DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN I Latar Belakang... I Tujuan... I Dasar Hukum... I-2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN I Latar Belakang... I Tujuan... I Dasar Hukum... I-2"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN I Latar Belakang I Tujuan... I Dasar Hukum... I-2 BAB II. RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH... II Rencana Pendapatan... II Pendapatan Asli Daerah (PAD)... II Dana Perimbangan... II Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah... II Rencana Penerimaan Pembiayaan... II-25 BAB III. PRIORITAS BELANJA DAERAH... III-1 BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM / KEGIATAN... IV Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan IV Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Program dan Kegiatan IV Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bnga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga... BAB V RENCANA PEBIAYAAN DAERAH... V-1 IV-5 BAB VI PENUTUP... V-1 i

2 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5. Tabel 2.6. Tabel 2.7. Tabel 2.8. Tabel 2.9. Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Pajak Daerah Kabupaten Sampang Tahun II-3 Perkembangan, Pertumbuhan Kontribusi Komponen Retribusi Daerah Kabupaten Sampang Tahun II-4 Perkembangan, Pertumbuhn dan Kontribusi Komponen Hasil Pengelolan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun II-7 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun II-8 Rincian Perkembangan Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun II-9 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun II-12 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak Kabupaten Sampang Tahun II-13 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun II-13 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun II-17 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Belanja Tidak Langsung selain Belanja Pegawai Sampang Tahun II-19 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kabupaten Sampang Tahun II-20 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Masyarakat Kabupaten Sampang Tahun II-20 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Organisasi Masyarakat Kabupaten Sampang Tahun II-21 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Sampang Tahun II-22 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Organisasi Sosial Kemasyarakat Kabupaten Sampang Tahun II-22 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Organisasi Individu/Keluarga Kabupaten Sampang Tahun II-23 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Organisasi Individu/Keluarga yang Tidak Direncanakan Kabupaten Sampang Tahun II-23 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Hibah Kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintah Desa Kabupaten Sampang Tahun II-24 Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Belanja Bantuan Keuangan Kabupaten Sampang Tahun II-24 ii

3 Tabel Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Bantuan Keuangan Desa Kabupaten Sampang Tahun II-25 Tabel Target Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Kabupaten Sampang Tahun Anggaran II-26 Tabel 3.1. Matriks Prioritas Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun III-2 Tabel 4.1. Plafon Anggaran Sementara SSKPD Berdasarkan Urusan Kabupaten Sampang Tahun IV-2 Tabel 4.2. Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bunga, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Dan Belanja Tidak Terduga Tahaun Anggaran IV-6 Tabel 5.1. Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 V-1 iii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Perkembangan Komponen PAD Kabupaten Sampang Tahun II Gambar 2.2. Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sampang... II-2 Gambar 2.3. Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Sampang,,,,,,. II-4 Gambar 2.4. Gambar 2.5. Gambar 2.6. Gambar 2.7. Gambar 2.8. Gambar 2.9. Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Perkembangan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang... Perkembangan Komponen Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Dana Bagi Hasil pajak/bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Dana Alokasi Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Dana Alokasi Khusus Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Dana Hibah Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Bantuan Keuangan Provinsi Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Kabupaten Sampang Tahun Perkembangan Dana Desa Kabupaten Sampang Tahun II-6 II-7 II-11 II-12 II-14 II-14 II-15 II-16 II-16 II-17 II-18 II-19 iv

5 Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Secara umum, dokumen PPAS berisi tentang Rencana Pendapatan dan Pembiayaan, Prioritas Belanja Daerah, Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan Pemerintahan (urusan wajib dan urusan pilihan), program/kegiatan dan rencana pembiayaan daerah. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) mengacu pada dokumen perencanaan daerah lainnya. PPAS berpedoman pada Rencana Kerja Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sampang Tahun 2016 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Selain itu, PPAS merupakan penjabaran dari dokumen Kebijakan APBD (KUA). Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disusun melalui tiga tahapan (Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 pasal 86), (i) pertama, menentukan skala prioritas pembangunan daerah, (ii) kedua, menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan yang disinkronisasikan dengan prioritas dan program nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah setiap tahun, dan (iii) ketiga, menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan. Penyusunan skala prioritas dalam PPAS Tahun 2016 mengacu pada prioritas pembangunan daerah RKPD Kabupaten Sampang Tahun Prioritas pembangunan yang tercantum dalam RKPD mempertimbangkan permasalahan dan prioritas pembangunan pada tingkat Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Selanjutya, penyusunan plafon anggaran pada masing-masing program dan kegiatan disesuaikan dengan proyeksi pendapatan daerah pada tahun Selain itu, penyusunan plafon anggaran pada masing-masing SKPD juga mempertimbangkan prinsip-prinsip penyusunan anggaran seperti Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 I - 1

6 Bab I Pendahuluan value for money, ASB (Analisis Standar Belanja) dan ABK (Anggaran Berbasis Kinerja). Hal tersebut bertujuan keluaran/hasilnya efektif dan efisien sesuai dengan anggaran yang telah digunakan. Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya Tujuan PPAS Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menetapkan plafon anggaran sementara prioritas program dan kegiatan pembangunan berdasarkan RKPD dan Kebijakan APBD Tahun Anggaran 2016; 2. Sebagai dasar dalam penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2016; 3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Tahun Anggaran 2016 pada masing-masing SKPD yang dianggarkan melalui RAPBD Tahun Anggaran Dasar Hukum Landasan hukum penyusunan PPAS Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3851); 2. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 104, Tambahan Negara Republik Indonesia No. 4421) 4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438); Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 I - 2

7 Bab I Pendahuluan 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No 244, Tambahan Negara Republik Indonesia No. 5587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4578); 7. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang tata cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4663); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4817); 10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur ; Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 I - 3

8 Bab I Pendahuluan 14. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sampang; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun Peraturan Bupati Sampang Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 I - 4

9 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah BAB II RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 2.1. Rencana Pendapatan Perkembangan pendapatan daerah pada tahun 2016 secara agregat diproyeksikan mengalami peningkatan. Dari sisi nominal, tren pendapatan daerah menunjukkan adanya peningkatan pada setiap tahun. Akan tetapi, persentase pertumbuhan pendapatan daerah pada tahun 2015 dan 2016 diproyeksikan lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan komponen yang diproyeksikan mengalami peningkatanbaik secara nominal maupun persentasenya. Sedangkan untuk pendapatan asli daerah dan dana perimbangan justru diproyeksikan semakin menurun pada tahun Lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan meningkat sebesar Rp ,60 atau 21,15 persen dari anggaran tahun Penerimaan dari pendapatan asli daerah diproyeksikanmenurun sebesar (5,18) persen atau sebesar Rp.6, ,00 dari anggaran tahun sebelumnya. Begitu pula dengan dana perimbangan yang diproyeksikanmenurun sebesar (2,34) persen atau Rp.23, ,00. Perkembangan pendapatan daerah tentunya tidak lepas dari berbagi faktor yang mempengaruhi penurunan dan peningkatan pada masing-masing komponennya. Secara rinci, perkembangan pendapatan daerah diuraikan dalam penjelasan berikut Pendapatan Asli Daerah (PAD) Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan komponen pendapatan asli daerah yang mengalami penurunan terbesar secara baik secara nominal maupun persentase. Hasil pengelolaan kekayaan daerah menurun sebesar Rp ,00 atau (51,15) persen dari anggaran tahun sebelumnya.penurunan tersebut memicu penurunan pendapatan asli daerah secara keseluruhan. Disisi lain, pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asi daerah yang sah justru diproyeksikan semakin meningkat. Pajak daerah meningkat 7,54 persen atau Rp dari anggaran tahun Retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp atau sebesar 4,04 persen dan Rp atau sebesar 0,1 persen dari angaran tahun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 1

10 Billions Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Secara rinci, perkembangan dari masing-masing komponen PAD adalah sebagai berikut. Gambar 2.1. Perkembangan Komponen PAD Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Pajak daerah merupakan satu-satunya komponen pendapatan asli daerah yang memiliki pertumbuhan positif dalam setiap tahunnya. Meskipun proyeksi peningkatnnya tidak terlalu signifikan, namun pertumbuhan pajak daerah tidak pernah menurun. Perkembangan pajak daerahkabupaten Sampang Tahun adalah sebagai berikut Gambar 2.2. Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sampang R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Pajak daerah Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Peningkatan pendapatan pajak daerah pada tahun 2016, disebabkan adanya pertumbuhan pajak restoran, pajak penerangan jalan umum, dan pajak mineral bukan logam dan batuan yang bernilai positif.pajak restoran diproyeksikan meningkat sebesar Rp ,00 atau 20 persen dari Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 2

11 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah anggaran tahun Pajak penerangan jalan umum juga mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 10,19 persen. Senada dengan pajak restoran dan penerangan jalan umum,pajak mineral bukan logam dan batuan juga mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 66,67 persen darianggaran tahun Disisi lain, pajak hiburan dan PBB perkotaan dan perdesaan pada tahun 2016 diproyeksikan mengalami penurunan. Pajak hiburan diproyeksikan menurun sebesar (71,43) persen atau Rp ,00. Penurunan ini disebabkan berkurangnya potensi event-hiburan di Kabupaten Sampang. Kemudian, PBB perkotaan dan perdesaan menurun sebesar Rp ,00 atau (0,35) persen. Sedangkan untuk pajak daerah yang lainnya seperti pajak hotel, pajak reklame, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan diproyeksikan bernilai tetap/sama dengan tahun sebelumnya. Secara detail, perkembangan komponen hasil pajak daerah Kabupaten Sampang Tahun 2015 dan 2016 dapat diihat dalam tabel berikut. Tabel 2.1. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Pajak Daerah Kabupaten Sampang Tahun KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb HASIL PAJAK DAERAH ,54 100, Pajak Hotel , Pajak Restoran ,00 7, Pajak Hiburan (71,43) 0, Pajak Reklame , Pajak Penerangan Jalan ,19 37, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ,67 6, Pajak Parkir , Pajak Air Tanah , Pajak Sarang Burung Walet , Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan , PBB Perkotaan dan Perdesaan (0,35) 39,24 Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Dari sisi kontribusinya, PBB perkotaan dan perdesaanmerupakan komponen terbesar dari pajak daerahdengan persentase sebesar 39,24 persen. Pajak ini diproyeksikan sebesar Rp pada tahun Kemudian, kontribusi pajak penerangan jalan umum juga tergolong cukup besar yakni Rp atau 37,97 persen dari total pajak daerah. Sedangkan kontribusi terendah dalam pajak daerah adalah padapajak sarang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 3

12 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah burung walet sebesar 0,08 persen. Selanjutnya, perkembangan penerimaan PAD yang berasal dari retribusi daerah adalah sebagai berikut Gambar 2.3. Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Sampang R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Retribusi daerah Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Perkembangan pendapatan dari retribusi daerah di Kabupaten Sampang menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2013 dan 2015, komponen ini diperkirakan mengalami penurunan yang cukup siginifikan dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2016, retribusi daerah kembali diperkirakan meningkat sebesar 4,04 persen atau Rp ,00 dari tahun Dengan demikian nilai dari retribusi daerah tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp ,00, dimana sebelumnya pada tahun 2015 nilainya diperkirakan sebesar Rp ,00. Peningkatan penerimaan retribusi daerah tahun 2016 disebabkan karena peningkatan pada beberapa komponen seperti retribusipelayanan kesehatan, retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, retribusi pengujian kkendaraan bbermotor, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi rumah potong hewan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi ijin mendirikan bangunan, dan retribusi ijin usaha perikanan. Secara rinci perkembangan, pertumbuhan, serta kontribusi dari komponen retribusi daerah dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.2. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Retribusi Daerah Kabupaten Sampang Tahun KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb HASIL RETRIBUSI DAERAH ,04 100, Retribusi Pelayanan Kesehatan ,93 53, Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan ,01 0,74 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 4

13 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah KODE URAIAN APBD Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb ,00 0, Retribusi Pelayanan Pasar , Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Penyediaan / Penyedotan Kakus Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ,29 1, , , ,22 7, Retribusi Terminal , Retribusi Tempat Khusus Parkir Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Vill a Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan , , ,31 1, , ,18 1, , Retribusi Ijin Gangguan ,19 1, Retribusi Ijin Trayek , Retribusi Ijin Usaha Perikanan ,67 0,05 Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Retribusi pelayanan kesehatan pada Dinas Kesehatan merupakan komponen yang memilki kontribusi tertinggi dalam perkiraan retribusi daerah Tahun 2016.Retribusi pelayanan kesehatan sebesarrp ,00 atau 53,5 persen dari retribusi daerah. Kontribusi yang cukup besar ini diperoleh dari retribusi pelayanan kesehatan non BPJS. Perolehan retribusi yang cukup besar selanjutnya terdapat pada retribusi pelayanan pasar dengan persentase 23,03 persen atau Rp ,00. Sedangkan kontribusi terendah diperkirakan pada retribusi ijin trayek dengan persentase 0,03 persen atau sebesar Rp ,00.Selain itu, kontribusi dari retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi penyediaan/penyedotan kakusdan retribusi pengendalian menara telekomunikasimasing-masing sebesar 0,74; 0,89; 1,05; 0,05; 6,33 persen.retribusi pemakaian kekayaan daerahyang dikelola oleh Dispendaloka, PU Bina Marga, Dishubkominfo, Dinas Pertanian, Dishutbun, dan DKPP mengalami peningkatan yang relatif kecil yaitu sebesar 2,22 persen dengan kontribusi sebesar 7,24 persen dari total retribusi daerah. Selanjutnya retribusi terminal, retribusi tempat khusus parkir,retribusi tempat penginapan/ pesanggrahan/villa, retribusi rumah potong hewan, retribusi pelayanan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 5

14 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah kepelabuhan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi jjin mendirikan bangunan, retribusi ijin gangguan dan retribusi ijin usaha perikanan masingmasing masih memberikankontribusi yang relatif kecil dari total retribusi daerah. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan diperkirakan mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2016.Pada anggaran tahun 2015, perkembangan komponen ini diperkirakan meningkat sebesar 172,22 persen. Namun, pada tahun 2016 justru diproyeksikan menurun sebesar (51,15) persen. Secara grafis, perkembangannya dapat dilihat dalam gambar berikut. Gambar 2.4. Perkembangan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Penurunan pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan disebabkan adanya menurunnya penghasilan BUMD dari Apotek Trunojoyo Sampang dan PT.GSM.Pendapatan bagian laba dari penyertaan modal di Apotek Trunojoyo Sampang diproyeksikan menurun sebesar (9,09) persen atau sebesar Rp ,00, hal ini disebabkan saat ini Apotek Trunojoyo masih dalam taraf pembenahan dan belum dapat memberikan bagian laba yang maksimal.kemudian pendapatan dari bagian laba dari penyertaan pada PT.GSM justru menurun lebih signifikan sebesar Rp ,00 atau (85,00) persen dari anggaran tahun sebelumnya.hal ini disebabkan permasalahan hukum PT. SMP yang belum selesai, sehingga bagian laba belum bisa disetor ke PAD. Pendapatan dari deviden Bank Jatim dan BPR diproyeksikan meningkat pada tahun 2016.Deviden Bank Jatim pada tahun 2016 diproyeksikan meningkat sebesar 2,79 persen atau Rp ,00dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 6

15 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah pendapatan dari penyertaan modal BPR diproyeksikan meningkat 16,20 persen atau Rp ,00 dari anggaran tahun sebelumnya. Disamping itu, penerimaan daerah dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diproyeksikan tidak berubah dari anggaran tahun Secara detail, perkembangan komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagai berikut. Tabel 2.3. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Sampang Tahun KODE URAIAN APBD HASIL P. KEKAYAAN DRH YG DIPISAHKAN Bagian Laba Penyertaan Mdl Pd Per. Drh/BUMD Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb (51,15) 100, (51,15) 100, , Apotek Trunojoyo Sampang (9,09) 0, Deviden Bank Jatim ,79 63, PT.GSM (85,00) 19, BPR ,20 14,83 Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Perolehan penyertaan modal dari deviden Bank Jatim merupakan komponen terbesar darihasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.pendapatan dari komponen ini sebesar 63,82 persen dari hasil kekayaan daerah yang dipisahkan. Pendapatan dari PT.GSM dan BPR diperkirakan berkontribusi sebesar 19,14 dan 14,83 persen.sedangkan kontribusi terendah dari adalah pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Apotek Trunojoyo Sampang dengan kontribusi sebesar 2,11 dan 0,10 persen. Komponen terakhir dalam PAD adalah pendapatan daerah lain-lain PAD yang Sah Gambar 2.5. Perkembangan Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten sampang R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Pertumbuhan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 7

16 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Lain-lain PAD yang sah diproyeksikan mengalami peningkatan yang relatif kecil pada tahun 2016.Pertumbuhan lain-lain pendapatan yang sah lebih dari 100 persen pada tahun 2013 sampai dengan Tahun 2016 sebagian komponennya ada yang mengalami penurunan dan adapula yang mengalami peningkatan. Rincian komponen Lain-Lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun 2015dan 2016 adalah sebagai berikut. Tabel 2.4. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Lain-Lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb LAIN-LAIN PAD YANG SAH ,10 100, Hasil Penjualan Aset Drh yg Tdk Dipisahkan , Hasil Penjualan Aset Lainnya , Penerimaan Jasa Giro ,58 8, Pendapatan Bunga Deposito/ Pinjaman (100,00) Tuntutan Ganti Rugi Daerah (72,21) 0, Komisi, Potongan & Selisih Nilai Tukar Rupiah Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan ,61 0, ,95 0, Pendapatan Denda Atas Pajak , Pendapatan Denda Retribusi , Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan , Pendapatan dari Pengembalian ,50 0, Hasil Pemanfaatan Kekayaan Drh , Pendapatan BLUD ,42 38, Fasilitas Sosial dan , Pendapatan Jasa Dana Bergulir (29,79) 0, Pendapatan Dana Kapitasi FKTP (1,36) 50,87 Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Pertumbuhan terbesar dari seluruh komponen Lain-lain PAD yang Sah adalah pendapatan dari pengembaliansebesar 48,50 persen dari anggaran tahun sebelumnya. Selain itu,penerimaan jasa giro, dan Komisi,potongan &selisih nilai tukar rupiah, pendapatan denda atas keterlambatan pekerjaan sertapendapatan BLUD memiliki pertumbuhan sebesar 21,58; 0,61; 6,95dan 4,42 persen.sebaliknya, Pendapatan bunga deposito/pinjaman, tuntutan ganti rugi daerah, Pendapatan jasa dana bergulirdan Pendapatan dana kapitasi FKTP diperkirakan memiliki pertumbuhan yang negatif sebesar (100); (72,71); (29,79); dan (1,36) persen. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 8

17 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Dari sisi kontribusi,pendapatan dana kapitasi FKTP merupakan kontributor terbesar dalam Lain-lain PAD yang Sah dengan persentase sebesar 50,87 persen atau Rp ,00. Sedangkan ppendapatan hasil eksekusi atas jaminan sebesar Rp ,00 atau 0,001 persen merupakan kontributor terendah. Pendapatan bunga deposito/pinjaman diproyeksikan bernilai nol pada tahun Rincian perkembangan dari Lain-lain PAD yang Sah di Kabupaten Sampang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.4. Rincian Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Lain-Lain PAD yang Sah Kabupaten Sampang Tahun KODE URAIAN APBD Hasil Penjualan Aset Drh yg Tdk Dipisahkan Penjualan Perltn / Perlengkapan Kantor Tdk terpakai Penjualan mesin / alat berat tidak terpakai Penjualan Kendaraan Dinas Roda Dua Penjualan Kendaraan Dinas Roda Empat RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb Hasil Penjualan Aset Lainnya Penjualan Bahan-bahan Bekas Bangunan , Penjualan Hasil Pertanian , Penerimaan Jasa Giro , Jasa Giro Kas Daerah ,21 98, Jasa Giro Pemegang Kas ,82 0, Jasa Giro Dana Bergulir ,33 0, Pendapatan Bunga Deposito/ Pinjaman (100,00) Bunga Pinjaman (100,00) Tuntutan Ganti Rugi Daerah (72,21) Kerugian Uang (72,45) 98, Kerugian Barang , Komisi, Potongan & Selisih Nilai Tukar Rupiah , Kontribusi Pameran , Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan , , Pendapatan Denda Atas Pajak Pendapatan Denda Pajak Reklame Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 9

18 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah KODE URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb Pendapatan Denda Retribusi Pendapatan Denda Atas Ret Pngujian Kend Brmtr Pendapatan Denda Atas Ret pasar Pendapatan Denda Atas Ret Pem Kekayaan Drh Pendapatan Denda Atas Ret Trayek Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan , , , , Hasil Eksekusi atas Jaminan Pendapatan Dari Pengembalian , Pegawai ,29 86, Barang/Jasa (8,17) 8, Modal (17,36) 4, Hasil Pemanfaatan Kekayaan Drh Sewa , Bangun Guna Serah ,49 Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Beberapa komponen dari Lain-lain PAD yang Sah pada tahun 2016 diproyeksikan memiliki nilai yang sama dengan anggaran tahun 2015.Hasil penjualan aset daerah yang tidakdipisahkan secara keseluruhan berasal dari penjualan peralatan/perlengkapan kantor tidak terpakai sebesar Rp Selanjutnyahasil penjualan aset lainnya, dari penjualan bahanbahan bekas bangunan dan penjualan hasil pertanian, dimana masing-masing sebesar 89,47 dan 10,53 persen. Pendapatan denda retribusi berasal dari pendapatan denda atas retribusi pengujian kendaraan bermotor, pendapatan denda atas retribusi pasar, pendapatan denda atas retribusi pemakaian kekayaan daerah, pendapatan denda atas retribusitrayek masing-masing sebesar 90,70; 1,57; 1,25; 6,48 persen.selanjutnya, hasil pemanfaatan kekayaan daerah berasal dari sewa dan bangun guna serah sebesar 8,51 dan 91,49 persen. Pada komponen penerimaan jasa giro, sebagian besar berasal dari Jasa giro kasdaerah sebesar 98,85 persen. Sisanya, berasal dari jasa giro pemegang kas dan jasa giro dana bergulir masing-masing sebesar 0,82 dan 0,33 persen. sedangkan dari sisi pertumbuhannya, jasa giro pemegang kas diperkirakan memiliki laju pertumbuhan terpesat dengan 81,82 persen.sedangkan penurunan pada tuntutan ganti rugi daerahpada penurunan kerugian uang sebesar (72,45) persen yang disebabkan dengan telah terselesaikannya sebagian atas kerugian daerah. Kemudian, untuk pendapatan dari pengembalian Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 10

19 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah sebagian besar bersal dari pengembalian belanja pegawai sebesar 89,96 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 65,29 persen dari tahun Dana Perimbangan Kontribusi terbesar komponen dari Dana Perimbangan adalah Dana Alokasi (DAU).Sampai dengan tahun 2015, pertumbuhan DAU menunjukkan tren yang positif,sedangkan pada tahun 2016 nilainya diproyeksikan sama dengan tahun Berbeda dengan DAU, dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak justru menunjukkan perkembangan yang fluktuatif sampai dengan proyeksi tahun Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAK), secara umum perkembangnnya menujukkan peningkatan meskipun pada tahun 2014 pertumbuhannya bernilai negatif. Secara rinci, perkembangan komponen dana perimbangan Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016 adalah sebagai berikut Gambar 2.6. Perkembangan Komponen Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Penurunan Dana Perimbangan dipicu oleh turunnya dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar (21,61) persen.disamping itu komponen lain penyusun dana perimbangan adalah DAU dan KAK, dimana keduanya diproyeksikan memiliki nilai yang sama pada tahun 2016 dengan anggaran tahun Dengan demikian, pertumbuhannya bernilai nol persen. Secara rinci, perkembangan nilai dan persentase pertumbuhan dari dana bagi hasil pajak/bukan pajak Kabupaten Sampang Tahun 2012 sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Dana bagi hasil pajak/bukan pajak Dana Alokasi khusus Dana Alokasi Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 11

20 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Gambar 2.7. Perkembangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Kabupaten SampangTahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD -30 Dana bagi hasil pajak/bukan pajak Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Penurunan pendapatan daerah yang berasal dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak disebabkan adanya penurunan bagi hasil bukan pajak/sda yang cukup signifikan pada tahun Penurunan tersebut sebesar (50,83) persen atau Rp ,00 sehingga pada tahun 2016 nilainya diperkirakan mencapai Rp ,00. Komponen bagi hasil bukan pajak/sda pada tahun 2016 diperkirakan berkontribusi sebesar 32,67 persen dari seluruh nilai pendapatan dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak. Sedangkan pendapatan bagi hasil pajak memiliki kontribusi yang dominan sebesar 67,33 persen dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 10,17 persen. Rincian perkembangan dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.6. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak/ Bukan PajakKabupaten Sampang Tahun URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Sesuai PMK , Bagi Hasil Pajak ,17 67,33 Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA ,83 32,67 Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Peningkatan pendapatan bagi hasil pajak disebabkan oleh peningkatan Bagi hasil PBB pertambangan, PPh Pasal 25, 29 dan PPh 21, dan Bagi hasil PBB Perhutanan masing-masing sebesar 6,15; 42,62; 0,02 persen. Sedangkan dana bagii hasil cukai hasil tembaku (DBHCHT) pada tahun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 12

21 Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah 2016 diproyeksikan tidak mengalami perubahan dari tahun Dari sisi kontribusinya, Bagi hasil PBB Pertambangan memiliki nilai terbesar yakni 55,73 persen dari total bagi hasil pajak. Sisanya, PPh Pasal 25, 29 dan PPh 21, Bagi hasil PBB Perhutanan dan DBHCHT masing-masing bernilai 20,09; 0,03 dan 24,16 persen dari total dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak. Secara rinci, perkembangan komponennya adalah sebagai berikut. Tabel 2.5. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak Kabupaten Sampang Tahun URAIAN APBD 2015 RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb Bagi Hasil Pajak ,17 100,00 - Bagi hasil PBB Pertambangan ,15 55,73 - PPh Pasal 25, 29 dan PPh ,62 20,09 - Bagi hasil PBB Perhutanan ,02 0,03 - DBHCHT ,00 24,16 Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Penurunan bagi hasil bukan pajak pada tahun 2016 cukup signifikan, yaitu sebesar (50,83) persen. Hal ini disebabkan, adanya perkiraan penurunan pendapatan bagi hasil pertambangan minyak bumi dan bagi hasil gas bumi yang lebih dari 50 persen pada tahun Sebaliknya pendapatan yang bersumber dari bagi hasil pungutan pengusaha perikanan mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2016 sebesar 93,45 persen. Namun demikian, maka secara keseluruhan pendapatan bagi hasil bukan pajak diperkirakan menurun sebesar 50,83 persen. Tabel 2.6. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Sampang Tahun URAIAN APBD 2014 RANCANGAN PPAS 2015 Growth Kontrb Bagi Hsil Bukan Pajak/SDA ,83 0,98 - Bagi Hasil Sumber daya Hutan ,00 0,02 - Bagi Hasil Royalti ,66 3,30 - Bagi Hasil Pungutan Pengusaha Perikanan - Bagi Hasil Pertambangan Minyak Bumi ,52 93, ,36 2,19 - Bagi Hasil Gas Bumi ,14 0,07 - Panas Bumi ,00 0,98 Sumber:Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Dana Alokasi Kabupaten Sampang memiliki perkembangan yang semakin menurun. Meskipun nilainya menunjukkan adanya peningkatan, tapi dari sisi kontribusinya yang menurun menunjukkan bahwa alokasi DAU sebagai dana transfer pemerintah pusat semakin dikurangi. Nilai Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 13

22 Billions Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah DAU pada tahun 2016 diproyeksikan tidak mengalami perubahan dari tahun anggaran 2015 yakni sebesar Rp ,00. Secara rinci, perkembangannya adalah sebagai berikut. Gambar 2.8. Perkembangan Dana Alokasi Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Dana Alokasi Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Senada dengan pertumbuhan DAU, proyeksi pertumbuhan DAK pada tahun 2016 juga memiliki nilai yang sama dengan anggaran tahun 2015.Pada Tahun 2016 DAK ditargetkan bernilai Rp ,00 sehingga capaian pertumbuhannya sebesar nol persen. Secara rinci, perkembangan DAK Kabupaten Sampang Tahun 2012 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut. 120 Gambar 2.9. Perkembangan Dana Alokasi KhususKabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD -20 Dana Alokasi khusus Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 14

23 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Perkembangan lain-lain pendapatan daerah yang sah sampai dengan tahun 2016, memilki trend yang positif. Hal inidapat dilihat dari pertumbuhan komponen ini sebesar 21,15 persen dari anggaran tahun sebelumnya. Meskipun sempat diproyeksikan menurun pada tahun 2015, pada tahun 2016 lain-lain pendapatan daerah yang sah kembali diproyeksikan meningkat. Sub komponen terbesar dalam lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah dana penyesuaian dan otonomi khusus yang pertumbuhannya mencapai 12,31 persen pada tahun 2016dengan nilai Rp ,00. Penerimaan terbesar kedua dalam lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dimana pada tahun 2016 nilainya diproyeksikan sebesar Rp ,00 atau 4,95 dari seluruh pendapatan daerah. Selanjutnyadana desa merupakam komponen dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 115,72 persen dan berkontribusi sebesar 4,19 persen dari seluruh total pendapatan daerah. Secara rinci, perkembangan lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah sebagai berikut. 200 Gambar Perkembangan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 RKPD PPAS Hibah Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi Dana Desa Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Sampai dengan Tahun 2016 penerimaan dana hibah diproyeksikan tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya, yakni seebesar Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 15

24 Billions Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Rp ,00. Perkembangan penerimaan dana hibah tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut , Gambar Perkembangan Dana Hibah Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD 1,200 1, Hibah Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi untuk Kabupaten Sampang belum diproyeksikan pada tahun 2016 karena belum adanya kepastian dari pemberi bantuan. Perkembangan bantuan keuangan dari provinsi untuk Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut Gambar Perkembangan Bantuan Keuangan Provinsi Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Bantuan keuangan dari provinsi Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Perkembangan pendapatan bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya memilki tren yang fluktuatif. Pada tahun 2016, penerimaan yang berasal dari dana bagi hasil pajakprovinsi diproyeksikan semakin meningkat sebesar 44,27 persen atau sebesar Rp ,60. Sedangkan pada tahun 2015, justru diperkirakan menurun 29,03 persen dari Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 16

25 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah tahun sebelumnya sehingga menncapai Rp ,00.Gambaran perkembangan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut Gambar Perkembangan Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Peningkatan bagi hasil pajak provinsi pada tahun 2016 didorong oleh pertumbuhan hampir seluruh komponen dari bagi hasil pajak provinsi, kecuali bagi hasil pajak air permukaan. Pertumbuhan terbesar dalam bagi hasil pajak provinsi terdapat pada pajak rokok sebesar 109,27 persen atau mencapai Rp ,00 pada tahun Kemudian diikuti oleh bagi hasil BBNKB, bagi hasil PKB, dan bagi hasil PBBKB yang masing-masing memiliki pertumbuhan sebesar 35,47; 30,46 dan 22,32 persen. Sedangkan bagi hasil pajak air permukaanmenurun sebesar (8,50) persen. Selain itu, bagi hasil yang diperoleh dari tera ulang diproyeksikan tidak mengalami perubahan. Dari sisi kontribusinya, pajak rokok merupakan penerimaan terbesar dalam bagi hasil pajak provinsi. Sebaliknya, penerimaan terendah terdapat pada bagi hasil tera ulang. Secara rinci, perkembangan, pertumbuhan dan kontribusi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.7. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Bagi Hasil Pajak Provinsi Kabupaten Sampang Tahun URAIAN APBD 2014 RANCANGAN PPAS 2015 Growth Kontrb Bagi hasil Pajak Provinsi ,27 100,00 Bagi Hasil PKB ,46 22,93 Bagi Hasil BBNKB ,47 20,39 Bagi Hasil PBBKB ,32 27,78 Bagi Hasil Pajak Air Permukaan ,50 0,25 Tera dan Tera Ulang ,00 0,03 Pajak rokok ,27 28,63 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 17

26 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Sumber: Dispendaloka Kabupaten Sampang, 2015 Senada dengan bagi hasil pajak provinsi, perkembangan dana penyesuaian dan otonomi khusus tahun 2016 juga diproyeksikan sama dengan tahun Sampai dengan tahun 2015, perkembangan dana penyesuaian dan otonomi khusus secara umum dapat dikatakan memiliki tren positif.pada tahun 2015 komponen ini diperkirakanmeningkat dengan nilai Rp ,00. Besaran nilai dana penyesuaian dan otonomi khusus Kabupaten Sampang merupakan penjumlahan dari dana penyesuaian tunjangan profesi guru dan tambahan penghasilan guru PNSD. Pada taun 2016, nana penyesuaian tunjangan profesi guru diproyeksikan sebesar Rp ,00 dan tambahan penghasilan guru PNSD diproyeksikan masih bernilai sama dengan tahun 2015, sebesar Rp ,00.Perkembangan dan persentase pertumbuhan dana penyesuaian dan otonomi khusus adalah sebagai berikut Gambar Perkembangan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD Dana penyesuaian dan otonomi khusus Pertumbuhan Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Perkembangan dana desa diproyeksikan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun Pada tahun 2016 nilai dana desa Kabupaten Sampang sebesar Rp ,00. Nilai tersebut meningkat 115,72 persen dari anggaran tahun 2015yaitu sebesar Rp ,00. Secara grafis, perkembangan dana desa Kabupaten Sampang Tahun adalah sebagai berikut. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 18

27 Billions Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Gambar Perkembangan Dana Desa Kabupaten Sampang Tahun R 2013 R 2014 R 2015 A 2016 PPAS RKPD -20 Dana Desa Pertumbuhan Kode Rek 5.1 Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Selain pendapatan daerah, perkiraan besarnya belanja daerah memilki pengaruh terhadap besarnya pembiayaan dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) tahun Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Sedangkan belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa, Bantuan Keuangan Kepada Pemeritahan Desa, dan Belanja Tidak Terduga. Perkembangan belanja tidak langsung Sampang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.8. Perkembangan, Pertumbuhan dan Kontribusi Komponen Belanja Tidak Langsung selain Belanja Pegawai Kabupaten Sampang Tahun URAIAN APBD 2015 Belanja Tidak Langsung selain Pegawai RANCANGAN PPAS 2016 Growth Kontrb , ,50 36, Belanja Pegawai ,82 78, Belanja Hibah , ,00-11,01 1, Belanja Bantuan Sosial , ,00 1,86 2, Belanja Bagi Hasil Kepada Kepada Prov/Kaab/Kota dan Pem. Desa Belanja Bantuan KeuKepada Prov/Kaab/Kota dan Pem. Desa , ,00 5,10 0, , ,50 50,07 17, Belanja Tidak Terduga , ,00 0,00 0,30 Sumber: Bappeda Kabupaten Sampang, 2015 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2016 II - 19

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan

Lebih terperinci

T A R G E T % LEBIH ( KURANG ) BULAN INI S.D BULAN LALU S.D BULAN INI

T A R G E T % LEBIH ( KURANG ) BULAN INI S.D BULAN LALU S.D BULAN INI 1 PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAFTAR : TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN ANGGARAN 2016 SAMPAI DENGAN JULI 2016 KODE 1 1 PENDAPATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015 PERIODE S/D 31 DESEMBER 2015

LAPORAN PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015 PERIODE S/D 31 DESEMBER 2015 LAPORAN PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015 PERIODE S/D 31 DESEMBER 2015 KODE REKENING URAIAN PENERIMAAN TARGET TAHUN 2015 BULAN LALU JUMLAH BLN INI S.D BULAN INI % PENDAPATAN 5,814,770,953,000.00

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2015 Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAPATAN PER-SKPD SEBELUM DAN SESUDAH P-APBD TA 2016

PENDAPATAN PER-SKPD SEBELUM DAN SESUDAH P-APBD TA 2016 SEBELUM PERUBAHAN PENDAPATAN DAERAH TA 2016 SESUDAH PERUBAHAN BERTAMBAH (BERKURANG) A. Dinas Kesehatan 51.190.390.000,00 51.690.390.000,00 500.000.000,00 1 - Persalinan umum 710.000.000,00 520.000.000,00

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 KODE 4 1 PENDAPATAN ASLI

Lebih terperinci

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2005 A. PENDAPATAN 1. dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2005 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1 Pajak Daerah 5.998.105.680,00 6.354.552.060,00

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN A. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2011-2015 Pengelolaan keuangan daerah telah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017 DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017 JENIS DATA 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Satuan Data XIX. RINGKASAN APBD I. Pendapatan Daerah - 584244829879

Lebih terperinci

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2006 1) dan Pendapatan Dalam tahun anggaran 2006, Pendapatan Daerah ditargetkan sebesar Rp.1.028.046.460.462,34 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.1.049.104.846.377,00

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS, Menimbang melalui :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR : 08 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belanja Daerah Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan, oleh karena itu pengelolaan keuangan daerah selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUA-P APBD) Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03/KB/BTD-2012 02/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 31 JULI 2012 TENTANG PRIORITAS DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI SUMBER PENDAPATAN DAERAH 1. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Lebih terperinci

Warung Makan , , , ,00 33,17 ( ,00)

Warung Makan , , , ,00 33,17 ( ,00) 1 PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN ANGGARAN 2017 SAMPAI DENGAN APRIL 2017 KODE JENIS PENERIMAAN T A R G

Lebih terperinci

REALISASI PAD KOTA DENPASAR TAHUN 2007

REALISASI PAD KOTA DENPASAR TAHUN 2007 No REALISASI PAD KOTA DENPASAR TAHUN 2007 Uraian Target Tahun 2007 Realisasi I BAGIAN P A D 125.037.127.310,16 138.481.391.182,44 A Pos Pajak Daerah 75.200.000.000,00 85.524.066.401,52 34.000.000.000,00

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Upaya Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara. Ditetapkannya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

NOMOR : 15 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 DESEMBER 2013

NOMOR : 15 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 DESEMBER 2013 BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR : 15 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 DESEMBER 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2014 PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

PENJABARAN PERUBAHAN APBD Lampiran II PERBUP PERUBAHAN APBD 2013 Nomor : 38 TAHUN 2013 Tanggal : 10 Oktober 2013 PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 Urusan Pemerintahan : 1.20 Urusan Wajib

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, pendapatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PASER DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASER DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN PASER DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2017 PENDAPATAN NO DPA SKPD : 0.00 00 00 00 4 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA TAHUN

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 34 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun A. Struktur APBD Kota Surakarta 2009 2013 APBD Kota Surakarta Tahun 2009-2013 Uraian 2009 2010 2011 1 PENDAPATAN 799,442,931,600 728,938,187,952 Pendapatan Asli Daerah 110,842,157,600 101,972,318,682 Dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keuangan Daerah Faktor keuangan merupakan faktor yang paling dominan dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Keadaan keuangan daerah yang menentukan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014

RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014 RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 07 Tahun 2012 Seri A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 07 Tahun 2012 Seri A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 07 Tahun 2012 Seri A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA

KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN A.IV.a : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 21 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 MEI 2011 KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA Kode 4 PENDAPATAN DAERAH 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 1 1 Hasil Pajak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah) Pemerintah Kabupaten Klungkung Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Bulan : Oktober 2014 LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Dalam penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ini, perhatian atas perkembangan kondisi perekonomian Kabupaten Lombok

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR N PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR N PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR N PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KODE REKENING PENDAPATAN

KODE REKENING PENDAPATAN LAMPIRAN A.III PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KODE REKENING PENDAPATAN PROVINSI

KODE REKENING PENDAPATAN PROVINSI LAMPIRAN A.III.a : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 21 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 MEI 2011 KODE REKENING PENDAPATAN PROVINSI Kode 4 PENDAPATAN DAERAH 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 1 1 Pajak Daerah 4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belanja Modal Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG w PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAD KOTA MALANG TAHUN 2007 s/d 2009

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAD KOTA MALANG TAHUN 2007 s/d 2009 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAD KOTA MALANG TAHUN 2007 s/d 2009 NO JENIS PAJAK RETRIBUSI JUMLAH TARGET REALISASI PENERIMAAN ( Rp ) 2007 2008 2009 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 I PAJAK DAERAH 1 PAJAK

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT SALINAN BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2014 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Republik Indonesia Nomor 4355) ; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran

Republik Indonesia Nomor 4355) ; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN ANGGARAN 2013 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA KOTAMOBAGU TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA KOTAMOBAGU TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA KOTAMOBAGU TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KOTAMOBAGU Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Belanja Daerah Seluruh pendapatan daerah yang diperoleh baik dari daerahnya sendiri maupun bantuan dari pemerintah pusat akan digunakan untuk membiayai seluruh

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 Pemerintah Kota Semarang Tahun 2014 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH NOMOR

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 2013 PERDA KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 13 HLM, LD No. 23 ABSTRAK : -

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 c. Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) merupakan PAD pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) Kabupaten Pekalongan pada Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Teoretis 1.1.1 Otonomi Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut secara logis dinilai wajar karena jumlah peningkatan pajak berbanding lurus

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU SALINAN PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG 1 BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG Nomor : 36 TAHUN 2009 Tanggal : 2 PEBRUARI 2009 Tentang : PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BIDANG PENDAPATAN DAERAH DAN PIUTANG DAERAH DARI

Lebih terperinci

NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 1 1.2. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 2 1.3. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 ) K 2 Keuangan Pemerintah Kab/Kota REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja

Lebih terperinci

1 Rancangan Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 B A B 1 PENDAHULUAN

1 Rancangan Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 B A B 1 PENDAHULUAN 1 B A B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 316 bahwa perubahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO,

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 ) APBD 2 Keuangan Pemerintah Kab/Kota REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN Rp Miliar LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBD 5.1.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBD Pendapatan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970);

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970); PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci

BUPATI PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci