LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI"

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan ci-ci dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi dan misi Bupati, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) hun mendang; b. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri merupakan dasar pelaksanaan program-program pembangunan masyarakat yang akan terwujud dalam Rencana Kerja Pemerinh Daerah; c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tenng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun yang merupakan perwujudan visi, misi dan Bupati yang memuat kebijakan penyelenggaraan pembangunan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun ;

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tenng Pembentukan Daerah Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Beri Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tenng Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tenng Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tenng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lemba ran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tenng Perubahan Kedua As Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tenng Perimbangan Keuangan Anra Pemerinh Pusat Dan Pemerinhan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tenng Penaan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tenng Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tenng Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 11. Peraturan Pemerinh Nomor 55 Tahun 2005 tenng Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 12. Peraturan Pemerinh Nomor 56 Tahun 2005 tenng Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 13. Peraturan Pemerinh Nomor 58 Tahun 2005 tenng Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

3 14. Peraturan Pemerinh Nomor 65 Tahun 2005 tenng Pedoman Penyusunan dan Penerapan Sndar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 15. Peraturan Pemerinh Nomor 79 Tahun 2005 tenng Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerinhan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2006 tenng Laporan Keuangan Dan Insnsi Pemerinh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 17. Peraturan Pemerinh Nomor 39 Tahun 2006 tenng Ta Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 18. Peraturan Pemerinh Nomor 40 Tahun 2006 tenng Ta Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 19. Peraturan Pemerinh Nomor 3 Tahun 2007 tenng Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerinh Daerah Kepada Pemerinh, Laporan Keterangan Pernggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan 4 Penyelenggaraan Pemerinh Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 20. Peraturan Pemerinh Nomor 38 Tahun 2007 tenng Pembagian Urusan Pemerinhan Anra Pemerinh, Pemerinhan Daerah Provinsi Dan Pemerinhan Daerah Kabupaten/Ko (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerinh Nomor 41 Tahun 2007 tenng Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerinh Nomor 7 Tahun 2008 tenng Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4697); 23. Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Tacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698); 24. Peraturan Pemerinh Nomor 19 Tahun 2008 tenng Kecaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 25. Peraturan Pemerinh 26 Tahun 2008 tenng Rencana Ta Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

4 26. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tenng Pengesahan, Pengundangan Dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 27. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tenng Ta Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8); 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9); 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4); 31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tenng Rencana Ta Ruang Wilayah Provinsi Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2004 tenng Urusan Pemerinhan Yang Menjadi Kewenangan Pemerinhan Daerah Kabupaten Wonogiri (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 85); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 10 Tahun 2011 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 98); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOGIRI dan BUPATI WONOGIRI MEMUTUSKAN : Menepkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN

5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Wonogiri. 2. Pemerinh Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerinhan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Wonogiri. 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJM Daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Rencana Kerja Pemerinh Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah Rencana Kerja Pemerinh Daerah Kabupaten Wonogiri yang disusun setiap hun sekali. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Sekreriat DPRD, Inspektorat Daerah, Badan, Dinas, Kantor, Kecaman, dan Kelurahan di lingkungan Pemerinh Kabupaten yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah. 8. Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD Kabupaten Wonogiri untuk periode 5 (lima) hun. BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 RPJM Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerinh Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) hun terhitung sejak hun 2010 sampai dengan hun 2015 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD. Pasal 3 Sistematika RPJM Daerah disusun sebagai berikut : a. BAB I : Pendahuluan; b. BAB II : Gambaran Umum Daerah; c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah ser Kerangka Pendanaan; d. BAB IV : Analisis Isu-isu Strategis e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan; g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Pembangunan Daerah; h. BAB VIII : Indikasi Rencana Prioris yang Diseri Kebutuhan Pendanaan; i. BAB IX : Penepan Indikator Daerah; j. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

6 Pasal 4 RPJM Daerah beser matrik program-program pembangunan daerah RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 5 RPJM Daerah berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 10 Tahun 2011 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , dan memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ser Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Pasal 6 (1) pembangunan daerah periode dilaksanakan sesuai dengan RPJM Daerah. (2) RPJM Daerah memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka menengah daerah. Pasal 7 RPJM Daerah menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renstra SKPD dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegian pembangunan selama kurun waktu Pasal 8 RPJM Daerah wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Daerah. BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 9 (1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM Daerah. (2) Ta cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM Daerah dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJM Daerah menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan Tahun 2015, dan dapat diberlakukan sebagai RPJM Daerah transisi sebagai pedoman penyusunan RKPD Tahun 2016 sebelum tersusunnya RPJM Daerah Tahun yang memuat visi dan misi Bupati terpilih.

7 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 15 Tahun 2011 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun dicabut dan dinyakan tidak berlaku. Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada nggal diundangkan. Agar setiap orang mengehuinya, memerinhkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri. Ditepkan di Wonogiri pada nggal 12 September 2011 BUPATI WONOGIRI, Diundangkan di Wonogiri pada nggal 12 September 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WONOGIRI, Cap. Ttd Cap. Ttd DANAR RAHMANTO BUDISENA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2011 NOMOR 11

8 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I. UMUM Bahwa dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cici dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi Kepala Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tenng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 hun mendang. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Provinsi. RPJM Daerah memuat arah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lins Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan diseri dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan, ser mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Wonogiri pada setiap hun anggaran. Selain itu juga dijadikan acuan bagi penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten wonogiri. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di as, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas.

9 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Dokumen RPJMD Tahun ini dapat diberlakukan sebagai Dokumen RPJMD Transisi untuk pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD) Tahun 2016 sebelum RPJMD Tahun disusun dan ditepkan menjadi Peraturan Daerah. Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 99

10 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 11 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lar Belakang Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Pemerinh Daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerinhannya sendiri. Namun demikian, dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah, tep harus memperhatikan keterkain anra perencanaan pemerinhan pusat, provinsi dan anr pemerinh daerah, sehingga pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut juga harus memperhatikan kewenangan yang diberikan terkait dengan kepemilikan sumber daya alam dan sumber daya lainnya maupun terkait dengan aspek pelayanan umum dan kemampuan keuangan daerah. Pemberian otonomi itu dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkan pelayanan, pemberdayaan dan peran ser masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerinh daerah selain mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemeraan, keadilan dalam pembangunan juga mampu meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Di lain pihak, dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor : 10 Tahun 2011 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , dinyakan bahwa perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Lebih lanjut dikakan bahwa perencanaan pembangunan daerah meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah), Rencana Pembangunan J angka Menengah Daerah (RPJM Daerah) dan Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD). RPJP Daerah berisi Visi, Misi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah selama kurun waktu 20 hun, sedang RPJM Daerah berisikan penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, semenra RKPD merupakan penjabaran RPJM Daerah untuk jangka waktu 1 hun. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.1

11 Dari penjelasan di as dapat disimpulkan abahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) hun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) ser memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional). Dalam Lampiran BAB I Draft Rancangan Perda tenng RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri juga telah dinyakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJP Daerah) Kabupaten Wonogiri merupakan pedoman perencanaan pembangunan daerah yang memiliki jangkauan upaya pembangunan jangka panjang selama 20 hun. RPJP Daerah merupakan dokumen penting yang akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana daerah dengan hierarki dan skala yang lebih rendah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) dan Recana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) selama kurun waktu 5 (lima) hun. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun pada dasarnya merupakan implemensi as visi, misi dan program Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat, yang pelaksanaanya diintegrasikan dengan hapan pembangunan dalam dokumen RPJP Daerah, khususnya dengan Tahap II Pelaksanaan RPJP Daerah hun RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , akan dijabarkan lebih lajut ke dalam Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD) yang merupakan rencana pembangunan hunan daerah, yang memuat prioris pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, ser program dan indikasi kegian dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Wonogiri. Dari penjelasan ini, maka RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan Pemerinh Daerah untuk periode 5 (lima) hun ya ng memuat penjabaran dari Visi, Misi, dan dari Kepala Daerah terpilih. Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, yang di dalamnya memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Lins SKPD, dan Kewilayahan diseri dengan Rencana-rencana Kerja dalam Kerangka Regulasi dan Kerangka RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.2

12 Pendanaan yang bersifat indikatif. Dalam dokumen RPJM Daerah juga ditekankan arti pentingnya upaya dalam menerjemahkan visi, misi dan agenda Kepala Daerah terpilih ke dalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang mampu merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat ser kesepakan tenng tolok ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan maupun ketidakberhasilan pembangunan daerah selama 5 (lima) hun ke depan. Penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun diharapkan dapat dijadikan sebagai alat pemandu, pengarah dan pedoman dalam pelaksanaan program-program pembangunan daerah selama kurun waktu 5 (lima) hun ke depan, sekaligus juga dijadikan dasar dalam pernggungjawaban as pelaksanaan hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat pada setiap akhir hun anggaran maupun pada saat akhir masa jaban. Untuk mendapatkan dukungan yang optimal pada saat implemensinya pada hun-hun terkait, proses penyusunan RPJMD Daerah Kabupaten Wonogiri sudah mencoba untuk membangun komitmen dan kesepakan dari skeholders guna mencapai tujuan RPJM Daerah melalui proses yang transparan, demokratis, dan akunbel dengan memadukan pendekan teknokratis, demokratis, partisipatif, dan politis. Hal ini juga sesuai dan sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, dimana penyusunan RPJM Daerah hendaknya memenuhi 5 (lima) prinsip/pendekan, yaitu: (i) Pendekan Politik, (ii) Pendekan Teknokratik, (iii) Pendekan Partisipatif, (iv)pendekan As-Bawah (Top-Down) dan (v) Pendekan Bawah -As (Bottom-Up). Perma, Pendekan Politik, bermakna bahwa dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri melibatkan proses konsulsi dengan kekuan politis teruma anra Kepala Daerah terpilih dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kedua, Pendekan Teknokratik, bahwa penyusunan dokumen peren-canaan harus menggunakan pola pikir dan kerangka ilmiah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang perencanaan yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Ketiga, Pendekan Partisipatif, bermakna bahwa proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri semaksimal mungkin sudah berusaha dilaksanakan secara transparan, akunbel, dan melibatkan masyarakat (skeholders) dalam pengambilan keputusan peren-canaan, baik dalam tingkan sektoral maupun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.3

13 tingkan regional/kewilayahan, melalui penyelenggaraan Musrenbang RPJM Daerah tingkat kecaman maupun tingkat ko. Keempat, Pendekan As- Bawah ( Top-Down) bahwa proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri sudah diusahakan untuk bersinergi dengan rencana strategis di asnya, khususnya dengan dokumen RPJM Nasional dan dokumen RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, ser komitmen terhadap kebijakan dari pemerinhan tingkat provinsi dan tingkat nasional. Kelima, Pendekan Bawah- As (Bottom-Up) bermakna dalam proses penyu-sunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri, sudah berusaha untuk memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, khususnya melalui penyelenggaaran Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri. Dengan ditepkannya Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Ta Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka penyusunan rencana pembangunan daerah baik RPJP Daerah, RPJM Daerah, maupun RKPD berpedoman pada Peraturan Pemerinh dimaksud. Sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerinh ini, RPJM Daerah ditepkan dengan Peraturan Daerah paling lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Oleh karenanya, berdasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah dan juga Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Ta Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Wonogiri Tahun harus ditepkan dengan Peraturan Daerah. Dengan berpedoman pada Pasal 14 - Pasal 19 dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tenng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam menyusun RPJM Daerah di Kabupaten Wonogiri, acuan uma yang digunakan adalah rumusan visi, misi, dan program Kepala Daerah untuk dijabarkan ke dalam Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Prioris Kepala Daerah dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri dijadikan pedoman oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyiapkan dokumen Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) SKPD. RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri disusun juga berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.4

14 Dalam penyusunan dokumen RPJM Daerah di Kabupaten Wonogiri juga mengacu pada, RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan berbagai kebijakan dan prioris program Pemerinh dan Pemerinh Provinsi. Tujuan merujuk semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin adanya sinergis kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal anr tingkat pemerinhan yang berbeda. Keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari program-program perencanaan selama 5 hun hapan kedua setelah kurun waktu 5 (ima) hun hapan perma selesai dilaksanakan, yaitu periode hapan perma hun Pelaksanaan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun telah dilaporkan dalam bentuk Laporan Keterangan Pernggungjawaban - Akhir Masa Jaban (LKPJ - AMJ) Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri pada hun RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun pada dasarnya disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen perencanaan komprehensif selama 5 (lima) hun, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENST RA- SKPD) dan Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD) sesuai dengan peraturan perundangan, khususnya: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tenng Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tenng Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah, yang telah dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Ta Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008, pada era sekarang ini juga sudah dijabarkan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tenng Pelaksanaan Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Tacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Berdasar pada Lampiran III, dari Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, telah dinyakan bahwa dalam penyusunana Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonogiri Tahun , telah dilakukan serangkaian kegian, yang mencakup: (i) Pengolahan da dan informasi pendukung, khususnya hasil dokumen Laporan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.5

15 Keterangan Pernggungjawaban - Akhir Masa Jaban (LKPJ - AMJ) Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri, untuk menjaga tingkat kesinambungan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Wonogiri; (ii) Penelaahan Draft Rencana Ta Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonogiri Tahun ; (iii) Analisis gambaran umu m kondisi daerah Kabupaten Wonogiri; (iv) Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan di Kabupaten Wonogiri; (v) Perumusan permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten Wonogiri berdasar pada visi, misi dan program pasangan Kepala Daerah terpilih; (vi) Penelaahan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun ; (vii) Analisis isu -isu strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Wonogiri Tahun ; (viii) Perumusan penjelasan visi dan misi dari pasangan Kepala Daerah terpilih; (ix) Perumusan tujuan dan sasaran; (x) Perumusan strategi dan arah kebijakan; (xi) Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah Kabupaten Wonogiri; (xii) Penyusunan indikasi rencana program prioris yang diseri kebutuhan pendanaan; dan (xiii) Penepan Indikator Kabupaten Wonogiri; (xiv) Pembahasan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Wonogiri. Semenra serangkaian hapan yang belum dilakukan adalah: (i) Pelaksanaan forum konsulsi publik; (ii) Pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri untuk memperoleh masukan dan saran; ser (iii) Penyelarasan program prioris dan kebutuhan pendanaan. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dalam penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun digunakan sejumlah peraturan perundangan sebagai landasan hukum, yang meliputi: 1. Undang Undang Nomor 16 Tahun 1950 tenng Pembentukan Daerah- Daerah Ko Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakar; RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.6

16 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tenng Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tenng Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tenng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tenng Perimbangan Keuangan anra Pemerinh Pusat dan Pemerinhan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tenng Penaan Ruang; 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tenng Pelayanan Publik; 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tenng Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 11. Peraturan Pemerinh Nomor 55 Tahun 2005 tenng Dana Perimbangan; 12. Peraturan Pemerinh Nomor 56 Tahun 2005 tenng Sistem Informasi Keuangan Daerah; 13. Peraturan Pemerinh Nomor 58 Tahun 2005 tenng Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan Pemerinh Nomor 65 Tahun 2005 tenng Pedoman Penyusunan dan Penerapan Sndar Pelayanan Minimal 15. Peraturan Pemerinh Nomor 79 Tahun 2005 tenng Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerinhan Daerah; 16. Peraturan Pemerinh Nomor 39 Tahun 2006 tenng Ta Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 17. Peraturan Pemerinh Nomor 40 Tahun 2006 tenng Ta Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 18. Peraturan Pemerinh Nomor 3 Tahun 2007 tenng Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerinhan Daerah kepada Pemerinh, Laporan Keterangan Pernggung Jawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Penyelenggaraan Pemerinhan Daerah kepada Masyarakat; RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.7

17 19. Peraturan Pemerinh Nomor 38 Tahun 2007 tenng Pembagian Urusan Pemerinhan anra Pemerinh, Pemerinhan Daerah Provinsi, Dan Pemerinhan Daerah Kabupaten/Ko; 20. Peraturan Pemerinh Nomor 38 Tahun 2007 tenng Pembagian Urusan Pemerinhan Anra Pemerinh, Pemerinhan Daerah Provinsi, dan Pemerinhan Daerah Kabupaten/Ko; 21. Peraturan Pemerinh Nomor 41 Tahun 2007 tenng Organisasi Perangkat Daerah; 22. Peraturan Pemerinh Nomor 7 Tahun 2008 tenng Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 23. Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Ta Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 24. Peraturan Pemerinh Nomor 19 Tahun 2008 tenng Kecaman; 25. Peraturan Pemerinh 26 Tahun 2008 tenng Rencana Ta Ruang Wilayah Nasional; 26. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tenng Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 27. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 28. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tenng Percepan Penanggulangan Kemiskinan; 29. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tenng Pengembangan Ekonomi Kreatif; 30. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tenng Pembangunan yang Berkeadilan; 31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tenng Ta Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; 32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun ; RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.8

18 33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun ; 34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tenng Rencana Ta Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun ; 35. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 2 Tahun 2005 tenng Perencanaan Pembangunan Daerah. 36. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2004 tenng Penyelenggaraan Urusan Pemerinhan Yang Menjadi Kewenangan Pemerinhan Daerah; 37. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tenng Organisasi dan Ta Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri; 38. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2011 tenng Rencana Ta Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun ; 39. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 10 Tahun 2011 tenng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun ; 1.3 Hubungan Anr Dokumen Dalam penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional maupun daerah (Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Wonogiri), yaitu sebagai berikut: RPJM Nasional RPJM Nasional sudah ditepkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2010 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , pada nggal 15 Januari Ada 3 (tiga) dokumen sebagai lampi ran dari Perpres Nomor 5 Tahun 2010, yaitu: (i) Buku I dengan judul: Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan, (ii) Buku II dengan judul: Memperkuat Sinergi Anrbidang Pembangunan, dan (iii) Buku III dengan judul: Memperkuat Sinergi Anra Pusat dan Daerah dan Anr Daerah. Provinsi maupun kabupaten/ko bisa mengadopsi RPJM Nasional, khususnya dalam menjabarkan program-program sektoral dan program kewilayahan/regional. sektoral terkait dengan upaya pengensan kemiskinan dapat mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.9

19 2010 tenng Percepan Penanggulangan Kemiskinan; sedang untuk program yang bersifat sektoral lainnya, dapat mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tenng Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Pro-Rakyat, Keadilan untuk Semua ( justice for all); dan Pencapaian Tujuan Milenium ( Millenium Development Goals - MDGs) RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun ditepkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun Dalam Pasal 6, huruf b dinyakan bahwa penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) untuk kabupaten dan ko di wilayah Jawa Tengah harus berpedoman pada RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dalam RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun , diprioriskna pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat yang Berkualis, Beriman dan Berqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas, Sehat, ser Berbudaya; 2. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Berbasis pada Potensi Unggulan Daerah dengan Dukungan Rekayasa Teknologi dan Beroriensi pada Ekonomi Kerakyan; 3. Mewujudkan Kehidupan Politik dan Ta Pemerinhan yang Baik (Good Governance), Demokratis, dan Bernggung Jawab, Didukung oleh Kompetensi dan Profesionalis Aparatur, Bebas dari Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), ser Pengembangan Jejaring; 4. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Optimal dengan Tep Menjaga Kelesrian Fungsinya dalam Menopang Kehidupan; 5. Mewujudkan Kualis dan Kuantis Prasarana dan Sarana yang Menunjang Pengembangan Wilayah, Penyediaan Pelayanan Dasar, dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah; dan 6. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Sejahtera, Aman, Damai dan Bersatu dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Didukung dengan Kepastian Hukum dan Penegakan HAM ser Keadilan dan Keseraan Gender. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.10

20 Berkain dengan 6 ( enam) prioris pembangunan yang diamanatkan oleh RPJP Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahap Perma dan Tahap Kedua tersebut di as, pendekan implemensi (implemention approach) yang dipilih untuk RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun adalah pengembangan kawasan dan pemberdayaan masyarakat perdesaan, melalui rumusan motto Bali Ndeso Mbangun Deso. Dalam kain ini desa menjadi oriensi uma bagi aktivis pembangunan di Jawa Tengah periode RTRW Provinsi Jawa Tengah Rencana Ta Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun saat ini sudah dilakukan proses review au peninjauan kembali untuk dasar pembuan dokumen RTRW Provinsi Jawa Tengah yang baru. Proses review ini mengacu pada Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tenng Penaan Ruang ser adanya visi dan misi baru Pemerinh Provinsi Jawa Tengah sebagaimana yang dimuat dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tenng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Saat ini Pemerinh Provinsi Jawa Tengah sudah menepkan Rencana Ta Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun Beberapa dasar hukum dalam penyusunan RTRW Provinsi Jawa Tengah, yaitu ditepkannya Undang-Undang (UU) dan Per aturan Pemerinh (PP) baru, yang berkain Ta Ruang dan Bencana Alam seperti: (i) UU Nomor 26 Tahun 2007 tenng Ta Ruang, (ii) UU Nomor 27 Tahun 2007 tenng Kawasan Pesisir; (iii) UU No mor 24 Tahun 2007 tenng Penanggulangan Bencana Alam; dan (iv) PP Nomor 26 Tahun 2008 tenng Rencana Ta Ruang Wilayah (RTRW) Nasional. Selain dasar hukum di as, perubahan RTRW di Provinsi Jawa Tengah, juga didasarkan as pertimbangan: (i) Adanya rencana pengembangan jalan tol: Semarang-Solo, Semarang-Bang, Yogyakar- Solo, Solo-Mantingan, Semarang-Demak, dan Bang-Brebes; (ii) Adanya wacana pengembangan jalan tol di Selan Jawa Tengah (RTRWN), yaitu: Cilacap-Kebumen-Purworejo-Yoyakar-Solo; (iii) Pengembangan Blok Cepu; dan (iv) Pengembangan Jalur Lins Selan (JJLS). RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.11

21 Dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Tengah juga disebutkan bahwa Ko Wonogiri bersama dengan beberapa ko yang lain berperan sebagai Pelayanan Kegian Wilayah (PKW), yang selengkapnya meliputi: Ko Kroya, Ko Kebumen, Ko Kutoarjo-Purworejo, Ko Wonosobo, Ko Magelang, Ko Karsura, Ko Wonogiri, Ko Wonogiri, Ko Cepu, Ko Jepara, Ko Juwana-Pati, Ko Salatiga, dan Ko Ungaran- Bawen-Ambarawa, dan Ko Tegal. Di samping itu, Kabupaten Wonogiri bersama dengan 6 (enam) daerah di Subosuka Wonosraten masuk dalam kategori Kawasan Andalan, sekaligus juga Kawasan Strategis. Kawasan Andalan yang ditepkan di Provinsi Jawa Tengah, selengkapnya meliputi: (i) Kawasan Cilacap dan sekirnya, (ii) Kebumen dan sekirnya, (iii) Borobudu r dan sekirnya, (iv) Subosuka Wonosraten (Surakar, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten), di mana kawasan ini juga termasuk sebagai salah satu Kawasan Strategis di Jawa Tengah, (v) Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati), (vi) Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi), dan (viii) Bregas (Brebes, Tegal, Slawi). Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Ko Wonogiri tidak masuk dalam hirarki sistem perkoan, tepi dalam sistem perwilayahan Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem perwilayahan Surakar dan sekirnya (Subosuka Wonosraten), bersama dengan Ko Surakar, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Dalam RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun dinyakan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang (20 hun), yang disusun dengan mengacu kepada dokumen RPJP Nasional dan RPJP Daerah Provinsi Jawa Tengah. RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri disusun berbasis Ta Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri yang merupakan bagian dari Ta Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah. RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Wonogiri yang RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.12

22 merupakan penjabaran dari visi dan misi pasangan Kepala Daerah untuk periode 5 hun. RPJM Tahap II Tahun dalam dokumen RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , masuk ke dalam hapan peningkan, dengan prioris pembangunan pada: (i) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualis, bermarbat, dan berdaya saing; (ii) Mewujudkan ekonomi kerakyan berbasis potensi daerah dan IPTEKS ser mampu bersaing di pasar global; (iii) Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berwawasan lingkungan dan berkelanjun; (iv) Mewujudkan ketercukupan dan pelayanan sarana prasarana yang berkualis guna menunjang pengembangan wilayah; ser (v) Mewujudkan kepemerinhan yang baik dengan menjunjung tinggi supremasi hukum yang berkeadilan RTRW Kabupaten Wonogiri Rencana Ta Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonogiri Tahun merupakan hasil review dari Rencana Ta Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 1995/ /2005. Penyusunan review tersebut merupakan amanat Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tenng Penaan Ruang. Beberapa subsnsi yang harus termuat dalam Dokumen RTRW sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 di anranya adalah Penyediaan Ruang Terbuka Hijau, Penyediaan ruang untuk pejalan kaki, penyediaan ruang untuk sektor informal, penepan kawasan strategis dan penyediaan ruang untuk keperluan mitigasi bencana alam. Sebagaimana yang telah disebatkan pada bagian sebelumnya, dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Ko Wonogiri tidak masuk dalam hirarki sistem perkoan, tepi dalam sistem perwilayahan Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem perwilayahan Surakar dan sekirnya (Subosuka Wonosraten), bersama dengan Ko Surakar, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional. Oleh karena itu untuk 20 hun ke depan sistem perkoan di Kabupaten Wonogiri direncanakan sebagai berikut: RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.13

23 1. Pusat Kegian Lokal (PKL) meliputi Kecaman Wonogiri, Pracimantoro, Purwantoro, Baturetno, Slogohimo, Jatisrono, Selogiri, Wuryantoro dan Sidoharjo. 2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Kecaman Eromoko, Manyaran, Ngadirojo, Tirtomoyo, Kismantoro, Paranggupito, Giritontro, Batuwarno, Karangtengah, Nguntoronadi, Jatiroto, Bulukerto, Puhpelem, Giriwoyo, Jatipurno dan Girimarto. 3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Kecaman Selogiri dan Giritontro. Semenra dalam hal kawasan strategis yang telah ditepkan secara nasional, harus dijabarkan penepannya pada tingkat kedeilan Rencana Ta Ruang Wilayah kabupaten, pada Arahan Kawasan Strategis Kabupaten. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Wonogiri ini meliputi: 1. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang mencakup kawasan kawasan unggulan pengembangan ekonomi khusus yang meliputi kawasan pusat perdagangan terlek di ibuko Kabupaten Wonogiri, ibuko Kecaman Ngadirojo, Pracimantoro, Jatisrono, Purwantoro dan Baturetno, kawasan pusat jasa terlek di Kecaman Wonogiri dan Purwantoro. kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, meliputi: Kecaman Wonogiri, Pracimantoro, Jatisrono, Purwantoro dan Baturetno. Kawasan sekir Terminal Type A yang berada di Desa Singodun (Kecaman Selogiri) yang dapat mendorong pertumbuhan aktivis perekonomian. Kawasan pusat pertumbuhan kawasan tertentu, meliputi: Kecaman Selogiri, Bulukerto, Karangtengah, Kismantoro, Manyaran, Giritontro dan Wuryantoro. Kawasan koridor pani Selan dan kawasan Agropolin, meliputi : Kecaman Girimarto, Jatipurno, Slogohimo dan Jatisrono. 2. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya dapat berupa kawasan Cagar Budaya terlek di Kecaman Jatisrono, Kecaman Wonogiri, Kecaman Girimarto dan Kecaman Karangtengah. Sedang untuk pinggalan sejarah terlek di Kecaman Baturetno. 3. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/au teknologi tinggi adalah melalui optimalisasi teknologi tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan Sumber RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.14

24 Daya Alam dan/au Teknologi Tinggi yaitu di Waduk Serba Guna Gajah Mungkur Wonogiri. 4. Kawasan Strategis dari sudut penyelaman lingkungan hidup (anra lain adalah kawasan perlindungan dan pelesrian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia). Kawasan prioris keseimbangan ekologis yang diarahkan untuk dikembangkan di Kabupaten Wonogiri adalah Kawasan Karst, SubDAS Keduang, SubDAS Wuryantoro, SubDAS Wiroko, SubDAS Temon, SubDAS Alang Ngunggahan dan SubDAS SoloHulu. 5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan perbasan adalah kawasan yang di dalamnya berlangsung kegian yang mempunyai pengaruh besar terhadap ruang di wilayah sekirnya, meliputi: a. Kawasan Koridor Perbasan Pacin Wonogiri- Wonosari (Pawonsari); b. Kawasan Koridor Perbasan Surakar Boyolali Sukoharjo Karanganyar Wonogiri Sragen Klaten (Subosukawonosraten); c. Kawasan Koridor Perbasan Karanganyar Sragen - Wonogiri Magen Pacin - Ngawi Ponorogo (Karismapawirogo); d. Kawasan Koridor Pani Selan (Koridor Pracimantoro Paranggupito Giriwoyo Giritontro) RENSTRA SKPD Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (R ENSTRA SKPD) merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (5 hunan) dari SKPD yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (R ENJA) hunan SKPD. Dalam menyusun RENSTRA-SKPD, masing-masing SKPD di lingkup Pemerinh Kabupaten Wonogiri harus berpedoman kepada dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun RKPD Kabupaten Wonogiri Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Wonogiri adalah Rencana Kerja Pemerinh Daerah Kabupaten Wonogiri yang disusun setiap hun sekali. Penyusunan RKPD Kabupaten Wonogiri mengacu pada dokumen RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri, dan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen RENJA-SKPD. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.15

25 Hubungan anr dokumen yang terkait dengan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun dalam penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun , khususnya pada fase kedua pelaksanaan RPJP Daerah untuk periode Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun juga memperhatikan RPJM Nasional Tahun , yang selanjutnya akan dijabarkan dalam dokumen perencanaan hunan Kabupaten Wonogiri dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD). RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun yang sudah ditepkan, akan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD). Selanjutnya Renstra-SKPD akan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen Rencana Kerja- Satuan Kerja Perangkat Daerah (R ENJA-SKPD). Dalam penyusunan RENJA-SKPD juga mengacu pada dokumen RKPD Kabupaten Wonogiri. 1.4 Maksud dan Tujuan Sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) hunan, RPJM Daera h Kabupaten Wonogiri Tahun disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut: RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.16

26 a. Menjabarkan gambaran umum daerah, tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang memuat program-program dan indikasi kegian selama 5 (lima) hun yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih selama kurun waktu b. Menyediakan acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerinh daerah di Kabupaten Wonogiri (Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)) dan juga DPRD dalam menentukan prioris program dan indikasi kegian hunan, yang akan disusun dalam dokumen Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan hunan daerah. c. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerinh daerah di Kabupaten Wonogiri dan juga DPRD untuk mencapai tujuan dengan cara menyediakan payung-payung program dan indikasi kegian yang disusun secara terpadu, terarah dan terukur, sesuai dengan visi dan butir-butir misi dari Kepala Daerah terpilih. d. Memberikan satu tolok ukur untuk proses pengawasan dan evaluasi kinerja, khususnya kepada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik pada setiap akhir hun anggaran maupun pada akhir masa jaban Kepala Daerah terpilih. e. Memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerinh daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan ci-ci dan tujuan pembangunan daerah yang terintegrasi dengan tujuan pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang telah ditepkan dan disepakati bersama oleh segenap komponen masyarakat di Kabupaten Wonogiri. 1.5 Sistematika Penulisan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tenng Pelaksanaan Peraturan Pemerinh Nomor 8 Tahun 2008 tenng Tahapan, Tacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; sistematika penulisan RPJM Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun dibagai ke dalam 10 (sepuluh) BAB dengan penjelasan sebagai berikut : RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.17

27 BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Lar Belakang 1.2 Dasar Hukum Penyusunan 1.3 Hubungan Anr Dokumen 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Sistematika Penulisan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3 Aspek Pelayanan Umum 2.4 Aspek Daya Saing Daerah BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Pengelolaan Keuangan Daerah Kebijakan Umum Anggaran Penyusunan Anggaran 3.2 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah 3.3 Penyajian Informasi Laporan Keuangan Pemerinh Daerah Untuk Meningkatkan Transparansi dan Akunbilis Publik BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan 4.2 Isu-Isu Strategis BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Tujuan dan Sasaran BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X PENUTUP 10.1 Pedoman Transisi 10.2 Kaidah Pelaksanaan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN I.18

28 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kabupaten Wonogiri terlek di sebelah tenggara Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan salah satu kabupaten yang pembentukannya ditepkan dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1950 tenng Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Sejalan dengan undangundang tersebut dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 3 Tahun 2002, pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25 Kecaman ser 294 desa/ kelurahan, yang meliputi sejumlah 251 desa dan 43 kelurahan. Kabupaten Wonogiri terkenal dengan sebun Ko Gaplek. Untuk melihat lebih jauh berbagai keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi Kabupaten Wonogiri di berbagai bidang kehidupan, di bawah ini akan dipaparkan Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri yang diawali dengan uraian tenng sejarah tenng lahirnya Kabupaten Wonogiri. Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "Kerajaan Kecil" di Bumi Nglaroh Desa Pule Kecaman Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerinhan yang masih sangat terbas dan sangat sederhana, yang di kemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu. Mulai saat itulah Nglaroh (Wonogiri) menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon nggal 3 Rabi'ul Awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa Retu Ngoyang Jagad au 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon nggal 19 Mei 1741 (Kahuman Sumbering Giri Linuwih), Nglaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerinh) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menenng kolonial. Jerih payah pangeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani dan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.1

29 diingat hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahuman (keberanian dan keluhuran budi) perjuangan para pemimpin dan pemuka masyarakatnya yang selalu didukung dengan semangat kerja sama dari seluruh rakyat di Kabupaten Wonogiri. Ditemukannya hari jadi Wonogiri pada nggal 19 Mei 1741, menjadi sumber kebanggaan dan sekaligus sebagai sumber pendorong kemajuan dan pembangunan daerah Wonogiri. Hari jadi itu sendiri sebenarnya merupakan jati diri yang akan menjadi titik tolak untuk melihat ke masa depan dengan pembangunan yang berkesinambungan yang berpedoman pada Sbilis Undang-undang Koordinasi Sasaran Evaluasi dan Semangat Juang (SUKSES) Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Wonogiri yang kaya akan kepemilikan gunung dan perbukin dengan unsur nah yang bervariasi, merupakan menyimpan kekayaan akan potensi alam, seperti: hun, sungai, waduk dan gua yang sangat potensial sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisa (DTW). Oleh karenanya, menjadikan Kabupaten Wonogiri sebagai Daerah Tujuan Wisa (DTW) sangat lah dimungkinkan, dengan alasan: (i) Dekat dengan Daerah Tujuan Wisa (DTW) Ko Solo dan DTW Ko Yogyakar; (ii) Dekat dengan Bandara Adi Sumarmo Solo; (iii) Event-event pariwisa cukup potensial; (iv) Jaringan transporsi cukup lancar dari Pacin, Ponorogo (Jawa Timur), Solo dan Yogyakar; ser (v) Potensi alam dan fasilis cukup memadai. Kabupaten Wonogiri juga kaya obyek wisa ritual, yang tidak bisa dilepaskan dari sejarahnya yang didirikan oleh Raden Mas Said au Pangeran Sambernyowo au Mangkunegoro I. Salah satu petilasan RM. Said adalah Momumen Watu Gilang di Nglaroh Selogiri, Sendang Siwani yang terlek di Kecaman Selogiri kurang lebih 5 Km arah ke ura Ko Wonogiri dan masih banyak petilasan yang lain, sebagai wisa ritual yang banyak dikunjungi orang untuk medisi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon dan Jum at Kliwon. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Wonogiri dalam skala wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 35 kabupaten dan ko yang mempunyai nilai cukup strategis dan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan wilayah di Jawa Tengah Bagian Selan pada khususnya dan di wilayah Indonesia pada umumnya. Kabupaten Wonogiri bersama dengan 6 kabupaten dan ko lain di wilayah Subosuka Wonosraten merupakan wilayah pertumbuhan Jawa Tengah Bagian Selan, dengan pusat pertumbuhan ada di Ko Surakar. Kabupaten Wonogiri, menjadi salah satu daerah yang masuk sebagai kawasan andalan dan kasawasan stretegis dalam dokumen RTRW RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.2

30 Provinsi Jawa Tengah. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, akan dijabarkan aspek geografi dan aspek demografi di Kabupaten Wonogiri Aspek Geografi Dari segi geografis, Kabupaten Wonogiri terlek di anra 7 o 32 dan 8 o 15 Linng Selan (LS) dan anra 110 o 41 dan 111 o 18 Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah kurang lebih ,0236 Hekr ( au sekir 5,59% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah). Bas Wilayah Kabupaten Wonogiri, yaitu: 1. Sebelah Ura berbasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar; 2. Sebelah Timur berbasan dengan Kabupaten Magen dan Ponorogo (Jawa Timur); 3. Sebelah Selan berbasan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten Pacin (Jawa Timur); dan 4. Sebelah Barat berbasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY). Secara administrasi, Kabupaten Wonogiri terbagi as 25 Kecaman dengan 251 Desa dan 43 Kelurahan ser Dusun/Lingkungan. Lek kecaman terjauh yaitu Kecaman Paranggupito dari ibuko kabupaten sejauh 68 km, kecaman terdekat dengan ibuko kabupaten adalah Kecaman Selogiri. Kecaman Puhpelem yang memiliki luas wilayah ha merupakan kecaman yang tersempit wilayahnya, sedangkan kecaman yang paling luas adalah Kecaman Pracimantoro dengan luas wilayah ,3 ha. Semenra Kecaman Karangtengah adalah kecaman yang paling tinggi lokasinya yang berada pada ketinggian 600 m di as permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kecaman Selogiri yang berada pada ketinggian 106 m di as permukaan air laut. Gambaran Pe Wilayah Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar berikut. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.3

31 Gambar 2.1 Pe Wilayah Kabupaten Wonogiri Berdasar Wilayah Adminisrsi Sumber: BAPPEDA Kabupaten Wonogiri (2010) Kecaman yang paling luas di Kabupaten Wonogiri adalah Kecaman Pracimantoro dengan luas wilayah ,3245 Hekr, sedang Kecaman yang paling sempit adalah Kecaman Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.161,5400 Hekr. Gambaran luas Kabupaten Wonogiri berdasar kecaman, selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2.1 Luas Daerah Kabupaten Wonogiri Diperinci Menurut Kecaman (dalam Hekr) No. Kecaman Luas Wilayah (Ha) Peringkat (1) (2) (3) (4) 01. Pracimantoro , Paranggupito 6.475, Giritontro 6.163, Giriwoyo , Batuwarno 5.165, RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.4

32 06. Karangtengah 8.459, Tirtomoyo 9.301, Nguntoronadi 8.040, Baturetno 8.910, Eromoko , Wuryantoro 7.260, Manyaran 8.164, Selogiri 5.017, Wonogiri 8.292, Ngadirojo 9.325, Sidoharjo 5.719, Jatiroto 6.277, Kismantoro 6.986, Purwantoro 5.952, Bulukerto 4.051, Puhpelem 3.161, Slogohimo 6.414, Jatisrono 5.002, Jatipurno 5.546, Girimarto 6.236, Kabupaten Wonogiri ,0236 Sumber: Peraturan Daerah No.3 Th 2002 dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 9 [Tabel 1.4]. Da diolah kembali. Dari sisi jarak, jarak kecaman dari Ibuko Kabupaten Wonogiri yang terjauh adalah Kecaman Paranggupito yaitu sekir 68 km dan Kecaman yang terdekat adalah Kecaman Selogiri dengan jarak 6 km dari Ibuko Kabupaten. Dari isi ketinggian dari permukaan laut di wilayah Kabupaten Wonogiri, secara umum berkisar anra m di as permukaan air laut (dpl) dengan ketinggian ra ra sekir 275 m di as permukaan air laut. Wilayah dengan ketinggian terendah adalah Kecaman Selogiri sedangkan ketinggian tertinggi adalah Kecaman Karangtengah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2.2 Tinggi Kecaman dari Permukaan Air Laut (m dpl) No. Tinggi Kecaman dari Permukaan Air Laut (m dpl) Kecaman RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.5

33 (1) (2) (3) (4) Selogiri 141 Wonogiri 146 Nguntoronadi 154 Baturetno 165 Wuryantoro 166 Eromoko 169 Giriwoyo 171 Tirtomoyo 195 Giritontro, Paranggupito Bulukerto 238 Manyaran 243 Ngadirojo 245 Jatipurno 250 Pracimantoro 274 Batuwarno 296 Purwantoro Sidoharjo,Kismantoro Jatisrono 470 Slogohimo 497 Girimarto Jatiroto ke as +600 Karangtengah Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 10 [Tabel 1.5]. Da diolah kembali. Kabupaten Wonogiri merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo Hulu. Terdapat 9 (sembilan) Sub DAS, yaitu: (i) Sub DAS Keduang; (ii) Sub DAS Wiroko; (iii) Sub DAS Bulu dan Temon; (iv) Sub DAS Kalialas; (v) Sub DAS Ngunggahan; (vi) Sub DAS Kali Wuryantoro; (vii) Sub DAS Kresek; (viii) Sub DAS Oya; dan (ix) Sub DAS Walikan. Dengan posisi yang demikian strategis seperti yang diurakan di as, Kabupaten Wonogiri menjadi jalur penghubung distribusi barang dari/dan menuju Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakar (DIY). Di lain pihak, dengan adanya Waduk Gajah Mungkur juga akan menjadi sarana dan prasarana au infrastruktur yang penting bagi pengembangan sektor pernian, sektor energi dan pengembangan bidang pariwis. Di samping itu, secara bersama-sama juga bisa menjadi faktor penentu pusat pertumbuhan di Wilayah Selan Jawa teruma Kabupaten Pacin, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul (Wonosari) au Kawasan Strategis Perbasan Pawonsari. Dari posisi geografis tersebut, Kabupaten Wonogiri akan dapat berperan: RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.6

34 1. Secara Wilayah, sebagai wilayah pengembangan, pelayanan dan kawasan andalan bagian selan Jawa dengan daya dukung sumberdaya alam yang sangat potensial, teruma produksi sektor pernian (naman pangan, perikanan, peternakan, dan perkebunan); 2. Secara Regional, Kabupaten Wonogiri sangat mudah berintegrasi dengan pusat wilayah pengembangan lainnya di Provinsi Jawa Tengah, karena dukungan armada transporsi teruma bus Anr Ko Anr Provinsi (AKAP) yang langsung ke Jakar dan sekirnya bahkan ke Sumatera; 3. Secara Nasional, Kabupaten Wonogiri merupakan penyuplai komodis terbaik untuk sektor pernian, dianranya ternak sapi besar, jagung, ubi kayu, ikan, kacang mete. Produk kerajinan hsungging wayang kulit masyarakat Kabupaten Wonogiri banyak menyebar ke berbagai daerah di Indonesia maupun manca negara. Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian besar nahnya berupa perbukin, dengan + 20% bagian wilayah merupakan perbukin kapur, teruma yang berada di wilayah selan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak ra dengan kemiringan ra-ra 30 0, sehingga terdapat perbedaan anra kawasan yang satu dengan kawasan lainnya yang membuat kondisi sumber daya alam saling berbeda. Hanya sebagian kecil wilayah yang memiliki kesuburan dan potensial untuk pernian. Sacara rinci, Kabupaten Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu: 1. Wilayah dengan topografi dar (kemiringan lahan 0 2%) memiliki luas wilayah 432 Hekr. Wilayah dengan topografi dar ini umumnya termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu, DAS Sungai Keduwang, DAS Sungai Wiroko, DAS Sungai Temon, DAS Sungai Alang ser DAS Sungai Ngunggahan; 2. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 15%) memiliki luas wilayah Hekr. Wilayah dengan topografi bergelombang ini menempati hampir semua wilayah Kabupaten Wonogiri; 3. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 40%) memiliki luas wilayah 237 hekr. Wilayah dengan topografi curam ini menempati wilayah Kecaman Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro; dan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.7

35 4. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%) memiliki luas wilayah 96 hekr. Wilayah dengan topografi sangat curam ini menempati wilayah Kecaman Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro Penggunaan lahan untuk areal persawahan di Kabupaten Wonogiri dengan sistem irigasi relatif kecil, di mana kecenderungannya digunakan sistem budidaya pernian yang tidak banyak membutuhkan air dalam jumlah yang relatif banyak, seperti: tegalan, sawah dah hujan, hun dan permukiman. Penggunaan lahan di Kabupaten Wonogiri beradasar da hingga hun 2010 adalah sebagai berikut: 01. Hun - Hun lindung - Hun produksi tep - Hun produksi terbas - Hun rakyat : : : : 3.928,40 Ha ,10 Ha 7.943,10 Ha ,00 Ha 02. Lahan Sawah - Sawah teririgasi - Sawah dah hujan - S awah pasang surut 03. Lahan Kering - Tegal dan perkebunan - Pemukiman - Usaha lain - Belum/tidak diusahakan : : : : : : : Ha Ha 856 Ha Ha Ha Ha Ha Gambaran penggunaan nah di Kabupaten Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2.3 Penggunaan Tanah di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009 (Hekr dan persen) No. Jenis Penggunaan Tanah Luas ( ha ) Persense (%) (1) (2) (3) (4) 01. Sawah , Tegal , Bangunan/Pekarangan , Hun Negara ,55 S 05. u Hun Rakyat , m Lain-lain ,83 b e Jumlah Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 8 [Tabel 1.3.1]. Da diolah kembali. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.8

36 Penggunaan lahan untuk persawahan kebanyakan dijumpai di daran banjir, daran alluvial ser kaki perbukin. Sedang penggunaan lahan untuk permukiman dan tegalan menempati hampir sebagian besar wilayah Kabu-paten Wonogiri. Penggunaan lahan tegalan umumnya dinami dengan jenis naman ketela pohon, jagung, kedelai dan padi gogo. Hun lindung, hun produksi dan hun rakyat menyebar secara luas pada perbukin perbukin yang ada dengan berbagai macam jenis naman seperti pohon jati, pinus, sono keling dan mahoni. Jenis jenis naman tersebut sesuai dengan kondisi iklim, nah ser jenis batuan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Fenomena yang menarik dari guna lahan ini adalah pada saat kondisi hun semakin renn terhadap kerusakan, muncul keberhasilan pengembangan hun rakyat yang dari hun ke hun semakin meningkat luasnya mencapai ,00 Hekr. Keadaan Iklim menjadi sangat penting bagi kehidupan baik untuk pernian maupun perkebunan, oleh karena itu informasi cuaca mulai dari curah hujan, suhu, kelembaban udara dan kecepan angin sangat diperlukan oleh pengguna lahan pernian dalam upaya untuk meningkatkan produksi maupun dalam upaya mengurangi dampak dari perubahan cuaca. Suhu udara ideal di Kabupaten Wonogiri untuk saat ini sudah sulit tercapai. Seperti hun 2010 (Semester I) suhu ra ra yang tercat adalah sebesar 29,80 0 C. ini mungkin disebabkan oleh dampak pemanasan global yang saat ini terjadi. Kelembapan udara yang tercat sebesar 82,54% dengan kecepan angin ra ra 0,72 knot. Dari pencan ssiun penakar hujan yang ada di Kabupaten Wonogiri selama hun 2010 dapat dikehui bahwa Kabupaten Wonogiri memiliki curah hujan mm/th. Da tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri mempunyai tipe curah hujan yang masuk klasifikasi sedang sehingga cukup bermanfaat bagi penyediaan air kebutuhan air minum masyarakat maupun kebutuhan pernian Kabupaten Wonogiri khususnya wilayah tengah - ura Aspek Demografi RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.9

37 Kabupaten Wonogiri yang terbagi ke dalam 25 Kecaman memiliki luas wilayah maupun jumlah penduduk yang berbeda beda. Da dari Dinas Kependudukan dan Pencan Sipil Kabupaten Wonogiri (Wonogiri Dalam Angka Tahun 2010) jumlah penduduk hun 2009 menurut registrasi sebanyak jiwa bermbah dari hun sebelumnya yang besarnya jiwa. Dari jumlah penduduk akhir hun 2009 tersebut, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Di lain pihak, Warga Negara Asing (WNA) yang tercat hanya 1 orang. Penduduk terbanyak tercat ada di Kecaman Wonogiri (sekir jiwa) dan paling sedikit ada di Kecaman Paranggupito ( sekir jiwa). Dari jumlah penduduk akhir hun 2009 yang tercat, tingkat kepadan penduduk di Kabupaten Wonogiri adalah sekir 678 jiwa per km2. Tingginya jumlah penduduk di Kecaman Wonogiri sangat dipengaruhi oleh stusnya sebagai Ibuko Kabupaten ser banyaknya sarana sosial ekonomi maupun kesehan yang berdiri di kecaman ini. Gambaran perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecaman Per Akhir Tahun (dalam jiwa) Kecaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko , Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.10

38 23. Jatisrono Jatipurno Girimarto Kab. Wonogiri Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 53 [Tabel 3.1.1]. Da diolah kembali. Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecaman Tahun 2009 (dalam jiwa) Sumber: Diolah dari Tabel 2.4. Girim arto Jatip u rno Jatisrono Slo go h im o P u h p e le m Bu lu ke rto P u rwan to ro K ism an to ro Jatiroto Sid o h arjo Ngad irojo W o n o giri Se lo giri M an yaran W u ryan to ro Eromoko Batu re tn o Ngu n to ronad i Tirto m o yo K aran gte n gah Batu warno Giriwoyo Girito n tro P aran ggu p ito P rac im an to ro Gambar 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecaman Tahun 2009 (dalam jiwa) Sumber: Diolah dari Tabel 2.4. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.11

39 Jumlah kelahiran pada hun 2009 tercat sebanyak dan kematian sebanyak jiwa. Jumlah kematian lebih tinggi dari pada hun sebelumnya (hun 2008). Dengan demikian pertumbuhan penduduk adalah sebesar au sekir 1,83%, lebih kecil dari pertumbuhan penduduk hun sebelumnya (hun 2008). Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2.5 Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan Jumlah Penduduk Hasil Registrasi Diperinci Berdasar Kecaman Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Wonogiri Keadaan Akhir Tahun 2009 (Dalam KK dan Jiwa) Kepala Penduduk Kecaman Keluarga Jumlah Laki-laki Perempuan (KK) (1) (2) (3) (4) (5) 01. Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto Jumlah RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.12

40 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 55 [Tabel 3.1.2]. Da diolah kembali. Pertumbuhan jumlah penduduk yang besar juga mempengaruhi perkembangan Jumlah Kepala Keluarga (KK). Jumlah KK di Kabupaten Wonogiri pada hun 2009 tercat sebanyak KK. Dengan jumlah penduduk sekir jiwa, maka ra-ra anggo keluarga per KK adalah sekir 3,46 jiwa per KK. Gambaran, selengkapnya dapat dilihat pada bel di as. Selain masalah jumlah penduduk dan KK, tingkat kepadan penduduk juga mengalami peningkan. Kepadan penduduk Kabupaten Wonogiri pada Tahun 2009 mencapai 678 jiwa/km 2. dilihat pada bel berikut. Gambaran selengkapnya dapat Tabel 2.6 Tingkat Kepadan Penduduk Berdasar Kecaman di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam Km2 Per KK dan KM2 Per Jiwa) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Kecaman KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.13

41 22. Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto Kab. Wonogiri Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 60 [Tabel 3.1.6]. Da diolah kembali. Kepadan penduduk tersebut masuk dalam klasifikasi sedang. Dari klasifikasi kepadan penduduk juga dapat dikehui ada 4 (empat) kecaman yang mempunyai klasifikasi kepadan penduduk dengan kategori tinggi, yaitu: (i) Kecaman Jatisrono, (ii) Kecaman Selogiri, (iii) Kecaman Wonogiri, dan (iv) Kecaman Purwantoro. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel di as. Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 (semester 1) tergolomng cukup rendah, yaitu mencapai 0,006%. Terjadinya fenomena pertumbuhan penduduk yang cukup rendah ini diperkirakan karena rendahnya tingkat kelahiran (fertilis) dan tingkat kematian (morlis) yang dapat dikenda likan dengan baik akibat proses pembangunan di bidang kesehan, ekonomi, sosial maupun keberhasilan pelaksanaan Keluarga Berencana (KB). Berdasarkan tingkat pendidikannya jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri hingga hun 2010 sebagian besar berpendidikan SD/MI, yaitu sebanyak orang (au sekir 37,07%), pendidikan SMP/MTs sebanyak (au sekir 15,15%), Tidak Lulus SD sebanyak orang (au sekir 14,87%), pendidikan SMA/MA sebanyak orang (au sekir 12,30%), pendikan Diploma sebanyak orang (au sekir 1,26%), Sarjana sebanyak orang (au sekir 1,29%) dan Pasca Sarjana sebanyak 71 orang. Masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Wonogiri memacu Pemerinh Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan sektor pendidikan. Migrasi Jumlah penduduk dari hun ke hun didominasi oleh jumlah penduduk keluar yang lebih besar yaitu sekir orang pada hun 2006, dan meningkat menjadi sekir sebanyak orang pada hun 2010; sedangkan jumlah penduduk yang masuk pada hun 2006 hanya orang dan pada hun 2010 sebanyak orang. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.14

42 2.2 Aspek Kesejahteraan Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemeraan ekonomi, kesejahteraan sosial, ser seni budaya dan olahraga Kesejahteraan dan Pemeraan Ekonomi 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Wonogiri as dasar harga berlaku, yang pada hun 2005 sebesar Rp.3,45 triliun, pada hun 2009 sudah meningkat menjadi Rp.5,73 triliun. Sedang nilai PDRB as dasar harga konsn hun 2000, juga mengalami kenaikan dari sebesar Rp.2.42 triliun pada hun 2005 meningkat menjadi Rp.2.90 triliun pada hun Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel dan gambar berikut. Tabel 2.7 Perkembangan PDRB Harga Berlaku dan Harga Konsn di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam Rp ju dan persen) PDRB Harga Berlaku PDRB Harga Konsn Tahun Tahu Jumlah (Ju Perkemban Jumlah (Ju 2000 Perkemban n Rp) gan Rp) gan (1) (2) (3) (4) (5) ,17 166, ,63 117, ,57 195, ,78 122, ,35 219, ,89 128, ,48 254, ,78 133, ,12 276, ,44 140,03 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.15

43 Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, hal. 38. Ditinjau dari Sumber Daya Ekonomi, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonogiri yang dihitung berdasarkan nilai PDRB Harga Konsn 2000, selama kurun waktu terjadi pertumbuhan yang positif, walaupun cenderung naik - turun. Sejak hun 2006, nilai PDRB mulai merangkak naik sejalan dengan perkembangan ekonomi Jawa Tengah meskipun angka pertumbuhannya belum signifikan, yaitu 4,07% pada hun 2006; naik menjadi sebesar 5,07% pada hun 2007; turun lagi menjadi sebesar 4,27% pada hun 2008, dan naik lagi menjadi sebesar 4,73% pada hun Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel dan gambar berikut. Tabel 2.8 Perkembangan Daya Tumbuh Sektor Ekonomi Berdasar PDRB Harga Konsn Tahun 2000 di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam persen) Sektor Pembentuk PDRB (1) (3) (4) (5) (6) (6) 1. Pernian 4,46 4,32 4,35 3,60 4,38 2. Permbangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan 5,70 4,57 2,31 7,06 4,76 5,03 8,84 3,18 7,47 3,73 4,08 5,11 4,14 6,49 4,18 4,66 4,72 3,56 7,33 4,59 4,85 4,13 3,45 5,41 4,67 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkun dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 1,26 4,56 3,20 1,44 3,30 2,88 6,00 4,99 8,11 4,67 1,45 6,22 3,81 3,89 7,31 PDRB Tol 4,14 4,07 5,07 4,27 4,73 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.16

44 Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, hal. 41. Sektor pernian masih merupakan sektor uma yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Wonogiri dengan konstribusi sebesar 50,45%. Selama kurun 4 (empat) hun terakhir sektor pernian merupakan sektor andalan. Sektor lain yang juga turut berperan terhadap perekonomian Kabupaten Wonogiri adalah sektor Jasajasa sebesar 13,64%; kemudiian diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan kontribusi sebesar 12,92%; Sektor Pengangkun dan Komunikasi sebesar 9,00%; Sektor Industri Pengolahan sebesar 5,44%; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 3.86%; Sektor Bangunan sebesar 3,30%; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,83%. Sektor yang memberikan kontribusi terendah adalah sektor Permbangan dan Penggalian, yaitu sebesar 0,56%. Secara keseluruhan dalam 4 hun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing sektor masih dalam posisi yang sama. Gambaran sumbangan sektoral pembentuk PDRB Harga Berlaku di Kabupaten Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada bel dan gambar berikut. Tabel 2.9 Distribusi Prosense Sektor Pembentuk PDRB Berdasar Harga Berlaku di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam persen) Sektor Pembentuk PDRB (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pernian 2. Permbangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan 48,71 0,70 5,21 0,95 3,47 12,99 50,07 0,65 5,31 0,90 3,35 12,93 50,04 0,60 5,39 0,90 3,37 12,89 50,66 0,56 5,48 0,84 3,28 13,13 50,45 0,56 5,44 0,83 3,30 12,92 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.17

45 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkun dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 10,68 4,35 12,92 9,98 4,05 12,78 9,69 4,06 13,07 9,10 3,80 13,15 9,00 3,86 13,64 JUMLAH 100, , ,00 100,00 100,0 0 Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, hal % 3.86% 13.64% 12.92% 3.30% 0.83% 5.44% 0.56% 50.45% Pernian, peternakan, kehunan, perikanan Permbangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkun dan Komunikasi Keuangan,persewaan, jasa perusahaan Jasa-jasa Gambar 2.5 Distribusi Prosense Sektor Pembentuk PDRB di Kabupaten Wonogiri Beradasar Harga Berlaku Tahun 2009 (dalam persen) Sumber: Diolah dari Tabel 2.9. Ditinjau dari sisi PDRB Perkapi, yang dapat dijadikan salah satu indikator guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah; menunjukkan bahwa PDRB Perkapi di Kabupaten Wonogiri as dasar harga berlaku, menunjukkan adanya peningkan dari hun ke hun. Pada hun 2005, PDRB Perkapi masih mencapai angka sebesar Rp ,33, hun 2009 telah meningkat menjadi Rp ,16. Demikian juga PDRB Perkapi as dasar harga konsn 2000, dalam kurun 5 hun terakhir selalu mengalami kenaikan meskipun kenaikannya RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.18

46 tidak sebesar harga berlaku, yaitu dari sebesar Rp ,90 pada hun 2005 telah meningkat menjadi Rp ,27 pada hun Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel dan gambar berikut. Tabel 2.10 Perkembangan PDRB Perkapi Harga Berlaku dan Harga Konsn Tahun 2000 di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam Rp dan persen) Tahun PDRB Perkapi (Rp) Harga Berlaku Harga Konsn Pertumbuhan ( Persen) Harga Berlaku Harga Konsn (1) (2) (3) (4) (5) , ,90 9,98 3, , ,60 16,54 3, , ,27 9,89 2, , ,77 11,25 0, , ,27 6,44 2,43 Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, hal. 44. Gambar 2.6 Trend PDRB Perkapi Harga Berlaku di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam satuan Rupiah) Sumber: Diolah dari Tabel RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.19

47 Gambaran aspek kesejahteraan yang terkait dengan ekonomi di Kabupaten Wonogiri selama kurun waktu , selengkapya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2.11 Perkembangan Kesejahteraan Ekonomi (PDRB) di Kabupaten Wonogiri Tahun Komponen PDRB Satua n (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PDRB ADH Berlaku 2. PDRB ADH Harga Konsn jt Rp jt Rp 4,040, ,528, ,551, ,657, ,268, ,770, ,734, ,901, PDRB Perkapi 3,596,554. 3,952,245. 4,396,683. 4,679,948. Rp ADH Berlaku PDRB Perkapi 2,250,979. 2,307,122. 2,311,917. 2,368,010. Rp ADH Konsn Laju pertumbuhan PDRB as dasar konsn % Distribusi PDRB Menurut Lap. Usaha (ADH Berlaku) a. Pernian, Peternakan, 2,022,976. 2,277,819. 2,669,114. 2,893,087. jt Rp Kehunan, Perikanan b. Permbangan & Penggalian jt Rp 26, , , , c. Industri Pengolahan jt Rp 214, , , , d. Listrik, Gas, dan Air Bersih jt Rp 36, , , , e. Bangunan jt Rp 135, , , , f. Perdagangan, Hotel dan jt Rp 522, , , , Restoran g. Pengangkun & Komunikasi jt Rp 403, , , , h. Keuangan, Persewaan, Jasa jt Rp 163, , , , Perusahaan I. Jasa-jasa jt Rp 516, , , , Distribusi Prosense PDRB Menurut Lapangan Usaha (ADH Konsn Tahun 2000) a. Pernian, Peternakan, Kehunan, % Perikanan b. Permbangan % RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.20

48 & Penggalian c. Industri Pengolahan % d. Listrik, Gas, dan Air Bersih % e. Bangunan % f. Perdagangan, Hotel dan % Restoran g. Pengangkun & Komunikasi % h. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan % I. Jasa-jasa % Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, Da diolah kembali. 2. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen (IHK) menggambarkan perubahan harga dari berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum. Angka ini digunakan untuk mengukur perubahan au perbandingan anr variabel perekonomian. IHK merupakan indikator ekonomi makro yang cukup populer untuk memberikan gambaran tenng laju inflasi suatu wilayah/daerah. Perubahan IHK secara langsung akan berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat / konsumen, sehingga naik-turunnya perubahan IHK akan mencerminkan pula naik-tutrunnya daya beli masyarakat. Indek Harga Konsumen Kabupaten Wonogiri sampai dengan bulan Juni hun 2010 berdasarkan Tahun Dasar 2007 adalah 116,85. Laju Inflasi Ko Wonogiri sampai dengan bulan Juni 2010 adalah 1,78 % au relatif rendah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2.12 Perkembangan IHK dan Inflasi di Kabupaten Wonogiri Tahun Komponen Inflasi Satuan (Smt 1) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Indek Harga Konsumen (ADH Indeks Tahun 2007 ) 2. Laju Inflasi % RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.21

49 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. 3. BUMD, Perbankan dan Lembaga Keuangan Daerah Jumlah BUMD di Kabupaten Wonogiri sampai hun 2010 sebanyak 4 buah, BPR/BKK sebanyak 12 buah dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 16 buah. Adapun jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk ke Wonogiri sampai hun 2010 sebanyak 2 buah. Lembaga keuangan perbankan yang ada di Kabupaten Wonogiri relatif sedikit. Hanya ada 3 (tiga) perbankan milik Pemerinh yaitu Ba nk Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesai (BNI) ser 3 (tiga) bank Pemerinh Daerah dimbah 6 (enam) buah Bank Swas Nasional. Semenra, Lembaga keuangan non perbankan didominasi oleh Lembaga Keuangan Mikro yang sampai dengan bulan Juni 2010 berjumlah 49 unit Kesejahteraan Sosial Analisis kinerja as fokus kesejahteraan sosial dilakukan dengan memaaparkan kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Tingkat Kemiskinan. Gambaran selengkapnya akan dijelaskan pada bagian berikut ini. 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Berbagai program pembangunan khususnya dalam pembangunan manusia yang dilaksanakan Pemerinh Kabupaten Wonogiri selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup baik, salah satunya diukur dari indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM). Pemanfaan IPM sebagai alat pemanuan juga merupakan alat paling penting dalam manajemen pembangunan, karena IPM dapat memperlihatkan dampak pembangunan yang dilakukan pada periode sebelumnya. IPM sebagai suatu ukuran yang mengkaitkan pertumbuhan ekonomi dengan kualis fisik untuk mengambarkan tingkat kualis hidup dan kesejahteraan rakyat merupakan alat ukur yang sensitif karena juga dapat mengukur dampak krisis ekonomi pada kehidupan penduduk. IPM merupakan suatu indeks komposit yang disusun dari 3 (tiga) komponen esensial untuk kehidupan manusia, yaitu: (i) Usia hidup RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.22

50 panjang dan sehat (diukur dengan Angka Harapan Hidup ketika lahir), (ii) Pengehuan ( knowledge) yang diukur dengan Angka Melek Huruf (literacy rate) dan Ra-ra lama sekolah yang ditempuh oleh penduduk usia 15 hun ke as (Mean years of schooling), dan (iii) Sndar hidup layak yang diukur dengan komsumsi perkapi riil yang sesuaikan (PPP Purchasing Power Parity dalam rupiah). Hasil penghitungan IPM Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Komponen Penyusun IPM dan IPM di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006 dan Tahun 2009 Uraian Komponen Pembentuk IPM Tahun (1) (3) (4) Usia Harapan Hidup (Tahun) 72,0 72,2 Ra-Ra Lama Sekolah (Tahun) 6,1 6,9 Angka Melek Huruf (Persen) 82,0 82,4 Pengeluaran Perkapi yang telah disesuaikan (000 Rupiah) 633,0 644,4 Indeks Pembangunan Manusia 69,9 71,4 (IPM) Sumber: BPS dan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2010). Jawa Tengah Dalam Ahgka hal Dari bel di as dapat dilihat bahwa bahwa IPM di Kabupaten Wonogiri pada hun 2009 secara tol mengalami peningkan, yaitu dari sebesar 69,9 pada hun 2006; menjadi sebesar 71,4 pada hun Dilihat dari 3 (tiga) komponen pendukungnya maka terjadi peningkan pada beberapa indeks, yaitu Usia Harapan Hidup (UHH) dari sebesar 72,0 hun pada hun 2006, naik menjadi sebesar 72,2 pada hun Ra-ra lama sekolah juga mengalami kenaikan yaitu dari 6,1 hun pada hun 2006 menjadi sebesar 6,9 hun pada hun 2009, sedangkan Pengeluaran rera per kapi juga mengalami peningkan dari sebesar Rp pada hun 2006 menjadi sebesar pada hun Tingkat Kemiskinan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.23

51 Kemiskinan merupakan salah satu fokus uma dalam Tujuan Pembangunan Global au Millenium Development Goals (MDGs). Di samping masalah kemiskinan, juga masih banyak penduduk yang rawan sosial, yang dapat dilihat dari jumlah fakir miskin di Kabupaten Wonogiri. Fakir miskin di Kabupaten Wonogiri mengalami peningkan dari sekir KK pada hun 2006, menjadi sebanyak KK pada hun hun Sedang berdasar penhapan keluarga sejahtera, selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Jumlah Penduduk Miskin dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Wonogiri Tahun Kemiskinan Jumlah Penduduk miskin Satua n *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) KK 126, , Perdesaan Org , ,044 94, , , Perkoan Org Tahapan Keluarga Sejahtera 1. Keluarga Pra Sejahtera KK 76,509 74,189 73,307 70,717 70, Keluarga Sejahtera I KK 64,631 65,296 64,573 65,168 65, Keluraga Sejahtera II KK 73,921 76,810 80,477 86,955 87, Keluarga Sejahtera III KK 95,236 96,471 98,837 98,194 98, Keluarga Sejahtera III+ KK 2,516 3,019 3,196 3,550 3,226 Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.24

52 Berdasarkan Tahapan Keluarga Sejahtera, Jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Wonogiri dari hun mengalami penurunan menjadi KK, sedangkan KS I sampai dengan KS III + mengalami peningkan. Jumlah masing-masing hapan Keluarga Sejahtera sampai dengan hun 2010 adalah sejumlah KK (KS I ); sejumlah KK (KS II ); sejumlah KK (KS III); dan sejumlah (KS III Plus). Selengkapnya lihat pada Gambar di as. Berdasarkan kriteria kemiskinan yang ditepkan Pemerinh Kabupaten Wonogiri, yakni Keluarga Miskin Sekali yaitu keluarga yang pendapan perkapinya kurang dari Rp ,- per bulan dan Keluarga Miskin, yaitu keluarga yang pendapan perkapinya anra Rp ,- sampai dengan Rp ,- per bulan, dapat dikehui bahwa jumlah KK miskin telah mengalami penurunan dari KK pada hun 2006 menjadi KK pada hun 2007 ser KK pada hun 2008 sampai hun 2010 jumlah KK miskin tinggal KK Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga ser Agama 1. Seni Budaya seni dan budaya di Kabupaten Wonogiri yang ditunjukkan oleh jumlah suku/etnis, bahasa lokal dan situs bersejarah, selama hun relatif tidak mengalami perubahan. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Seni dan Budaya di Kabupaten Wonogiri Tahun Seni dan Budaya Satuan *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) a. Jumlah Suku / Etnis Buah b. Jumlah Bahasa Lokal Buah c. Jumlah Situs Bersejarah Buah Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. 2. Pemuda dan Olahraga RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.25

53 Gambaran kondisi kepemudaan dan sarana olahraga di Kabupaten Wonogiri selama hun menunjukkan bahwa, organisasi kepemudaan jumlahnya mengalami peningkan, dari sejumlah 16 buah pada hun 2006 meningkat menjadi sekir 19 buah pada hun Sedang untuk sarana olah raga yang berraf nasional, hanya ada 3 buah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Kepemudaan dan Sarana Olahraga di Kabupaten Wonogiri Tahun Pemuda dan Olah Raga Satuan *) (1) (2) (3) (4) (5) (5) (7) 1. Organisasi Kepemudaan Buah Sarana Olahraga a. Sndar Internasional Unit b. Sndar Nasional Unit Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. 3. Agama Berdasarkan da sampai hun 2010, sebagian besar penduduk di Kabupaten Wonogiri memeluk Agama Islam, yaitu sebanyak jiwa ( au sekir 97,43%). Penduduk yang memeluk Agama Kristen Protesn sebanyak jiwa ( au sekir 1,25%); memeluk Agama Kristen Katholik sebanyak jiwa ( au sekir 1,09%); memeluk Agama Hindu sebanyak 78 jiwa ( au sekir 0,006%) dan memeluk Agama Budha sebanyak jiwa (au sekir 0,18%) ser Konghucu sebanyak 505 jiwa (au sekir 0,041%). Di lain pihak, jika dilihat dari jumlah bangunan sarana ibadah sampai hun 2010, menunjukan bahwa jumlah masjid sebanyak buah; langgar/ mushola sebanyak buah; gereja kristen sebanyak 110 buah; gereja katholik sebanyak 43 buah; pura sebanyak 1 buah dan wihara/klenteng sebanyak 22 buah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.26

54 Tabel 2. Perkembangan Sarana Peribadan di Kabupaten Wonogiri Tahun Sarana Ibadah Satuan *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Mesjid buah 2,176 2,414 2,414 2,434 2, Langgar / Mushola buah 1,274 1,427 1,427 1,457 1, Gereja Kristen buah Gereja Katholik / Kapel buah Pura / Kuil / Sanggah buah Vihara / Cetya / Klenteng buah Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. Tersedianya sarana peribadan bagi pemeluk agama merupakan prasyarat pokok untuk meningkatkan keqwaan mereka kepada Tuhan, keberadaan jumlah sarana ibadah di Kabupaten Wonogiri sudah cukup memadai hanya distribusinya kurang mera. Jumlah pondok pesantren yang ada di Kabupaten Wonogiri sampai dengan Tahun 2010 semester I sebanyak 32 buah dengan jumlah santri sebanyak orang. Pada musim haji hun yang ini, Kabupaten Wonogiri akan memberangkatkan jamaah haji sebanyak 315 orang. Peningkan jumlah pondok pesantren dan santri cukup menggembirakan dalam menunjang perkembangan dan pendalaman ajaran agama yang bermanfaat bagi kehidupan anr umat beragama ser masyarakat. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Perkembangan Pondok Pesantren dan Jemaah Haji di Kabupaten Wonogiri Tahun Pondok Pesantren dan Jemaah Haji 1. Pondok Pesantren Satuan *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.27

55 a. Jumlah buah b. Santri orang 3,703 1,981 1,981 2,619 2, Jumlah Jemaah Haji orang Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. 2.3 Aspek Pelayanan Umum Aspek pelayanan umum mengacu pada urusan wajib dan urusan pilihan, yang menjadi jangkauan pelayanan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Wonogiri Fokus Urusan Pelayanan Wajib Analisis kinerja as layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikatorindikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerinhan daerah (ada 26 urusan wajib), yaitu bidang urusan: (i) Pendidikan, (ii) Kesehan, (iii) Pekerjaan Umum, (iv) Perumahan, (v) Penaan Ruang, (vi) Perencanaan Pembangunan, (vii) Perhubungan, (viii) Lingkungan Hidup, (ix) Pernahan, (x) Kependudukan dan Can Sipil, (xi) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, (xii) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, (xiii) Sosial, (xiv) Ketenagakerjaan, (xv) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, (xvi) Penanaman Modal, (xvii) Kebudayaan, (xviii) Kepemudaan dan Olahraga, (xix) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, (xx) Otonomi Daerah, Pemerinhan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian, (xxi) Kehanan Pangan, (xxii) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, (xxiii) Stistik, (xxiv) Kearsipan, (xxv) Komunikasi dan Informatika, ser (xxvi) Perpuskaan. Gambaran masing-masing penjelasan urusan pelayanan wajib tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Dalam kerangka upaya meningkatkan kualis Sumber Daya Manusia (SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah, menanggulangi masalah pengangguran ser pemanfaan sumberdaya alam secara bijaksana dan peningkan produktivis kerja, secara berkesinambungan Pemerinh Kabupaten Wonogiri telah, sedang dan akan terus-menerus RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.28

56 menyediakan sarana prasarana pendidikan sesuai dengan tuntun dan kebutuhan yang diperlukan. Keberhasilan program Keluarga Berencana di Kabupaten Wonogiri berdampak pada menurunnya jumlah siswa Sekolah Dasar (SD). Ada beberapa SD yang jumlah siswanya sedikit sehingga tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan gedung SD, biaya operasional ser para biaya bagi para pendidiknya. Regrouping SD adalah salah satu kebijakan yang diambil untuk mengefisiensikan biaya pemeliharaan gedung SD, biaya operasional dan biaya bagi para pendidiknya. Kebijakan ini berpengaruh pada menurunnya jumlah jumlah gedung SD Negeri dari 807 buah pada hun 2006 menjadi sebanyak 796 buah pada hun 2007, dan sebanyak 793 buah pada hun 2008, dan turun lagi menjadi sebanyak 783 buah pada hun 2009 sampai dengan hun Semenra itu, untuk jumlah gedung SLTP Negeri terjadi peningkan dimana pada hun 2006 sebanyak 73 buah, meningkat menjadi sebanyak 75 buah pada hun Jumlah gedung SLTA Negeri/ Swas berturutturut dari hun 2006 sampai dengan hun 2010 adalah 55 buah, 56 buah, 56 buah, 59 buah dan meningkat menjadi 63 buah. Peningkan jumlah SLTA terjadi karena berdirinya beberapa SMK baru, seiring dengan peningkan program pendidikan yang berbasis pada kompetensi dan untuk pemeraan pendidikan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Dari sisi tenaga pengajarnya, tercat bahwa jumlah guru SD dari hun 2006 sampai dengan hun 2010 cenderung meningkat. Hal ini disebabkan banyaknya guru SD yang memasuki masa pensiun telah diisi dengan formasi yang baru. Untuk guru SLTP dan SLTA (SMU+SMK) juga mengalami kenaikan karena ada penambahan formasi baru. Rasio guru/siswa baik SD, SLTP dan SLTA cenderung sbil berturut turut adalah 13, 13 dan 13 pada hun 2008; sebesar 12, 13 dan 14 pada hun 2009; dan pada hun 2010 adalah sebesar 8, 8 dan 8. rasio guru dan siswa di Kabupaten Wonogiri termasuk bagus, sebab berada di bawah angka ideal. Rasio guru siswa yang ideal adalah 1 : 20. Persoalannya adalah distribusi secara geografis (menurut kecaman, desa / ko) yang belum mera. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.29

57 Dalam meningkatkan kualis Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Wonogiri, di samping dapat ditempuh melalui pendidikan umum juga dapat ditempuh melalui pendidikan keagamaan. Fasilis pendidikan keagamaan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 dapat dilihat pada bel berikut: Tabel 2. Fasilis Pendidikan di Bawah Naungan Departemen Agama di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (1) (2) (3) 1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 40 buah 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 21 buah 3. Madrasah Aliyah (MA) 5 buah Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Sasaran pembangunan Bidang Pendidikan yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Capaian Urusan Pendidikan Tahun No Indikator Pendidikan TAHUN *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Meningkatnya penunsan wajib belajar pendidikan dasar sembilan hun (%): 91, ,05 97,89 97, Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM): - SD/MI (%) 93 93,02 93,05 97,05 97, SMP/MTs (%) 70,01 70, ,05 81, SMA/SMK/MA (%) 53,23 53, ,02 56,33 69,5 Meningkatnya jumlah lulusan kelompok belajar : - Paket A (orang) Paket B (orang) Paket C (orang) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.30

58 Meningkatnya kualis SDM pendidikan (orang) Menurunnya angka bu huruf dewasa (%) 0,04 18,34 3,02 0,05 0,05 0,005 Meningkatnya bangunan sekolah yang berkondisi baik: - TK (lokal) SD (lokal) SLTP (lokal) SLTA (lokal) Menurunnya siswa putus sekolah: - SD/MI (%) 9 0,08 0,05 0,025 0,02 0,30 - SMP/MTs (%) 0,69 0,45 0,33 0,2 0,12 0,15 - SMA/SMK/MA (%) 0,5 0,35 0,4 0,3 0,29 0,10 Meningkatnya angka kelulusan: - SD/MI (%) 99,96 99,98 99,92 99,75 99,8 99,93 - SMP/MTs (%) 94,06 96,0 93,95 93,97 96,9 99,95 - SA/SMK/MA (%) 98,15 98,9 98,1 98,12 98,25 99,45 Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 2. Kesehan Upaya meningkatkan pelayanan di bidang kesehan terus dilaksanakan melalui berbagai program dan kegian baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Secara fisik jumlah Puskesmas di seluruh Kabupaten Wonogiri sebanyak 34 unit dalam kondisi baik dan Puskesmas rawat inap sebanyak 5 unit. Puskesmas pembantu sebagai ngan panjang dari Puskesmas dalam rangka pendekan pelayanan masyarakat berjumlah 140 unit dan Puskesmas Keliling sebanyak 34 unit. Dengan jumlah penduduk sebesar jiwa, jumlah 208 buah puskesamas tersebut sudah memenuhi kriteria perbandingan 1 : anra Jumlah Puskesmas dengan Jumlah Penduduk di Kabupaten Wonogiri. Jumlah Rumah Sakit Umum (RSU) milik Pemerinh hanya 1 unit bertipe B sedangkan Rumah Sakit Umum Swas sampai hun 2010 (Semester I) berjumlah 5 unit bertipe D ser 2 unit Rumah Sakit Khusus. Namun demikain patut disayangkan bahwa 3 (tiga) rumah sakit swas dan 2 (dua) rumah sakit khusus tersebut berada di wilayah Kecaman RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.31

59 Wonogiri sebagai ibuko Kabupaten, dan belum tersebar mera di seluruh wilayah kecaman. Fasilis Kesehan yang cukup memadai dan dibarengi dengan partisipasi masyarakat ser swas dalam meningkatkan pelayanan kesehan dasar masyarakat di Kabupaten Wonogiri semakin baik, persoalannya pada distribusi fasilis pelayanan yang masih terpusat di perkoan teruma untuk fasilis Rumah Sakit dan Apotik sedangkan fasilis yang lain telah tersebar di tiap kecaman. Keberadaan fasilis kesehan ini menekan angka kesakin dan angka kematian penduduk. Angka kesakin dan kematian pada hun 2010 untuk penyakit Demam Berdarah (DBD) sebanyak 354 orang au incidence rate sebesar 2,88 per penduduk masih melebihi ( < 2 per penduduk) dan untuk kematiannya sebesar 0,56%. Jumlah penderi TB Paru sebanyak 790 orang dengan jumlah BTA positip sebanyak 457 orang, prevalensi TB Paru sebesar 63,41 per penduduk (masih di bawah nasional 221 per penduduk), angka penemuan penderi (CDR) sebesar 47,60 % belum memenuhi nasional yang ditetpkan yaitu 75%, angka kesembuhan TB Paru sudah baik yaitu sebesar 88% (melebihi nasional 85%). Jumlah penderi HIV/AIDS di Kabupaten Wonogiri dari hun sebanyak 31 penderi (sebagian besar merupakan kasus import) dan jumlah penderi yang masih hidup sampai dengan hun 2010 sebanyak 11 orang. Jumlah penderi malaria pada hun sebanyak 8 orang (sebagian besar merupakan kasus import). Jumlah peserer Jaminan Pemeliharaan Kesehan Masyarakat pra bayar pada hun 2010 mencapai 36,16% dari jumlah penduduk, dengan rincian peser Jaminan kesehan melalui Askes( Asuransi Kesehan Pegawai Negeri Sipil ) 4,3%, Jamkesmas 26,6%, Jamkesda 5,3%, sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehan Masyarakat Miskin terdafr pada program Jamkesmas dan Jamkesda. Cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehan dasar ra-ra d-4 % setiap bulan, dipelayanan kesehan rujukan rat-ra 0,25%. Dalam rangka mencapai jaminan kesehan semes di hun 2014 masih perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat agar dapat memahami budaya paradikma sehat, sehingga masyarakat yang belum mempunyai jaminan kesehan diharapkan mampu membiayai pelayanan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.32

60 kesehannya dengan menjadi peser jaminan kesehan pra bayar secara mandiri. Jumlah Posyandu sebagai Pos pelayanan terpadu di bidang kesehan anak khususnya dari hun 2006 sampai hun 2010 (Semester I) ada peningkan. Berturut-turut hun 2006 sejumlah unit, hun 2007 sampai dengan 2008 sejumlah 2060 unit, Tahun 2009 sebanyak 2097 unit sedangkan Tahun 2010 (Semester I) menjadi sebanyak unit. Posyandu yang ada di Kabupaten Wonogiri ra-ra berjalan dengan baik. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut. 5.59% 1.36% 0.04% 0.28% 7.14% 1.36% Posyandu Pustu RSUD Klinik/Praktek Dokter 84.23% Puskesmas Puskesmas Keliling RS Swas Gambar 2. Persense Fasilis Kesehan di di Kabupaten Wonogiri pada Semester I Tahun 2010 (dalam persen) Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya ,524 2,506 2,479 2, TAHUN Gambar 2. Perkembangan Jumlah Fasilis Kesehan di Kabupaten Wonogiri Tahun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.33

61 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Fasilis Kesehan seperti Rumah Sakit, Klinik/Praktek Dokter dan Puskesmas, harus didukung dengan adanya tenaga kesehan yang memadai. Secara umum tenaga kesehan di Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 terdiri dari sejumah 115 orang dokter umum, sebanyak 41 orang dokter spesialis, sejumlah 23 orang dokter gigi, sebanyak 687 orang perawat, sebanyak 293 orang bidan, sejumlah 24 orang ahli kesehan masyarakat, sejumlah 12 orang apoteker, sebanyak 33 orang ahli gizi, sejumkah 51 orang analis laboratorium, sejumlah 33 orang dukun bayi ser sebanyak 315 orang Bidan Desa. Secara non fisik, stus gizi masyarakat dari hun 2006 sampai dengan hun 2010 terjadi fluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari naik dan menurunnya jumlah bali kurang gizi sebanyak orang pada hun 2006 dan terjadi peningkan jumlah bali kurang gizi berturut turut dari hun 2007 sampai dengan 2009 menjadi sejumlah orang, orang dan orang bali kurang gizi hal ini disebabkan adanya dampak dari krisis ekonomi yang sedang melanda dunia saat ini. Namun seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian dunia pada hun 2010 jumlah bali kurang gizi menurun menjadi orang. Diharapkan kasus orang au bali gizi kurang dapat diturunkan lagi pada hun yang akan dang. Jumlah kasus kejadian luar biasa di Kabupaten Wonogiri sampai dengan bulan Juni hun 2010 (Semester I) sebanyak 50 kasus dengan jumlah penderi 268 orang yang tersebar di 11 Kecaman. Peningkan jumlah kejadian luar biasa ini sebagian besar disebabkan penyakit Demam Berdarah. Sasaran pembangunan Bidang Kesehan yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 4.4 Capaian Urusan Kesehan Indikator TAHUN No * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Meningkatnya ,6 71,2 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.34

62 angka harapan hidup penduduk (hun) Menurunnya angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (GDR) Angka kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup Angka kematian kasar (CDR) dalam mil Menurunnya jumlah Kejadian Luar Biasa (Kasus) Menurunnya angka bali kurang gizi (%) BOR (Bed Occupancy Rate/Tingkat Hunian) di RSUD (%) LOS (Length Of Sy/Lamanya seorang pasien dirawat) di RSUD (hari) TOI (Turn Over Interval/Jangka waktu terisinya tempat tidur) di RSUD (hari) NDR (Meningkatnya ketersediaan tenaga medis dan para medis) di RSUD (%) BTO (Bed Turn Over/frekuensi penggunaan tempat tidur (kali) 14,57 12,55 9,59 12,32 9,86 9,3 93,03 159,89 124,48 113,96 100, ,75 4,28 Menurun 3,17 3,85 3, ,78 5,06 5,16 5,49 4, ,39 76,47 74,5 63, ,24 4,19 4,39 4,39 3,9 4 2,05 1,29 1,5 2,48i 4, ,35 64, ,48 44,98 40 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.35

63 Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 3. Pekerjaan Umum Dilihat dari ukuran panjang dan stus jalan di Kabupaten Wonogiri dari hun 2006 tidak mengalami perubahan, yaitu panjang jalan nasional sepanjang 35,50 km, jalan provinsi sepanjang 164,78 km, jalan Kabupaten sepanjang 1.029,62 km dan jalan Desa / Lokal sepanjang km. Dalam kurun waktu 5 hun sejak hun 2006 telah terjadi perbaikan terhadap kondisi jalan, yaitu panjang jalan aspal dari 653,33 km pada hun 2006 bermbah menjadi 727,80 km pada hun 2010, jalan hotmix bermbah dari 101,23 km pada hun 2006 menjadi 115,29 km pada hun 2010, Semenra jalan berbatu dan jalan nah berkurang dari 232,50 km (berbatu) dan 8,80 km (nah) pada hun 2006 menjadi hanya 180,53 km (berbatu) dan 6,00 km (nah) pada hun 2010 (Semester I). Di sisi lain, panjang dan jumlah jemban yang ada di Kabupaten Wonogiri dalam kurun waktu tersebut tidak mengalami perubahan yaitu 3.485,97 km dan 396 buah. Gambaran selenghkapnya dapat dilihat pada gambar berikut % 0.58% 11.20% 70.69% Aspal Hotmix Berbatu Tanah Gambar 2. Jalan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (dalam persen) Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.36

64 a. Sarana Infrastruktur, khususnya infrastruktur binamarga secara garis besar terlihat dari kondisi jalan dan jemban Kabupaten dimana jalan Kabupaten sepanjang 1.029,62 Km berdasarkan da hun 2010 yang kondisinya baik 623,19 km au 60,53 %. Semenra itu mulai hun 2006, Pemerinh Daerah Kabupaten Wonogiri juga telah menyiapkan dukungan biaya terhadap dimulainya pekerjaan fisik pembangunan jalan Jalur Lins Selan (JLS) yang melinsi Kecaman Giriwoyo, Giritontro dan Pracimantoro. Panjang jalan desa / lokal di Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 Semester I adalah 3.545,00 km yang terdiri dari jalan aspal, berbatu dan berkerikil (makadam), rabat beton, rabat jalan dan jalan nah. Dari jenis sarana irigasi berdasarkan da terakhir yang diterima untuk jenis prasarana irigasi/pengairan yang bersifat teknis memiliki panjang m dengan jenis pengairan primer sepanjang m, sekunder sepanjang m dan tersier sepanjang m. Luas lahan au areal beririgasi di Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 adalah ha yang terdiri dari Lahan beririgasi teknis seluas ha, Lahan beririgasi ½ teknis seluas ha dan Lahan beririgasi sederhana seluas ha. Bangunan Uma (Bendung) sampai dengan hun 2010 berjumlah 633 buah dan bangunan air sebanyak buah yang terbagi dalam beberapa daerah irigasi. Waduk dan telaga di Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 ada 97 buah terdiri Waduk besar sebanyak 7 buah, Waduk Kecil sebanyak 13 buah dan Telaga sebanyak 77 buah. Keberadaan Waduk Serbaguna Gajah Mungkur memiliki potensi Sumber daya air yang besar (730 ju m 3 ) dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik (12,4 Mega Watt). Dalam RPJM Daerah Tahun , pembangunan infrastruktur wilayah diarahkan pada upaya peningkan daya saing infrastruktur wilayah, dengan beberapa indikator sebagai berikut: a. Meningkatnya kualis jalan Kabupaten berkondisi baik menjadi lebih dari 65% pada hun Dari da capaian kinerja sebagaimana pada bel di bawah menunjukkan bahwa sampai dengan hun 2009 yang akan dicapai belum terpenuhi, namun demikian dalam periode tersebut kualis jalan kabupaten yang berkondisi baik RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.37

65 menunjukkan kecenderungan meningkat dari 55,74% hun 2005 menjadi 57,7% hun 2006 dan 60,77% hun Dalam hun 2008 dan 2009 angka tersebut cenderung menurun masing-masing menjadi 60,50% dan 59,8%. b. Meningkatnya jalan poros Desa yang layak dilewati roda empat menjadi lebih dari 75% pada hun Kualis Jalan poros desa sebenarnya menunjukkan peningkan yang dindai dengan meningkatnya proporsi jalan poros desa yang berkondisi baik dari 49,47% hun 2005, menjadi 51,25% hun 2006 dan 58,1% hun 2009, namun demikian yang ditepkan yaitu menjadi lebih dari 75% masih belum tercapai. c. Meningkatnya bendung yang berkondisi baik menjadi lebih dari 75% pada hun Da capaian kinerja sabagaimana bel di bawah menunjukkan bahwa bendung berkondisi baik menunjukkan peningkan dari 61,2% hun 2005 menjadi 63,3% hun 2006 dan 67,3% hun Sampai dengan hun 2009 kondisi bendung berkondisi baik baru mencapai 69,7%, sehingga sampai dengan hun 2009 belum bisa tercapai. d. Meningkatnya saluran irigasi yang berkondisi baik menjadi lebih dari 70% pada hun Meskipun kondisi saluran irigasi yang berkondisi baik menunjukkan kecenderungan meningkat, namun demikian sampai dengan hun 2009 baru mencapai 67% dari jumlah saluran irigasi yang ada di Wonogiri. e. Target tercukupuinya kebutuhan air bersih seluruh daerah rawan air bersih di Wonogiri Selan. Target yang ditepkan ini pencapaiannya menunjukkan kecenderungan meningkat, dari 76,62% hun 2005 menjadi 78,5% hun 2006 dan 90% hun Sedangkan untuk pemenuhan air bersih bagi seluruh masyarakat desa./kelurahan, teruma yang dilayani oleh PDAM dan program-program pemerinh yang lain dalam hun 2009 mencapai 18,13% dari jumlah KK. f. Luas man ko yang berkondisi baik m 2 pada hun 2005 menjadi m 2 hun 2009 dan direncanakan hun 2010 sebesar m 2 Sasaran pembangunan Bidang Pekerjaan Umum yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.38

66 Tabel 2. Capaian Urusan Pekerjaan Umum No. Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Meningkatnya kualis jalan Kabupaten 55,74 57,7 60,77 60,50 59,8 59,8 berkondisi baik (%) 02. Meningkatnya jumlah lampu penerangan jalan yang berkondisi baik (buah) 03. Meningkatnya jalan poros desa yang berkondisi 49,47 51,25 55,17 57,50 58,10 57,4 baik (%) 04. Meningkatnya bendung yang berkondisi baik 61,2 63, ,30 69,70 68 (%) 05. Meningkatnya saluran irigasi yang berkondisi 59,2 61, , baik (%) 06. Meningkatnya kecukupan kebutuhan air bersih untuk 76,62 78,5 87, ,13 18,13 penduduk rawan air bersih (%) 07. Luas Taman Ko berkondisi baik (m 2) 08. Panjang Drainase Perkoan berkondisi baik (m) Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 4. Perumahan Dalam aspek penyediaan sarana permukiman yaitu unit hunian, nngan yang dihadapi adalah mencukupi kebutuhan unit-unit hunian baru bagi penduduk Kabupaten Wonogiri. Sampai dengan hun 2010, jumlah rumah sehat di Kabupaten Wonogiri sebanyak unit dan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.39

67 Jumlah KK miskin yang memperoleh bantuan pemugaran rumah dari APBD Kabupaten sebanyak 10 unit. Da keseluruhan rumah di Kabupaten Wonogiri beser stus kepemilikannya belum dilakukan pendaan. Capaian kinerja dari pada urusan Perumahan dapat dikehui dari beberapa indikator di bawah ini: a. Proporsi rumah sehat terhadap jumlah rumah yang ada di Kabupaten Wonogiri dalam periode hun menunjukkan kecenderungan meningkat, dari 70,58% hun 2005, kemudian menjadi 74,5% hun 2006, dan meningkat lagi menjadi 75% hun Sampai dengan hun 2009 jumlah rumah sehat dari seluruh rumah yang ada mencapai 99,73%. b. Jumlah rumah ngga miskin yang mendapatkan bantuan pemugaran rumah hun 2008 sebanyak KK, hun 2009 turun menjadi 370 KK dan hun 2010 direncanakan 115 KK. c. Jumlah lampu penerangan jalan yang berkondisi baik, menunjukkan peningkan dari buah 2005, menjadi buah di hun 2009 dan direncanakan hun d. Cakupan pelayanan dari bahaya kebakaran pda hun 2009 sebesar 79%. Sasaran pembangunan Bidang Perumahan yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Capaian Urusan Perumahan No. Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Jumlah rumah sehat dari seluruh rumah 70,58 74, ,73 94,5 yang ada (%) 02. Meningkatnya jumlah rumah KK miskin yang mendapatkan bantuan (KK) 03 Jumlah lampu penerangan jalan berkondisi baik (buah) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.40

68 04 Meningkatnya cakupan pelayanan terhadap bahaya kebakaran (%) Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 5. Penaan Ruang Dari sudut pandang penaan ruang, salah satu tujuan pembangunan yang hendak dicapai di Kabupaten Wonogiri adalah untuk mewujudkan ruang kehidupan yang nyaman, produktif dan berkelanjun. Ruang kehidupan yang nyaman mengandung pengertian adanya kesempan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia. Produktif mengandung pengertian bahwa proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai mbah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. Semenra berkelanjun mengandung pengertian dimana kualis lingkungan fisik dapat diperhankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan dang. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan ruang, maka kebutuhan akan lahan juga meningkat pula, sehingga nngan di bidang pemanfaan ruang teruma pemanfaan lahan menjadi semakin berat. Capaian kinerja urusan Penaan Ruang dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: a. Meningkatnya jumlah kecaman yang memiliki Rencana Umum Ta Ruang Kecaman, dari 14 kecaman di hun 2005 menjadi 25 kecaman di hun 2006, sehinga secara keseluruhan kecaman di Kabupaten Wonogiri dalam hun 2006 telah memiliki RUTRK. b. Sampai dengan hun 2009 Terdapat 5 kecaman yang telah memiliki Rencana Deil Ta Ruang Kecaman (RDTRK), yaitu Kecaman Selogiri, Wonogiri, Baturetno, Purwantoro dan Jatisrono. c. Meningkatnya jumlah pengajuan Ijin Mendirikan Bangunan. Pada hun 2005 sebanyak 449 pengajuan ijin IMB, dan meningkat menjadi 841 pemohon di hun d. Guna mendasari kebijakan penaan ruang daerah, mulai hun 2009 telah dilaksanakan penyusunan RTRW yang mengacu pada ketentuan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.41

69 UU Nomor 26 hun 2007 tenng Penan Ruang, yang diawalai dengan kegian kajian di hun 2009, kemudian penyusunan Draft Reperda RTRW di hun e. Adanya penegasan bas wilayah, dengan di pasangnya 25 patok bas wilayah di hun 2005, kemudian 28 patok di hun 2006, dan 11 patok pada hun Sasaran pembangunan Bidang Penaan Ruang yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Capaian Urusan Penaan Ruang No Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Meningkatnya jumlah kecaman yang memiliki RUTRK 02. Meningkatnya jumlah kecaman yang memiliki Rencana Deil Ta Ruang 03. Meningkatnya pengajuan IMB Penegasan bas wilayah (patok) Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 6. Perencanaan Pembangunan -program prioris pada Urusan Perencanaan Pembangunan, anra lain dapat dilihat dari proporsi penyerapan anggaran terhadap tol dana dalam hun , yang mencakup: (i) Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam yang menyerap 23,4%, (ii) Perencanaan Sosial Budaya menyerap 14%, (iii) Perencanaan Pembangunan Ekonomi menyerap 13,6%, dan (iv) Perencanaan Pembangunan Daerah menyerap 13,6%. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.42

70 Indikator capaian kinerja pada urusan Perencanaan Pembangunan, anra lain yaitu: a. Meningkatnya jenis dokumen perencanaan pembangunan daerah, dari 4 jenis dokumen pada hun 2005, menjadi 7 dokumn di hun 2007 dan Pada hun 2009 jumlah dokumen yang dihasilkan meningkat menjadi 11. Dokumen-dokumen yang dihasilkan tersebut anra lain Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD), KUA PPA Penepan, KUA PPA Perubahan, RPJM, Dokumen-dokumen monitoring dan evaluasi perencanaan, ser dokumen perencanaan teknis Bidang Prasarana Wilayah, Bidang Pemerinhan dan Kesejehraan Rakyat ser Bidang Ekonomi. b. Jumlah desa yang memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) selalu meningkat, dari 50 desa di hun 2005 menjadi 100 desa di hun Pada hun 2007 jumlah desa yang memiliki RPJM Desa menjadi 204 dan hun 2009, seluruh desa di Kabupaten Wonogiri telah memiliki RPJM. c. Proses penyusunan perencanaan partisipatif menunjukkan kecenderungan meningkat, yang dindai dengan terpenuhinya kaidahkaidah perencanaan partisipatif, yang pada hun 2006 sebesar 67,62%, meningkat menjadi 70% di hun 2007 dan menjadi 80% di hun d. Proses kegian monitoring perencanaan menunjukan kondisi yang selalu membaik, yang dindai dengan meningkatnya proporsi jumlah kegian pembangunan yang dimonitor, dari 26,7% hun 2005, meningkat menjadi 27 % hun 2006 dan 2007, selanjutnya menjadi 30% hun 2008 dan 40% hun Sasaran pembangunan Bidang Perumahan yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Capaian Urusan Perencanaan Pembangunan No Indikator TAHUN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.43

71 No Indikator TAHUN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Meningkatnya jumlah dokumen perencanaan daerah (jenis) Jumlah Desa yang memiliki dokumen RPJM Desa (desa) Meningkatnya proses dan mekanisme perencanaan pembangunan partisipatif (%) Kegian Monitoring dan Evaluasi Pembangunan ,62 68, , Can : *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber : Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 7. Perhubungan Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri akan diseri dengan penambahan jumlah sarana angkun darat baik angkun publik yaitu kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, ser angkun umum, menuntut ketersediaan prasarana perhubungan jalan yang memadai untuk pengangkun barang dan jasa baik dalam ko maupun ke luar ko. Tanngan yang dihadapi dalam sarana dan prasarana perhubungan darat adalah bagaimana memfasilisi kebutuhan angkun publik melalui penyebaran jalur-jalur angkun dan peningkan ser pembangunan prasarana jalan. Peningkan Pembangunan prasarana transporsi berupa jalan akan memberikan dorongan kepada penduduk untuk meningkatkan mobilisnya, yang berarti meningkatkan pemeraan pembangunan di RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.44

72 seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri. Stus dan panjang jalan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Stus Panjang Jalan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 No. STATUS JALAN PANJANG (Km) (1) (2) (3) 1. Nasional 35,50 2. Provinsi 164,78 3. Kabupaten 1.029,62 4. Desa / Lokal 3.545,00 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Transporsi darat di Kabupaten Wonogiri sampai dengan bulan Juni hun 2010 (S emester I) dilayani oleh 24 unit terminal yang terdiri dari 1 Unit Terminal Kelas A, sebanyak 4 Unit Terminal Kelas B dan sejumlah 19 Unit Terminal Kelas C. Jumlah Armada bus Anr Ko Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 249 unit dan bus Anr Ko Anr Provinsi (AKAP) sejumlah 558 unit. Jumlah Armada Mini Bus / Angkun Pedesaan sebanyak 537 unit, Angku (Angkun Ko) sebanyak 85 unit, kendaraan truk sebanyak unit, dan Pick up/box sebanyak unit yang tersebar di 25 Kecaman. Jumlah Perusahaan Angkun Penumpang Bus sebanyak 24 buah dan Non Bus sebanyak 83 buah ser Perusahaan Angku sebanyak 60 buah. Disamping itu terdapat Dermaga Wisa sebanyak 1 unit dengan 5 unit Kapal Wisa sebagai angkun penyeberangan di Waduk Gajah Mungkur dan Jemban timbang sebanyak 1 Unit. Transporsi laut dan udara tidak ada. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.45

73 , ,722 Bus AKDP Mini Bus/Angkun Pedesaan Truk Bus AKAP Angku Pick up/box Gambar 2. Jumlah Armada Angkun Penumpang dan Barang di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. 8. Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia ser makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup saat ini merupakan salah satu hal penting karena salah satu tujuan pembangunan abad melenium au Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah memastikan keberlanjun Lingkungan hidup. Lingkungan juga merupakan tempat bagi kelangsungan kehidupan makhluk yang didalamnya terdapat air, nah, dan udara harus bersih au paling tidak berada pada ambang bas minimal pengaruh pencemaran sehingga tidak mempengaruhi kesehan dan aktifis masyarakat. Berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh Kabupaten Wonogiri di masa yang akan dang yang berhubungan dengan lingkungan hidup adalah yaitu penyediaan air bersih, sanisi, persoalan limbah ko yaitu sampah padat, limbah cair, dan polusi udara juga akan semakin meningkat. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.46

74 Beberapa indikator capaian kinerja pada Urusan lingkungan hidup dalam periode adalah, sebagai berikut: a. Luas Lahan kritis menurun dari Ha hun 2005 menjadi hun b. Upaya untuk pelesrian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup meningkat dari 20 Ha hun 2005 menjadi 40 ha di hun c. Sampai dengan hun 2009 kualis udara masih tep dalam bas aman, karena beberapa parameter masih di bawah ambang bas aman. Namun untuk kualis air, mulai hun 2008 sudah mulai memburuk karena beberapa parameter telah melebihi ambang bas aman yang ditentukan. d. Sumber air yang terlindungi pada hun 2005 sebanyak 6 ma air dan 1 telaga, pada hun 2009 sebanyak 5 ma air dan 2 telaga. Sasaran pembangunan Bidang Lingkungan Hidup yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Pencapaian Yang Terukur Pada Urusan Lingkungan Hidup No Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Menurunnya luas lahan turun kritis menjadi seluas (Ha) 2. Meningkatnya upaya pelesrian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup seluas (Ha) Meningkatnya kualis udara dan kualis air RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.47

75 No Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) - Kualis Udara dengan parameter SO2, NO2 dibawah ambang bas yang diperbolehkan (365 mg/nm3). - Kualis air dari beberapa parameter dianranya ph, Besi dan Mg, COD, BOD sudah dias ambang bas yang diperbolehkan (PP. No. 82 Th. 2001) Tep terjaga pada ambang bas aman Tep terjaga pada ambang bas aman tep terjaga pada ambang bas aman tep terjaga pada ambang bas aman tep terjaga pada ambang bas aman tep terjaga pada ambang bas aman Dibawah ambang Di as ambang Di bawah ambang Di as ambang Di bawah ambang bas Beberapa parameter di as ambang bas 4. Terlindunginya sumbersumber air - Ma Air Telaga Volume sampah yang terangkut (m 3) % - Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 9. Pernahan Desentralisasi sistem pemerinhan membawa konsekuensi dalam pengelolaan daerah dalam bidang manajemen pernahan. Pemerinh daerah harus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola urusan pernahan, yang meliputi invenrisasi dan pendafran nah, pengaturan nah dan pembangunan properti, penggunaan lahan dan konservasi, retribusi dan pajak nah, ser penyelesaian konflik-konflik yang menyangkut penggunaan dan kepemilikan nah. Dalam bidang Pernahan yang merupakan salah satu sumber daya alam yang harus dijaga dan di karena mempunyai nilai strategis dalam nan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.48

76 kehidupan manusia bersosial dan bernegara, teruma dalam kainnya dengan fungsi lindung maupun budidaya sesuai RTRW. Terdapat 3 ( tiga) program yang dilksanakan pada Urusan Pernahan, yaitu Penaan, Penguasaan, Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaan Tanah, Penyelesaian Konflik- Konflik Pernahan dan Pengembangan Sistem Informasi Pernahan. Penaan, Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Pernahan menjadi program prioris karena dalam hun secara ra-ra menyerap 99,1% dana pada urusan Pernahan. Penyelesaian Konflik Pernahan mendapatkan alokasi ra-ra sebesar 0,6% dan Pengembangan Sistem Informasi Pernahan 0,3%. Di lain pihak, juga telah didokumensikan bahwa jumlah nah hak milik yang bersertifikat yang tercat di Badan Pernahan Kabupaten Wonogiri sebanyak buah pada hun 2006, sejumlah buah pada hun Pada hun 2008 sudah meningkat menjadi buah, hun 2009 menjadi sejumlah buah, dan pada hun 2010 jumlah nah hak milik yang bersertifikat menjadi sejumlah buah. Jumlah nah milik Pemerinh Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 adalah bidang yang terdiri dari Hak Pakai dan 574 Leter c/persil/oo dan lainnya. 10. Kependudukan dan Can Sipil Kependudukan dan Can Sipil mencakup 3 (tiga) proses, yaitu: (i) Pendafran Penduduk, (ii) Pencan Sipil, dan (iii) Pengelolaan Informasi Kependudukan. Pendafran Penduduk dengan produk Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keterangan Kependudukan (SKK). Pencan Sipil dengan produk Akte Kelahiran, Akte Kematian, Akte Perkawinan, Akte Pengangkan Anak dan Akte Pengakuan/Pengesahan Anak. Pengelolaan Informasi Kependudukan dengan produk da/informasi kependudukan yang berupa olahan proses dari pendafran penduduk dan pencan sipil. Penggunaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sebagai pengganti Sistem Informasi Kependudukan (SIMDUK) diharapkan mampu menjamin kualis keamanan dalam penerbin dokumen RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.49

77 kependudukan. Selain penyediaan SIAK, pelaksanaan administrasi kependudukan juga perlu didukung oleh aparat dengan SDM yang berkualis dan prosedur pengurusan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat. Hal ini mengingat pentingnya dokumen administrasi kependudukan dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini dan masih kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan hal tersebut. Capaian kinerja Urusan Kependudukan dan Can Sipil adalah sebagaimana indikator berikut: a. Meningkatnya prosense penduduk yang memiliki KTP terhadap jumlah penduduk dari 93,09% hun 2005, menjadi 95,5% hun Dalam hun 2008 proporsi tersebut menjadi 60,57% dan hun 2010 direncanakan naik menjadi 80%. b. Meningkatnya prosense penduduk yang memiliki Kartu Keluarga, dari 96,08% hun 2005, meningkat menjadi 96,90% hun 2006, sedangkan untuk hun 2008 turun menjadi 86%. Pada hun 2009 naik menjadi 98,18% dan pada hun 2010 direncanakan menjadi 98,50%. c. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki akte kelahiran, dari orang pada hun 2005 menjadi orang pada hun 2009 dan pada hun 2010 diprediksi sebesar orang. d. Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran penduduk untuk mengurus surat-surat/dokumen kependudukan, maka pelayanan administrasi kependudukan juga menunjukkan peningkan dari lembar pada hun 2005 menjadi lembar pada hun 2009 dan pada hun 2010 direncanakan mencapai 843 buku dan lembar. Sasaran pembangunan Bidang Kependudukan dan Can Sipil yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.50

78 Tabel 2. Capaian Urusan Kependudukan dan Can Sipil No. Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Meningkatnya sarana pelayanan administrasi kependudukan -Simduk-SIAK Simduk-Siak Yang On Line 14 (kecaman) 2. Meningkatnya jumlah penduduk ber- 93,09 94,76 95,50 60,57 68,66 80 KTP (%) 3. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki 96,08 96,90 98,00 86,00 98,18 98,5 Kartu Keluarga (%) 4. Meningkatnya jumlah penduduk yang mempunyai ak kelahiran Meningkatnya 95% kualis Disesuaikan au validis da 95 96,3 98 hasil DPT penduduk dari KPU pemilih (DP4) (%) 6. Tertib administrasi kependudukan (%) 87, Buku Akte Ak Kelahiran Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan (lembar) Meningkatnya pelayanan tertib KTP/KK - KTP (Lembar) buku lembar KK (lembar) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.51

79 Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penduduk perempuan di Kabupaten Wonogiri pada hun 2010 nyaris seimbang dengan penduduk laki-laki. Namun kesenjangan gender masih terjadi di berbagai sektor pembangunan, hal ini lebih karena aspek psiko-sosio-kultural, yang masih menganggap derajat laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Keadaan tersebut menghambat keterliban perempuan dalam berperan aktif dalam pembangunan dan dalam memperoleh segala bentuk pelayanan dasar manusia. Keseraan gender selain berdampak pada perempuan secara tidak langsung juga berdampak bagi anak. Hal ini mengingat sangat erat kainnya anra perempuan sebagai ibu yang merupakan pendidik bagi anak. Pembangunan dan pemberdayaan perempuan juga sangat berdampak pada derajat kesehan dan tingkat kesejahteraan keluarga mengingat besarnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan di dalam suatu rumah ngga. Pembangunan perempuan dalam rangka peningkan keseraan gender digambarkan melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG) au Gender-related Development Index (GDI). Sedangkan pemberdayaan perempuan yang menitikberatkan pada partisipasi perempuan di bidang ekonomi, politik dan pengambilan keputusan digambarkan melalui Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) au (GEM). Gender Empowerment Measurement Beberapa indikator capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya keseraan gender mencapai angka 100% di hun b. Meningkatnya jumlah SDM LPKK yang terlatih, yang dalam kurun waktu 5 hun mencapai 400 orang. c. Terfasilisinya kegian jaringan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dalam hun mencapai 10 kegian. d. Meningkatnya pemahaman gender hingga mencapai 100% pada hun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.52

80 Sasaran pembangunan Bidang Pemberdayana Perempuan dan Perlindungan Anak yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan No. Indikator Tahun * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Terwujudnya 1. keseraan - - meningkat gender (%) 2. Jumlah SDM LPKK yang terlatih (orang) 3. Jumlah kegian fasilisi jaringan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak 4. Jumlah kegian dalam rangka PUG 5. - Kegian Orang Terwujudnya pemahaman gender (% dari peser) Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pengendalian angka laju pertumbuhan penduduk menjadi masalah yang sangat penting di Kabupaten Wonogiri, mengingat hal tersebut berimplikasi pada penyediaan dan pemenuhan sarana kebutuhan dasar manusia. Dengan pengendalian laju pertumbuhan, diharapkan selain akan terwujud keluarga kecil yang sehat dan sejahtera juga tercip pemenuhan pelayanan dasar manusia dalam segala aspeknya, ser ternganinya masalah-masalah sosial secara memadai. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.53

81 Di lain pihak, pencapaian peser KB aktif sampai dengan hun 2010 di Kabupaten Wonogiri sebanyak Pasangan Usia Subur (PUS), sebanyak akseptor (Peser Aktif ) dan sebanyak akseptor (Peser Aktif Mandiri). Capaian tersebut dirasa masih kurang maksimal, yang anra lain disebabkan: a. Masih kurangnya partisipasi kaum pria yang disebabkan masih terbasnya layanan KB untuk kaum pria dan masih rendahnya pemahaman tenng KB untuk pria. b. Masih rendahnya partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) k arena selain banyak PUS yang belum berminat mengikuti program KB juga karena banyak PUS yang belum terlayani program KB. c. Masih adanya angka drop out KB pada hun d. Masih rendahnya partisipasi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I untuk menjadi akseptor KB mandiri. Tercat rasio peser keluarga Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi yang menerima pelayanan KB gratis terhadap jumlah peser KB keluarga Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi pada hun e. Belum optimalnya kelompok-kelompok kegian masyarakat dalam mempromosikan kesehan dan kesejahteraan keluarga. f. Belum optimalnya peran Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Beberapa indikator kinerja pada Urusan Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Sosial adalah dalam periode sebagai berikut: a. Meningkatnya jumlah peser KB Aktif dari orang hun 2005 menjadi orang hun 2009, dan diperkirakan hun 2010 sebanyak orang. b. Angka kelahiran kasar cenderung meningkat. Kalau pada hun 2005 sebesar 8,57 mil, maka di hun 2009 sebesar 8,88 mil, dan diperkirakan hun 2010 sebesar 8,88 mil. c. Meningkatnya kehanan keluarga yang dindai oleh meningkatnya kualis kelompok UPPKS menjadi sebesar orang di hun d. Terbentuknya Bina Lingkungan Keluarga yang yang dindai dengan meningkatnya jumlah kelompok BKB, BKR dan BKL dari kelompok pada hun 2005 menjadi kelompok pada hun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.54

82 e. Meningkatnya kualis kelembagaan masyarakat pengelola Keluarga Berencana yang dindai dengan meningkatnya jumlah PPKBD, Sub PPKBD dan PKB RT dari kelompok pada hun 2005 menjadi kelompok pada hun Sasaran pembangunan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarag Sejahtera yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JM Daerah) Tahun , selengkapmnya dapat dilihat pada bel berikut ini. Tabel 2. Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera No Indikator Tahun * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Meningkatnya jumlah peser KB Aktif 2 Meningkatnya jumlah peser KB Aktif Pria 3 Menurunnya angka kelahiran kasar (CBR) (mil) 4 Meningkatnya jumlah remaja yang mengehui program KRR (Kesehan Reproduksi Remaja) dan menyadari pentingnya Keluarga Kecil yang berkualis 5 Meningkatnya Kehanan Ekonomi Keluarga melalui peningkan kualis kelompok UPPKS (orang) ,13% 1,28% 2.29 % 1,9% 8,57 8,56 11,05 9,78 8,88 8, RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.55

83 No Indikator Tahun * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 6 Meningkatnya Kehanan fisik keluarga yang dindai dengan peningkan jumlah kelompok Bina Keluarga (BKB, BKR, BKL dan PKLK) - BKB BKR BKL Terbentuknya Bina Lingkungan Keluarga (Kelompok) Meningkatnya kualis institusi Masyarakat pengelola KB (PPKBD, Sub PPKBD, PKB RT) 287 PPKB D, 1088 Sub PPKB D, 287 PPKB D, 1088 Sub PPKB D, Kelom pok terdiri dari : PPKB D 294, Sub PPKB D 1.073, PKB RT Kelom pok terdiri dari : PPKB D 294, Sub PPKB D 1.196, PKB RT kelom -pok 6773 Kelompok Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 13. Sosial Pengensan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan salah satu fokus pembangunan daerah di Kabupaten Wonogiri hingga saat ini. -program yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkan perlindungan sosial terhadap penyandang PMKS belum dapat menghilangkan angka PMKS secara keseluruhan, namun telah menunjukkan perkembangan ke arah yang positif. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.56

84 Diperlukan kebersamaan dari semua pihak untuk mengurangi angka PMKS. Selain peran pemerinh daerah, keterliban masyarakat baik secara langsung maupun melalui kelompok-kelompok masyarakat akan membuahkan hasil yang maksimal. Jumlah bali terlanr mengalami kenaikan dari hun 2006 sampai dengan hun 2008 berturut-turut mencapai jiwa, jiwa, jiwa. Semenra pada hun 2009 jumlah bali terlanr menurun menjadi jiwa tepi meningkat kembali pada hun 2010 menjadi 2188 jiwa. Jumlah lanjut usia terlanr mengalami kecenderungan naik turun anra lain disebabkan naik turunnya jumlah usia lansia. Telah ada posyandu lansia yang ada pada setiap Desa / Kelurahan sampai ke Tingkat Dusun/ Lingkungan. Peningkan kualis penanganan lansia dapat dikakan semakin baik teruma dengan telah adanya Panti Sosial Tresna Wreda sebanyak 1 (satu) buah. Jumlah pengemis, gelandangan dan orang terlanr (PGOT) cenderung mengalami penurunan dari hun kehun pada hun 2010 sebanyak 33 orang bila dibandingkan hun sebelumnya sebanyak 43 orang. Jumlah Eks. Wani Tuna Susila pada hun 2010 sebanyak 28 orang terjadi penambahan jumlah bila dibandingkan dengan hun 2009 sebanyak 23 orang. Jumlah Eks. Narapidana mengalami penurunan dari hun ke hun pada hun 2010 sebanyak 145 orang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hun sebelumnya yaitu sebanyak 496 orang. Jumlah anak nakal juga mengalami penurunan selama lima hun terakhir pada hun 2010 sebanyak 31 orang lebih sedikit bila dibandingkan dengan hun sebelumnya sebanyak 123 orang. Sedangkan anak jalanan juga mengalami penurunan dari hun ke hun pada hun 2010 sebanyak 91 orang lebih sedikit bila dibandingkan dari hun sebelumnya sebanyak 95 orang. Kenaikan justru terjadi pada eks narkoba/rawan narkoba mengalami kenaikan selama lima hun terakhir pada hun 2010 sebanyak 50 orang. Penyandang cacat pada hun 2010 sebanyak orang. Penduduk rawan sosial dan prasarana di Kabupaten Wonogiri adalah mereka yang masuk kelompok fakir miskin, bali terlanr, anak terlanr, lanjut usia terlanr, gelandangan dan pengemis (gepeng), penyandang cacat ser yatim/piatu. sampai hun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.57

85 0.03% 10.58% 0.05% 10.46% 6.09% 1.68% 71.11% Fakir Miskin Bali Terlanr Anak Terlanr Lansia Terlanr Gepeng Penyandang Cacat Yatim Piatu Gambar 2. Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. kesejahteraan sosial yang masih memprihatinkan ini sebetulnya sudah didukung oleh ketersediaan sarana sarana kesejahteraan sosial seperti panti-panti sosial yang tersebar di seluruh Kabupaten Wonogiri, yang jumlahnya adalah 6 buah Panti Sosial Asuhan Anak, 1 buah Panti Sosial Tresna Wirda, 1 buah Panti Sosial Bina Laras dan 4 buah Panti Sosial Bina Rungu Wicara (Tahun 2010). Namun demikian bila dilihat dari jumlah dan kualis pelayanan, bisa jadi belum sepenuhnya dapat menangani permasalahan yang dihadapi. Meskipun wilayah Kabupaten Wonogiri tidak merupakan daerah yang sangat rawan bencana, namun tiap hun ada bencana alam teruma kekeringan, banjir dan nah longsor. Sampai dengan bulan Juni hun 2010 tercat telah terjadi Bencana Alam di 20 Kecaman berupa bencana alam banjir dan nah longsor dengan perkiraan Kerugian akibat bencana mencapai Rp ,- Kerusakan prasarana fisik sebagian sudah dapat diasi melalui APBD Kabupaten dan APBN. Jumlah pengungsian ke daerah luar Kabupaten Wonogiri sebagai akibat bencana alam relatif tidak ada. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.58

86 14. Ketenagakerjaan Penduduk yang tergolong angkan kerja adalah kelompok orang yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan (penggangguran), mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan sudah diterima kerja tepi belum mulai bekerja. Dalam hal tingkat pengangguran, penganguran di Kabupaten Wonogiri secara umum terdiri dari pengangguran terbuka dan pengangguran tidak kenra/setengah penganggur, yang terjadi karena permbahan angkan kerja tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan kerja. Selain itu juga disebabkan oleh rendahnya kualis angkan kerja yang sebagian besar hanya mat SMA/SMK/MA ke bawah dan tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk bersaing dalam pasar kerja formal. Di lain pihak, usaha pernian sebagai andalan perekonomian daerah juga belum mampu menyerap angkan kerja yang ada, ser rendahnya minat angkan kerja untuk bekerja di sektor pernian. Sampai hun 2010 (semester I), jumlah angkan kerja di Kabupaten Wonogiri sebanyak jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak jiwa (au sekir 36,58%) adalah setengah penganggur, sedangkan sebanyak jiwa (au sekir 3,56%) merupakan penganggur terbuka. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak jiwa sehingga Tingkat Partisipasi Angkan Kerja (TPAK) sebesar 85,56%. Penerapan norma ketenagakerjaan dan jaminan sosial tenaga kerja sangat terkait dengan hasil perhitungan as rasio keberadaan jumlah perusahaan yang menerapkan norma kerja terhadap jumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Wonogiri. Di lain pihak, indikator keselaman dan perlindungan merupakan rasio anra jumlah perusahaan yang menerapkan Keselaman dan Kesehan Kerja (K3) dengan jumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Wonogiri. 15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Industri di Kabupaten Wonogiri dalam kurun waktu 5 hun relatif tidak mengalami perkembangan berarti, dan didominasi oleh Industri Kecil / Menengah. Industri Kecil / Menengah di Kabupaten Wonogiri baik jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai produksi anra hun 2006 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.59

87 2010 terus mengalami peningkan, sebaliknya Industri Sedang/Besar mengalami sgnasi. Jumlah Industri Kecil/Menengah hun 2006 sebanyak unit menjadi unit pada hun Jumlah Unit Usaha Untuk kelompok dagang kecil menengah di Kabupaten Wonogiri adalah sebanyak unit. Dari segi tenaga kerja yang terserap dan nilai produksi, Industri Kecil/Menengah hun 2006 mampu menyerap orang pekerja menjadi orang pekerja pada hun 2010 dengan nilai produksi Rp ,- pada hun 2006, meningkat hingga mencapai Rp ,- pada hun Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut. 18,200 18,000 17,800 17,600 17,400 17,200 17,000 16,800 17,958 17,845 17,930 17,885 17, Gambar 2. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Semenjak hun 2006, Kabupaten Wonogiri mendapat penghargaan dari Pemerinh Pusat sebagai Kabupaten Koperasi. Koperasi merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan ekonomi kerakyan dan pengembangan usaha nasional. Jumlah Koperasi aktif di Kabupaten Wonogiri dari hun 2006 sampai dengan hun 2010 berturut-turut buah, buah, buah,7.187 buah dan buah. Semenra jumlah KUD relatif tidak berubah hanya 25 buah. Jumlah pengusaha yang bergerak pada usaha kecil sebanyak orang; usaha menengah sebanyak 181 orang sedangkan usaha besar hanya sebanyak 17 orang. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.60

88 16. Penanaman Modal Faktor penting lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonogiri adalah invessi au penanaman modal. Dalam rangka kemudahan percepan dan transparansi pelayanan perijinan Pemerinh Kabupaten Wonogiri dengan berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 telah membentuk Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) dan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tenng Organisasi dan Ta Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri diubah menjadi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) dengan memberikan pelayanan 61 jenis perijinan lewat satu pintu (One Stop Service). Lewat KPPT tersebut semua perijinan diselesaikan anra 3 hari sampai dengan 15 hari sejak berkas dimasukan lengkap. Sampai dengan bulan Juni 2010 jumlah pemohon perijinan sebanyak pemohon dengan jumlah retribusi sebesar Rp ,-. Capaian kinerja urusan Penanaman Modal diukur dari beberapa indikator, di anranya: a. Meningkatnya jumlah investor yang melakukan penanaman modal di Kabupaten Wonogiri dari 19 pada hun 2005, meningkat menjadi 27 investor hun 2006, kemudian 39 investor hun 2007, dan 49 investor hun 2008 dan 898 investor hun b. Peningkan jumlah investor tersebut diikuti pula dengan peningkan nilai invessi. Pada hun 2005 nilai invessi yang masuk sebesar Rp. 23,5 milyar, meningkat menjadi Rp. 27,24 milyar hun 2006, Rp. 40,9 milyar, hun 2008 turun menjadi Rp. 37 milyar dan hun 2009 Rp. 91,15 milyard. Pada hun 2010 nilai invessi diperkirakan meningkat 5% menjadi Rp. 95,72 milyar. Sasaran pembangunan Bidang Penanaman Modal yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.61

89 Tabel 2. Capaian Urusan Penanaman Modal No. Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Meningkatnya jumlah investor yg berinvessi (investor) 2 Meningkatnya kegian promosi invessi (kegian) 3 Meningkatnya nilai invessi (Juan Rp) Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 17. Kebudayaan Kebudayaan adalah upaya manusia meningkatkan harkat dan jati diri di dalam kehidupan melalui perwujudan cip, karsa dan karyanya. Tecermin melalui arsitektur, busana, boga, bahasa, adat istiadat, seni dan sebagainya. Jika ditilik dari sejarah dan ceri rakyat yang bekembang di masyarakat, maka nilai-nilai luhur yang menjadi corak buda masyarakat di Kabupaten Wonogiri adalah religius-spiritualis dan nasionalisme. Capaian kinerja Urusan Kebudayaan dindai dianranya dengan meningkatnya jumlah kesenian daerah yang terpelihara kelesriannya dari 10 jenis kesenian pada hun 2005 meningkat menjadi 15 kesenian pada hun Selain itu kehidupan seni budaya di Wonogiri dindai dengan semakin meningkatnya jumlah sanggar seni yang aktiv melakukan aktivisnya dari 485 sanggar seni hun 2005 menjadi 520 sanggar seni hun Event-event budaya yang diselenggarakan sebagai ajang kreativis masyarakat, juga semakin banyak digelar. Pada hun 2005 terdapat 8 even budaya yang digelar, pada hun 2009 meningkat menjadi 17 even budaya. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.62

90 Tabel 2. Capaian Urusan Kebudayaan di Kabupaten Wonogiri No. Indikator TAHUN *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kualis 1. kegian seni budaya meningkat (kegian) 2. Meningkatnya kuantis kesenian daerah yang terpelihara kelesriannya (jenis) 3. Meningkatnya jumlah sanggar seni budaya yang aktif (sanggar) 4. Meningkatnya kegian event kebudayaan (event) Meningkatnya kecinan dindai 5. terhadap hasil meningkatnya 3 karya budaya pengunjung kali daerah di event - (Kegian budaya budaya) Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 18. Kepemudaan dan Olahraga Pemuda sebagai bagian dari penduduk yang merupakan aset pembangunan, teruma di bidang ekonomi, memerlukan langkah-langkah pendukung dalam pengembangannya. Salah satu upaya pengembangan minat dan bakat pemuda adalah dengan menumbuh- kembangkan budaya olahraga. Keterbasan fasilis akan sangat berpengaruh pada kualis pencapaian pressi atlit. Dengan kondisi ini sangat mungkin atlit akan mencari tempat lain yang lebih mampu mengembangakan bakat sang atlit. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.63

91 Apalagi dimbah dengan kurangnya jaminan hari depan bagi atlit yang berpressi. Pada aspek yang berbeda, kondisi kepemudaan lainnya adalah masih rendahnya kualis pemuda, rendahnya tingkat partisipasi angkan kerja pemuda, belum serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional dengan daerah, tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda dan maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda. Hal ini menggambarkan bahwa peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan teruma yang berkain dengan kewirausahaan dan ketenagakerjaan masih memerlukan perhatian. Pada bidang pembinaan ketenagakerjaan juga belum memadai karena kurangnya fasilis Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada. Capaian Urusan Pemuda dan Olah Raga dindai dianranya dengan mpilnya potensi pemuda Wonogiri dalam berbagai event keolahragaan. Meskipun jumlah yang diraih tidak banyak, namun setiap hun ada beberapa pemuda Wonogiri yang mendapatkan pressi dalam berbagai lomba kreativis pemuda. Pada hun 2005 terdapat tiga pressi yang diraih, meningkat menjadi empat pressi pada hun 2006 dan tujuh pressi pada hun Semenra, pada hun 2008 meskipun pressi yang dicapai menurun, namun masih ada 3 pressi yang dicapai. Dari sisi keolahragaan, jumlah atlet yang berpressi juga menunjukkan peningkan, dari 40 atlet pada hun 2005, meningkat menjadi 250 atlet pada hun 2007, kemudian 294 atlet pada hun 2008 dan 315 atlet pada hun 2009, yang terdiri dari 227 atlet pelajar dan 88 atlet KONI. Selain itu keberhasilan Kabupaten Wonogiri meraih penghargaan dalam bidang keolahragaan juga sangat ditunjang oleh ketersediaan pelatih olah raga yang berkualis. tersebut ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah pelatih olah raga dari berbagai cabang, dari 10 orang pada hun 2005, meningkat menjadi 36 orang hun 2007 dan 50 orang hun 2009, dan direncanakan pada hun 2010 akan meningkat 10 orang menjadi 75 orang. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.64

92 Tabel 2. Pencapaian Yang Terukur Pada Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Wonogiri Tahun TAHUN No Indikator *) 5 6 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Partisipasi pemuda 1. dalam Mening pembangunan kat (pressi 6 kejuaraan) Jumlah atlet berpressi (orang) Jumlah pelatih olah raga (orang) atlet pelajar, 88 atlet KONI Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pemerinh berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di wilayahnya. Pemenuhian rasa aman akan berdampak positif pada proses pembangunan di berbagai sektor. Rasa aman yang dibutuhkan masyarakat adalah rasa aman dari segala bentuk kerawanan dan masalah sosial berupa berbagai penyakit sosial ser rasa aman dari adanya bencana alam. Kerjasama harmonis dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Kesbangpol dan Lin mas, Kepolisian dan SKPD terkait senantiasa digalang dalam rangka meminimalisir terjadinya berbagai penyakit masyarakat. Dalam upayanya mencipkan iklim yang kondusif di wilayah Kabupaten Wonogiri, selain dilakukan penegakan hukum dan penertiban melalui pelaksanaan operasi yustisi, juga dilakukan upaya pendekan secara persuasif melalui pembinaan dan pemberdayaan secara konstruktif dengan melibatkan berbagai unsur elemen masyarakat. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.65

93 Sbilis politik, ketenteraman dan ketertiban umum di Wonogiri cukup terkendali, sehingga unjuk rasa dan pertikaian anr warga dan pemogokan kerja yang sifatnya mengganggu ketertiban umum tidak ada. Besar kecilnya unjuk rasa menunjukkan baik buruknya pelayanan Pemerinh Daerah terhadap pelayanan publik ( public service) dan mencirikan lancar tidaknya komunikasi anra rakyat dan pemerinh. Terjadinya kebuntuan komunikasi au tersumbatnya komunikasi dan tidak transparannya program maupun laporan pernggungjawaban dapat menjadikan maraknya unjuk rasa. Sepanjang tidak menimbulkan anarki maka kegian unjuk rasa masih dalam bas kewajaran sebagai bentuk apresiasi masyarakat terhadap berbagai kebijakan. Jumlah Kriminalis sampai dengan bulan Juni hun 2010 meningkat menjadi 49 kasus. kenaikan jumlah kriminalis ini menunjukkan bahwa perlu peningkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga suasana dan mencipkan kondisi yang semakin kondusif dan nyaman. Dalam hal kasus pelanggaran, kasus pelanggaran hukum pidana yang terjadi di Kabupaten Wonogiri pada hun 2010 tercat sebanyak 75 kasus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hun 2006 sebanyak 130 kasus. Semenra jumlah kasus pidana yang dapat diselesaikan sebanyak 56 perkara. Kasus pelanggaran Lalu lins menempati posisi teras, dilihat dari jumlah kasus (perkara) setiap hunnya. Sampai dengan bulan Juni 2010 kasus pelanggaran hukum lalu lins mencapai perkara dan semuanya dapat terselesaikan dengan baik. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.66

94 20,000 18,224 18,142 16,000 12,000 10,570 10,536 12,094 12,033 8,000 4,000 4,408 4,372 2,461 2, Perkara dilaporkan Perkara terselesaikan Gambar 2. Tren Jumlah Perkara Pelanggaran Hukum di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Dilihat dari kelembagaan di Kabupaten Wonogiri terdapat 1 buah pengadilan agama, 1 buah pengadilan negeri, 1 buah lembaga pemasyarakan ser 1 buah kejaksaan negeri. Pencurian ikan teruma secara besar besaran baik di perikanan darat (waduk/karamba/sungai) mau pun di perairan laut dapat dikakan relatif tidak ada. cuaca saat ini yang seringkali berubah ubah dengan kecenderungan terjadinya pemanasan global ternya tidak mempengaruhi terjadinya kebakaran hun di wilayah Kabupaten Wonogiri. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya laporan kejadian kebakaran hun dalam skala yang besar. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk memelihara kelesrian alam khususnya kawasan hun dapat dikakan semakin meningkat. Hal ini anra lain dapat dilihat dari menurunnya volume kayu yang dicuri dari hun ke hun yaitu 193 m3 pada hun 2006, 381 m3 pada hun 2007 dan hun 2008 volume kayu sebesar 164 m3. Sedangkan pada hun 2009 volume kayu yang dicuri sebesar 71 m3 di 4 Kecaman dan hun 2010 sampai dengan bulan Juni tidak ditemukan kasus pencurian dan penyelundupan kayu. 20. Otonomi Daerah, Pemerinhan Umum, Administrasi Keuangan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.67

95 Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Penyelenggaraan pemerinhan di Kabupaten Wonogiri dihadapkan pada nngan untuk mewujudkan terselenggaranya kepemerinhan yang baik ( Good Governance). Seiring dengan itu adanya perubahan Undang-Undang Nomor 22 hun 1999 menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tenng Pemerinhan Daerah, diperlukan penaan kelembagaan, kelaksanaan dan kepegawaian guna meningkatkan kapasis dan kapabilis pemerinhan daerah, sehingga dapat memanpkan penyelenggaraan otonomi daerah. Guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas - tugas di bidang Pemerinhan, Pembangunan dan Pelayanan masyarakat telah ditepkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tenng Organisasi dan Ta Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari: (i) 14 Dinas, (ii) 6 Kantor, (iii) 5 Badan, (iv) 11 Bagian, dan (v) 2 Lembaga teknis daerah lainnya, yaitu: Inspektorat dan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso ser SETWAN dan SATPOL PP. Jumlah pejabat struktural pada hun 2010 sebanyak 1028 orang terdiri dari 28 pejabat eselon II, 165 pejabat eselon III, 761 pejabat eselon IV dan 74 pejabat eselon V. Di samping itu, juga terdapat pejabat fungsional, yaitu sejumlah orang ser pensiunan sejumlah orang. Meskipun masih terdapat sejumlah orang PNS yang mempunyai Golongan II dan 476 orang Golongan I, namun dalam hal peningkan kualis SDM dan kesejahteraan aparatur, Pemerinh Kabupaten Wonogiri memberikan ijin belajar untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk mempermudah penyesuaian pangkat dan golongan bagi PNS yang bersangkun. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut. 3,40% 36,37% 21,80% 38,43% GOL I GOL II GOL III RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN GOL 1V II.68

96 Gambar 2. Jumlah Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. 14,500 14,000 13,500 13,509 14,054 14,003 13,000 12,500 12,737 12,579 12,000 11, TAHUN Gambar 2. Tren Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Di samping itu, reformasi politik membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan berpolitik di Kabupaten Wonogiri. Terbitnya berbagai macam peraturan perundangan sebagai aturan main dalam percaturan politik telah disikapi oleh masyarakat Kabupaten Wonogiri melalui pembentukan pari politik. Dalam 2 (dua) kali pemilihan umum di Kabupatenh Wonogiri, PDI-P mengalami kemenangan mutlak, walaupun jumlah kursi yang diperoleh mengalami penurunan. Jumlah anggo Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) hasil pemilian umum hun 2009 sebanyak 50 orang, dengan perincian sebanyak 19 orang dari Fraksi PDI-P, sebanayk 12 orang dari Fraksi Golkar, sebanyak 6 orang dari Pari Keadilan Sejahtera (PKS), sebanyak 5 orang dari Fraksi Pari Demokrat, ser 8 orang dari Fraksi RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.69

97 Amanat Persatuan Indonesia (API) yang merupakan gabungan dari PAN, PPP dan Gerindra ). Jumlah Anggo DPRD Kabupaten Wonogiri sebanyak 50 orang, terdiri dari 45 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Meskipun ada keseraan gender jumlah anggo DPRD perempuan masih rendah namun mengalami kenaikan dari 7% menjadi 10%. Dari segi pengawasan, hun 2009 ada 493 buah temuan yang sudah ditindaklanjuti sedangkan sampai dengan hun 2010 ada 145 buah. Adapun temuan yang menyebabkan kerugian negara tidak ada. Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan berturut turut hun 2006 sebanyak 10 buah; hun 2007 sebanyak 12 buah; hun 2008 sebanyak 14 buah; hun 2009 sebanyak 7 Perda; sedangkan hun 2010 sampai dengan bulan Juni 2010 sebanyak 1 Perda. Terkait dengan administrasi keuangan, khususnya dalam hal aset daerah, aset daerah hasil perbaikan pendaan dan pengelolaan aset daerah yang terda sampai dengan hun 2010 untuk jenis aset bergerak sebanyak unit dengan tol nilai sebesar Rp ,-. Semenra aset tidak bergerak berjumlah unit dengan tol nilai asset sebesar Rp ,-. Penjelasan selengkapmnya dapat dilihat pada gambar berikut. 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 TREND JUMLAH ASSET BERGERAK PEMDA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN ( UNIT ) 500, ,674,337 2,674,337 1,539,688 1,880,448 1,880, ,000 40,000 30,000 20,000 10,000 TREND JUMLAH ASSET TIDAK BERGERAK PEMDA KAB. WONOGIRI TAHUN ( UNIT ) 0 45,169 45,169 11,985 12,624 12, Gambar 2. Tren Jumlah Aset Bergerak dan Aset Tidak Bergerak di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.70

98 21. Kehanan Pangan Urusan Kehanan Pangan mulai dilaksanakan secara tersendiri hun 2009 oleh Dinas Pernian Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Kantor Kehanan Pangan, yang sebelumnya menjadi salah satu dalam Urusan Pernian. Realisasi belanjanya pada hun 2009 sebesar Rp dan hun 2010 direncanakan sebesar Rp Hanya ada satu program yang dilaksanakan, yaitu Kehanan Pangan. Sedangkan jumlah kegian yang dilaksanakan dalam hun 2009 sebanyak 18 kegian, dan hun 2010 direncanakan sebanyak 12 kegian. yang dicapai dalam Urusan Kehanan Pangan adalah meningkatnya ketersediaan pangan terhadap Rumah Tangga Sasaran di 294 Desa/Kelurahan melalui program Raskin, kemudian pembentukan 1 unit LDPM dan peningkan cadangan pangan masyarakat di 2 Desa. Selain itu juga dindai dengan meningkatnya keberdayaan lembaga kehanan pangan masyarakat masyarakat yang meliputi 5 Gapokn, 2 Desa mandiri Pangan, 19 LUEP dan 1 LDPM. Tabel 2. Capaian Urusan Kehanan Pangan No. Indikator Target Tahun 2009 Realisasi (1) (2) (3) (4) Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat Meningkatnya keberdayaan lembaga-lembaga kehanan masyarakat RTS di 294 Desa/ Kel., 1 LDPM, Cadangan Pangan Masyarakat di 2 Desa 5 Gapokn, 2 desa Mandiri Pangan, 19 LUEP RTS di 294 Desa/ Kel., 1 LDPM, Cadangan Pangan Masyarakat di 2 Desa 5 Gapokn, 2 Ds Mandiri Pangan, 19 LUEP, 1 LDPM Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Terdapat 8 (delapan) program yang dilaksanakan dalam Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, namun yang paling besar RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.71

99 penyerapan dananya adalah Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan yang secara ra-ra dalam periode mencapai 32,1% dari tol belanja pada urusan ini. Selanjutnya Peningkan Keberdayaan Masyarakat Desa secara ra-ra menyerap 13,8% dana dan Peningkan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa menyerap 10,3%. Jumlah kegian yang dilaksanakan pada hun 2006 sebanyak 29 kegian, meningkat menjadi 32 kegian hun 2007 dan 41 kegian hun Jumlah kegian tersebut turun menjadi 36 kegian pada hun Pada hun 2010 kegian yang direncanakan sebanyak 35 kegian. Indikator capaian kinerja dalam Urusan pemberdayaan masyarakat di anranya adalah: a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang dindai dengan peningkan swadaya murni masyarakat dari Rp. 25,4 milyar hun 2006, menjadi Rp. 33,79 milyar hun 2007, kemudian 36,1 milyar hun 2008 dan 35,4 milyar hun Selain itu juga dapat dikehui dari meningkatnya keterliban masyarakat dalam program PNPM mandiri, dari 10 kecaman hun 2008 menjadi 20 kecaman di hun b. Upaya peningkan sarana pemukiman masyarakat desa/kelurahan juga terus diupayakan, dimana dalam hun 2005 dilakukan kegian pada 3 desa, hun 2006 pada 8 desa, hun 2007 pada 12 desa, hun 2008 pada 19 desa dan hun 2009 dilakukan pada 4 desa. c. Upaya peningkan kemampuan SDM Unit Pengelola Sarana (UPS) dan Kelompok Pemakai Sarana (KPS) Air Bersih Pedesaan dilakukan pada 10 UPS dan 10 KPS di hun 2007, kemudian 30 desa di hun 2008 dan 20 orang di 5 desa/kelurahan pada hun d. Upaya Peningkan peran Posyantekdes (Pos Pelayanan Teknologi Pedesaan) juga terus dilakukan melalui berbagai pelatihan dan bantuan peralan, sebanyak 1 kegian pada hun 2005, kemudian 2 kegian pada hun 2006 dan 2 kegian pelatihan pada hun Dalam hun 2008 pelatihan diikuti oleh 60 orang dan hun 2009 diikuti oleh 80 orang. Selain itu juga diberikan bantuan peralan kepada 25 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.72

100 Posyantekdes dan 3 Kelompok Masyarakat pada hun 2008 dan 4 Kelompok Masyarakat pada hun e. Upaya penguan kelembagaan desa juga terus dilakukan melalui kegian pelatihan pengurus LPM bagi 30 orang di hun 2007, kemudian 30 orang di hun 2008 dan 25 orang di hun Desa Sasaran pembangunan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Capaian Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa TAHUN N o Indikator * 6 (1 ) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Meningkatnya partisipasi dan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan daerah - Meningkatnya Swadaya murni - 25,4 33,79 36,1 35, (Milyar Rp.) - Akurasi Da Jiwa Miskin/Miskin sekali (%) - PNPM Mandiri Perdesaan (jumlah kecaman) Meningkatnya sarana pemukiman Desa/Kelurahan (desa) Meningkatnya pengehuan bagi Unit Pengelola Sarana (UPS) dan Kelompok Pemakai Sarana (KPS) Air Bersih Pedesaan Meningkatnya Fasilisi lomba RT Berpressi 25 RT (Existisn g) dan 3 (Phase out) 20 (existing ) dan 1 (Phase out) RT 10 UPS dan 10 KPS - 30 Desa diganti Lomba Desa pada orang di 5 Desa/K el RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.73

101 Desa/Kel Meningkatnya SDM Posyantekdes (orang) Meningkatnya fasilisi kegian pengembangan kelembagaan Desa (kegian) Meningkatnya SDM LPM yang dilatih (orang) Meningkatnya kegian Posyantekdes (kegian) - Meningkatnya pengehuan dan ketrampilan pengurus posyantekdes dan kelompok masyarakat (orang) - Pemberian bantuan Alat TTG - Posyantekdes - Pokmas Meningkatnya fasilisi kegian peningkan swadaya murni masyarakat (kegian) Meningkatnya kinerja dan tertib administrasi pemerinhan desa (prosense dari jumlah desa) Kec Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya Stistik Urusan Stistik dilaksanakan oleh Bappeda. Realisasi jumlah dana yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan Stistik dalam hun cenderung meningkat. Sejalan dengan penerapan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, langkah penguan pemanuan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan menjadi pilihan strategis. Proses perencanaan memerlukan da dan informasi stistik yang berkualis. Oleh karena itu, ketersediaan da dan informasi stistik yang andal RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.74

102 merupakan slah satu kunci keberhasilan perencanaan. Da dan informasi stistik berkualis tidak saja menjadi rujukan pemerinh tepi juga dibutuhkan oleh kalangan swas dan masyarakat untuk pengembangan usaha dan beragam kebutuhan lainnya. Masyarakat menuntut ketersediaan da dan informasi stistik yang beragam, rinci, mudah dipahami dan tepat waktu. Tuntun kebutuhan da dan informasi stistik tersebut belum sepenuhnya terpenuhi, namun secara berhap terus diupayakan ketersediannya. Kualis da diukur dalam 6 (enam) dimensi, yaitu: akurat, relevan, tepat waktu/timeliness, mudah diakses/accessibility, koheren/coherence yang berarti konsisten anrsektor dan anr periode dan spasial, ser mudah diinterpresi/interprebility. Untuk mewujudkan sasaran tersebut dirumuskan 3 (tiga) langkah: (1) peningkan kualis da; (2) peningka n penerapan teknologi informasi dan komunikasi; dan (3) peningkan kapasis SDM. Stistik bermutu tinggi dan dapat diandalkan yang dihasilkan secara tepat waktu merupakan bagian esensial dalam proses perumusan suatu kebijakan. Keberhasilan upaya peningkan kualis da stistik ini tidak terlepas dari dukungan dan peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan juga memerlukan dukungan dan peranan dari Sumber Daya Manusia (SDM). dalam urusan Stistik dindai dengan terpenuhinya beberapa da dasar pembangunan Kabupaten Wonogiri anra lain Wonogiri Dalam Angka, Kecaman Dalam Angka, PDRB Kabupaten Wonogiri, PDRB Kecaman, Index Harga Konsumen (IHK) yang dalam hun 2005 disusun sebanyak 4 jenis dokumen da, hun 2005 meningkat menjadi 5 jenis dokumen da, hun 2007 sebanyak 6 jenis dokumen da, hun 2008 sebanyak 5 jenis dokumen da dan hun 2009 sebanyak 5 jenis dokumen da. Cakupan da semakin berkembang, baik da pemerinhan, sosial, maupun ekonomi, menyesuaikan kebutuhan perencanaan pembangunan. Akurasi dan validis da juga terus dilakukan,melalui perbaikan methodologi perhitungan dan perluasan obyek maupun sampel dari sumber da. Upaya untuk menjaga harmonisasi da anr institusi dilakukan dengan upaya-upaya koordinasi anr sumber RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.75

103 da, sehingga sering munculnya perbedaan da dari sebuah obyek bisa diminimalisir. Sasaran pembangunan Bidang Stistik yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun , selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Capaian Urusan Stistik No. Indikator TAHUN * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah dokumen stistik daerah Meningkatnya sistem dan prosedur pendaan Meningk at dindai dengan percepat an dalam memper oleh da yang akurat, valid dan berkualit as. Meningk at dindai dengan bermb ahnya jenis dan validis da Perbaik an Method ologi Pena mbah an Sam pel Da Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 24. Kearsipan Arsip merupakan sumber da yang sangat penting dan masih sangat dibutuhkan, juga merupakan salah satu aset pemerinh yang tidak kalah pentingnya dengan aset-aset lainnya. Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan yang setiap kali digunakan dapat dengan cepat ditemukan kembali. Dengan demikian diperlukan penaan arsip yang sesuai dengan sistem penyimpanan arsip nasional. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.76

104 Arsip akan mudah ditemukan kembali, apabila sistem penyimpanannya dan perawannnya sesuai prosedur sndar nasional yang telah ditentukan. Oleh karena itu mekanisme pendokumensiannya agar benar-benar dilakukan sesuai dengan kelola kearsipan yang telah digariskan secara cermat, tertib, teratur dan berkesinambungan. Kendala yang dialami selama ini adalah kurangnya tenaga untuk menangani arsip-arsip tersebut. Dengan hanya sf berjumlah beberapa orang harus menangani arsip seluruh SKPD Kabupaten Wonogiri. Pada hun 2010 perlu mendapat mbahan sf kearsipan. Dalam pembinaan kearsipan, telah rutin dilakukan setiap hun dengan cara bergantian anra SKPD dan sekolah dikarenakan anggaran yang terbas pula. Namum kendala yang dihadapi adalah petugas pengelola yang telah mengikuti pembinaan/pelatihan kearsipan pada suatu ketika harus dimusikan ke dinas/kantor lain, sehingga dari SKPD yang bersangkun tenaga pengelola kearsipannya menjadi tidak ada lagi. Hal ini berakibat pada penaan kearsipannya menjadi tidak terkelola dengan baik. Di samping itu di SKPD (teruma sekolah -sekolah) sarana dan prasarana kearsipannya belum memenuhi syarat. Mereka menggunakan peralan seadanya, misalnya menggunakan kardus untuk menyimpan berkas-berkas/surat-suratnya. Hal ini dikarenakan kurangnya anggaran untuk pengelolaan kearsipan. Pelayanan arsip untuk SKPD di Lingkungan Pemerinh Kabupaten Wonogiri diharapkan dapat berkembang kearah arsip digil, sehingga akan lebih memudahkan dalam pencarian arsip. Urusan Kearsipan di Kabupaten Wonogiri dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpuskaan Daerah. Beberapa indikator capaian kinerja urusan Kearsipan adalah: a. Jumlah arsip yang dikelola dan diakuisisi dalam periode sebanyak arsip, yang terdiri dari arsip hun 2005, kemudian arsip hun 2006, hun 2007 meningkat menjadi arsip, hun 2008 turun menjadi arsip dan hun 2009 sebanyak arsip. b. Arsip yang bernilai guna dalam penggungjawaban nasional pada hun 2005 sebanyak arsip, hun 2006 sebanyak arsip, RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.77

105 hun 2007 sebanyak 314 bendel arsip, hun 2008 sebanyak arsip dan hun 2009 sebanyak 690 bendel arsip. c. Jumlah unit kerja yang telah menerapkan sistem kearsipan dengan baik pada hun 2005 sebanyak 30 SKPD, hun 2006 sebanyak 32 SKPD, hun 2007 sebanyak 32 SKPD, hun 2008 sebanyak 37 SKPD dan hun 2008 sebanyak 15 SKPD. Tabel 2. Pencapaian Yang Terukur Pada Urusan Kearsipan N TAHUN Indikator o * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Jumlah arsip yang dikelola dan diakuisisi (Arsip) Arsip yang bernilai guna dalam pernggungjawaba n nasional (Arsip) Jumlah unit kerja yang telah menerapkan sistem kearsipan secara baik (SKPD) Bende l bendel Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 25. Komunikasi dan informatika Urusan Komunikasi dan Informatika dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Bagian Humas Sekreriat Daerah. Urusan Komunikasi dan Informatika anra lain dapat dilihat dari beberapa da sebagai berikut: a. Jumlah aplikasi sistem informasi yang dkembangkan sampai dengan hun 2009 sebanyak 20 SIM. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.78

106 b. Jumlah pengakses informasi melalui internet dalam hun 2005 sebanyak orang, hun 2006 sebanyak orang, hun 2008 sebanyak orang dan hun 2009 sebanyak orang. c. Jumlah perangkat komunikasi sampai dengan hun 2009 telah terpasang 191 titik LAN dan 52 titik wireles, sedangkan jaringan WAVE LAN anr SKPD sebanyak 103 buah. d. Publikasi terkait informasi pemerinhan dan pembangunan melalui bloid Gema dalam hun 2008 tercek exsemplar dan hun 2009 tercek eksemplar. e. Publikasi Laporan Penyelenggaraan Pemerinhan Daerah terpublikasi lewat 3 media masa dalam hun 2006, kemudian 2 media masa hun 2007, selanjutnya 3 media masa hun 2008 dan 3 media masa hun Jumlah Kantor Pos di Kabupaten Wonogiri tidak mengalami perubahan dari hun 2006 hingga 2010, yaitu sebanyak 25 buah. Sedangkan jumlah pelanggan telepon meningkat selama lima hun terakhir yaitu dari ST pada hun 2006 menjadi SST pada hun Sedangkan jumlah wartel berkurang dari 200 unit pada hun 2006 menjadi 90 unit pada hun 2010, Seiring dengan perkembangan internet jumlah Warnet meningkat dari 7 unit pada hun 2006 menjadi 51 unit pada hun 2010 ( Semester I), peningkan ini cukup signifikan karena pada hun 2009 hanya ada 22 unit warnet. Tabel 2. Capaian Urusan Komunikasi dan Informatika TAHUN No Indikator (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Meningkatkan jumlah 1. aplikasi sistem informasi (SIM) 2. Meningkatkan pengembangan sistem informasi (SIM) Meningkatnya Jumlah 3. pengakses informasi melalui internet (orang) Meningkatkan jumlah 4. perangkat jaringan komunikasi RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.79

107 SIM Jaringan LAN (titik) Wireles (titik) Meningkatnya jaringan WAVE LAN anr SKPD (buah) Meningkatnya jumlah aplikasi sistem informasi yang berfungsi baik (%) Meningkatnya ketersediaan informasi kegian pemerinh daerah melalui penerbin majalah Gema Wonogiri (exsemplar) Meningkatnya publikasi kegian pelaksanaan pemerinh daerah melalui RSPD (kali siaran) - Siaran RSPD (kali) Spanduk 41 Jumlah informasi Wonogiri yang terpublikasi lewat media massa - Media Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 26. Perpuskaan Perpuskaan memiliki peranan yang strategis sebagai pusat ilmu pengehuan, teknologi dan seni. Urusan Perpuskaan dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpuskaan Daerah. Sampai dengan hun 2009 koleksi buku yang tersedia di Perpuskaan daerah sebanyak exsemplar, semenra jumlah pengunjung perpusakaan sampai dengan hun 2009 sebanyak orang. Tabel 2. Capaian Urusan Perpuskaan No Indikator Target Tahun 2009 Realisasi (1) (2) (3) (4) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.80

108 1 Keberadaan koleksi buku yang tersedia di perpuskaan daerah exemplar exemplar 2 Jumlah pengunjung perpuskaan orang orang Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya Fokus Pelayanan Urusan Pilihan Analisis kinerja as layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerinhan daerah (ada 8 urusan pilihan), yaitu bidang urusan: (i) Pernian, (ii) Kehunan, (iii) Enegri dan Sumber Daya Mineral, (iv) Pariwisa, (v) Kelaun dan Perikanan, (vi) Perdagangan, (vii) Perindustrian, dan (viii) Ketransmigrasian. Gambaran dari masing-masing penjelasan urusan pilihan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pernian Sektor pernian masih merupakan sektor uma yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Wonogiri dengan konstribusi sebesar 50,45 %. Selama kurun 4 hun terakhir sektor pernian merupakan sektor andalan. Da luas areal dan produksi pernian dalam 5 hun terakhir mengalami fluktuasi, namun demikian produksi semua komodis naman pangan sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Wonogiri. Dilihat dari produksi naman pangan unggulan, produksi padi cenderung fluktuatif karena sangat dipengaruhi oleh musim, dimana produksi dari hun 2006 sampai dengan hun 2010 yaitu ton; ton, ton, ton dan ton. Produksi naman jagung juga cenderung fluktuatif dari hun ke hun yaitu ton pada hun 2006; ton pada hun 2007; ton pada hun 2008; ton pada hun 2009 ser hun 2010 produksi jagung telah mencapai ton. Begitu halnya untuk produksi naman kedelai juga terjadi fluktuasi produksi dari hun ke hun yaitu, ton pada hun 2006; kemudian hun 2007 turun menjadi ton, hun 2008 meningkat RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.81

109 menjadi ton, hun 2009 menjadi ton, sedangkan hun 2010 produksi mencapai ton. Berkain dengan peternakan, kondisi wilayah Wonogiri cukup mendukung untuk pengembangan ternak teruma ternak sapi, kerbau, kambing maupun ternak ternak kecil seperti unggas (ayam,itik maupun burung dara). Hal ini dapat dibuktikan semakin meningkatnya populasi ternak dari hun ke hun baik populasi ternak sapi potong, kambing maupun ayam. Akan tepi kondisi tersebut belum didukung sepenuhnya dengan keberadaan jumlah rumah potong hewan (RPH) yang jumlahnya tep 1 buah mulai hun 2006 sampai dengan Sapi Potong Kambing Ayam Buras Ayam Pedaging Gambar 2. Tren Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Semenra untuk perkebunan, suhu udara dan jenis nah Wonogiri kurang mendukung pengembangan naman perkebunan sehingga hanya ada beberapa jenis naman perkebunan saja seperti kopi, lada, kakao, vanili dan tebu dengan hasil yang kurang menggembirakan walaupun meningkat dari hun ke hun. Adapun komodis naman perkebunan yang potensial dikembangkan di Kabupaten Wonogiri anra lain naman mete, cengkeh dan janggelan (cincau). Luas Areal perkebunan mete di Kabupaten Wonogiri sampai dengan hun 2010 adalah Ha dengan produksi ton biji mete. 2. Kehunan Jumlah produksi hasil hun non HPH untuk jenis kayu bulat dari hun 2006 sampai dengan 2009 mengalami kenaikan berturut turut m 3, m 3, m 3 dan m 3. Sedangkan hun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.82

110 2010 produksi sudah mencapai m 3. Berbagai program dan kegian pembangunan di bidang lingkungan hidup, kehunan dan permbangan telah dilakukan dengan hasil anra lain menurunnya luas lahan kritis dari hun 2006 sampai dengan hun 2010 dengan perincian berturut-turut Ha, Ha, Ha, Ha dan hun 2010 tep seluas Ha. Adapun luas lahan reboisasi mengalami penurunan pada hun 2006 seluas ,11 Ha dan hun belum dilaksanakan reboisasi secara besar besaran hanya 514,90 Ha. Namun demikian luas lahan penghijauan meningkat dari hun 2007 sampai dengan hun 2010 ( Semester I) berturut turut 547,16 Ha, Ha, Ha dan Ha. Sedangkan Jumlah Industri pengolah Hasil Hun mengalami penurunan pada hun 2006 sebanyak 125 buah, sekarang hun 2010 tinggal sebanyak 90 buah Gambar 2. Tren Luas Lahan Kritis di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. 3. Energi dan Sumber Daya Mineral Sektor Permbangan dan Penggalian memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 0,56 %. Berdasarkan hasil kegian Zonasi Kawasan Karst, Kabupaten Wonogiri memiliki wilayah karst seluas 338,74 km2 au 18,6% dari luas Kabupaten Wonogiri, yang tersebar di 5 (lima) kecaman, yaitu Pracimantoro, Eromoko, Giritontro, Giriwoyo dan Paranggupito. Kawasan Karst Wonogiri merupakan bagian dari Kawasan Karst Pegunungan Sewu yang membenng di tiga Kabupaten, yaitu Gunungkidul, Wonogiri dan Pacin. Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri terdiri dari Kawasan Karst RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.83

111 berkembang baik seluas 239,77 km2 au 13,2% dari luas Kabupaten Wonogiri dan kawasan berkembang sedang seluas 98,97 km2 au 5,4% dari luas Kabupaten Wonogiri. Selain itu juga terdapat batuan kapur non karst. Secara fisik, Kawasan Karst dapat dilihat berdasarkan ciri bentukan alam berupa barisan perbukin berbentuk kerucut (yang mencapai ribuan), terdapat lembah dianra perbukin, gua, luweng (gua vertikal), telaga dan di beberapa tempat muncul aliran sungai bawah nah. Kawasan Karst merupakan salah satu sisi penting yang mewakili keanekaragaman bumi ( geodiversity) karena wilayah tersebut memiliki kandungan unsur hayati dan nirhayati yang bernilai tinggi. Dapat pula ki saksikan perbukin dengan susunan batuan yang menyerupai batu karang, seolah-olah memberi gambaran daerah tersebut dulunya merupakan laun dan karena proses alam yang berlangsung ribuan hun menjadikan kondisi seperti yang ki lihat sekarang. Karena begitu besarnya arti kawasan Karst, maka pada acara Asia Fasific Forum on Karst and Word Herige hun Karst Gunung Sewu dinominasikan sebagai salah satu World Herige (Situs Warisan Dunia) yang wajib dilesrikan. Sejak nggal 2 Juni 2010 telah diresmikan Museum Karst di Desa Gebangharjo Kecaman Pracimantoro. Selain itu terdapat pula sebuah fenomena alam yang sangat fanstik, yaitu sebuah lembah kering raksasa yang memanjang dari arah Giritontro menuju ke Pani Sadeng yang merupakan bekas aliran Sungai Bengawan Solo menuju ke pani selan. Ditemukannya beberapa artefak makluk purba, menunjukkan bahwa Kawasan Karst Gunung Sewu dulunya merupakan habit bagi makluk hidup. Fenomena-fenomena tersebut hanya merupakan contoh dari banyak fenomena alam yang terdapat di Kawasan Karst khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Wonogiri memiliki berbagai macam jenis bahan galian, berdasarkan hasil penelitian dan survey kerjasama anra Pemerinh Kabupaten Wonogiri dengan Badan Survey Geologi Bandung di RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.84

112 Wonogiri terdapat 19 jenis potensi bahan galian logam dan non logam yang potensial untuk dikelola yaitu sebagai berikut: Tabel 2. Potensi Bahan Galian Logam di Kabupaten Wonogiri NO POTENSI KANDUNGAN POTENSI LOKASI (1) (2) (3) (4) 1. EMAS 2. TEMBAGA 3. MANGAN 4. GALENA Tol bijih yang mengandung emas yaitu sekir ton, dengan kadar anra 40 ppb sampai paling tinggi ppb, maka tol kandungan emas 745,125 kg emas ppm dengan mineral pendukung berupa Pb, Zn, Ag dan Au. Luas sebaran sekir 15 ha, Kedalaman 9 meter dengan kandungan Mn tol sampai 41,41 %. Mulai 18,4 ppm sampai dengan ppm dengan mineral penyer Zn dan Cu. Kec. Selogiri Kec. Jatiroto Kec. Tirtomoyo Kec. Eromoko Kec. Tirtomoyo Karangtengah Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Tabel 2. Potensi Galian Non Logam di Kabupaten Wonogiri NO JENIS GALIAN PERKIRAAN SUMBERDAYA LOKASI (1) (2) (3) (4) 1 BATUGAMPING 2 BATUAN ANDESIT 3 TRAS 4 PASIR KUARSA 5 SIRTU ( PASIR BATU ) Sumberdayanya diperkirakan sekir ju m 3 dengan luas sebarannya ha. Sumberdayanya diperkirakan m 3. Luas penyebaran sekir 15,5 ha, sumberdaya sebesar m 3. Mineral kuarsa berukuran halus sampai kasar berukuran 0,5 mm 2 mm, luas penye- baran sekir 50 ha dan ketebalannya mencapai 2 6 m Berupa agregat lepas hasil proses aluvial ( di daerah aliran sungai dan daran ) sebagai Bagian Selan dan Barat Kabupaten Wonogiri Kec. Selogiri, Manyaran, Giriwoyo, Ngadirojo Kec. Puhpelem Slogohimo, Girimarto, Ngadirojo Kec. Batuwarno Sepanjang sungai. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.85

113 6 BENTONIT 7 KAOLIN 8 TANAH LIAT akibat rombakan gunung api. Sumberdaya Bentonit di daerah Kabupaten Wonogiri diperkirakan ton. Luas sebarannya seluas 11 ha dengan volume sumberdaya m 3. Ketebalan layak mbang adalah 1,5 meter, luas hekr, dengan potensi sumberdaya m 3. Kec. Giriwoyo Kec. Tirtomoyo Karangtengah Wilayah bag. Selan dan timur Wonogiri Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. Tabel 2. Potensi Galian Non Logam di Kabupaten Wonogiri No. JENIS GALIAN PERKIRAAN SUMBERDAYA LOKASI (1) (2) (3) (4) 1. KALSIT 2. DAMAR 3. FOSFAT 4. BATU ½ PERMATA 5. OKER Banyak terdapat pada rekahan batugamping dan gua-gua yang banyak terdapat di daerah batugamping. Ketebalan 5 cm 20 cm, berselingan dengan batu pasir dengan ketebalan anra 10 hingga 50 cm. Jenis Fosfat Guano. Fosfat ini terdapat di dalam rongga tubuh batu camping, terumbu au di dasar gua batugamping. Jenis kalsedon, onyx, fosil kayu, agate, jasper dan ametis luas sebaran 3 ha dan sumber daya m 3. Kadar Fe 2 O 3 anra 10,11%- 15,76 %, Kadar TiO 2 anra 0.85 % - 0,89 % dan Kadar AI 2 O 3 sebesar 16, 29 % - 20,60 % dengan luas sebaran 20 ha. Kec. Eromoko, Giriwoyo, Pracimantoro, Giritontro Kec. Kismantoro Terdapat di sebagian besar wilayah selan Kabupaten Wonogiri Kec. Giriwoyo Karangtengah Kec. Tirtomoyo Karangtengah Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.86

114 Hasil Permbangan di Kabupaten Wonogiri yang menonjol adalah Galena ( Timbal dan Seng ) dengan produksi 200 ton, Kalsit ton, Andesit ton, Tras ton, Batu Gamping ton, Tanah Liat ton dan Batu pasir sebanyak ton sampai dengan Semestre I hun PLTA merupakan satu-satunya sumber energi listrik di Kabupaten Wonogiri, dengan jangkauan pelayanan listrik pada hun 2010 telah mencapai 100 % dari 294 Desa/Kelurahan di Kabupaten Wonogiri, namun demikian masih terdapat 101 dusun/lingkungan yang belum mendapat jangkauan pelayanan listrik. SPBU di Kabupaten Wonogiri relatif tidak berubah, hingga hun 2010 jumlah SPBU mencapai 12 buah, Depo minyak 5 buah dan SPBE mrncapai 1 buah. 4. Pariwisa Sektor pariwisa dijadikan tumpuan pijakan dalam pengembangan karena nilai keunikan, kekhasan, ser daya rik wisa alam dan budaya, sehingga kelangsungan kegian pariwisa perlu pengelolaan yang mengacu pada pelesrian, keberlanjun dan keterpaduan anr potensi wisa. Pengembangan pariwisa di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat dari sisi produk wisa dan dari sisi pasar wisa. Aspek produk wisa terdiri dari obyek dan daya rik wisa, fasilis pelayanan wisa ser aksesbilis. Sedangkan pasar wisa adalah wisawan baik lokal, regional maupun manca negara. Obyek dan daya rik wisa di Kabupaten Wonogori terdiri dari wisa budaya, wisa pendidikan, wisa ziarah/religius, wisa alam dan wisa buan. Fasilis wisa teruma didukung dengan keberadaan jasa akomodasi pariwisa baik berupa hotel maupun rumah makan ser fasilis pelayanan pariwisa lainnya. Sedangkan aksesibilis teruma terkait dengan ketersediaan sarana prasarana transporsi yang dapat menjangkau obyek-obyek dan fasilis pariwisa di Kabupaten Wonogiri. Sektor Pariwisa di beberapa daerah di Indonesia telah menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan Pendapan Asli Daerah (PAD). Peran sektor pariwisa di Kabupaten Wonogiri pada masa mendang akan terus ditingkatkan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.87

115 Pendapan Asli Daerah (PAD) di satu pihak dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di sekir obyek wisa di pihak lain. Daya rik wisa terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: (i) Obyek dan daya rik wisa alam (natural attractions), (ii) Obyek dan daya rik wisa budaya ( cultural attractions), ser (iii) Obyek dan daya rik wisa yang bersifat buan (spesial types of attractions). Dilihat dari jumlah obyek pariwisa di Kabupaten Wonogiri selama kurun waktu 5 hun terakhir telah mengalami perkembangan khususnya obyek wisa alam, sehingga jumlah obyek wisa alam sampai dengan hun 2010 sebanyak 6 buah dan obyek wisa buan 2 buah. Meskipun banyak obyek wisa Wonogiri yang dapat dikembangkan baik wisa gunung, goa maupun pani, namun sampai saat ini baru 8 obyek wisa yang dikelola dan dikembangkan anra lain : OW Waduk Serba Guna Gadjah Mungkur berada 6 km arah barat daya dari ko Wonogiri, OW Tugu Pusaka berada di 6 km kearah ura ko Wonogiri, OW Gunung Giri 1 km dari ko Wonogiri yang merupakan petilasan Sunan Gunung Giri, OW Gunung Gandul berada 2,5 km ke arah barat ko Wonogiri, OW Kayangan berada 50 km arah tenggara ko Wonogiri, Obyek Wisa Air Terjun Silamuk terlek 55 km ke arah timur ko Wonogiri tepatnya di daerah Setren Kecaman Slogohimo. Potensi lainnya yang dapat dijadikan obyek wisa khususnya geowisa di Kabupaten Wonogiri adalah gua dan pani karst dianranya: a. Dari obyek wisa berupa gua sebanayak 118 buah, sebanyak 9 gua dianranya berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisa dan 26 buah gua dianranya berpotensi sebagai sumber air dan budidaya walet. b. Pani karst di Kabupaten Wonogiri memiliki keunikan dan keindahan tersendiri karena berdinding terjal yaitu, Pani Nampu, Pani Sembukan, Pani Klotok dan Pani Nglonjok. Untuk Pani Sembukan yang terlek 60 km ke arah selan Ko Wonogiri telah ditepkan sebagai tempat wisa spiritual. c. Beberapa situs arkeologi terbuka seperti bekas lembah Bengawan Solo Purba, yang perlu diangkat dan diinformasikan kepada masyarakat luas, sehingga menjadi daya rik bagi kegian kajian ilmiah. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.88

116 Di Kabupaten Wonogiri tepatnya di desa Gebangharjo Kecaman Pracimantoro au 38 km arah selan Ko Wonogiri telah dibangun Museum Karst. Museum ini dibangun dengan tujuan menyediakan informasi tenng kawasan karst kepada semua pihak untuk kepentingan ilmu pengehuan, pendidikan, wisa yang bersifat edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat. Museum Karst dikelilingi oleh beberapa situs Gua dan luweng anra lain Gua Tembus, Gua Sodong, Gua Potro-Bunder, Gua Luweng, Gua Sapen, Gua Gilap, Gua Mrica dan Gua Sonya Ruri. Selain itu masih ada beberapa potensi obyek wisa yang belum dikelola / dikembangkan secara maksimal anra lain, Taman Selopadi ( Plintheng Semar ) 200 m dari ko Wonogiri ser Jala Terapung dan Arena pancingan terlek di Teluk Cakaran 9 km ke arah Barat Daya Ko Wonogiri. Hal ini disebabkan anra lain belum ada investor yang berminat dan terbasnya dana APBD Kabupaten. Jumlah hotel di Wonogiri dipengaruhi jumlah obyek wisa dan jumlah pengunjung obyek wisa sehingga yang ada hanya hotel non binng berjumlah 18 buah. Jumlah Kunjungan Wisawan Domestik dalam kurun waktu 5 hun terakhir mengalami fluktuasi. Wisawan Domestik yang berkunjung ke Kabupaten Wonogiri pada hun 2006 sebanyak orang dan meningkat kembali sebanyak orang pada hun 2007, semenra itu pada hun 2008 terjadi penurunan kembali hingga jumlah wisawan domestik hanya orang, hun 2009 sebanyak orang dan sampai dengan bulan Juni 2010 kunjungan wisawan domestik telah mencapai orang. Peningkan ini disebabkan sejak nggal 2 Juni 2010 telah diresmikan dan dibuka Museum Karst di desa Gebangharjo Kecaman Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.89

117 , , , , , Ga mbar 2. Tren Jumlah Wisawan Domestik di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Profil Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I ), Diambil seperlunya. 5. Kelaun dan Perikanan Sub sektor kelaun dan perikanan, meskipun mayoris ma pencaharian penduduk Wonogiri bukan nelayan namun hasil ngkapan perikanan laut dari hun ke hun meningkat yakni 19,493 ton pada hun 2006, 19,591 ton pada hun 2007, 19,689 ton pada hun 2008, 19,837 ton pada hun 2009 ser pada hun 2010 telah mencapai 20,035 ton. Peningkan hasil ngkapan tidak diimbangi dengan jumlah kapal penangkap ikan yang semakin berkurang hingga sampai dengan hun 2010 tinggal 4 unit dan Tempat pelelangan ikan laut yang ada di Kabupaten Wonogiri hanya 1 unit. Beberapa hal yang cukup menggembirakan di bidang perikanan ini adalah semakin berkembangnya budidaya perikanan, khususnya karamba yang selalu mengalami peningkan baik dari segi jumlah karamba maupun produksi. Jumlah Karamba pada hun 2006 hanya 506 unit meningkat menjadi 835 unit pada hun Demikian halnya produksi ikan karamba mengalami peningkan yakni 896,0170 ton pada hun 2006, terjadi peningkan pada hun 2007 yakni 900,650 ton dan hun 2008 naik kembali yakni 966,348 ton dan hun ,982 ton. Adapun hun 2010, jumlah produksi telah mencapai 3.204,741 ton karena adanya peningkan jumlah karamba yang signifikan. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.90

118 Luas perikanan budidaya kolam pada hun 2010 seluas hekr, karamba seluas 2.50 hekr. Perikanan ngkap perairan umum pada hun 2010 seluas 139, hekr, laut seluas hekr. 6. Perdagangan Sektor perdagangan merupakan salah satu kegian ekonomi yang mempunyai keterkain dengan sektor-sektor lainnya dan diharapkan dapat berfungsi dan mempunyai peranan sebagai penggerak uma perekonomian di daerah, guna mendorong peningkan pendapan masyarakat, mengurangi pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan. Sarana perdagangan yang tersedia di Kabupaten Wonogiri terdiri pasar tradisional, pasar swalayan, pasar lokal dan pasar grosir. Sampai dengan bulan Juni 2010 jumlah pasar tradisional 26 buah, pasar lokal 68 buah, pasar swalayan 16 buah dan pasar grosir 6 buah Keberadaan pasar swalayan di Kabupaten Wonogiri menunjukkan, bahwa daya beli masyarakat Wonogiri relatif tinggi. Hal tersebut juga merupakan indikasi bahwa masyarakat Wonogiri memiliki apresiasi yang tinggi terhadap barang-barang modern, Secara umum hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Wonogiri berkembang dengan baik. pada urusan Perdagangan dapat dikehui dari beberapa indikator di bawah ini: a. Meningkatnya pertumbuhan sektor Perdagangan dari 4,76% hun 2005 menjadi 8,77% ada hun b. Meningkatnya retribusi Pasar dari Rp. 1,908 milyar hun 2005 menjadi Rp. 2,2 milyar hun c. Pasar tradisional yang berkondisi baik meningkat dari 8 pasar hun 2008 menjadi 16 pasar pada hun d. Nilai exspor non migas menunjukkan kecenderungan meningkat dari Rp. 51,7 milyar pada hun 2005 meningkat menjadi 52,6 milyar hun Pada hun 2007 nilai exsport menurun menjadi 47,7 milyar dan hun 2008 sebesar 49 milyar, semenra di hun 2009 melonjak menjadi 97,2 milyar. Diperkirakan dalam hun 2010 nilai export meningkat sebesar Rp. 17,072 milyar. Tujuan exsport ke negara Taiwan, Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, Brunei Darusalam, China, Australia, Spayol, Jerman, Belanda dan Denmark. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.91

119 e. Jumlah pedagang yang memiliki SIUP dan TDP menunjukkan kecenderungan meningkat, dari 991 orang hun 2005 menjadi orang hun 2009, dan hun 2010 diperkirakan meningkat 775 orang. f. Upaya-upaya promosi potensi perdagangan juga terus diupayakan, dianran dengan penerbin 50 buku profil usaha pada hun 2005, pembuan leaflet pada hun 2006 dan 600 buku pada hun g. Jumlah sasaran kegian dalam rangka peningkan pengehuan dan pemahaman masyarakat akan peraturan usaha dibidang perdagangan meningkat dari 60 orang hun 2005 menjadi 200 orang hun h. Upaya pengawasan terhadap terhadap distribusi barang terus dilakukan, dindai dengan meningkatnya frekuensi pengawasan dari 52 kali pada hun 2005 menjadi 104 kali pada hun 2009, dan hun 2010 direncanakan 43 kali. Tabel 2. Capaian Yang Terukur Pada Urusan Perdagangan Indikator TAHUN No * (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Meningkatnya pertumbuhan Sektor Perdagangan 02. Tercapainya Target PAD (Milyar Rp) 03. Terwujudnya Pasar Tradisional yang berkondisi baik (pasar) 04. Meningkatnya ekspor komodis non migas (milyar Rp) 05. Meningkatnya jumlah pedagang yang memiliki Ijin Usaha Perdagangan dan Tanda Dafr Perusahaan (orang) 4,76 3,7 4,18 8,77 6,25-1,908 1,931 2,177 2,247 2,2 0, ,7 52,6 47,7 49,0 97,2 35, RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.92

120 06. Meningkatnya jumlah profil usaha yang terpublikasi dalam profil perusahaan (buku/lembar) 07. Meningkatnya pengehuan masyarakat dan pengusaha tenng peraturan di bidang usaha perdagangan dan perlindungan konsumen (orang) 08. Meningkatnya fasilisi tera dan tera ulang peralan ukur dan alat ukur (unit) 09. Meningkatnya frekuensi penyebaran informasi pasar (kali) 10. Meningkatnya pengawasan distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya (kali) 11. Meningkatnya pasar kecaman berkondisi baik (pasar) lembar leaflet Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 7. Perindustrian Sektor industri merupakan penopang perekonomian suatu daerah dikarenakan mampu menyerap tenaga kerja, maka sektor industri perlu RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.93

121 didorong terus sehingga berkembang pesat baik dari sisi produksi maupun daya serap tenaga kerja sehingga berdampak positif multiplier effectnya yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah. Urusan Perindustrian dapat dikehui dari beberapa indikator di bawah ini: a. Pertumbuhan nilai mbah Sektor Industri menunjukan peningkan dari 4,57% pada hun 2005, menjadi 8,84% hun 2006 dan 9,14% hun b. Jumlah industri kecil dan menengah pada hun 2005 sebanyak , meningkat menjadi pada hun 2006 dan hun Namun demikian jumlah tersebut menurun menjadi hun 2008 dan hun Pada hun 2010 jumlah industri kecil dan menengah diproyeksikan unit. c. Jumlah industri kecil dan menengah yang memiliki izin menunjukkan peningkan dari 832 IKM menjadi IKM pada hun 2009 dan IKM hun Meskipun menunjukkan peningkan, namun jumlah industri kecil dan menengah yang memiliki izin dibandingkan terhadap jumlah IKM ra-ra hanya 5,45%. d. Jumlah permodalan industri kecil dan menengah juga menunjukkan peningkan dari Rp. 3,9 milyar hun 2005, meningkat menjadi 9,18 milyar hun 2006 dan Semenra pada hun 2008 jumlah tersebut meningkat sebesar 717,6 ju menjadi Rp milyar, dan hun 2009 meningkat Rp milyar menjadi Rp milyar. Direncanakan dalam hun 2010 ini permodalan IKM meningkat sebesar 1,4 milyar. e. Dalam hun yang sama jumlah sentra industri yang terbentuk adalah 25 sentra pada hun 2005 meningkat menjadi 75 sentra pada hun Tabel 2. Capaian Urusan Industri TAHUN No. Indikator *) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.94

122 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Meningkatnya pertumbuhan nilai mbah Sektor Industri Meningkatnya jumlah industri kecil dan menengah (IKM) Meningkatnya jumlah industri kecil dan menengah yang memiliki ijin usaha Meningkatnya pemupukan modal industri kecil dan menengah (juan Rp) Meningkatnya penguasaan teknologi produksi (orang0 Meningkatnya kelembagaan sentra industri potensial (Sentra) 4,57 8,84 5,11 4,72 9, , Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 8. Ketransmigrasian Terpenuhinya penempan calon transmigrasi setiap hun merupakan salah satu yang menjadi bagian dari urusan ketransmigrasian. Capaian kinerja pada Urusan Transmigrasi dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: a. Meningkatnya jumlah transmigran yang diberangkatkan, dari 4 KK pada hun 2005, menjadi 11 KK hun 2006, meningkat menjadi 20 KK pada hun 2008 dan 35 KK pada hun b. Upaya-upaya peningkan kterampilan calon transmigran juga terus dilakukan yang dindai dengan meningkatnya jumlah calon transmigran yang dilatih, dari 25 orang pada hun 2005 meningkat menjadi 50 orang pada hun RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.95

123 c. Pendaan calon peser transigrasi juga dilakukan, dindai dengan meningkatnya jumlah KK yang memenuhi syarat untuk ditransmigrasikan, yaitu 209 KK hun 2005, 230 KK pada hun 2006, meningkat menjadi 275 KK hun 2007 dan 300 KK pada hun Pada hun 2009 meningkat sebanyak 35 KK menjadi 305 KK. Tabel 2. Capaian Urusan Ketransmigrasian No. Indikator TAHUN *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pemberangkan calon transmigran ke lokasi (KK) Meningkatnya ketrampilan calon transmigran (KK) Terdanya calon transmigran (KK) Tercukupinya sarana pelayanan calon transmigran (desa / kel) Terindentifikasinya calon lokasi penempan transmigran (lokasi) org 20 org Can: *) Da Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Keterngan Akhir Masa Jaban Bupati Tahun , Diambil seperlunya. 2.4 Aspek Daya Saing Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Tingkat kesejahteraan suatu rumah ngga dapat diukur melalui besarnya konsumsi/pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumahngga yang bersangkun. Besarnya pengeluaran sangat tergantung dari besar kecilnya pendapan. Seseorang yang mempunyai tingkat pendapan tinggi biasanya juga mempunyai tingkat belanja au konsumsi yang tinggi pula. Semakin tinggi pendapan, maka relatif semakin tinggi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non makanan. Hal ini umumnya terjadi pada masyarakat modern yang kebutuhan sekunder bahkan tersiernya sudah mulai terpenuhi. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.96

124 Meningkatnya golongan pengeluaran penduduk hun 2009 lebih dikarenakan pada hun ini masyarakat harus mengeluarkan uang lebih dibanding hun sebelumnya guna mencukupi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan makanan maupun bukan makanan terlebih dengan meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok yang harus dicukupi. Dalam hal ini kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Wonogiri pada hun 2009 mengalami peningkan bila dibandingkan hun sebelumnya. Meskipun uang yang dibelanjakan tidak dapat untuk mengkonsumsi banyak pilihan, sedangkan dari sisi pendapan tidak ada perubahan/ penambahan. Akhirnya ada kecenderungan untuk tidak membeli barang yang sifatnya tidak mendesak karena uang yang dimiliki tidak mencukupi. Adanya pergeseran ke kelompok pengeluaran yang lebih tinggi dapat dikakan bukan karena peningkan pendapan riil penduduk, tepi lebih cenderung karena semakin meningkatnya harga-harga kebutuhan yang harus dicukupi. Untuk memberikan gambaran kemampuan ekonomi daerah, anra lain diukur dengan perkembangan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi penting yang menggambarkan fluktuasi perubahan-perubahan konsumsi dari satu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Perkembangan harga dalam suatu paket yang mencakup sekir 334 barang dan jasa yang terbagi menjadi 7(tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu: (i) Kelompok Makanan; (ii) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; (iii) Kelompok Perumahan, Listrik, Gas dan Air Minum; (iv ) Kelompok Sandang; (v) Kelompok Kesehan; (vi) Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga; ser (viii) Kelompok Transporsi dan Komunikasi. Dari Gambar di bawah dapat dilihat bahwa, garis biru menggambarkan laju inflasi hun 2009 selama 12 (dua belas ) bulan, dengan perbandingan kondisi bulan Januari - Desember 2008 yang di gambarkan dengan garis warna kuning. Dalam grafik terlihat bahwa Laju inflasi selama hun 2009 relatif lebih rendah bila dibanding dengan inflasi hun Ra-ra inflasi sebulan sebesar 0,24% dengan deflasi terjadi 2 (dua) kali yaitu pada awal hun -0,47% dan di bulan November -0,15%; sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada bulan September karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok di bulan puasa. Perbedaan yang sangat nya dengan yang terjadi hun 2008 terlihat dari pergerakan grafik laju inflasi hun 2008 bergaris oranye yang sangat dinamis yang puncak inflasinya terjadi di bulan Juni sebesar RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.97

125 2,69%. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada gambar dan bel berikut. Gambar 2. Tren Laju Inflasi di di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2009 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri dan BPS Kab. Wonogiri. (2010). Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Ko Wonogiri Tahun 2009, Diambil seperlunya. Tabel 2. Indeks Harga Konsumen (IHK), Prosense Perubahan dan Andil Inflasi di Ko Wonogiri Bulan Desember Tahun 2009 terhadap Bulan Sebelumnya (Tahun Dasar 2007=100) No. KELOMPOK BARANG /JASA Januari Indeks Inflasi Andil (1) (2) (3) (4) (5) UMUM / TOTAL 114,81 0,37 0,37 I. BAHAN MAKANAN 126,75 0,11 0,02 A. Padi-padian,Umbi-umbian dan hasilhasilnya 113,47 3,08 0,09 B. Daging dan Hasil-hasilnya 134,65-0,15 0,00 C. Ikan Segar 171,00 0,00 0,00 D. Ikan diawetkan 90,39 0,00 0,00 E. Telur,Susu dan Hasil-hasilnya 106,67 2,38 0,03 F. Sayur-sayuran 136,29 0,81 0,01 G. Kacang-kacangan 135,63-0,57 0,00 H. Buah-buahan 147,45-1,05-0,03 I. Bumbu-bumbuan 135,69-6,42-0,08 J. Lemak dan Minyak 109,04 0,00 0,00 K. Bahan Makanan lainnya 113,37 0,00 0,00 II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 115,57 0,97 0,10 A. Makanan jadi 110,52 0,14 0,01 B. Minuman yang tidak beralkohol 131,91 3,87 0,09 C. Tembakau dan Minuman beralkohol 116,97 0,37 0,01 III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & 152,96 0,76 0,14 RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.98

126 No. KELOMPOK BARANG /JASA Januari Indeks Inflasi Andil (1) (2) (3) (4) (5) BHN BAKAR A. Biaya Tempat tinggal 159,12-0,05 0,00 B. Bahan bakar,penerangan dan Air 164,21 2,29 0,14 C. Perlengkapan Rumahngga 99,51 0,00 0,00 D. Penyelenggaraan Rumahngga 128,40 0,19 0,00 IV. SANDANG 111,58 0,55 0,02 A. Sandang Laki-laki 107,59 1,51 0,01 B. Sandang Wani 115,47 0,14 0,00 C. Sandang Anak-anak 105,24 0,00 0,00 D. Barang Pribadi dan Sandang lainnya 127,31 0,98 0,00 V. KESEHATAN 118,62 1,29 0,03 A. Jasa Kesehan 127,91 0,00 0,00 B. Obat-oban 132,63 0,00 0,00 C. Jasa Perawan Jasmani 115,21 0,00 0,00 D. Perawan Jasmani dan Kosmetika 110,02 2,71 0,03 VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 124,77 0,38 0,02 A. Jasa Pendidikan 128,58 0,00 0,00 B. Kursus-kursus dan Pelatihan 221,41 5,64 0,02 C. Perlengkapan/Peralan Pendidikan 122,75 0,05 0,00 D. Rekreasi 101,11 0,00 0,00 E. Olahraga 115,78 0,00 0,00 VII. TRANSPORT, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 101,27 0,10 0,05 A. Transport 113,37 0,99 0,05 B. Komunikasi dan Jasa Keuangan 99,98 0,00 0,00 C. Sarana dan Komunikasi 107,52 0,00 0,01 D. Jasa Keuangan 103,68 0,00 0,00 Sumber: Pemerinh Kab. Wonogiri dan BPS Kab. Wonogiri. (2010). Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Ko Wonogiri Tahun 2009, Diambil seperlunya Fokus Fasilis Wilayah / Infrastruktur Pembangunan sarana dan prasarana perkoan di Kabupaten Wonogiri direncanakan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi pembangunan di Kabupaten Wonogiri. Sarana prasarana wilayah pada dasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya kehidupan suatu wilayah, karena masyarakat yang tinggal di suatu wilayah akan membutuhkan kehadiran sarana prasarana untuk melangsungkan kegian. Sarana prasarana wilayah merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola kawasan. Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah sangat menentukan dalam pengembangan suatu ko. Sarana wilayah meliputi sarana pendidikan, kesehan, permukiman, perdagangan, sarana RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.99

127 perhubungan darat, ser sarana rekreasi dan olah raga. Prasarana wilayah meliputi prasarana permukiman; prasarana perhubungan; prasarana jaringan, yang terdiri dari jaringan drainase perkoan, jaringan irigasi, ser jaringan utilis lainnya; ser prasarana persampahan Fokus Iklim Berinvessi Penanaman Modal au invessi pada dasarnya merupakan mesin penggerak pertumbuhan pembangunan ( engine of growth of development) melalui peningkan aktivis sektor-sektor ekonomi pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Wonogiri. Peningkatkan peluang penanaman modal / invessi dan upaya peningkan fasilisi untuk pengembangan produk-produk unggulan di Kabupaten Wonogiri bisa dicanangkan, baik yang mempunyai daya dukung untuk meningkatkan kapasis produksi lokal maupun yang mampu dan mempunyai potensi untuk keperluan perdagangan luar negeri au ekspor. Peningkan peluang invessi dilaksanakan dengan meningkatkan daya rik invessi, yaitu dengan perbaikan pelayanan perijinan, pemberian insentif invessi, pencipan keamanan dan ketertiban ko, mengembangkan penanaman modal dan invessi daerah, meningkatkan promosi dan kerjasama invessi, mendorong tumbuhnya industri kreatif au industri gaya hidup. Upaya untuk mencipkan iklim invessi yang lebih kondusif merupakan nngan yang cukup berat bagi Pemerinh Kabupaten Wonogiri karena akan menyangkut beberapa peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim invessi perlu dilakukan pemerinh daerah dengan mensikapi as perbaikan di bidang peraturan perundang-undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan birokrasi. Salah satu hal yang mendukung daya rik invessi adalah dengan menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualis. Hal ini merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjun. Ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi kendala bagi masuknya invessi. Hal lain yang tidak kalah penting dalam menumbuhkan invessi di Kabupaten Wonogiri adalah dengan meningkatkan partisipasi swas melalui kemitraan anra pemerinh, masyarakat dan swas ( public-private partnership). Tanngan ini menjadi RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.100

128 cukup penting karena terbasnya sumber daya pemerinh dalam pembiayaan pembangunan, teruma terkait dengan efisiensi pembiayaan invessi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan berkualis. perekonomian Kabupaten Wonogiri yang dilihat dari berbagai variabel makro, seperti PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi, sebagaimana yang telah diuraikan di muka, sangat mendukung masuknya invessi, baik dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Dalam hal Indeks Daya Saing Daerah di Jawa Tengah Tahun 2010, yang diukur dengan: (i) Ekonomi (6 indikator); (ii) Pemerinh (15 indikator); (iii) Infrastruktur (5 indikator); (iv) Dinamika Bisnis (5 Indikator); (v) Invessi (9 indikator); ser (vi) Persepsi Dunia Usaha (8 indikatoir); Kabupaten Wonogiri mampu menempati urun ke-6 dengan indeks sebesar 5,02 dari 35 kabupaten dan ko di Jawa Tengah, yang pada hun 2007 menempati urun ke-24. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Peringkat dan Besaran Indeks Daya Saing Kabupaten Wonogir Dibanding Daerah Lain di Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2007 NO. PERINGKAT 2010 TAHUN SCORE THN 2010 PERINGKAT THN 2007 (1) (2) (3) (4) 01. Ko Magelang 6, Kab. Banyumas 6, Kab. Kudus 5, Kab. Purbalingga 5, Ko Surakar 5, Kab Wonogiri 5, Ko Semarang Ko Salatiga 5,00 3 Sumber: Paparan Survei Daya Saing Daerah Tahun 2010 Provinsi Jawa Tengah, 28 Nopember 2010, hal. 21. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.101

129 2.4.4 Fokus Kualis Sumber Daya Manusia Pembangunan manusia yaitu pembangunan yang berpusat pada manusia yang menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Berbeda dengan konsep pembangunan yang memberikan perhatian uma pada pertumbuhan ekonomi, dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menguntungkan manusia, pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua hap pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat dan melekkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Tujuan uma dari pembangunan adalah mencipkan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini mpaknya merupakan suatu kenyaan sederhana, tepi hal ini seringkali terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan har dan uang. United Nation Development me (UNDP) merumuskan Pembangunan Manusia sebagai upaya memperluas peluang dan pilihan maupun raf yang telah dan akan dicapai sehingga upaya tersebut dapat dikehui secara transparan. Artinya konsep Pembangunan Manusia menuntut terjadinya formasi/pembangunan ( formation) as kemampuan manusia yang terlihat melalui perbaikan raf kesehan, pengehuan dan ketrampilan ser daya beli sehingga penduduk memperoleh/menemukan manfaatnya teruma dalam hal produktivis, pemeraan, pemberdayaan dan kesinambungan. Dari pembahasan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabu paten Wonogiri yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa IPM hun 2009 secara tol mengalami peningkan dibanding hun-hun sebelumnya, yaitu dari sebesar 69,90 pada 2006, meningkat menjadi sebesar 71,04 pada hun Secara umum IPM Kabupaten Wonogiri hun 2009 menurut sndar UNDP berada pada tingkat menengah as. Meskipun terjadi peningkan yang tidak terlalu tinggi, dibanding IPM hun 2006, paling tidak upaya peningkan pembangunan manusia yang dilaksanakan oleh pemerinh Kabupaten Wonogiri, khususnya menunjukkan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.102

130 keberhasilan yang semakin meningkat pada setiap hunnya. Di Kawasan Subosuka Wonosraten, posisi IPM Kabupaten Wonogiri pada hun 2009, menempati urun ke-5. Gambaran selengkapnya, dapat dilihat pada bel berikut. Tabel 2. Perbandingan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Wonogiri dengan Daerah Lain di Kawasan Subosuka Wonosraten Tahun 2009 Kab. / Ko AHH (Tahu n) AMH (%) MYS (Tahu n) Pengelua ran Per Kapi (Rp. 000) IPM Ranking Provinsi Ranking Nasional (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Surakar 72,07 96,67 10,32 648,23 Boyolali 70,30 85,97 7,29 629,49 Sukoharjo 70,17 90,38 8,36 644,60 Karanganyar 72,13 84,96 7,17 647,87 Wonogiri 72,21 82,14 6,29 644,24 Sragen 72,37 82,26 6,88 627,42 Klaten 71,33 89,70 7,93 643,92 77,49 (1) 70,44 (6) 73,29 (3) 72,55 (4) 71,04 (5) 70,27 (7) 73,41 (2) Can: - AHH : Angka Harapan Hidup - AMH : Angka Melek Huruf - MYS : Mean Years of Schooling (Ra-ra lama Sekolah) Sumber: Bappeda dan BPS Prov. Jawa Tengah. (2010). Jawa Tengan Dalam Angka hal RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN II.103

131 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak terpisah au terintegrasi dengan pengelolaan Keuangan Negara, sehingga prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan undangundang di bidang keuangan negara, yaitu: Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tenng Keuangan Negara, Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tenng Perbendaharaan Negara, dan Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tenng Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ser Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tenng Perimbangan Keuangan anra Pemerinh Pusat dan Pemerinhan Daerah. Undang Undang tersebut menjadi dasar dari munculnya Peraturan Pemerinh Nomor 58 Tahun 2005 tenng Pengelolaan Keuangan Daerah, ser Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tenng Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tenng Perubahan As Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tenng Pedoman Pengeloloaan Keuangan Daerah. Ini merupakan pengaturan yang komprehensif yang dapat mengakomodir sekaligus mensinkronkan seluruh pengaturan mengenai aspek pengelolaan keuangan daerah yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah tersebut pada dasarnya bertumpu pada upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifis, transparansi dan akunbilis pengelolaan keuangan daerah baik dari sisi pendapan, belanja maupun pembiayaan. Anggaran Pendapan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan tindak lanjut dan sekaligus merupakan wujud dari pengelolaan keuangan daerah yang ditepkan setiap hun dengan Peraturan Daerah, terdiri dari pendapan, belanja dan pembiayaan. APBD disusun berdasarkan Kebijakan Umum APBD dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Pemerinh. Dalam penyusunan rencana anggaran belanja tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekan anggaran RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.1

132 berbasis kinerja ( performance budgeting au activity base) yaitu berdasar pada pressi kerja yang akan di capai dengan mendasarkan pada pertimbanganpertimbangan: 1. Aspirasi Masyarakat 2. Pokok-pokok pemikiran, saran, dan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) 3. Pemerinh Daerah sebelumnya 4. Perkembangan Arah dan Kebijakan Ekonomi Nasional, Regional dan Perekonomian Lokal 5. Potensi Daerah yang dimiliki Dalam hubungannya dengan RPJM Daerah, APBD merupakan komitmen politik penyelenggara pemerinhan daerah untuk mendanai strategi pembangunan pada satuan program dan kegian ditepkan setiap hun dilakukan selama kurun waktu 5 (lima) hun ke depan. Khusus untuk pemerinhan Kabupaten Wonogiri, arah kebijakan keuangan daerah yang diambil oleh pemerinh Kabupaten Wonogiri mengandung makna : 1. Arah belanja APBD Kabupaten Wonogiri akan digunakan sepenuhnya untuk mendukung kebijakan dan prioris strategis jangka menengah, yaitu selama periode 5 (lima) hun ke depan dari hun Untuk menjamin ketersediaan dana, kebijakan pendapan diarahkan untuk mendapatkan dan meningkatkan berbagai sumber pendapan yang dapat berlangsung secara berkesinambungan/berkelanjun ( susinable) ser dalam jumlah yang memadai/mencukupi. 3. Mengingat kebijakan masing-masing komponen APBD berbeda, maka kebijakan Keuangan Daerah akan dirinci berdasar pada masing-masing komponen tersebut, yang meliputi kebijakan umum anggaran daerah. kebijakan Pendapan, kebijakan Belanja, ser kebijakan Pembiayaan. 3.1 Pengelolaan Keuangan Daerah Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerinhan dan pembangunan adalah sistem pengelolaan keuangan sebagai realisasi dari kebijakan anggaran yang menjamin adanya semangat efisiensi dan efektifis anggaran, transparansi dan akunbilis publik, rasa keadilan masyarakat, ser pencapaian kinerja yang optimal. Pengelolaan keuangan daerah RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.2

133 mencakup keseluruhan kegian yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penausahaan, pelaporan, pernggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Asas umum pengelolaan keuangan daerah menyakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, at pada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bernggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatun dan manfaat untuk masyarakat. Pengeloaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap hun ditepkan dengan Peraturan Daerah Kebijakan Umum Anggaran Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses penyusunan Anggaran Pendapan dan Belanja Daerah (APBD) semaksimal mungkin dapat menunjukkan lar belakang pengambilan keputusan dalam penepan arah kebijakan umum, skala prioris dan penepan alokasi ser distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Oleh karenanya dalam proses dan mekanisme penyusunan APBD yang diatur dalam peraturan perundangan akan memperjelas siapa bernggung jawab apa, sebagai landasan pernggunggjawaban baik anra eksekutif dan DPRD, maupun di lingkungan eksekutif sendiri. Secara makro, Penyusunan APBD diawali dengan Kebijakan Umum APBD (KUA), yang merupakan implemensi dari Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD) Kabupaten Wonogiri sebagai acuan dalam penyusunan RAPBD. Kebijakan Umum APBD merupakan dokumen yang memuat kebijakan pendapan, belanja dan pembiayaan ser asumsi yang mendasarinya untuk periode satu hun. Untuk itu Kebijakan Umum APBD disusun untuk mensinkronkan anra Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana pembangunan hunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerinh Daerah (RKPD). RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.3

134 Rancangan KUA kemudian dikirim kepada DPRD untuk dibahas. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, Pemerinh Daerah bersama dengan DPRD membahas Prioris dan Plafon Anggaran Semenra (PPAS) untuk dijadikan acuan bagi SKPD. Selanjutnya Kepala SKPD menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD yang disusun berdasarkan pressi kerja yang akan dicapai, Dokumen penyusunan anggaran yang disampaikan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang disusun dalam format Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD harus betulbetul dapat menyajikan informasi yang jelas tenng tujuan, sasaran, korelasi anra besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai au diperoleh masyarakat dari suatu kegian yang dianggarkan. Penerapan anggaran berbasis kinerja mengandung maksud, bahwa setiap penyelenggara negara berkewajiban untuk bernggung jawab as hasil proses dan penggunaan sumber daya. Aspek lainnya yang perlu diperhatikan adalah keterkain anra kebijakan, perencanaan dengan penganggaran agar sinkron dengan berbagai kebijakan pemerinh sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih pelaksanaan program dan kegian oleh pemerinh pusat dengan pemerinh daerah. RKA-SKPD disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tenng APBD. Selanjutnya Pemerinh Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tenng APBD diseri penjelasan dan dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk dibahas dan disetujui DPRD. Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Perda APBD, untuk membiayai keperluan setiap bulannya Pemerinh Daerah dapat melaksanakan pengeluaran daerah setinggi-tingginya sebesar angka APBD hun anggaran sebelumnya dengan prioris untuk belanja yang mengikat dan wajib. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.4

135 Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat Penyusunan Anggaran. Anggaran Pendapan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan hunan pemerinhan daerah. Sebagai rencana keuangan hunan pemerinhan daerah, maka pada hakekatnya APBD mencerminkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerinhan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun waktu satu hun. Aspek penting dalam penyususn anggaran adalah penyelarasan kebijakan ( policy), perencanaan ( planning), dengan penganggaran ( budgeting) anra pemerinh pusat dengan pemerinh daerah agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerinh dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik APBD merupakan instrumen yang akan menjamin tercipnya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapan maupun belanja daerah. Untuk menjamin agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar, maka dalam regulasinya diatur landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur prosedur dan teknis penganggaran yang harus diikuti secara tertib dan at azas. Di samping itu, APBD juga mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan sbilisi. Dalam konteks belanja, pengalokasian belanja harus diupayakan secara adil dan mera agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat npa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Dalam rangka mengendalikan tingkat RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.5

136 efisiensi dan efektifis anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan: 1. Penepan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, ser indikator kinerja yang ingin dicapai. 2. Penepan prioris kegian dan penghitungan beban kerja, ser penepan harga satuan yang rasional. Proses penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerinh dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Oleh karena itu pengaturan penyusunan anggaran merupakan hal penting agar dapat berfungsi dengan baik, yaitu: 1. Dalam konteks kebijakan, anggaran memberikan arah kebijakan perekonomian dan menggambarkan secara tegas penggunaan sumber daya yang dimiliki masyarakat. 2. Fungsi uma anggaran adalah untuk mencapai keseimbangan ekonomi makro dalam perekonomian. 3. Anggaran menjadi sarana sekaligus pengendali untuk mengurangi ketimpangan dan kesejangan dalam berbagai hal. Dalam penyusunan anggaran harus memperhatikan prinsipprinsip penganggaran sebagai berikut: 1. Partisipasi Masyarakat Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan penepan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat mengehui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD. 2. Transparansi dan Akunbilis Anggaran APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/obyek belanja ser korelasi anra besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.6

137 ingin dicapai dari suatu kegian yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus bernggungjawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditepkan. 3. Disiplin Anggaran Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang harus diperhatikan anra lain: (i) Pendapan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan bas tertinggi pengeluaran belanja; (ii) Pnganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegian yang belum tersedia au tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD; dan (iii) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam hun anggaran yang bersangkun harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas umum daerah. 4. Keadilan Anggaran Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pungun Derah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar. Di samping itu, dalam mengalokasikan belanja daerah harus mempertimbangkan keadilan dan pemeraan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat npa diskriminasi pemberian pelayanan. 5. Efisiensi dan Efektivis Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkan pelayanan dan kesejahteran yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisensi dan efektivis anggaran, maka dalam perencanaan anggaran harus memperhatikan: (i) Penepan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat ser indikator kinerja yang ingin dicapai; dan (ii) RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.7

138 Penepan prioris kegian dan penghitungan beban kerja, ser penepan harga satuan yang rasional. Perubahan APBD dilakukan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum APBD, terdapat keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran anr unit organisasi, anr program, anr kegian, dan anr jenis belanja, keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih hun sebelumnya harus digunakan dalam hun anggaran berjalan. keadaan darurat dan keadaan luar biasa. Anggaran Pendapan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonogiri dalam 5 (lima) hun terakhir mengalami peningkan. Anggaran Pendapan Daerah pada hun 2010 mencapai Rp ,- dan realisasinya mencapai Rp ,- sedangkan Anggaran Belanja Daerah mencapai Rp ,- dan realisasinya Rp , Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada bel berikut: Tabel 3.1 Pos Pendapan dan Belanja dalam APBD Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam satuan ju rupiah dan persen) Pos APBD Satuan *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pendapan - Rencana - Realisasi - Realisasi 2. Belanja - Rencana - Realisasi - Realisasi Rp. Jt 659, , , , Rp. Jt 649, , , , , % Rp. Jt 671, , , , , Rp. Jt 604, , , , , % Sumber: DPPKAD Kab. Wonogiri. *) sebelum Perda Perhitungan ditepkan RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.8

139 Dari bel di as, dapat dilihat bahwa Anggaran Belanja di Kabupaten Wonogiri terus mengalami penambahan au kenaikan dalam setiap hunnya. Naiknya anggaran tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan pendanaan pembangunan di Kabupaten Wonogiri, semakin meningkat dari hun ke hun. Akan tepi jika dilihat dari besarnya anggaran pendapan, maka peningkan tersebut telah menjadi sebuah masalah bagi Kabupaten Wonogiri karena ketidakseimbangan anra jumlah Pendapan Daerah dan Belanja Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) hun terakhir selalu mengalami defisit. Meskipun defisit tersebut dapat ditutup dari pos Penerimaan Pembiayaan sehingga tidak terjadi defisit murni. Oleh karena itu, diperlukan efisiensi sehingga defisit anggaran tersebut dapat dihindari. Jika rencana Anggaran Pendapan Daerah dan Anggaran Belanja Daerah disatukan, terlihat bahwa APBD di Kabupaten Wonogiri cenderung defisit. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ; Gambar 3.1 Trend Perkembangan Anggaran Pendapan Daerah dan Anggaran Belanja Daerah di Kabupaten Wonogiri Tahun (dalam satuan Ju Rupiah) Sumber: Diolah dari Tabel 3.1. RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN III.9

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MAJENE TAHUN 2011 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 806 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SERANG TAHUN 2010-2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang sedang tumbuh dan berkembang di wilayah pesisir barat-selatan Provinsi Aceh. Kabupaten yang terbentuk secara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya - 1 - Walikota Tasikmalaya PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 54 TAHUN 2008 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2008 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2011 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Pemerintah berkewajiban untuk menyusun perencanaan pembangunan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BULELENG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BULELENG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BULELENG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, SALINAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KABUPATEN BALANGAN TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI BANGLI, PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGLI, PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH SEMESTA BERENCANA KABUPATEN BANGLI TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2013-2018 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB I PENDAHULUAN I - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016 2021 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan Daerah pada dasarnya harus selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional secara exsplisit dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin pembangunan dilaksanakan secara sistematis, terarah,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN -1- Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Tanggal : 09 Desember 2010 Nomor : 12 Tahun 2010 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015 telah berakhir pada periode masa kepemimpinan Kepala Daerah Drs. MAHSUN

Lebih terperinci

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG 11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A NG

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A NG BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A NG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN TANA TORAJA TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANAA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci