BAB IV RITUAL HAJI BAGI UMAT ISLAM DAN LOKASI PENELITIAN. Islam yang mencakup prasyarat mental dan material calon jemaah, pengelolahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV RITUAL HAJI BAGI UMAT ISLAM DAN LOKASI PENELITIAN. Islam yang mencakup prasyarat mental dan material calon jemaah, pengelolahan"

Transkripsi

1 BAB IV RITUAL HAJI BAGI UMAT ISLAM DAN LOKASI PENELITIAN Bab empat ini menjelaskan secara umum perihal ritual haji bagi umat Islam yang mencakup prasyarat mental dan material calon jemaah, pengelolahan menejemen haji oleh pihak pemeritah, penerapan sistem daftar tunggu dan kontrol masyarakat. Pada bab ini juga dijelaskan lokasi penelitian secara umum dan representasi Islam di Bali. 4.1 Kewajiban Ibadah Haji Bagi Umat Islam Kewajiban ibadah haji dalam agama Islam merupakan sebuah ketaatan terhadap menjalankan Rukun Islam yang terdiri dari (1) syahadat; (2) sholat; (3) puasa; (4) zakat; dan (5) haji. Menunaikan ibadah haji menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam dengan penekanan pelaksanaanya hanya bagi yang mampu dan sekali seumur hidup. "Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran: 97) Sebagai syarat haji bagi seorang individu adalah dia beragama Islam, dewasa, waras atau berakal, merdeka bukan budak dan mampu melaksanakannya. Ayit Rachman, salah seorang informan yang sedang mengikuti bimbingan haji menuturkan niatan nya menunaikan haji: Sebagai salah satu kewajiban sebagai umat islam, kita harus menjalan rukun Islam apabila mampu, kebetulan pribadi saya, kelihatannya saya mampu, jadi itu salah satu rukun yang saya jalankan biar semua bisa dilaksanakan. (Wawancara 30 Mei 2014) 35

2 36 Ibadah haji adalah sebuah perjalanan spiritual mengunjungi Kaabah di Kota Mekah jazirah Arab, yang dipercayai sebagai tempat di mana manusia pertama Nabi Adam dan Siti Hawa hadir di muka bumi (Gayo, 2004). Kata hajj berarti mengelilingi altar sebanyak tujuh kali dalam waktu tujuh hari pada sebuah festival jama ah. Altar yang dimaksud adalah Kaabah sebagai simbol rumah Allah (Baitullah). Pada hakekatnya perjalanan haji merupakan serangkaian kegiatan yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Dimulai dengan ihram yaitu kegiatan membersihkan diri dan mengenakan pakaian ihram. Esensinya adalah sebagai bentuk panghambaan kepada sang pencipta, dengan niat pengesaan tanpa elemen-elemen duniawi. Yang kedua thawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka bah. Ini merupakan simbol perjuangan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan menyatukan langkah dan memusatkan hati kepada eksistensi sang pencipta. Yang Ke tiga sa i secara literal artinya berlari-lari di antara bukit Shafah dan Marwah selama tujuh kali putaran. Sa i menggambarkan eksistensi perjuangan hidup manusia bahwa kehidupan selalu bergerak dan usaha merupakan bukti dari pada pergerakan hidup. Selanjutnya adalah wuquf Arafah, kegiatan berdiam diri di padang yang luas untuk mengingat Allah Swt. dengan berdoa dan berkontemplasi memaknai hakikat siapa diri dan kemana akan kembali. Yang ke lima adalah melempar jumroh yakni melempar tujuh kali batu di Mina pada tiga tempat yakni jumrah aqobah, wusto dan ula. Melempar jumroh merupakan simbol pengusir setan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Maknanya adalah pembebasan hati manusia dari hawa nafsu dan menjauhi perintah setan, menuju kepada ketaatan yang hakiki. Kemudian diikuti dengan

3 37 berkurban yang berarti mendekatkan diri kepada Allah, melalui penyembelihan ternak yang merupakan simbol kepatuhan dan ketaatan sebagai salah satu bentuk ketaqwaan kepada Allah Swt. Yang terakhir adalah tahalul merupakan prosesi dalam ritual ibadah haji dengan mencukur sebagian rambut. sebagai simbol rasa syukur dan pembersihan jiwa dari hal-hal yang kotor, sehingga manusia kembali kepada fitrah asalnya. Salah satu yang unik dari masyarakat Indonesia adalah adanya anggapan bahwa ibadah haji mampu mengangkat citra atau gengsi dari individu yang menjalankannya. Ada dua motivasi orang mejalankan haji yakni kesadaran pribadi dan gengsi jadi ada juga area abu-abunya. Gengsi supaya bergelar haji dipanggil haji, ntar kalau udah haji pakai gelar M. Saya tertawa dapat dari mana nama M-nya? Ini ga bisa dibendung keinginan mayarakat murni ibadah atau untuk mendapatkan gelar prestisius. (Wawancara 12 Juni 2014) Seperti penuturan informan gelar haji atau haja bagi beberapa orang bermakna prestisus dan terhormat. Bila ditelusuri hal ini terjadi karena besarnya pengorbanan untuk menggapainya (Abdurrahman, 2009). 4.2 Pengelolahan Menejemen Haji Menejemen haji di Indonesia dikelola oleh pemerintah dan swasta. Menejemen haji reguler dikelola sepenuhnya oleh Kemenag, sedangkan haji plus diselenggarakan oleh biro-biro perjalananan. Pemerintah sebagai pelaksana menejemen haji reguler, mengelola pendaftaran, tiket, visa, fiskal, transportasi udara dan darat, akomodasi (asrama, pemondokan di Mekah, Madina, kemah Arafah dan Mina), serta kebutuhan makanan dan minuman. Pemerintah juga merancang besaran biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) berbeda-beda nilai

4 38 ongkosnya untuk setiap zona. Selain itu pemerintah juga menyelenggarakan haji regular plus dengan menawarkan kondisi fasilitas yang lebih baik. Perincian biaya dan fasilitas dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan undang-undang, Kemenag mendapatkan mandat sebagai satu satunya organisasi pengelolah haji. Undang-Undang No 13 tahun 2008 mengamanatkan pemerintah memberikan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan kepada jemaah haji. Menejemen haji yang dilakukan oleh Kemenag disetiap provinsi umumnya sama yakni mencakup beberapa unsur kegiatan seperti bimbingan haji, pelayanan administrasi, transportasi, akomodasi, katering, pelayanan kesehatan, rekruitmen dan pelatihan petugas, penyuluhan dan sosialisasi, serta keamanan jemaah. Menurut Undang-Undang No.13 tahun 2008 dan Peraturan Presiden No.92 tahun 2011, koordinator dan tanggung jawab penyelenggaraan haji nasional dipegang oleh Menteri Agama dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi menjadi koordinator dan pemegang tanggung jawab pelaksanaan haji di Arab Saudi. Di tingkat provinsi dan kabupaten, koordinasi dan tanggug jawab dipegang oleh Gubernur dan Bupati. Pelaksana tugas teknis sehari-hari menteri agama dibantu oleh Dirjen PHU, sedangkan ditingkat provinsi dan kabupaten dilaksanakan oleh kepala Kanwil Kemenag dan kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota. Selama ini pelayanan haji Indonesia secara umum mendapat apresiasi publik. Dalam ajang konferensi dan pertemuan misi haji dan umrah sedunia yang berlangsung di London, Inggris, Mei 2012 Indonesia diganjar sebagai negara pengelolah haji terbaik di dunia ( Namun demikian

5 39 ada banyak catatan yang harus dikritisi karena menyangkut masalah ketidak adilan dan integritas dari lembaga pengelolah haji itu sendiri. Tabel 4.1 Problematik Umum Menejemen Haji Indonesia-Denpasar Sebelum Keberangkatan *Administrasi: Pegurusan dokumen yang tidak satu pintu. *Sosialisasi tentang situasi dan kondisi di tanah suci yang minim. * Informasi haji yang tidak transparan. *Daftar antrian yang panjang. *Keberangkatan dari Depasar ke Surabaya yang melelahkan bagi CJH manula Selama Pelaksanaan Haji di Tanah Suci *Konsumsi: menu yang se adaya, keterlambatan, makanan basi, dan antrian panjang. *Akomodasi: kumuh, fasilitas seadanya. *Tranportasi: bus tanpa AC, sudah tua, dan berdesakan. *Jarak maktab dengan mesjidil haram yang jauh Sesudah Pelaksanaan Pengorganisasian yang bersifat adhoc menyebabkan ketidakstabilan kualitas pelayanan pada musim haji selanjutnya. Persoalan-persoalan tersebut terjadi sepanjang proses mulai sebelum keberangkatan, selama pelaksanaan haji dan sesudah pelaksanaan. Sejak peristiwa Mua isim 1991, menejemen haji Indonesia diperkuat dengan sistem informasi dan komputerisasi (Siskohat). Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu telah menjangkau 373 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Dengan database jemaah dan petugas, sistem ini memantau berbagai hal peristiwa haji baik yang terjadi di dalam negeri maupun di Arab Saudi. Sayangnya siskohat yang dianggap canggih ini belum diimbangi dengan akurasi data dan transparansi yang memadai ( Selain Indonesia, negara Turki dan Malaysia adalah negara yang juga menerima penghargaan. Pengelolaan haji di kedua negara ini dianggap sudah cukup baik dan selalu menjadi pembanding bagi menejemen haji dalam negeri.

6 40 Tabel 4.2 Perbandingan Sistem Penyelenggaraan Haji Indonesia dan Turki No Aktivitas Indonesia Turki Sepanjang tahun Setiap musim dengan 1 Pendaftaran dengan biaya sama biaya bervariasi 2 Haji luar negeri Tidak ditangani pemerintah Ditangani pemerintah 3 Petugas Biaya pemerintah Biaya jemaah 4 5 Pembimbing haji dalam kloter Kesempatan berhaji bagi yang pernah haji Dipimpin oleh kepala regu yang dipilih dari jemaah Masih diberi kesempatan Setiap 45 orang dipimpin oleh petugas dari unsur pemerintah Tidak diberi kesempatan 6 Penetapan BPIH Persetujuan Parlemen Tidak melibatkan parlemen Angkutan Dokumen perjalanan Jemaah Haji Manula Konfigurasi seat sama untuk masing-masing embarkasi Paspor dilegkapi DAPIH Belum diatur prioritasya 10 Mazhab Syafii Hanafi Sumber: Haji Dari Masa ke Masa, Penerapan Sistem Daftar Tunggu di Kota Denpasar. Konfigurasi seat berbeda untuk setiap penerbagan Paspor dilengkapi dengan barcode tentang biodata jemaah Ditetapkan sebagai prioritas Penerapan sistem daftar tunggu oleh sebagian pihak dianggap sebagai solusi dari kebuntuan menyelesaikan persoalan membludaknya CJH Indonesia. Setiap tahun ada sekitar jemaah haji Indonesia yang berangkat ke tanah suci ditambah jumlah daftar tunggu dengan rata-rata tiga tahun jumlahnya mencapai jemaah. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring peningkatan tingkat ekonomi masyarakat dan dengan terbukanya masyarakat dan alim ulama terhadap konsep dana talangan dan praktek multy level marketing

7 41 (MLM) dalam perekrutan CJH. Selain itu adanya kecederungan berkurangnya jumlah BPIH yang harus dibayar jemaah. Besaran kuota di Indonesia dan juga berlaku di seluruh dunia sebesar 1/1000 yang artinya satu orang per mil. Keputusan ini dibuat pada Sidang Menteri Luar Negeri negara-negara OKI 1987 di Yordania. Kuota tiap negara ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi melalui pembahasan Memorandum of Understanding (MoU) dengan masing-masing negara (Kemenag RI, 2012). Menurut informan kebijakan kuota melahirkan sistem daftar tunggu. Daftar tunggu kaitannya dengan demografi kependudukan yang terus berkembang, akhirnya pemerintah Saudi membatasi 1 permil dari penduduk dunia, jadi 1 permil penduduk indonesia itu kita bisa hitung maka lahirlah kuota haji. (Wawancara23 September 2014) Informan juga menjelaskan terlepas ada tidaknya unsur politis dalam kebijakan yang melahirkan sistem daftar tunggu, kebijakan ini harus dianggap sebagai sebuah kebijakan menejerial. Karena itu harus diatur dalam undang-undang. Kuota nasional, kuota khusus dan kuota provinsi diatur dalam UUNo.13/2008 dengan sistem proporsional. Dengan ditetapkannya undang-udang ini maka penerapan sistem daftar tunggu mulai kuat dalam posisi hukumnya walau sudah mulai terlaksana sejak tahun Dengan diberlakukannya sistem daftar tunggu di Bali, CJH Denpasar dan Bali secara keseluruhan harus menunggu selama sepuluh tahun. Saat ini jumlah CJH Bali yang sudah mengantre sebanyak orang. Jadi CJH yang mendaftar haji per 14 Februari tahun ini, baru akan mendapat giliran berangkat ke tanah suci pada tahun 2023 mendatang ( co.id).

8 42 Untuk memastikan nomor porsi, Kemenag membuat formulasi matematis dengan berdasarkan kuota provinsi. Rumusan kuota haji Denpasar menurut Kemenag Kota Denpasar adalah sebagai berikut : Quota Haji Provinsi Bali tahun 2013 : 639 orang Nomor Porsi Terakhir : Porsi Tahun Keberangkatan Calon Jemaah Haji per April 2013 : + 10 tahun Perhitungan Daftar Tunggu : Nomor Porsi (4 digit terakhir) Nomor Porsi Terakhir (4 digit terakhir) Quota Contoh : Nomor Porsi A : Tahun Keberangkatan adalah ( )/639 = + 6,5 tahun Sumber Karena pembatasan kuota pada tahun 2013 lalu, sedianya ada 639 jemaah yang berangkat, terjadi pembatalan terhadap 86 orang jemaah. Kuota haji Bali pertahunnya berkisar lima ratus sampai dengan enam ratus orang. Kota Denpasar sendiri mendapat prosentase terbesar (40 %). Semakin hari CJH Denpasar semakin mudah mendaftar. Hanya degan kartu identitas dan membayar tanda jadi (DP) sebesar Rp. 3,5 juta untuk haji reguler dan Rp. 5 juta untuk haji plus, selanjutnya bisa dicicil atau menabung sendiri. Hal ini membuka peluang bagi warga dari luar Bali untuk menyeberang menggunakan kuota haji Bali. Seorang informan dari kementrian agama membukakan fakta ini: Saya sebagai pegawai bidang pelayanan haji di Denpasar, permasalahan yang saya hadapi banyaknya jamaah luar Bali mendaftar di Denpasar. Peyelenggraan haji dari pusat sudah tersistem lancar-lacar aja. Persoalannya karena kemudahan mendapatkan KTP, dan kita ga bisa menolak. Mereka punya bukti sah identitas Denpasar. Kebanyakan mereka dari Jawa Timur. Proses pendaptaran mereka tidak ada masalah sudah memenuhi prosedur tetapi ketika mereka sudah dinyatakan boleh berangkat tetapi mereka berdomisili di Jawa itu yang menjadi masalah

9 43 kami. Di kala kami harus menghubungi proses pelunasan dan sebagainya. Terutama pada era ada 10 persen jumlahnya. (Wawacara 7 Juni 2014) Selain fakta di atas meningkatnya antrian CJH Depasar diperkirakan karena adanya kebijakan dana talangan. Walau saat ini sudah dihapuskan, kebijakan ini sempat membuat antrian semakin memanjang secara signifikan. Akibatnya terjadi penundaan keberangkatan yang dialami CJH yang sudah mendaftar. Salah satu informan CJH menuturkan kegagalannya berangkat haji: Kalau saya lihat dari tahun kemarin dengan penundaan, saya nilai belum beres juga menejemennya. Harusnya calon jemaah sudah diumumkan dan punya kepastian.sampai sekarangpun mereka masih bertanya-tanya. Kapan mereka akan berangkat walaupun mereka tahu ada 512 calon yang akan diberangkatkan. Mereka butuh kepastian berangkat, kapan bayarnya, bagaimana mekanismenya dan seterusnya, katanya kemarin Mei mundur Juni sampai sekarang belum ada. (Wawancara 12 Juni 2014) Pembatalan seorang CJH pada tahun keberangkatannya kini merupakan keniscayaan mengingat semakin memanjangya antrian CJH dalam daftar tunggu. Walaupu kebijakan kuota sangat bergantung kepada keputusan pemerintah Kerajaan Arab Saudi, pengelolaan sistem daftar tunggu yang tidak transparan banyak menciderai rsa keadilan masyarakat Kontrol Masyarakat Sebagai Penyeimbang Kontrol masyarakat adalah bagian dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui aspek pegawasan. Menurut Berger (1991) beberapa cara dilakukan masyarakat bertujuan untuk menertibkan masyarakat dari penyimpangan atau pembangkangan. Demikian halnya dengan penyelenggaraan haji, mekanisme kontrol harus hadir mengawasi penyalahgunaan wewenang pejabat penyelenggara haji, pengelolaaan dana serta berjalannya seluruh

10 44 penyeleggaraan haji yang berkeadilan. Menurut Saleh (2008) tidak ada mekanisme monitoring dan evaluasi menyeluruh terhadap semua aspek pelaksanaan haji. Meskipun pemeritah sudah membentuk Komisi Pengawas Haji sesuai amanat undang-undang. Hal ini sejalan dengan penuturan informan yang juga menjabat sebagai ketua persaudaraan haji kabupaten Badung. Kontrol masyarakat masih bersifat individual, dari persaudaraan haji memang sudah melakukan saat-saat pertemuan tapi karena sifat peraturannya sudah kontrol hanya bersifat kelokalan saja. (Wawacara, 3Juni 2014) Suara-suara yang vokal bersifat sporadis dan eksidental sifatnya, belum terlembagakan sebagai sebuah mekanisme penyeimbang yang ideal. Suara-saura tersebut sebagai kritik yang dengan sebuah kesadaran untuk memperbaiki penyelenggaraan haji. Lembaga swadaya masyarakat yang mengawasi haji belum eksis. Informan menyebutkan bahwa keluhan dan sikap kritis CJH Denpasar lebih terdengar dalam forum-forum KBIH: Dari sisi manasik ada KBIH yang menjadi mitra kerja Kemenag yang mau menampung suara-suara kritis. Yang berwenang sebenarnya Kanwilnya, tapi dalam posisi lemah di bawah kekuasaan kementrian. Suara kita dibawa ke kanwil, tapi kan kebijakan yang dari pusat sulit. Kami kan tidak bisa protes ke pusat, jadi dengan adanya tim pengawas haji, KPK, itu sebuah therapi yang baik untuk memperbaiki sistem menejemen haji. Secara (tingkat) lokal saya sering bersuara, mudahmudahan protes saya didengar. (Wawancara tanggal 12 Juni 2014) Posisi KBIH Denpasar sangat dilematis, walaupun secara hukum undang-udang memberikan perlindungan keberadaan KBIH, namun demikian di lapangan sering fungsi dan tugasnya berbenturan dalam pelaksanaan tugas dengan Kemenag. Menurut informan keberadaan KBIH adalah wujud dari partisipasi masyarakat: Kemenag harus memberi kesempatan swadaya masyarakat untuk membantu contohnya KBIH, Kemenag sudah terlalu repot biarlah KBIH

11 45 membantu terutama masalah-masalah manasyik. Bagi jemaah yang sudah ikut KBIH mereka lebih mandiri. Mungkin barangkali KBIH di Jawa agak nakal, tapi saya lihat di Denpasar itu memang berniat membantu, bukan profit oriented. (Wawancara 3 Juni 2014) Informan KBIH menjelaskan bahwa dalam pertemuan dan pelatihan manasik haji, selalu muncul pertanyaan-pertanyaan kritis CJH yang menjadikan forum ini menjadi tempat diskusi dan curhat sehingga forum bimbingan haji ini menjadi lebih berwarna. Dalam pertemuan tersebut, KBIH juga mengundang staf Kemenag untuk berceramah dan diakhiri dengan diskusi umat dan Kemenag yang berjalan secara dua arah. 4.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar sebagai ibukota provinsi Bali dan sekaligus sebagai kota administratif Kotamadya Denpasar. Sebagai daerah urban, Kota Denpasar memiliki heterogenitas penduduk dengan keberagaman latar belakang sosial budaya. Sebagian besar penduduk Kota Denpasar memeluk agama Hindu yakni orang, sisanya agama Islam orang (13 persen), Kristen Katolik orang, Kristen Protestan orang dan yang Budha orang. Di Kota Denpasar terdapat tempat peribadatan yang terdiri dari 7 buah Pura Dang Kayangan, 105 Pura Kayangan Tiga, 39 Masjid, 38 Gereja Kristen Protestan, 3 buah Gerja Katolik dan 8 buah Vihara. (www. Denpasarkota.go.id). Sebagian besar masyarakat Bali yang beragama Islam adalah migrant yang berasal dari daerah di sekitar pulau Bali seperti Jawa Timur dan Lombok. Mereka datang mencari peruntungan melalui pertumbuhan ekonomi Bali yang terus membaik dalam sektor pariwisata. Para pendatang ini mengisi kekosongan

12 46 disektor pekerjaan informal seperti berdagang, menjadi buruh atau karyawan lepas. Mereka cukup sukses dalam pekerjaan dan melakukan kawin campur dengan masyarakat Hindu Bali. Akibatnya secara genealogis keturunan masyarakat Islam Bali terlihat lebih kompleks Gambar 4.1 Peta Kota Denpasar Sumber: www. Denpasarkota.go.id. Pertumbuhan masyarakat Islam terlihat jelas pada daerah-daerah tertentu di Depasar seperti Kepawon, Kampung Jawa, Kampung Arab di Sanglah dan Jalan Sulawesi. Penduduk kampung Jawa umumnya pendatang yang berasal dari Jawa. Mereka dipindahkan dari Pasar Payuk atau Pasar Badung sekarang. Pada tahun 1904, Cokorda Pemecutan melakukan perluasan Pasar Payuk, maka para

13 47 pendatang ini dipindahkan kedua lokasi di daerah Lumintang Jalan A.Yani dan dekat Puri Pemecutan sekitar jalan Thamrin. Tabel.4.3 Sebaran Penduduk Beragama Islam di Kabupaten/Kota se Bali Jembrana Buleleng Tabanan Badung Kota Denpasar Gianyar Bangli Klungkung Karangasem Sumber : Kemenag Provinsi Bali Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Denpasar - Bali, KH. Mustofa al- Amin, saat ini di Bali terdapat 59 kantong muslim, yang merupakan perkampungan muslim ( 4.4 Representasi Islam di Bali Berdasarkan sejarah Islam tiba di Bali pada abad ke-14 masa pemerintahan Dalem Waturenggong ( AD). Ketika raja mengunjungi kerajaan Majapahit, dia kembali dengan 40 orang pengawal muslim, yang kemudian mendirikan mesjid pertama di Gelgel ( Pemeritahan raja Dewa Agung selanjutnya memberi izin berdirinya desa yang penduduknya muslim di Gelgel. Dua dari pengawal tersebut yakni Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil melakukan syiar Islam di desa Banjar Lebah dan desa Saren. Peninggalan

14 48 mereka berupa mushaf Al-Quran dan bedug yang menjadi artefak sejarah peyebaran Islam di Bali. Selain itu pada Babad Bali disebutkan bahwa Dalem Ketut Sri Krisna Kepakisan memiliki seorang isteri bernama Dewi Fatimah dan mengajak Dalem Ketut memeluk agama Islam. Mereka kemudian mendirikan istana mereka di Samperangan daerah Gianyar-Bali. Akulturasi Hindu dan Islam telah dipraktikan ratusan tahun lamanya. Ini mereflesikan identitas Muslim Bali seperti penggunaan nama Wayan, Nyoman, Nengah, atau Ketut yang masih dipakai sampai sekarang. Demikian juga berbagai bentuk apresiasi dalam seni budaya, terutama seni arsitektur menunjukkan perpaduan yang khas antara arsitektur Bali pada bangunan mesjid di Bali. Misalnya bentuk gapura mesjid di Gelgel Klungkung (Gambar 4.2) yang memberikan kekhasan mesjid ini dibandingkan mesjid-mesjid lainnya di nusantara. Selain Mesjid Gelgel di Klungkung, beberapa mesjid bersejarah yang membuktikan keharmonisan Islam di Bali antara lain adalah Mesjid Baitul Qodim di Loloan Timur, Jembrana, dan mesjid Pegayaman di Singaraja, Buleleng. Kalau di Jawa penyebaran Islam memperkenalkan Wali Songo sebagai tokoh yang di hormati masyarakat, di Bali menurut penelitian Habib Toyib Zein Assegaf ada Wali Pitu menjadi simbol sejarah dakwah Islam di Bali. Mereka yang tersebut dalam Wali Pitu atara lain 1. Prince Raden Mas Sepuh aka Amangkuningrat 2. Habib Umar Maulana Yusuf 3. Habib Ali Bin Abu Bakr Abu Bakr Bin Umar Bin Al Khamid 4. Zaenal Abidin Bin Ali Habib Idrus Al 5. Maulana Sheikh Yusuf Al Maghreb 6. Habib Ali Bin Umar Bafaqih dan yang ke- 7. adalah Sheikh Abdul Qadir Mohammed.

15 49 Gambar 4.2 Perpaduan Seni Budaya Bali dan Islam Pada Sungkul Atap Gapura Mesjid Gelgel Kelungkung Sumber: Dalam sebuah tulisan berbahasa Jawa, yang dianggap sebagian orang sebagai pewahyuan, Assegaf (2008:31-32) mengatakan: Wis kapara nyata ing tlatah Bali iku kawengku dening pitu pira-pira Wali. Cuba wujudna Ana sawijining pepundhen dumunung ana ing tlatah susunaning siti sasandingan pamujaan agung kang manggon sakdhuwuring tirta kang kadarbeni dening suwitaning pandita. Aja sumelang Waspadakna pitu iku kaperang dadi papat... Pitu kaperang dadi papat iku pangertene: kapisan wis kapara nyata, kapindho istijrot wujude kembar, kaping telu wis lair ning durung wujud, kaping papat, liya bangsa Jelas sekali bahwa Bali dibawah perlindungan tujuh wali. Wujudkanlah!...Ada sebuah tempat suci di atas sebuah bukit di sebelah gua besar. Seorang pedeta Hindu menjaganya. Jadi jangan takut...waspada jangan sampai ketujuh wali ini menjadi empat...tujuh wali menjadi empat maksudnya adalah yang pertama sudah terbukti dan diketahui orang, yang kedua adalah sebuah tempat kramat dengan kuburan kembar. Yang ke-tiga telah lahir tetapi kuburanya belum muncul. Ke-empat berasal dari negara atau bangsa lain.

16 50 George Quinn (2012) mengidentifikasikan beberapa tempat ziarah yang bermakna bagi masyarakat Islam Bali. Tabel 4.4 Situs-Situs Ziarah Islam di Bali Name of Site Site Occupant Location Miracle Keramat Pantai Seseh Keramat Bukit Bedugul Makam Keramat Karang Rupit Makam Keramat Kusamba Keramat Kembar (1) Keramat Kembar (2) Ratu Mas Sepuh also known Pangeran Mas Sepuh, Raden Mas Sepuh,Syeh Ahmad Hamdan Hoirussoleh and Raden Amangkuningrat Habib Umar bin Maulana Yusuf Al- Maghribi The Kwan Lie also known as Sheikh Abdul Qodir Muhammad Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al- Hamid (died c.1905) Sheikh Maulana Yusuf Al-Baghdi Al- Maghribi also sometimes Sheikh Maulana Yusuf Al- Bagdadi Al- Maghribi Habib Ali bin Zainal Abidin Al-Idrus (died 1982) Pantai Seseh, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. GPS coordinates:8 38'47.59"S 115 6'50.74"E On a hilltop in a forest reserve about two hours climb from the entrance to the Eka Karya Botanical Garden, Bedugul, Kabupaten Tabanan. GPS coordinates:??? Labuhan Aji, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, north Bali. GPS coordinates:8 10'38.03"S '54.08"E Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung. GPS coordinates: 8 33'52.44"S '2.80"E About 250 metres from the tomb of Habib Ali bin Zainal Abidin al-idrus in Kecicang in the village of Bungaya Kangin, Bebandem, Karangasem. approximate GPS coordinates: 8 26'49.96"S '23.14"E Kecicang, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Ratu Mas Sepuh walked on water and defeated attackers by the power of his kris. A forest official was afflicted by bad dreams and illness after preventing construction of a tomb superstructure. Cured after relenting. The tomb has magically grown to a height of about one and a half metres A bar of fire miraculously rose from the tomb and killed the assassins of Habib Abu Bakar Al-Hamid The grave was not damaged or covered by ash or sand during the eruption of Mount Agung in 1963.

17 51 Makam Keramat Loloan Keramat Agung Pemecutan Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih (died 1999) Siti Khodijah, also known as Dewi Khodijah Karangasem, GPS coordinates: 8 26'54.92"S '31.09"E Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. GPS coordinates: 8 22'8.29"S '16.79"E Jalan Gunung Batu Karu in the centre of Denpasar city. GPS coordinates: 8 39'35.65"S '29.86"E Habib Abu Bakar Bafaqih died at the age of 117. The existence of this holy grave was predicted before the death of its occupant. A tree, growing from the grave through the roof of the burial chamber, sprouted miraculously from Siti Khodijah s hair, or from the shaft of a spear lodged in her back. Sumber: The Muslim s Saints Of Bali, 2012 Menurut Quiin meskipun kisah-kisah tersebut belum begitu jelas dalam perspektif kesejarahan karena mengandung banyak pertentangan dengan berbagai versi cerita. Kisah tersebut juga menggoreskan cerita tersembunyi yang kelam dan belum terverifikasi.

KERAMAT KARANG RUPIT. Dari arah Gilimanuk belok kiri dipertigaan Taman Nasional Bali Barat menuju arah Singaraja, lewat. Lokasi Makam Syekh Abd.

KERAMAT KARANG RUPIT. Dari arah Gilimanuk belok kiri dipertigaan Taman Nasional Bali Barat menuju arah Singaraja, lewat. Lokasi Makam Syekh Abd. ZIARAH WALI 7 BALI KERAMAT KARANG RUPIT Syekh Abdul Qadir Muhammad (The Kwan Lie atau The Kwan Pao-Lie) erletak di Temukus tepatnya di Jalan Raya Seririt Singaraja, sebelum Singaraja dan sesudah TRute

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun No.534, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4845 KESRA. IBADAH HAJI. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH PENGERTIAN DAN HAKIKAT IBADAH BENTUK-BENTUK PERIBADATAN MAKNA IBADAH SHALAT SHAUM ZAKAT HAJI KEWAJIBAN IBADAH 1. PENGER- TIAN 1. PENGERTIAN 1. PENGER TIAN 1. MAKNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan unsur penting dari berdirinya suatu negara. Dimana dalam suatu negara ada yang dinamakan dengan pemerintahan yang berkuasa, adanya wilayah, adanya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR 4.1 Desain Antar Muka (interface) Antar muka atau biasa disebut interface adalah tampilan aplikasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna dalam menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Agama sebagai sub sistem pemerintahan Republik Indonesia mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas pemerintah di bidang agama. Dalam melaksanakan tugasnya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 http://www.tribunnews.com I. PENDAHULUAN Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG 72 BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG 4.1. Aplikasi SOP Pendaftaran Ibadah Haji Reguler Di Kementerian

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Republik Indonesia Kementerian Agama KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 DASAR HUKUM UU NOMOR 13 TAHUN 2008 A.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 13-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 53, 1999 AGAMA. IBADAH HAJI. Umroh. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.898, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Haji. Penyelenggaraan. Reguler. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI REGULER

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (2)

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 A. Profil Kementrian Agama Kabupaten Demak 1. Sejarah Berdiri Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak pada awal berdirinya hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi kaum muslimin di seluruh dunia dan Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka Indonesia mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan pada bulan Muharram. Setiap umat Islam yang mampu (baik secara ekonomi maupun kesehatan)

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr. wb.

Assalamu alaikum wr. wb. Assalamu alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI Evri Ekadiansyah Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama evrie1409@gmail.com ABSTRAK Menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu

Lebih terperinci

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara No.1041, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji. Petugas Pengawasan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PETUGAS PENGAWASAN PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memenuhi

Lebih terperinci

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M. MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.Ag Disusun Oleh: Iis Waliah (1153010048) JURUSAN AHWAL SYAKHSIYAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 233, 2016 KEMENAG. Barang/Jasa. Ibadah Haji. Penyediaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN BARANG/JASA DALAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG A. Muatan UU. No. 13 Tahun 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Agama

Lebih terperinci

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144 ع Haji dan Umroh A. Pengertian Haji dan Umroh Menurut bahasa haji bermakna al-qashdu yang artinya menyengaja. Sedangkan menurut pengertian syariat, haji berarti bersengaja mendatangi atau mengunjungi Baitullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 2010. 3 Menurut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.760, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Penyelenggaraan.Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*) POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*) A. PENDAHULUAN 1. Ibadah haji merupakan puncak ritual dari rukun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI 2.1. IBADAH HAJI 2.1.1. Pengertian Haji Terdapat beberapa pengertian dari haji, antara lain : a. Haji merupakan rukun Islam kelima (kewajiban ibadah) yg harus dilakukan

Lebih terperinci

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Lebih dari 3 juta kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, 9 Dzulhijjah 1434 H/15 Oktober 2013 untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji merupakan ibadah yang istimewa karena haji adalah ibadah jismiyah (fisik) dan maliyah (harta). Shalat dan puasa adalah ibadah jasmaniyah dan zakat adalah ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam agama Islam, setiap muslim diwajibkan melaksanakan Rukun Islam. Salah satu dari rukun tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah

Lebih terperinci

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran No.383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG.Biaya. Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pembiayaan dan Penggunaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. No.373, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Pulau Bali Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia 1. Sebelum dimekarkan menjadi Provinsi tersendiri, Pulau Bali merupakan wilayah dari Provinsi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

No melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan

No melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5345 KESRA. IBADAH HAJI. Penyelenggaraan. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

INDEPENDENSI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN IBADAH HAJI

INDEPENDENSI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN IBADAH HAJI INDEPENDENSI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN IBADAH HAJI Oleh : Pudji Muljono 1) Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat istitaah, baik secara

Lebih terperinci

3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan

3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan DAFTAR ISI Halaman JUDUL JUDUL PRASYARAT... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI... v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

MENYONGSONG TERBENTUKNYA KOMISI INDEPENDEN PENGAWAS HAJI

MENYONGSONG TERBENTUKNYA KOMISI INDEPENDEN PENGAWAS HAJI MENYONGSONG TERBENTUKNYA KOMISI INDEPENDEN PENGAWAS HAJI Oleh : Dr.Ir. Pudji Muljono, MSi 1) Adanya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2003. TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGANGKATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TIM PEMANDU HAJI DAERAH DAN TIM KESEHATAN HAJI DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif dan negatif dimana kedua dimensi ini cenderung sama-sama memiliki karakter, potensi,

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN PELAYANAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DARI DAERAH ASAL KE

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH, Menimbang : a. bahwa perjalanan Ibadah Haji dibutuhkan

Lebih terperinci

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI SALINAN BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 23 TAHUN 2011 T E N T A N G PEDOMAN PEMBERANGKATAN PERJALANAN IBADAH UMROH BAGI ULAMA/USTADZ/GURU NGAJI/PENYULUH AGAMA/ORANG ADAT DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat 1 yaitu baik secara finansial, fisik, maupun mental,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH SALINAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061); PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMAN. 1. Nama : H. Syamsul Hadi Mm Usia : 58 tahun Pekerjaan : Ketua Nadlatul Ulama Provinsi Bali Alamat : Jalan Nangka Denpasar

DAFTAR INFORMAN. 1. Nama : H. Syamsul Hadi Mm Usia : 58 tahun Pekerjaan : Ketua Nadlatul Ulama Provinsi Bali Alamat : Jalan Nangka Denpasar 121 Lampiran 1 DAFTAR INFORMAN 1. Nama : H. Syamsul Hadi Mm Usia : 58 tahun Pekerjaan : Ketua Nadlatul Ulama Provinsi Bali Alamat : Jalan Nangka Denpasar. Nama : M. Yusri Nasution Usia : 57 tahun Pekerjaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS Ihda Zahrotustsany ihda.zahrotus.tsany@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA

HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA Masa Tunggu 3 5 Tahun Langsung berangkat Jenis Visa Visa Haji Visa Haji Akomodasi VIP Plus VIP Plus DP Porsi 4.000 USD 4.000 USD Pelunasan Tahun berangkat

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar

Mam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar Mam MAKALAH ISLAM Haji Syiar Islam Terbesar 9 Oktober 2014 Makalah Islam Haji Syiar Islam Terbesar Oleh M. Fuad Nasar (Wakil Sekretaris BAZNAS) Wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah yang pada musim haji tahun 1435

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN EMBARKASI/DEBARKASI HAJI ANTARA UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA TJILIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi sesuatu yang istimewa bagi setiap muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Lebih terperinci

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T No.445, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.749, 2014 KEMENAG. Biaya. Ibadah Haji Reguler. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

2 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran

2 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.804, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji. Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, perkembangan teknologi digital semakin maju dengan begitu pesat. Hampir meliputi sebagian besar bidang kehidupan seperti pemerintahan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang

Lebih terperinci

KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR

KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR Terdaftar Resmi Komitmen Sunnah Pembimbing Ibadah Fasilitas Berkualitas Resmi Terdaftar di Kementrian Agama Republik Indonesia. Ijin Umroh D/ 702, Ijin Haji 197/ 2015. Komitmen

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI

Lebih terperinci

ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI

ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI OLEH: DR. H.M ALI TAHER, SH, M.Hum KETUA KOMISI VIII DPR RI (Disampaikan dalam Evaluasi Nasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1438 H/ 2017, Hotel

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.296, 2014 KESRA. Haji. Pengelolaan. Keuangan. Dana. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5605) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji; KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DAN PENYELENGGARAAN HAJI NOMOR : D/ 163 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PENDAFTARAN HAJI DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah S.W.T menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat dipastikan manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Keharusan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 11 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN BIAYA TRANSPORTASI HAJI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1983 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN UMROH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1983 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN UMROH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1983 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN UMROH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.bahwa dalam usaha untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,

Lebih terperinci

"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)

Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya. (HR Ahmad dan lainnya) A. Kewajiban Berhaji Artinya: Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia,baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.padanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik organisasi profit maupun organisasi non profit. Organisasi merupakan bentuk setiap perserikatan

Lebih terperinci

: : :

: : : [ ] Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin : Muh. Lutfi Firdaus Eko Haryanto Abu Ziyad : : : Fatawa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Ini adalah soal-soal yang datang dari para pendengar, dimulai

Lebih terperinci

MENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M

MENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M MENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M Oleh M. Askari Zakariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Mawaddah Warrahmah Kolaka 2017 Sidang Jamaah Jum at yang berbahagia Puji Syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Ka bah (Baitullah) untuk melakukan beberapa amalan atau ritual

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2015 KEMENAG. Ibadah Umrah. Perjalanan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH

Lebih terperinci

SUCI FITRIANI MUSRI E

SUCI FITRIANI MUSRI E SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN PUBLIK TERHADAP PELAYANAN IBADAH HAJI (STUDI KASUS ASRAMA HAJI SUDIANG) SUCI FITRIANI MUSRI E211 13 510 DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci