Meiko Laily, Haris Mahmud, Pupung Puspa Ardini ABSTRAK Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Metode Sosiodrama.
|
|
- Hendri Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELOMPOK BERMAIN BIRULWALIDAYINI 23 JANUARI DESA BOLUDAWA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Meiko Laily, Haris Mahmud, Pupung Puspa Ardini ABSTRAK Permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini apakah kecerdasan interpersonal pada anak di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui metode sosiodrama? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui metode sosiodrama.untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada anak Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango yang jumlah siswanya 20 orang, yang terdiri dari laki-laki 12 orang dan perempuan 8 orang, dengan sistem pembahasan dalam bentuk dua siklus. Kekurangan atau ketidaktuntasan pada siklus I dibahas pada siklus II. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut terlihat bahwa kecerdasan interpersonal di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui metode sosiodrama. Peningkatan tersebut dicapai secara bertahap yaitu; pada observasi awal, hanya 40 % atau 8 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan, pada siklus I terjadi peningkatan manjadi 60 % atau 12 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan, dan pada siklus II mencapai 85 % atau 17 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan. Dengan demikian,anak yang belum dapat memperlihatkan yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan hingga akhir penelitian ini sebanyak 3 orang. Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Metode Sosiodrama. Meiko Laily, Mahasiswa pada Jurusan PAUD Universitas Negeri Gorontalo.Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Gorontalo. Pupung Puspa Ardini, S.Pd,M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo
3 Kecerdasan emosional yang dapatmelahirkankecerdasan interpersonal akan tumbuh dan berkembang secara maksimal jika diberi rangsangan oleh orang-orang orang yang ada di sekitarnya (lingkungan tempat tinggal anak). Hal ini beralasan oleh karena, kecerdasan interpersonal sendiri mengandung arti kemampuan untuk mengamati dan mengerti perasaan orang lain. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk kedalamdiri orang lain, mengertidunia orang lain, mengertipandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok. Dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi maka komunikasi antar pribadi akan terjalin dengan baik sehingga nanti akan memberikan pengaruh positif pula pada aspek perkembangan dan potensi kecerdasan lain pada diri anak tersebut juga pada anak lainnya. (Tridhonanto, 2009:12) Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kecerdasan interpersonal merupakan salah satu aspek penting untuk terus ditingkatkan dalam rangka memberikan peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan lainnya. Sebab dengan meningkatnya peningkatan kecerdasan interpersonal sejak dini, maka akan memberi pengaruh terbentuknya kecerdasan intelektual dan spritual pada usia selanjutnya. Hasil observasi awal peneliti di lapangan, bahwadari 20 orang anak Kelompok B, Kelompok Bermain PAUD BirulWalidayani 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa, ternyata hanya 8 orang anak (40%) yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Anak-anak tersebut mampu berinisiatif melakukan interaksi dan berkomunikasi secara lancer dengan teman-temannya. Sebaliknya, terdapat 12 orang anak (60%) yang kurang baik kecerdasan interpersonalnya sehingga tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara lancer dengan orang lain. Bahkan untuk berbicara dengan guru atau bermain dengan temannya di sekolah, mereka tidak memiliki kemampuan dan keberanian yang maksimal. Demikian halnya ketika diminta bercerita pengalamannya sehari-hari di rumah, anak-anak ini relatif diam tanpa dapat melakukan apa yang diperintahkan oleh guru. Belum meningkatnya kecerdasan interpersonal anak perlu dicarikan pemecahan sedinimungkin. Hal ini karena rendahnya kecerdasan interpersonal di waktu usia dini bisa berdampak kurang baik dalam perkembangannya pada saat dewasa nanti. Dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak usia dini, banyak metode yang dapat digunakan oleh guru. Namun demikian, dari sekian banyaknya metode pembelajaran tersebut tidak semuanya efektif dan relevan dengan upaya meningkatkan kecerdasan interpersonal secara keseluruhan.
4 Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi rendahnya kecerdasan interpersonal anak Kelompok Bermain PAUD BirulWalidayani 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa adalah dengan memilih metode pembelajaran yang relevan. Metode pembelajaran dimaksud antara lain adalah metode sosiodrama. Metode sosiodrama adalah suatu model pembelajaran dengan cara mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial, dengan tujuan anak dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, berbagi tanggung jawab, mengambil keputusan dalam stuasi kelompok secara spontan dan merangsang anak untuk berpikir dan memecahkan masalah. (Bahri, 2008:100). Dengan menggunakan metode sosiodrama, maka anak dapat mendramatisasikan tingkahlaku, atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antara manusia. Dengan sosiodrama, anak bisa berperan atau memainkan peranan dalam mendramatisasikan masalah sosial/psikologis itu, (Roestiyah, 2008:90). Kegiatan sosiodrama sangat penting dilakukan untuk mengasah kemampuan mengingat dan bereksplorasi dengan dunia hayal anak-anak. Selain melatih sistem motorik anak, aktivitas sosiodrama juga membuat anak menjadi lebih terlatih untuk mengenal lingkungan sekitar, serta anak akan dibiasakan untuk menghilangkan perbedaan dan sekat antara proses pelatihan saat bermain dengan realita sebenarnya, (Mayke, 2001:15). Dengan demikian, kegiatan sosiodrama sangat membantu guru untuk dapat mengevaluasi tingkat kecerdasan interpersonal anak. Sebab dalam metode sosiodrama anak meniru ucapan dan gerakan dari orang lain. Sehingga dengan bentuk peniruan tersebut, maka secara otomatis anak akan memiliki motivasi untuk memahami, meniru ucapan, dan memperagakan hal-hal tertentu dengan orang lain, dan secara bertahap kecerdasan interpersonal anak akan mengalami peningkatan. Dengan adanya anak melakukan aktivitas pada metode sosiodrama, maka diyakini kecerdasan interpersonal anak akan meningkat. Atas dasar itulah kemudian peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul: Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Sosiodrama di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti berharap penelitian ini dapat memenuhi tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui metode sosiodrama.
5 1. Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal atau bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau menguntungkan. Inteligensi Interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, watak, temperament orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara. Isyarat dari orang lain juga masuk dalam inteligensi ini. Kecerdasan interpersonal ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari orang lain, dan sebagainya. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah dapat memunculkan konflik sosial, Sullivan (dalam Chaplin, 2000:257). Kecerdasan interpersonal juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antar dua pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya. Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.dari beberapa pendapat yang telah disebutkan, maka penulis menyimpulkan, bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk menunjukkan pribadi yang ramah, santun, merasa iba jika melihat orang lain dalam kesusahan, turut bahagia dan tidak merasa iri disaat orang lain merasa bahagia, suka menolong dan memiliki kesadaran bahwa semua manusia samasama ciptaan Allah SWT dimana setiap individu memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda sehingga harus ada kerjasama dan saling ketergantungan satu sama lain yang akhirnya dapat menciptakan kehidupan yang damai dengan melihat hal-hal penting lainnya menyangkut kecerdasan interpersonal. 2. Dimensi Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal mempunyai tiga dimensi utama, di mana ketiga dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh serta ketiganya saling mengisi satu sama lainnya,anderson (dalam Safaria, 2009:24).Berikut ini tiga dimensi kecerdasan interpersonal :
6 a) Sensitivitas Sosial (Social Sensitivity ).Sensitivitas sosial adalah kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun non verbal. Anak yang memiliki sensivitas yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif ataupun negatif. Indikator dari sensivitas sosial ini adalah sikap empati, sikap prososial. b) Social Insight Kemampuan seseorang untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam satu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah di bangun. Di dalamnya juga terdapat kemampuan dalam memahami situasi sosial dan etika sosial sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi tersebut.fondasi dasar dari social insight ini adalah berkembangnya kesadaran diri anak secara baik. Kesadaran diri yang berkembang ini akan membuat anak mampu memahami keadaan dirinya baik keadaan internal maupun eksternal seperti menyadari emosiemosinya yang sedang muncul, atau menyadari penampilan cara berpakaiannya sendiri, cara berbicaranya dan intonasi suaranya.iindikator dari sosial insight yaitu Kesadaran diri, Pemahaman situasi sosial dan etika sosial, Keterampilan pemecahan masalah. c) Social CommunicationPenguasaan keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Dalam proses menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi sosial, maka seseorang membutuhkan sarananya. Tentu saja sarana yang digunakan adalah melalui proses komunikasi, yang mencakup baik komunikasi verbal, non verbal maupun komunikasi melalui penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan efektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan public speaking dan keterampilan menulis secara efektif.salah satu keterampilan komunikasi adalah keterampilan mendengar-kan. Mendengarkan membutuhkan perhatian dan sikap empati, sehingga orang merasa dimengerti dan dihargai 3. Pengertian Metode Sosiodrama Kata sosiodrama berasal dari dua kata, yakni sosio dan drama. Sosio berasal dari kata sosial, sedangkan drama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya anak mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan situasi sosial yang mengandung suatu problem (Sudjana,
7 2010:28). Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. sosio berarti sosial, sedangkan kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang mengandung problem/konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih Sosiodarama adalah suatu drama yang menarik yang berdasarkan suatu cerita yang menggambarkan sesuatu atau isu berkonflik, mengandung konflik sosial, (Tabrani, 2009:13). Metode sosiodrama dapat diartikan pula cara mengajar yang memberi kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu, seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial. Metode sosiodrama untuk peningkatan kecerdasan interpersonal di lembaga PAUD adalah suatu cara mengajar melalui sebuah permainan yang melibatkan anak didik untuk dapat berperan dan dapat berhubungan antara peran satu dengan yang lainnya, dalam suatu situasi, (Joeslina, 2009:87) Metode sosiodrama sangat baik digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, halhal yang menyangkut hubungan antara manusia sperti sikap rendah diri, kenakalan anak, ketidakmandirian, sikap manja dan lain sebagainya. (Sanjaya, 2006:158).Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik benang merah bahwa, metode sosiodrama merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswanya dapat memainkan suatu peranan dari prilaku sesorang dalam suatu peristiwa masalah-masalah sosial yang sedang terjadi dimasyarakat dalam membentuk manusia secara individu dan kolektif. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menggunakan Variabel Penelitian yaitu Variabel Input, Variabel Proses danvariabel Output. 1. Variabel input: menyangkut karakteristik siswa, guru pelaksana tindakan, bahan ajar yang akan diajarkan, sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi, lingkungan pembelajaran, serta alat-alat pendukung lainnya. 2. Variabel proses: menyangkut proses pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan, dalam hal ini pelaksanaan metode sosiodrama yang digunakan guru dalam hubungannya dengan peningkatan kecerdasan interpersonal, gaya guru membimbing siswa, implementasi metode sosiodrama, reinforcement, dan kegiatan bercerita lainnya yang mengarah pada peningkatan kecerdasan interpersonal anak.
8 3. Variabel Output: berupa meningkatnya kecerdasan interpersonal anak dengan indikator; 1) mampu berempati dengan orang lain atau mampu memahami orang lain, 2) mampu memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya, 3) mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya, (Brown, 2008:97) Untuk mencapai obyektivitas hasil dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut : a) Melakukan observasi awal terhadap obyek penelitian; b) Berkonsultasi dengan dosen pembimbing; c) Mengadakan pertemuan dengan guru mitra untuk bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan penelitian agar dapat berjalan lancar; d) Mendiskusikan rencana kegiatan dengan guru mitra tentang kegiatan yang akan dilakukan; e) Pengkajian masalah sekaligus pembuatan skenario bimbingan dan pembuatan instrument-instrumen yang dibutuhkan; f) Mempersipakan alat-alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bimbingan, serta fasilitas lain seperti alat perekam dan alat penguat (reinforcer). SIKLUS I Pelaksanaan tindakan siklus ini dilaksanakan berlangsung selama satu kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 8 Oktober 2013 di ruangan kelas kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Sesuai dengan skenario pembelajaran pada siklus ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti, sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara kepada beberapa anak kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa setelah pembelajaran berakhir. Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya bertindak sebagai partisipan pasif yang membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran.
9 SIKLUS II Pada hari Sabtu, tanggal 12 Oktober 2013, peneliti bersama pengelola/ penyelenggara PAUD dan guru pendamping mengadakan diskusi. Dalam kesempatan kali ini, peneliti menyampaikan analaisis hasil observasi terhadap kecerdasan interpersonal anak kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa yang dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak pada siklus I. Kegiatan persiapan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2013 di kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Peneliti bersama pimpinan PAUD dan guru kelas mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada hari Selasa, 15 Oktober Berdasarkan kajian teoritis, maka tindakan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; Jika guru menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran, maka kecerdasan interpersonal anak Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango akan meningkat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap pemantauan dan evaluasi, serta 4) tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, peneliti berhasil meningkatkan kecerdasan interpersonal melalui metode sosiodrama. Peneliti mampu mengefektifkan metode sosiodrama dengan drama singkat yang dilakukan langsung oleh anak dengan peran sebagai pedagang dan pembeli dipasar tradisional dan ditoko pakaian sehingga kecerdasan interpersonal anak dapat ditingkatkan degan baik diiikuti dengan meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat menciptakan situasi yang memungkinkan anak untuk selalu melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal yang baik dengan kegiatan sosiodrama yang sangat menyenangkan. Oleh karena itu sebaiknya metode ini dilakukan secara sistematis dalam pembelajaran meningkatkan kecerdasan interpersonal anak di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.
10 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh gambaran bahwa telah terjadi peningkatan kecerdasan interpersonal anak Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango mulai dari hasil observasi awal sebagai pijakan penilaian sebelum dilakukan metode sosiodrama, kemudian sestelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan pada akhir siklus I melalui metode sosiodrama, demikian seterusnya, dilakukan lagi tindakan siklus II sehingga pada akhir siklus tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Peningkatan kecerdasan interpersonal dapat dilihat observasi awal, hanya 40 % atau 8 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan, pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 60 % atau 12 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan, dan pada siklus II mencapai 85 % atau 17 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan. Dengan demikian, anak yang belum dapat memperlihatkan yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan hingga akhir penelitian ini sebanyak 3 orang. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis tindakan penelitian yang dirumuskan sebelumnya yaitu Jika menggunakan metode sosiodrama maka kecerdasan interpersonal anak Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, dapat diterima dan dibuktikan kebenarannya. Rekomendasi diberikan kepada guru agar lebih memperhatikan dan mempersiapkan kegiatan sosiodrama sebelum pelaksanaan, ketika pelaksanaan sosiodrama guru perlu lebih bersabar karena setiap anak memiliki perekembangan, pertumbuhan dan tingkat kecerdasan yang berbeda dan setiap anak memiliki jangka waktu tersendiri dalam menguasai suatu kemampuan serta agar guru tidak pernah bosan untuk memberikan dukungan/motivasi kepada anak, dan saat memberikan penilaian peningkatan kelenturan tubuh anak sebaiknya guru memiliki format penilaian khusus untuk menilai kecerdasan interpersonal masingmasing anak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni kecerdasan interpersonal di Kelompok Bermain Birulwalidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui metode sosiodrama. Peningkatan tersebut dicapai secara bertahap yaitu; pada observasi awal, hanya 40 % atau 8 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan, pada siklus I terjadi peningkatan manjadi 60 % atau 12 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan
11 interpersonal yang diharapkan, dan pada siklus II mencapai 85 % atau 17 orang anak yang memiliki yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan. Dengan demikian, anak yang belum dapat memperlihatkan yakni kecerdasan interpersonal yang diharapkan hingga akhir penelitian ini sebanyak 3 orang. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut: a) Bagi Anak; hendaknya secara aktif mengikuti kegiatan pembelajaran, agar kemampuan bercerita dapat berkembang secara maksimal yang pada askirnya potensi lainnya pun akan berkembangan dan mengalami peningkatan secara sempurna. b) Bagi guru, diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan metode sosiodrama pada kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kecerdasan interpersonal. c) Bagi seluruh peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan di PAUD lainnya. Namun tentu saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi seperlunya sesuai dengan konteks anak ataupun sekolah masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Bahri, Syaiful, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, Yogyakarta, Indeks Brown, Sosial Intelligence, Jakarta, Gramedia Chaplin, Genius Learning Strategy. Jakarta : Gramedia Depdiknas, Didaktik Metodik d Taman Kanak-kanak. Jakarta: Citra Pendidikan Indonesia Erikson, Erik, The Psycology of Learning and Instruction, Educational Psychology, New Delhi, Prantice, Hall Of India Private Limited. Gardner, Howard, Multiple Intellegences: The Theory in Practice A Reader, New York: Basic Books Husain, Abd. Kadir, Panduan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Bermain Peran bagi Guru Sekolah Dasar, Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo. Husniah, Nur Aqlia Penerapan Metode Sosiodrama,Jakarta:Rosydakarya Joeslina, Building the Learning Organization, New York: Mc Graw Hill Kostelnik, Wairen dan Stein, Anak Ayo Bermain Peran,
12 blokanak 06 /kompas. Ramayulis, Desain Insruksional, Jakarta: Bina Ilmu. Safaria, Interpersonal Intelligence. Yogyakarta : Amara Books Sudjana, Nana, Metodologi Pengajaran, Jakarta: Amissco. Tabrani, Menumbuhkan Kemandirian Anak, Kreativitas dan Konsep Diri yang Sehat Anak Usia Dini; Sebuah Tinjauan, Yogyakarta: UII Tedjasaputra, Mayke S Bermain dan Permainan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Tridhonanto, Al. dkk, Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati, Jakarta: Alex Media Komputindo Vygotsky, Belajar Sambil Bermain, Model Ideal Pembelajaran. http/ Waluyo, 2010, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa.Effendy (2006: 6) ( Diakses pada hari selasa, tanggal, 11 Juni 2013, pukul ( Diakses pada hari selasa, tanggal, 11 Juni 2013, pukul ( Diakses pada hari selasa, tanggal, 11 Juni 2013, pukul Sejak Usia Dini.htm. Diakses pada hari Kamis, tanggal, 13 Juni 2013, pukul Peran. Diakses pada hari Kamis, tanggal, 13 Juni 2013, pukul 10.10
BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Profil KB Birulwalidayini 23 Januari KB Birulwalidayini 23 Januari beroperasi sejak tanggal 14 Juli 2008 atas kerjasama PKK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)
PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Isniatun Munawaroh,M.Pd*) Salah satu implikasi yang paling provokatif dalam teori Multiple Intelligence adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas IV SD 3
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas IV SD 3 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Mahmudi (2009) menyatakan bahwa, komunikasi matematis mencakup komunikasi tertulis maupun lisan. Komunikasi tertulis dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MAHASISWA STIPAS TAHASAK DANUM PAMBELUM PALANGKA RAYA
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MAHASISWA STIPAS TAHASAK DANUM PAMBELUM PALANGKA RAYA Paulina Maria Ekasari Wahyuningrum 1 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciPESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA
PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA VOLUME 3, NOMOR 3, APRIL 2015 Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia 1-14 Nurhaidah, M.Insya Musa Pelaksanaan Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 0 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR Guru TK 0 Permataku Merangin Kabuapten Kampar email: gustimarni@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan, baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebaya ataupun orang dewasa lainnya (Yusuf,2001;122, Mubiar: 2008;13).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus
Lebih terperinciOPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah
OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di
Lebih terperinciHenni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang
HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dituntut untuk dapat belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan hanya mengetahui jawaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kea rah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok B yang berjumlah 14 orang
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek penelitian Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Assamica, Perkebunan Pasir Malang Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan metode pembelajaran ada berbagai metode yang dilakukan oleh para pendidik. Diantaranya adalah metode bermain peran. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia yang bisa hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain. Mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang berpotensi dalamkecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang, sehingga usia dini sering disebut sebagai
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Nahri Kadullah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo. Yang menjadi subyek dalam penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran sejarah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sejarah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan di sekolah kepada siswa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus wajib mengikuti jenjang pendidikan baik jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI
PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas II SDN 3 Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI METODE DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B PAUD MARDATILLAH I LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO NINGSIH HASAN NIM. 153 410 105 Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012
PENGGUNAAN VALUE CLARIFICATION DENGAN MEDIA COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI) UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA), SIKAP ILMIAH, DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Lebih terperinciMENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Kartini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Kartini Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone
Lebih terperinciPEMBINAAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM HARAPAN INDAH PONTIANAK
PEMBINAAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM HARAPAN INDAH PONTIANAK Rizka Cahya Dewi, Aloysius Mering, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),
Lebih terperinciPERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK
1 PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK *) Oleh Edi Purwanta **) Pengantar Berbagai pandangan muncul tentang pendidikan, utamanya pendidikan bagi anak.. Masing-masing sangat bergantung pada sudut
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pendidikan menitikberatkan pada perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan, termasuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Melati Molutabu Kabupaten Bone Bolango dalam
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango pada tahun ajaran 2011-2012. Sekolah ini beralamatkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri, serta dapat menghadapi tantangan zaman, pendidikan pada usia dini sangat perlu diperhatikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul
Lebih terperinciMeningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli
Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli MINARTIN Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di SMA Negeri 2 Batu, pembelajaran sastra masih kurang maksimal untuk mengapresiasi pementasan drama. Hal ini terjadi karena dengan metode memutarkan video
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahapan Persiapan Kegiatan persiapan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciIMPLIKASI KECERDASAN INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS.
IMPLIKASI KECERDASAN INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS 1 Kanaria Herwati 1 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI E-mail: kanaria_smart@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Disamping
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar
2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Kartini Desa Modelomo Kabila Kabupaten Bone
Lebih terperinciHALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL Judul Nama : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar : Aries Safitri NIM : 94011 Jurusan Fakultas : Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akan menjadi unik dan otentik, tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Komunikasi Sosial Komunikasi sosial adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri dengan memiliki konsep diri yang jelas serta citra diri yang
Lebih terperinciSosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa
Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Pendahuluan Oleh Dinar dan Ahmad Juanda: Latifa Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS 2010 FIS UNY Sejatinya pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat membawa manusia kepada era globalisasi. Menghadapi era tersebut bangsa Indonesia menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak merupakan masa dimana setiap individu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Masa ini disebut sebagai masa keemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia juga sebagai bantuan agar anak tersebut kelak menjadi manusia yang dapat menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI DONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK PEMBINA AGAM. Monalisa
PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI DONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK PEMBINA AGAM Monalisa ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Lubuk Basung Masih rendah. Tujuan penelitian
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN MENIRUKAN GERAKAN BINATANG PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA GAMBYOK KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Asertif dalam Bimbingan Sosial. untuk mencapai perkembangan optimal. Jamal Ma mur (dalam Ratnawati,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Perilaku Asertif dalam Bimbingan Sosial Bimbingan dan konseling memiliki tujuh jenis layanan yang semuanya merupakan layanan untuk membantu peserta didik yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN
PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN Nanik Iis* Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A BA AISYIYAH NGALAS II KLATEN SELATAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A BA AISYIYAH NGALAS II KLATEN SELATAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi
BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berbahasa Pada Anak Usia Dini 1. Pengertian kemampuan berbahasa Kemampuan berasal dari kata mampu yang bermakna cakap atau terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan
Lebih terperinciBAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING
BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Biluhu Tengah Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Taman Kanak-kanak Anak adalah generasi masa depan yang memiliki pribadi unik, zaman yang akan datang adalah milik anak-anak kita. Masa kanak-kanak adalah
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK PEMATA BUNDA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK PEMATA BUNDA AGAM SUMINARTI ABSTRAK Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan bahasa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Observasi Awal Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B Paud Afiat seperti anak menggambar bentuk segitiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN. Program PLPG PAUD UAD 2017
PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN Program PLPG PAUD UAD 2017 PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOSIAL 1. Anak perlu distimulasi dan difasilitasi, sehingga perkembangan sosialnya dapat berkembang dengan baik. Anak
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A.
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B TK Melati Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengucap Syair 1. Pengertian Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
Lebih terperinciTAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.
1 UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL ANAK KELOMPOK A MELALUI METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAM TERPADU AISYIYAH LABAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di lapangan seperti yang telah diungkapkan pada BAB I yaitu kurang berkembangnya
Lebih terperinci