BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jeffrey L. Whitten, pada bukunya yang berjudul System Analysis and Design Methods (Whitten, 2007), secara umum sistem dapat diartikan sebagai suatu rangkaian prosedur, metode dan cara kerja yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan informasi adalah betuk data yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga mempunyai kegunaan tertentu. Pengertian data sendiri adalah suatu keterangan yang masih bersifat mentah dan memerlukan pengolahan lebih lanjut jika ingin dimanfaatkan. Bagaimana cara mengolah dan jenis data apa saja yang akan dimanfaatkan, semuanya tergantung kepada bentuk dan kebutuhan dari tiap organisasi. Organisasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kumpulan dari orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dari penjelasan di atas, pada akhirnya Whitten menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah serangkaian prosedur, metode dan cara kerja dari sekumpulan orang yang bertujuan untuk mengolah dan memanfaatkan data yang tersedia guna menghasilkan suatu informasi yang bisa digunakan di dalam mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan suatu sistem informasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan biasanya diukur dengan efektivitas, di mana efektivitas itu sedniri berhubungan dengan faktor kualitas dan kuantitas yang bertujuan 5

2 6 untuk meningkatkan kepuasan user dan kualitas dari Sistem Informasi Remote Trading. 2.2 Proses Pengembangan Sistem Siklus Sistem Suatu sistem selalu mengalami suatu kondisi yang dinamakan sistem life cycle yang bisa dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.1 Siklus Sistem (sumber : Whitten, 2007) Berdasarkan gambar di atas bisa dilihat bahwa proses pengembangan suatu sistem merupakan bagian dari suatu siklus yang berlangsung terus menerus selama organisasi yang menggunakan sistem tersebut masih beroperasi. Pengembangan suatu sistem bisa didasari atas berbagai permasalahan yaitu antara lain kebutuhan akan kecepatan proses dan keakuratan yang lebih tinggi atau adanya

3 7 peningkatan jumlah data yang harus diproses dan lain sebagainya. Meskipun permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pengembangan suatu sistem informasi, kenyataannya bahwa ketika sistem tersebut diimplementasikan akan timbul permasalahan baru yang menuntut terus diadakannya proses pengembangan terhadap sistem tersebut. Alasan itulah yang menyebabkan pemilihan sutu teknologi yang tepat di dalam mengembangkan suatu sistem informasi akan sangat menentukan kehandalan sistem yang dihasilkan, berapa lama sistem tersebut akan ebrtahan, seberapa efektif sistem tersebut akan memberikan keunggulan tertentu dan apakah pengambangan telah disesuaikan dengan kondisi internal dari organisasi Metodologi Pengembangan Sistem Menurut Whitten (Whitten, 2007), system development methodology adalah serangkaian aktivitas, metode, panduan, hasil dan alat bantu yang digunakan oleh pengembang sistem di dalam mengembangkan dan menjaga sebagian atau keseluruhan sistem informasi dan software yang dikembangkan, agar selalu di dalam kerangka konsistensi dan terdokumentasi secara benar. Saat ini banyak terdapat metodologi yang bisa digunakan di dalam membantu pengembangan suatu sistem informasi. Metodologi-metodologi tersebut antara lain adalah : (Whitten, 2007)

4 8 a. Classic Problem Solving Approach Merupakan serangkaian tahapan yang dilakukan di dalam pengembangan suatu sistem informasi, tahapan-tahapan tersebut adalah : 1. Study and understand the problem and its context 2. Define the requirements of a suitable solution. 3. Identify candidate solutions and select the best solution. 4. Design and or implement the solution. 5. Observe and evaluate the solution s impact and refine the solution accordingly. Pendekatan klasik ini merupakan dasar yang digunakan di dalam mengembangkan metodologi-metodologi lainnya. b. Waterfall Methodology Pengembangan yang dilakukan di dalam metodologi ini berdasarkan tahapan-tahapan yang dijalankan secara Top-Down yang dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 2.2 Waterfall Methodology (sumber : Whitten, 2007)

5 9 Di dalam penggunaannya, masih ditemukan beberapa kelemahan mendasar yaitu antara lain di dalam setiap tahapan diperlukan suatu ketelitian yang sangat tinggi, karena tidak ada peluang untuk kesalahan yang terjadi, tidak ada proses error correction setelah requirement ditetapkan. Konsumen harus bersabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahapan sebelum tahapan desain bisa memakan waktu yang lama. Bahkan di dalam suatu pengembangan sistem konsumen sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk memberikan feedback terhadap pengembangan, sehingga terjadi kondisi di mana keinginan konsumen dengan produk yang diberikan sepenuhnya berbeda karena sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit pada tahapan awal. c. Spiral Methodology Metodologi spiral ini telah memperbaiki beberapa permasalahan yang sebelumnya menjadi hambatan di dalam metodologi waterfall, tahapan-tahapannya tetap sama, tetapi di dalam metode ini keempat tahapan (planning, analyzing, design, dan implementation) akan dilakukan secara berulang dengan cakupan permasalahan yang diperkecil (hanya akan dilakukan sebagian saja dari setiap tahapan tersebut). Setiap tahapan akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda secara struktur tetapi isi dari rancangan mengalami perbaikan pada setiap iterasinya,

6 10 sehingga mencapai suatu titik di mana sistem tersebut telah siap untuk diterapkan. Gambar 2.3 Spiral Methodology (sumber : Whitten, 2007) Metodologi ini memungkinkan adanya feedback dari setiap tahapan, serta adanya suatu kesempatan di mana kesalahan tersebut bisa diperbaiki. Selain itu jika ada perkembangan lebih lanjut bisa langsung disesuaikan dengan sistem yang tengah dirancang. User akan diberikan kesempatan melihat hasil sementara dari project dan memberikan masukan-masukan. Kelemahan dari metodologi ini adalah tidak adanya batasan atau petunjuk pasti dimana proses iterasi harus dihentikan, semakin banyak masukan baru atau kebutuhan yang diberikan di dalam setiap putaran mengakibatkan proses pengembangan semakin lama dan semakin menjauhi rencana pengembangan aw

7 Efektivitas Sistem Informasi Menurut Northcraft & Neale (2001), efektivitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan atau misi perusahaan. Manajemen yang efektif tercermin dalam pemilihan pekerjaan yang benar untuk dilaksanakan dan kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Dalam survey tentang efektivitas sistem informasi umumnya faktor-faktor yang diteliti adalah kesesuaian sistem dengan kebutuhan user, kesesuaian output yang dihasilkan program aplikasi dengan sesuatu yang diperlukan oleh user, kemudahan penggunaan sistem, kepuasaan user terhadap sistem informasi yang digunakan. Faktor-faktor tersebut mendasari pengukuran kepuasan user. Jika user merasa puas dengan sistem informasi yang digunakan maka sistem informasi tersebut dapat dikatakan efektif. Penerapan sistem informasi yang efektif menurut Remenyi (2007) membutuhkan hubungan yang harmonis antara manajemen level atas, user, dan staf sistem informasi. 2.4 The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Dari penelitian sebelumnya Technology Acceptance Model atau yang biasanya dikenal dengan istilah TAM (Davis, 1989) telah menghasilkan sebuah metodologi user acceptance dari sebuah sistem informasi. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan, beberapa studi empiris pun telah dilakukan. Pada tahun 2000 Venkatesh dan Davis mengeluarkan metodologi tentang user acceptance selanjutnya yang merupakan generasi selanjutnya dari TAM yakni TAM 2. Dan pada tahun 2003 Venkatesh, Morris dan

8 12 beberapa peneliti lain mengeluarkan sebuah ide metodologi user acceptance yang lain yakni yang disebut dengan istilah UTAUT. UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, Morris dan beberapa peneliti lain. Metodologi UTAUT ini sebenarnya merupakan sintesis atau penggabungan daripada elemen-elemen yang terdapat dalam 8 model penerimaan teknologi terkemuka lainnya dengan tujuan untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai user atau pengguna. Delapan model yang dijadikan sebagai acuan daripada metodologi UTAUT adalah : Theory Reasoned Action (TRA) Theory Acceptance Model (TAM) Motivational Model (MM) Theory of Planned Behaviour (TPB) Combined TAM and TPB Model of PC Utilization (MPTU) Innovation Diffusion Theory (IDT) Social Cognitive Theory (SCT) Model UTAUT sendiri terdiri dari 4 variabel utama yakni : 1. Performance expectancy 2. Effort expentancy 3. Social Influence 4. Facilitating conditions

9 13 Dan juga terdiri dari 4 variabel tambahan, yakni : 1. Gender 2. Age 3. Experience 4. Facilitating Conditions Dalam metodologi UTAUT ini menggambarkan keterkaitan antara masing-masing variabel utama dan variabel pendukung seperti terlihat dalam gambar berikut: Gambar 2.4 Model UTAUT (sumber : Venkatesh et al., 2003)

10 14 Tabel 2.1 UTAUT Model Variables (sumber : Venkatesh et al., 2003) UTAUT 2003 Performance Expectancy (PE) Effort Expectancy (EE) Social Influence (SI) Facilitating Conditions (FC) Behavioral Intentions (BI) Usage Behaviour (UB) Gender Age Experience Voluntariness of Use Definisi Tingkat ukuran dimana seseorang percaya pada saat penggunaan teknologi akan membantunya menyelesaikan berbagai permasalahan dalam perdagangan saham Tingkat ukuran penggunaan system Tingkat ukuran dimanan dapat terlihat betapa pentingnya oranglain harus mampu juga menggunakan system tersebut Tingkat ukuran dimana masing-masing individu yaking bahwa peusahaan dan infrastruktur teknologi ada untuk mendukung e-services Keadaan dimana ketika keuntungan dari sebuah teknologi ditemukan, maka akan ada rencana lain untuk menggunakannya. Sebuah tingkatan ukuran dimana ketika sebuah rencana untuk menggunakan teknologi/system setelah diketahui manfaatnya Peranan umur memiliki pengarih psikologis yang cukup besar pada penggunaan system Umur memiliki efek pada tingkah laku per individu Latihan perkenalan pada system dengan kemampuan yang dibutuhkan Merupakan penggunaan system dengan sendirinya atau tanpa perintah lagi. 2.5 Importance Performance Analysis (IPA) Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977) dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula dengan quadrant analysis (Brandt, 2000 dan Latu & Everett, 2000). IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang memudahkan usulan perbaikan kinerja (Martinez, 2003), IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat mempengaruhi

11 15 kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan. IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik IPA sangat mudah, dimana grafik IPA dibagi menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran sebagaimana terlihat pada Quadrant 4 Quadrant 1 Quadrant 3 Quadrant 2 Gambar 2.5 Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis (sumber : Brandt, 2000) Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing kuadran (Brandt, 2000) : Kuadran Pertama, Pertahankan Kinerja (high importance & high performance)

12 16 Factor-faktor yang ada dalam kuadran ini dinilai sebagai factor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Kuadran Kedua, Cenderung Berlebihan (low importance & high performance) Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan factor-faktor tersebut kepada factor-faktor lain yang mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan, misalnya di kuadran empat. Kuadran Ketiga, Prioritas Rendah (low importance & low performance) Factor factor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian lebih pada factor tersebut. Kuadran Keempat, Tingkatkan Kinerja (high importance & low performance) Factor-faktor yang ada pada kuadran ini dianggap sebagai factor yang sangat penting oleh konsumen namun kondisi saat ini belum memuaskan sehingga pihak manejemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai

13 17 factor tersebut. Factor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan. Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA (Martinez, 2003) yaitu : Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa. Pada bagian ini digunakan nilai rata-rata pada skala pengukuran tingkat kepuasan dan prioritas penanganan sebagai garis pemisah antar kuadran. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara spesifik masingmasing factor terletak pada kuadran ke berapa. Pada bagian ini digunakan nilai rata-rata hasil pengukuran tingkat kepuasan dan prioritas penanganan sebagai garis pemisah antar kuadram. Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode IPA : 1. Penentuan factor-faktor yang akan dianalisa 2. Melakukan survey melalui penyebaran kuesioner 3. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan 4. Membuat grafik IPA 5. Melakukan evaluasi terhadap factor sesuai dengan kuadran masing-masing.

14 Pengujian Kelayakan Uji Validitas Uji validitas akan menunjukan sejauh mana skor/penilaian yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur (Agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan hasil pengukuran yang diperoleh, sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi (content validity), validitas berdasarkan criteria (criterion-related validity) dan validitas konstruk (construct validity). Uji validitas dengan mengukur korelasi antara variable dengan total skor variable. Cara mengukur validitas konstruk salah satunya yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Masri Singarimbun, et al., 1989), yakni : Keterangan : = Korelasi product momen

15 19 X = Skor pertanyaan Y = Skor total seluruh pertanyaan XY = Skor pertanyaan dikali skor total N = Jumlah responden Kriteria validasi suatu pertanyaan dapat ditentukan jika : r hitung > r table, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid. r hitung < r table, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan tidak valid Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relative yang konsisten dari waktu ke waktu. Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah teknik belah dua. Teknik ini diperoleh dengan membagi variable-variabel yang sudah valid secara acak menjadi dua bagian. Skor untuk masing-masing variable pada setiap belahan akan dijumlahkan, sehingga diperoleh skor total untuk masingmasing variable belahan. Selanjutnya skor total belahan pertama

16 20 dan kedua dicari korelasinya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat ukur tersebut tidak dibelah. Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan variable adalah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh menggunakan rumus : Keterangan : = angka reliabilitas keseluruhan variable. = angka reliabilitas belahan pertama dan kedua. 2.7 Metode Analisis Pearson Correlation Coefficient (Pearson Product Moment) Korelasi antara variabel satu dengan variabel lain pada dasarnya adalah untuk menentukan apakah kedua variabel ini secara statistik independen / bebas. Pearson Product Moment adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur nilai korelasi dari satu faktor ke faktor lain. Formula koefisien korelasi pearson product moment ialah : r = sample koefisien korelasi (koefisien korelasi pearson product moment) SP = jumlah dari produk = SSx = jumlah kuadrat dari variabel X =

17 21 Ssy = jumlah kuadrat dari variabel Y = Nilai korelasi digunakan untuk mengetahui sedekat apa hubungan antara dua faktor tersebut. Nilainya antara -1 dan +1. Nilai positif memperlihatkan hubungan yang positif, yang artinya semakin tinggi nilai dari faktor X akan menghasilkan nilai yang tinggi juga pada faktor Y, nilai negatif memperlihatkan sebaliknya. Nilai -1 memperlihatkan hubungan negatif yang kuat, 0 memperlihatkan tidak adanya relasi, dan +1 memperlihatkan hubungan positif yang kuat. Hubungan antara kedua varibel adalah suatu ukuran dari derajat asosiasi linear antara dua variabel (Aczel,1999) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y, digunakan rumus koefisien determinasi (R 2 ) dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) yang telah dihitung, dengan rumus: R 2 = r 2 di mana, R = Koefisien Determinasi; r = Koefisien Korelasi Correlation Analysis Analisa korelasi sering digunakan untuk mendeskripsikan tujuan sebagai poin penilai dari koefisien populasi korelasi ρ. Analisis ini digunakan untuk menganalisa hubungan linear antara dua variabel. Untuk dilakukan pengetesan dibutuhkan distribusi normal dari kedua variabel. Formulanya ialah :

18 22 Di mana, n = besar sampel r = sample koefisien korelasi ( koefisien korelasi pearson product moment) Hipotesis statistik : H0: ρ = 0; H1 : ρ 0 Tes hipotesis diselesaikan dengan nilai t-test pada tingkat kepercayaan 95%. H0 diterima jika nilai t-value berada pada titik kritis (0.05;n-2) t-measure. H1 ditolak jika nilai t-value berada pada titik kritis (0.05;n-2) t-measure Regresi Linier Sederhana Menurut Sambas dan Maman (2007) Regresi linier sederhana, adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Jika ditulis dalam bentuk persamaan, model regresi sederhana adalah : Y = α + βx

19 23 Dimana : Y : variabel tidak bebas / dependen (terikat), X : variabel bebas / independen α : penduga bagi intercept (α) / nilai konstan, β : penduga bagi koefisien regresi (β). Dengan kata lain α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga melalui statistik sampel Uji Statistik t (Uji Koefisien Regresi) Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masingmasing variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria keputusan yang diambil dengan membandingkan nilai Sig-t dibandingkan dengan 0,05 sehingga: a. Jika Sig-t/2 < 0,05 tolak Ho, maka koefisien regresi signifikan b. Jika Sig-t/2 > 0,05 tolak Ho, maka koefisien regresi tidak signifikan Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

20 24 dependen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Nilai R 2 yang menjauhi satu berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sedangkan apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi variabel dependen. 2.8 Teori Transformasi Interval Metode transformasi yang diunakan yakni method of successive interval, dikeluarkan oleh Hays (1976). Metode tersebut digunakan untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. Pada umumnya jawaban responden yang diukur dengan menggunakan skala likert (Lykert Scale) diadakan scoring yakni pemberian nilai numerical 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerical tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban). 2. Berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya. 3. Dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap kategori. 4. Tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori. 5. Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

21 25 Scale = Kepadatan batas bawah Kepadatan batas atas daerah di bawah batas atas daerah di bawah batas bawah 6. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan: score = scalevalue + scalevalue min + 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jeffrey L. Whitten, pada bukunya yang berjudul Systems Analysis and Design Methods (Whitten, 2001), secara umum sistem dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sarana untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2004:13), pengertian objek penelitian yaitu : Objek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi 2.1.1 Konsep Dasar Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.tanpa evaluasi, maka tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan terhadap pelanggan Mimoza TV yang berada di wilayah Kota Gorontalo. Waktu yang dialokasikan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien pada bukunya Management Information Systems 10e (2010), sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang (people), perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota Gorontalo selama bulan April 01 hingga bulan Juni 01 3..Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah prestasi siswa kelas XI pada matapelajaran ekonomi di SMA 15 Bandung. Dengan variabel terikat (X) hasil belajar dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut ini adalah diagram alir penelitian yang merupakan pengembangan diagram alir dari (Sekaran, 2008, pp.117). Diagram alir ini menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Diana Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Pos-el: diana@mail.binadarma.ac.id Abstract: This

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian regresi yaitu penelitian yang tujuanya adalah melihat pengaruh dua atau lebih variable,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah preferensi konsumen, sedangkan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Yang Digunakan Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut Sugiyono (008 : ), yaitu : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori/ Konsep 2.1.1. UTAUT UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk [5]. Dengan kata lain UTAUT ( Unified Theory of

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN Studi komparatif metode Utaut & Tam terhadap penerapan SIA 1 Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Di dalam metodologi pengembangan sistem yakni spiral methodology,

BAB III METODOLOGI. Di dalam metodologi pengembangan sistem yakni spiral methodology, BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Di dalam metodologi pengembangan sistem yakni spiral methodology, setelah proses implementasi selesai biasanya tahapan bisa kembali ke dalam tahapan perencanaan setelah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Kepuasan penumpang merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai pada Mei 2013. Alasan peneliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan hubungan antar variabel dalam satu kajian. Untuk menetapkan metode penelitian dalam praktek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan ADLN PERPUSTAKAAN AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui 3 tahap yang dijelaskan pada bab ini. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Awal a) Studi Literatur b) Pengumpulan

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe Analisis Minat Penggunaan Sistem Informasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Menggunakan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) Studi Kasus SMP Negeri 1 Salatiga Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mengolah data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan kepuasan konsumen pada CV. Mufidah yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan kepuasan konsumen pada CV. Mufidah yang difokuskan 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kualitas pelayanan terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Lokasi penelitian ini tepatnya di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, provinsi DKI Jakarta. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang pada kantor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK)

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK) PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK) Yesni Malau Manajemen Administrasi, ASM BSI Jl. Jatiwaringin Raya No.18

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menetapkan terlebih dahulu metode penelitian yang akan digunakan. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. menetapkan terlebih dahulu metode penelitian yang akan digunakan. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian, agar mempermudah langkah-langkah penelitian sehingga masalah dapat diselesaikan maka seorang peneliti perlu menetapkan

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X Pengukuran Penerimaan Aplikasi Uwks Academic Smart Mobile Menggunakan Metode Utaut (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) Dio Gadang Rachmadi 1) Dewiyani Sunarto 2) Ignatius Adrian Mastan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian survei. Menurut Kerlinger (000), penelitian ini digunakan untuk mengkaji populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di CV. Istana Motor Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. Kepulauan

Lebih terperinci

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis. Bab ini terdiri dari uraian tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II METODE

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penulis menggunakan explanatory research. Jenis ini menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jenis desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di toko Elizabeth. Objek pada penelitian ini yaitu produk yang dijual pada toko Elizabeth

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN RAIL TICKET SYSTEM PADA PT.KAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

ANALISIS PENERIMAAN RAIL TICKET SYSTEM PADA PT.KAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT ANALISIS PENERIMAAN RAIL TICKET SYSTEM PADA PT.KAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Yesni Malau Program Studi Manajemen Administrasi ASM BSI JAKARTA Jl. Jatiwaringin Raya No.18 Jakarta Timur yesni.ymu@bsi.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Denah lokasi Saung Angklung Udjo, Bandung-Jawa Barat

Gambar 3.1 Denah lokasi Saung Angklung Udjo, Bandung-Jawa Barat 24 BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Saung Angklung Udjo ini berada di kawasan Bandung bagian timur yang terletak di jln. Padasuka 118, Bandung Jawa Barat Indonesia. Lokasinya tidak terlalu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung, sedangkan subyeknya adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Jenis Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang. dan kelompok acuan serta keputusan pembelian.

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang. dan kelompok acuan serta keputusan pembelian. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Mobil Toyota Avanza, sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang kaki lima di wilayah Malioboro

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur

BAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur 27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang. Obyek dan lokasi penelitian ini adalah bank syariah yang ada di kota 3.2. Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area. Menurut Suharsimi (2002) metode purposive area berarti tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu

Lebih terperinci

Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone

Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone Qoriani Widayati 1, Febriyanti Panjaitan 2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang Qoriani_widayati@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Jalan Sei Batanghari, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun sampai saat ini, terutama dalam perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah tergantung pada tujuan dari penelitian itu sendiri, mendesain berarti menyusun perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan partisipasi anggota terhadap perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Padamukti Garut. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi objek penelitian ini adalah Atribut Produk terkait dengan Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi objek penelitian ini adalah Atribut Produk terkait dengan Keputusan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah Atribut Produk terkait dengan Keputusan

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci