HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN
|
|
- Agus Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Noorhidayah 1, Fadhiyah Noor Anisa 2, Titin eka wati 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2AKBID Sari Mulia Banjarmasin ISSN : ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 % kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 % kematian anak. Berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2013 penderita balita sangat kurus tertinggi terdapat 144 kasus di Puskesmas Kelayan Timur. Tujuan: Mengetahui Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua dengan Status Gizi pada Balita. Sasaran penelitian ini adalah semua orang tua balita sebanyak 84 sampel. Metode : analitik dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil : diperoleh tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita dengan nilai p=0,978, α=0,05, tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi pada balita dengan nilai p=0,180, α=0,05, dan tidak ada hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi pada balita dengan nilai p=0,14, α=0,05. Kesimpulan: penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita dan tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan status gizi pada balita. Kata Kunci : Pendapatan, Pendidikan, Status Gizi Balita 129
2 Pendahuluan Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Kondisi gizi anak-anak Indonesia ratarata lebih buruk dibanding gizi-gizi anak dunia meninggal dan bahkan juga anak-anak dari Afrika tercatat satu dari anak dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualiatas nutrisi. Sebuah riset juga menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi serta buruknya kualitas makanan. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 % kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 % kematian anak (WHO,2013). Persentase balita kurus berdasarkan berat badan menurut tinggi badan (bb/tb). Menurut Riskesdas tahun 2013 Angka ini menurun dibandingkan tahun 2010 dengan persentase 13,3%. Prevalensi sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 %, terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (,0 %) dan tahun 2007 (,2 %). Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar,8 % juga menunjukkan adanya penurunan dari 7,3 persen (tahun 2010) dan 7,4 % (tahun 2007). Terdapat 17 provinsi dimana prevalensi balita kurus diatas angka nasional, dengan urutan dari prevalensi tertinggi, adalah: Kalimantan Barat, Maluku, Aceh, Riau, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, Papua, Banten, Jambi, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau dan Maluku Utara (Riskesdes, 2013). Status gizi pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung berupa asupan makanan itu sendiri dan kondisi kesehatan anak misalnya infeksi. Faktor tidak langsung adalah pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial budaya. Makanan dan minuman dapat memelihara kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang dan status gizi bahkan mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku seseorang terhadap makanan tersebut (Notoadmojo, 2012). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2013 penderita balita sangat kurus tertinggi terdapat di 144 kasus Puskesmas Kelayan Timur, 48 kasus di Puskesmas Basirih Baru, 39 kasus di Puskesmas S. Sparman, 32 kasus di Puskesmas Pekapuran Raya, dan kasus di Puskesmas Sungai Bilu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan data sekunder di Puskesmas Kelayan Timur didapatkan angka kejadian status gizi buruk tahun 2014 menunjukkan
3 kasus. Sedangkan dengan data primer atau diskusi singkat yang dilakukan kepada 10 orang yang balitanya mengalami gizi buruk sebagai responden, didapatkan 7 orang tua tersebut dengan pendapatan rendah, 3 orang dengan pendapatan sedang. Dan 10 orang tersebut hanya menempuh pendidikan dasar. Tujuan Mengetahui Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua dengan Status Gizi pada Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Metode Penelitian Penelitian menggunakan survey analitik yaitu penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi (Notoadmojo,2010). Rancangan yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara tingkat pendapatan dan pendidikan orang tua dengan status gizi pada balita, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach). Artinya setiap objek penelitian hanya diteliti sekali saja dengan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoadmojo, 2010). variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimilki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misal umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya (Notoadmojo, 2010). Pada penelitian ini variabel independen adalah tingkat pendapatan dan pendidikan orang tua. Dalam penelitian variabel dependen ini adalah status gizi pada balita. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoadmojo, 2010). Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin pada bulan Januari tahun 2015 sampai dengan bulan Maret tahun 2015 sebanyak 509 orang. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2010). Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian, dengan jumlah 84 sampel. Analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Penyusunan data, Klasifikasi data, Pengolahan data, dan Teknik analisis data. Hasil Dari hasil penelitian dapat diperoleh gambaran umum mengenai objek penelitian yang tersaji dalam tabe. 131
4 1. Gambaran karakteristik orang tua yang memiliki balita berdasarkan umur, dan pekerjaan di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. a. Umur Berdasarkan penelitian, dihasilkan distribusi keluarga balita menurut umur sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. No Usia Ibu Ayah n % n % 1 < 20 tahun 3 3, 1 1, tahun 7 79,8 5,7 3 >35 tahun 14 1, 27 32,1 Jumlah Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa distribusi berdasarkan umur orang tua yang memiliki balita dengan umur tahun memiliki jumlah yang paling banyak, dari kategori umur ibu berjumlah 7 responden (79,8 %), sedangkan dari kategori ayah berjumlah 5 responden (,7 %). b. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan distribusi orang tua balita menurut tingkat pekerjaan sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. No Pekerjaan Ibu Ayah n % n % 1 Ibu rumah tangga 9 82, Swasta 15 17, PNS Jumlah Berdasarkan Tabel 2 dari 84 sampel yang menjadi responden kategori ibu sebanyak 9 responden (82,1 %) sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja), sedangkan untuk kategori ayah semua responden memiliki pekerjaan. 2. Gambaran Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian Status Gizi Balita menurut BB/TB di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin adalah : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. No Status gizi n % 1 Gemuk 4 4,8 2 Normal 2 73,8 3 Kurus 11 13,1 4 Sangat kurus 7 8,3 Jumlah
5 Berdasarkan Tabel diatas status gizi gemuk pada balita yaitu 4 sampel (4,8 %), sedangkan status gizi paling tinggi normal yaitu 2 sampel (73,8 %). 3. Gambaran Frekuensi Tingkat Pendapatan di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Tingkat Pendapatan Orang Tua tentang Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin dapat dilihat pada Tabel berkut : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pendapatan Orang Tua Tentang Status Gizi Balita Di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. No Pendapatan orang tua N % 1 Rendah Sedang 50 59,5 3 Tinggi 8 9,5 Jumlah Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa pendapatan orang tua dengan status gizi balita di wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun 2015 dari kategori sedang memiliki frekuensi paling tinggi yaitu 50 sampel (59,5 %), sedangkan yang terendah kategori pendapatan tinggi sebanyak 8 sampel (9,5 %). 4. Gambaran Frekuensi Pendidikan di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan distribusi orang tua balita menurut pendidikan sebagi berikut : Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Orang Tua di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. No Pendidikan Ibu Ayah n % n % 1 Dasar 1 72, 2 73,8 2 Menengah 23 27,4 22 2,2 3 Tinggi Jumlah Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 84 sampel orang tua yang memilki balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin yang berpendidikan kategori dasar merupakan frekuensi tertinggi dari ibu yaitu 1 sampel (72, %), dan ayah 2 sampel (73,8 %). 5. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.. Tabel Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Penda Status gizi Jumlah patan Orang Gemuk Normal Kurus Sangat kurus Tua N % n % n % n % N % Renda 2 7,7 17 5,4 3 11, 4 15, h 5 4 Sedan g Tinggi ,5 3 37, Jumla h Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai p=0,978, α=0,05 yang berarti 133
6 nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita. 7. Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tabel 8 Hubungan Pendidikan Ayah dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Pendidika Status gizi Jumlah n ayah Gemu k Normal Kurus Sangat kurus n % n % n % n % N % Dasar 4, , 8 5 8,1 9, Tabel 7 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Menenga h , 2, 1 1 4, Pendidika n Status gizi Jumlah Gemu k Normal Kurus Sangat kurus n % n % n % n % N % Tinggi Jumlah Dasar 4, 4 75, 4 5 8,2 9, Menenga h , 2, 1 1 4, Tinggi Jumlah Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai p=0,180, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi pada balita. Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai p=0,14, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah dengan status gizi pada balita. Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua dengan Status Gizi Pada Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun 2015 dengan jumlah responden 84 sampel. 1. Karakteristik Responden a. Umur Pada penelitian ini ada beberapa karakteristik responden, dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa berdasarkan umur orang tua yang memiliki balita dengan umur tahun memiliki jumlah yang paling banyak, dari ibu berjumlah 7 responden (79,8 %), 134
7 sedangkan dari ayah berjumlah 5 responden (,7 %) dan yang paling sedikit pada umur < 20 tahun. Usia tahun merupakan usia yang reproduktif bagi seseorang untuk dapat memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang dalam berfkir logis (Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Menurut hasil penelitian Himawan (200) usia sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial. Ibu dengan usia dewasa muda lebih mudah menerima instruksi sedangkan ibu dengan usia dewasa tua lebih berpengalaman dalam pola pengasuhan balitanya. Berdasarkan teori dan beberapa hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tingkatan umur pada setiap individu mempengaruhi tingkat pengetahuan, daya tangkap dan pola pikir sesorang, dengan bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik terhadap masalah yang dihadapi, dimana pengalaman dan kematangan jiwa seseorang disebabkan semakin cukupnya umur dan kedewasaan dalam berfikir dan bekerja. Dengan semakin tua umur seseorang maka mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam memndapatkan informasi dan pengetahuan. b. Pekerjaan Berdasarkan hasil tabulasi data yang didapat dari Tabel 3 terdapat 84 sampel sebagian besar ibu balita memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga/ tidak bekerja dan semua ayah dari sampel memiliki pekerjaan. Menurut hasil penelitan supriatin (2004) pekerjaan orang tua mempengaruhi status gizi anak misalnya pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga lebih banyak meluangkan waktunya dirumah dan dapat memberikan pengasuhan yang maksimal terhadap anaknya. Sedangkan orang tua yang bekerja memiliki waktu yang relatif banyak diluar rumah tidak dapat memberikan pengasuhan yang maksimal terhadap anaknya, maka dari itu cenderung orang tua yang bekerja status gizi pada balita kurang terpenuhi. Berdasarkan teori dan beberapa hasil penelitian orang lain, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu balita yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga/ tidak bekerja dikarenakan adanya faktor kesadaran tentang kesehatan dan menentukan besarnya perhatian orang tua terhadap hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan gizi pada balitanya. 2. Status Gizi Balita Berdasarkan Tabel diperoleh sebagian besar balita memiliki gizi normal yang berjumlah 2 orang, dan balita yang memiliki status gizi gemuk berjumlah 4 orang. 135
8 Hal ini disebabkan karena orang tua balita yang sudah mulai aktif membawa balitanya ke puskesmas/posyandu untuk menimbang dan lebih sering orang tua balita terpapar tentang pengetahuan status gizi balitanya, makin bertambah usia balita maka makin bertambah pula kebutuhannya. 3. Pendapatan Berdasarkan Tabel diperoleh sebagian besar pendapatan orang tua dengan status gizi balita dari kategori sedang memiliki frekuensi paling tinggi yaitu 49 sampel (58,3 %), sedangkan yang paling rendah kategori pendapatan tinggi sebanyak 8 sampel (9,5 %). Menurut Suhardjo (2003), umumnya jika pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung ikut membaik juga. Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula presentase dari penghasilan tersebut dipergunakan untuk membeli sayur, buah, dan berbagai jenis bahan pangan lainnya. Jadi penghasilan merupakan faktor penting bagian kuantitas dan kualitas. Berdasarkan teori dan penelitian dari peneliti semua orang tua balita memiliki faktor kesadaran tentang kesehatan, apabila pendapatan semakin tinggi maka makanan yang akan dimakan keluarganya cenderung membaik, karena dari pendapatan orang tualah menyesuaikan jenis makanan yang akan dibeli dan dimakan untuk keluarganya. 4. Pendidikan Berdasarkan Tabel 7 diperoleh sebagian besar orang tua balita dari 84 sampel yang memilki balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin yang berpendidikan kategori dasar (SD -SMP) merupakan frekuensi tertinggi dari ibu yaitu 1 sampel (72, %), dan ayah 2 sampel (73,8 %). Menurut suhardjo (2003), pendidikan merupakan faktor yang sangat penting. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan terhadap perawatan kesehatan, hygiene pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan, serta kesadaran terhadap kesehatan dan gizi anakanak dan keluarganya. Disamping itu pendidikan berpengaruh pula pada faktor sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan, perumahan, dan tempat tinggal. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga, pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya. Berdasarkan teori diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan sangat erat berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki, karena dari pengetahuan lah kita bisa menentukan daya tangkap seseorang dalam menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari bebrbagia sumber. 13
9 5. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua Dengan Status Gizi Balita Berdasarkan Tabel 8 dapat diperoleh gambaran Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin, dari 84 sampel yang terbanyak adalah status gizi normal yaitu 40 balita dari 50 sampel orang tua yang memiliki pendapatan sedang. Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai p=0,978, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita. Menurut hasil penelitian Djola (2011) yang menyatakan bahwa pendapatan orang tua tidak mempengaruhi asupan dan status gizi anak. Tingkat pendapatan menentukan makanan yang dibeli, dimana semakin tinggi pendapatan keluarga maka gizi anak juga akan tercukupi dan berpengaruh terhadap status gizinya. Keluarga dengan pendapatan yang tinggi belum tentu memperbaiki komposisi makanan sehingga belum tentu mutu makananya lebih baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Repi (2013) mengatakan tingginya pendapatan jika tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup bisa menyebabkan seseorang menjadi konsumtif dikarenakan pemilihan makanan bukan didasarkan dari aspek gizi melainkan dari aspek selera makan. Hal ini membuat sebagian besar orang yang berpenghasilan tinggi dan memiliki aktifitas yang padat membuat mereka tidak sempat menyiapkan makanan sendiri sehingga mereka sering membeli makanan yang siap saji saja sehingga status gizi anak tidak diperhatikan. Berdasarkan dari hasil penelitian orang lain, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendapatan memang mempengaruhi dari makanan yang dibeli oleh seseorang, tetapi orang tua yang memiliki pendapatan tinggi belum tentu membelikan makanan yang sesuai dengan gizi makanan yang dibutuhkan oleh balitanya.. Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan Status Gizi Balita Berdasarkan hasil penelitian terhadap 84 responden di wilayah puskesmas kelayan timur banjarmasin tahun 2015 dan hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan orang tua dengan status gizi balita diperoleh data bahwa orang tua yang berpendidikan dasar mempunyai presentase paling tinggi sedangkan yang berpendidikan tinggi (PT) tidak ada (0). Adapun keja dian status gizi balita yang normal dengan orang tua yang berpendidikan dasar sebanyak 4/47 orang, orang tua yang berpendidikan dasar dengan status gizi gemuk ada 4 orang, orang tua yang berpendidikan dasar dengan status gizi balita sangat kurus sebanyak orang. Dari hasil uji rank spearman didapatkan nilai p=0,180, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi pada balita, dan Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai 137
10 p=0,14, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah dengan status gizi pada balita. Hal ini sesuai dengan pendapat suhaimi (2008), bahwa tingginya tingkat pendidikan seseorang belum menjamin tingginya tingkat pengetahuan pangan dan gizi, namun status gizi ditentukan oleh konsumsi makanan dan kemampuan tubuh menggunakan zat-zat gizi. Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan orang tua sebagian besar tergolong sedang, namun status gizi balita cenderung normal walaupun masih banyak sebagian status gizi balita yang kurus. Hal ini dikarenakan adanya faktor kesadaran tentang kesehatan dan menentukan besarnya perhatian orang tua terhadap hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan gizi. Pendidikan orang tua bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi status gizi balita namun banyak faktor yang mungkin mempengaruhi status gizi balita diantaranya faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Ucapan terima kasih Saya sangat berterima kasih kepada Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan ucapan terima kasih kepada Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin yang telah memberikan izin serta tempat untuk penelitian. Daftar pustaka Akademi Kebidanan Sari Mulia Panduan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Banjarmasin : Akademi Kebidanan Sari Mulia. Djola R Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Bongkudai Kecamatan Modayag Barat [skripsi]. Universitas Sam Ratulangi. Hamsinah Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin. Banjarmasin : Akademi Kebidanan Sari Mulia. Himawan AW Hubungan antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung Pati Semarang [skripsi]. Universitas Negeri Semarang. Notoatmojo, Soekitdjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta. Repi, A. (2013). Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kelas 4 dan Kelas 5 SDN 1 Tounelet DANSD 138
11 Katolik St.Monica Kecamatan Langowan Barat. (Skripsi) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Suhaimi, Ahamda Ketahanan Pangan. Banjarmasin: UNLAM. Riskesdes.2013.( ources/download/pusdatin/profilkesehatan-indonesia/profil-kesehatanindonesia-2013.pdf. diakses 09 maret 2015) 139
Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari
Lebih terperinciDukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62
Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEMAUAN IBU HAMIL DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Yayu Puji Rahayu 1, Novalia Widiya Ningrum
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN Raudatul Jannah *, Anggrita Sari 1, Mohdari 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin Sekolah Tinggi
Lebih terperinciKata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Widya Arizki 1, Dwi Rahmawati 2, Dede Mahdiyah 1 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan
Lebih terperinciHUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL
HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL Rr. Dewi Ngaisyah INTISARI Kejadian stunting muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR
HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR Istiqamah 1, Sitti Khadijah 2, Nurul Maulida 2 1 Prodi DIV Bidan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN
HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Irwani Saputri 1*) dan Dewi Lisnianti 2) 1) Dosen Program Diploma III Kebidanan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013 ISMI NUR KHIKMAH 1 1 Program studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO (2005) menyatakan sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun, dan 900 juta berada di negara berkembang. Berdasarkan data Departemen Kesehatan
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 4 April 2017 HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah dominan untuk mengasuh dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berkualitas.
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU
HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU Mika Oktarina Program Studi D III Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu Status gizi adalah ekspresi
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Sismeri Dona 1, Yayuk Puji Lestari 2 Eka Rezki Amalia* 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin, 2
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia
Lebih terperinciHubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1
HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOK BAINTAN Adriana Palimbo 1, Hariadi Widodo 2, Nur Redha 3 1 Dosen Program Studi DIV
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014
GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014 Yuliarti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Dampak gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan infeksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan
Lebih terperinciGambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas
GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KUNJUNGAN MASA NIFAS DI PUSKESMAS PEKAUMANBANJARMASIN Kiki Yennita Uthami *, Fitri Yuliana 1, Istiqomah 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN Novita Dewi Iswandari 1, Agus Muliyawan 2, Maria Saropah 2 1 Program Studi DIV Bidan Pendidik, STIKES Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang, dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2017 dengan menggunakan data sekunder hasil Riskesdas 2013 dan SKMI 2014 yang diperoleh dari laman resmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak yang sehat merupakan anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang normal, sesuai dengan umur mereka. Anak yang sehat memiliki status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang penting karena menjadi penyebab pertama kematian balita di Negara berkembang.setiap tahun ada
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PENDAMPING PERSALINAN DI RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Mawadatur Rohmah*, Sismeri Dona 1, Dini Akbari Husna 2 1 AKBID Sari Mulia 2 AKBID Sari Mulia *Korespondensi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR Violita Siska Mutiara STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciPROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Monita Nathania, Sulasmi, Mohdari. Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan
Lebih terperinciHUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN Dwi Feni Mariyanti*, Nanik**, Suratmi***.......ABSTRAK....... Balita
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Lembaga Pangan Dunia (LPD) dalam penelitiannya pada awal tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan anak merupakan praktik yang tersebar luas didunia. UNICEF (2010) mencatat bahwa sekitar 60% anak perempuan di dunia menikah di bawah usia 18 tahun. Di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH Anggrita Sari 1, Syahriani Nor 2, Desy Farmedika 1 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Adriana Palimbo 1, Syamsul Firdaus 2, Rafiah 1 Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2
Lebih terperinciRia Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Arina Futtuwah An-nisa *, Elvine Ivana Kabuhung 1, Bagus Rahmat Santoso 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI. Nuris Kushayati
FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI Nuris Kushayati Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email :
Lebih terperinciKEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG DATA SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang balita. Balita pendek memiliki dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU
Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan pangan. Banyak kasus kurang gizi disebabkan karena rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat
Lebih terperinciHubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Endah Tri Wijayanti Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara
Lebih terperinciAgus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Masalah gizi ini diikuti dengan semakin bertambahnya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 Norfai 1 dan Eddy Rahman 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO Andesia Maliana Akademi Kebidanan Gemilang Husada andesia.maliana@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi untuk
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciDinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP PEMANFAATAN BUKU KIA DI UPT. PUSKESMAS MARTAPURA Yayu Puji Rahayu¹, Mahpolah², Frisca Margaret Panjaitan 1 ¹ STIKES Sari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Karakteristik sosial ekonomi yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas proporsi ibu lulus wajib belajar (wajar) 9 tahun, pengeluaran rumah tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN Anggrita Sari¹, Noorhidayah², Noorsidah 3 ¹ Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan
Lebih terperinciMETODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa
METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI Anisa Dewati 1, Irdawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan ini banyak diderita oleh kelompok balita yang merupakan generasi penerus bangsa.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati
49 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei, dengan menggunakan desain penelitian epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumberdaya yang sehat, cerdas dan produktif. Salah satu
Lebih terperincikelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan
Hubungan Antara Kebiasaan Makan Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri Usia 15-18 Tahun Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nur Afika*)
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 ABSTRAK Etik Sulistyorini, SST 1 Tri Rahayu 2 Masalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak, kemudian menjadi dewasa, dan pada siklus
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN Adriana Palimbo 1, RR Dwi Sogi Sri Redjeki 1, Dina Audina 1 1 Progran Studi D IV Bidan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan hadiah pertama untuk bayi baru lahir dikehidupannya. Untuk bayi baru lahir, ASI adalah makanan utama dan terbaik yang bersifat alamiah.
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN
Lebih terperinciSTATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS
Journal of Pediatric Nursing Vol. 1(5), pp. 243-247, Januari, 2015 Available online at http://library.stikesnh.ac.id ISSN 2354-726X STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciHUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan
Lebih terperinciPuskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus hidup manusia gizi memegang peranan penting. Kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran
21 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kekurangan gizi pada usia dini mempunyai dampak buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ASEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ASEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH BANJARMASIN Rizki Amelia Puteri *, Fadhiyah Noor Anisa, Susanti Suhartati 2 1 Akademi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab kedua kematian pada anak dibawah lima tahun. Didapatkan data dari World Gastroenterology Organisation Global Guideline
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan difokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator utama derajad kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan SDKI (Survei
Lebih terperinciBAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun
4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun berada di Dataran rendah dan 3 dusun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif yang ingin menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dipilih
Lebih terperinciAl Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman
Al Ulum Vol.59.1 Januari 2014 halaman 16-23 16 HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP, PEKERJAAN IBU DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH
Lebih terperinci