Peran Dunia Usaha Terhadap Pendidikan Praktek Kerja Industri. Indah Saraswati ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peran Dunia Usaha Terhadap Pendidikan Praktek Kerja Industri. Indah Saraswati ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang."

Transkripsi

1 Peran Dunia Usaha Terhadap Pendidikan Praktek Kerja Industri Indah Saraswati (73279) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah persaingan global di bidang usaha dan industri saat ini menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan formal siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal dalam bekerja. Salah satu pendidikan formal yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah (1) Adakah peran dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industry di SMK Pelayaran Tayu? (2) Bagaimanakah pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu? (3) Dunia usaha apa saja yang mempunyai peranan di pendidikan praktek kerja industry di SMk Pelayaran Tayu?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Untuk mengetahui peran dunia usaha/industri terhadap pelaksanaan pendidikan praktek kerja industri (PI). Menurut pandangan siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu (2) Ada atau tidaknya peran antara dunia usaha terhadap pelaksanaan prakerin di SMK Pelayaran Tayu. (3) Jenis dunia usaha yang berperan di prakerin SMK Pelayaran Tayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peran dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industri ada tiga sub variable, yaitu sebagai penyedia tempat praktek bagi siswa memiliki skor 842 dari 1 item, sebagai penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industry memiliki skor 75 dari 1 item, dan merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan memiliki skor total 883 dari 1 item. Sedangkan dunia usaha yang mempunyai peran dalam pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu adalah usaha perkapalan atau pelayaran. Saran yang diberikan untuk siswa atau Taruna pelaksanaan praktek kerja industri : (1) Hendaknya para taruna dapat melaksanakan pendidikan praktek kerja industri : (1) Hendaknya para taruna dapat melaksanakan pendidikan praktek kerja industri dalam hal ini biasa disebut dengan turun berlayar dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan yang berlaku di kapal dan tidak mudah terpengaruh dengan perbuatan-perbuatan negative yang dapat menimbulkan citra buruk bagi awak kapal. (2) Mampu mengamalkan semua yang didapat dari praktek industri ke dunia pekerjaan yang sesunggunya. Sedangkan saran bagi sekolah sebagai penyelenggara praktek kerja industri adalah : Sekolah harus bisa selektif dalam mencari partner praktek kerja industri, sehingga tidak lagi muncul citra negative dari masyarakat mengenai taruna pelayaran. Kata Kunci : Dunia usaha, Praktek kerja industri PENDAHULUAN Dunia pendidikan di era kontemporer dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Persaingan global di bidang usaha dan industri saat ini menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan formal siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan,

2 ketrampilan dan pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal dalam bekerja. Salah satu pendidikan formal yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah pada umumnya hanya dapat memberikan berbagai keterampilan dan pengetahuan dalam bentuk simulasi sehingga tidak mungkin diharapkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerjasama yang erat antara sekolah dan industri, baik dalam perencanaan dan penyelenggaraan, maupun dalam pengolalaan pendidikan. Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan suatu sistem pendidikan kejuruan yang disebut sistem ganda. Syarat agar dapat memenuhi tuntutan stakeholders mengenai kualitas dan relevansi lulusan dengan dunia usaha dan industri maka pihak sekolah harus mampu mendekatkan kurikulum dan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha tersebut. Terkait dengan itu, maka perlu kiranya ada pola pendidikan yang memadukan kebutuhan dunia usaha/industri dengan kompetensi pendidikan di sekolah. Pendidikan yang di laksanakan harus mampu menghasilkan tenaga kerja terampil tingkat menengah, dan untuk mendapatkan kualifikasi tenaga kerja tersebut perlu bekal pengalaman dan pelatihan. Salah satu konsep yang diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tersebut adalah Praktik Kerja Industri. Praktik Kerja Industri (prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu. Praktik Kerja Industri tidak hanya memerlukan kerja sama yang erat antara institusi pendidikan dan dunia usaha. Namun juga dibutuhkan dukungan yang kuat dan keterlibatan lembaga-lembaga terkait lainnya, seperti: KADIN, Asosiasi Perusahaan, Asosiasi Profesi, Organisasi Pekerja dan lembaga pemerintah lainnya seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, terutama dalam wujud majelis pendidikan kejuruan baik pada tingkat nasional, propensi, kabupaten atau kotamadya, maupun pada tingkat sekolah. Kota Tayu, yaitu daerah lingkungan SMK Pelayaran sendiri banyak terdapat dunia usaha yang sering digunakan oleh siswa siswa SMK sebagai tempat pelaksanaan prakerin. Antara lain pabrik gula PG. Pakis Baru, Anugerah Jaya Bakery Home Industri, dan juga industri jasa perbengkelan. Tempat tempat tersebut sayangnya tidak dapat digunakan sebagai pelaksanaan prakerin bagi siswa SMK Pelayaran Tayu, karena tidak sesuai dengan jurusan dan keahlian bagi siswa SMK Pelayaran. Contohnya, Pabrik Gula Pakis baru merupakan industri pembuatan gula pasir dan pengolahan gula rafinasi. Jadi siswa siswa yang berpraktek di PG. Pakis Baru adalah siswa dari SMK program studi analis kimia, teknik mesin, dan administrasi. Pelaksanaan praktek kerja industri yang diberikan kapada para siswa di SMK Pelayaran Tayu di sesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan.

3 Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Peran Dunia Usaha Terhadap Pendidikan Praktek Kerja Industri Di SMK Pelayaran Tayu Kabupaten Pati. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Dunia Usaha Dunia usaha adalah tempat yang merupakan poros dari bergeraknya segala sesuatu yang inovatif, dengan teknik yang berbeda, untuk menghasilkan kesejahteraan orang banyak yang di pimpin oleh seorang yang kreatif yang disebut dengan entrepreneur. Ada empat poin dalam dunia usaha, yaitu : a. Poros dari pergerakan yang inovatif Poros adalah pusat. Jadi, dunia usaha merupakan pusat dari segala pergerakan yang bersifat selalu lebih maju dan lebih baik dari yang pernah ada sebelumnya. Contohnya, dari usaha perbankan. Bank merupakan poros dari pergerakan yang inovatif dalam keuangan dan pembayaran. Jika dahulu orang menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran, maka bank menciptakan debit card sebagai alat pembayaran yang sah. Dengan demikian orang tidak perlu lagi repot membawa uang banyak karena alasan keamanan. b. Adanya teknik yang berbeda Dunia usaha satu dengan dunia usaha yang lain selalu mempunyai teknik yang berbeda dalam rangka memajukan usahanya. Mereka selalu bersaing untuk mendapatkan pelanggan dengan cara yang unik. Misalnya usaha di bidang industri perkapalan. Antara satu perusahaan pembuat kapal dengan perusahaan pembuat kapal yang lain punya trik yang berbeda meskipun produknya sama sama kapal pesiar. Pabrik kapal A mempunyai produk unggulan dalam hal penyelamatan, sedangkan pabrik kapal B mempunyai produk unggulan dalam fasilitas dan kenyamanan penumpang. c. Menghasilkan kesejahteraan orang banyak Setiap dunia usaha berperan dalam menghasilkan kesejahteraan orang banyak. Karena dunia usaha menyerap tenaga kerja. Dan para pekerja mendapatkan upah. Dengan demikian, para pekerja menjadi sejahtera karena dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, konsumen juga merasa hidupnya lebih baik karena dapat menikmati kemudahan dan kenyamanan dalam hidupnya. Misalnya dunia usaha yang bergerak di bidang transportasi umum. Sebagian masyarakat bisa menjadi pekerja di perusahaan transportasi umum. Mulai dari perusahaan karoseri, bengkel, hingga sopir. Dan masyarakat pada

4 umumnya juga bisa menikmati kemudahan dapat bepergian kemana mana dengan biaya murah menggunakan alat transportasi umum. d. Dipimpin oleh seorang entrepreneur. Dunia usaha dipimpin oleh seorang entrepreneur. Yaitu seseorang yang kreatif, inovatif, mampu memimpin dan bertanggung jawab atas segala tindakan dan keputusannya. Pendidikan Praktek Kerja Industri atau Pendidikan Sistim Ganda Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan salah satu strategi pokok dalam rangka operasionalisasi link and match dimana suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah dan industri yang diharapkan kesenjangan kualitas lulusan dan kebutuhan industri dapat ditekan. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dipandang suatu sistem. Jika semua komponen yang terlibat menyadari fungsinya masing-masing untuk dapat memaksimalkan fungsi sistem, akan tercipta suatu bentuk kerjasama yang permanen antara dunia usaha/industri (DU/DI) dan sekolah dengan kesadaran saling menguntungkan dan membutuhkan. Melalui kerjasama tersebut, dapat diperolah output dan outcome yang optimal yaitu terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengurai lebih jauh tentang masalah yang diajukan, sehingga dapat mendeskripsikan secara jelas seberapa besar peranan dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu, d Ban dunia usaha apa saja yang berperan dalam pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu yang akan diuraikan dengan menggunakan deskripsi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukukan selama tiga bulan berjalan, yaitu mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 21 Penelitian ini dilakukan di SMK Pelayaran Tayu. Jalan Ratu Kalinyamat No. 41, Tayu kabupaten Pati. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian, baik manusia, benda, hewan sebagai sumber data yang memiliki karakteristik yang sama dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa SMK Pelayaran Tayu Kelas XII yang telah melaksanakan praktik kerja industri sejumlah 4 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Mengingat penelitian ini adalah penelitian populasi, maka teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.

5 HASIL PENELITIAN Uji Validitas Syarat agar data yang diperoleh obyektif dan tepat, maka perlu diadakan uji validitas angket. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji coba validitas angket ini dilakukan kepada 1 orang siswa tingkat I, setelah diuji cobakan hasilnya ditabulasikan, lalu diolah dengan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 1. For Windows. Sedangkan hasil selengkapnya untuk tiap item dapat dilihat pada table berikut : Table data uji validitas butir instrument Item N Correlation Keterangan Item 1 x total 1,759 Valid Item 2 x total 1,89 Valid Item 3 x total 1,934 Valid Item 4 x total 1,759 Valid Item 5 x total 1,89 Valid Item 6 x total 1,829 Valid Item 7 x total 1,79 Valid Item 8 x total 1,934 Valid Item 9 x total 1,75 Valid Item 1 x total 1,759 Valid Item 11 xtotal 1,89 Valid Item 12 x total 1,729 Valid Item 13 x total 1,648 Valid Item 14 x total 1,759 Valid Item 15 x total 1,89 Valid Item 16 x total 1,934 Valid Item 17x total 1,79 Valid Item 18 x total 1,759 Valid Item 19 x total 1,934 Valid Item 2 x total 1,759 Valid Item 21 x total 1,934 Valid Item 22 x total 1,89 Valid Item 23 x total 1,749 Valid Item 24 x total 1,934 Valid Item 25 x total 1,759 Valid Item 26 x total 1,934 Valid Item 27 x total 1,829 Valid Item 28 x total 1,769 Valid Item 29 x total 1,79 Valid Item 3 x total 1,729 Valid

6 Hasil validitas untuk seluruh butir item adalah valid, taraf signifikan 5% sesuai dengan jumlah yang tertera dalam table signifikansi yaitu,63 Dengan demikian angket tersebut valid dan layak untuk disebar pada responden. Uji Reliabilitas Reliabilitas selalu terkait dengan kepercayaan untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh akan dapat dipercaya. Reliabilitas instrument angket adalah ketepatan alat atau instrument dalam mengukur dan menjawab butir butir angket tersebut. Siapapun yang menjadi responden asalkan sederajad akan terlihat keajegannya. Keajegan yang dimaksud adalah reliabilitas angket. Uji coba reliabilitas angket dilakukan terhadap 1 siswa hasil uji reliabilitas diawali dengan menggunakan rumus product moment dengan bantuan program SPSS 1. For Windows menunjukkan bahwa korelasi antar item sebesar,855 dengan taraf signifikansi,1% seperti terlihat dalam perhitungan berikut : Correlation GANJIL GENAP GANJIL pearson correlation 1,,885 Sig. (2- Tailed), N 15 15,885 1, GENAP pearson correlation Sig. (2- Tailed),, N Sedangkan perhitungan koefisien dengan rumus Spearman Brown menunjukkan hasil bahwa reliabilitas instrument sebesar : 2 x,855 r 11 = (1+,855 ) = 1, 17 : 1,855 =,9 Hasil tersebut menunujkkan bahwa r hitung sebesar.9 lebih besar dari,632 taraf signifikan5% dan,765 taraf signifikan 1%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa instrument penelitian yangdigunakan merupakan alat ukur yang koefisien reliabilitasnya dapat diterima, dengan kata lain penelitian yang digunakan merupakan alat ukur yang

7 reliable. Analisa Data dan Pembahasan Pada bagian ini secara berturut turut disajikan deskripsi hasil penelitian berupa analisa data penelitian sertan pembahasannya. Dua hal tersebut dilakukan secara bersamaan dengan maksud agar setiap sub variable yang dikaji dapat disajikan dalam satu kesatuan yang utuh. Adapun urutan penyajian meliputi sub variabel : Menyediakan tempat praktek bagi siswa Penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industri Merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan Unit analisis penyajian data berpedoman pada indicator dari masing masing sub variable tersebut seperti yang telah dirancang pada kisi kisi penullisan instrument penelitian.untuk melihat skor setiap indicator maupun skor komulatif pada setiap sub variable, penelitian menggolongkan skor yang diperoleh untuk mengetahui besarnya peranan dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industri dengan menggunakan kategori sebagai berikut : a. 75% - 1% = sangat tinggi b. 5% - 74, 99% = tinggi c. 25% 49,99% = sedang d. % - 24, 99% = rendah Rumus yang dipakai adalah : S Nilai = PX4XQ Keterangan : S = skor yang dicapai P = jumlah responden 4 = bilangan constant ( skor tertinggi pada nilai jawaban ) Q = jumlah pertanyaan Menyediakan tempat praktek bagi siswa a. Keadaan fisik Table kondisi fisik dunia usaha Sangat besar Besar Sedang Kecil

8 Jumlah 151 Table diatas menunjukkan bahwa indicator keadaan fisik dunia usaha memiliki skor total 151 dari 2 item ( no 1 dan 2 ) dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S = 151, P = 4, Q = Nilai = x 1% = 47,2% (sedang) 4 x 4 x 2 Hasil tersebut memilikmi arti bahwa keadaan fisik dunia usaha memberikan kontribusi yang sedang pada indicator sebagai penyedia tempat praktek. b. Sarana dan prasarana Table sarana dan prasarana dunia usaha Sangat besar Besar Sedang Kecil Jumlah 136 Dari table diatas, terlihat bahwa indicator sarana dan prasarana dunia usaha memiliki skor total 136 dari 2 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S = 136, P = 4, Q = 136 Nilai = x 1% = 42,5% (sedang) 4 x 4 x 2 Hasil tersebut memiliki arti bahwa sarana dan prasarana perusahaan memiliki kontribusi yang sedang pada indicator penyedia tempat praktek. c. Kelengkapan alat kerja Table Kelengkapan alat kerja Sangat lengkap lengkap Sedang Kurang lengkap Jumlah 282 Table diatas menunjukkan bahwa indicator kelengkapan alat kerja memiliki skor 282 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 292, P = 4, Q = 3

9 282 Nilai = x 1% = 58,8% (tinggi) 4 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa kelengkapan alat kerja memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator penyedia tempat praktek. Kelengkapan alat kerja merupakan hal pokok yang perlu di perhatikan perusahaan sebagai standar kualitas suatu perusahaan. Karena jika perusahaan tidak memiliki alat kerja yang lngkap, maka pekerja akan mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. d. Perlindungan dan keselamatan kerja Table 5. perlindungan dan keselamatan kerja Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah 273 Table diatas menunjukkan bahwa indicator perlindungan dan keselamatan kerja memiliki skor 273 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 273 P = 4, Q = Nilai = x 1% = 56,9% (tinggi) 4 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa perlindungan dan keselamatan kerja memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator penyedia tempat praktek. Keselamatan kerja merupakan hal pokok yang wajib di perhatikan baik pihak perusahaan maupun pihak pekerja. Standar keselamatan kerja distandarisasikan oleh organisasi dunia. Dalam hal perusahaan perkapalan, standar keselamatan kerja ditentukan oleh hukum maritime inernasional. e. Jam praktek kerja industri Table 6. jam praktek kerja industri Sangat tepat Tepat waktu Cukup Tidak tepat Jumlah 21 Table diatas menunjukkan bahwa indicator jam praktek kerja industri memiliki skor 21 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut :

10 S= 21 P = 4, Q = 3 21 Nilai = x 1% = 43,8% (sedang) 4 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa jam pelaksanaan praktek kerja industri memiliki kontribusi sedang pada indicator penyedia tempat praktek. Penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industri a. System masuk dunia usaha / industri Table 7. system masuk dunia usaha / industri sangat sulit sulit sedang mudah Jumlah 237 Table diatas menunjukkan bahwa indicator system masuk dunia usaha memiliki skor 237 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 237 P = 4, Q = Nilai = x 1% = 49,4% (sedang) 4 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa masuk dunia usaha / industri memiliki kontribusi sedang pada indicator penyedia dana pelaksanaan praktek kerja industri. b. Besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri Table 8. besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah 148 Table diatas menunjukkan bahwa indicator besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri memiliki skor 148 dari 2 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 148 P = 4, Q = 2

11 237 Nilai = x 1% = 46,3% (sedang) 4 x 4 x 2 Hasil tersebut memiliki arti bahwa besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri memiliki kontribusi sedang pada indicator penyedia dana pelaksanaan praktek kerja industri. c. Proses pembiayaan Table 9. proses pembiayaan Sulit Sedang Mudah Bebas 5 6 Jumlah 11 Table diatas menunjukkan bahwa indicator proses pembiayaan memiliki skor 11 dari 2 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 11 P = 4, Q = Nilai = x 1% = 34,4% (sedang) 4 x 4 x 2 Hasil tersebut memiliki arti bahwa proses pembiayaan praktek kerja industri kontribusi sedang pada indicator penyedia dana penyelenggaraan praktek kerja industri. memiliki Merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan a. pelaksanaan praktek kerja industri Table 1. waktu pelaksanaan praktek kerja industri Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Jumlah 364 Table diatas menunjukkan bahwa indicator waktu pelaksanaan praktek kerja industri memiliki skor 364 dari 4 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 364 P = 4, Q = Nilai = x 1% = 56,9% (tinggi) 4 x 4 x 4

12 Hasil tersebut memiliki arti bahwa pelaksanaan praktek kerja industri memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator merancang program dan evaluasi hasil belajar dalam pelaksanaan praktek kerja industri. b. Standar masuk dunia usaha Table 1 standar masuk dunia usaha Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Jumlah 246 Table diatas menunjukkan bahwa indicator standar masuk dunia usaha memiliki skor 246 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 246 P = 4, Q = Nilai = x 1% = 51,3% (tinggi) 4 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa standar masuk dunia usaha memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator merancang program dan evaluasi hasil belajar dalam pelaksanaan praktek kerja industri. c. Evaluasi dan penilaian prakerin Table 1 evaluasi dan penilaian prakerin Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Jumlah 273 Table diatas menunjukkan bahwa indicator evaluasi dan penilaian prakerin memiliki skor 273 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 273 P = 4, Q = Nilai = x 1% = 56,9% (tinggi) 4 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa evaluasi dan penilaian praktek kerja industri memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator merancang program dan evaluasi hasil belajar dalam pelaksanaan praktek kerja industri.

13 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : Sub variable Menyediakan tempat praktek bagi siswa memiliki skor total 842 dari 1 item yang meliputi indicator : a. Keadaan fisik b. Sarana dan prasarana c. Kelengkapan alat kerja d. Perlindungan dan keselamatan kerja e. Jam praktek kerja industri Sub variable Penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industri memiliki skor total 75 dari 1 item yang meliputi indicator : a. System masuk dunia usaha / industri b. Besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri c. Proses pembiayaan Sub variabel Merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan memiliki skor total 883 dari i item yang meliputi indikator : a. Waktu pelaksanaan praktek kerja industri b. Pelaksanaan prakek kerja industri c. Standar masuk perusahaan d. Evaluasi dan penilaian program praktek kerja industri DAFTAR PUSTAKA Sunarto. 29. Sikap Dunia Usaha Terhadap Praktek Kerja Industri di SMK Bina Tunas Bhakti Juwana. Unpublished Paper. FPTK IKIP Veteran, Semarang M. Maskan, Suparlan. Sruktural Dimensi Peran Dunia Usaha/Industri, Aplikasi Pendidikan Sistem Ganda dan Karakteristik Siswa Dalam Membentuk Daya Adaptif Kerja Siswa. 12 Juni 212, =\ Sri Redjeki. 28. Penulisan Karya Ilmiah. Widyasari, Salatiga Sugiyono. 26. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung. Buku Panduan IKIP Veteran Semarang tahun ajaran Suryaputra N Awangga. 27 Desain Proposal Penelitian. Pyramid Publisher, Jogjakarta Banun Sri Haksasi. 26. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non tes. IKIP Veteran, Semarang Depdiknas, 23, Undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 23 tentang Sistim Pendidikan Nasional, Bandung: Cintra Umbara. Depdiknas, 1997, Keputusan Mendikbud RI Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

14 Akbar,22, Kolaborasi Antara Dunia Pendidikan & Dunia Industri COOP, Relevansinya dengan Pengembangan SDM TELKOM, diakses tanggal 3 juni 212, pukul 15 WIB. Arikunto, 22, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta Hariyadi,2, Tantangan Pendidikan Kejuruan Dalam Era Globalisasi, Jurnal PTK Nomor 14 Tahun VIII Mei 2. Idi, 27, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Sumut,25, Pengantar Prakerin, diakses tanggal 28 Juni 212, pukul 16. WIB Undang undang RI no. 29 Tahun 23 Tentang Sistem pendidikan Nasional. Petunjuk Pelaksanaan dan Jurnal Prakerind SMK Pelayaran Tayu tahun Diklat 21/21 Pujiono, 28. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa SMK Muhammadiyah 3 Weleri. Unpublished Paper. FPTK IKIP Veteran Semarang.

Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI. Program Studi Teknik Kendaraan Ringan

Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI. Program Studi Teknik Kendaraan Ringan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Studi Teknik Kendaraan Ringan Muhamad Ali Imron (5) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa Juri Winantyo Hadi (09320095) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Berbagai jenis media memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan ( Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Sugiono, Arif Susanto, prodi teknik otomotif, FKIP, universitas muhamadyah purworejo

Oleh : Slamet Sugiono, Arif Susanto, prodi teknik otomotif, FKIP, universitas muhamadyah purworejo PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN PRESTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PGRI 2 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013 / 2014 Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 52 Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ialah dalam kategori penelitian lapangan yang menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN Metoda penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan ( Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan Praktek Kerja Industri Siswa Ahmat Su udi (10320089 ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Perkembangan teknologi terutama di bidang otomotif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009 Isky Fadli Fu adi Prodi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo PENGARUH MOTIVASI BERKOPERASI DAN PELAYANAN KOPERASI TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI PENGURUS KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh mahasiswa Teknik Boga

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh mahasiswa Teknik Boga BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran non formal yang ada di Yogyakarta yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat berguna, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan membantu peneliti untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. 29 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270). Metode korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian dimana dari tempat penelitian diperoleh data atau informasi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variable terikat (Y) : Kepuasan Kerja Karyawan. Variable bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Adapun yang menjadi tempat penelitian yakni SMA Negeri I Tibawa, penetapan lokasi tersebut berdasarkan beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan (Sumadi Suryabrata, 000:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan ( Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF Sebelum instrument digunakan dalam pengambilan data penelitian, maka sebaiknya instrument dilakukan beberapa uji agar instrument yang digunakan memberikan hasil yang lebih akurat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki langkah yang sistematis Iqbal Hasan, (2002: 20). Suharsimi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di TK Chaerunnisa yang berada di Komplek Puteraco Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan alasan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di masing-masing Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Ngadirojo. Berikut daftar nama Sekolah akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian korelasional, dengan metode kuantitatif. yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, memegang peranan penting dalam penelitian ilmiah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK COKROAMINOTO PANDAK TAHUN AJARAN 2011/2012 Diajukan kepada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di BRI Syari ah Kantor Cabang Pembantu Serang yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 165 Kelurahan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu 1. Variabel terikat: Kebermaknaan Hidup (Y) 2. Variable bebas : Motivasi Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan lokasi penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, karena penulis akan menganalisa hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi

Lebih terperinci

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu disusun metode penelitian yang tepat untuk digunakan menyusun penelitian dalam studi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian,

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian, maka langkah-langkah yang akan ditempuh oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Matrix Proporsional Populasi Terjangkau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Matrix Proporsional Populasi Terjangkau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Tempat penelitian ini adalah Departemen Pendidikan Teknik Elektro prodi Departemen Pendidikan Teknik Elektro S1 dengan subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK PGRI 4 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK PGRI 4 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK PGRI 4 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Muhammad Cholil 1) 1 Prodi pendidikan Ekonomi info@stkipngawi.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Perning yang terletak di Jl. Raya Perning Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Telp. (0343)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Arikunto (013: 03) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Phuket, Thailand pada siswa jurusan Pariwisata, tiga sekolah yang digunakan yaitu; Phuket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:2). Jenis metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi lokasi, populasi, dan sampel penelitian, desain penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode deskriptif. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan dengan penelitian expose de facto yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Kuesioner tahap I (Uji Coba) Kuesioner tahap I ini dibagikan kepada 30 responden. Hasil kuesioner yang didapat terhadap penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan sampel. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang di gunakan penulis adalah menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK ). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai korelasi persepsi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan ketaatan beribadah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole (SNAKMA Cikole) yang beralamat di Jl. Raya Tangkuban Parahu KM. 22 Cikole

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH POLA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 ANDONG KELAS VII TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kontribusi pelaksanaan Praktik Kerja Industri () terhadap kesiapan kerja siswa, dilaksanakan di SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (00: ) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:. Penelitian deskriptif Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali (1985:120), adalah: Metode yang digunakan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR PEMBENTUKAN LOGAM KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Perwitasari, Hubungan Fasilitas Praktikum TKJ di Sekolah... 425 Hubungan Fasilitas Praktikum TKJ di Sekolah, Kesesuaian Tempat Prakerin, dan Kompetensi TKJ Siswa dengan Hasil Uji Kompetensi Keahlian Dian

Lebih terperinci

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M. KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M. Pd **) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH I6 KARANGASEM SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH I6 KARANGASEM SURAKARTA TAHUN AJARAN PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH I6 KARANGASEM SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 1 yang terletak di Jl. Bhayangkari 368 desa Juwet Kenongo, kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo. Telp.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Majalengka yang beralamat di jalan Tonjong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memproleh data yang valid sesuai dengan karakteristik

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memproleh data yang valid sesuai dengan karakteristik 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memproleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2013 di SD Negeri Ngemplak Kidul 03 Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dahulu dipahami metodologi penelitian. Metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dipergunakan metode deskriptif korelasional untuk deskripsikan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dipergunakan metode deskriptif korelasional untuk deskripsikan dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian tentu harus menggunakan suatu metode, di dalam penelitian ini dipergunakan metode deskriptif korelasional untuk deskripsikan dan meneliti

Lebih terperinci

Vol.10/No.02/Juli 2017 ISSN:

Vol.10/No.02/Juli 2017 ISSN: HUBUNGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DAN BEKERJA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 PURWOREJO Oleh: Ryanda Ridho Pramono, Suyitno Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif,

Lebih terperinci