KIAT-KIAT MENDAPATKAN MODAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA DAN UNTUK MEMULAI USAHA DI DESA SEI MEMPURA KEC. MEMPURA KAB. SIAK.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KIAT-KIAT MENDAPATKAN MODAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA DAN UNTUK MEMULAI USAHA DI DESA SEI MEMPURA KEC. MEMPURA KAB. SIAK."

Transkripsi

1 KIAT-KIAT MENDAPATKAN MODAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA DAN UNTUK MEMULAI USAHA DI DESA SEI MEMPURA KEC. MEMPURA KAB. SIAK. Nurpeni,Ellinielwaty Abstrak Proses transformasi ilmu yang dilaksanakan Tim Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Unilak ke Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak pada tanggal 14 november 2012 berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam rangka menumbuh kembangkan perekonomian desa, peran para uasahawan sangat menentukan. Desa Sei Mempura merupakan desa ekowisata, penduduknya banyak berusaha dibidang wirausaha, pedagang, industry kecil dan petani perikanan. Untuk meningkatkan usaha dibutuhkan modal. Peran UEK SP dalam rangka peningkatan modal masyarakat sangat dibuthkan. Kiat untuk bisa meningkatkan modal salah satunya adalah dalam bentuk berutang, dimana kiat-kiat untuk mendapatkan modal harus bisa membangun kepercayaan, bertanggung jawab, dan bisa menepati janji. Desa Sei Mempura merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, dimana desa-desa tersebut adalah desa Kampung Dalam, Desa Paluh, Desa Benteng Hilir dan Desa Benteng Hulu. Mayoritas penduduk di Desa Sei Mempura adalah bertani. Disamping itu ada juga masyarakat yang bermata pencarian sebagai wirausahawan dengan memiliki usaha industri rumahan. Berkaitan dengan jumlah penduduk yang bermata pencarian sebagai usahawan industri rumah tangga maupun berdagang, penulis tertarik untuk memotivasi usahawan yang tertarik untuk berwirausaha untuk mengembangkan usaha melalui peningkatan permodalan dengan memanfaatkan jasa keuangan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dibentuk berdasarkan : 1. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Desa 2. PP No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa 3. PERMENDAGRI No. 39 Tahun 2010 Tentang Baan Usaha Milik Desa Prinsip yang dianut dalam BUMDES adalah sukarela, terbuka, kontrol dari masyarakat yang demokratis, partisipatif ekonomi warga,, otonomi dan independen, perhatian terhadap warga masyarakat dan kerjasama antar BUMDES. Adapun jenis kegiatan BUMDES meliputi jasa keuangan, jasa perdagangan, jasa pertania, penyaluran sembilan bahan pokok Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 1

2 dan industri kecil rumah tangga. Penulis tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan mengaitkan BUMDES dikarenakan salah satu jenis usaha BUMDES berkaitan dengan jasa keuangan, dimana masyarakat desa dapat memanfaatkan jasa keuangan BUMDES dalam permodalan usahanya. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN A. Tujuan 1. Secara umum yaitu bagi masyarakat yang sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha dapat mengetahui tujuan mendapatkan modal. 2. Secara khusus yaitu bagi masyarakat sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha dapat mengetahui : a. Tujuan membangun kepercayaan dalam berhutang b. Tujuan tanggungjawab dalam berhutang c. Tujuan menepati janji dalam berhutang. B. Manfaat Secara umum, bermanfaat bagi masyarakat yang sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha dapat mengetahui manfaat mendapatkan modal. 1. Secara khusus, bermanfaat bagi masyarakat yang sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha dapat mengetahui manfaat : a. Membangun kepercayaan dalam berhutang b. Tanggung jawab dalam berhutang c. Menepati janji dalam berhutang TINJAUAN PUSTAKA Usaha pembinaan dilakukan agar pelatihan kerja mampu berfungsi memenuhi tuntutan pasar kerja. Hal ini perlu dilaksanakan sesuai dengan tuntutan dunia kerja, perkembangan teknologi dan perkembangan pembangunan. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah tindakan yang dilakukanoleh seorang ketua atau pimpinan untuk menyelenggarakan suatu system standar didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Baser Barthos (1990:98) strategi pembinaan kerja menggunakan pendekatan kesisteman antara lain : - Terpadu - Berkesinambungan - Optimal Banyak cara yang bias dilakukan oleh para pelaku bisnis, agar bisnis yang dijalankan mampu berkembang. Faktor keberanian merupakan kunci utama yang harus dipegang teguh jika ingin sukses. Tanpa keberanian yang tinggi mustahil suatu bisnis/usaha dapat berkembang dengan maju. Begitu pula jika ingin mendapatkan dana untuk modal usaha, salah satunya adalah keberanian untuk berhutang. Salah satu syarat agar utang yang diperoleh bias efektif adalah dengan menggunakannya hany untuk permodalan usaha. Apabila menyimpang dari itu semua, utang akan menjadi malapetaka bagi usaha. Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 2

3 Agar sukses mendapatkan modal adalah dengan berutang, dimana kiat-kiat sukses mendapatkan modal dengan berutang menurut Miftah A la (2010:140) : - Membangun kepercayaan,tanggung Jawab dan Menepati janji METODE PELAKSANAAN Kerangka pemecahan masalah yang akan dilakukan pada pengabdian masyarakat ini meliputi pendataan masalah yang ada pada masyarakat yang sudah memiliki usaha dan masyarakat yang berniat untuk berusaha. Dengan diketahui masalah-masalah tersebut, maka perlu adanya rencana pemecahan masalah dengan mengadakan pembinaan pada masyarakat terutama masyarakat yang ada di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. Dengan menggunakan metode ceramah, diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang selama ini dihadapi dan diharapkan kegiatan pembinaan ini dapat membawa perubahan pada pengingkatan pengetahuan. KETERKAITAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak terkait dengan lembaga lain, sehingga kegiatan ini hanya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning dengan masyarakat yang ada di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. RANCANGAN EVALUASI Rancangan evaluasi akan dilaksanakan setelah dilaksanakan ceramah dan diskusi. Evaluasi dilaksanakan dengan cara melihat hasil perkembangan dari metode yang telah diberikan. Tolak ukur keberhasilan pengabdian masyarakat ini dilihat dari : 1. Jumlah peserta yang hadir 2. Tingkat partisipasi peserta yang hadir 3. Keberhasilan dengan penguasaan dan praktek terhadap materi yang telah disampaikan HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Salah satu pencerminan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat, merupakan syarat yang mutlak dilaksanakan oleh semua dosen, terutama sekali dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Administrasi. Bertolak dari hal diatas, syukur Alhamdulillah Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Administrasi Unilak, telah selesai melaksanakan pengabdian masyarakat tersebut pada tanggal 14 november 2012 di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. Indikator keberhasilan dari kegiatan masyarakat ini adalah : 1. Terjadinya kerjasama dan tali silaturrahmi yang baik antara perguruan tinggi terutama sekali Fakultas Ilmu Administrasi dengan pemerintahan daerah kab. Siak, dalam hal ini diwakili pihak kecamatan Mempura dan desa Sei Mempura Kec. Mempura. 2. Dalam pengabdian masyarakat ini tim banyak mendapatkan informasi tentang permasalahanpermasalahan yang terjadi di Desa Sei Mempura terutama sekali dalam hal permasalahan ekonomi yang terkait dengan permodalan. 3. Tingkat partisipasi dan kehadiran masyarakat dalam mengikuti Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 3

4 pengabdian masyarakat ini sangat tinggi, ini terlihat banyak peserta yang bertanya berkaitan dengan masalah permodalan dan lembaga permodalan yang ada di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. 4. Tom pengabdian masyarakat telah mampu mentransfer ilmunya kepada peserta pengabdian masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. 5. Tim pengabdian masyarakat mampu memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan masyarakat sepertinya senang akan solusi yang diberikan Tim. B. Pembahasan 1. Fakultas Ilmu Administrasi bersinergi dengan pemerintah daeah Siak dan Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi, oleh karena itu perguruan tinggi merupakan pusat dari segala informasi terkait dengan ilmu pengetahuan. Demikian juga dengan Fakultas Ilmu Administrasi Unilak, merupakan gudang dari ilmu pengetahuan yang terkait dengan administrasi dan ilmu social. Oleh karena itu, sudah selayaknya sebagai pusat informasi dari ilmu pengetahuan, dapat membagi-bagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada masyarakat umum. Dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan tersebut, maka dilaksanakanlah pengabdian masyarakat ini, dalam bentuk ceramah dan Tanya jawab di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak pada tanggal 14 november Keramahtamahan dan pelayanan yang baik pemerintah daerah, dalam hal ini pihak kecamatan dan aparat-aparat yang ada di Desa Sei Mempura membuat tim pengabdian masyarakat, merasa nyaman dalam memberikan informasi-informasi kepada masyarakat di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. Keramahtamahan dan pelayanan yang baik yang diberikan pihak kecamatan dan desa Sei Mempura, membuat sinergi antara Fakultas Ilmu Administrasi dengan pemerintah daerah dan Desa Sei Mempura dapat menyatu, yang diwujudkan dengan adanya keinginan mereka untuk bias menikmati moment seperti ini lagi dilain kesempatan. 2. Informasi yang didapat Tim Pengabdian Masyarakat Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini banyak menambah khasanah ilmu pengetahuan tim, karena banyak informasi-informasi yang bisadi dapat Tim tentang permasalahan di Desa Sei Mempura terutama sekali permasalahan yang berkaitan dengan permodalan. Permasalahan yang berkaitan dengan UEK SP (Usaha Ekonomi Kerakyatan Simpan Pinjam) merupakan permasalahan yang terjadi di Desa Sei Mempura dan ketika Tim membahas persoalan UEK SP dan pengembangannya melalui BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), masyarakat sangat suka cita menerima informasi ini. Dalam sesi tanyajawab tim mendapat informasi yang juga penting, ternyata Desa Sei Mempura Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 4

5 merupakan desa cikal bakal berdirinya Kerajaan Siak. Desa ini pernah menjdai ibu kota Kerajaan Siak, ini terlihat dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah seperti makam raja-raja Siak. Bertolak dari kondisi tersebut, pemerintah daerah setempat menjadikan Desa Sei Mempura menjadi Desa Ekowisata, dimana ada tempat-tempat tertentu yang keberadaannya tidak seutuh modernisasi. 3. Tingkat partisipasi peserta pengabdian masyarakat Partisipasi peserta pengabdian masyarakat sangat tinggi, rata-rata peserta adalah pengusaha ekonomi lemah, yang memiliki keterbatasan dana dalam pengembangan usahanya. Mayoritas peserta adalah pengusaha perkebunan, pedagang dan pengrajin industry kecil. Ada sebahagian peserta yang belum memiliki usaha, tetapi berniat untuk melakukan usaha. Sebagian besar peserta bertanya mengenai keberadaan BUMDES, manfaat BUMDES, karena menurut informasi di Desa Sei Mempura akan segera dibentuk BUMDES. 4. Transfer ilmu kepada peserta pengabdian masyarakat Tim pengabdian masyarakat Fakultas Ilmu Administrasi Unilak telah menyiapkan materisesempurna mungkin, agar peserta bias memahami apa yang tim sampaikan. Penyampaian materi disajikan dalam bahasa yang mudah dimengerti peserta dan mudah dipahami maksud dari materi yang diberikan. Sesekalim tim pengabdian masyarakat menyelipkan bahasa daerah setempat agar bisa lebih menimbulkan keakraban antara ti dan peserta pengebdian masyarakat. Disamping memberikan materi, peserta juga dibagikan materi/bahan tentang kiat-kiat mendapatkan modal agar bisa menjadi bekal untuk pengembangan modal usahanya. Adapun materi tersebut memuat tentang : a. Membangun kepercayaan Untuk mendapatkan modal baik untuk memulai usaha maupun untuk mengembangkan usaha, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membangun kepercayaan. Faktor kepercayaan sangat penting dalam berutang, dengan kepercayaan orang akan menuruti apa yang kita inginkan, seperti itulah sekiranya kehebatan kepercayaan. Kepercayaan bukan bawaan lahir, tetapi hasil dari pemberdayaan atau usaha. Kepercayaan bukan pemberian tetapi balasan. Kepercayaan bukan merupakan pernyataan tetapi kumpulan pembuktian. b. Tanggungjawab Selain kepercayaan, faktor tanggungjawab juga merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan ketika ingin mendapatkan modal. Kualitas kehidupan sesorang dapat dilihat dan dinilai dari besar atau kecilnya tanggungjawab yang dipikulnya. Semakin besar tanggung jawab yang dipikul seseorang, maka semakin tinggi posisi dan derajat orang tersebut, demikian pula sebaliknya. Begitu pentingnya tanggungjawab, yang harus dimiliki seseorang karena tanggungjawab merupakan salah satu bukti kedewasaan seseorang Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 5

6 sekaligus menjadi bukti bahwa ia layak diberi pinjaman. c. Menepati janji Jika ingin mendapatkan modal dengan berutang, maka menepati janji merupakan sikap yang harus dipegang teguh. Menepati janji merupakan janji merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang agar dipercaya dan dihargai orang lain. Tanpa adanya sikap menepati janji, maka tidak aka nada kesempatan untuk berutang lagi di lain kesempatan walaupun utang yang diajukan jumlahnya lebih kecil. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang diadakan di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak pada tanggal 14 november 2012 dapat disimpulkan : 1. Sinergi antara pemerintah daerah Siak dalam hal ini pihak kecamatan dan Desa Sei Mempura dengan Fakultas Ilmu Administrasi Unilak yang tinggi menghasilkan proses transformasi ilmu pengetahuan berjalan dengan baik. 2. Tim pengabdian masyarakat banyak mendapatkan manfaat dari ilmu-ilmu baru selama proses diskusi, ceramah dan Tanya jawab dengan peserta pengabdian masyarakat. 3. Tingkat partisipasi yang tinggi dari peserta pengabdian masyarakat yang terdiri dari masyarakat yang telah memiliki usaha maupun yang belum memiliki usaha, memungkinkan acara pengabdian ini diadakan kembali. 4. Proses transfer ilmu dari tim pengabdian masyarakat Fakultas Ilmu Administrasi Unilak kepada peserta pengabdian masyarakat berjalan lancer. Dengan bahasa yang sederhana dalam penyampaian materi, peserta sangat antusias akan materi yang diberikan. B. Saran Dari hasil pengabdian masyarakat saran yang bisa diberikan antara lain : 1. Kepala Desa harus bisa terus memotivasi masyarakat untuk bisa meningkatkan usaha yang sudah dilakukan masyarakat dengan peningkatan modal melalui pinjaman pada lembaga keuangan yang ada di desa. 2. Lembaga keuangan desa dalam hal ini UEK SP lebih ditingkatkan lagi keberadaannya. Rencana desa membangun BUMDES adalah langkah yang tepat untuk usaha simpan pinjam masyarakat Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak. 3. Ada program lanjutan yang harus direncanakan pihak Desa Sei Mempura dengan Fakultas Ilmu Administrasi dalam rangka lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Basir Barthos Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara : Jakarta Basn Swastha Dan Irawan, Mgt. Pemasaran Modern, BPFE, Yogyakarta, Miftah A la Cara Kerja Dari Bisnis Bermodal Utang, Flashbooks, Yogyakarta. Petunjuk Pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa Kabupaten Siak Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 6

7 PEMBINAAN PROMOSI TENUNAN SONGKET WINDA OLEH BIDANG INDUSTRI DAN KERAJINAN DISPERINDAG PEKANBARU Ellinielwaty,Nurpeni Abstrak.Hasil penelitian dan analisis pembinaan promosi tenun songket yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrin dan perdagangan pada bidang industri dan kerajinan hasilnya adalah cukup baik, yaitu ditanggapi oleh responden sebanyak 8 responden atau sebesar 44,44% faktor yang dominan yaitu menyediakan sarana dan dukungan promosi. Faktor faktor penghambat pembinaan promosi tenunan songket Winda oleh Bidang Industri dan Kerajinan Disperindag Pekanbaru yaitu : Peralatan sangat sederhana, Harga terlalu tinggi sehingga yang bisa membeli hanya golongan menengah keatas. Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Idonesia, Malaysia dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang. Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Jenis kerajinan tangan di provinsi Riau yang menjadi cirri khas adalah seperti : Anyaman pandan, anyaman rotan, tudung saji, tikar, tempat lampu, tenun songket, seni ukir, sulaman batik siak dan masih banyak jenis-jenis yang lainnya. Namun biasanya tenunan songket merupakan tenunan yang paling banyak dicari orang, karena kain songket ini bisa digunakan dalam acara-acara resmi di daerahdaerah. Ragam jenis kain songket yang biasa digunakan antara lain : songket motif bunga, motif awan, motif tunggal, motif daun tunggal, motif tabir bintang, motif mata panah, motif pucuk rebung, motif siku kaluang, dan motif kuntum bunga. Kain songket ini merupakan kain khas bumi melayu yang tetap harus dijaga kelestariannya. Kain songket umumnya banyak digunakan pada pakaian adat orang melayu Riau. Kain tenun songket memilki ciri khas dan keunikan tersendiri yang menjadi nilai jual lebih dan menjadi salah satu jenis kerajinan tangan khas di propinsi Riau yang kaya akan keindahan dan estetika sebagai wujud budaya Provinsi Riau yang melambangkan corak, pemikiran dan pandangan masyarakat melayu. Riau adalah salah satu tempat penghasil kain tenun songket yang cantik. Selipan benang emas dan perak yang membentuk pola pada kainnya, sungguh membuat yang melihat langsung terpesona. Tidak hanya untuk perempuan, kain songket pun dapat dikenakan pada Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 7

8 sosok lai-laki Corak yang cukup terkenal adalah Pucuk Rebung. Produktivitas dari para perajin memang sangat baik. Hal ini dikarena peran serta dari pihak pemerintahan dalam memberikan bimbingan dan dorongan, seperti pembinaan atau pendidikan kewirausahaan. Selain itu, pihak pemerintahan daerah juga melakukan promosi sehingga hasil kreasi Suku Baduy memiliki pasar yang luas. Fakta yang terjadi di tenun songket Winda antara lain : 1. Kain songket pada umumnya lebih dikenal dan dimiliki oleh masyarakat ekonomi menengah keatas, jadi susah untuk memasarkan produk kain songket. 2. Selama ini kain songket hanya dikenal untuk pakaian, sementara apabila di gunakan untuk produk asesoris rumah tangga akan meningkatkan jumlah produksi dari songket itu sendiri. 3. Belum terjalinnya kerjasama yang berkesinambungan dengan organisasi / pengusaha yang lain untuk dapat membantu memasarkan produk Tujuan umum, untuk mengetahui dan menganalisis Pembinaan Promosi Tenunan Songket Winda oleh Bidang Industri dan Kerajinan Disperindag Pekanbaru Tujuan khusus, untuk mengetahui dan menganalisis faktor penghambat pembinaan promosi tenunan songket Winda oleh Bidang Industri dan Kerajinan Disperindag Pekanbaru. Manfaat khusus industri kecil songket Winda agar dapat mengembangkan produk yang dihasilkannya. Administrasi berasal dari kata Ad dan Ministrasi yang berarti melayani atau menyelenggarakan (Webster, 2000). Secara sederhana didefinisikan suatu proses kegiatan pen Sudarno W. Rintatik ( 2008 : 7 )Administrasi adalah alat manajemen, penilaian, dan alat bukti pertanggungjawaban para wirausahawan dalam kegiatan usahanya. Sheldon dan Urwik. Dalam organisasi bisnis, administrasi adalah fungsi industri yang berkaitan dengan penetapan kebijakan perusahaan, koordinasi produksi, keuangan dan distribusi, penentuan arah organisasi dan kontrol tertinggi eksekutif. Singkatnya, administrasi bertugas menentukan setting bagi perusahaan untuk bergerak maju. Prof. dr. mr. s. prajudi Admosudidjo dalam bukunya yang berjudul Administrasi Negara atau Business Administration adalah suatu pengertian yang mencakup dua pengertian menjadi satu, yaitu : - Administrsi Niaga adalah adminitrasi dari pada suatu organisasi niaga secara keseluruhan, bilamana organisasi niaga tersebut merupakan perusahaan, maka administrasi niaga tersebut dijalankan oleh Direksi dari pada perusahaan. - Administrasi Niaga adalah administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kewniagaan (business Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 8

9 objective), dalam pengertian ini, administrasi niaga tersebut dijalnkan oleh setiap manager dalam suatu organisasi niaga. Sukarno K (2005:12) menyatakan administrasi niaga ialah administrasi yang berobyek swasta perniagaan yaitu: o Administrasi perusahaan ialah kegiatan-kegiatan dibidang produksi, transportasi, asuransi, perbankan dan lain-lain dibidang perusahaan swasta o Administrasi sosial bukan perusahaan biasanya cenderung kearah usaha sosial seperti administrasi sosial sekolah swasta, rumah sakit swasta, yayasan, klub dll Menurut Siagian (2006:20) yang dikatakan organiasi adalah setiap bentuk perekrutan antara dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama guna mencapai suatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki. M. Manulang (2009:5) mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina. Pembinaan adalah proses, pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Dalam pelaksanaan konsep pembinaan hendaknya didasarkan pada hal bersifat efektif dan pragmatis dalam arti dapat memberikan pemecahan persoalan yang dihadapi dengan sebaikbaiknya, dan pragmatis dalam arti mendasarkan fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan sehingga bermanfaat karena dapat diterapkan dalam praktek. Pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah. Menurut W.J Stanton pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga promosi dan mendistribusikan barang barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik aktual maupun potensial. Menurut Mursyd strategi manajemen pemasaran adalah bagian kegiatan dari perusahaan yang sangat erat hubungan dengan situasi pasar terdiri dari 3 macam kegiatan : - Konsumen manakah yang dituju - Kepuasan seperti apakah yang diinginkan oleh konsumen tersebut - Marketing mix. Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa variabel Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 9

10 marketing mixnya, perusahaan dapat mengembangkan strategi produk, harga distribusi dan promosi atau mengkombinasikan variabel variabel tersebut. Menurut Dinas Perindustrian Propinsi Riau dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan usaha kecil dalam bidang pemasaran yaitu : - Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran. - Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran. - Menyediakan sarana dan dukungan promosi. - Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi. METODE Penelitian dilaksanakan di Bidang Industri dan kerajinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala bidang industri dan kerajinan dan pegawai.teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sensus. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil langsung dari responden yang meliputi data pengaturan, sinkronisasi, kepentingan bersama dan tujuan bersama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan penyebaran angket (kuesioner). Analisis data dilakukan dengan analisis desktriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN Ketidaktercapaian apa yang diharapkan akan sangat mempengaruhi kondisi seseorang tersebut baik secara psikis maupun mental. Di sini peran pembinaan ini sangat diperlukan guna me-refresh kondisi prsikis dan mental seseorang agar kembali agar tidak mengalami depresi, dan hal ini sangat membantu agar apa yang direncanakan tadi dapat tercapai dengan baik. Kesehatan mental adalah kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa. Kedua hal tersebut bagi manusia sangat penting, karena cerminan manusia adalah terletak pada mentalnya. Jika manusia telah mengalami tidak sehat mentalnya, menurut hasil penelitian, akan mempengaruhi keseluruhan hidupnya. Pembinaan usaha kecil dalam bidang pemasaran yaitu : 1. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran Perencanaan produk harus didahului dengan sistem pemasaran, untuk melakukan sistem pemasaran maka perlu dilaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran produk. Hasil penelitian pembinan promosi tenunan songket indikator melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran hasilnya adalah cukup baik yaitu dari 18 responden yang menanggapi cukup baik sebanyak 8 responden atau sebesar 44,44%. Menurut responden pembinaan promosi dapat dilakukan hal ini terutama mengenai pelaksanaan penelitian mengenai pemasaran. Sedangkan yang menanggapi baik sebanyak 6 responden atau sebesar 33,33%. Menurut responden indikator ini sudah dapat dilakukan dengan baik Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 10

11 oleh dinas perdagangan maupun pengrajin tenun songket. Yang menanggapi kurang baik sebanyak 4 responden atau sebesar 22,22%, menurut responden pembinaan promosi yang dilakukan oleh dinas perindustrian dan perdagangan belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Pelaksanaan pembinaan promosi tenun songket dengan indikator melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran adalah cukup baik. 2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran Setelah melakukan pengkajian penelitian pemasaran maka perlu dilaksanakan manajemen yang baik guna mendapatkan teknik pemasaran yang baik.hasil penelitian pembinan promosi tenunan songket indikator Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran hasilnya adalah cukup baik yaitu dari 18 responden yang menanggapi cukup baik sebanyak 6 responden atau sebesar 33,33%. Menurut responden pembinaan promosi dapat dilakukan hal ini terutama mengenai pelaksanaan penelitian mengenai pemasaran. Sedangkan yang menanggapi baik sebanyak 7 responden atau sebesar 38,88%. Menurut responden indikator ini sudah dapat dilakukan dengan baik oleh dinas perdagangan maupun pengrajin tenun songket.yang menanggapi kurang baik sebanyak 5 responden atau sebesar 27,77%, menurut responden pembinaan promosi yang dilakukan oleh dinas perindustrian dan perdagangan belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Pelaksanaan pembinaan promosi tenun songket dengan indikator meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran adalah baik. 3. Menyediakan sarana dan dukungan promosi Hasil penelitian pembinan promosi tenunan songket indikator menyediakan sarana dan dukungan promosi hasilnya adalah cukup baik yaitu dari 18 responden yang menanggapi cukup baik sebanyak 10 responden atau sebesar 55,55%. Menurut responden pembinaan promosi dapat dilakukan hal ini terutama mengenai pelaksanaan penelitian mengenai pemasaran. Sedangkan yang menanggapi baik sebanyak 4 responden atau sebesar 22,22%. Menurut responden indikator ini sudah dapat dilakukan dengan baik oleh dinas perdagangan maupun pengrajin tenun songket. Yang menanggapi kurang baik sebanyak 4 responden atau sebesar 22,22%, menurut responden pembinaan promosi yang dilakukan oleh dinas perindustrian dan perdagangan belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Pelaksanaan pembinaan promosi tenun songket dengan indikator Menyediakan Sarana dan Dukungan Promosi adalah cukup baik. 4. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi Setelah strategi pemasaran ditetapkan dengan baik,dibutuhkan jaringan distribusi guna pencapaian produk sampai ketangan Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 11

12 konsumen.oleh karena itu dibutuhkan lembaga pemasaran yang baik. Hasil penelitian pembinan promosi tenunan songket indikator mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusihasilnya adalah cukup baik yaitu dari 9 responden yang menanggapi cukup baik sebanyak 9 responden atau sebesar 50,00%. Menurut responden pembinaan promosi dapat dilakukan hal ini terutama mengenai pelaksanaan penelitian mengenai pemasaran. Sedangkan yang menanggapi baik sebanyak 6 responden atau sebesar 33,33%. Menurut responden indikator ini sudah dapat dilakukan dengan baik oleh dinas perdagangan maupun pengrajin tenun songket. Yang menanggapi kurang baik sebanyak 3 responden atau sebesar 16,66%, menurut responden pembinaan promosi yang dilakukan oleh dinas perindustrian dan perdagangan belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Pelaksanaan pembinaan promosi tenun songket dengan indikator Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi adalah cukup baik. Untuk melihat rekapitulasi tanggapan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel : Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Pembinaan Promosi Tenunan Songket No Indikator Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran Menyediakan sarana dan dukungan promosi Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi Baik 6 (33,33) 7 (38,88) 4 (22,22 6 (33,33) Tanggapan C. Baik 8 (44,44) 6 (33,33) 10 (55,55) 9 (50,00) K. Baik 4 (22,22) 5 (27,77) 4 (22,22) 3 (16,66) Jumlah , , , ,00 Jumlah (33,33) (44,44) (22,22) (100,00) Sumber data : data olahan tahun 2012 Berdasarkan tabel rekapitulasi diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden adalah cukup baik dari 18 responden yang menanggapai cukup baik sebanyak 8 responden atau sebesar 44,44%, menurut responden melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran, menyediakan sarana dan dukungan promosi dan Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 12

13 mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi sudah dilaksanakan secara keseluruhan. Tetapi mengenai hasil dari pelaksanaan tersebut tidak ditinjau kembali maka kegiatan tersebut yang berjalan sekarang hanya mengikutkan pengrajin songket dalam kegiatan pameran pameran yang dilakukan oleh instansi pemerintahan. Semenatara kegiatan yang lain kurang terlaksana dengan baik. Tanggapan responden yang menyatakan baik sebanyak 6 responden atau sebesar ( 33,33), menurut responden pembinaan promosi tenun songket sudah dilaksanakan dengan baik kesemua indikator yaitu melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran, menyediakan sarana dan dukungan promosi dan mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi. Tetapi implementasi dari pengarajin yang menjadi masalah adalah untuk mengajak secara rutinitas dari responden untuk menjalankan kegiatan tersebut secara terus menerus. Sedangkan tanggapan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 4 responden atau sebesar 22,22%. Menurut responden pembinaan promosi tenun songket belum dapat dilaksanakan dengan baik hal ini disebabkan indikator yaitu: Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran, menyediakan sarana dan dukungan promosi dan mengembangkan lembaga pemasaran dan njaringan distribusi. Indikator tersebut sudah disosialisasikan dan di sampaikan kepada para pengrajin tenun songket tetapi pelaksanaannya belum dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan keinginan dari pengrajin untuk melaksanakan kurang dan pengawasan pelaksanaan dari Dinas kurang dilaksanakan dengan baik. Sementara yang jalan pada saat sekarang hanya pada indikator mengikutkan dalam kegiatan pemerintah untuk kegiatan bazar atau promosi. Jadi dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan promosi tenun songket yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrin dan perdagangan pada bidang industri dan kerajinan hasilnya adalah cukup baik, yaitu ditanggapi oleh responden sebanyak 8 responden atau sebesar 44,44% faktor yang dominan yaitu menyediakan sarana dan dukungan promosi. Faktor faktor penghambat pembinaan promosi tenunan songket Winda oleh Bidang Industri dan Kerajinan Disperindag Pekanbaru 1. Peralatan sangat sederhana Karena peralatan tenun masih sangat sederhana maka untuk menyelesaikan hasil tenunan memakan waktu terlalu lama satu potong kain untuk penyelesaiannyua memakan waktu hampir 1 sampai 2 bulan. 2. Harga terlalu tinggi sehingga yang bisa membeli hanya golongan menengah keatas. Bahan baku untuk menghasilkan kain songket Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 13

14 susah didapat seperti benang mas impor sedangkan bahan lain tidak tersedia di pasar lokal harus didatangkan dari daerah pulau Jawa. Sedangkan upah tenaga kerja juga tinggi. SIMPULAN Hasil penelitian dan analisis pembinaan promosi tenun songket yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrin dan perdagangan pada bidang industri dan kerajinan hasilnya adalah cukup baik, yaitu ditanggapi oleh responden sebanyak 8 responden atau sebesar 44,44% faktor yang dominan yaitu menyediakan sarana dan dukungan promosi. Faktor faktor penghambat pembinaan promosi tenunan songket Winda oleh Bidang Industri dan Kerajinan Disperindag Pekanbaru yaitu : Peralatan sangat sederhana, Harga terlalu tinggi sehingga yang bisa membeli hanya golongan menengah keatas. DAFTAR PUSTAKA Ahyari Agus Manajemen Produk. Karaihi, Jakarta Basu Swasta, DH Manajemen Pemasaran, Jakarta 2005 Mursyd Assuri,Drs, manajemen Produksi, Penerbit FE Universitas Lancang Kuning. Mursyd, M. Drs Manajamen Pemasaran. Bumi Aksara, Jakarta Jurnal NIARA vol. 1 No. 1 Th ( Edisi Khusus) 14

KIAT-KIAT MENDAPATKAN MODAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA DAN UNTUK MEMULAI USAHA DI DESA SEI MEMPURA KEC. MEMPURA KAB. SIAK.

KIAT-KIAT MENDAPATKAN MODAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA DAN UNTUK MEMULAI USAHA DI DESA SEI MEMPURA KEC. MEMPURA KAB. SIAK. KIAT-KIAT MENDAPATKAN MODAL UNTUK MENINGKATKAN USAHA DAN UNTUK MEMULAI USAHA DI DESA SEI MEMPURA KEC. MEMPURA KAB. SIAK. Nurpeni e-mail: pennymuryanto@yahoo.co.id Abstrak Proses transformasi ilmu yang

Lebih terperinci

PEMBINAAN PROMOSI TENUNAN SONGKET WINDA OLEH BIDANG INDUSTRI DAN KERAJINAN DISPERINDAG PEKANBARU

PEMBINAAN PROMOSI TENUNAN SONGKET WINDA OLEH BIDANG INDUSTRI DAN KERAJINAN DISPERINDAG PEKANBARU PEMBINAAN PROMOSI TENUNAN SONGKET WINDA OLEH BIDANG INDUSTRI DAN KERAJINAN DISPERINDAG PEKANBARU EllinielwatyNurpeni,Abdul Mirad niel_iskandar@yahoo.com Abstrak.Hasil penelitian dan analisis pembinaan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEROLEHAN MODAL DALAM MENINGKATKAN USAHA DI DESA SEI MEMPURA KECAMATAN MEMPURA KABUPATEN SIAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEROLEHAN MODAL DALAM MENINGKATKAN USAHA DI DESA SEI MEMPURA KECAMATAN MEMPURA KABUPATEN SIAK FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEROLEHAN MODAL DALAM MENINGKATKAN USAHA DI DESA SEI MEMPURA KECAMATAN MEMPURA KABUPATEN SIAK,Nurpeni Pennymuryanto@yahoo.co.id Abstrak Hasil penelitian dikategorikan cukup

Lebih terperinci

Motif yang diangkat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan menjadi variasi dengan simbolsimbol

Motif yang diangkat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan menjadi variasi dengan simbolsimbol PENGEMBANGAN USAHA TENUN SONGKET WINDA DI KOTA PEKANBARU PROPINSI RIAU Nurpeni,Ellinielwaty Pennymuryanto@yahoo.co.id Abstrak,Dari hasil kegiatan pembinaan tenun songket maka Tim mengumpulkan data sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang industri merupakan suatu program pemerintah untuk mencapai pembangunan nasiaonal. Oleh karena

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN PEMBERDAYAAN KEKUATAN EKONOMI PEREMPUAN INDONESIA DI KABUPATEN GARUT MELALUI BATIK GARUTAN Makalah ini disajikan pada Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, Pusat Penelitian Peranan Wanita (P3W), Lembaga Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli

Lebih terperinci

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian

Lebih terperinci

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 PROGRAM PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) ETAP 1 Nelly Masnila, 2 Faridah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis merupakan daratan rendah, rata-rata ketinggian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis merupakan daratan rendah, rata-rata ketinggian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Bengkalis 1. Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang terletak di bagian pesisir timur Pulau

Lebih terperinci

BASIL DAN PEMBAHASAN. A. Eksistensi Tenun Songket Melayu dan Batik Riau di Riau sebelum dan sesudah pemberlakuan ACFTA.

BASIL DAN PEMBAHASAN. A. Eksistensi Tenun Songket Melayu dan Batik Riau di Riau sebelum dan sesudah pemberlakuan ACFTA. BASIL DAN PEMBAHASAN A. Eksistensi Tenun Songket Melayu dan Batik Riau di Riau sebelum dan sesudah pemberlakuan ACFTA. Kita Boleh dan boleh berbesar hati serta bersyuknr dilahirkan sebagai bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, yang biasanya selalu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas dan persaingan global menuntut setiap perusahaan menerapkan strategi penjualan yang tepat. Dalam ilmu ekonomi, strategi pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan disimpulkan hasil penellitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul Tenun Songket Palembang 1980-2000 (Kajian Sosial Budaya Tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BENGKAYANG, bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak keanekaragaman budaya salah satunya yaitu kerajinan tangan. Menurut Hakim (2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI

PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI Margarettha*ª, Nela Safelia** dan Hasriati Nasution* *Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNJA **Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui observasi awal di lapangan yang telah dilakukan di sekolah- sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui observasi awal di lapangan yang telah dilakukan di sekolah- sekolah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Melalui observasi awal di lapangan yang telah dilakukan di sekolah- sekolah MTs/SMP baik Negeri maupun Swasta diperoleh informasi bahwa kebanyakan muatan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini komunikasi modern, pendidikan, serta proses modernisasi telah membawa banyak dampak. Terutama pada perubahanperubahan dalam masyarakat dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha (Studi Pada Kelompok Usaha

Lebih terperinci

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hasil karya rakyat bangsa yang sampai saat ini masih membuat dunia terkagum-kagum dan bahkan terpesona adalah Batik. Batik merupakan produk budaya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Predikat Kota Batik telah sejak lama melekat pada Kota Pekalongan dan dikenal hingga ke mancanegara, terbukti dengan adanya sebutan The World City of Batik sehingga menjadi kebanggaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena ditunjang oleh sistem pemerintahan yang desentralisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis pada saat itu telah mengganggu seluruh

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat Palembang sejak dahulu dan merupakan benda yang mengandung banyak nilai di dalamnya, seperti nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya kerjasama ekonomi ASEAN akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Asean Ekonomic Community

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN A. Lembaga dan Peranannya Lembaga: organisasi atau kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. RIWAYAT HIDUP... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. RIWAYAT HIDUP... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Masalah Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Barat selain terkenal dengan keindahan alam dan keramah tamahan masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto Gadang, Koto

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang berorientasi pertumbuhan di masa lalu telah menumbuhkan suatu kesenjangan yang besar, dimana laju pertumbuhan ekonomi tidak seimbang dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Kegiatan inti dari sekolah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN USAHA KECIL BAGI MAHASISWA WIRAUSAHA

PENGELOLAAN USAHA KECIL BAGI MAHASISWA WIRAUSAHA Makalah Presentasi Pada Pelatihan Pendirian dan pengelolaan Business Centre untuk mahasiswa yang diselenggarakan oleh EEC UNY pada tanggal 15 Oktober 2011 di FE UNY PENGELOLAAN USAHA KECIL BAGI MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG KENDALA IBU RUMAH TANGGA ENGGAN BERWIRAUSAHA DI KELURAHAN UMBAN SARI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU. Nurpeni

ANALISIS TENTANG KENDALA IBU RUMAH TANGGA ENGGAN BERWIRAUSAHA DI KELURAHAN UMBAN SARI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU. Nurpeni ANALISIS TENTANG KENDALA IBU RUMAH TANGGA ENGGAN BERWIRAUSAHA DI KELURAHAN UMBAN SARI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU Nurpeni Dosen Tetap Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak, yang dalam kehidupan sosialnya, tidak terlepas dari suatu tradisi yang disebut dengan

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA Nina Fahriana 1* Yusnawati 2 Nurlaila Handayani 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini terdapat disetiap daerah terdiri dari keragaman

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Sejarah berdirinya perusahaan batik Putra Laweyan Solo ini berawal dari didirikannya perusahaan batik Bintang Mulya pada tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi 64 BAB V KESIMPULAN Nareh Hilir merupakan satu diantara 17 desa yang berada di kawasan Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi sentra sulaman benang emas di kota Pariaman,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa

Lebih terperinci

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016 SOSIALISASI MOTIF DAN BUDAYA KARAWO MELALUI PELATIHAN APLIKASI TEMPLATE KARAWO YANG

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA Tim Peneliti: M. Azzam Manan, DTP Kusumawardhani, Ujud Tahajuddin, Hayaruddin Siahaan, Rochmawati LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik, merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal, baik lokal maupun di dunia internasional. Batik sudah diakui dunia sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh akan keanekaragaman budaya. Salah satu keanekaragamannya dapat dilihat pada perbedaan dalam pakaian adat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM

BAB IV ANALISA SISTEM 71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari

Lebih terperinci

ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA

ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA Noneng Masitoh Irman Firmansyah Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Iindustri kerajinan bordir

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 123 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data dan pembahasan pada bab sebelum ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Karakteristik dan Kondisi Industri Tenun

Lebih terperinci

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR) Deannisa Hakika Putri I Wayan Suardana I GPB Sasrawan Mananda Email : deannisa@gmail.com PS. S1 Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam mendongkrak pendapatan di sektor usaha atau pendapatan daerah. Dunia pariwisata saat ini sudah mengalami

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era perekonomian global dewasa ini, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era perekonomian global dewasa ini, ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era perekonomian global dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

STRATEGI BISNIS USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DALAM MENGEMBANGANKAN USAHANYA

STRATEGI BISNIS USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DALAM MENGEMBANGANKAN USAHANYA STRATEGI BISNIS USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DALAM MENGEMBANGANKAN USAHANYA (Study pada Industri Ikat Tenun di Parengan Kecamatan Maduran-lamongan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG. TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG. TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SONGKET IBU NILAU DALAM USAHA MENINGKATKAN PENJUALAN SONGKET DI KECAMATAN TANJUNG BATU

STRATEGI PENGEMBANGAN SONGKET IBU NILAU DALAM USAHA MENINGKATKAN PENJUALAN SONGKET DI KECAMATAN TANJUNG BATU STRATEGI PENGEMBANGAN SONGKET IBU NILAU DALAM USAHA MENINGKATKAN PENJUALAN SONGKET DI KECAMATAN TANJUNG BATU Yopi Yunsepa 1) 1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi(STIE) Dwisakti Baturaja Jl. Prof. DR. Hamka No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah seni kerajinan di Indonesia sudah ada semenjak zaman pra sejarah yaitu zaman Neolitikum. Pada saat itu manusia mulai pada perkembangan hidup menetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU HODIDJAH, dkk ABSTRAKSI Dalam upaya meningkatkan kemandirian mahasiswa, diperlukan program yang menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Barat adalah tenun ikat Dayak. Tenun ikat Dayak merupakan salah satu kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat tetap dan eksklusif serta melekat pada pemiliknya. Hak kekayaan intelektual timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan dengan bagian manapun juga di dunia ini. Setiap suku di Indonesia mempunyai ciri khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke

Lebih terperinci

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan tumbuhan obat. Beberapa sumber menyebutkan terdapat sekitar 30 ribu jenis tanaman obat di sini. Dari jumlah sebanyak itu,

Lebih terperinci

BAB I. 2. Lokasi Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

BAB I. 2. Lokasi Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. BAB I 1. Judul Tema Pemberdayaan Tenun Rangrang sebagai Pendukung Pariwisata di Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung 2. Lokasi Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. 3. Bidang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMASARAN. MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

KONSEP DASAR PEMASARAN. MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. KONSEP DASAR PEMASARAN MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN PEMASARAN PENGERTIAN MANAJEMEN PEMASARAN KONSEP PEMASARAN METODE DAN PRINSIP PEMASARAN

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH A. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM di definisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di Indonesia tidak hanya untuk menikmati keindahan alam atau panoramanya saja. Lebih daripada itu sumber

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBUATAN HANDICRAFT DENGAN MEMANFAATKAN BARANG BEKAS SUATU UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

Kajian Kebijakan Inovatif Daerah Untuk Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan di Provinsi Riau

Kajian Kebijakan Inovatif Daerah Untuk Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan di Provinsi Riau Kajian Kebijakan Inovatif Daerah Untuk Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan di Provinsi Riau Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Provinsi Riau & Universitas Brawijaya Malang Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI KAIN TENUN LEJO PADA USAHA YUDI DI BENGKALIS

ANALISIS PRODUKSI KAIN TENUN LEJO PADA USAHA YUDI DI BENGKALIS ANALISIS PRODUKSI KAIN TENUN LEJO PADA USAHA YUDI DI BENGKALIS Muhammad Hamidi Administrasi Niaga Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei- Alam, Bengkalis Riau hamidisaid@polbeng.ac.id Abstrak Kain tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci