatan Kesehatan di Rumah PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care) Evi Karota-Bukit, SKp, MNS A. Pendahuluan Perawatan Kesehatan di Rumah bukanlah suatu konsep baru dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu William Rathbone of Liverpool, England dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan pengobatan bagi klien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri & lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan dimasyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan rumah juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya kekambuhan penyakit, seperti: perawatan nifas pada ibu paska melahirkan, perawatan anak diare, pemantauan pengobatan klien dengan tuberkulosis, hipertensi, kardiovaskuler, penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope & Lancaster, 2001). Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tehnologi medis di era globalisasi ini, berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjadi kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Disamping itu perawatan di rumah juga menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronis, yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang. 2

3 Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di rumah yang relative lebih murah bila dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit sehingga di rumah lebih (cost effective). B. Pengertian Pengertian dari perawatan kesehatan di rumah sangat bervariasi, karena banyak profesi kesehatan yang dapat terlibat didalamnya, apakah melaui praktik mandiri ataupun praktik berkelompok di bawah suatu institusi pelayanan kesehatan/agency dan atau praktik mandiri professional yang memiliki izin dan sertifikat. Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer, 1995) perawatan kesehatan rumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan resiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan. Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan seperti: puskesmas, klinik dokter, praktek bidan, perawat, atau praktek bersama oleh profesi lain (ahli gizi, psikolog, fisioterapist, terapi wicara, dll) dengan pengiriman staf atau perawat rumah atas kesepakan bersama dengan klien sesuai peraturan dan kewenangan yang berlaku. Pelayanan kesehatan tersebut difasilitasi oleh departemen kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. 3

4 Pelayanan perawatan kesehatan rumah meliputi penyediaaan pelayanan keperawatan klien di rumah, rehabilitasi fisik, terapi diet, konseling psikolog (Stanhope & Lancaster, 1999). Pelayanan perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai Medicare, a.l: 1. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus, dengan perawatan yang diberikan dibawah pengawasan seorang perawat professional yang sudah terregistrasi/terdaftar. 2. Terapi fisik, terapi okupasional, dan terapi wicara 3. Pelayanan kesehatan sosial berada dibawah pengawasan dokter 4. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus yang dilakukan oleh pembantu perawat kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 5. Kebutuhan medis selain obat-obatan, benda biologis seperti serum dan vaksin yang penggunaannya dalam aplikasi medis/kedokteran 6. Pelayanan medis diberikan oleh seseorang yang sudah mendapat izin praktek perawatan kesehatan rumah melalui agency atau suatu program dari rumah sakit Selanjutnya perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan status kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan pelayanan akibat penyakit yang akut, kronis, atau terminal yang memburuk. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga di rumah tingggal mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk melakukan perawatan kesehatan di rumah. Dengan tujuan untuk memberikan kondisi yang sehat secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit yang diderita. 4

5 C. Jenis pelayanan kesehatan rumah dapat dilakukan oleh: 1. Pusat pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 2. Pelayanan Kesehatan dibawah koordinasi rumah sakit 3. Pelayanan Kerawatan Hospice 4. Pelayanan Kesehatan Praktek Mandiri atau Berkelompok 5. Yayasan Pelayanan Sosial Perawatan Kesehatan di Rumah D. Tipe pelayanan kesehatan rumah 1. Perawatan Berdasarkan Penyakit Program pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan, pemantauan proses penyembuhan dan mengupayakan untuk tidak terjadi kekambuhan dan perawatan ulang ke rumah sakit. Umumnya dikoordinasikan dengan tim kesehatan dari beberapa disiplin ilmu atau profesi kesehatan, misal: dokter, fisioterapi, gizi, dll. 2. Pelayanan Kesehatan Umum Pelayanan kesehatan ini berfokus pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, termasuk penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas paska melahirkan, perawatan luka klien dengan DM, konsultasi gizi pada klien dengan penyakit dan masalah kesehatan tertentu, masalah kesehatan lansia, dll 3. Pelayanan Kesehatan Khusus Pelayanan kesehatan khusus pada kondisi klien yang memerlukan tehnologi tinggi, misalnya: pediatric care, chemoterapi, hospice care, psychiatric mental health care. Melalui persiapan tehnologi medis dan keperawatan memungkinkan situasi rumah sakit dapat dilakukan di rumah. Disamping itu pelayanan ini akan memberikan efisiensi biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit. 5

6 E. Pemberi Perawatan Kesehatan Rumah 1. Perawat Pelayanan kesehatan rumah dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya oleh perawat professional yang sudah dan masih terdaftar memiliki izin praktek dengan kemampuan keterampilan asuhan keperawatan klien di rumah. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat bahwa: Praktik keperawatan merupakan tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat secara mandiri dan professional melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya sesuai ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab. Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan professional terhadap klien individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam rentang sehat-sakit sepanjang daur kehidupan. Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang dapat diterapka pada asuhan keperawatan gerontik pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami proses penuaan dan masalahnya baik ditatanan pelayanan kesehatan maupun di wilayah binaan di masyarakat (asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus). Dalam perawatan kesehatan di rumah, perawat akan melakukan kunjungan rumah (home visite) dan melakukan catatan perubahan dan evaluasi terhadap perkembangan kesehatan klien. Peran perawat dalam perawatan kesehatan rumah berupa koordinasi dan pemberi asuhan keperawatan (1) koordinator, (2) pemberi pelayanan kesehatan dimana perawat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarganya, (3) pendidik, perawat mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara 6

7 perawatan secara mandiri, (4) pengelola, perawat mengelola pelayanan kesehatan/keperawatan klien, (5) sebagai konselor, dengan memberikan konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga berkaitan dengan masalah kesehatan klien, (6) advocate (pembela klien) yang melindunginya dalam pelayanan keperawatan, dan (7) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan keperawatan. Pada keadaan dan kebutuhan tertentu perawat dapat koordinasi/kolaborasi dengan dokter untuk tindakan diluar kewenangan perawat, berupa pengobatan dan tindak lanjut perawatan klien ataupun melakukan rujukan kepada profesi lain. 2. Dokter Program perawatan rumah umumnya berada dibawah pengawasan seorang dokter untuk memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam memberikan informasi tentang diagnosa medis klien, test-diagnostik, rencana pengobatan dan perawatan rumah, penentuan keterbatasan kemampuan, upaya perawatan, pencegahan, lama perawatan, terapi fisik, dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan perawat, dimana perawat yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan keterangan dari dokter yang bersangkutan sebagai penanggungjawab terapi program. Program perawatan di rumah harus dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal setelah 60 hari kerja, sehingga dapat disepakati apakah program dilanjutkan / tidak. 3. Speech Therapist Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan gangguan atau kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi, dengan tujuan untuk membantu klien agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar memiliki kemampuan dalam berkomunkasi melalui latihan berbicara. 7

8 4. Fisioterapist Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan, pencegahan, dan pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan rumah yang dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas, pemulihan mobilitas fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan terapi postural drainase klien COPD. Latihan lain berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti; pemijatan, stimulasi listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan sinar ultraviolet. Dalam hal ini ahli fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien atau keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program yang diberikan. 5. Pekerja Sosial Medis Pekerja sosial medis yang sudah mendapatkan training/pelatihan dapat diperbantukan dalam perawatan klien dan keluarganya untuk jangka waktu yang panjang, khususnya pada klien dengan penyakit kronis (long term care). Pekerja sosial sangat berguna pada masa transisi dari peran perawatan medis atau perawat kepada klien/keluarga. F. Kontrak Dalam Perawatan Kesehatan Rumah Kontrak atau perjanjian antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan keluarga merupakan aspek penting dalam pelaksanaan perawatan kesehatan di rumah. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kontrak adalah: Persetujuan atau kesepakatan antara yayasan/agency dengan klien dan keluarga tentang pelaksanaan dan perencanaan perawatan di rumah dan catatan medis. Kontrak tersebut memperbolehkan klien dan keluarga untuk menyusun tujuan sendiri ataupun membantu memecahkan masalah perawatan klien sesuai rencana perawatan/pengobatan dokter dalam kesepakatan yang tercantum (yang dibuat). 8

9 Kontrak berhubungan langsung dengan proses keperawatan dan dapat diselesaikan sesuai dengan tahapan proses keperawatan, yaitu; pengkajian, perumusan masalah/diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dimana dalam setiap tindakan berkaitan dengan asuhan keperawatan tersebut akan dilakukan atas persetujuan klien/keluarga. Jika selama kunjungan atau perawatan di rumah ada kesesuain kesepakatan antara yayasan/pemberi layanan/agency dan klien/keluarga, maka kontrak tersebut dapat dilanjutkan pada kunjungan berikutnya, akan tetapi bila tidak memungkinkan/tidak ada kesesuain maka kontrak dapat ditinjau kembali. Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara nonformal (lisan) ataupun secara formal (tulisan), tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama keduabelah pihak antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan keluarga. Kolaborasi interdisiplin ilmu atau profesi yang efektif dalam perawatan kesehatan rumah akan memberikan kesinambungan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan kesadaran/kemandirian klien dan keluarga, sehingga program perawatan kesehatan dapat dilaksanakan secara komprehensif. Secara umum proses kolaborasi untuk perawatan kesehatan rumah diawali dengan adanya rencana pulang discharge plan dari rumah sakit. Perawat di rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan klien untuk perawatan di rumah, kemudian mengkoordinasikan tentang perencanaan pulang atau discharge plan dengan dokter untuk diminta persetujuannya. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi kepada yayasan/agency terkait yang akan melakukan perawatan di rumah, khususnya pelayanan perawatan yang diminta oleh dokter. Dalam hal ini dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu (profesi kesehatan lain seperti: dokter, terapi fisik, perawat, bidan, ahli gizi, dll). Dokter akan menjelaskan tentang rencana program pengobatan, perawatan, prognosis terapi dan biaya yang dibutuhkan kepada klien dan keluarganya. 9

10 Mekanisme dan legislasi tanggung gugat dan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan klien/keluarga disesuaikan dengan kewenagan profesi masing-masing dan ketentuan pemerintah yang berlaku. Untuk legalitas pelaksanaan perawatan kesehatan rumah, maka persyaratan medicare harus dipenuhi antara lain: adanya kontrak/perjanjian bersama, pendokumentasian pelayanan dan kolaborasi interdisiplin tim, catatan perkembangan kesehatan klien, dan catatan koordinasi & kolaborasi dalam penyelenggaraan perawatan. Dalam hal ini, keberhasilan tim kesehatan yang interdisiplin sangat tergantung dari banyak faktor diantaranya: pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta kemampuan seorang praktisi yang benar-benar berkompeten dan ahli dibidangnya. G. Perawatan Kesehatan Rumah dengan Tehnologi Tinggi Pada saat ini perawatan di rumah yang menggunakan tehnologi tinggi telah menjadi bagian dalam keperawatan kesehatan rumah dimasyarakat, dimana rumah sakit dapat mengirimkan pasien/klien pulang ke rumah lebih awal dari yang direncanakan dengan pemanfaatan fasilitas tehnologi medis yang tinggi, seperti: klien dengan terapi infus atau oksigen, menggunakan ventilator mekanis, alat hemodialisa ginjal, ataupun klien dengan kemoterapi, dll. Penggunaan tehnologi medis ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi kesehatan klien dan disesuaikan dengan kebutuhan klien baik dari aspek usia (anak, dewasa, lanjut usia), jenis pengobatan, dll. Penggunaan peralatan tehnologi tinggi di rumah mengharuskan tersedianya perawat atau tim kesehatan dengan keterampilan khusus. Sebagai tenaga perawat yang profesional mereka harus memiliki kemampuan untuk mengoperasikan alat dengan tepat dan umumnya mereka telah mendapatkan training perawatan kesehatan di rumah. Pada 10

11 kondisi yang khusus harus dilakukan pendidikan kesehatan bagi klien atau keluarga terhadap cara pengoperasian alat yang memungkinkan untuk digunakan secara mandiri. Karena dalam perawatan rumah klien atau keluarga juga ikut bertanggung jawab terhadap perawatan dan pengobatan klien, dimana pada kondisi tertentu klien atau anggota keluarga harus dapat berperan sebagai perawat, misalnya: klien dalam perawatan rumah menggunakan terapi infus, maka anggota keluarga harus dapat memelihara dan mempertahankan infus yang terpasang dengan benar (tidak terjepit, tetesan lancer, dll). Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting bagi anggota keluarga terhadap peran mereka dalam menghadapi kondisi kesehatan klien. Seringkali anggota keluarga hanya berfokus pada masalah penggunaan peralatan medis dan mereka mengabaikan kebutuhan klien yang lain. Aspek emosional adalah hal yang harus dibicarakan dengan keluarga, karena dalam menjalankan program perawatan klien, keluarga dipersiapkan dalam menghadapi perubahan peran yang memungkinkan timbulnya kekhawatiran, kegelisahan dan kecemasan. Keluarga dapat mengalami masalah mental dan emosional, khususnya lelah terhadap situasi kondisi penyakit dan perawatan klien yang berkepanjangan. Sehingga pendidikan dan dukungan emosional sangat penting bagi keluarga. 11

12 H. Standar Praktek Perawatan Kesehatan Rumah Standar I Organisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Semua pelayanan kesehatan di rumah direncanakan, disusun, dan dipimpin oleh seorang kepala/manajer perawat professional yang telah dipersiapkan dengan kompetensi dalam pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dalam kesehatan masyarakat dan termasuk proses administrasi dan pendokumentasian. Standar II Teori Perawat menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam melaksanakan praktek / asuhan keperaawtan. Standar III Pengumpulan Data Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan data yang luas, akurat dan sistematis. Standar IV Diagnosa Perawat menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan klien untuk menentukan diagnosa keperawatan. Standar V Perencanaan Perawat mengembangkan rencana-rencana tindakan guna menentukan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada perumusan diagnosa keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam upaya pencegahan penyakit, tindakan pengobatan/kuratif dan tindakan rehabilitasi perawatan. 12

13 Standar VI Intervensi Perawat dipedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan rasa kepuasan, memulihkan status kesehatan, memperbaiki, dan memajukan kesehatan, serta mencegah komplikasi dan penyakit lanjutan yang memerlukan tindakan rehabilitasi. Standar VII Evaluasi Perawat secara terus-menerus mengevaluasi respon klien dan keluarga dalam penanganan guna menetapkan kemajuan terhadap hasil yang telah dicapai dan meninjau kembali data dasar diagnosa perawatan dan perencanaaan yang telah disusun (ANA, 1986). 13

14 Perawatan Rumah Hospice (Hospice Care) Perawatan Kesehatan di Rumah Pengertian Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk meringankan penyakit lanjutan atau penyakit terminal dari klien di rumah sakit dan kemudian melanjutkan pelayanan perawatan di rumah dibawah pengawasan Medicare. Pelayanan hospice tersebut mempertimbangkan kebutuhan khusus dari klien dengan penyakit terminal atau yang akan meninggal dunia, sehingga klien memiliki kesempatan untuk meninggal di rumah sesuai dengan keinginan mereka dengan dukungan keluarga sepenuhnya. Tujuan Membantu klien dan keluarga memelihara kondisi kesehatan dan kesejahteraan klien Meringankan rasa sakit dan memfasilitasi rasa nyaman klien Mempersiapkan klien dan keluarga untuk menghadapi kondisi penyakit Pelayanan Hospice Care Jenis pelayanan hospice dapat menggunakan jasa institusi atau rumah sakit, ataupun melalui agency perawatan kesehatan rumah ataupun keduanya. Hal tersebut tergantung dari persetujuan klien/keluarga melalui kesepakatan kontrak. Jika pelayanan menggunakan jasa rumah sakit sebagai penghubung agency perawatan rumah, maka hal ini lebih efisien karena rumah sakit memiliki kontribusi memadai untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien dalam kondisi penyakit terminal atau klien yang akan meninggal dunia. Rumah sakit memiliki tim (staf) sesuai kebutuhan klien, disamping peralatan dan fasilitas bagi klien. 14

15 Pemberi pelayanan hospice yang bekerja bagi klien/keluarga sering berhadapan dengan stress, khususnya perawat sangat dibutuhkan kemampuan merawat yang mandiri dalam menghadapi klien menjelang ajal. Adapun faktor stress yang umum terjadi adalah: Kesulitan menerima kenyataan bahwa masalah klien tidak dapat dikontrol Frustasi akibat banyaknya masalah pada klien yang akan meninggal dunia Marah akibat subjektivitas kemauan dan harapan keluarga yang tinggi Kesulitan menyusun batas keterlibatan dengan klien dan keluarganya Kebutuhan Perawat Hospice Yayasan/agency dengan tim yang berkompeten dalam perawatan rumah hospice Pengetahuan bekerja dalam tim perawatan rumah hospice Kematangan emosional pribadi dan dalam menghadapi emosional klien/keluarganya Memenuhi persyaratan Hospice Medicare yang memiliki sertifikat Aspek finansial perawatan kesehatan rumah Medicare Pelayanan kesehatan rumah yang dibiayai oleh perusahaan asuransi dibawah kontrak kerjasama klien/keluarga dengan pihak asuransi, diantaranya: Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan persyarakan khusus, Asuransi swasta lainnya. Medicaid Pelayanan kesehatan rumah yang diberikan bagi orang yang berpenghasilan rendah, melalui program bantuan pengobatan bagi orang-orang tertentu, di Indonesia dikenal dengan ASKESKIN, atau Program Pengobatan Dasar bagi masyarakat tidak mampu yang dibiayai oleh pemerintah/yayasan lain. 15

16 Asuransi Swasta Pelayanan ini diberikan kepada peserta asuransi swasta baik secara individu maupun secara berkelompok dengan syarat dan ketentuan tertentu. Pembayaran individu Pelayanan kesehatan rumah bagi individu yang tidak memiliki asuransi kesehatan dapat melakukan pembayaran langsung kepada klinik/praktik mandiri/yayasan/agency tertentu atas kesepakan bersama atau kontrak. Persyaratan Pelayanan Perawatan di Rumah 1. Memiliki anggota keluarga atau kerabat yang bertanggung jawab menjadi pendamping bagi klien atas tindakan dan perawatan yang diberikan oleh yayasan/agency. 2. Bersedia membuat kesepakatan dan persetujuan perawatan kesehatan klien di rumah baik secara non formal (lisan) atau formal (tertulis) dalam kontrak/informed concent. 3. Bersedia membuat kesepakatan kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan keperawatan, medis dan kesehatan lainnya. Tanggung Jawab Perawat dalam Perawatan Rumah 1. Pemberi Asuhan. Perawat memberikan asuhan/layanan keperawatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tahapan proses keperawatan, yaitu: pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, menyususn perencanaan, melakukan tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Termasuk dalam hal ini adalah tindakan dalam konseling dan pendidikan kesehatan kepada klien ataupun keluarganya. 16

17 2. Pendokumentasian. Pendokumentasian dilakukan berdasarkan format sesuai dengan standar pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dipersiapkan agency /yayasan, meliputi kegiatan home visite, proses keperawatan, serta tindakan kolaborasi yang dilakukan. 3. Menetapkan Biaya Perawatan. Penetapan biaya perawatan di rumah dapat disepakati antara agency/yayasan dengan klien/keluarga, hal ini tergantung dari jenis dan tipe perawatan rumah yang diberikan kepada klien berdasarkan kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lain yang berada dalam tindakan program pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi. 4. Menentukan Frekuensi dan Durasi Perawatan. Jumlah kunjungan rumah (home visite) dan lama kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat harus disesuaikan dengan kebutuhan klien/keluarga dan dari hasil keputusan bersama dalam kolaborasi dokter/tim kesehatan lain yang terlibat dalam program pengobatan, perawatan dan rehabilitasi klien. 5. Perlindungan Klien. Peran perawat dalam hal ini melindungi klien terhadap tindakan dan resiko perawatan di rumah, yaitu: memberi rasa aman dan nyaman klien/keluarga, meminimalkan dan mencegah resiko infeksi nosokomial, koordinasi program pengobatan/perawatan dengan dokter, tim kesehatan medical care, negosiasi pembiayaan dengan asuransi berkaitan dengan pertanggungan pengobatan dan administrative perawatan di rumah. Issue dalam Perawatan Rumah Infection Control Quality of Care Total Quality Improvement 17

18 Perawatan Rumah Pada Klien LANSIA Perubahan kesejahteraan sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia berdampak pada peningkatan umur harapan hidup. Terjadinya Booming pada populasi lansia diabad ke-21 ini merupakan salah satu issue penting bagi dunia, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang (Ebersole & Hess, 1998; Reimer, 2000). Di Indonesia terjadi peningkatan umur harapan hidup lansia dari usia 58 tahun pada tahun 1986 menjadi usia 65 tahun pada tahun 1995 (Depkes, 2000) dan terjadi peningkatan populasi lanjut usia secara signifikan, yaitu: 3,96% setiap tahunnya dan diperkirakan dapat mencapai angka jiwa pada tahun 2000 (Boedhi-Darmojo & Martono, 1999). Peningkatan jumlah lansia ini juga berdampak bagi status kesehatan lansia terutama peningkatan terhadap pelayanan kesehatan lansia di rumah sakit akibat masalah kesehatan karena proses penuaan, dimana para lanjut usia banyak menderita penyakit degeneratif atau penyakit lainnya, diantaranya: Hipertensi, CHF, MCI, Stroke, PPOM, Infeksi Paru, DM, Rheumatoid Arthritis, Gagal Ginjal, Gastritis, Masalah Tidur, dll (Boedhi-Darmojo & Martono, 1999; Miller 1995; Smith & Maurer, 2000, Southwell & Wistow, 1995). Keadaan ini juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan klien akan pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi kesehatan mereka di rumah, terutama dengan kondisi penyakit yang kronis yang umumnya membutuhkan perawatan jangka dalam jangka waktu yang panjang. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian perawatan rumah bagi lansia adalah: tempat dan ruang perawatan yang tersedia (apakah berada di ruangan lantai atas atau bawah), kesediaan anggota keluarga yang mendampingi klien (siapa yang akan menemani klien), dan kesediaan anggota keluarga dalam melakukan perawatan secara 18

19 komprehensif dan berkelanjutan. Disamping itu jika anggota keluarga telah memutuskan dan setuju untuk melakukan perawatan dirumah maka perawat harus menjelaskan beberapa hal penting, yaitu (1) Ketepatan pelaksanaan perawatan klien di rumah, (2) Motivasi, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan ketersediaan bantuan lainnya, (3) Pertimbangan finansial biaya perawatan rumah, dan (4) Status klien dalam keluarga. KOMPONEN PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DI RUMAH 1. Komponen Pokok - Klien Klien adalah usila yang akan menerima perawatan di rumah dan salah satu anggota keluarga bertindak sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan dapat menunjuk seseorang sebagai pengasuh atau Caregiver yang akan melayani kebutuhan klien sehari-hari. - Pengasuh Pengasuh adalah sanak famili, relawan, tetangga atau kerabat anggota keluarga yang bertugas menjaga dan merawat klien sehari-hari di rumah. Umumnya mereka adalah yang dapat mendukung dan membantu klien, sehingga mereka dapat diberdayakan sesuai dengan kemampuan dan kondisinya. - Pengelola di rumah Pengelola perawatan dirumah adalah institusi/yayasan yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan perawatan kesehatan di rumah, baik penyediaan tenaga kesehatan, fasilitas yang dibutuhkan, sarana-prasarana, mekanisme pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengelola dapat sebagai bagian dari rumah sakit, puskesmas, klinik ataupun secara mandiri. 19

20 Koordinator kasus Koordinator kasus adalah tenaga kesehatan professional yang dibantu oleh tenaga kesehatan lain terkait dengan fungsinya sebagai pengelola pelayanan kesehatan dalam melakukan asuhan keperawatan. Pramusila Pramusila merupakan tenaga sukarela ataupun yang diberi imbalan untuk melaksanakan kegiatan dan tugas-tugas perawatan kesehatan di rumah. Pramusila merupakan salah satu komponen penting bagi pencapaian keberhasilan perawatan kesehatan di rumah. Ada 3 jenis pramusila yaitu: pramusila sukarela (A), pramusila yang mendapat imbalan jasa sekedarnya (B), dan pramusila yang memperoleh imbalan secara penuh (C). 2. Komponen Penunjang Komponen penunjang terdiri dari tim perawatan kesehatan masyarakat yang berada di puskesmas, dokter keluarga yang berada di masyarakat dan tim kesehatan dari rawat rumah yang berada di rumah sakit, terutama yang memiliki klinik geriatrik. - Tim Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Tim perawatan kesehatan masyarakat adalah tim dari unit pelayanan perawatan kesehatan rumah yang berada di puskesmas yang terdiri dari berbagai tim/tenaga kesehatan yang berada di puskesmas. - Dokter Keluarga Dokter keluarga merupakan dokter yang melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara mandiri ataupun berkelompok. 20

21 - Tim Rawat Rumah (RR) Tim ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, peraawt, bidan, ahli gizi, therapist, dll yang bertugas untuk melaksanakan tindak lanjut pelayanan kepada klien dirumah setelah dinyatakan dapat menjalani proses rawat jalan oleh dokter yang merawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat holistic dengan memperhatikan aspek psikososial, ekonomi dan budaya yang penyelenggarannya bekerjasama dengan puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat dasar yang dekat dengan masyarakat. 21

22 REFERENSI Boedhi-Darmojo, R. & Martono, H. (1999). Text book of geriatric: Health science in elderly. Jakarta: FK UI. Depkes. (2003). Pedoman Perawatan Usia Lanjut di Rumah. Jakarta: Depkes RI. Ebersole, P. & Hess, P. (1998). Toward healthy aging: Human needs and nursing response (5 th ed.). St. Louis: Mosby Year Book. Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.A. (2003). Community health nursing: Caring in action (2 nd Ed). Australia: Delmar Learning. Martin, K.S., & Scheet, N.J. (1992). The Omaha System: Applications for community health nursing. Philadelpia: W.B. Saundres Company. Reimer, M. Sleep and sensory disorder. In Black, J. M. & Jacobs, E. M. (2000). Medical surgiacal nursing: Clinical mananegent for continuity of care (5 th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company. Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majalah Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), Southwell, M.T. & Wistow, G. (1995). Sleep in hospitals at night: are patients being met? Journal Advanced Nursing, 21, Smith, C.M, & Maurer, F.A. (2000). Community health nursing: Theory and practice. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community health nursing: Promoting health of aggregates, families, and individuals (4 th Ed). St. Louis: Mosby Year Book. Walsh, J, Persons, C. B., & Wieck, L. (1987). Manual of Home health care nursing. Philadelphia: J.B.Lippincott Company. Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC. 22

Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care)

Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care) MODUL HOME CARE & HOSPICE CARE MATA KULIAH KEPERAWATAN PALIATIF NSA525 Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care) Disusun Oleh YULIATI.,SKp.,MM.,M.Kep UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 1 / 9 PELAYANAN HOME

Lebih terperinci

HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH

HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH PENGERTIAN HOME HEALTH CARE Pel prof dan paraprofesional, juga peralatan yg berhubungan scr medis utk klien dan keluarga di tempat tinggalnya utk memelihara

Lebih terperinci

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. Topik : Keperawatan Komunitas : Kunjungan Rumah

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. Topik : Keperawatan Komunitas : Kunjungan Rumah Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : 19671215 200003 1 002 Departemen Mata Kuliah : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas : Keperawatan Komunitas Topik : Keperawatan Komunitas : Kunjungan Rumah Home Visit Merupakan

Lebih terperinci

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : 19671215 200003 1 002 Departemen Mata Kuliah Topik : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas : Keperawatan Komunitas : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas LAPORAN WHO (2002)

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa. PERAN PERAWAT HOME CARE Disampaikan oleh Djati Santosa. AWAL PERJALANAN Home Care sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan yang sangat sederhana. Kunjungan perawat kepada pasien yang tidak mampu menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di Amerika, Home Care yang terorganisasikan dimulai sejak tahun 1880-an dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.

Lebih terperinci

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif

Lebih terperinci

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES Isi RK pada Acute care berbeda dengan asuhan jangka panjang ( Long term care dan Rehabilitation care). Pemeliharrannya tidak berbeda Asuhan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH 1. PENDAHULUAN Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

Manajemen Home Care A. Pengertian

Manajemen Home Care A. Pengertian Manajemen Home Care A. Pengertian Homecare adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning : BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : Departemen : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas

Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : Departemen : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : 19671215 200003 1 002 Departemen : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik Topik : Asuhan Keperawatan Lansia Pada Kondisi Kronis ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat

Lebih terperinci

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional

Lebih terperinci

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan

Lebih terperinci

Materi Konsep Kebidanan

Materi Konsep Kebidanan Materi Konsep Kebidanan A. MANAJEMEN KEBIDANAN 1. KONSEP DAN PRINSIP MANAJEMEN SECARA UMUM Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku.

TINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peran dan Fungsi Perawat Dalam dunia keperawatan modern respons manusia sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit juga merupakan suatu fenomena perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

AREA PRAKTEK MANDIRI KEPERAWATAN. OLEH : M. Margaretha U.W

AREA PRAKTEK MANDIRI KEPERAWATAN. OLEH : M. Margaretha U.W AREA PRAKTEK MANDIRI KEPERAWATAN OLEH : M. Margaretha U.W Pendahuluan PERAWAT Menyuntik, memberi obat, Merawat luka Melaksanakan perintah dokter AREA PRAKTEK KEPERAWATAN Awam?????? MASYARAKAT Keperawatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT

BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA Sejak Tahun 2002, paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan dan pencegahan penyakit dengan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

BUKU PEDOMAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS BUKU PEDOMAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS Koordinator : Tirta Adikusuma, S.Kep., Ners. PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

LTC DAN REHABILATION C

LTC DAN REHABILATION C SUB POKOK lilywi 1 LTC DAN REHABILATION C Asuhan jangka panjang /LTC: u/ jangka waktu lama Penyakit Kronis Usia tua Membutuhkan bantuan dan latihan dalam aktifitas keseharian Rawat inap Asuhan Rehabilitasi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Home Care Home care adalah komponen dari pelayan kesehatan yang disediakan untuk individu dan keluarga ditempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan, mempertahankan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perawatan Kesehatan Masyarakat Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawat 1. Pengertian Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan

I. PENDAHULUAN. pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi (atau fasilitas) yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN. dengan KETERGANTUNGAN TOTAL

MANAJEMEN. dengan KETERGANTUNGAN TOTAL MANAJEMEN PELAYANAN HOME CARE pada GERIATRI dengan KETERGANTUNGAN TOTAL Edy Rizal Wachyudi Divisi Geriatri Penyakit Dalam RSCM FKUI PRE-TEST 1. Apa yang dimaksud dengan Home Care a) Salah satu jenis layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE DINAS KESEHATAN TULANG BAWANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE KECAMATAN DENTE TELADAS KABUPATEN TULANG BAWANG Jl. Raya Way Dente, Dente Teladas TULANG BAWANG KERANGKA ACUAN PEMBINAAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Lebih terperinci

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN HOME HEALTH CARE Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN Target Pembelajaran Menggambarkan perawatan pasien berkelanjutan Eksplorasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tingkat Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang setelah menggunakan panca indera baik itu indra penglihatan, pendengaran,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KESAMBEN Jl. Raya Kesamben No. 3A Kecamatan Kesamben Kode Pos : 61484 Telp. 085655075735 Fax - Email : pkmkesamben@gmail.com Website : puskesmaskesamben.blogspot.com

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat-tempat praktik kesehatan lainnya. Berbagai macam pelayanan ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat-tempat praktik kesehatan lainnya. Berbagai macam pelayanan ditawarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hirarki Maslow dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia menyangkut didalamnya pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini kondisi persaingan antar rumah sakit di Indonesia semakin tinggi, setiap rumah sakit saling berpacu untuk memperbaiki standar mutu pelayanannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PENGERTIAN Clinical Pathway (Jalur Klinis) adalah: Suatu cara untuk menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya dilaksanakan di rumah sakit Clinical Pathway dikembangkan

Lebih terperinci

A. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :

A. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 1.1 Defenisi Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit

Lebih terperinci

`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE

`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE `MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE A. PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun

Lebih terperinci

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.185, 2014 KESEHATAN. Jiwa. Kesehatan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5571) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga profesional yang memiliki body of

Lebih terperinci

Oleh : Titik Anggraeni

Oleh : Titik Anggraeni Page 1 of 8 Oleh : Titik Anggraeni A. PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui system ini, tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai

Lebih terperinci

L A P O R A N P B L K

L A P O R A N P B L K L A P O R A N P B L K Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajar Pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Identitas

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengertian Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS

PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS 1. Pendahuluan Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem kesehatan dan merupakan unsur strategis

Lebih terperinci

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. Prinsip pemilihan metode penugasan adalah : jumlah tenaga, kualifikasi staf dan klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika tidak mampu atau kurang termotivasi

Lebih terperinci

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PENDERITA HIPERTENSI DALAM PERAWATAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa

BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa 11 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat

Lebih terperinci

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Sugiarsih.,S.Kep.,Ns.,MPH Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada PERKONAS Poltekkes Kemenkes, Jakarta 22-24 Maret 2017

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM.

UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM. 1 UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Dosen Pengampu dan Koordinator

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER TERAPI KOMPLEMENTER

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER TERAPI KOMPLEMENTER RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER TERAPI KOMPLEMENTER Disusun oleh : Ns. Sodiq Kamal PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 201/2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : / SK / PKM - WB / I Tanggal : Januari 2015 PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan 1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terapi, paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar & Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan

Lebih terperinci

Aspek Legal Praktik Mandiri Keperawatan. MAKALAH Memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Profesional yang dibina oleh Ibu Ngesti W Utami, S.Kp., M.Pd.

Aspek Legal Praktik Mandiri Keperawatan. MAKALAH Memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Profesional yang dibina oleh Ibu Ngesti W Utami, S.Kp., M.Pd. Aspek Legal Praktik Mandiri Keperawatan MAKALAH Memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Profesional yang dibina oleh Ibu Ngesti W Utami, S.Kp., M.Pd. Oleh: Kelompok 2/ 2A 1. Lusiana Roja Ellys Ade Fauziah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover

Lebih terperinci