Tetapi, dengan berpatokan pada al-qur an dapat dibangun kerangka ekonomi yang islami:
|
|
- Sudirman Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EKONOMI ISLAM Bila Islam merupakan tuntunan hidup yang benar, berarti Islam juga merupakan petunjuk dalam mengatur sumber daya (kerja, alam dan kapital). Singkatnya, petunjuk bagi perekonomian yang benar. Akan tetapi - seperti juga teori negara Islam (lihat bab Integrisme: Negara Islam) - dalam al-quran terdapat sedikit sekali hal yang bisa dijadikan patokan untuk itu. Al-Quran banyak menyinggung muslim sebagai pelaku ekonomi, sementara sistem ekonominya sendiri jarang disinggung. Seperti juga dalam sistem masyarakat pada umumnya, dalam bidang ekonomi, Islam juga lebih menekankan aspek-aspek moralnya. Moral para pelaku ekonomi itu (produsen, penyalur, konsumen) yang diutamakan oleh Islam. Tetapi, dengan berpatokan pada al-qur an dapat dibangun kerangka ekonomi yang islami: 1.Al-Qur an menjamin hak milik kebendaan, termasuk alat-alat produksi. Secara teoritis, tidak sama dengan hak milik dalam pandangan hukum romawi yang absolut sifatnya, melainkan lebih menyerupai hak guna -- karena semua ciptaan hanyalah kepunyaan Tuhan semata. 1 Hak milik ini lebih utama dari hak milik negara dan yayasan swasta. 2 Pribadi tidak berhak menguasai kekayaan alam seperti udara, air, hutan, padang rumput, dan kekayaan alam lainnya. Akan tetapi negara dapat memberikan lisensi untuk mengelolanya. 3 2.Setiap muslim diwajibkan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk melakukan perdagangan yang menguntungkan dalam sistem pasar bebas, termasuk bebas monopoli. (Nabi Muhammad di Mekkah sempat bekerja sebagai pimpinan perusahaan ekspor-impor milik istrinya, Khadijah). Laba yang didapat dari hasil spekulasi yang tidak melibatkan kerja haram hukumnya (misalnya pasar bursa, dan juga bunga modal -- keterangan lebih lanjut lihat bagian bawah) 3.Negara bertugas mengawasi pelaksanaan aturan main di pasar (untuk menghindari monopoli, timbangan yang curang, dan bentukbentuk kejahatan kerah putih lainnya). Selain itu, menciptakan keadilan sosial melaului peraturan-peraturan, terutama 1 Pernyataan yang mewakili dari kepemilikan ganda masih diragukan; bandingkan pada Akhtar A. Awan, Quality, Effeciebcy and Property Ownership in Islamic Economic System, Boston Penekanan ini sangat penting melihat penyelewengan yang dilakukan pemilik Yayasan swasta dan negara. Pada abad ke 18 rakyat kekhalifahan Otsmani merubah 2/3 sampai 3/4 kepemilikan tanah menjadi bentuk Yayasan; Yayasan -yayasan keluarga menanggung runtuhnya keuangan kekhalifan Otsman, lihat J. R. Barnes, An Introduction to Religious Foundations in the Ottoman Empire, Leiden Sebagaimana orang dengan mudah menebak, ini karena perhatian terhadap peranan persahaan-perusahaan minyak Barat yang menuntut. 76
2 dibidang perpajakan dan cukai. Untuk itu ada hukum pajak dan warisan dalam al-qur an - meskipun pajak kekayaan dalam al- Quran tidak progresif -,juga larangan penimbunan kekayaan dan kemewahan. Tetapi bukan pemerataan kekayaan dan pendapatan yang jadi tujuan sosial politiknya. 4.Orang Islam tidak boleh kikir atau boros dengan harta kekayaannya. Seperti dalam urusan lain, sebagai konsumen ia harus mampu menahan diri, namun begitu bukan berarti harus menjadi penganut Asketis (anti kesenangan). Kerangka di atas dengannya sistem ekonomi yang konkrit dapat dibentuk - yang sangat fleksibel menunjukkan kearifan al-qur an. Sementara, problematika ekonomi yang berubah terus-menerus, membuat sejarah ilmu ekonomi - dari Adam Smith, David Ricardo, thomas Malthus, Karl Marx, John Maynard Keynes sampai kepada Paul A. Samuelson - tampak seperti sejarah keteledoran para pakar ekonomi, meskipun teori tersebut kelihatan cocok pada zamannya. Ilmu Ekonomi Islam pada zaman modern telah berusaha keras membuat suatu konsep ekonomi yang spesifik meskipun dengan hasil yang tak memuaskan. 4 Ini merupakan sebuah alternatif, baik bagi kapitalisme Barat yang sangat memuja otonomi individu yang semu, maupun sosialisme terpimpin, yang secara kolektif mempertuhankan negara. Menurut Max Weber dan Mueller-Armack 5 kedua sistem materialisme itu bukannya tidak religius, tetapi merupakan ideologi dengan aturan nilai religius yang menyimpang. Kedua sistem tersebut tak dapat menandingi Islam, yang mampu menciptakan hubungan harmonis antara individu dengan negara. Di Madinah 1400 tahun yang lalu, Islam bahkan telah berhasil merealisasikan suatu standar keadilan sosial dan ekonomi, yang hanya dapat diimpikan Marx. 6 Di satu sisi, tampak adanya suatu romantisme yang jauh dari realitas di dalam kitab orang Islam ini. Tidak semua orang yang menguasai al-qur an, juga menguasai ekonomi. Karena ekonomi mempunyai aturan main tersendiri; Laba misalnya, tidak bisa datang begitu saja dengan perintah. Bahwa moral dan ekonomi seharusnya tidak terpisah, bukan berarti bahwa kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan. Seperti yang diilustrasikan dalam kebangkrutan sistem ekonomi komunis, jelas bahwa fakta ekonomi tidak bisa dihasilkan dengan sulap. Semua pakar ekonomi Islam harus sadari, bahwa Umat yang ideal merupakan syarat terciptanya suatu aturan ekonomi islam yang ideal. 4 Sebagaimana Index of Islamic Literature der Islamic Foundation di Leicester yang menerbitkan cetakan tiga bulanan membuktikan, bahwa produksi di bidang Ekonomi Islam sama sekali belum bisa diperhitungkan. Sebagai penjelasan lebih lanjut berbahasa Inggris M. A. Mannan, Islamic Economics: Theory and Practice, London 1986, dan karyanya yang lain Abstracs of Researches in Islamic Economics, Jeddah Bandingkan Mueller-Armack, Religion und Wirtschaft (Agama dan Ekonomi), cetakan ke2, Bern Ziauddin Ahmad, Concept and Models of Islamic Banking: An Assesment, dalam: The Muslim World. 77
3 Di lain pihak tampak, banyak penulis muslim lebih menyukai pandangan-pandangan kolektifisme dan karena itu membayangkan 7 negara Islam sebagai suatu warfare state tidak aneh bagi penulis-penulis dengan latar belakang Marxis. 8 Menurut saya, lebih tepat kalau kita menyimpulkan dari kerangka yang diberikan al-qur an sebuah sistem ekonomi yang mirip dengan soziale Marktwirtschaft (ekonomi pasar yang tidak kehilangan karakter sosialnya) di Barat. Tentu saja tanpa elemen-elemen buruknya, seperti diizinkannya jual-beli barang-barang yang merusak kesehatan seperti alkohol, tembakau, dan obat-obat terlarang -- hanya karena tak mau kehilangan pendapatan pajak, dan kemerosotan pasar modal dan suku bunga, yang disebabkan oleh adanya anonimitas perseroan dalam hukum ekonomi. Dalam hal ini perekonomian Islam tidak mengenal adanya bursa saham dan PT, dan mengharamkan bunga uang; keduanya - meskipun tidak harus - saling berhubungan. Hukum Islam tidak mengenal suatu badan hukum - seperti termaktub dalam pasal 21 dan seterusnya dalam Kitab Perundang-Undangan Sipil Jerman atau oknum yang mempunyai kapasitas hukum di luar manusia. Hal ini tidak ditetapkan oleh al-qur an dan Sunnah, tapi merupakan hasil yurisprudensi Islam, yang bisa berbeda. Negaranegara muslim sekarang juga memandang dirinya sebagai badan hukum, mengacu pada hukum negara, hukum perdata dan hukum internasional. Selain itu, dengan wakaf telah terbentuk sebuah instrumen yang dapat disamakan dengan badan hukum. Jadi hal ini bukan merupakan rintangan bagi modernisasi pasar modal Islam. Beda halnya dengan bunga, yang tidak hanya dicela dalam al- Qur an (QS. 30:39 dan 31:130), tapi juga dilarang oleh Nabi dan tersurat di dalam wahyu terakhir, ayat al-riba, beberapa minggu sebelum Rasulullah wafat. Orang-orang yang mengambil Riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran ( tekanaan ) penyakit (gila ). Keadaan yang demikian itu adalah disebabakan mereka berkata (berpendapat )sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah tellah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS. 2:275 dan seterusnya) Setiap mahasiswa semester kedua mengetahui, peran penting apa yang dimainkan oleh bungan uang dalam pengumpulan dan pengendalian modal, kontrol laba, pengumpulan kekayaan dan 7 Ziauddin Ahmad, ibid, tertanggal 14 September 1985, halaman 2 8 Roger Garaudy, L Islam vivant, Aljazair 1986, hal. 93, menerima Profit hanya untuk efisiensi pemeriksaan 78
4 kebijaksanaan ekonomi negara - pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi. Karena itu meskipun diharamkan oleh Yahudi, 9 Kristen dan Islam, tidak pernah ada dunia yang bebas bunga. Bahkan sekarang ini negara-negara kaya arab lebih senang menginvestasikan kekayaannya di negara-negara Barat yang memberikan bunga yang menguntungkan; Kerajaan Marokko, seperti negara-negara muslim lainnya mempraktekkan pinjaman berbunga tinggi. Mengingat fungsi bunga yang penting -- di dunia yang sama sekali tidak memperdulikan lingkungan sekelilingnya, dan malah serakah -- para ahli hukum Islam mencoba untuk memperlunak larangan bunga yang tersurat dalam Alquran, dan membuatnya kompatibel dengan sistem yang berlaku. Di Mekkah pada masa turunnya wahyu dipraktekkan bunga sebesar 50% atas kredit, yang padahal dipakai untuk menyambung hidup akibat panen yang gagal. Setiap penunggakan dikenai bunga 100%. Dari latar belakang ini tampaknya riba dalam pandangan QS. 2: 275 bukan berarti bunga biasa tapi bunga yang mencekik dan kemungkinan hanya dalam kaitannya dengan kredit untuk kebutuhan primer. 10 Tapi, uraian ini bertentangan, antara lain, dengan kenyataan, bahwa dahulu di Mekkah pun sudah dikenal kredit Niaga dan QS 2:275 tidak membicarakan bunga yang mencekik -- baru di ayat yang lain al-qur an menggunakan istilah bunga yang mencekik (QS 3:130). Secara bersamaan, ada yang mencoba menyelesaikan permasalahan ini dengan menggunakan istilah opportunity costs. Menurutnya, bunga tidak hanya imbalan modal yang diberikan, tapi juga untuk pengganti hasil yang bisa diperoleh oleh penanam modal, seandainya ia menggunakannya untuk mencari keuntungan dengan cara lain. Mayoritas mazhab Islam memegang teguh pengharaman bunga, dan hanya memperbolehkan laba yang berasal dari modal, bila ada keterlibatan aktif dalam perusahaan atau jika resikonya ditanggung bersama. Ini bisa dalam bentuk keterlibatan dalam pengelolaannya (musyarakah), atau pasif tetapi ikut bertanggungjawab (mudarabah). Yang penting, dalam kedua alternatif tadi, penanam modal tidak hanya terlibat dalam pembagian keuntungan, tapi juga kerugian. Ini prinsip perbankan 9 Musa ke 5 (23), 20 dan seterusnya: Haram, mengambil bunga (uang) diantara sesama Yahudi. 10 Bunga terbatas, paling tidak sampai batas nilai tahan, sekitar pada tingkat hilangnya pengaruh Inflasi, dengannya dibolehkan antara lain oleh Abd. Yusuf Ali, The Holy Qur an, Brentwood 1983, catatan kaki 324 terhadap QS. 2:275; Muhammad Asad, The Message of the Qur an, Gibraltar 1980, catatan kaki 35 terhadap QS. 30:39; A. G. Ghaussy, Das Wirtschaftsdenken im Islam, Bern 1989, hal
5 yang dicoba dipraktekkan terutama di Pakistan sejak tahun 1985, ketika surat-surat berharga dan bunga tabungan dihapuskan. 11 Apakah eksperimen yang diamati oleh Volker Nienhaus dan Traute Wohlerscharf ini berhasil, masih harus dibuktikan. 12 Syaratnya, pasar modal bebas bunga dalam keterbatasan sumber daya harus mampu mengkonsentrasikan modal dan menginvestasinya pada proyekproyek yang menguntungkan. Siapa yang mempraktekkan ini tanpa bunga, menghadapi masalah yang telah menyebabkan runtuhnya ekonomi sosialis terpimpin -- meskipun ada sebab-sebab lain. Karenanya umat Islam makin memperhatikan Islamabad, Riyadh, Khartoum dan Taheran. Tidakkah harus ada yang berhasil mengoperasikan ekonomi yang sehat, yang berkarakter manusiawi sebuah sistem ekonomi untuk umat manusia. 11 Meskipun demikian ini adalah suatu usaha yang bersih dan baik, menerapkan pelarangan bunga dengan benar, dengan mengikuti jurisprudensi Islam mengatur dalam arus perdagangan, dimana pinjamannya diketahui dalam bentuk Jual atau Penukaran. Lihat juga Joseph Schacht, An Introduction to Islamic Law, Oxford 1964, halaman Arab dan Bank Islam, Koeln
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah, banyak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk yang berlabel syariah.
Lebih terperinciTugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita
Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Teori Adam Smith, yang menyatakan bahwa pasar memiliki kekuatan tidak terlihat yang akan membawa pasar kepada keseimbangan,
Lebih terperinciAsas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam
. Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam 2 Pengertian Sistem Ekonomi Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis saat ini, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk dapat menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpindah
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P. A. Kesimpulan
228 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan 1. Bunga Bank Konvensional pada zaman sekarang adalah halal, tidak termasuk kategori Riba/haram seperti yang dimaksud dalam Alquran, dengan pertimbangan sebagai berikut
Lebih terperinciEkonomi Islam dan Solusi Kemandirian Ummat
Ekonomi Islam dan Solusi Kemandirian Ummat Memahami sistem ekonomi Islam secara utuh dan komprehensif, selain memerlukan pemahaman tentang Islam juga memerlukan pemahaman yang memadai tentang pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL
68 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL A. Persamaan Konsep Konsumsi Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional Pada konsep ini baik ekonomi Islam
Lebih terperinciSistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1
Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1 Ada tiga sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis dan Mix Economic. Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat, tuntutan akan tersedianya berbagai fasilitas yang mendukung kehidupan masyarakat juga mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua perjanjian di bidang perekonomian dikaitkan dengan bunga. Akibat sistem bunga yang
Lebih terperinciekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi KONSEP ILMU EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dan keuangan syariah telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Hal ini terlihat dari tindakan
Lebih terperinciPerbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan
Lebih terperinci1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional
1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional (ISO) dan harganya yang bersaing sehingga produk dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya (antara lain Akuntansi) baru kajian Ekonomi Islam dan Akuntansi Islam yang lebih terdepan
Lebih terperinciKonflik Politik Karl Marx
Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagasan adanya perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariat Islam berkaitan erat dengan gagasan terbentuknya suatu sistem ekonomi Islam. Gagasan mengenai
Lebih terperinciPANDANGAN TENTANG EKONOMI ISLAM Oleh * Salman Saesar * Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan di dalam
PANDANGAN TENTANG EKONOMI ISLAM Oleh * Salman Saesar * Abstrak Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan di dalam masyarakat tercapai. Untuk mencapai keseimbangan hidup di dalam masyarakat
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH (Studi kasus di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang
134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil Alamin, rahmat atau kebaikan bagi seluruh alam semesta termasuk manusia, yaitu untuk memperbaiki masyarakat, untuk mengatur pergaulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moh Rifai, Konsep Perbankan Syariah, CV.Wicaksana, Semarang, 2002, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankkan syariah di Indonesia pada saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal tersebut terlihat dengan semakin banyaknya bank-bank
Lebih terperinciUniversitas Bina Darma
Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi Islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{ berarti terpenuhinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang.
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI
PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA TABUNGAN KONVENSIONAL PADA PT. BANK MANDIRI Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun
Lebih terperinciPeran Pemerintah dalam Perekonomian
Peran Pemerintah dalam Perekonomian 1. Sistem ekonomi atau Politik Negara 2. Pasar dan peran Pemerintah 3. Jenis Sistem Ekonomi 4. Peran Pemerintah 5. Sumber Penerimaan Negara week-2 ekmakro08-ittelkom-mna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dibantah, bahwa bank syariah tidaklah sama dengan bank konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari kulit saja, selalu berpandangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam atau bank syariah merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para pakar Islam dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang ketat di lingkungan perusahaan akan muncul dengan diterapkannya perdagangan bebas pada era globalisasi. Agar Indonesia mampu memasuki pasar global maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa dekade belakangan ini industri perbankan terus berkembang dengan pesatnya, sehingga sektor ini menjadi sektor andalan dalam pengembangan perekonomian daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal, artinya meliputi segenap aspek kehidupan umat manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia muslim dan Barat. Perbankan Islam merupakan bentuk perbankan yang pembiayaannya berusaha memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan suatu industri jasa yang sangat dominan dan menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan perbankan sangat dirasakan manfaatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional atau berdasarkan prisip syariah yang kegiatannya memberikan jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari system perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Lebih terperinciTEORI KLASIK DAN KANEYSIAN.
TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN www.aeunike.ub.ac.id TEORI KLASIK 2 Mashab Klasik (dan Neo Klasik) Pelopor : Adam Smith Fenomena ekonomi sbg fenomena alam & selalu bersifat eksak dengan ketentuan hukum alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum, Bumi Aksara, Jakarta, 1999, Cet. I, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan
Lebih terperinci1. Pengertian bank konvensional & bank syariah
1. Pengertian bank konvensional & bank syariah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes
Lebih terperinciBAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan
BAB IV TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 40/DSN- MUI/X/2003 TERHADAP PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN TIDAK HALAL DALAM KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 314/BL/2007 Setelah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang
12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide pendirian bank syariah di negara negara Islam tidak terlepas dari kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional yang beredar di negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian suatu negara biasanya dapat dilihat dari keberadaan suatu pasar modal. Sebuah negara industri maju maupun negara industri baru selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan modern dewasa ini adalah suatu kebutuhan masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan tersebut adalah bank yang
Lebih terperinci(Dosen Ekonomi Syariah STIA Alma Ata Yogyakarta) ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DAN KONSEP KEPEMILIKAN (Kajian Pemikiran Abdul Mannan Dalam Islamic Economic Theory and Practice ) Oleh; Muhdi Kholil (Dosen Ekonomi Syariah STIA Alma Ata Yogyakarta) ABSTRACT Issues
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI
BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI A. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Mengenai Bunga dalam Kegiatan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah mengajarkan bahwa motivasi dan alasan bekerja adalah dalam rangka mencari karunia Allah SWT. Tujuan bekerja adalah untuk mendapatkan harta agar seseorang
Lebih terperinciArus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian
Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Putri Irene Kanny Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-4 Arus lingkar pendapatan dalam perekonomian tertutup dua sektor Arus lingkar pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi islam merupakan salah satu aspek dalam sistem islam yang integral dan komprehensif. Aplikasi nilai islam dan sistem ekonomi islam bagi seorang
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme
KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)
Lebih terperinciKONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH
EKONOMI SYARIAH KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH Keberhasilan suatu organisasi bisnis, sosial, atau organisasi lainnya tergantung pada empat hal sebagaimana disebutkan dalam kata-kata hikmah :
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut adanya suatu industri sektor perekonomian yang sehat, tangguh, dan berperan. Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu
Lebih terperinciSessi. Mumuh Mulyana Mubarak, SE.
Sessi Lingkungan Legal Internasional Dosen Pembina: Mumuh Mulyana Mubarak, SE. http://moebsmart.co.cc http://politikusmuda.co.cc BISNIS INTERNASIONAL = The GAME THE RULES beragam 1. Mengetahui 2. Mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perputaran uang yang terjadi, hal itu akan semakin mendorong pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi di dunia ini, tidak diragukan lagi telah membawa dampak yang sangat berarti terhadap perkembangan seluruh negara. Tidak terkecuali Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mempunyai kelebihan dana kemudian disalurkan kembali. kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangaan perekonomian saat ini menuntut masyarakat untuk memilih jasa perbankan yang cocok untuk melaksanakan sirkulasi dana yang ada, baik untuk perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tolok ukur kemajuan perekonomian negara. Salah satu ciri-ciri negara industri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan salah satu elemen penting dan tolok ukur kemajuan perekonomian negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga-lembaga keuangan pembiayaan bagi konsumen dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor perbankan yang tetap kukuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan ekonomi Islam dan praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal ini ditandai dengan pesatnya kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak
Lebih terperinciS I L A B U S. 1. Tes lisan 2. Tes tulis. 1. Menelaah buku-buku terkait dasar-dasar. ekonomi Islam. 2. Dialog dengan dosen 3. Membuat resume kuliah
Jurusan/Program Studi : TARBIYAH/SYARIAH/ PAI, HES, ES, PS Kode Mata : Nama Mata : DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM Bobot : 2 SKS Semester : I/II Mata Prasyarat : Standar Kompetensi : S I L A B U S Kompetensi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian masyarakat terhadap perbankan selalu besar, baik pada waktu ekonomi sedang tumbuh subur maupun sebaliknya. Hal itu dikarenakan lembaga perbankan dalam
Lebih terperinciEVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk
EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Soemitro, 2009:1). Berkenaan dengan ini, dapat disebutkan pemikiran-pemikiran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep teoritis mengenai bank Islam pertama kali muncul pada tahun 1940- an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil (Andri Soemitro, 2009:1).
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MAKRO
EKONOMI MAKRO PENGANTAR EKONOMI MAKRO Universitas Medan Area T.Parulian M A T E R I 1. Perkembangan Teori Ekonomi Makro 2. Perhitungan Pendapatan Nasional. 3. Keseimbangan Pendapatan 2 sektor, 3 sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar didunia, lebih kurang 80% penduduknya menganut agama Islam. Dalam Islam, halal dan haram adalah bagian
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Economic Value of Time Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Economic Value of Time (EVT) vs Time Value of Money (TVM) TVM 1. Nilai uang hari ini lebih bermakna dari pada
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. diperoleh kesimpulan pemikiran Ba>qir al-s{adr dan Taqiy al-di>n al-nabha>niy
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari rumusan masalah sebagaimana yang tertuang pada bab I, dapat diperoleh kesimpulan pemikiran Ba>qir al-s{adr dan Taqiy al-di>n al-nabha>niy tentang distribusi serta kesamaan
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG
PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENDAPATAN Kantor Dagang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang berubah cepat, tantangan yang dinamis, semakin kompleks serta terintegrasi dengan perekonomian internasional
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN
Lebih terperinciAdam Smith Sebuah Primer Bag. 6: Tentang Wealth of Nations. Sejarah lembaga ekonomi
Adam Smith Sebuah Primer Bag. 6: Tentang Wealth of Nations Sejarah lembaga ekonomi Buku III mempelajari tentang perkembangan hubungan ekonomi, kadang kala lewat perkiraan sejarah, kadang lewat fakta sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih beberapa alternatif sumber dana tambahan yang ada, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam tatanan sosial Islam masing-masing individu saling melengkapi. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang kehidupan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai lembaga keuangan syari ah di Indonesia terutama pada lembaga keuangan mikro turut mewarnai jalannya perekonomian di negeri ini. Hal ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengonversi bank konvensional menjadi bank yang syariah kini seperti trend saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI Syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas saat ini, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat. Terdapat berbagai tantangan dan peluang yang terdapat di pasar,
Lebih terperinciMenyelesaikan Masalah Kemiskinan Melalui Distribusi yang Adil
Menyelesaikan Masalah Kemiskinan Melalui Distribusi yang Adil Masalah kemiskinan sesungguhnya berpangkal pada buruknya distribusi kekayaan di tengah masyarakat. Karena itu, masalah ini hanya dapat diselesaikan
Lebih terperinciReligion Pandangan Islam Mengenai Asuransi
Religion Pandangan Islam Mengenai Asuransi Keyakinan kita sebagai muslim adalah bahwa dalam dunia ini segala sesuatu terjadi berdasarkan atas kehendak Allah subhanahu wa ta ala (SWT). Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan pemerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang individu dengan penciptanya (hablum minallah), namun mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ajaran Islam tidak hanya terbatas pada masalah pribadi antara seseorang individu dengan penciptanya (hablum minallah), namun mencakup pula masalah hubungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) TERHADAP ATRIBUT PRODUKBANK SYARIAH DI JEMUR WONOSARI
BAB IV ANALISIS PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) TERHADAP ATRIBUT PRODUKBANK SYARIAH DI JEMUR WONOSARI A. Persepsi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Terhadap Atribut Produk Bank Syariah Dari kedelapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,
BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Ba i Al-wafa di Desa Sungai Langka Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta selama yang demikian tetap dilakukan dalam prinsip umum yang
Lebih terperinciekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi PELAKU KEGIATAN EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Sistem yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah sistem yang lahir dari pemahaman bahwa Islam adalah agama yang universal dalam setiap aspek, baik individu, keluarga, sosial, budaya, politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada awal krisis moneter, Bank Syariah merupakan bank yang belum begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia hanya
Lebih terperinciBAB II BIOGRAFI MUHAMMAD NEJATULLAH SIDDIQI. A. Kelahiran dan Pendidikan Muhammad Najatullah Siddiqi
BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD NEJATULLAH SIDDIQI A. Kelahiran dan Pendidikan Muhammad Najatullah Siddiqi Muhammad Nejatullah Siddiqi di lahirkan di Gorakhpur, India pada tahun 1931, beliau memperoleh pendidikan
Lebih terperinci